PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA KEMASAN ROKOK: Studi Eksperimen Terhadap Konsumen Rokok Mahasiswa UPI Bandung.

(1)

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA KEMASAN ROKOK

(Studi Eksperimen Terhadap Konsumen Rokok Mahasiswa UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi

Oleh:

Reddi Ladiasalman 1003264

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA BUNGKUS ROKOK

(Studi Eksperimen pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung)

Oleh Reddi Ladiasalman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Reddi Ladiasalman Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

ii Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

(5)

4 Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA BUNGKUS ROKOK (Studi Eksperimen pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, 8 Juni 2015

Reddi Ladiasalman 1003264


(6)

ABSTRAK

Reddi Ladiasalman (1003264). Persepsi Konsumen Rokok Terhadap Fear Appeal Yang Terdapat Pada Bungkus Rokok(Studi Eksperimen pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung). Skripsi. Departemen Psikologi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi Fear Appeal antara kelompok yang diberikan treatmentHigh Efficacy dan treatmentHigh Threat pada perokok mahasiswa UPI Bandung. Desain dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan metode Untreated Control Group Design with Dependent Pretest and Posttest Samples Using Reversed-Treatment Control Group.Penentuan subjek sebanyak 40 orang dengan menggunakan teknik sampel titik jenuh.Data diperoleh dengan memodifikasi kuesionerRBD (Risk Behavior Diagnosis Scale).Skala ini dibentuk dan dikembangkan dengan menggunakan semua aspek yang terdapat dalam EPPM (Extended Parallel Process Model) sebagai dasar teori.Hasil penelitian berupa hasil uji T, antara kelompok yang diberikan treatment high efficacy dan treatment high threat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fear appeal dengan high efficacy secara signifikan dapat mengubah persepsi perokok mahasiswa UPI Bandung. Fear appeal dengan high threat tidak signifikan mangubah persepsi fear appeal perokok mahasiswa UPI Bandung; penelitian ini memperoleh temuan bahwa, fear appeal dengan high efficacy dapat mengubah persepsi mahasiswa sehingga mengikuti pesan yang dianjurkan (fear appeal). (M pre-test=53,60., M post-test= 59,70), dibandingkan dengan (M pre-test=55,85., M post-test= 59,95).


(7)

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Reddi Ladiasalman (1003264). Consumer perception on cigarettes and fear appeal in a cigarette package (An Experimental Research on college smokers in UPI Bandung).Bachelor Thesis.Department of Psychology Indonesia University of Education Bandung. 2015

This research aimed to examine the difference in fear appeal perception between two groups on college smokers in UPI Bandung; one is presented with a high efficacy treatment while the other is presented with a high threat treatment. The research design applied is experimental by using untreated control group design with dependent pretest and posttest samples using reversed-treatment control group. 40 subjects is the point of saturation from the data collection. Data was gathered by using modified questioner Risk Behavior Diagnosis Scale (RBD). This scale is developed with a basic theory of the entire aspects from EPPM (Entire Parallel Process Model). T- test results were obtained among groups that are presented with high efficacy treatment and high threat treatment. Results indicated that fear appeal in a group with high efficacy treatment changes college

smoker’s perception in UPI Bandung significantly. While, fear appeal in a group with high threat treatment does not change college smoker’s fear appeal

perception in UPI Bandung significantly. In conclusion, this research discovers that fear appeal in a group with high efficacy treatment could change college

smoker’s perception to accepted message (fear appeal) (M pre-test = 53,60, M post-test = 59,70) in contrast with the other (M pre- test = 55.85, M post test = 59,95).


(8)

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR BAGAN……… DAFTAR GAMBAR... xi xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pertanyaan Penelitian…..……… 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Sistematika Penulisan……... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Definisi Persepsi... 7 2. Proses Terjadinya Persepsi…………...

3. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi………

7 8


(9)

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Proses Kognitif Dalam Persepsi……… 8

B. Fear Appeal 1. Definisi Fear Appeal... 9

2. Komponen Fear Appeal... C. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 1. Pasal 14…………... 2. Pasal 15………... 3. Pasal 17………... D. Penelitian Sebelumnya………... E. Kerangka Berfikir ... F. Hipotesis ... 13 14 14 14 15 17 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Partisipan... 19

B. Metode Penelitian…... 21

C. Desain Penelitian... 21

D. Definisi Operasional... 22

E. Instrumen Penelitian ... 23

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 24

G. Prosedur dan Pelaksanaan Eksperimen... 26 H. Materi Penyuluhan………...

I. Persiapan kegiatan eksperimen mengenai dampak resiko rokok………

J. Analisis Data………...

27 30 35


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Analisis Kuantitatif…... 36

B. Hasil Diskusi Kelompok... C. Pembahasan………... D. Keterbatasan Penelitian... 41 48 51 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 52

B. Saran... 53

DAFTAR PUSTAKA... 54


(11)

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Rata-rata untuk Menentukan Sampel Jenuh………. 20

Tabel 3.2 Instrumen Extended Prallel Process Model (EPPM)…………. 24

Tabel 3.3 Tabel Reliabilitas Statistik……….. 25

Tabel 3.4 Tabel Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach……… 25

Tabel 3.5 Tabel Materi Healt Risk Message………. 28

Tabel 3.6 Tabel Kegiatan Eksperimen……… 30

Tabel 3.7 Tabel Blue-Print Kegiatan Eksperimen……….. 31

Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif High Efficacy dan High Threat…….. 36

Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas Data……….. 37

Tabel 4.3 Tabel Uji Homogenitas……… 38

Tabel 4.4 Tabel Statistik Deskriptif………. 39

Tabel 4.5 Tabel Paired DifferencesPreand Post-Test High Efficacy……. 39

Tabel 4.6 Tabel Paired DifferencesPreand Post-Test High Threat……… 39


(12)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Stimulus Fear Appeal Terhadap Perubahan


(13)

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Hasil Survey Fear Appeal pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung

Halaman 3


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan danKartu Bimbingan

Lampiran 2 Modul Kegiatan Eksperimen dan Instrumen RBD Lampiran 3

Lampiran 4 Lampiran 5

Perhitungan Statistika

Verbatim hasil Wawancara Studi Pendahuluan Riwayat Hidup Peneliti


(15)

1 Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia (Sofia & Paramitha, 2014).Berita tersebut berdasarkan dari data studi yang bertajuk Smoking Prevalence and Cigarette Consumption in 187 Countries, 1980-2012yang menyebutkan bahwa jumlah perokok pria sebesar 57 persen, sedangkan wanita sebesar 3,6 persen. Indonesia beradapada peringkat kedua untuk perokok pria dan peringkat keenam untuk perokok wanita. Meskipun banyak dari masyarakat yang mengetahui bahaya merokok, namun ternyata hal ini tidak mengurangi jumlah perokok di Indonesia,bahkan meningkat setiap tahunnya.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan, kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia dapat memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan, baik bagi perokok aktif maupun bagi perokok pasif. Pemerintah tidak hanya diam dalam menghadapi fenomena seperti ini.Dalam hal ini pemerintah telah menerbitkan beberapa regulasi yang tertuang dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009tentang kesehatan (Fadjar, 2014).

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 tahun 2012,yang terdapat dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2009,menyatakan tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa PP 109 tahun 2012 adalah salah satu cara pemerintah untuk menekan angka prevalensi perokok di Indonesia dan merubah kebiasaan merokok menjadi kebiasaan hidup sehat.

