Kampanye Mengangkat Potensi Remaja Difabel untuk Membangun Kesetaraan.
vii
ABSTRAK
KAMPANYE MENGANGKAT POTENSI REMAJA DIFABEL UNTUK MEMBANGUN KESETARAAN
Kasih Putri Raharja NRP 1064116
Keberhasilan suatu bangsa tak lepas dari poros penggerak anak muda. Potensi anak muda merupakan penerus masa depan bangsa, hal ini bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat untuk membuktikan rasa nasionalismenya. Kalangan difabel pun hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lainnya. Pada dasarnya difabel bukan kekurangan, melainkan bagian dari keberagaman, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapun tujuan dari kampanye ini yaitu untuk mengangkat potensi difabel sebagi role model merubah pola pikir dan memotivasi non difabel lainnya agar membuktikan bahwa keterbatasan bukan sebuah alasan untuk tidak berprestasi.
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara, kuesioner dan studi pustaka, bahwa remaja difabel pun mempunyai potensi yang sama dengan non difabel. Hal ini bertujuan untuk merubah pola pikir dan juga memotivasi non difabel untuk lebih berprestasi. Media utama yang digunakan dalam rancangan kampanye agar mampu merubah pola pikir target melalui media sosial dan media cetak. Didukung juga dengan membuat sebuah festival sebagai pembuka kampanye ini. Diharapkan melalui kampanye ini remaja di Indonesia khususnya kota Bandung dapat merubah pola pikir dan berusaha terus untuk berprestasi.
(2)
viii
ABSTRACT
CAMPAIGN TO RAISE THE POTENTIALS OF YOUTH WITH DISABILITY FOR EQUALITY STATUS
Kasih Putri Raharja NRP 1064116
The success of a nation is determines by teenagers. Their potentials are asset to be the successor of a nation. Therefore, it could be done by the society to shows their nationalism. The youth with ability disorder is a part of society that could not be stand alone. Basically, disabled is not a weakness that they have, it is only a unique way to show their identity to be a part of the diversity. Everyone has good sides and weaknesses themselves.
Thus, this campaign is aim to raise the potentials of youth with disability as a role models to motivate and change the paradigm of the non-disabled that a limitation is not an excuse to get a great achievement.
The instrument that used by the writer to collect the data is conduct an interview, questioner and related literature. Based on them, the writer has concluded that youth with disability has an equal potential to non-disabled youth. This campaign becomes the main media to change the paradigm through social media and printed media. It also supported by hold a festival as the opening of this campaign. The writer trusts that through this campaign, the youth treated them equally and compete to get a great achievement.
(3)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2
1.2.1 Ruang Lingkup ... 3
1.3 Tujuan Perancangan ... 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3
1.5 Skema Perancangan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Teori Kampanye ... 6
2.2 Media Kampanye ... 10
2.3 Teori Komunikasi ... 11
2.4 Difabel ... 12
2.5 Teori Normalitas ... 13
2.6 Psikologi Perkembangan Remaja ... 14
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 16
3.1 Data dan Fakta ... 16
3.1.1 Kementerian Pemuda Dan Olahraga ... 16
(4)
x
3.1.3 Hasil Wawancara Psikolog Dr. Ishana Sabriani Borualogo, M.Si ... 21
3.1.4 Hasil Wawancara dengan Atlet Difabel Ibu Linda ... 22
3.1.5 Tinjauan Karya Sejenis ... 23
3.2 Analisis Terhadap permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 25
3.2.1 Hasil kuesioner ... 25
3.2.2 STP (Segmentasi Targeting Positioning) ... 31
3.2.3 SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) ... 32
3.2.4 Analisis Pemecahan Masalah ... 33
BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 34
4.1 Strategi Komunikasi ... 34
4.2 Konsep Kreatif ... 34
4.2.1 Konsep Visual ... 35
4.3 Konsep Media ... 37
4.4 Hasil Karya ... 39
4.5 Timeline Media ... 49
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 50
5.2 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN ... 53
DATA PENULIS ... 54
(5)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5
