UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LOGARITMA DIKELAS X SMA PRIMBANA T.A. 2013/2014.
UPAYAMENINGKATKAN HASILBELAJAR SISWADENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI
LOGARITMA DI KELAS X SMAPRIMBANA T.A2013/2014
Oleh:
Hebri Anita Br Sinuraya
NIM 409411014
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MemperolehGelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
i
iv
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati penulis mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karuniaNyalah penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan baik .
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Logaritma Di Kelas X
SMA Primbana
T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. J. Ambarita, M. Pd selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada bapak
Mulyono, S.Si, M.Si, Drs. Syafari, M.Pd, dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran kepada penulis selama
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Ibu Dina Sapriyana, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SMA Primbana dan Ibu Elvrida, S.Pd selaku Guru Matematika
SMA Primbana yang telah banyak membantu penulis selama melakukan
penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kak Santi, Eva
Cronika Sister, Agriva, Rotua, Ita, Epi, teman-teman pelayan di KAKR dan juga
sahabat-sahabat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda D. Sinuraya
dan Ibunda B. Br Tarigan Abang dan Adik-adik saya tercinta Niko Demus
v
Sinuraya, Rayzekki Sinuraya serta mama tengah saya R. Tarigan yang sudah
berdoa dan memberi semangat dan dana dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan secara khusus buat Andos Nikky SM
Sembiring yang selalu ada setiap saat untuk mendampingi,mendukung dan
memotivasi penulis selama penulisan skripsi ini.
Penulis
telah
berupaya
dengan
semaksimal
menyelesaikan sripsi ini, namun penulis menyadari bahwa
mungkin
dalam
masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2013
Penulis
Hebri Anita Br Sinuraya
iii
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI
LOGARITMA DI KELAS X SMA PRIMBANA T.A 2013/2014
OLEH
HEBRI ANITA BR SINURAYA
(409411014)
Hasil observasi dan wawacancara dengan guru bidang study matematika
kelas X SMA Primbana menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih
dilakukan dengan pengajaran langsung berupa penyampaian materi lewat
ceramah, latihan dan memberikan tuggas-tugas dan jarang sekali guru mengajak
siswa untuk melakukan diskusi kelompok. Keadaan pembelajaran seperti ini
menyebabkan siswa tidak aktif dan tidak mempunyai keterampilan dalam
mengembangkan diri, sehingga hasil belajar siswa dalam materi logaritma masih
rendah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu dari tes
awal yang dilakukan peneliti hanya terdapat 11 orang siswa yang tuntas belajar
dari 32 jumlah siswa secara keseluruhan (34,4%).
Untuk mengatasi permasalah diatas maka dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi logaritma
di kelas X SMA Primbana pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dengan menerapkan
model pembelajaran Kooperative Tipe STAD. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X1 SMA Primbana. Teknik pengumpulan data penelitian
aktivitas belajar siswa mengunakan lembar observasi, sedangkan hasil belajar
siswa dilakukan dengan mengunakan tes. Teknik analisis data dilakukan dengan
tiga tahap, yakni mereduksi data, pemaparan data, dan penimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperative Tipe STAD diperoleh hasil analisis: (1) pada siklus I diperoleh 19
siswa (59,4%) yang telah mencapi tingkat ketuntasan belajar , sedangkan 13 siswa
(40,6%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil
belajar siswa 67,7. (2) dari siklus II diperoleh 28 siswa (87,5%) yang telah
mencapi tingkat ketuntasan belajar , sedangkan 4 siswa (12,5%) belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 75. (3) hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika pada materi logaritma dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berjalan dengan baik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi logaritma di kelas X1 SMA Primbana.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
5
1.3. Batasan Masalah
5
1.4. Perumusan Masalah
6
1.5. Tujuan Penelitian
6
1.6. Manfaat Penelitian
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
7
2.1. Kerangka Teori
7
2.1.1. Pengertian Belajar
7
2.1.2. Hasil Belajar
8
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
10
2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
10
2.1.3.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
14
2.1.3.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
15
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
16
2.1.4.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
16
2.1.4.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
20
2.1.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
vii
Kooperatif Tipe STAD
23
2.1.5. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
terhadap Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
24
2.1.6. Kajian Materi Logaritma
25
2.1.6.1. Definisi Logaritma
25
2.1.6.2. Menentukan Logaritma Suatu Bilangan
27
2.1.6.3. Menentukan Antilogaritma Suatu Bilangan
28
2.1.6.4. Sifat-Sifat Logaritma
29
2.2. Penelitian Relevan
31
2.3. Kerangka Konseptual
32
2.4. Hipotesis Tindakan
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
35
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
35
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
35
3.2.1. Subjek Penelitian
35
3.2.2. Objek Penelitian
35
3.3. Jenis Penelitian
35
3.4. Prosedur Penelitian
35
3.5. Alat Pengumpulan Data
41
3.5.1. Tes
41
3.5.2. Observasi
41
3.6. Teknik Analisis Data
41
3.6.1. Reduksi Data
42
3.6.2 Paparan Data
42
3.6.3. Menarik Kesimpulan
42
3.6.3.1. Menganalisis Hasil Belajar
43
3.6.3.2. Menganalisis Hasil Observasi
45
3.6.3.3. Kriteria Keberlanjutan Siklus
46
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47
4.1. Hasil Penelitian
47
4.1.1. Siklus I
47