Lebih lanjut pada Juni 2014, pemerintah Indonesia menetapkan peraturan bagi para produsen rokok untuk menyertakan gambar yang cukup menyeramkan pada produk kemasannya. Selain dalam kemasan, setiap iklan yang diproduksi oleh produsen rokok juga menggunakan gambar menyeramkan tersebut. Gambar yang ditampilkan dalam kemasan dan iklan


(16)

2

rokok tersebut mengilustrasikan bahaya dari merokok diantaranya gambar kanker mulut, gambar perokok dengan asap yang berbentuk tengkorak, gambar kanker paru-paru, gambar kanker tenggorokan, dan gambar orang yang sedang merokok dengan anak balita didekatnya.

Gambar menyeramkan yang terdapat pada setiap kemasan rokok merupakan sebuah pesan persuasif untuk memperingatkan konsumen akan bahaya rokok dengan istilah Fear Appeal. Menurut Perloff (dalam Gore dan Campanella, 2005), Fear Appeal merupakan pesan persuasif yang dirancang untuk menakut-nakuti orang dengan menggambarkan hal-hal mengerikan yang akan terjadi apabila mereka tidak melakukan apa yang disarankan oleh pesan tersebut. Fear Appeal ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dari pembaca pesan mengenai resiko dari merokok.

Sebuah model The Extended Parallel Process Model (EPPM) yang dikembangkan oleh Witte (1992) menjelaskan kapan dan bagaimana Fear Appeal dapat berpengaruh ataupun tidak. Model ini menawarkan dua macam pendekatan untuk menjelaskan bagaimana individu merespon dan memproses suatu ancaman. Prinsip utama model ini menyatakan bahwa ketika individu berhadapan dengan pesan yang menakutkan, terdapat dua penilaian kognitif yang akan terjadi terhadap pesan tersebut. Pertama adalah penilaian terhadap ancaman dan yang kedua, adalah keyakinan terhadap pesan yang telah direkomendasikan (Witte, Meyer, & Martell, 2001, p.24).Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gore dan Campanella (2005), menyebutkan bahwa fear appeal dalam bentuk informasi yang diberikan oleh praktisi kesehatan kepada masyarakat mengenai resiko meningitis, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya meningitis dan pentingnya vaksinasi.

Berkaitan dengan kebijakan pemerintah mengenai fear appeal. Peneliti melakukan survey dan wawancara kepada mahasiswa UPI Bandung, mengenai kebijakan pemerintah tentang gambar menyeramkan yang terdapat pada bungkus rokok (fear appeal).


(17)

3

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 1.1

Grafik Hasil Survey Fear Appeal pada Perokok Mahasiswa UPI Bandung

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada 45 mahasiswa, sebanyak 18% mahasiswa tidak memperhatikan gambar seram yang terdapat pada bungkus rokok dan 82% menyatakan bahwa mereka memperhatikan gambar seram yang terdapat pada bungkus rokok.

Adapun mengenai tanggapan subjek terhadap gambar seram tersebut menyatakan bahwa 36% merasa biasa saja dan tidak peduli,sedangkan 64% memberikan tanggapan bahwa, gambar seram yang terdapat pada bungkus rokok merupakan hal yang mengerikan dan gambar kanker tersebut merupakan hal yang baik untuk di publikasikan.

Jika dilihat dari lama mereka mengkonsumsi rokok, 14% menyatakan bahwa mereka memulai merokok sejak SD, 38% menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi rokok sejak SMP, 38% menyatakan mereka merokok sejak SMA, dan 10% menyatakan bahwa mereka mulai mengkonsumsi rokok sejak menjadi mahasiswa.

Berdasarkan klasifikasi perokok menurut Smet (1994), dari hasil survey dapat di temukan sebanyak 27% menyatakan bahwa mereka termasuk dalam perokok ringan dengan mengkonsumsi rokok 1 sampai 4 batang rokok per-hari. Sebanyak 66% termasuk kedalam perokok sedang, dengan mengkonsumsi 5 sampai 14 batang rokok per-hari.7% sisanya 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% memperhatikan,pedu li,SD,ringan tidak memperhatikan, tida k


(18)

4

termasuk kedalam perokok berat, yaitu dengan mengkonsumsi rokok lebih dari 15 batang per-hari.

Adapun hasil wawancara yang dilakukan terhadap konsumen rokok mengenai fenomena fear appealyang terdapat pada kemasan rokok, secara umum subjek menyatakan bahwa gambar tersebut tidak terlalu mempengaruhi terhadap intensitas merokok subjek.Fenomena fear appeal yang terdapat pada bungkus rokok hanya memberikan kesan seram dan menjijikkan pada awalnya saja, namunpada akhirnya subjek mengabaikan peringatan tersebut dengan cara menyobek, mengganti bungkus rokok, menutupinya dengan stiker dan lain-lain. Ketika ditanya mengenai apakah seorang perokok aktif dapat berhenti mengkonsumsi merokok, subjek menyatakan bahwa kemungkinan seorang perokok dapat berhenti. Adapun motif berhenti merokok tersebut bukan karena fenomena fear appealyang terdapat pada bungkus rokok, melainkan karena keinginan sendiri, karena telah merasakan penyakit tertentu, karena prinsip seseorang tersebut dan lain-lain.disamping itu subjek mengatakan proses berhenti merokok tidak dapat secara langsung berhenti, melainkan secara bertahap mengurangi intensitasnya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang berupa penyebaran kuesioner dan wawancara kepada subjek sebagai konsumen rokok, dapat dikatakan bahwa subjek cenderung mengabaikan dan menolak peringatan yang berupa gambar menyeramkan (fear appeal) tersebut. Selain itu, karena dalam teori EPPM yang membahas mengenai fear appeal dan membagi fear appeal dalam dua pendekatan, yaitu ancaman yang tinggi dan keyakinan yang tinggi, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan membandingkan perlakuan antara kelompok high efficacy/no threat dan high threat/no efficacy. Berdasarkan paparan mengenai fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dampak fear appeal terhadap persepsi perilaku beresiko pada konsumen rokok mahasiswa UPI Bandung.


(19)

5

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Fear appeal dengan treatmentHigh Efficacy dapat mengubah persepsi pada perokok mahasiswa UPI Bandung sehingga mengikuti pesan yang dianjurkan?

2. Apakah Fear Appeal dengan treatmentHigh Threat dapat mengubah persepsi pada perokok mahasiswa UPI Bandung sehingga menolak pesan yang dianjurkan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Fear Appeal dengan treatmentHigh Efficacy terhadap persepsi perokok mahasiswa UPI Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh Fear Appeal dengan treatmentHigh

Threat terhadap persepsi perokok mahasiswa UPI Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian 1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat dan memberikan pengetahuan lebih lanjut dalam bidang psikologi, terutama bagi psikologi industri dan organisasi dalam kajian konsumen dan teknik persuasif.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini, dapat dijadiakan sebagai acuan bagi pemerintah untuk dapat menekan angka prevalensi perokok di indonesia, serta memberikan pengetahuan kepada konsumen agar terhindar dari dampak gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh rokok, dengan cara mengikuti segala anjuran-anjuran yang telah di buat dan disampaikan dalam bentuk fear appeal.