Gambar 3.1 Logo Kementerian Pemuda dan Olahraga ... 17
Gambar 3.2 Logo Indonesia Disabled Care Community (IDCC) ... 18
Gambar 3.3 Ibu Linda atlet difabel ... 23
Gambar 3.4 Poster sambut Asean Paragames ke 6 di Solo ... 24
Gambar 3.5 Poster sambut Asean Paragames ke 6 di Solo ... 24
Gambar 3.6 Poster sambut Asean Paragames ke 6 di Solo ... 25
Gambar 3.7 Poster sambut Asean Paragames ke 6 di Solo ... 25
Gambar 4.1 Palet warna yang digunakan ... 37
Gambar 4.2 Logo Kampanye ... 39
Gambar 4.3 Poster awareness 1 ... 40
Gambar 4.4 Poster awareness 2 ... 40
Gambar 4.5 Poster awareness 3 ... 41
Gambar 4.6 Poster informing 1 ... 42
Gambar 4.7 Poster informing 2 ... 42
Gambar 4.8 Poster informing 3 ... 43
Gambar 4.9 Mockup kedua poster pada instagram ... 44
Gambar 4.10 Poster event ... 44
Gambar 4.11 Umbul-umbul ... 45
Gambar 4.12 Baliho ... 45
Gambar 4.13 Mockup majalah ... 46
Gambar 4.14 Website ... 47
Gambar 4.15 Halaman Website ... 47
Gambar 4.16 Gimmick Totebag ... 45
Gambar 4.17 Gimmick T-shirt ... 46
(6)
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 25
Diagram 3.2 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 26
Diagram 3.3 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 26
Diagram 3.4 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 27
Diagram 3.5 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 28
Diagram 3.6 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 28
Diagram 3.7Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 30
Diagram 3.8 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 29
Diagram 3.9 Diagram hasil angket pada remaja tengah dan remaja akhir ... 29
(7)
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Keberhasilan suatu bangsa tak lepas dari poros penggerak anak muda. Potensi dan jati diri anak muda lah yang merupakan potensi penerus masa depan yang cerah. Namun anak muda sekarang ini kurang menggali dan menghargai potensi apa yang mereka punya. Ketika potensi anak muda digali dan dihargai oleh dirinya sendiri dan diterapkan maka dapat dijadikan contoh, hal ini bisa dilakukan oleh semua lapisan masyarakat untuk membuktikan rasa nasionalismenya.
Struktur lapisan masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik. Secara horisontal, ditandai dengan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat, dan kedaerahan. Secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai dengan adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah. Tidak dipungkiri bahwa kalangan difabel pun hadir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat lainnya. Keberadaan mereka pada dasarnya merupakan bagian dari keanekaragaman masyarakat yang tidak berbeda jauh dengan kelompok masyarakat lainnya. Mereka juga punya kesempatan untuk berpartisipasi secara setara dan wajar dalam setiap proses dinamika kehidupan masyarakat. Pada dasarnya difabel bukan kekurangan, melainkan bagian dari keberagaman masyarakat yang sama dengan manusia lainnya, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing pengetahuan, pertimbangan, orientasi kepentingan, ataupun pengalaman.
Difabel sendiri berasal dari singkatan berbahasa Inggris diffable yang merupakan kependekan dari differently able atau yang juga sering disebut different ability. Kata
diffabel pun telah diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi difabel. Akan tetapi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:327) kata difabel memiliki arti penyandang cacat.
(8)
Universitas Kristen Maranatha 2 Istilah difabel merupakan sebuah wacana upaya pengganti istilah penyandang disabilitas dan penyandang cacat. Wacana penggunaan istilah difabel dimaksudkan untuk memberi sikap positif yang menekankan pada perbedaan kemampuan dan bukan pada keterbatasan, ketidakmampuan atau kecacatan baik fisik maupun mental. (www.daksa.or.id, 21 Agustus 2014, 15.17). Indonesia sendiri memiliki undang undang no 4 Tahun 1997 Bab 1 Pasal 1 dijelaskan bahwa “penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya, yang terdiri dari : a. penyandang cacat fisik; b. penyandang cacat mental; c. penyandang cacat fisik maupun mental” (UUD,1997).