4.1.1.1. Permasalahan I
47
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan 1 (Perencanaan Tindakan I)
49
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
49
4.1.1.4. Observasi I
52
4.1.1.5. Analisis Data I
52
4.1.1.5.1. Analisis Data Tes Hasil Belajar I
52
4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran I
53
4.1.1.6. Refleksi I
54
4.1.2. Siklus II
55
4.1.2.1. Permasalahan I
55
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II
55
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
56
4.1.2.4. Observasi II
57
4.1.2.5. Analisis Data II
58
4.1.2.5.1. Analisis Data Tes Hasil Belajar II
58
4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran II
59
4.1.2.6. Refleksi II
59
4.2 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
60
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
64
5.1. Kesimpulan
64
5.2. Saran
64
DAFTAR PUSTAKA
66
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
15
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu
21
Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok
22
Tabel 2.4 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
22
Tabel 3.1 Pedoman Skala Lima Normal Absolute
43
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Observasi
46
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal
48
Tabel 4.2 Gambaran persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
Tes Awal
48
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I
53
Tabel 4.4 Gambaran Presentase ketuntasan Belajar Siswa Pada THB I
53
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II
58
Tabel 4.6 Gambaran Presentase ketuntasan Belajar Siswa Pada THB II
58
Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus
63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
36
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)
68
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)
73
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)
78
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)
83
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
88
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
92
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II)
96
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
100
Lampiran 9 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
103
Lampiran 10 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
105
Lampiran 11 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II)
107
Lampiran 12 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
109
Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Awal
111
Lampiran 14 Lembar Validitas Tes Awal
112
Lampiran 15 Tes Awal
114
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Awal
115
Lampiran 17 Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar I
117
Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
118
Lampiran 19 Tes Hasil Belajar I
120
Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I
122
Lampiran 21 Kisi-Kisi Tes Hasil belajar II
124
Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II
125
Lampiran 23 Tes Hasil Belajar II
126
Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
127
Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Awal
129
Lampiran 26 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
131
Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Hasil belajar II
133
Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Awal
135
Lampiran 29 Daftar Nama Siswa
137
xii
Lampiran 30 Daftar Kelompok Diskusi Siklus I
139
Lampiran 31 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar I
141
Lampiran 32 Lembar Observasi Guru Siklus I
143
Lampiran 33 Daftar Kelompok Diskusi Siklus II
146
Lampiran 34 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar II
148
Lampiran 35 Lembar Observasi Guru Siklus II
150
Lampiran 36 Daftar Nama Validator
152
Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian
153
Lampiran 38 Lembar Kegiatan Penelitian
158
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu negara agar dapat
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Dengan
SDM yang berkualitas maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sehingga secara tidak langsung akan menjadikan bangsa tersebut semakin maju.
Dengan kata lain majunya suatu negara ditentukan oleh majunya pendidikan
dalam negara tersebut.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan, karena dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan
serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dan pemecahan masalah. Seperti
yang dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman 2009:253) bahwa :
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2)semua bidang memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3)merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.
Melihat betapa pentingnya mempelajari pelajaran matematika Pemerintah
terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia termasuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang matematika. Namun saat ini
kualitas Pendidikan Indonesia, khususnya dalam bidang matematika masih belum
membahagiakan. Hal ini terlihat dari fakta yang ditemukan di lapangan berbeda
dengan harapan. Seperti dijelaskan oleh Kunandar (2008:47) yaitu:
“Mutu pendidikan di Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih
rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari
sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja
karena minimnya kompetisi yang dimiliki. Kedua, laporan Third
1
2
Mathematics and Science Study (TIMMS), lembaga yang mengukur hasil
pendidikan dunia, bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia berada
di deretan 34 dari 38 negara (data UNESCO).”
Rendahnya hasil belajar matematika di Indonesia disebabkan oleh banyak
hal, salah satu penyebabnya adalah karena masih banyak siswa yang berpikir
bahwa matematika adalah bidang studi yang sulit untuk dipelajari. Hal ini senada
dengan pernyataan Abdurrahman (2009 :252) bahwa:
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik
yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar”.
