Pengaruh Pemberian Kalsium dan Vitamin D Terhadap Gambaran Histopatologis Ginjal Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.
vi
ABSTRACT
THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS
HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT’S KIDNEY
WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET
Elsa Patricia Anisah, 2014 1st Advisor : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes 2nd Advisor : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes
Background Calcium has many functions, one of those functions is to decrease body weight, while vitamin D helps improve the absorbtion of calcium in the intestine. The usage of calcium in order to reduce body weight could give side effect, especially histopathological image change in kidney .
Aim To assess the histopathological change of Wistar male rat’s kidney with the induction of high lipid diet in the result of the usage of calcium and vitamin D in order to reduce body weight.
Method A true experimental laboratory with a comparative Complete Randomized Design (CRD).Thirty Wistar male rats, which had initially underwent an adaptation period of 1 week, prior to the induction of high lipid diet on the 1st day and then continued until the 14th day. Subsequently, on the 15th day until the 42nd day, all of the rats were treated, which divided into six groups, the negative control (KN), the standard control (KS), 1st dose group (K1 : 45 mg Calcium/day), 2nd dose group (K2 : 45 mg of Calcium/day + 4,5 IU Vitamin D/day), 3rd dose group (K3 : 45 mg of Calcium/day + 9 IU of Vitamin D/day), and 4th dose group (K4 : 45 mg of Calsium/day + 18 IU of vitamin D/day). KS followed the standard diet while the rest of the group were given high lipid diet. On the 43th day, all of the rat’s kidney were observed. The parameters that were observed are tubular calcinosis, tubular atrophy, and inflammation. The data is analyzed using Kruskal-Wallis followed by Mann Whitney.
Result The highest median of total kidney damage was located in K3. From Kruskal-Wallis test showed a significant difference (P<0,000). Mann Whitney test showed a significant difference in all of the groups except in the comparison of K1 with KN and KS, K2 with K1, and K4 with K3.
Conclusion The usage of calcium and vitamin D to reduce the body weight change the histopathological image of white male Wistar rat’s kidney that has been induced with high lipid diet.
(2)
vii ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN
YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK
Elsa Patricia Anisah, 2014 Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Jeanny Ervie Ladi, dr., M.Kes
Latar Belakang Kalsium memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah menurunkan berat badan sedangkan vitamin D membantu meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Pemberian kalsium dalam menurunkan berat badan dapat memberikan efek samping, terutama pada gambaran histopatologis ginjal. Tujuan menilai perubahan gambaran histopatologis ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak akibat penggunaan kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan.
Metode Eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancang Acak Lengkap. Sampel menggunakan 30 tikus Wistar jantan, diadaptasi selama 1 minggu dan diinduksi pakan tinggi lemak dari hari ke-1 hingga hari ke 14. Setelah itu, pada hari ke -15 hingga hari ke-42 tikus Wistar mulai diberi perlakuan, dengan dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol negatif (KN), kontrol standar (KS), kelompok dosis 1 (K1 : Kalsium 45 mg/hari), kelompok dosis 2 (K2 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 4,5 IU/hari), kelompok dosis 3 (K3 : Kalsium 45mg/hari + Vitamin D 9 IU/hari), dan kelompok dosis 4 (K4 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 18 IU/hari). Semua kelompok diberi pakan tinggi lemak, kecuali KS diberi pakan standar. Pada hari ke-43, pengamatan preparat ginjal kanan pada seluruh tikus. Parameter yang diamati adalah kalsinosis tubulus, atrofi tubulus, dan derajat inflamasi. Uji statistik menggunakan Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Mann Whitney.
Hasil Nilai median jumlah kerusakan ginjal tertinggi pada kelompok K3. Uji Kruskal-Wallis ditemukan perbedaan yang bermakna (P<0,000). Uji Mann Whitney ditemukan perbedaan yang bermakna pada semua kelompok kecuali K1 terhadap KN dan KS, K2 terhadap K1, dan K4 terhadap K3.
