HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PADA REMAJA DI KOTA BANDUNG.

(1)

No. Skripsi: 475/Skripsi/PSI/FIP_UPI/01.2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL DENGAN

INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PADA REMAJA DI

KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

Yahdiyani Ra’fahannisaa

1002197

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Hubungan Keterampilan Sosial dengan

Intensitas Penggunaan

Twitter

pada

Remaja di Kota Bandung

Oleh

Yahdiyani Ra’fahannisaa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yahdiyani Ra’fahannisaa 5 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

v ABSTRAK

Yahdiyani Ra’fahannisaa (1002197). Hubungan Keterampilan Sosial dengan Intensitas Penggunaan Twitter pada Remaja di Kota Bandung. Skripsi Departemen Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2015).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan twitter pada remaja di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik convenience sampling dengan melibatkan 187 remaja. Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas Social Skill Inventory yang telah dimodifikasi oleh peneliti serta instrumen intesitas penggunaan twitter yang disusun sendiri oleh peneliti. Analisis data dilakukan dengan teknik korelasi Spearman’s rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan

twitter pada remaja di Kota Bandung dengan koefisien korelasi sebesar -0.217.

Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah (1) orang tua dan guru sebaiknya membimbing remaja dalam mengembangkan keterampilan sosialnya serta membimbing dan mengawasi remaja dalam menggunakan twitter, (2) remaja pengguna twitter sebaiknya menggunakan twitter dengan lebih bijak dan lebih mengutamakan interaksi secara langsung, dan (3) peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan keterampilan sosial maupun intensitas penggunaan twitter yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(6)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

vi ABSTRACT

Yahdiyani Ra’fahannisaa (1002197). The Relationship Between Social Skill and Intensity of Tweeting on Adolescence in Bandung. S1 Research Paper, Departement of Psychology, Faculty of Education, Indonesia University of Education, Bandung (2015). The purpose of this research is to identify the relationship between social skill and intensity of tweeting on adolescence in Bandung. This research uses quantitative approach with correlational method. The sample of this research choosed by convenience sampling method. One hundred and eighty seven adolescence participated by filling out the Social Skill Inventory and intensity of tweeting questionaire. Data analysis processed by Spearman’s rank correlational method. The result indicates that there is a negative relationship between social skill and instensity of tweeting in adolescence of Bandung, with a correlation coefficient of -0.217 . Based on the results, there are some recommendation from this research: (1) parents and teacher should guide the adolescence to develope their social skiil also guide in using twitter, (2) twitter user should use twitter appropiately and prioritize “face to face” communication, and (3) in the future, researcher can investigate other factors, that has not been investigate in this research.


(7)

vii

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 6

a. Bagi Orang Tua dan Guru ... 6

b. Bagi Pengguna Twitter ... 6

c. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Keterampilan Sosial ... 8

1. Definisi Keterampilan Sosial ... 8

2. Dimensi Keterampilan Sosial... 10

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keterampilan Sosial... 12

4. Keterampilan Sosial Remaja ... 14

B. Intensitas Penggunaan Twitter ... 15


(8)

viii

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Definisi Twitter ... 15

3. Intensitas Penggunaan Twitter ... 16

4. Istilah- istilah dalam Twitter ... 16

5. Manfaat Twitter ... 18

6. Motif Penggunaan Media Sosial ... 19

7. Dampak Penggunaan Media Sosial... 20

C. Remaja ... 20

1. Definisi Remaja ... 20

2. Ciri-ciri Remaja ... 21

3. Karakteristik Perkembangan Remaja... 22

D. Kerangka Pemikiran ... 23

E. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 26

1. Asumsi Penelitian ... 26

2. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 27

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28

1. Variabel Penelitian ... 28

2. Definisi Operasional... 28

a. Definisi Operasional Keterampilan Sosial ... 28

b. Definisi Operasional Intensitas Pengguna Twitter ... 29

D. Instrumen Penelitian ... 29

1. Instrumen Keterampilan Sosial ... 29

a. Validitas ... 29

b. Pemilihan Item yang Layak ... 30

c. Reliabilitas ... 30

d. Teknik Skoring ... 30

e. Kategorisasi Norma... 31

2. Instrumen Intensitas Pengguna Twitter ... 32


(9)

ix

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

b. Kategorisasi Norma ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data... 33

F. Teknik Analisis Data... 33

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 35

1. Tahap Persiapan ... 35

2. Tahap Pelaksanaan ... 35

3. Tahap Pelaporan... 35

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Temuan dan Pembahasan Penelitian ... 36

1. Gambaran Demografi Subjek Penelitian ... 36

a. Jenis kelamin... 36

b. Usia ... 37

c. Tingkat pendidikan ... 38

d. Lama memiliki akun twitter ... 39

e. Aktivitas yang dilakukan melalui twitter ... 40

2. Gambaran Keterampilan Sosial ... 41

a. Gambaran Keterampilan Sosial Secara Umum ... 41

b. Gambaran Keterampilan Sosial Berdasarkan Domain ... 43

3. Gambaran Intensitas Penggunaan Twitter... 47

4. Korelasi Keterampilan Sosial dan Intensitas Penggunaan Twitter 48 B. Keterbatasan Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI... 53

A. Kesimpulan... 53

B. Implikasi dan Rekomendasi ... 53

1. Bagi Orang Tua ... 53

2. Bagi Guru... 54

3. Bagi Remaja Pengguna Twitter ... 55

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN... 60 RIWAYAT HIDUP PENELITI


(10)

x

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Skor Alat Ukur Keterampilan Sosial ... 31

Tabel 3.2 Kategorisasi Skala Tiga Level ... 31

Tabel 3.3 Kategorisasi Norma Keterampilan Sosial ... 31

Tabel 3.4 Kategorisasi Norma Intensitas Penggunaan Twitter ... 33

Tabel 3.5 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 34

Tabel 4.1 Gambaran Jenis Kelamin Subjek... 36

Tabel 4.2 Gambaran Rentang Usia Subjek... 37

Tabel 4.3 Gambaran Tingkat Pendidikan Subjek ... 38

Tabel 4.4 Gambaran Lama Subjek Memiliki Twitter ... 39

Tabel 4.5 Gambaran Aktivitas yang Dilakukan Melalui Twitter ... 40

Tabel 4.6 Frekuensi Kategorisasi Keterampilan Sosial ... 42

Tabel 4.7 Frekuensi Kategorisasi Domain Keterampilan Sosial ... 44

Tabel 4.8 Kategorisasi Intenistas Penggunaan Twitter ... 47 Tabel 4.9 Korelasi Keterampilan Sosial dengan Intensitas Penggunaan Twitter . 49