Namun rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika tidak
seutuhnya merupakan kesalahan dari siswa. Karena guru juga ikut terlibat dalam
hal ini. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, jadi peran
guru bukan sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi juga rekan belajar, model
pembimbing, fasilitator, dan mengubah kesuksesan siswa mempercepat belajar.
Hal ini sesuai dengan penelitian Lazanov (dalam Syaiful, 2012:114) bahwa:
“Pengaruh guru sangat jelas terhadap kesuksesan belajar siswa, kemampuan dan
keterampilan baru akan berkembang jika diberikan lingkungan model yang
sesuai”.
Dengan demikian guru diharapkan dapat memilih model yang sesuai
dengan proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Tetapi kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu melaksanakan
variasi
pembelajaran.
Kebanyakan
guru
masih
menggunakan
metode
pembelajaran konvensional. Dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru,
sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
senada dengan pernyataan Trianto (2009: 5 ) yaitu:
“Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan, prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi
pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh
3
ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar
itu (belajar untuk belajar)”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi
matematika kelas X SMA Primbana pada tanggal 29 januari 2013, Ibu Elvrida
mengatakan bahwa dalam materi logaritma masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam hal menyelesaikan soal-soal logaritma. Berdasarkan pengalaman
Beliau selama mengajar di SMA Primbana khususnya pada soal logaritma yang
penyelesaiannya mengugunakan lebih dari 2 sifat ada sekitar 75 % siswa yang
tidak mampu untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal ini juga terlihat dari hasi tes
diagnostik yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas X2 SMA Primbana.
Dimana dari tes diagnostik tersebut
peneliti memperoleh data siswa yang
memperoleh nilai 70 adalah 1 orang (2,94%), siswa yang memperoleh nilai 67,5
adalah 2 orang (5,88%), siswa yang memperoleh nilai 65 adalah 3 orang (8,82%),
siswa yang memperoleh nilai 57,5 adalah 4 orang (11,76%), siswa yang
memperoleh nilai 55 adalah 3 oarang (8,82%), siswa yang memperoleh nilai 52,5
adalah 1 orang (2,94%), siswa yang memperoleh nilai 50 adalah 2 orang (5,88%),
siswa yang memperoleh nilai 47,5 adalah 9 orang (26,47%), siswa yang
memperoleh nilai 45 adalah 4 orang (11,76%), siswa yang memperoleh nilai 42,5
adalah 2 orang (5,88%), siswa yang memperoleh nilai 40 adalah 1 orang (2,94%),
siswa yang memperoleh nilai 35 adalah 1 orang (2,94%), dan siswa yang
memperoleh nilai 32,5 adalah 1 orang (2,94%). Dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) adalah 70. Ini berarti ada 33 orang (97,05%) siswa tidak
memenuhi KKM. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Jika hal ini dibiarkan
tentu akan berdampak buruk pada hasil belajar matematika siswa.
Selain itu pada waktu wawancara beliau juga mengatakan bahwa metode
yang digunakan selama ini dalam proses belajar adalah pengajaran langsung
berupa penyampaian materi lewat ceramah, latihan dan memberikan tugas-tugas.
Hal ini menunjukkan
proses pembelajaran yang terjadi
selama ini masih
cenderung satu arah yaitu guru sebagai pusat pembelajaran (teacher oriented) dan
siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Keadaan pembelajaran
seperti ini menjadikan siswa tidak komunitatif dan tidak mempunyai keterampilan
4
dalam mengembangkan diri, sehingga hasil belajar siswa dalam materi logaritma
masih rendah.
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka akan dilakukan
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan untuk memecahkan
masalah proses belajar mengajar yang selama ini terjadi dan dialami oleh guru dan
siswa. Dengan melakukan PTK maka akan ditemukan alternatif pemecahan
masalah tersebut sehingga masalah yang selama ini muncul dalam pembelajaran
akan dapat diselesaikan secara aktif dan bijaksana.Menurut Kunandar (2008:48)
mengatakan bahwa: “Dengan PTK kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam
proses belajar mengajar dapat teridentifikasi dan terdeteksi, untuk selanjudnya
dicari solusi yang tepat”.
Salah satu model pembelajaran matematika yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
model yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Menurut
Rusman (2011: 214) bahwa:
“ Model STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah model yang
paling tepat untuk mengerjakan materi-materi pelejaran ilmu pasti, seperti
perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan
mekanika, geogerafi dan keterampilan perpetaan, dan konsep-konsep sains
lainnya”.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD di kembangkan oleh Robert E. Slavin,
di mana pembelajaran tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik.