Simpulan Pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis pada ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
(3)
viii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.4.1 Manfaat Akademis ... 2
1.4.2 Manfaat Praktis ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.6 Ginjal ... 5
1.6.1 Anatomi Ginjal ... 6
1.6.1.1 Peredaran Darah Ginjal ... 7
1.6.2 Histologi Ginjal ... 8
(4)
ix
1.7 Kalsium ... 15
1.7.1 Pengaturan Kalsium Dalam Cairan Ekstrasel dan Plasma ... 17
1.7.2 Absorbsi dan Ekskresi Kalsium ... 18
1.8 Vitamin D ... 19
1.9 Patogenesis Nefrokalsinosis ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Subjek Penelitian ... 25
3.1.1 Alat Penelitian ... 25
3.1.2 Subjek Penelitian ... 26
3.1.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.2 Metode Penelitian ... 26
3.2.1 Desain Penelitian ... 26
3.2.2 Variabel Penelitian ... 27
3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 27
3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 27
3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 28
3.2.4 Prosedur Kerja ... 28
3.2.4.1 Persiapan Hewan Coba ... 28
3.2.4.2 Prosedur Penelitian ... 29
3.2.5 Cara Pemeriksaan ... 30
3.2.5.1 Pengambilan Ginjal Tikus ... 30
3.2.5.2 Pembuatan Sediaan Histopatologi Ginjal Tikus ... 30
3.2.5.3 Pengamatan Sediaan Histopatologi Ginjal Tikus... 31
3.2.6 Metode Analisis ... 32
3.2.6.1 Hipotesis Statistik ... 32
3.2.6.2 Kriteria Uji ... 33
3.2.7 Aspek Etik Penelitian ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34
(5)
x
4.1.1 Perubahan Gambaran Histopatologi Ginjal ... 34
4.1.2 Uji Statistik ... 35
4.1.3 Hasil Preparat Ginjal Tikus ... 38
4.2 Pembahasan ... 40
4.3 Uji Hipotesis ... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 44
5.2 Simpulan Tambahan... 44
5.3 Saran ... 44
DAFTAR PUSTAKA ... 45
LAMPIRAN ... 47
(6)
xi
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK
Tabel 2.1 Rekomendasi dosis harian kalsium ... 16
Tabel 2.2 Dosis harian maksimal kalsium ... 17
Tabel 2.3 Rekomendasi dosis harian vitamin D... 21
Tabel 2.4 Dosis harian maksimal vitamin D ... 23
Tabel 4.1 Median ... 34
Tabel 4.2 Hasil Uji Kruskal-Wallis ... 35
Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Skor Mann Whitney ... 36
(7)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi Ginjal ... 5
Gambar 2.2 Nefron Ginjal... 9
Gambar 2.3 Glomerulus ... 10
Gambar 2.4 Tubulus Proksimal dan Tubulus Distal ... 11
Gambar 2.5 Tubulus Koligentes dan Ansa Henle ... 12
Gambar 2.6 Nefron Ginjal... 15
Gambar 2.7 Metabolisme Vitamin D ... 20
(8)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Perhitungan Gambaran Histopatologi ginjal ... 46
Lampiran 2 Hasil Uji Kruskal-Wallis ... 52
Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan Penelitian Ilmiah ... 56
Lampiran 4 Perhitungan Dosis ... 58
Lampiran 5 Komposisi Pakan Tinggi Lemak ... 59
(9)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mineral dan vitamin merupakan hal yang penting bagi tubuh. Ada berbagai jenis mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, antara lain kalsium dan vitamin D. Kalsium penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi, membantu kerja jantung, syaraf, otot, dan menurunkan berat badan. Vitamin D berguna untuk meningkatan penyerapan kalsium di usus halus (Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D, 2010).
Kalsium tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga dibutuhkan pasokan kalsium dari makanan atau suplemen. Sedangkan, vitamin D mudah diperoleh tubuh melalui pengubahan oleh sinar matahari pada kulit. Oleh karena itu, penggunaan kalsium dan vitamin D sering dikombinasikan agar dapat meningkatkan kerja kalsium dalam tubuh. (Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D, 2010)
Pemberian kalsium dalam menurunkan berat badan terbukti memberikan hasil yang baik. Hal ini terbukti pada penelitian yang dilakukan dengan pemberian kalsium sebanyak 36mg/hari selama 28 hari dapat menurunkan berat badan tikus Wistar jantan (Hidayat, et.al. 2013). Pemberian kalsium saja tidak cukup sehingga dibutuhkan vitamin D agar dapat menghasilkan efek yang lebih baik. (Hollick, 1996)
Pemberian kalsium dan vitamin D dapat memberikan berbagai efek samping ke organ tubuh, salah satunya adalah ginjal. Efek samping yang terjadi pada ginjal dapat berupa deposisi garam kalsium dalam parenkim ginjal atau disebut nefrokalsinosis dan pembentukan batu kalsium di ginjal (nefrolitiasis) yang membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan proses nefrokalsinosis yang lebih lanjut (Vervaet, 2009).
Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui efek samping pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan
(10)
2
terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
1.2.Identifikasi Masalah
Apakah pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologi pada ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
1.3.Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah menilai perubahan gambaran histopatologi pada ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak akibat pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Manfaat akademis adalah memberikan informasi ilmiah mengenai efek samping yang dapat terjadi pada gambaran histopatologi ginjal akibat pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis adalah memberi informasi kepada masyarakat tentang efek samping yang dapat terjadi pada ginjal akibat pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan.
(11)
3 1.5.Kerangka Pemikiran
Nefrokalsinosis adalah deposit garam kalsium dalam korteks atau medula ginjal yang dapat bersifat fokal atau difus. Penyebab terjadinya nefrokalsinosis bervariasi, salah satunya adalah keadaan hiperkalsemia (Bailey, et al., 2010). Kalsium memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme intraseluler maupun ekstraseluler, yaitu konduksi saraf, kontraksi otot, koagulasi, elektrolit, regulasi enzim, serta dalam menurunkan berat badan. Metabolisme kalsium diatur oleh beberapa hormon, yaitu paratyroid hormon (PTH), kalsitonin, 1,25-dihidroksivitamin D [1,25(OH)2D], ion kalsium, dan reseptor-reseptornya yang terdapat di ginjal, usus, dan tulang (Peacock, 2010).