(11)

xi

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tweet dari akun @kemalsept ditanggapi Wali Kota Bandung ... 4

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Hubungan Keterampilan Sosial dengan Intensitas Penggunaan Twitter ... 25

Gambar 3.1 Rumus Koefisien Determinasi ... 34

Gambar 4.1 Diagram Persentase Jenis Kelamin Subjek... 37

Gambar 4.2 Diagram Persentase Rentang Usia Subjek... 37

Gambar 4.3 Diagram Persentase Tingkat Pendidikan Subjek ... 38

Gambar 4.4 Diagram Persentase Lama Subjek Memiliki Twitter ... 39

Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Twitter yang Dilakukan Subjek ... 40

Gambar 4.6 Diagram Persentase Kategorisasi Keterampilan Sosial ... 42

Gambar 4.7 Grafik Persentase Kategorisasi Domain Keterampilan Sosial ... 45

Gambar 4.8 Diagram Persentase Kategorisasi Intensitas Penggunaan Twitter .... 48


(12)

xii

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu Bimbingan Skripsi ... 60

Lampiran 2. Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing ... 61

Lampiran 3. Surat Pernyataan Expert Judgement... 62

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba... 66

Lampiran 5. Kuisioner Uji Coba ... 69

Lampiran 6. Hasil Uji Coba (Reliabilitas dan Analisis Item) ... 74

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Sesudah Uji Coba ... 77

Lampiran 8. Kuisioner Ambil Data (Sesudah Uji Coba) ... 79

Lampiran 9. Data Responden/Subjek ... 83

Lampiran 10. Hasil Skoring Keterampilan Sosial ... 101

Lampiran 11. Hasil Skoring Domain Keterampilan Sosial... 107

Lampiran 12. Hasil Skoring Intensitas Penggunaan Twitter... 110

Lampiran 13. Statistik Deskriptif Skor Keterampilan Sosial, Domain Keterampilan Sosial dan Intensitas Penggunaan Twitter ... 114


(13)

1

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Internet kini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sejak internet masuk ke Indonesia jumlah pengguna internet di Indonesia setiap tahunnya selalu bertambah. Berdasarkan data lembaga riset Mark Plus Insight, pada tahun 2013 jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 74,6 juta orang (Marketeers, 2013). Dari jumlah tersebut, remaja mendominasi jumlah pengguna internet di Indonesia. Sebuah riset menunjukkan bahwa 64% pengguna internet di Indonesia adalah remaja usia 15-19 tahun (Kirana, 2013).

Menurut Maczewski (dalam Sarwono, 2005) ada tiga alasan utama remaja menggunakan internet, yaitu: (1) internet itu mengagumkan, (2) internet memberi kebebasan, dan (3) internet memungkinkan pengembangan identitas diri. Menurut Rakhmat (2008) terdapat beberapa motif yang membuat individu menggunakan media massa (termasuk di dalamnya media dengan internet), diantaranya adalah keinginan untuk mengaktualisasikan diri, keinginan untuk mencari pengalaman baru, keinginan untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, keinginan untuk memperoleh penghargaan dari orang lain, dan kebutuhan akan penerimaan orang lain.

Dari seluruh aktivitas yang dilakukan melalui internet, media sosial adalah fitur yang paling sering diakses oleh pengguna internet di Indonesia. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), 95 persen pengguna internet Indonesia menggunakan internet untuk mengakses media sosial (Inioke.com, 2013). Menurut pengamatan peneliti, saat ini kebanyakan orang lebih memilih mengungkapkan perasaannya melalui media sosial daripada mengungkapkannya secara langsung. Kekurangmampuan seseorang dalam mengungkapkan perasaannya secara tepat merupakan ciri-ciri orang dengan keterampilan sosial yang kurang baik. Menurut Sergin (2001),


(14)

2

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

orang yang memiliki keterampilan sosial akan mampu memahami dan mengekspresikan dirinya secara efektif.

Keterampilan sosial merupakan kemampuan berperilaku yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain dan menimbulkan tanggapan positif serta menghindari perilaku yang menimbulkan tanggapan negatif (Cartledge & Milburn, 1986). Spence (2003) mendefinisikan keterampilan sosial sebagai kemampuan seseorang dalam menampilkan perilaku-perilaku yang penting untuk mencapai kompetensi sosial. Keterampilan sosial meliputi berbagai respon verbal dan non-verbal yang mempengaruhi persepsi dan respon orang lain selama terjadi interaksi sosial. Menurut Riggio (1986) keterampilan sosial mencakup kemampuan menyampaikan (expressivity), menerima (sensitivity) dan mengelola (control) komunikasi dalam dua dimensi yaitu emotional (nonverbal) dan social

(verbal). Berdasarkan hal tersebut, seseorang diharapkan mampu atau terampil

dalam berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal.

Orang yang kurang memiliki keterampilan sosial akan merasa kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung (face to face) sehingga akan merasa lebih nyaman jika berkomunikasi secara virtual. Keberadaan internet khususnya media sosial yang didukung dengan kemudahan sarana untuk mengaksesnya, menjadi alternatif bagi mereka dalam berkomunikasi dan mengungkapkan perasaan.

Media sosial merupakan salah satu media komunikasi yang bersifat bebas, dimana setiap pengguna memiliki kebebasan dalam menggunakan akun media sosialnya. Bebasnya memasukkan apapun dalam akun media sosial membuat banyak orang memilih media sosial sebagai sarana alternatif untuk mengekspresikan diri dan mengungkapkan berbagai hal yang sedang dirasakannya. Media sosial menjadi pilihan banyak orang terutama remaja, karena dianggap dapat menjadi sarana untuk mengumpulkan kepercayaan diri dan dukungan dari lingkungan (Hanjani, 2013). Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Common Sense Media (2012), 90 persen remaja telah


(15)

3

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menggunakan media sosial secara intensif, bahkan 51 persennya mengakui bahwa melihat media sosial adalah bagian dari aktivitasnya sehari-hari.