Dalam satu kelas peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota empat sampai lima orang, setiap kelompok haruslah heterogen. Sehingga
dalam proses Pembelajaran ditunjukkan adanya kolaborasi antara beberapa
pemikiran sehingga diperoleh pemahaman siswa yang lebih baik.
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
mengarahkan siswa belajar dengan cara mengkonstruksi berbagai
5
pengetahuan yang diperoleh dari belajar sendiri dan sharing dengan teman
sekelompoknya, sehingga dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Seperti yang dipaparkan oleh Slavin (2005:12) bahwa: “Gagasan
utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung
dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh
guru”.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada kehadiran
teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam
mempelajari materi dan mengajarkan tugas untuk mencapai tujuan yang sama,
menumbuhkan keberanian, adanya kebersamaan, membangun rasa percaya diri,
dan menghilangkan ketakutan terhadap matematika.
Berdasarkan
permasalahan diatas, maka
peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi
Logaritma Di Kelas X SMA Primbana T.A 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika di kelas masih monoton.
2. Proses Pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru sehingga
menyebabkan siswa lebih cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika
khususnya logaritma
4. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal
matematika khususnya logaritma
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka
penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan
6
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi logaritma di kelas X
SMA Primbana T.A 2013/2014.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi logaritma di kelas X SMA Primbana T.A
2013/2014?”.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peningkatan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi logaritma di kelas X SMA
Primbana T.A 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan dari
hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa yaitu dapat memperoleh model pengajaran yang baik,
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi logaritma.
2. Bagi guru yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar mengajar
3. Bagi sekolah yaitu sebagai bahan informasi untuk digunakan menjadi
salah satu alternatif yang baik terhadap sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti yaitu sebagai pengetahuan dan pegangan pada pembelajaran
matematika yang nantinya dapat digunakan apabila sudah menjadi
seorang guru.
5. Bagi peneliti lain yaitu sebagai informasi bagi peneliti yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada bab IV dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatife tipe STAD (Student Team Achievement
Division) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan.
Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dimana tes awal persentase ketuntasan
hasil belajar siswa secara klasikal masih 34,4% (belum tuntas) dengan nilai
rata-rata 59,1 (kategori sedang) menjadi 59,4% dengan nilai rata-rata 67,7
(kategori sedang) pada siklus I dan di akhir siklus II persentase ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal menjadi 87,5% (tuntas) dengan nilai rata-rata 75
(kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I
ke siklus II adalah 28,1%.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe
STAD dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai alternatif dalam
mata pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe STAD
hendaknya memmperhatikan langkah-langkah model pembelajaran terutama
pada pembagian kelompok sebaiknya guru memprioritaskan heterogenisme
kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin ras atau etnik dan membimbing
setiap kelompok secara merata dalam diskusi kelompok.
3. Bagi kepala sekolah hendaknya dapat mengkordinasi penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan guru-guru matematika di SMA Primbana.
64
65
4. Kepada peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan objek yang sama
supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, sehingga
diharapkan penelitian selanjudnya akan lebih baik.
5. Bagi peneliti selanjudnya yang melakukan penelitian di sekolah lain pada
materi yang berbeda diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan terkhusus pada mata pelajaran matematika.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto, & Rahardjo, Mulyo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hudojo, Herman. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Hasugian, Turian. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
SMA Tahun Ajaran 2009/2010. Medan: Skripsi FMIPA UNIMED.
Istarani. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Mediapersada.
. 2011. 58Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kanginan, Marthen. 2007. Cerdas Belajar Matematika untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Grafindo Media
Pratama.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru . Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.
Nurkancana,W. 1980. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman.2011. Model-Model Pembelajaran Mengebangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.
67
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta
CV.
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.
Sharan, Shlomo. Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia (Grup
Relasi Inti Media).
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Suprijono Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Winkel, WS. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI
LOGARITMA DI KELAS X SMAPRIMBANA T.A2013/2014
Oleh:
Hebri Anita Br Sinuraya
NIM 409411014
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat MemperolehGelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
i
iv
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati penulis mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas kasih dan karuniaNyalah penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan baik .
Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi Logaritma Di Kelas X
SMA Primbana
T.A 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. J. Ambarita, M. Pd selaku
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dalam
membimbing serta memberikan saran-saran kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada bapak
Mulyono, S.Si, M.Si, Drs. Syafari, M.Pd, dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku
Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran kepada penulis selama
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada
seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Ibu Dina Sapriyana, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SMA Primbana dan Ibu Elvrida, S.Pd selaku Guru Matematika
SMA Primbana yang telah banyak membantu penulis selama melakukan
penelitian.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kak Santi, Eva
Cronika Sister, Agriva, Rotua, Ita, Epi, teman-teman pelayan di KAKR dan juga
sahabat-sahabat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda D. Sinuraya
dan Ibunda B. Br Tarigan Abang dan Adik-adik saya tercinta Niko Demus
v
Sinuraya, Rayzekki Sinuraya serta mama tengah saya R. Tarigan yang sudah
berdoa dan memberi semangat dan dana dalam menyelesaikan studi di UNIMED.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan secara khusus buat Andos Nikky SM
Sembiring yang selalu ada setiap saat untuk mendampingi,mendukung dan
memotivasi penulis selama penulisan skripsi ini.
Penulis
telah
berupaya
dengan
semaksimal
menyelesaikan sripsi ini, namun penulis menyadari bahwa
mungkin
dalam
masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2013
Penulis
Hebri Anita Br Sinuraya
iii
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI
LOGARITMA DI KELAS X SMA PRIMBANA T.A 2013/2014
OLEH
HEBRI ANITA BR SINURAYA
(409411014)
Hasil observasi dan wawacancara dengan guru bidang study matematika
kelas X SMA Primbana menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar masih
dilakukan dengan pengajaran langsung berupa penyampaian materi lewat
ceramah, latihan dan memberikan tuggas-tugas dan jarang sekali guru mengajak
siswa untuk melakukan diskusi kelompok. Keadaan pembelajaran seperti ini
menyebabkan siswa tidak aktif dan tidak mempunyai keterampilan dalam
mengembangkan diri, sehingga hasil belajar siswa dalam materi logaritma masih
rendah. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu dari tes
awal yang dilakukan peneliti hanya terdapat 11 orang siswa yang tuntas belajar
dari 32 jumlah siswa secara keseluruhan (34,4%).
Untuk mengatasi permasalah diatas maka dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi logaritma
di kelas X SMA Primbana pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, dengan menerapkan
model pembelajaran Kooperative Tipe STAD. Subjek penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X1 SMA Primbana. Teknik pengumpulan data penelitian
aktivitas belajar siswa mengunakan lembar observasi, sedangkan hasil belajar
siswa dilakukan dengan mengunakan tes. Teknik analisis data dilakukan dengan
tiga tahap, yakni mereduksi data, pemaparan data, dan penimpulan.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperative Tipe STAD diperoleh hasil analisis: (1) pada siklus I diperoleh 19
siswa (59,4%) yang telah mencapi tingkat ketuntasan belajar , sedangkan 13 siswa
(40,6%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil
belajar siswa 67,7. (2) dari siklus II diperoleh 28 siswa (87,5%) yang telah
mencapi tingkat ketuntasan belajar , sedangkan 4 siswa (12,5%) belum mencapai
tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa 75. (3) hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika pada materi logaritma dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD berjalan dengan baik.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi logaritma di kelas X1 SMA Primbana.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
5
1.3. Batasan Masalah
5
1.4. Perumusan Masalah
6
1.5. Tujuan Penelitian
6
1.6. Manfaat Penelitian
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
7
2.1. Kerangka Teori
7
2.1.1. Pengertian Belajar
7
2.1.2. Hasil Belajar
8
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif
10
2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
10
2.1.3.2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
14
2.1.3.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
15
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
16
2.1.4.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
16
2.1.4.2. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
20
2.1.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
vii
Kooperatif Tipe STAD
23
2.1.5. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
terhadap Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
24
2.1.6. Kajian Materi Logaritma
25
2.1.6.1. Definisi Logaritma
25
2.1.6.2. Menentukan Logaritma Suatu Bilangan
27
2.1.6.3. Menentukan Antilogaritma Suatu Bilangan
28
2.1.6.4. Sifat-Sifat Logaritma
29
2.2. Penelitian Relevan
31
2.3. Kerangka Konseptual
32
2.4. Hipotesis Tindakan
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
35
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
35
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
35
3.2.1. Subjek Penelitian
35
3.2.2. Objek Penelitian
35
3.3. Jenis Penelitian
35
3.4. Prosedur Penelitian
35
3.5. Alat Pengumpulan Data
41
3.5.1. Tes
41
3.5.2. Observasi
41
3.6. Teknik Analisis Data
41
3.6.1. Reduksi Data
42
3.6.2 Paparan Data
42
3.6.3. Menarik Kesimpulan
42
3.6.3.1. Menganalisis Hasil Belajar
43
3.6.3.2. Menganalisis Hasil Observasi
45
3.6.3.3. Kriteria Keberlanjutan Siklus
46
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47
4.1. Hasil Penelitian
47
4.1.1. Siklus I
47
4.1.1.1. Permasalahan I
47
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan 1 (Perencanaan Tindakan I)
49
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
49
4.1.1.4. Observasi I
52
4.1.1.5. Analisis Data I
52