Mekanisme kalsium dalam menurunkan berat badan dapat melalui perangsangan oleh produksi PTH dan 1,25 dihidroksivitamin D sehingga terjadi penghancuran lemak dan penurunan akumulasi lemak. Mekanisme lain dengan pengikatan kalsium pada lemak yang berada pada saluran pencernaan sehingga mencegah proses absorpsi lemak oleh usus (Richard, 2012).
Kadar kalsium dapat ditingkatkan melalui pemberian vitamin D. Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari. Sinar ultraviolet matahari mengubah 7-dehidrokolesterol yang ada pada permukaan kulit menjadi previtamin D. Bentuk ini dihidroksilasi di hati dan ginjal yang kemudian diaktifkan sehingga dapat meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan merangsang ginjal untuk menyerap kembali kalsium dari urin kembali ke aliran darah (Murray, et al., 2009).
Kadar kalsium dalam darah yang berlebihan dapat mengakibatkan terjadinya hiperkalsemia. Hiperkalsemia akan meningkatkan kadar kalsium dalam lumen tubulus ginjal sehingga dapat merangsang perubahan epitel tubulus ginjal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menilai efek yang ditimbulkan akibat pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan berdasarkan penelitian terdahulu (Hidayat, 2012), terhadap gambaran histopatologis ginjal tikus yang diinduksi pakan tinggi lemak.
(12)
4 1.6.Hipotesis Penelitian
Pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
(13)
44 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologi pada ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
5.2.Simpulan Tambahan
Dosis yang aman digunakan dalam penurunan berat badan adalah kalsium 2000 mg/hari). Penambahan vitamin D dapat menyebabkan perubahan gambaran histopatologi.
5.3.Saran
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek kalsium dan vitamin D terhadap gambaran histopatologis ginjal dengan waktu penelitian lebih dari 4 minggu.
(14)
63
RIWAYAT HIDUP
Nama : Elsa Patricia Anisah
Nomor Pokok Mahasiswa : 1110060
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1994
Alamat : Jl. Dukuh Kupang Timur XIV/23 Surabaya Riwayat Pendidikan :
TK Sukacita, Fakfak, Papua (1998-1999)
SD Katolik Santo Agustinus, Fakfak , Papua (1999-2005) SMP Katolik Santa Maria, Surabaya (2005-2008) SMA Katolik Santo Louis 1, Surabaya (2008-2011) Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
(15)
PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK
THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS
HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT’S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET
Meilinah Hidayat1, Jeanny Ervie Ladi2, Elsa Patricia Anisah3
1Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2Bagian Histologi, Universitas Kristen Maranatha
3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Kalsium memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah menurunkan berat badan sedangkan vitamin D membantu meningkatkan penyerapan kalsium di usus. Pemberian kalsium dalam menurunkan berat badan dapat memberikan efek samping, terutama pada gambaran histopatologis ginjal.
Tujuan penelitian ini adalah menilai perubahan gambaran histopatologis ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak akibat penggunaan kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan.
Penelitian menggunakan metode Eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancang Acak Lengkap. Sampel menggunakan 30 tikus Wistar jantan, diadaptasi selama 1 minggu dan diinduksi pakan tinggi lemak dari hari ke-1 hingga hari ke 14. Setelah itu, pada hari ke -15 hingga hari ke-42 tikus Wistar mulai diberi perlakuan, dengan dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol negatif (KN), kontrol standar (KS), kelompok dosis 1 (K1 : Kalsium 45 mg/hari), kelompok dosis 2 (K2 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 4,5 IU/hari), kelompok dosis 3 (K3 : Kalsium 45mg/hari + Vitamin D 9 IU/hari), dan kelompok dosis 4 (K4 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 18 IU/hari). Semua kelompok diberi pakan tinggi lemak, kecuali KS diberi pakan standar. Pada hari ke-43, pengamatan preparat ginjal kanan pada seluruh tikus. Parameter yang diamati adalah kalsinosis tubulus, atrofi tubulus, dan derajat inflamasi. Uji statistik menggunakan Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Mann Whitney.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis pada ginjal tikus Wistar, yaitu dengan diperoleh nilai median jumlah kerusakan ginjal tertinggi pada kelompok K3. Uji Kruskal-Wallis ditemukan perbedaan yang bermakna (P<0,000). Uji Mann Whitney ditemukan perbedaan yang bermakna pada semua kelompok kecuali K1 terhadap KN dan KS, K2 terhadap K1, dan K4 terhadap K3.
(16)
ABSTRACT
Calcium has many functions, one of those functions is to decrease body weight, while vitamin D helps improve the absorbtion of calcium in the intestine. The usage of calcium in order to reduce body weight could give side effect, especially histopathological image change in kidney.
The aim is to assess the histopathological change of Wistar male rat’s kidney with the induction of high lipid diet in the result of the usage of calcium and vitamin D in order to reduce body weight.