Salah satu media sosial yang sering digunakan di Indonesia adalah

twitter. Twitter merupakan layanan mikroblog yang digunakan untuk melakukan update berupa teks dengan panjang maksimum 140 karakter (Juju, 2009). Twitter memberikan banyak kemudahan, diantaranya promosi atau penyebaran berita dengan cepat, sarana komunikasi secara luas tanpa batasan jarak, bahkan mendukung atau mengkritik sesuatu hal. Meski demikian, twitter juga membawa dampak negatif pada penggunanya, seperti menyebabkan kecanduan, digunakan untuk saling mencaci serta menimbulkan perselisihan dan sebagainya.

Beberapa lembaga riset telah melakukan survey mengenai pengguna

twitter di Indonesia. Brand24.co.id merilis sebuah hasil statistik infografi

media sosial yang menunjukkan bahwa statistik pengguna twitter adalah statistik yang paling menonjol dibandingkan pengguna media sosial lain (Bambang, 2013). Peerreach (2013) menyebutkan Indonesia menyumbang 6,5% dari jumlah seluruh akun twitter yang ada di dunia, yaitu sekitar 58 juta akun dan merupakan peringkat ketiga pengguna twitter terbanyak di dunia. Hasil survey Peerreach menambahkan bahwa pengguna twitter di Indonesia didominasi oleh teens (remaja belasan tahun), yaitu sebesar 63%. Selain itu, Jakarta dan Bandung masuk ke dalam 10 besar kota paling aktif “nge-tweet” di dunia. Semiocast mencatat dari 10 miliar tweet yang masuk, sebanyak 2,3 persen berasal dari pengguna di Jakarta dan 1,2 persen dari pengguna di Bandung (Wahyudi, 2012).

Menulis status di twitter atau yang lebih populer dengan istilah “nge

-tweet”, dipilih sebagian besar orang untuk menuangkan perasaan yang sedang mereka rasakan. Hal tersebut memunculkan sebuah fenomena yang dikenal dengan “curhat” via twitter. Twitter kini berubah seperti buku harian atau diary, dimana user dapat mengeluhkan segala hal bahkan hal yang bersifat

pribadi ke dalam akun twitter-nya. Misalnya mengeluhkan pelajaran yang sulit di sekolah, mengungkapkan rasa sedihnya karena patah hati, mengungkapkan


(16)

4

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kekesalan pada temannya dan sebagainya. Contohnya adalah kasus akun twitter @kemalsept yang mengungkapkan kekecewaannya mengenai Kota Bandung melalui twitter. Pemilik akun menuliskan beberapa twit yang terkesan “menghina” Kota Bandung hingga menimbulkan reaksi warga Kota Bandung lain yang juga menggunakan twitter, bahkan Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, turut menanggapi “kicauan” dari akun tersebut.

Gambar 1.1 Tweet dari akun @kemalsept yang ditanggapi oleh Wali Kota Bandung

Muculnya berbagai tweet yang berisi tentang pengungkapan perasaan mungkin disebabkan oleh ketidakmampuan orang tersebut dalam mengungkapkan perasaannya secara langsung yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan sosial yang dimiliki. Orang yang kurang memiliki keterampilan sosial akan lebih banyak menghabiskan waktunya di dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata (Majorsy dkk., 2013), hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada intensitas penggunaan twitter yang dilakukan oleh orang tersebut. Intensitas merupakan tingkat keseringan individu dalam melakukan suatu kegiatan tertentu sesuai dengan perasaan, dimana perasaan senang terhadap suatu kegiatan tertentu akan mendorong individu untuk melakukan kegiatan tersebut berulang-ulang (Rinjani & Firmanto, 2013).

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dan kecanduan jejaring sosial pada masa dewasa awal, dimana semakin tinggi keterampilan sosial yang dimiliki maka semakin rendah


(17)

5

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kecanduan akan situs jejaring sosial (Majorsy dkk., 2013). Meski penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keterampilan sosial dengan kecanduan situs jejaring sosial, perbedaan karakteristik antara

twitter dengan media sosial lain membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini. Twitter memiliki karakteristik berbasis teks yang hanya terbatas pada 140 karakter, berbeda dengan media sosial lain misalnya facebook yang tidak dibatasi karakter. Meski memiliki karakter yang terbatas, twitter tetap dapat digunakan seseorang untuk mengekspresikan dirinya. Twitter juga sering digunakan sebagai pengganti telepon, sms atau chatting untuk mengobrol dengan orang lain. Selain itu, hampir semua media sosial seperti facebook,

path, instagram dan lain-lain dapat ditautkan ke akun twitter, sehingga konten

dalam akun media sosial lain dapat juga ter-update di akun twitter.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Hubungan Keterampilan Sosial dengan Intensitas Penggunaan Twitter pada Remaja di Kota Bandung”.

B.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang berusaha dipecahkan melalui penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan twitter pada remaja di Kota Bandung?”.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka terdapat tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan twitter pada remaja di Kota Bandung.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis


(18)

6

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat untuk pengembangan keilmuan psikologi, khususnya psikologi perkembangan, psikologi sosial dan psikologi komunikasi.

Hasil penelitian ini akan memberikan informasi atau gambaran mengenai keterampilan sosial remaja seiring perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh gaya hidup berteknologi tinggi, dimana internet telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seseorang khusunya remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Orang Tua dan Guru

Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menjadi pedoman bagi orang tua dan guru dalam membimbing remaja dalam mengembangkan keterampilan sosialnya. Hasil penelitian ini juga dapat membantu orang tua dan guru dalam mengarahkan remaja untuk menggunakan media sosial secara lebih bijak.

b. Bagi Remaja Pengguna Twitter

Bagi remaja pengguna twitter, penelitian ini bermanfaat untuk menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana sebaiknya remaja berinteraksi dengan orang lain, baik secara langsung maupun melalui dunia maya, khususnya twitter.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai keterampilan sosial atau intensitas penggunaan twitter, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi.

E.Struktur Organisasi Skripsi 1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian.