Difabel merupakan orang-orang “special” yang membutuhkan kerja keras yang besar untuk bisa membuktikan kelebihan atau potensinya salah satunya pada bidang olahraga, kesenian, pendidikan sebagai role model. Untuk membangun citra bahwa kalangan difabel maupun non difabel bisa berkemampuan dan berprestasi lebih dari apa yang diragukan akan cukup efektif bila dikaitkan dengan bidang keilmuan DKV, karena itulah dibuat sebuah kampanye yang berperan penting dalam memecahkan permasalahan dan menyampaikan sesuatu dengan cara yang menarik.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Permasalahan utama yang dihadapi adalah bahwa difabel mampu bersaing dengan non difabel lainnyadengan segala keterbatasannya dibuktikan oleh adanya atlet difabel. Hal ini terjadi karena kurangnya media komunikasi yang tepat sasaran. Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagaimana diuraikan pertanyaan–pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana membangun reaksi positif dari masyarakat terhadap difabel? 2. Bagaimana membangun motivasi untuk menggali dan meningkatkan potensi
(9)
Universitas Kristen Maranatha 3 1.2.1 Ruang Lingkup
Dalam laporan perancangan ini akan dibuat perancangan sebuah kampanye bertemakan mengangkat potensi remaja difabel untuk membangun kesetaraan. Target utama kampanye ini adalah remaja non difabel, remaja tengah - akhir (15-21 tahun) yang hidup di kota Bandung agar mereka dapat menggali dan meningkatkan potensi yang berada dalam dirinya.
1.3 Tujuan Perancangan
Adapun yang hendak dicapai dari rumusan masalah adalah berikut 1. Merubah reaksi atau anggapan bahwa difabel berbeda.
2. Mengajak non difabel agar mampu menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya sebagai penerus bangsa.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk metode pengumpulan data penulis melakukan beberapa riset untuk mengetahui permasalahan desain dan beberapa sebab diperlukannya kampanye.
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara : 1. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak terkait seperti narasumber, responden, dan mandatori. Wawancara yang dilakukan ada yang dilakukan secara lansgung tanya jawab, ada juga yang melalui email.
2. Observasi
Mencari data dengan terjun langsung ke komunitas dan instansi yang menaungi difabel untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diajukan.
(10)
Universitas Kristen Maranatha 4 3. Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada responden yang merupakan target kampanye ini untuk mengetahui sejauh mana responden mengetahui mengenai difabel.
4. Literatur / Studi Pustaka
Melakukan studi kepustakaan yang didapatkan melalui buku dan internet yang berguna untuk menunjang penelitian. Pada studi pustaka, teori yang relevan digunakan sebagai penunjang landasan pemikiran sebagai acuan dalam pemecahan masalah.
(11)
Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan
Fakta Masalah
Selama ini masyarakat memandang sebelah mata kalangan difabel. dengan berbagai opini negatif.
Hipotesa awal
Adanya difabel yang berprestasi, non difabel kurang menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya.
Pemecahan masalah
Merancang sebuah kampanye dimana difabel sebagi role model untuk memotivasi non difabel lainnya agar membuktikan bahwa keterbatasan bukan sebuah alasan untuk tidak berprestasi.
Strategi Komunikasi
STP SWOT
Pengumpulan Data :
Wawancara, Observasi, Kuesioner, Studi Pustaka.
Tujuan
Dengan membuat sebuah kampanye ini bisa mengangkat potensi difabel dan juga memotivasi non difabel agar mampu menggali dan
meningkatkan potensi yang dimiliki.
Analisis
Difabel merasa rendah diri untuk menggali potensinya dan adanya anggapan bahwa difabel mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melakukan apapun.