The method of this research is a true experimental laboratory with a comparative Complete Randomized Design (CRD).Thirty Wistar male rats, which had initially underwent an adaptation period of 1 week, prior to the induction of high lipid diet on the 1st day and then continued until the 14th day. Subsequently, on the 15th day until the 42nd day, all of the rats were treated, which divided into six groups, the negative control (KN), the standard control (KS), 1st dose group (K1 : 45 mg Calcium/day), 2nd dose group (K2 : 45 mg of Calcium/day + 4,5 IU Vitamin D/day), 3rd dose group (K3 : 45 mg of Calcium/day + 9 IU of Vitamin D/day), and 4th dose group (K4 : 45 mg of Calsium/day + 18 IU of vitamin D/day). KS followed the standard diet while the rest of the group were given high lipid diet. On the 43thday, all of the rat’s kidney were observed. The parameters that were observed are tubular calcinosis, tubular atrophy, and inflammation. The data is analyzed using Kruskal-Wallis followed by Mann Whitney.
The result proves that the usage of calcium and vitamin D to reduce the body weight change the histopathological image of white male Wistar rat’s kidney . The highest median of total kidney damage was located in K3. From Kruskal-Wallis test showed a significant difference (P<0,000). Mann Whitney test showed a significant difference in all of the groups except in the comparison of K1 with KN and KS, K2 with K1, and K4 with K3.
Keywords : Calcium, vitamin D, kidney histopathological, Wistar male rats. PENDAHULUAN
Mineral dan vitamin merupakan hal yang penting bagi tubuh. Ada berbagai jenis mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, antara lain kalsium dan vitamin D. Kalsium penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi, membantu kerja jantung, syaraf, otot, dan menurunkan berat badan. Vitamin D berguna untuk meningkatan penyerapan kalsium di usus halus 1.
Kalsium tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga dibutuhkan pasokan kalsium dari makanan atau suplemen. Sedangkan, vitamin D mudah diperoleh tubuh melalui pengubahan oleh sinar matahari pada kulit. Oleh karena itu, penggunaan kalsium dan vitamin D sering
dikombinasikan agar dapat meningkatkan kerja kalsium dalam tubuh 1. Pemberian
kalsium dalam menurunkan berat badan terbukti memberikan hasil yang baik. Hal ini terbukti pada penelitian yang dilakukan dengan pemberian kalsium sebanyak 36mg/hari selama 28 hari dapat menurunkan berat badan tikus Wistar jantan 2. Pemberian kalsium saja tidak
cukup sehingga dibutuhkan vitamin D agar dapat menghasilkan efek yang lebih baik 3.
Pemberian kalsium dan vitamin D dapat memberikan berbagai efek samping ke organ tubuh, salah satunya adalah ginjal. Efek samping yang terjadi pada ginjal dapat berupa deposisi garam kalsium dalam parenkim ginjal atau disebut nefrokalsinosis dan pembentukan batu kalsium di ginjal (nefrolitiasis) yang
(17)
membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan proses nefrokalsinosis yang lebih lanjut 4.
Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui efek samping pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
BAHAN DAN CARA
Penelitian menggunakan metode Eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancang Acak Lengkap. Sampel yang digunakan adalah 30 ekor tikus Wistar jantan, diadaptasi selama 1 minggu dan diinduksi pakan tinggi lemak dari hari ke-1 hingga hari ke 14. Setelah itu, pada hari ke -15 hingga hari ke-42 tikus Wistar mulai diberi perlakuan, dengan dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol negatif (KN), kontrol standar (KS), kelompok dosis 1 (K1 : Kalsium 45 mg/hari), kelompok dosis 2 (K2 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 4,5 IU/hari), kelompok dosis 3 (K3 : Kalsium 45mg/hari + Vitamin D 9 IU/hari), dan kelompok dosis 4 (K4 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 18 IU/hari). Semua kelompok diberi pakan tinggi lemak, kecuali KS diberi pakan standar.
Pada hari ke-43, dilakukan pengambilan ginjal bagian kanan setiap ekor tikus dan dibuat preparat patologi anatomi dengan menggunakan pewarnaan Hematoksisilin Eosin. Setelah itu, semua preparat dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x untuk mencari adanya perubahan gambaran histopatologis berupa kalsinosis tubulus, atrofi tubulus, dan derajat inflamasi. Parameter tersebut dilihat pada 10 lapang pandang yang berbeda pada tiap preparat, kemudian dihitung median dari 10 lapang pandang tersebut.
ANALISIS DATA
Analisis data menggunakan statistik dengan metode Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan metode Mann Whitney. Apabila pada metode Kruskal-Wallis ditemukan hasil yang signifikan yaitu P < 0,05 maka akan dilanjutkan dengan metode Mann Whitney. Pada metode Mann Whitney akan ditemukan kelompok mana saja yang memiliki perbedaan yang bermakna yaitu dengan P<0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis pada ginjal tikus Wistar. Hal ini terlihat dari hasil uji Kruskal-Wallis memperlihatkan Asymp. Sig sebesar 0,000 ( P < 0,01) pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji Kruskal-Wallis Kruskal Wallis
Kelompok N Mean Rank
Hasil
Negatif 5 6,50 Standart 5 6,50 1 5 11,80 2 5 17,20 3 5 25,80 4 5 25,20 Total 30
Test Statistics Hasil Chi-Square 26,334
df 5
(18)
Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Skor Mann Whitney
Negatif Standar K1 K2 K3 K4 Negatif ns1,000 ns0,053 **0,004 **0,005 **0,005 Standar 1,000 ns0,053 **0,004 **0,005 **0,005 K1 ns0,054 **0,008 **0,008
K2 **0,007 **0,007
K3 ns0,743
K4
Hasil tersebut berarti H0 ditolak dan didapatkan perbedaan skor yang bermakna pada minimal satu kelompok perlakuan setelah diberikan kalsium dan vitamin D. Setelah itu analisis statistik dilanjutkan dengan uji post Hoc ( Mann Whitney test ) untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan skor yang bermakna. Hasil uji beda skor antar kelompok perlakuan dengan metode Mann Whitney dapat dilihat pada tabel 4.3.