4.1.1.5.1. Analisis Data Tes Hasil Belajar I
52
4.1.1.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran I
53
4.1.1.6. Refleksi I
54
4.1.2. Siklus II
55
4.1.2.1. Permasalahan I
55
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II
55
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
56
4.1.2.4. Observasi II
57
4.1.2.5. Analisis Data II
58
4.1.2.5.1. Analisis Data Tes Hasil Belajar II
58
4.1.2.5.2. Analisis Data Hasil Observasi Proses Pembelajaran II
59
4.1.2.6. Refleksi II
59
4.2 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
60
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
64
5.1. Kesimpulan
64
5.2. Saran
64
DAFTAR PUSTAKA
66
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
15
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Individu
21
Tabel 2.3 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok
22
Tabel 2.4 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
22
Tabel 3.1 Pedoman Skala Lima Normal Absolute
43
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Observasi
46
Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Pada Tes Awal
48
Tabel 4.2 Gambaran persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pada
Tes Awal
48
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus I
53
Tabel 4.4 Gambaran Presentase ketuntasan Belajar Siswa Pada THB I
53
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Siklus II
58
Tabel 4.6 Gambaran Presentase ketuntasan Belajar Siswa Pada THB II
58
Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus
63
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
36
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I)
68
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I)
73
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II)
78
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II)
83
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
88
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
92
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II)
96
Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
100
Lampiran 9 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
103
Lampiran 10 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
105
Lampiran 11 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II)
107
Lampiran 12 Alternatif Jawaban Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II)
109
Lampiran 13 Kisi-Kisi Tes Awal
111
Lampiran 14 Lembar Validitas Tes Awal
112
Lampiran 15 Tes Awal
114
Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Awal
115
Lampiran 17 Kisi- Kisi Tes Hasil Belajar I
117
Lampiran 18 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
118
Lampiran 19 Tes Hasil Belajar I
120
Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I
122
Lampiran 21 Kisi-Kisi Tes Hasil belajar II
124
Lampiran 22 Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II
125
Lampiran 23 Tes Hasil Belajar II
126
Lampiran 24 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II
127
Lampiran 25 Pedoman Penskoran Tes Awal
129
Lampiran 26 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I
131
Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Hasil belajar II
133
Lampiran 28 Analisis Hasil Tes Awal
135
Lampiran 29 Daftar Nama Siswa
137
xii
Lampiran 30 Daftar Kelompok Diskusi Siklus I
139
Lampiran 31 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar I
141
Lampiran 32 Lembar Observasi Guru Siklus I
143
Lampiran 33 Daftar Kelompok Diskusi Siklus II
146
Lampiran 34 Analisis Hasil Evaluasi Tes Hasil Belajar II
148
Lampiran 35 Lembar Observasi Guru Siklus II
150
Lampiran 36 Daftar Nama Validator
152
Lampiran 37 Dokumentasi Penelitian
153
Lampiran 38 Lembar Kegiatan Penelitian
158
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi suatu negara agar dapat
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimilikinya. Dengan
SDM yang berkualitas maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sehingga secara tidak langsung akan menjadikan bangsa tersebut semakin maju.
Dengan kata lain majunya suatu negara ditentukan oleh majunya pendidikan
dalam negara tersebut.
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan, karena dengan belajar matematika diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasan
serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dan pemecahan masalah. Seperti
yang dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman 2009:253) bahwa :
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2)semua bidang memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3)merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam
berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan
kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha
memecahkan masalah yang menantang.
Melihat betapa pentingnya mempelajari pelajaran matematika Pemerintah
terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia termasuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang matematika. Namun saat ini
kualitas Pendidikan Indonesia, khususnya dalam bidang matematika masih belum
membahagiakan. Hal ini terlihat dari fakta yang ditemukan di lapangan berbeda
dengan harapan. Seperti dijelaskan oleh Kunandar (2008:47) yaitu:
“Mutu pendidikan di Indonesia dianggap oleh banyak kalangan masih
rendah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari
sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja
karena minimnya kompetisi yang dimiliki. Kedua, laporan Third
1
2
Mathematics and Science Study (TIMMS), lembaga yang mengukur hasil
pendidikan dunia, bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia berada
di deretan 34 dari 38 negara (data UNESCO).”
Rendahnya hasil belajar matematika di Indonesia disebabkan oleh banyak
hal, salah satu penyebabnya adalah karena masih banyak siswa yang berpikir
bahwa matematika adalah bidang studi yang sulit untuk dipelajari. Hal ini senada
dengan pernyataan Abdurrahman (2009 :252) bahwa:
“Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik
yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar”.