Media Utama
(12)
Universitas Kristen Maranatha 50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari survey yang telah dilakukan, persepsi remaja terhadap potensi dalam dirinya masih kurang digali dan reaksi difabel saat ini masih dirasakan mendiskriminasi. Mereka memiliki gambaran difabel itu selalu negatif, cacat, menyusahkan dan risih. Padahal bila mereka mengenal difabel lebih lagi. Masih banyak difabel yang memiliki kemampuan lebih dan sepatutnya remaja non difabel tergerak untuk ikut menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya, setelah mengetahui bahwa difabel pun mempunyai kemampuan reaksi negatif bisa berubah.
Setelah melakukan pengumpulan data, observasi, studi literatur dan wawancara, maka penulis menarik kesimpulan bahwa mengangkat potensi difabel dapat merubah reaksi remaja non difabel juga memotivasi remaja lainnya untuk terus berprestasi. Ini bisa membangun kesetaraan dengan tidak membeda-bedakan.
Dalam hal ini, penulis membuat kampanye mengangkat potensi remaja difabel untuk membangun kesetaraan. Kampanye ini juga didalamnya terdapat program pendukung yang dapat menginformasikan mengenai difabel mempunyai kemampuan dan hak sama seperti yang lainnya, juga bisa menginspirasi remaja non difabel untuk tetap semangat menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya.
5.2 Saran
Berikut ini penulis sampaikan juga saran yang ditujukan kepada sesama desainer komunikasi visual:
(13)
Universitas Kristen Maranatha 51
diharapkan sebagai desainer, kita harus memiliki pemikiran dan pandangan yang terbuka dan luas untuk melihat dan memilih strategi yang tepat dalam memecahkan masalah dari sisi desain komunikasi visual.
• Sebagai desainer diharapkan mampu menetapkan target pasar yang efektif dan sesuai untuk kampanye ini, juga mendalami kebiasaan dari target agar pemilihan media kampanye juga dapat ditetapkan dengan efektif.
(14)
Universitas Kristen Maranatha 52
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana.Deddy.2007. Komunikasi sebagai pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya. Elisabeth B. Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan, edisi kelima, alih bahasa, Istiwidayanti, Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Penerbit Nusa Indah, 1994
Liliweri.2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKiS. Monks, F.J.2002. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Cet. 14.: Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer). Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Roslan, Rusady.1997. Kampanye Public Relation. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Venus, Antar. 2007. Manajemen Kampanye Penduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Penerbit Simbiosa Rekatama. www.daksa.or.id, Diunduh pada 21 Agustus 2014, 15.17
www.dgi-indonesia.com, Diunduh 18 Agustus 2014, 09.11 www. idccofficial.com, Diunduh 1 September 2014, 17.31 www.kemenpora.go.id, Diunduh 12 September 2014, 21.11 www.who.int/en/. Diunduh 8 September 2014, 22.10
Undang-Undang
(1)
1.2.1 Ruang Lingkup
Dalam laporan perancangan ini akan dibuat perancangan sebuah kampanye bertemakan mengangkat potensi remaja difabel untuk membangun kesetaraan. Target utama kampanye ini adalah remaja non difabel, remaja tengah - akhir (15-21 tahun) yang hidup di kota Bandung agar mereka dapat menggali dan meningkatkan potensi yang berada dalam dirinya.
1.3 Tujuan Perancangan
Adapun yang hendak dicapai dari rumusan masalah adalah berikut 1. Merubah reaksi atau anggapan bahwa difabel berbeda.
2. Mengajak non difabel agar mampu menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya sebagai penerus bangsa.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk metode pengumpulan data penulis melakukan beberapa riset untuk mengetahui permasalahan desain dan beberapa sebab diperlukannya kampanye.
Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara : 1. Wawancara
Melakukan wawancara dengan pihak terkait seperti narasumber, responden, dan mandatori. Wawancara yang dilakukan ada yang dilakukan secara lansgung tanya jawab, ada juga yang melalui email.
2. Observasi
Mencari data dengan terjun langsung ke komunitas dan instansi yang menaungi difabel untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diajukan.
(2)
3. Kuesioner
Kuesioner disebarkan kepada responden yang merupakan target kampanye ini untuk mengetahui sejauh mana responden mengetahui mengenai difabel.