(20)

6

Untuk melengkapi keseluruhan pembahasan penelitian ini, penulis membaginya dalam beberapa bab, sebagai berikut:

1. Bab I akan membahas pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, identifikasi masalah dan rumusan msalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

2. Bab II akan membahas landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu teori persepsi, fear appealdan Peraturan Pemerintah nomor 109 tahun 2012, kerangka berpikir, penelitian sebelumnya, dan hipotesis.

3. Bab III akan menguraikan secara singkat metode penelitian yang berisi lokasi dan partisipan penelitian, metode penelitian, desain eksperimen, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, pengembangan instrumen penelitian, tahapan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan metode analisis data penelitian. 4. Bab IV mengemukakan hasil penelitian yang meliputi tahap

analisis data serta pembahasannya.

5. Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan diakhiri dengan saran yang dikemukakan dari hasil maupun pelaksanaan penelitian ini.


(21)

19 Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Partisipan

3.1.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kota Bandung. Berdasarkan studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan oleh peneliti, peneliti banyak menemukan mahasiswa UPI bandung yang mengkonsumsi merokok.

3.1.2 Partisipan

Penelitian ini menggunakan sampling titik jenuh, yaituteknik menentukan sampel penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel titik jenuh ini disebut dengan sensus (Sugiyono, 2013:85). Partisipan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

a. Merupakan mahasiswa UPI bandung yang masih aktif berkuliah. Alasan pemilihan mahasiswa sebagai partisipan dalam penelitian ini, karena mahasiswa secara perkembangan memiliki dimulai dari usia 16, 17, dan 18. Hal ini menyatakan bahwa usia tersebut sudah dapat dinyatakan matang secara hukum dan perilakunya mulai di hubungkan dengan status dewasa. Saat menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya bergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru.

b. Mengkonsumsi rokok setiap hari.

Alasan memilih partisipan yang merokok setiap hari, karena seseorang yang mengkonsumsi rokok setiap hari berarti dapat dikatakan bahwa partisipan tersebut termasuk perokok addict.


(22)

20

c. Intensitas merokok partisipan termasuk kedalam perokok sedang, yaitu mengkonsumsi rokok 5 sampai 14 batang rokok per-hari.

Alasan memilih partisipan dengan klasifikasi perokok sedang, karena seseorang perokok sedang cenderung memiliki karakter merokok yang cenderung konsisten.

d. Tidak pernah berhenti merokok dalam waktu yang lama (maksimal 2 bulan).

Alasan memilih partisipan yang tidak pernah berhenti merokok, yaitu untuk mengontrol dan membatasi partisipan yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh peneliti.

e. Dilihat berdasarkan lama merokok Partisipan yaitu, sejak SD, SMP, SMA, dan PT.

Alasan memilih partisipan berdasarkan lama merokok, karena untuk melihat persepsi partisipan ketika diberikan treatment.

Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 40 orang. Hal ini berdasarkan pada perhitungan rata-rata mengenai jumlah sampel yang telah mengisi form kuesioner sebelumnya.

Tabel 3.1

Rata-rata untuk menentukan jumlah sampel jenuh Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 25 12.00 68.00 46.0000 14.04457

Valid N (listwise) 25

Jumlah sampel sebanyak 25 dengan rata-rata 46.

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 40 12.00 68.00 46.5750 15.08079

Valid N (listwise) 40


(23)

21

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data statistik diatas maka jumlah sampel sebanyak 40 orangsudah dapat mewakili sampel perokok di kampus UPI Bandung secara keseluruhan.Hal ini disebabkan oleh signifikansi perbedaan angka rata-rata pada sampel 25 orang dengan 40 orang tidak jauh berbeda, yaitu hanya sebesar 0,575.

Dengan demikian maka peneliti menentukan jumlah sampel dalam penelitian ekperimen ini sebanyak 40 orang. 20 orang mahasiswa akan diberikan treatment (high efficacy) dan 20 orang mahasiswa lainnya diberikan treatment (high threat) yang berbeda dari yang sebelumnya. Jumlah partisipan ini diambil berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati (Latipun, 2010).Dengan demikian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai metode yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap partisipan dan kemudian melihat hasil perlakuan yang diberikan.

3.3 Desain Penelitian

Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, desain penelitian yang cocok untuk penelitian ini adalah kuasi eksperimen (Quasi - Experimental), yaitu eksperimen yang dilakukan tanpa randomisasi, namun masih menggunakan kelompok kontrol. Pada desain eksperimen ini sudah jauh lebih baik karena telah melakukan kontrol terhadap beberapa variabel non-eksperimental, serta terdapat kelompok kontrol sebagai kelompok komparatif untuk memehami efek perlakuan (Latipun, 2010 : 70).


(24)

22

Adapun bentuk desain quasi-experiment yang digunakan oleh peneliti dalm penelitian ini adalah Untreated Control Group Design with Dependent Pretest and Posttest Samples Using Reversed-Treatment Control Group(Desain kontrol group tanpa perlakuan dengan menggunakan pretes dan postes yang bergantung pada sampel yang menggunakan treatment kontrol group terbalik)yaitu, bentuk desain eksperimen yang membandingkan perlakuan antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Pada desain ini dilakukan pre-test (O1) terhadap dua kelompok yang akan diberikan perlakuan, kemudian X+

merupakan perlakuan yang sesuai atau yang diharapkan untuk menghasilkan efek yang satu arah dengan penelitian, sedangkan X- merupakan perlakuan yang berlawanan yang diharapkan dapat

membalikan efek. Setelah diberikan perlakuan kemudian dilakukan post-test (O2) pada kelompok

eksperimen.(Shadish, Cook & Campbel, 2002).

Keterangan :

�1: Pre-test terhadap kelompok eksperimen

�+: Perlakuan yang diharapkan untuk menghasilkan efek satu arah

�−: Perlakuan yang berlawanan diharapkan untuk membalikan efek �2: Post-test yang dilakukan setelah pemberian treatment

3.4 Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan variabel Fear Appeal.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Fear Appeal

Fear Appeal merupakan pesan persuasif yang dirancang untuk menakut-nakuti orang dengan menggambarkan hal-hal mengerikan yang akan terjadi apabila mereka tidak melakukan

O

1

X

+

O

2


(25)

23

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apa yang disarankan oleh pesan tersebut. Fear Appeal dikembangkan oleh Witte (1992), dalam teori The Extended Parallel Process Model (EPPM).Teori ini berusaha untuk menjelaskan kapan dan mengapa pesan persuasif dapat diterima maupun di tolak.Fear Apeeal pada kemasan rokok, merupakan pesan persuasif yang digunakan untuk memberikan rasa takut pada konsumen rokok ketika tidak mengikuti aturan yang telah disarankan.fear appeal dapat memprediksi apakah paparan pesan yang disampaikan mengarah pada penerimaan, menghindari, atau reaktansi pada konsumen rokok.

Dalam penelitian ini alat ukur yang akan digunakan berupa Risk Behavior Diagnosis Scale, skala tersebut merupakan pengembangan dari teori Extended Parallel Process Model(Witte, 1992) yang membahas mengenai fear appeal. Terdapat dua hal yang dapat dibuat dari pesan resiko kesehatan yaitu, perasaan takut yang tinggi dan juga perasaan keyakinan diri yang tinggi.Pertama, perasaan takut yang diakibatkan dari suatu pesan.Hal ini hanya mengarah kepada aspek ancaman, penggunaan gambaran yang diberikan serta bahasa-bahasa yang dirasa menganccam. Kedua, keyakinan yang diakibatkan dari suatu pesan, hal ini hanya menyoroti mengenai pesan yang direkomendasikan dalam menghindari dampak negatif yang akan dirasakan dan menilai hal tersebut sebagai suatu peringatan, bukan sebagai suatu pesan ancaman. Dengan demikian keyakinan itu menjelaskan bagaimana untuk dapat mengikuti pesan yang direkomendasikan (Gore & Bracken, 2005).