(19)

7

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bab ini memiliki fungsi sebagai landasaan teoritik bagi penelitian. Pada bab ini, teori yang dipaparkan adalah teori mengenai intensitas penggunaan twitter dan teori mengenai keterampilan sosial remaja.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan jabaran yang rinci mengenai metode penelitian, terdiri dari populasi dan sampel termasuk didalamnya teknik sampling, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, teknik pengambilan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan interpretasi. Dalam bab ini dipaparkan apa yang menjadi hasil dari penelitian serta analisis yang dilakukan sehingga hasil tersebut diperoleh. Selain itu, bab ini juga berisi mengenai pembahasan dan interpretasi dari hasil yang diperoleh.

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini terdiri atas kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan merupakan jawaban atas permasalahan yang didapatkan melalui hasil penelitian di BAB IV. Rekomendasi merupakan anjuran yang bersifat operasional, kebijakan, maupun konseptual yang ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian atau peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan.


(20)

27

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan menganai metode yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen dan pengembangannya, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan prosedur penelitian.

A.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh elemen atau anggota daru suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian, sedangkan sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari sebuah populasi (Noor, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja pengguna twitter di Kota Bandung dengan jumlah populasi yang tidak dapat diketahui secara pasti.

Karena jumlah populasi tidak diketahui, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling non-probability. Non-probability

sampling merupakan metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi

tidak memiliki peuang yang sama untuk dijadikan sampel, dimana representasi atau keterwakilan sampel tidak penting (Noor, 2011). Teknik non-probability yang digunakan adalah convenience sampling, dimana sampel diambil dari orang-orang yang kebetulan bertemu dan dianggap cocok dengan keinginan peneliti (Clark-Carter, 2004). Kriteria sampel yang diinginkan peneliti adalah remaja berusia 11-19 tahun dan memiliki akun twitter. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 187 remaja pengguna twitter di Kota Bandung.

B.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional (correlational research). Penelitian kuantitatif adalah penyelidikan tentang masalah berdasarkan pada pengujian sebuah teori yang terdiri dari variabel-variabel, diukur dengan angka, dan dianalisis dengan


(21)

28

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

prosedur statistik untuk menentukan apakah generalisasi prediktif teori tersebut benar (Silalahi, 2010).

Penelitian korelasional bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi-variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya (Usman & Akbar, 2006). Dalam penelitian ini akan dideteksi sejauh mana keterampilan sosial berhubungan atau berkorelasi dengan intensitas penggunaan twitter melalui pengukuran dengan angka dan analisis dengan prosedur statistik (Silalahi, 2010).

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu, keterampilan sosial dan intesitas penggunaan twitter.

2. Definisi Operasional

a. Definisi Operasional Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial adalah penilaian kemampuan remaja dalam menampilkan, menerjemahkan dan mengatur diri dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang diukur melalui Social Skills

Inventory (Riggio, 1986; Loton 2007) berdasarkan enam domain

keterampilan sosial menurut Riggio (1986).

Adapun definisi operasional dari masing-masing domain keterampilan sosial menurut Riggio (1986) adalah sebagai berikut:

1. Emotional Expressivity (EE) adalah kemampuan remaja dalam

menampilkan suasana hati atau keadaan emosional.

2. Emotional Sensitivity (ES) adalah kemampuan remaja dalam

menerjemahkan suasana hati atau keadaan emosional yang dirasakan oleh orang lain.

3. Emotional Control (EC) adalah kemampuan remaja dalam mengatur

suasana hati atau keadaan emosional.

4. Social Expressivity (SE) adalah kemampuan remaja dalam membangun komunikasi dengan orang lain.


(22)

29

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

5. Social Sensitivity (SS) adalah kemampuan remaja dalam menerjemahkan komunikasi verbal dan menyesuaikan diri dengan norma sosial yang berlaku.

6. Social Control (SC) adalah kemampuan remaja dalam menampilkan

diri di lingkungan sosial.

b. Definisi Operasional Intensitas Penggunaan Twitter

Intensitas penggunaan twitter adalah tingkat penggunaan twitter yang dilakukan responden yang diukur melalui frekuensi dan durasi penggunaan twitter selama satu minggu.

D.Instrumen Penelitian

1. Instrumen Keterampilan Sosial

Instrumen keterampilan sosial diadaptasi dan dimodifikasi dari Social

Skills Inventory (SSI) milik Riggio (1986) yang telah diterjemahkan

kedalam bahasa Indonesia oleh Kusumadewi (2009). Social Skills Inventory (SSI) memiliki realibilitas dengan koefisien Cronbach’s Alpha berkisar antara .65 - .88 (Riggio, 1986; Loton, 2007), setelah diadopsi ke bahasa Indonesia reliabilitasnya menjadi .74 (Kusumadewi, 2009).

Instrumen terdiri 36 item menggunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yang diturunkan dari enam domain keterampilan sosial menurut Riggio (1986) yaitu Emotional Expressivity (EE), Emotional Sensitivity (ES), Emotional Control (EC), Social Expressivity (SE), Social Sensitivity (SS), dan Social Control (SC). Berikut adalah kisi-kisi instrumen keterampilan sosial yang telah disusun oleh peneliti.

Instrumen yang telah dimodifikasi ini selanjutnya dikembangkan melalui uji validitas, pemilihan item yang layak, dan uji reliabilitas. Setelah melalui tahap pengembangan instrumen, untuk mendapatkan hasil dari alat ukur tersebut, dilakukan skoring dan kategorisasi norma.


(23)

30

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2013). Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi. Validitas isi mengukur sejauh mana isi dari kedua instrumen atau alat ukur mewakili aspek atau dimensi yang ada dalam konsep (Silalahi, 2010).

Validitas isi dapat diestimasi melalui analisis rasional atau

professional judgement (Azwar, 2011b). Dalam penelitian ini,

professional judgement dilakukan oleh Dr. Titin Kartini, M.Si., Dr. Tina

Hayati Dahlan, M.Pd., Psikolog, M. Ariez Musthofa, M.Si. dan Diah Zaleha Wyandini, M.Si.

b. Pemilihan Item yang Layak

Setelah instrumen dinilai oleh para ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 200 remaja pengguna twitter. Setelah dilakukan skoring pada instrumen keterampilan sosial yang diujicobakan, peneliti melakukan pemilihan item dengan corrected

item-total.