Namun rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika tidak
seutuhnya merupakan kesalahan dari siswa. Karena guru juga ikut terlibat dalam
hal ini. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar mengajar, jadi peran
guru bukan sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi juga rekan belajar, model
pembimbing, fasilitator, dan mengubah kesuksesan siswa mempercepat belajar.
Hal ini sesuai dengan penelitian Lazanov (dalam Syaiful, 2012:114) bahwa:
“Pengaruh guru sangat jelas terhadap kesuksesan belajar siswa, kemampuan dan
keterampilan baru akan berkembang jika diberikan lingkungan model yang
sesuai”.
Dengan demikian guru diharapkan dapat memilih model yang sesuai
dengan proses belajar mengajar agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Tetapi kenyataannya masih banyak guru yang belum mampu melaksanakan
variasi
pembelajaran.
Kebanyakan
guru
masih
menggunakan
metode
pembelajaran konvensional. Dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru,
sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
senada dengan pernyataan Trianto (2009: 5 ) yaitu:
“Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini
tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat
memprihatinkan, prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi
pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh
3
ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar
itu (belajar untuk belajar)”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi
matematika kelas X SMA Primbana pada tanggal 29 januari 2013, Ibu Elvrida
mengatakan bahwa dalam materi logaritma masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam hal menyelesaikan soal-soal logaritma. Berdasarkan pengalaman
Beliau selama mengajar di SMA Primbana khususnya pada soal logaritma yang
penyelesaiannya mengugunakan lebih dari 2 sifat ada sekitar 75 % siswa yang
tidak mampu untuk menyelesaikan soal tersebut. Hal ini juga terlihat dari hasi tes
diagnostik yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas X2 SMA Primbana.
Dimana dari tes diagnostik tersebut
peneliti memperoleh data siswa yang
memperoleh nilai 70 adalah 1 orang (2,94%), siswa yang memperoleh nilai 67,5
adalah 2 orang (5,88%), siswa yang memperoleh nilai 65 adalah 3 orang (8,82%),
siswa yang memperoleh nilai 57,5 adalah 4 orang (11,76%), siswa yang
memperoleh nilai 55 adalah 3 oarang (8,82%), siswa yang memperoleh nilai 52,5
adalah 1 orang (2,94%), siswa yang memperoleh nilai 50 adalah 2 orang (5,88%),
siswa yang memperoleh nilai 47,5 adalah 9 orang (26,47%), siswa yang
memperoleh nilai 45 adalah 4 orang (11,76%), siswa yang memperoleh nilai 42,5
adalah 2 orang (5,88%), siswa yang memperoleh nilai 40 adalah 1 orang (2,94%),
siswa yang memperoleh nilai 35 adalah 1 orang (2,94%), dan siswa yang
memperoleh nilai 32,5 adalah 1 orang (2,94%). Dengan Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) adalah 70. Ini berarti ada 33 orang (97,05%) siswa tidak
memenuhi KKM. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Jika hal ini dibiarkan
tentu akan berdampak buruk pada hasil belajar matematika siswa.
Selain itu pada waktu wawancara beliau juga mengatakan bahwa metode
yang digunakan selama ini dalam proses belajar adalah pengajaran langsung
berupa penyampaian materi lewat ceramah, latihan dan memberikan tugas-tugas.
Hal ini menunjukkan
proses pembelajaran yang terjadi
selama ini masih
cenderung satu arah yaitu guru sebagai pusat pembelajaran (teacher oriented) dan
siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Keadaan pembelajaran
seperti ini menjadikan siswa tidak komunitatif dan tidak mempunyai keterampilan
4
dalam mengembangkan diri, sehingga hasil belajar siswa dalam materi logaritma
masih rendah.
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka akan dilakukan
kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK dilakukan untuk memecahkan
masalah proses belajar mengajar yang selama ini terjadi dan dialami oleh guru dan
siswa. Dengan melakukan PTK maka akan ditemukan alternatif pemecahan
masalah tersebut sehingga masalah yang selama ini muncul dalam pembelajaran
akan dapat diselesaikan secara aktif dan bijaksana.Menurut Kunandar (2008:48)
mengatakan bahwa: “Dengan PTK kekurangan atau kelemahan yang terjadi dalam
proses belajar mengajar dapat teridentifikasi dan terdeteksi, untuk selanjudnya
dicari solusi yang tepat”.