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument untuk mengukur fear appeal di adaptasi oleh peneliti berdasarkan kriteria skala RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale) yang telah dibuat oleh Witte et al., 1996.Skala ini dibentuk dan dikembangkan dengan


(26)

24

menggunakan semua aspek yang terdapat dalam EPPM (Extended Parallel Process Model) sebagai dasar teori, kemudian dimodifikasi oleh peneliti.

Tabel 3.2

EPPM (Extended Parallel Process Model)

No Dimensi Indikator Item

1. Fear Appeal Self-Efficacy 3

Response Efficacy 3

Suscepbility 3

Severity 3

3.6 Proses Pengembangan Instrumen 3.6.1 Validitas

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang di estimasi lewat pengujian terhadap isi instrument dengan analisis rasional atau professional judgement terhadap instrument RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale) yang merupakan hasil modifikasi dan pengembangan dari semua aspek yang terdapat pada EPPM (Extended Parallel Process Model) dijadikan sebagai dasar teorinya (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini professional judgement terhadap instrument RBD dilakukan oleh Diah Zaleha Wyandini, M.Si., Ita Juwitaningrum, M.Pd., dan Dr. Doddy Rusmono, MILIS.

Berdasarkan hasil uji analisis validitas, seluruh item yang berjumlah 12 memiliki hasil Corrected Item Total Correlation diatas batas standar minimal, yaitu 0,30 sehingga item yang telah diujikan layak untuk digunakan. (tabel terlampir)


(27)

25

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2 Realibilitas

Instrumen dikatakan sebagai alat ukur yang reliabel yaitu, ketika instrumen tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010:121). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan formula Cronbach Alpha untuk menguji realibilitas, dengan menggunakan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 20, berikut hasil reliabilitas yang didapatkan setelah diujikan pada 200 partisipan :

Table 3.3 Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items

.875 .876 12

Menurut kriteria Guildford (Sugiyono, 2007 : 183). Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi berikut ini, yaitu:

Tabel 3.4

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700

Kurang Reliabel 0,200-0,400

Tidak reliabel <0,200


(28)

26

Penelitian ini dimulai dengan membuat dua materi eksperimen yang akan diberikan kepada partisipan eksperimen. Sampel eksperimen diambil berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

a. Merupakan mahasiswa UPI bandung yang masih aktif berkuliah. b. Mengkonsumsi rokok setiap hari.

c. Intensitas merokok partisipan termasuk kedalam perokok sedang, yaitu mengkonsumsi rokok 5 sampai 14 batang rokok per-hari.

d. Tidak pernah berhenti merokok dalam waktu yang lama (maksimal 2 bulan).

e. Dilihat berdasarkan lama merokok partisipan yaitu, sejak SD, SMP, SMA, dan PT.

Berdasarkan lamanya merokok, partisipan yang digunakan di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Partisipan yang merokok sejak Sekolah Dasar (SD),

2. Partisipan yang merokok sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP),

3. Partisipan yang merokok sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), 4. Partisipan yang merokok sejak di Perguruan Tinggi (PT).

Narasumber memperkenalkan diri mengenai identitas narasumber, dalam hal ini narasumber berasal dari praktisi kesehatan (pekerja sosial yang bekerja di lembaga wajib lapor dalam penanggulangan zat adiktif).Narasumber membagi 40 partisipan menjadi dua kelompok, setelah itu setiap partisipan dalam kelompok diminta untuk mengisi lembar persetujuan.Lembar persetujuan tersebut berisi mengenai identitas dan kesediaan partisipan dalam mengikuti kegiatan penelitian.Setelah mengisi lembar persetujuan, kemudian dilakukan pre-test mengenai fear appeal dengan menggunakan skala RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale).

Setelah dilakukan pre-test kemudian narasumber membagi kelompok tersebut menjadi dua kelompok untuk diberikan informasi yang berupa penyuluhan atau kuliah.Kelompok pertama diberikan penyuluhan yang berisi mengenai materi high efficacy/no threat, sedangkan kelompok kedua


(29)

27

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan penyuluhan mengenai materi high threat/ no efficacy. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit, kemudian setelah itu partisipan diminta untuk mengisi lembar evaluasi.

Setelah diberikan perlakuan yang berupa penyuluhan mengenai materi mengenai fear appeal, kemudian narasumber kembali memberikan penyuluhan dengan materi yang sama, namun dalam bentuk gambar secara visual. kegiatan ini berlangsung selama 10 menit, kemudian setelah itu partisipandiminta untuk mengisi lembar evaluasi.

Setelah diberikan penyuluhan berupa informasi secara lisan dan informasi yang berupa gambar secara visual, kemudian narasumber memberikan penyuluhan kembali dengan cara menggabungkan dua metode yaitu, menggabungkan informasi beserta gambar (Video testimoni). Materi yang diberikan tetap dibagi menjadi dua yaitu, high efficacy/no threat dan high threat/no efficacy. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit.

Setelah diberikan informasi yang berupa video testimoni, kemudian narasumber membagi setiap kelompok menjadi kelompok kecil yang berisi 4-5 orang dalam setiap kelompok.Kemudian setiap kelompok tersebut diberikan studi kasus dan diminta untuk mendiskusikannya.Hasil diskusi kemudian diterangkan oleh perwakilan setiap kelompok, kepada kelompok yang lainnya.Kegiatan ini berlangsung selama 30 menit.Setelah semua kegiatan selesai, kemudian partisipandiminta untuk mengisi lembar evaluasi yaitu, skala RBD (Risk Behavior Diagnosis Scale) dan ini merupakan post-test.

3.8 Materi Penyuluhan

3.8.1 Pemberian Kuliah (Penyuluhan) Mengenai Resiko Kesehatan

Merupakan sarana untuk membagikan informasi mengenai dampak kesehatan yang akan ditimbulkan akibat merokok. Dalam hal ini pemberian informasi dibuat dalam dua bentuk yaitu, pemberian informasi yang memberikan penekanan pada high efficacy yang pesannya berfokus pada himbauan yang perlu untuk diikuti agar terhindar dari penyakit yang di akibatkanoleh rokok dan high threat


(30)

28

yang pesannya hanya berfokus terhadap aspek-aspek yang menakutkan mengenai kanker yang diakibatkan oleh rokok.

3.8.2Pemberian Gambaran Pesan Secara Visual

Merupakan saran visual yang akan ditunjukkan pada mahasiswa yang akan memperjelas mengenai dampak resiko kesehatan. Sama seperti sebelumnya pesan visual ini dibuat dalam dua bentuk yaitu, high efficacy dan high threat.

3.8.3Pemberian Diskusi

Merupakan sebuah sarana yang digunakan dalam proses penelitian untuk mengetahui sejauh mana partisipan mencermati materi-materi yang diberikan. Kemudian untuk mengetahui tanggapan-tanggapan yang akan dikemukakan oleh setiap partisipan dalam menghadapi kasus yang diberikan.