Hasil uji Mann Whitney menunjukan KN jika dibandingkan dengan KS dan K1 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Kemudian jika KN dibandingkan dengan K2, K3, dan K4 didapatkan perbedaan yang sangat bermakna.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis diperoleh perbedaan yang sangat signifikan minimal pada satu pasang kelompok perlakuan. Uji statistik dilanjutkan dengan
uji Post Hoc dengan metode Mann
Whitney, hasilnya memperlihatkan kelompok mana saja yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Kelompok dengan dosis kalsium yang ditambahkan dengan vitamin D memberikan efek yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan kelompok yang diberi kalsium saja. Hal ini disebabkan oleh vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium pada usus halus sehingga kadar kalsium pada darah akan meningkat.
Penggunaan kalsium dengan vitamin D dalam menurunkan berat badan dapat memberikan efek pada ginjal. Efek yang ditimbulkan dapat berupa terjadinya penumpukan garam kalsium pada ginjal atau yang disebut dengan nefrokalsinosis. Mekanisme terjadinya nefrokalsinosis dimulai dengan adanya peningkatan kadar kalsium pada darah yang berefek pada ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di lumen tubulus ginjal akan mengubah fenotip tubulus tersebut dan menurunkan fungsinya. Perubahan fenotip pada awalnya dapat berupa pembesaran sel tubulus yang disebut sebagai tubular calsinosis, sedangkan perubahan tahap akhir dapat terjadi tubular atrophy . Proses ini akan mengakibatkan terjadinya kerusakan tubulus dan memancing timbulnya inflamasi 5.
Pada tabel 4.2 median pada kelompok 3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok 4. Hal ini terlihat dari skor inflamasi yang lebih banyak ditemukan pada kelompok 3 daripada kelompok 4 yang memiliki dosis vitamin D lebih besar daripada kelompok 3. Hal ini disebabkan oleh vitamin D memiliki bentuk aktif yaitu, kalsitriol, yang dapat menghambat sitokin dan kemokin proinflamasi 6.
Dengan demikian, vitamin D dapat berfungsi juga sebagai antiinflamasi sehingga semakin tinggi dosis vitamin D
(19)
akan semakin menurunkan jumlah inflamasi pada kelompok 4 7 .
SIMPULAN
Pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis pada ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
Dosis yang aman digunakan dalam penurunan berat badan adalah kalsium 2000 mg/hari). Penambahan vitamin D dapat menyebabkan perubahan gambaran histopatologis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. Washington DC . 2010, National Academy Press. 2. Effect of Calcium against weight gain
and improved histopathologic fatty liver on male Wistar rats that fed high fat food. Hidayat, Meilinah, et al., et al. 2012, Obesity Research & Clinical Practice : 15.
3. Hollick. Vitamin D. 1996.
4.Nephrocalcinosis : new insight into mechanisms and consequences. Vervaet, Benjamin A, et al., et al. s.l. : Oxford University Press, Maret 18, 2009, Nephrology Dialysis Transplantation : 2030-2035.
5.Nephrocalcinosis induced by hyperoxaluria in rats. Cunha, Natalia Baraldi, et al., et al. 2013, Acta Cirúrgica Brasileira, 28 : 496.
6. Coussens, Anna K. National Institute for Medical Research. National Institute for Medical Research Web site. 2012. www.nimr.mrc.ac.uk. ISBN : 978-0-9572625-0-8.
7. Richard, Bryon J. wellness resources. 2012. www.wellnessresources.com.
(20)
45
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, R. L., Dodd, K. W., Goldman, J. A., Dwyer, J. T., Moshfegh, A. J., Sempos, C. T., et al. (2010, April). Estimation of total usual calcium and vitamin D intakes in the United States. J Nutr, 17-22.
Colin Tidy, d. (2012, 11 2). Nephrocalcinosis. Dipetik 10 12, 2014, dari www.patient.co.uk/doctor/nephrocalcinosis.
Coussens, A. K. (2012). National Institute for Medical Research. National Institute for Medical Research Web site: www.nimr.mrc.ac.uk
Cunha, N. B., Kawano, P. R., Padovani, C. R., Lima, F. d., Bernardes, S., Magalhaes, E. S., et al. (2013). Nephrocalcinosis induced by hyperoxaluria in rats. Acta Cirúrgica Brasileira, 28, 496.
Depkes RI. (1993). Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Phyto Medica. Departemen Kesehatan.
Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. (2010). National Academy Press. Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. (2007). Gray's Anatomy for Students. Elsevier. Goel, A., & Gaillard, F. (2010). Medullary nephrocalcinosis (4th ed.). LWW.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Elsevier. Harjanto, D. D., Saraswati, R. M., & Suastika, K. (2008). Seorang penderita hipokalsemia berat oleh karena hipoparatiroidisme didapat. IX(9).
Hidayat, M., Prahastuti, S., Tiono, H., Dianawati, D., & Marcella. (2012). Effect of Calcium against weight gain and improved histopathologic fatty liver on male Wistar rats that fed high fat food. Obesity Research & Clinical Practice, 15.
Hollick. (1996). Vitamin D.
Kemas, A. H. (2000). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Laurence DR, & Bacharach AL. (1964). Evaluation Drug Activities : Pharmacometrics. Marcella. (2012). Pengaruh Kalsium terhadap Perbaikan Gambaran Histopatologis Perlemakan Hati pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak. 51.
(21)
46
Murray, R. K., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Rodwell, V. W., Weil, P. A., et al. (2009). Harper's Illustrated Biochemistry (20th Edition ed.). New York: Mc Graw Hill.
National Institute of Health. Dipetik 10 13, 2014, dari National Institute of Health: http://www.ods.od.nih.gov
Peacock, M. (2010). Calcium Metabolism in Health and Disease. Clin J Am Soc Nephrol , 23–S30.
Prabahar, M. R., Manorajan, R., Fernando, M., Venkatraman, R., Balaraman, V., & Jayakumar, M. (2006). Nphrocalcinosis in siblings-familial hypomagnesia. hypercalciuria with Nephrocalcinosis. JAPI, 497.
Rahardjo, D., & Hamid, R. (2004). Perkembangan penatalaksanaan batu ginjal di RSCM tahun 1997-2004. J I Bedah Indonesia, 58-63.
Richard, B. J. (2012). wellness resources. Diambil kembali dari www.wellnessresources.com
Robertson, W. G. (1993). metabolic bone and stone disease. New york: churchill Livingston.
Saarela, T. (1999). Nephrocalcinosis in Infants.
Sherwood, L. (2010). Human Physiology From Cells to System (7th ed.). Yolanda Cossio. Vervaet, B. A., Verhulst, A., De Broe, M. E., & D'Haese, P. C. (2010, June 23). The tubular epithelium in the initiation and course of intratubular nephrocalcinosis. Springer. Vervaet, B. A., Verhulst, A., D'Haese, P. C., & De Broe, M. E. (2009, Maret 18). Nephrocalcinosis : new insight into mechanisms and consequences. Nephrology Dialysis Transplantation, 2030-2035.
Wibowo, D. S., & Widjaya , P. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Indonesia: Grasindo. Young, B., Lowe, J., Stevens, A., & Heath, J. W. (2007). weather's Functional Histology. Elsevier.
(1)
ABSTRACT
Calcium has many functions, one of those functions is to decrease body weight, while vitamin D helps improve the absorbtion of calcium in the intestine. The usage of calcium in order to reduce body weight could give side effect, especially histopathological image change in kidney.
The aim is to assess the histopathological change of Wistar male rat’s kidney with the induction of high lipid diet in the result of the usage of calcium and vitamin D in order to reduce body weight.
The method of this research is a true experimental laboratory with a comparative Complete Randomized Design (CRD).Thirty Wistar male rats, which had initially underwent an adaptation period of 1 week, prior to the induction of high lipid diet on the 1st day and then continued until the 14th day. Subsequently, on the 15th day until the 42nd day, all of the rats were treated, which divided into six groups, the negative control (KN), the standard control (KS), 1st dose group (K1 : 45 mg Calcium/day), 2nd dose group (K2 : 45 mg of Calcium/day + 4,5 IU Vitamin D/day), 3rd dose group (K3 : 45 mg of Calcium/day + 9 IU of Vitamin D/day), and 4th dose group (K4 : 45 mg of Calsium/day + 18 IU of vitamin D/day). KS followed the standard diet while the rest of the group were given high lipid diet. On the 43thday, all of the rat’s kidney were observed. The parameters that were observed are tubular calcinosis, tubular atrophy, and inflammation. The data is analyzed using Kruskal-Wallis followed by Mann Whitney.
The result proves that the usage of calcium and vitamin D to reduce the body weight change the histopathological image of white male Wistar rat’s kidney . The highest median of total kidney damage was located in K3. From Kruskal-Wallis test showed a significant difference (P<0,000). Mann Whitney test showed a significant difference in all of the groups except in the comparison of K1 with KN and KS, K2 with K1, and K4 with K3.
Keywords : Calcium, vitamin D, kidney histopathological, Wistar male rats.