Corrected item-total adalah korelasi antara skor item dengan skor

total dari sisa item lainnya (Azwar, 2011b). Item yang dipilih menjadi item final adalah item yang memiliki korelasi item-total sama dengan atau lebih besar dari 0,3 (Ihsan, 2013).

Berdasarkan hasil analisis item tersebut, dari 36 item yang diuji, terdapat 26 item yang layak yaitu item nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 27, 28, 31, 32, 34, dan 36. Item yang tidak layak adalah item nomor 1, 3, 14, 21, 25, 26, 29, 30, 33, dan 35.

c. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya (Noor, 2011). Reliabilitas dari alat ukur keterampilan sosial diestimasi dengan metode Alpha Cronbach, dimana semakin mendekati 1 nilai alpha yang dimiliki suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin reliabel (Azwar, 2011a).


(24)

31

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Pengukuran reliabilitas dihitung dengan bantuan software SPSS 18.0. Hasil uji coba alat ukur keterampilan sosial memiliki reliabilitas 0.798. Setelah dilakukan pemilihan item yang layak, reliabilitas alat ukur tersebut menjadi 0.845.

d. Teknik Skoring

Pada instrumen ini skala yang digunakan adalah skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor untuk masing-masing pilihan jawaban dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Skor Alat Ukur Keterampilan Sosial

Alternatif Jawaban Skor

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

e. Kategorisasi Norma

Norma adalah pengelompokan sebuah kelompok skala ke dalam beberapa level (Ihsan, 2013). Skala dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga level, rumus norma tiga level dirumuskan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kategorisasi Skala Tiga Level

Rumus Kategori

Z > (µ + 1σ) Tinggi (µ - 1σ) ≤ Z ≤ (µ + 1σ) Sedang

Z < (µ - σ) Rendah

(Ihsan, 2013) Keterangan:

Z : skor Z subjek

µ : rata-rata baku (mean) σ : deviasi standar baku

Berdasarkan nilai rata-rata (µ) dan standar deviasi σ maka keterampilan sosial dikelompokan menjadi tiga kategori skala yaitu


(25)

32

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokan sebuah kelompok pengambil tes atau skala ke dalam beberapa level disebut norma (Ihsan, 2013). Keterampilan sosial dikategorisasikan berdasarkan skor Z yang diperoleh masing- masing responden dengan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kategorisasi Norma Keterampilan Sosial Kategori Rumus Kategori Skala Nilai

Tinggi Z > µ + 1σ Z > 1 Sedang µ - 1σ ≤ Z ≤ µ + 1σ (-1) ≤ Z ≤ 1 Rendah Z < µ - 1σ Z < (-1) 2. Instrumen Intensitas Penggunaan Twitter

Instrumen intensitas penggunaan twitter disusun sendiri oleh peneliti untuk mendapatkan intensitas penggunaan twitter dalam satu minggu.

Dalam instrumen terdapat dua pertanyaan yang berkaitan dengan intensitas penggunaan twitter, yaitu frekuensi penggunaan dalam satu minggu yang diukur melalui banyak hari mengakses twitter dalam satu minggu dan durasi penggunaan twitter setiap harinya (dalam satuan menit).

Instrumen ini selanjutnya dikembangkan melalui uji validitas. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas isi. Validitas isi dapat diestimasi melalui analisis rasional atau professional judgement (Azwar, 2011b). Dalam penelitian ini, professional judgement dilakukan oleh Dr. Titin Kartini, M.Si., Dr. Tina Hayati Dahlan, M.Pd., Psikolog, M. Ariez Musthofa, M.Si. dan Diah Zaleha Wyandini, M.Si.

Setelah melalui uji validitas, untuk mendapatkan hasil dari alat ukur tersebut dilakukan skoring dan kategorisasi norma.

a. Teknik Skoring

Pada instrumen intensitas penggunaan twitter, skoring dilakukan dengan cara mengkalikan angka yang dituliskan pada item pertama dengan angka yang dituliskan pada item kedua. Dengan kata lain, skoring dilakukan dengan cara mengkalikan durasi subjek menggunakan twitter


(26)

33

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dalam satu hari (dalam satuan menit) dengan frekuensi subjek menggunakan twitter dalam satu minggu (dalam satuan hari). Berdasarkan perhitungan tersebut akan didapatkan total waktu (durasi) subjek untuk menggunakan twitter dalam satu minggu.

b. Kategorisasi Norma

Berdasarkan rumus kategoriasi norma pada tabel 3.2 (hal. 31) intensitas penggunaan twitter dikelompokan menjadi tiga kategori skala yaitu tinggi, sedang dan rendah. Intensitas penggunaan twitter dikategorisasikan berdasarkan skor Z yang diperoleh masing-masing responden dengan rumus pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kategorisasi Norma Intensitas Penggunaan Twitter Kategori Rumus Kategori Skala Nilai

Tinggi Z > µ + 1σ Z > 1 Sedang µ - 1σ ≤ Z ≤ µ + 1σ (-1) ≤ Z ≤ 1 Rendah Z < µ - 1σ Z < (-1)

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner atau angket adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011).

Kuisioner yang diberikan kepada responden berisi pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan teori keterampilan sosial dan intensitas penggunaan twitter. Kuisioner terdiri dari kuisioner tertutup dan kuisioner terbuka. Kuisioner tertutup adalah kuisioner yang pertanyaannya diberikan dengan pilihan jawaban, sehingga responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang sudah disediakan, sedangkan kuisioner terbuka adalah kuisioner yang membebaskan responden untuk memberikan jawaban sesuai keinginan mereka (Siregar, 2013).

Kuisioner diberikan atau disebarkan kepada responden secara langsung kepada responden oleh peneliti. Kuisioner yang disebarkan terdiri dari tiga


(27)

34

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

bagian, bagian pertama berisi identitas responden, bagian kedua berisi alat ukur intensitas penggunaan twitter, dan alat ukur keterampilan sosial.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mencari hasil analisis yang menghubungkan dua variabel dapat digunakan analisis korelasi, dimana fungsi utama dari analisi korelasi ini adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara dua variabel (Idrus, 2009).