Tabel 3.5

Materi Health Risk Message

PENYULUHAN RESIKO KESEHATAN

No Materi Isi Outcomes

1 Pemberian kuliah (penyuluhan) mengenai resiko kesehatan

Narasumber

menjelaskan mengenai resiko kesehatan yang akan didapat dari akibat merokok disertai dengan contoh-contoh kasus yang telah terjadi pada konsumen rokok yang telah mengidap gangguan kesehatan. Hal ini dibuat dalam dua bentuk yaitu bentuk pertama menggunakan

Persepsi mahasiswa mengenai perceived efficacy dan perceived threat


(31)

29

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penekanan pada High Efficacy dan yang kedua dibuat dalam bentuk High Threat.

2 Pemberian

gambaran pesan secara visual

Menceritakan mengenai

dampak yang

diakibatkan oleh rokok yang dapat dilihat secara langsung kerusakan fisiologis. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mempersepsikan

dampak resiko

kesehatannya. Hal ini dibuat dalam dua bentuk yaitu bentuk pertama menggunakan

penekanan pada High Efficacy dan yang kedua dibuat dalam bentuk High Threat.

Persepsi mahasiswa mengenai perceived efficacy dan perceived threat

3 Pemberian studi kasus sebagai bahan diskusi partisipan

Studi kasus berisi mengenai fenomena yang terjadi pada saat ini, yaitu pada setiap kemasan rokok berisi himbauan berupa gambar-gambar yang menyeramkan.

Hal ini dilakukan agar para partisipan dapat

Persepsi mahasiswa mengenai perceived efficacy dan perceived threat


(32)

30

memeberikan tanggapan dan

mengimplementasikan materi yang telah diberikan sebelumnya.

3.9 Persiapan Kegiatan Eksperimen Mengenai Dampak Resiko Kesehatan 3.9.1 Tahapan Kegiatan Eksperimen Mengenai Dampak Resiko

Kesehatan

Menurut Witte (1992), EPPM merupakan pesan yang menakutkan yang dibuat agar konsumen mengetahui dan mengikuti anjuran yang disampaikan oleh pesan tersebut, dan pesan ini termasuk dalam pesan komunikasi kesehatan. Oleh karena itu, maka EPPM dikembangkan menjadi sebuah health risk messages dan dapat dinilai melalui perceived efficacy dan perceived threat.

Tabel 3.6

Tahap Kegiatan Eksperimen Mengenai Dampak Resiko Kesehatan

Tahapan Isi Pelatihan

1 Pemahaman konseptual tentang pesan resiko kesehatan

2 Pemberian kuliah (penyuluhan) mengenai resiko kesehatan, hal ini dibuat dalam dua bentuk yaitu bentuk pertama menggunakan penekanan pada High Efficacy dan yang kedua dibuat dalam bentuk High Threat.

3 Pemberian gambaran pesan secara visual, hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mempersepsikan dampak resiko kesehatannya.

4 Pemberian diskusi mengenai studi kasus, hal ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang akan


(33)

31

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diberikan oleh partisipan mengenai fenomena kasus fear appeal

3.9.2 Blue PrintKegiatan Eksperimen

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti menyusun kegiatan eksperimen dampak resiko kesehatan.

Tabel 3.7

Blue PrintKegiatan Eksperimen

Tanggal Sesi Durasi

1,2,8,9 April 2015

Narasumber melakukan prolog dan menjelaskan mengenai kegiatan eksperimen yang akan dilakukan

5 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber membagikan lembar persetujuan dan lembar skala RBD untuk pre-test. Narasumber meminta partisipan untuk mengisinya.

8 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber menjelaskan mengenai materi eksperimen (yang sudah diberikan kepada narasumber). Narasumber kemudian mengadakan sesi tanya jawab dengan partisipan.

15 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber membagikan lembar manipulation check, kemudian meminta partisipan untuk mengisi lembar manipulation check tersebut.

7 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber membagikan alat peraga eksperimen yang berupa gambar, kemudian narasumber memperlihatkan video, dan meminta partisipan untuk menyimaknya.

10 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber membagikan lembar manipulation checkuntuk yang kedua kalinya, kemudian meminta partisipan untuk mengisi


(34)

32

lembar manipulation check tersebut. 1,2,8,9

April 2015

Narasumber kembali memperlihatkan video yang didalamnya berisi testimoni tentang dampak rokok, kemudian narasumber mengulas mengenai video tersebut dengan penjelasan-penjelasan berdasarkan materi yang telah diberikan pada narasumber sebelumnya.

15 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumbar membentuk kelompok sebanyak 3-4 kelompok untuk melakukan diskusi mengenai studi kasus yang diberikan oleh narasumber.

30 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber membagikan lembar skala RBD untuk post-test, dan meminta partisipan untuk mengisinya.

8 menit

1,2,8,9 April 2015

Narasumber melakukan prolog untuk penutupan kegiatan eksperimen.

3 menit

3.9.3 Pelaksanaan Penelitian Eksperimen a. Pembukaan

Pembukaan diawali dengan penyampaian tujuan dari penyuluhan mengenai dampak resiko kesehatan, saat itu mahasiswa melakukan pengisian informed consent dan pengambilan data pre-test dengan mengisi skala RBD (Risk Behavior Diagnosis).

b. Dampak resiko kesehatan

Mahasiswa diberi penyuluhan mengenai dampak resiko kesehatan oleh narasumber mulai dari pengertian fear appeal, serta pengertian mengenai dampak resiko kesehatan yang terkandung dalam fear appeal. Setelah penyuluhan selesai kemudian mahasiswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi mengenai penyuluhan pertama dengan menuliskan inti dari


(35)

33

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi yang disampaikan.Materi ini diberikan dalam dua bentuk yaitu, High Efficacy dan High Threat.

c. Pengisian Lembar Manipulation Check

Mahasiswa diberikan lembaran isian, yaitu manipulation check.Manipulation checkini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi penyuluhan yang telah disampaikan sebelumnya oleh narasumber.

d. Gambaran Secara Visual

Mahasiswa diberikan gambaran secara visual baik berupa brosur atau pamphlet, serta video yang isinya berupa dampak dari resiko kesehatan. Mahasiswa dianjurkan untuk mengamati serta mencerna apa yang terdapat dalam gambar tersebut, serta mempersepsikannya. Sama seperti sebelumnya mahasiswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi mengenai penyuluhan dengan menuliskan persepsi mereka mengenai gambar yang diberikan.Materi ini diberikan dalam dua bentuk yaitu, High Efficacy dan High Threat.

e. Pengisian Lembar Manipulation Check

Mahasiswa diberikan lembaran isian, yaitu manipulation check.Manipulation checkini berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai materi penyuluhan yang berupa gambar secara visual, yang telah disampaikan sebelumnya oleh narasumber.

f. Gambar Secara Visual (video testimony) dan Penjelasan Mengenai Dampak Resiko Kesehatan

Mahasiswa duberikan gambar serta video mengenai dampak resiko kesehatan diserta dengan penjelasan mengenai hal tersebut yang disampaikan oleh narasumber.Materi ini diberikan dalam dua bentuk yaitu, High Efficacy dan High Threat.

g. Pembentukan Kelompok Diskusi

Mahasiswa dibagi menjadi delapan kelompok diskusi, kemudian diberikan sebuah studi kasus yaitu mengenai


(36)

34

fenomena gambar seram yang terdapat pada bungkus rokok.Setiap kelompok diharuskan untuk memberi tanggapan mengenai fenomena tersebut dan kemudian di paparkan kepada kelompok yang lainnya.

h. Penutup

Tahap akhir dari kegiatan penyuluhan resiko dampak kesehatan adalah me-review dan kemudian mahasiswa diberikan lembar tes yang merupakan post-test baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.Penutupan tersebut diakhiri dengan ucapan terimakasih kepada mahasiswa yang telah bersedia untuk mengikuti kegian penyuluhan tersebut.