Salah satu model pembelajaran matematika yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan
model yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran matematika. Menurut
Rusman (2011: 214) bahwa:
“ Model STAD (Student Team Achievement Divisions) adalah model yang
paling tepat untuk mengerjakan materi-materi pelejaran ilmu pasti, seperti
perhitungan dan penerapan matematika, penggunaan bahasa dan
mekanika, geogerafi dan keterampilan perpetaan, dan konsep-konsep sains
lainnya”.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD di kembangkan oleh Robert E. Slavin,
di mana pembelajaran tersebut mengacu pada belajar kelompok peserta didik.
Dalam satu kelas peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan
anggota empat sampai lima orang, setiap kelompok haruslah heterogen. Sehingga
dalam proses Pembelajaran ditunjukkan adanya kolaborasi antara beberapa
pemikiran sehingga diperoleh pemahaman siswa yang lebih baik.
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
mengarahkan siswa belajar dengan cara mengkonstruksi berbagai
5
pengetahuan yang diperoleh dari belajar sendiri dan sharing dengan teman
sekelompoknya, sehingga dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah
matematika. Seperti yang dipaparkan oleh Slavin (2005:12) bahwa: “Gagasan
utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung
dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh
guru”.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada kehadiran
teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam
mempelajari materi dan mengajarkan tugas untuk mencapai tujuan yang sama,
menumbuhkan keberanian, adanya kebersamaan, membangun rasa percaya diri,
dan menghilangkan ketakutan terhadap matematika.
Berdasarkan
permasalahan diatas, maka
peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Materi
Logaritma Di Kelas X SMA Primbana T.A 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika di kelas masih monoton.
2. Proses Pembelajaran yang cenderung berpusat pada guru sehingga
menyebabkan siswa lebih cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika
khususnya logaritma
4. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal
matematika khususnya logaritma
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka
penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan
6
model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi logaritma di kelas X
SMA Primbana T.A 2013/2014.
1.4. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
“Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi logaritma di kelas X SMA Primbana T.A
2013/2014?”.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
peningkatan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
STAD
dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi logaritma di kelas X SMA
Primbana T.A 2013/2014.
1.6. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan dari
hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa yaitu dapat memperoleh model pengajaran yang baik,
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi logaritma.
2. Bagi guru yaitu sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses belajar mengajar
3. Bagi sekolah yaitu sebagai bahan informasi untuk digunakan menjadi
salah satu alternatif yang baik terhadap sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi peneliti yaitu sebagai pengetahuan dan pegangan pada pembelajaran
matematika yang nantinya dapat digunakan apabila sudah menjadi
seorang guru.
5. Bagi peneliti lain yaitu sebagai informasi bagi peneliti yang lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan kelas pada bab IV dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatife tipe STAD (Student Team Achievement
Division) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
2. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan.
Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa dimana tes awal persentase ketuntasan
hasil belajar siswa secara klasikal masih 34,4% (belum tuntas) dengan nilai
rata-rata 59,1 (kategori sedang) menjadi 59,4% dengan nilai rata-rata 67,7
(kategori sedang) pada siklus I dan di akhir siklus II persentase ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal menjadi 87,5% (tuntas) dengan nilai rata-rata 75
(kategori sedang). Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I
ke siklus II adalah 28,1%.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe
STAD dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai alternatif dalam
mata pelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatife tipe STAD
hendaknya memmperhatikan langkah-langkah model pembelajaran terutama
pada pembagian kelompok sebaiknya guru memprioritaskan heterogenisme
kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin ras atau etnik dan membimbing
setiap kelompok secara merata dalam diskusi kelompok.
3. Bagi kepala sekolah hendaknya dapat mengkordinasi penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan guru-guru matematika di SMA Primbana.
64
65
4. Kepada peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan objek yang sama
supaya memperhatikan kelemahan-kelemahan pada penelitian ini, sehingga
diharapkan penelitian selanjudnya akan lebih baik.
5. Bagi peneliti selanjudnya yang melakukan penelitian di sekolah lain pada
materi yang berbeda diharapkan dapat dijadikan bahan perbandingan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan terkhusus pada mata pelajaran matematika.
66
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto, & Rahardjo, Mulyo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta:
Gava Media.
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hudojo, Herman. (1988). Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Hasugian, Turian. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
SMA Tahun Ajaran 2009/2010. Medan: Skripsi FMIPA UNIMED.
Istarani. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Mediapersada.
. 2011. 58Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kanginan, Marthen. 2007. Cerdas Belajar Matematika untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Grafindo Media
Pratama.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru . Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.
Nurkancana,W. 1980. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman.2011. Model-Model Pembelajaran Mengebangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers.
67
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta
CV.
Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.
Sharan, Shlomo. Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia (Grup
Relasi Inti Media).
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Suprijono Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Winkel, WS. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.