Teknik analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Spearman’s rank. Spearman’s rank merupakan pengukuran

yang digunakan untuk mencari besarnya hubungan antara dua variabel atau derajat hubungan yang mengukur korelasi (Usman & Akbar, 2012). Dalam penelitian ini, analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan twitter. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan software SPSS 18.0.

Tahap pertama yang dilakukan adalah mengolah data untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga dapat menentukan arah dari kedua variabel (Siregar, 2013). Interpretasi keofisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Siregar, 2013) Tahap selanjutnya adalah mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien determinasi merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya persentase variansi bersama antara dua variabel yang diteliti (Susetyo, 2010). Koefisien determinasi adalah angka untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh


(28)

35

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

satu variabel terhadap variabel lainnya (Siregar, 2013). Rumus koefesien determinasi dapat dilihat pada gambar 3.1

KD = r2 x 100% Gambar 3.1

Rumus Koefisien Determinasi

(Siregar, 2013) Keterangan:

KD : koefisien determinasi r : koefsien korelasi

G.Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.

b. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung penelitian.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Mengajukan permohonan izin penelitian. e. Menyusun instrumen penelitian.

f. Melakukan uji validitas instrumen dengan professional judgment. g. Melakukan uji coba instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan penyebaran kuesioner.

b. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden. c. Melakukan pengolahan dan analisis data.

3. Tahap Pelaporan


(29)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

53 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, peneliti akan menyampaikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasarkan temuan penelitian yang telah dilakukan.

A.Kesimpulan

Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif antara keterampilan sosial dengan intensitas penggunaan

twitter pada remaja di Kota Bandung. Hasil tersebut berarti semakin tinggi

keterampilan sosial subjek, maka semakin rendah intensitas penggunaan twitter subjek, dan sebaliknya.

Selain itu, koefisien determinasi menunjukkan nilai sebesar 4.7%, artinya perubahan variabel intensitas penggunaan twitter sebesar 4.7% nya dipengaruhi oleh keterampilan sosial dan sisanya, sebesar 95.3% dipengaruhi oleh hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B.Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian, peneliti memiliki beberapa implikasi dan rekomendasi yang ingin disampaikan kepada beberapa pihak, yaitu:

1. Bagi Orang Tua

Remaja merupakan masa transisi dimana orang tua masih berperan penting dalam mendampingi remaja menghadapi setiap perubahan dalam dirinya. Dalam hal ini, berarti orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan keterampilan sosial remaja dan mengawasi remaja dalam menggunakan media sosial.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat keterampilan sosial remaja berada pada tingkat sedang, artinya remaja masih perlu mengembangkan lagi keterampilan sosialnya. Salah satu faktor yang memengaruhi keterampilan sosial remaja adalah lingkungan sekitar. Untuk


(30)

54

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan sosial remaja, orang tua dapat meluangkan waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan remaja, serta melibatkan remaja dalam situasi sosial tertentu yang membuat remaja akan berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Sebagai contoh orang tua dapat mengadakan family time dimana seluruh anggota keluarga berinteraksi secara langsung, selain itu orang tua juga dapat mengarahkan remaja untuk terlibat dan aktif dalam kegiatan kelompok seperti mengikuti organisasi, komunitas dan sebagainya.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan twitter remaja berada pada tingkat sedang cenderung tinggi. Untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan twitter, sebaiknya orang tua turut mengawasi dan membimbing remaja dalam menggunakan twitter. Orang tua dapat membuat perjanjian mengenai penggunaan gadget dengan remaja, atau turut memiliki akun twitter (maupun akun jejaring sosial lainnya) dan melakukan pertemanan dengan remaja di jejaring sosial tersebut.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna twitter didominasi oleh remaja berusia 14-16 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia sekolah. Dalam hal ini, berarti guru juga memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan keterampilan sosial remaja dan membimbing remaja dalam menggunakan media sosial.

Untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja, guru dapat melibatkan remaja dalam situasi sosial tertentu di sekolah. Sebagai contoh, guru dapat melakukan kegiatan di kelas yang melibatkan interaksi antar siswa seperti kegiatan presentasi atau diskusi. Guru juga dapat mendorong siswa untuk aktif dalam organisasi sekolah atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Dalam membimbing remaja menggunakan twitter dan media sosial lainnya, guru serta pihak sekolah dapat membuat kebijakan mengenai penggunaan gadget di sekolah. Selain itu pihak sekolah juga dapat mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai internet serta


(31)

dampak-55

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dampak yang ditimbulkan internet, serta mengarahkan remaja agar dapat memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif.

3. Bagi Remaja Pengguna Twitter

Remaja pengguna twitter sebagai subjek penelitian ini disarankan untuk lebih bijak dalam menggunakan twitter, meskipun twitter adalah media sosial yang bersifat bebas, sebaiknya pengguna lebih berhati-hati dalam mengunggah atau menulis tweet di akun twitter.

Para remaja pengguna twitter juga harus tetap mengingat bahwa berinteraksi secara langsung akan lebih baik dibandingkan dengan berinteraksi via dunia maya. Keterampilan sosial remaja akan berkembang sesuai pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga berinteraksi secara langsung akan lebih baik dibandingkan via dunia maya. Remaja dapat mengikuti berbagai macam kegiatan kelompok seperti bergabung dalam organisasi atau komunitas untuk terus mengembangkan keterampilan sosial.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian pada BAB IV, peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang hasilnya dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Selain itu, peneliti juga memberikan rekomendasi lain, diantaranya:

a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai intensitas penggunaan twitter sebaiknya membuat kembali alat ukur intensitas penggunaan twitter yang lebih dapat menggali aspek psikologis yang berkaitan dengan intensitas itu sendiri.

b. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor demografi lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lama subjek memiliki twitter.

c. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian terhadap media sosial lain yang lebih up-to-date seperti path dan instagram.


(32)

56

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. (2012). Welcome to Twitterland: Manfaatkan Twitter untuk Mengeruk

Rezeki. Bandung: Kaifa Entrepreneurship

Ali, M. & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Andarwati, S. R. & Sankarto, B. S. (2005). Pemenuhan Kepuasan Penggunaan Internet Oleh Peneliti Badan Litbang Penelitian Bogor. Jurnal Perpustakaan

Pertanian, 14 (1).