3.9.4 Teknik pengumpulan data a. Kuesioner

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrument RBD (Risk Behavior Diagnosis). Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner (Sugiyono, 2010:142)

b. Lembar Evaluasi

Mahasiswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi setiap kali telah menerima materi penyuluhan dari narasumber.Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa memperhatikan setiap sesi penyuluhan yang diberikan.

3.10 Analisis Data

Setelah penelitian eksperimen ini dilaksanakan, maka dilakukan analisis data.Analisis data diolah menggunakan data kuantitatif dan perhitungan secara statistik.Hal ini bertujuan apakah pemberian penyuluhan dalam dua bentuk yang berbeda yaitu, high efficacy dan high threat dapat memberikan persepsi yang berbeda tentang fear appeal.

Karena penelitian ini menbandingkan satu kelompok yang diberi perlakuan berbeda, serta membandingkan hasil dari pre-test dan


(37)

post-35

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

test, maka analisisnya menggunakan analisis kovarian yaitu, suatu teknik statistik yang membuat peneliti dapat mengontrol berbegai afek interaksi potensial setelah melakukan eksperimen (Dempsey, 2002).


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisisdan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada kelompok high efficacy terjadi perubahan yang signifikan, partisipan mengikuti saran yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu fear appeal (pesan persuasif yang menakutkan).Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil perhitungan statistik, yaitu rata-rata skor pada pre-test dan pos-test mengalami peningkatan.

Secara umum sebagian besar partisipan yang mengikuti kegiatan penelitian, baik kelompok high efficacy maupun high threat mengalami perubahan, yaitu mengikuti pesan yang dianjurkan. Perubahan yang menyebabkan partisipan mengikuti pesan yang dianjurkan pada kelompok high threat tentunya menjadi suatu fenomena baru, karena jika melihat pada teori yang dikembangkan oleh Witte et al.,(2001) menyatakan bahwa fear appeal dengan high threat akan mengakibatkan partisipan memiliki persepsi yang buruk cenderung menolak akan fear appeal dan berperilaku maladaptive. Data statistik menyatakan bahwa hampir semua partisipan dalam kelompok high threat maupun high efficacy sudah memiliki kontrol bahaya, sehingga ketika diberikan perlakuan maka partisipan cenderung menerima pesan yang disampaikan. Selain itu terdapat beberapa faktor lain, seperti pengalaman dan persepsi yang dapat menyebabkan perubahan itu terjadi.

Secara garis besar tidak terdapat perbedaan hasil post-test yang signifikan antara kelompok yang diberi perlakuan high efficacy dan high threat.


(39)

53

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran

a. Fear appeal dengan high efficacy dapat mengubah persepsi partisipan ke arah yang lebih baik, yaitu partisipan mengikuti pesan yang dianjurkan. Namun hal ini perlu dilakukan dengan di dahului oleh kegiatan treatment sebelumnya.

b. Pemberian perlakuan atau treatment seharusnya dilakukan dalam beberapa sesi pertemuan dan berkala, sehingga perlakuan yang diberikan dapat lebih berpengaruh dengan besar, serta media yang digunakan dalam memberikan intervensi lebih banyak lagi.

c. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk membahas hal yang berbeda dengan fenomena yang sama, seperti meneliti mengenai sikap atau bahkan perilaku konsumen rokok, ketika dihadapkan pada fenomena bungkus rokok yang bergambar seram.

d. Kontrol terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penelitian harus lebih diperketat, baik dari narasumber, partisipan, alat peraga yang digunakan, dan ruang laboratorium yang akan digunakan.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2009.Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Atkinson, Rita. L Dkk. 1997.Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Averill, J.R., 1973. Personal Control Over Aversive Stimuli and It?s Relationship

to Stress. Psychological Bulletin, No. 80. p. 286-303.

Bandura, A. 1986.Social Foundation Of Thought And Action A Sosial Cognitive Theory. New Jersey : Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84, 191-215.

Brouwer, (1983).Psikologi Fenomenologis. Jakarta: Gramedia.

Calhoun, J.F. and Accocella, J.R. 1990.Psychological of Adjusment and Human Relationship. New York: Mc. Graw Hill Inc.

Cervone, Daniel & Lawrence, A. Pervin. (2010). Kepribadian : teori dan penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Dempsey & Dempsey. 2002. Riset Keperawatan : Buku Ajar & Latihan. Edisi 4.Jakarta : EGC

Devito, J.A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Fadjar (2014). Mulai 24 Juni 2014, Bungkus rokok ada gambar ini [online].

Tempo.co. Diakses pada 14 Agustus 2014. Diakses dari http://gaya.tempo.co/read/news/2014/03/23/060564655/mulai-24-juni-2014-bungkus-rokok-ada-gambar-ini

Ghufron, M.N. 2003.Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disisplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik (Online).Tersedia :http://www.damandiri.ar.id

Gulo, D. (1982). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.

Gore, T. D., & Bracken, C. C. (2005). Testing the Theoretical Design of Healt Risk Message : Reexamining tha Major Tenets of the Extended Parallel Proces Model. Journal Health Education & Behavior, Vol 32

Hurlock, E. B. 1973. Adolescent Development.Tokyo : Mc. Graw- Hill,Kogakusha, Ltd.

Janis, I. L., & Feshbach, S. (1953). Effects of fear-arousing communication.Journal of Abnormal and Social Psychology, 48, 78-92.


(41)

55

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kazdin, A. E. 1994. Behavior Modification : In Apllied Setting. Monterey,California : Cole Publishing Comp.

Komasari, D. & Helmi, AF.(2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja, Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Keller, P. A., dan L. Block. 1996. Increasing the Persuasiveness of Fear Appeal: The Effectof Arrousal and Elaboration. Journal of Consumer Research. 22. p.448-459.

Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2004. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Limited

Latipun.(2010). Psikologi Eksperimen.Malang : UMM Press

Lazarus, R.S. 1979. Patterns of Adjusment and Human Effectiveness. New York: Mc Graw-Hill

Leventhal, H. (1970). Findings and theory in the study of fear communication.In L. Berkowitz (Ed.), Advances in experimental social psychology (Vol. 5, pp. 119-186). NewYork: Academic Press.

Logue, A.W. 1995. Self Control. New Jersey: Prentice Hall

Neisser, R.U., 1976, Cognition and Reality, W.H. Freeman and Co., SanFransisco.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.

Oke Health. (2014). Jumlah Pria Perokok di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia [Online]. Tersedia:http://health.okezone.com/read/2014/01/09/482/ 924216/jumlah-pria-perokok-di-indonesia-tertinggi-kedua-di-dunia [14 Agustus 2014].

Ormrod, J E. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Jilid 2).Jakarta : Erlangga.

Pareek, U. (1986). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Perloff, R. M. (2003). The dynamics of persuasion: Communication and attitudes

in the 21st century (2nd ed.). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.