4. Literatur / Studi Pustaka
Melakukan studi kepustakaan yang didapatkan melalui buku dan internet yang berguna untuk menunjang penelitian. Pada studi pustaka, teori yang relevan digunakan sebagai penunjang landasan pemikiran sebagai acuan dalam pemecahan masalah.
(3)
1.5 Skema Perancangan
Fakta Masalah
Selama ini masyarakat memandang sebelah mata kalangan difabel. dengan berbagai opini negatif.
Hipotesa awal
Adanya difabel yang berprestasi, non difabel kurang menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya.
Pemecahan masalah
Merancang sebuah kampanye dimana difabel sebagi role model untuk memotivasi non difabel lainnya agar membuktikan bahwa keterbatasan bukan sebuah alasan untuk tidak berprestasi.
Strategi Komunikasi
STP SWOT
Pengumpulan Data :
Wawancara, Observasi, Kuesioner, Studi Pustaka.
Tujuan
Dengan membuat sebuah kampanye ini bisa mengangkat potensi difabel dan juga memotivasi non difabel agar mampu menggali dan
Analisis
Difabel merasa rendah diri untuk menggali potensinya dan adanya anggapan bahwa difabel mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melakukan apapun.
Media Utama
(4)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari survey yang telah dilakukan, persepsi remaja terhadap potensi dalam dirinya masih kurang digali dan reaksi difabel saat ini masih dirasakan mendiskriminasi. Mereka memiliki gambaran difabel itu selalu negatif, cacat, menyusahkan dan risih. Padahal bila mereka mengenal difabel lebih lagi. Masih banyak difabel yang memiliki kemampuan lebih dan sepatutnya remaja non difabel tergerak untuk ikut menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya, setelah mengetahui bahwa difabel pun mempunyai kemampuan reaksi negatif bisa berubah.
Setelah melakukan pengumpulan data, observasi, studi literatur dan wawancara, maka penulis menarik kesimpulan bahwa mengangkat potensi difabel dapat merubah reaksi remaja non difabel juga memotivasi remaja lainnya untuk terus berprestasi. Ini bisa membangun kesetaraan dengan tidak membeda-bedakan.
Dalam hal ini, penulis membuat kampanye mengangkat potensi remaja difabel untuk membangun kesetaraan. Kampanye ini juga didalamnya terdapat program pendukung yang dapat menginformasikan mengenai difabel mempunyai kemampuan dan hak sama seperti yang lainnya, juga bisa menginspirasi remaja non difabel untuk tetap semangat menggali dan meningkatkan potensi dalam dirinya.
5.2 Saran
Berikut ini penulis sampaikan juga saran yang ditujukan kepada sesama desainer komunikasi visual:
(5)
diharapkan sebagai desainer, kita harus memiliki pemikiran dan pandangan yang terbuka dan luas untuk melihat dan memilih strategi yang tepat dalam memecahkan masalah dari sisi desain komunikasi visual.
• Sebagai desainer diharapkan mampu menetapkan target pasar yang efektif dan
sesuai untuk kampanye ini, juga mendalami kebiasaan dari target agar pemilihan media kampanye juga dapat ditetapkan dengan efektif.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana.Deddy.2007. Komunikasi sebagai pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Elisabeth B. Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima, alih bahasa, Istiwidayanti, Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.
Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Penerbit Nusa Indah, 1994
Liliweri.2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LKiS.
Monks, F.J.2002. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Cet. 14.: Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer). Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Roslan, Rusady.1997. Kampanye Public Relation. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Venus, Antar. 2007. Manajemen Kampanye Penduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Penerbit Simbiosa Rekatama.
www.daksa.or.id, Diunduh pada 21 Agustus 2014, 15.17
www.dgi-indonesia.com, Diunduh 18 Agustus 2014, 09.11
www. idccofficial.com, Diunduh 1 September 2014, 17.31
www.kemenpora.go.id, Diunduh 12 September 2014, 21.11
www.who.int/en/. Diunduh 8 September 2014, 22.10
Undang-Undang