Azwar, S. (2011a). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2011b). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bambang. (2013). Infografis: Indonesia peringkat kelima pengguna Twitter

terbanyak. Diakses tanggal 4 November 2013, dari:

http://gadgetan.com/infografis-indonesia-peringkat-kelima-pengguna-twitter-terbanyak/42052

Beheshtifar, M. & Norozy, T. (2013). Social Skills: A Factor to Employees’ Success. International Journal of Academic Research in Business and

Social Sciences, 3 (3), pp. 74-79

Cartledge, G. & Milburn, J. F. (1986). Teaching Social Skills to Children (2nd ed.). New York: Pergamon Press

Chairunnisa. (2010). Hubungan Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi

Belajar Siswa MAN 13 Jakarta. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, 2010 Tidak diterbitkan)

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Clark-Carter, D. (2004). Quantitative Psychological Research. New York: Psychology Press

Common Sense Media. (2012). Social Media, Social Life: How Teens View Their

Digital Lives. Retrieved October 20, 2013, from:

http://www.commonsensemedia.org/teen-social- media- infographic

Dewi, N. (2011). Hubungan antara Kecanduan Internet dan Kecemasan dengan

Insomnia pada Mahasiswa S1 FK UNS yang Sedang Skripsi. (Skripsi,

Universitas Sebelas Maret, 2011 Tidak diterbitkan)

Diina, N. (2013). Persepsi Remaja dan Orang Tua terhadap Penggunaan Facebook. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (2), pp. 1-20


(33)

57

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hanjani, F. A. (2013). Peningkatan Kebutuhan akan Media Sosial pada Remaja,

Salah Siapa?. Diakses 4 November 2013 dari:

http://www.personalgrowth.co.id/en/journal- viewarticle.php?id=91

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (Edisi 5). Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo,

Jakarta: Erlangga

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung

Inioke.com. Media Sosial Diakses 95 Persen Pengguna Internet di Indonesia. Berita. (2013, November 15). Diakses 25 Januari 2014 dari:

http://inioke.com/Berita/6592-Media-Sosial-Diakses-95-Persen-Pengguna-Internet-di-Indonesia.html November 15, 2013

Jansen, B. J., Zhang, M., Sobel, K. & Chowdury, A. (2009). Twitter Power: Tweets as Electronical Word of Mouth. Journal of The American Society for

Information Science and Technology, 60 (11), pp. 2169-2188

Junco, R., Helbergert, G. & Loken E. (2010). The Effect of Twitter on College Student Engagement and Grades. Journal of Computer Assisted Learning, pp. 1-13. DOI 10.1111/j.1365-2729.2010.00387.x

Juditha, C. (2011). Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Perilaku Remaja di Kota Makassar. Peneliti Muda Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar, 13

(1), pp. 20

Juju, D. (2009). Twitter. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons, 53 (1), pp. 59-68 Kirana, E. (2013, Agustus 21). Pengaruh Media Sosial bagi Remaja. Message

posted to http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/ 21/234195/Pengaruh-Media-Sosial-bagi-Remaja

Kusumadewi, T. N. (2009). Hubungan antara Kecanduan Internet Game Online

dan Keterampilan Sosial pada Remaja. (Skripsi, Universitas Indonesia,

2009 Tidak diterbitkan)

Loton, D. (2007). Problem Video Game Playing, Self Esteem, and Social Skills:

An Online Study. (Thesis, Victoria University, 2007). Retrieved from:

http://eprints.vu.edu.au/687/1/Problemvideogameplaying.pdf

Majorsy U., Kinasih A. D., Andriani, I., & Lisa W. (2013). Hubungan antara Keterampilan Sosial dan Kecanduan Jejaring Sosial pada Masa Dewasa Awal. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik


(34)

58

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Marketeers. (2013). MarkPlus Insight: Pengguna Internet Indonesia 74 Juta di

Tahun 2013. Diakses 25 Januari 2014 dari: http://www.the-marketeers.com/archives/Indonesia%20Internet%20Users.html#.Uu3rKT2S z7M

Merrell, K. W. & Gimpel G. A. (1998). Social Skills of Children and Adolescents:

Conceptualization, Assessment, Treatment. London: L. Erlbaum Associates,

Inc.

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (11th ed.). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Peerreach. (2013). 4 Ways How Twitter Can Keep Growing. Diakses 13 Juni 2014 dari: http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/

Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Riggio, R. E. (1986). Assesment of Basic Social Skills. Journal of Personality

and Social Psychology, 51 (03), pp. 649-660

Rinjani, H. & Firmanto, A. (2013). Hubungan antara Kebutuhan Afiliasi dengan Intensitas Mengakses Facebook pada Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi

Terapan, 01 (01), pp. 75-83

Santrock, J. W. (2007). Remaja (Edisi 11). Terjemahan Benedictine Widyasinta, Jakarta: Erlangga

Sarwono, S. W. (2005). Internet dalam Tinjauan Psikologi Anak dan Remaja: Studi Pustaka di AS dan Beberapa Negara Industri. Jurnal Psikologi Sosial, 11 (03), pp. 67-73

Sergin, C. (2001). Social Skills and Negative Live Events: Testing The Deficit Stress Generation Hypothesis. Current Psychology: Developmental,

Learning, Personality, Social, 20 (01), pp. 19-35

Spence, S. H. (2003). Social Skills Training with Children and Young People: Theory, Evidence and Practice. Child and Adolescent Mental Health, 08 (02), pp. 84-96

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama


(35)

59

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Usman, H. & Akbar, P. S. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, H. & Akbar, P. S. (2012). Pengantar Statistika (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara

Wahyudi, R. Jakarta Juara “Tweet” Sedunia, Bandung Peringkat Ke-6. Tekno.

(2012, Juli 31). Diakses 2 Januari 2014 dari:

http://tekno.kompas.com/read/2012/07/31/17362175/jakarta.juara.quottweet quot.sedunia.bandung.peringkat.ke-6 Juli 31, 2012

Yuniar, G. S. & Nurwidawati, D. (2013). Hubungan antara Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook dengan Pengungkapan Diri (Self Disclosure) pada Siswa-siswi Kelas VIII SMP Negeri 26 Surabaya. Character, 02, pp. 78-84


(1)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan sosial remaja, orang tua dapat meluangkan waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan remaja, serta melibatkan remaja dalam situasi sosial tertentu yang membuat remaja akan berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Sebagai contoh orang tua dapat mengadakan family time dimana seluruh anggota keluarga berinteraksi secara langsung, selain itu orang tua juga dapat mengarahkan remaja untuk terlibat dan aktif dalam kegiatan kelompok seperti mengikuti organisasi, komunitas dan sebagainya.