Presiden Republik Indonesia. (2012). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN.


(42)

56

Rakhmat, J. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rifian.2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba

Humanika.Shindoh.com. Diakses pada 23 April 2015. Diakses Dari http://shindoh journey.wordpress.com/seputar-kuliah/metodologi-penelitian- komunikasi-analisis-isi-wacana-semiotoka-framing-kebijakan-redaksional-dan-analisis-korelasional

Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

Rogers, R.W. (1975). A protection motivation theory of fear appeals and attitude change.Journal of Psychology, 91, 93-114.

Rogers, R.W. (1983). Cognitive and physiological processes in fear appeals and attitude change:A revised theory of protection motivation. In J. Cacioppo & R. E. Petty (Eds.), Social psychophysiology (pp. 153-176). New York: Guilford.

Rosenstock, I. M. (1974).The health belief model and preventive health behavior.Health Education Monographs, 2, 354-386.

Ruiter, R. A. C., Abraham, C. & Kok, G. (2001). Scary Warning and Rational Precuations: A Review of the Psychology of Fear Appeal. Psychology and Health, 16(6), 613-630.

Sarafino, E. P. 1990. Health Psychology.Bio Psychology Social Interaction .Singapore : John Willey & Sons.

Schunk, DH. 2012. Motivasi dalam Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta : PT Indeks

Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T.2002. Experimental and Quasi-Experimental Design for Generalized CausalInference. Boston: Houston Mifflin.

Smet, B. (1994). Psikokolgi Kesehatan. Semarang: PT. Gramedia.

Sofia & Paramitha. (2014). Studi: Jumlah Pria Perokok di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia [Online]. Vivalife.com. Diakses pada 14 Agustus 2014. Diakses darihttp://life.viva.co.id/news

Steinberg, L. (1993). Adolescence International third Edition. New York: McGraw-ill, Inc.

Suci, Rema R. 2007. Perbedaan Self-Regulation Pada Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa yang Tidak bekerja.Jurnal Psikologi Universitas Paramadina.


(43)

57

Reddi Ladiasalman, 2015

Persepsi konsumen roko terhadap fear appeal yang terdapat pada kemasan rokok Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. William, K. C. (2012). Product Placement Effectiveness: Rivisited and Renewed.

Journal of Menegement and Marketing Reaserch. pp. 1-24

Witte, K. (1992). Putting the fear back into fear appeal: The extended parallel process model.Communication Monographs, 59, 329-349.

Witte, K. (1994). Fear control and danger control: A test of the extended parallel process model (EPPM). Communication Monographs, 61, 113-132.

Witte, K. (1998). Fear as motivator, fear as inhibitor: Using the EPPM to explain fear appeal successes and failures. In P. A. Andersen&L.K. Guerrero (Eds.), The handbook of communication and emotion (pp. 423-450). New York: Academic Press.

Witte, K., & Allen, M. (2000). A meta-analysis of fear appeals: Implications for effective public health campaigns. Health Education & Behavior, 27, 591-615.

Witte, K., Meyer, G., & Martell, D. (2001).Effective health risk messages: A step-by step guide. Thousand Oaks, CA: Sage.

Zhang, Q. 1999. A Cross Cultural Study on the Persuasive Efecctiveness of Fear AppealsMessages in Advertising.A Thesis.Master Degree of Faculty of Commerce and Administration Concordia University Canada.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisisdan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada kelompok high efficacy terjadi perubahan yang signifikan, partisipan mengikuti saran yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu fear appeal (pesan persuasif yang menakutkan).Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil perhitungan statistik, yaitu rata-rata skor pada pre-test dan pos-test

mengalami peningkatan.

Secara umum sebagian besar partisipan yang mengikuti kegiatan penelitian, baik kelompok high efficacy maupun high threat mengalami perubahan, yaitu mengikuti pesan yang dianjurkan. Perubahan yang menyebabkan partisipan mengikuti pesan yang dianjurkan pada kelompok

high threat tentunya menjadi suatu fenomena baru, karena jika melihat pada teori yang dikembangkan oleh Witte et al.,(2001) menyatakan bahwa fear appeal dengan high threat akan mengakibatkan partisipan memiliki persepsi yang buruk cenderung menolak akan fear appeal dan berperilaku

maladaptive. Data statistik menyatakan bahwa hampir semua partisipan dalam kelompok high threat maupun high efficacy sudah memiliki kontrol bahaya, sehingga ketika diberikan perlakuan maka partisipan cenderung menerima pesan yang disampaikan. Selain itu terdapat beberapa faktor lain, seperti pengalaman dan persepsi yang dapat menyebabkan perubahan itu terjadi.

Secara garis besar tidak terdapat perbedaan hasil post-test yang signifikan antara kelompok yang diberi perlakuan high efficacy dan high threat.


(2)

53

5.2 Saran

a. Fear appeal dengan high efficacy dapat mengubah persepsi partisipan ke arah yang lebih baik, yaitu partisipan mengikuti pesan yang dianjurkan. Namun hal ini perlu dilakukan dengan di dahului oleh kegiatan treatment sebelumnya.

b. Pemberian perlakuan atau treatment seharusnya dilakukan dalam beberapa sesi pertemuan dan berkala, sehingga perlakuan yang diberikan dapat lebih berpengaruh dengan besar, serta media yang digunakan dalam memberikan intervensi lebih banyak lagi.

c. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk membahas hal yang berbeda dengan fenomena yang sama, seperti meneliti mengenai sikap atau bahkan perilaku konsumen rokok, ketika dihadapkan pada fenomena bungkus rokok yang bergambar seram.

d. Kontrol terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan penelitian harus lebih diperketat, baik dari narasumber, partisipan, alat peraga yang digunakan, dan ruang laboratorium yang akan digunakan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2009.Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press

Atkinson, Rita. L Dkk. 1997.Pengantar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Averill, J.R., 1973. Personal Control Over Aversive Stimuli and It?s Relationship to Stress. Psychological Bulletin, No. 80. p. 286-303.

Bandura, A. 1986.Social Foundation Of Thought And Action A Sosial Cognitive Theory. New Jersey : Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs.

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral change. Psychological Review, 84, 191-215.

Brouwer, (1983).Psikologi Fenomenologis. Jakarta: Gramedia.

Calhoun, J.F. and Accocella, J.R. 1990.Psychological of Adjusment and Human Relationship. New York: Mc. Graw Hill Inc.

Cervone, Daniel & Lawrence, A. Pervin. (2010). Kepribadian : teori dan penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Dempsey & Dempsey. 2002. Riset Keperawatan : Buku Ajar & Latihan. Edisi 4.Jakarta : EGC

Devito, J.A. (1997). Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books.

Fadjar (2014). Mulai 24 Juni 2014, Bungkus rokok ada gambar ini [online]. Tempo.co. Diakses pada 14 Agustus 2014. Diakses dari http://gaya.tempo.co/read/news/2014/03/23/060564655/mulai-24-juni-2014-bungkus-rokok-ada-gambar-ini

Ghufron, M.N. 2003.Hubungan Kontrol Diri dan Persepsi Remaja Terhadap Penerapan Disisplin Orang Tua dengan Prokrastinasi Akademik (Online).Tersedia :http://www.damandiri.ar.id

Gulo, D. (1982). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis.