PENDAHULUAN
Mineral dan vitamin merupakan hal yang penting bagi tubuh. Ada berbagai jenis mineral dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh, antara lain kalsium dan vitamin D. Kalsium penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tulang dan gigi, membantu kerja jantung, syaraf, otot, dan menurunkan berat badan. Vitamin D berguna untuk meningkatan penyerapan kalsium di usus halus 1. Kalsium tidak dapat dibentuk oleh tubuh sehingga dibutuhkan pasokan kalsium dari makanan atau suplemen. Sedangkan, vitamin D mudah diperoleh tubuh melalui pengubahan oleh sinar matahari pada kulit. Oleh karena itu, penggunaan kalsium dan vitamin D sering
dikombinasikan agar dapat meningkatkan kerja kalsium dalam tubuh 1. Pemberian kalsium dalam menurunkan berat badan terbukti memberikan hasil yang baik. Hal ini terbukti pada penelitian yang dilakukan dengan pemberian kalsium sebanyak 36mg/hari selama 28 hari dapat menurunkan berat badan tikus Wistar jantan 2. Pemberian kalsium saja tidak cukup sehingga dibutuhkan vitamin D agar dapat menghasilkan efek yang lebih baik 3. Pemberian kalsium dan vitamin D dapat memberikan berbagai efek samping ke organ tubuh, salah satunya adalah ginjal. Efek samping yang terjadi pada ginjal dapat berupa deposisi garam kalsium dalam parenkim ginjal atau disebut nefrokalsinosis dan pembentukan batu kalsium di ginjal (nefrolitiasis) yang
(2)
membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan proses nefrokalsinosis yang lebih lanjut 4.
Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian ini untuk mengetahui efek samping pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan terhadap perubahan gambaran histopatologi ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
BAHAN DAN CARA
Penelitian menggunakan metode Eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancang Acak Lengkap. Sampel yang digunakan adalah 30 ekor tikus Wistar jantan, diadaptasi selama 1 minggu dan diinduksi pakan tinggi lemak dari hari ke-1 hingga hari ke 14. Setelah itu, pada hari ke -15 hingga hari ke-42 tikus Wistar mulai diberi perlakuan, dengan dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol negatif (KN), kontrol standar (KS), kelompok dosis 1 (K1 : Kalsium 45 mg/hari), kelompok dosis 2 (K2 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 4,5 IU/hari), kelompok dosis 3 (K3 : Kalsium 45mg/hari + Vitamin D 9 IU/hari), dan kelompok dosis 4 (K4 : Kalsium 45 mg/hari + Vitamin D 18 IU/hari). Semua kelompok diberi pakan tinggi lemak, kecuali KS diberi pakan standar.
Pada hari ke-43, dilakukan pengambilan ginjal bagian kanan setiap ekor tikus dan dibuat preparat patologi anatomi dengan menggunakan pewarnaan Hematoksisilin Eosin. Setelah itu, semua preparat dilihat menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x untuk mencari adanya perubahan gambaran histopatologis berupa kalsinosis tubulus, atrofi tubulus, dan derajat inflamasi. Parameter tersebut dilihat pada 10 lapang pandang yang berbeda pada tiap preparat, kemudian dihitung median dari 10 lapang pandang tersebut.
ANALISIS DATA
Analisis data menggunakan statistik dengan metode Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan metode Mann Whitney. Apabila pada metode Kruskal-Wallis ditemukan hasil yang signifikan yaitu P < 0,05 maka akan dilanjutkan dengan metode Mann Whitney. Pada metode Mann Whitney akan ditemukan kelompok mana saja yang memiliki perbedaan yang bermakna yaitu dengan P<0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis pada ginjal tikus Wistar. Hal ini terlihat dari hasil uji Kruskal-Wallis memperlihatkan Asymp. Sig sebesar 0,000 ( P < 0,01) pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Uji Kruskal-Wallis
Kruskal WallisKelompok N Mean
Rank
Hasil
Negatif 5 6,50
Standart 5 6,50
1 5 11,80
2 5 17,20
3 5 25,80
4 5 25,20
Total 30
Test Statistics Hasil Chi-Square 26,334
df 5
(3)
Tabel 4.3. Hasil Uji Beda Skor Mann Whitney
Negatif Standar K1 K2 K3 K4
Negatif ns1,000 ns0,053 **0,004 **0,005 **0,005
Standar 1,000 ns0,053 **0,004 **0,005 **0,005
K1 ns0,054 **0,008 **0,008
K2 **0,007 **0,007
K3 ns0,743
K4
Hasil tersebut berarti H0 ditolak dan didapatkan perbedaan skor yang bermakna pada minimal satu kelompok perlakuan setelah diberikan kalsium dan vitamin D. Setelah itu analisis statistik dilanjutkan dengan uji post Hoc ( Mann Whitney test ) untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan skor yang bermakna. Hasil uji beda skor antar kelompok perlakuan dengan metode Mann Whitney dapat dilihat pada tabel 4.3.
Hasil uji Mann Whitney menunjukan KN jika dibandingkan dengan KS dan K1 tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Kemudian jika KN dibandingkan dengan K2, K3, dan K4 didapatkan perbedaan yang sangat bermakna.
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis diperoleh perbedaan yang sangat signifikan minimal pada satu pasang kelompok perlakuan. Uji statistik dilanjutkan dengan uji Post Hoc dengan metode Mann Whitney, hasilnya memperlihatkan kelompok mana saja yang menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Kelompok dengan dosis kalsium yang ditambahkan dengan vitamin D memberikan efek yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan kelompok yang diberi kalsium saja. Hal ini disebabkan oleh vitamin D meningkatkan absorpsi kalsium pada usus halus sehingga kadar kalsium pada darah akan meningkat.