Gore, T. D., & Bracken, C. C. (2005). Testing the Theoretical Design of Healt Risk Message : Reexamining tha Major Tenets of the Extended Parallel Proces Model. Journal Health Education & Behavior, Vol 32

Hurlock, E. B. 1973. Adolescent Development.Tokyo : Mc. Graw- Hill,Kogakusha, Ltd.

Janis, I. L., & Feshbach, S. (1953). Effects of fear-arousing communication.Journal of Abnormal and Social Psychology, 48, 78-92.


(4)

55

Kazdin, A. E. 1994. Behavior Modification : In Apllied Setting.

Monterey,California : Cole Publishing Comp.

Komasari, D. & Helmi, AF.(2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja, Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Keller, P. A., dan L. Block. 1996. Increasing the Persuasiveness of Fear Appeal: The Effectof Arrousal and Elaboration. Journal of Consumer Research. 22. p.448-459.

Kotler, Philip and Garry Amstrong. 2004. Principles of Marketing. New Jersey: Pearson Education Limited

Latipun.(2010). Psikologi Eksperimen.Malang : UMM Press

Lazarus, R.S. 1979. Patterns of Adjusment and Human Effectiveness. New York: Mc Graw-Hill

Leventhal, H. (1970). Findings and theory in the study of fear communication.In L. Berkowitz (Ed.), Advances in experimental social psychology (Vol. 5, pp. 119-186). NewYork: Academic Press.

Logue, A.W. 1995. Self Control. New Jersey: Prentice Hall

Neisser, R.U., 1976, Cognition and Reality, W.H. Freeman and Co., SanFransisco.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba Humanika.

Oke Health. (2014). Jumlah Pria Perokok di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia

[Online]. Tersedia:http://health.okezone.com/read/2014/01/09/482/ 924216/jumlah-pria-perokok-di-indonesia-tertinggi-kedua-di-dunia [14 Agustus 2014].

Ormrod, J E. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Jilid 2).Jakarta : Erlangga.

Pareek, U. (1986). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Perloff, R. M. (2003). The dynamics of persuasion: Communication and attitudes

in the 21st century (2nd ed.). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum.

Presiden Republik Indonesia. (2012). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 109 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN.


(5)

Rakhmat, J. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rifian.2009. Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial.Jakarta : Salemba

Humanika.Shindoh.com. Diakses pada 23 April 2015. Diakses Dari http://shindoh journey.wordpress.com/seputar-kuliah/metodologi-penelitian- komunikasi-analisis-isi-wacana-semiotoka-framing-kebijakan-redaksional-dan-analisis-korelasional

Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

Rogers, R.W. (1975). A protection motivation theory of fear appeals and attitude change.Journal of Psychology, 91, 93-114.

Rogers, R.W. (1983). Cognitive and physiological processes in fear appeals and attitude change:A revised theory of protection motivation. In J. Cacioppo & R. E. Petty (Eds.), Social psychophysiology (pp. 153-176). New York: Guilford.

Rosenstock, I. M. (1974).The health belief model and preventive health behavior.Health Education Monographs, 2, 354-386.

Ruiter, R. A. C., Abraham, C. & Kok, G. (2001). Scary Warning and Rational Precuations: A Review of the Psychology of Fear Appeal. Psychology and Health, 16(6), 613-630.

Sarafino, E. P. 1990. Health Psychology.Bio Psychology Social Interaction

.Singapore : John Willey & Sons.

Schunk, DH. 2012. Motivasi dalam Pendidikan : Teori, Penelitian, dan Aplikasi.

Jakarta : PT Indeks

Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T.2002. Experimental and Quasi-Experimental Design for Generalized CausalInference. Boston: Houston Mifflin.

Smet, B. (1994). Psikokolgi Kesehatan. Semarang: PT. Gramedia.

Sofia & Paramitha. (2014). Studi: Jumlah Pria Perokok di Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia [Online]. Vivalife.com. Diakses pada 14 Agustus 2014. Diakses darihttp://life.viva.co.id/news

Steinberg, L. (1993). Adolescence International third Edition. New York: McGraw-ill, Inc.

Suci, Rema R. 2007. Perbedaan Self-Regulation Pada Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa yang Tidak bekerja.Jurnal Psikologi Universitas Paramadina.


(6)

57

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi.

William, K. C. (2012). Product Placement Effectiveness: Rivisited and Renewed.

Journal of Menegement and Marketing Reaserch. pp. 1-24

Witte, K. (1992). Putting the fear back into fear appeal: The extended parallel process model.Communication Monographs, 59, 329-349.

Witte, K. (1994). Fear control and danger control: A test of the extended parallel process model (EPPM). Communication Monographs, 61, 113-132.

Witte, K. (1998). Fear as motivator, fear as inhibitor: Using the EPPM to explain fear appeal successes and failures. In P. A. Andersen&L.K. Guerrero (Eds.),

The handbook of communication and emotion (pp. 423-450). New York: Academic Press.

Witte, K., & Allen, M. (2000). A meta-analysis of fear appeals: Implications for effective public health campaigns. Health Education & Behavior, 27, 591-615.

Witte, K., Meyer, G., & Martell, D. (2001).Effective health risk messages: A step-by step guide. Thousand Oaks, CA: Sage.

Zhang, Q. 1999. A Cross Cultural Study on the Persuasive Efecctiveness of Fear AppealsMessages in Advertising.A Thesis.Master Degree of Faculty of Commerce and Administration Concordia University Canada.


Dokumen yang terkait

. Pengaruh Gambar Peringatan Merokok Pada Desain Kemasan Rokok Terhadap Sikap Konsumen (Kasus Mahasiswa Kampus X)

1 20 67

PERSEPSI MAHASISWA UDINUS TERHADAP LIMA TIPE GAMBAR PERINGATAN KESEHATAN PADA KEMASAN ROKOK.

0 3 19

PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMASAN ROKOK-ROKOK IMITATIF PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMASAN ROKOK-ROKOK IMITATIF (Studi Deskriptif Persepsi Konsumen Tentang Kemasan Primer Rokok-Rokok yang Imitatif Terhadap Produk Gudang Garam, Produk HM Sampoerna, Produk

0 3 15

PENDAHULUAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMASAN ROKOK-ROKOK IMITATIF (Studi Deskriptif Persepsi Konsumen Tentang Kemasan Primer Rokok-Rokok yang Imitatif Terhadap Produk Gudang Garam, Produk HM Sampoerna, Produk Djarum dan Produk Bentoel Pada Warga RT 03

0 3 31

PENUTUP PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEMASAN ROKOK-ROKOK IMITATIF (Studi Deskriptif Persepsi Konsumen Tentang Kemasan Primer Rokok-Rokok yang Imitatif Terhadap Produk Gudang Garam, Produk HM Sampoerna, Produk Djarum dan Produk Bentoel Pada Warga RT 03 Jang

0 3 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok

0 2 106

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok T1 362007059 BAB I

0 2 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Opini Konsumen Rokok Terhadap Iklan di Kemasan Rokok

0 0 9

PERSEPSI KONSUMEN ROKOK TERHADAP FEAR APPEAL YANG TERDAPAT PADA KEMASAN ROKOK: Studi Eksperimen Terhadap Konsumen Rokok Mahasiswa UPI Bandung - repository UPI S PSI 1003264 Title

0 0 5

PERSEPSI MAHASISWA FIKES PN VETERAN JAKARTA TERHADAP PERINGATAN KESEHATAN PADA KEMASAN ROKOK

0 0 7