Penggunaan kalsium dengan vitamin D dalam menurunkan berat badan dapat memberikan efek pada ginjal. Efek yang ditimbulkan dapat berupa terjadinya penumpukan garam kalsium pada ginjal atau yang disebut dengan nefrokalsinosis. Mekanisme terjadinya nefrokalsinosis dimulai dengan adanya peningkatan kadar kalsium pada darah yang berefek pada ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di lumen tubulus ginjal akan mengubah fenotip tubulus tersebut dan menurunkan fungsinya. Perubahan fenotip pada awalnya dapat berupa pembesaran sel tubulus yang disebut sebagai tubular calsinosis, sedangkan perubahan tahap akhir dapat terjadi tubular atrophy . Proses ini akan mengakibatkan terjadinya kerusakan tubulus dan memancing timbulnya inflamasi 5.
Pada tabel 4.2 median pada kelompok 3 lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok 4. Hal ini terlihat dari skor inflamasi yang lebih banyak ditemukan pada kelompok 3 daripada kelompok 4 yang memiliki dosis vitamin D lebih besar daripada kelompok 3. Hal ini disebabkan oleh vitamin D memiliki bentuk aktif yaitu, kalsitriol, yang dapat menghambat sitokin dan kemokin proinflamasi 6. Dengan demikian, vitamin D dapat berfungsi juga sebagai antiinflamasi sehingga semakin tinggi dosis vitamin D
(4)
akan semakin menurunkan jumlah inflamasi pada kelompok 4 7 .
SIMPULAN
Pemberian kalsium dan vitamin D dalam menurunkan berat badan mengubah gambaran histopatologis pada ginjal tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.
Dosis yang aman digunakan dalam penurunan berat badan adalah kalsium 2000 mg/hari). Penambahan vitamin D dapat menyebabkan perubahan gambaran histopatologis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. Washington DC . 2010, National Academy Press. 2. Effect of Calcium against weight gain
and improved histopathologic fatty liver on male Wistar rats that fed high fat food. Hidayat, Meilinah, et al., et al. 2012, Obesity Research & Clinical Practice : 15.
3. Hollick. Vitamin D. 1996.
4.Nephrocalcinosis : new insight into mechanisms and consequences. Vervaet, Benjamin A, et al., et al. s.l. : Oxford University Press, Maret 18, 2009, Nephrology Dialysis Transplantation : 2030-2035.
5.Nephrocalcinosis induced by hyperoxaluria in rats. Cunha, Natalia Baraldi, et al., et al. 2013, Acta Cirúrgica Brasileira, 28 : 496.
6. Coussens, Anna K. National Institute for Medical Research. National Institute for Medical Research Web site. 2012. www.nimr.mrc.ac.uk. ISBN : 978-0-9572625-0-8.
7. Richard, Bryon J. wellness resources. 2012. www.wellnessresources.com.
(5)
45
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, R. L., Dodd, K. W., Goldman, J. A., Dwyer, J. T., Moshfegh, A. J., Sempos, C. T., et
al. (2010, April). Estimation of total usual calcium and vitamin D intakes in the United
States. J Nutr, 17-22.
Colin Tidy, d. (2012, 11 2). Nephrocalcinosis. Dipetik 10 12, 2014, dari
www.patient.co.uk/doctor/nephrocalcinosis.
Coussens, A. K. (2012). National Institute for Medical Research.
National Institute for Medical Research Web site: www.nimr.mrc.ac.uk
Cunha, N. B., Kawano, P. R., Padovani, C. R., Lima, F. d., Bernardes, S., Magalhaes, E. S.,
et al. (2013). Nephrocalcinosis induced by hyperoxaluria in rats. Acta Cirúrgica
Brasileira, 28, 496.
Depkes RI. (1993). Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik.
Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alami Phyto Medica. Departemen
Kesehatan.
Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. (2010). National Academy Press.
Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. (2007). Gray's Anatomy for Students. Elsevier.
Goel, A., & Gaillard, F. (2010). Medullary nephrocalcinosis (4th ed.). LWW.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Elsevier.
Harjanto, D. D., Saraswati, R. M., & Suastika, K. (2008). Seorang penderita hipokalsemia
berat oleh karena hipoparatiroidisme didapat. IX(9).
Hidayat, M., Prahastuti, S., Tiono, H., Dianawati, D., & Marcella. (2012). Effect of Calcium
against weight gain and improved histopathologic fatty liver on male Wistar rats that
fed high fat food. Obesity Research & Clinical Practice, 15.
Hollick. (1996). Vitamin D.
Kemas, A. H. (2000). Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Laurence DR, & Bacharach AL. (1964). Evaluation Drug Activities : Pharmacometrics.
Marcella. (2012). Pengaruh Kalsium terhadap Perbaikan Gambaran Histopatologis
Perlemakan Hati pada Tikus Wistar Jantan yang Diberi Pakan Tinggi Lemak. 51.
(6)