Selain itu, hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan twitter remaja berada pada tingkat sedang cenderung tinggi. Untuk menghindari dampak negatif dari penggunaan twitter, sebaiknya orang tua turut mengawasi dan membimbing remaja dalam menggunakan twitter. Orang tua dapat membuat perjanjian mengenai penggunaan gadget dengan remaja, atau turut memiliki akun twitter (maupun akun jejaring sosial lainnya) dan melakukan pertemanan dengan remaja di jejaring sosial tersebut.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna twitter didominasi oleh remaja berusia 14-16 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia sekolah. Dalam hal ini, berarti guru juga memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan keterampilan sosial remaja dan membimbing remaja dalam menggunakan media sosial.

Untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja, guru dapat melibatkan remaja dalam situasi sosial tertentu di sekolah. Sebagai contoh, guru dapat melakukan kegiatan di kelas yang melibatkan interaksi antar siswa seperti kegiatan presentasi atau diskusi. Guru juga dapat mendorong siswa untuk aktif dalam organisasi sekolah atau mengikuti kegiatan ekstrakulikuler.

Dalam membimbing remaja menggunakan twitter dan media sosial lainnya, guru serta pihak sekolah dapat membuat kebijakan mengenai penggunaan gadget di sekolah. Selain itu pihak sekolah juga dapat mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai internet serta


(2)

dampak-Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dampak yang ditimbulkan internet, serta mengarahkan remaja agar dapat memanfaatkan internet untuk hal-hal yang positif.

3. Bagi Remaja Pengguna Twitter

Remaja pengguna twitter sebagai subjek penelitian ini disarankan untuk lebih bijak dalam menggunakan twitter, meskipun twitter adalah media sosial yang bersifat bebas, sebaiknya pengguna lebih berhati-hati dalam mengunggah atau menulis tweet di akun twitter.

Para remaja pengguna twitter juga harus tetap mengingat bahwa berinteraksi secara langsung akan lebih baik dibandingkan dengan berinteraksi via dunia maya. Keterampilan sosial remaja akan berkembang sesuai pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga berinteraksi secara langsung akan lebih baik dibandingkan via dunia maya. Remaja dapat mengikuti berbagai macam kegiatan kelompok seperti bergabung dalam organisasi atau komunitas untuk terus mengembangkan keterampilan sosial.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian pada BAB IV, peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang hasilnya dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih luas. Selain itu, peneliti juga memberikan rekomendasi lain, diantaranya:

a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai intensitas penggunaan twitter sebaiknya membuat kembali alat ukur intensitas penggunaan twitter yang lebih dapat menggali aspek psikologis yang berkaitan dengan intensitas itu sendiri.

b. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti faktor demografi lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lama subjek memiliki twitter.

c. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian terhadap media sosial lain yang lebih up-to-date seperti path dan instagram.


(3)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. (2012). Welcome to Twitterland: Manfaatkan Twitter untuk Mengeruk Rezeki. Bandung: Kaifa Entrepreneurship

Ali, M. & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Andarwati, S. R. & Sankarto, B. S. (2005). Pemenuhan Kepuasan Penggunaan Internet Oleh Peneliti Badan Litbang Penelitian Bogor. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 14 (1).

Azwar, S. (2011a). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2011b). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 3). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bambang. (2013). Infografis: Indonesia peringkat kelima pengguna Twitter terbanyak. Diakses tanggal 4 November 2013, dari:

http://gadgetan.com/infografis-indonesia-peringkat-kelima-pengguna-twitter-terbanyak/42052

Beheshtifar, M. & Norozy, T. (2013). Social Skills: A Factor to Employees’ Success. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 3 (3), pp. 74-79

Cartledge, G. & Milburn, J. F. (1986). Teaching Social Skills to Children (2nd ed.). New York: Pergamon Press

Chairunnisa. (2010). Hubungan Intensitas Mengakses Facebook dengan Motivasi Belajar Siswa MAN 13 Jakarta. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2010 Tidak diterbitkan)

Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan Kartini Kartono, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Clark-Carter, D. (2004). Quantitative Psychological Research. New York: Psychology Press

Common Sense Media. (2012). Social Media, Social Life: How Teens View Their Digital Lives. Retrieved October 20, 2013, from:

http://www.commonsensemedia.org/teen-social- media- infographic

Dewi, N. (2011). Hubungan antara Kecanduan Internet dan Kecemasan dengan Insomnia pada Mahasiswa S1 FK UNS yang Sedang Skripsi. (Skripsi, Universitas Sebelas Maret, 2011 Tidak diterbitkan)

Diina, N. (2013). Persepsi Remaja dan Orang Tua terhadap Penggunaan Facebook. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2 (2), pp. 1-20


(4)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Hanjani, F. A. (2013). Peningkatan Kebutuhan akan Media Sosial pada Remaja,

Salah Siapa?. Diakses 4 November 2013 dari:

http://www.personalgrowth.co.id/en/journal- viewarticle.php?id=91

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi 5). Terjemahan Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga Ihsan, H. (2013). Metode Skala Psikologi. Bandung

Inioke.com. Media Sosial Diakses 95 Persen Pengguna Internet di Indonesia. Berita. (2013, November 15). Diakses 25 Januari 2014 dari:

http://inioke.com/Berita/6592-Media-Sosial-Diakses-95-Persen-Pengguna-Internet-di-Indonesia.html November 15, 2013

Jansen, B. J., Zhang, M., Sobel, K. & Chowdury, A. (2009). Twitter Power: Tweets as Electronical Word of Mouth. Journal of The American Society for Information Science and Technology, 60 (11), pp. 2169-2188

Junco, R., Helbergert, G. & Loken E. (2010). The Effect of Twitter on College Student Engagement and Grades. Journal of Computer Assisted Learning, pp. 1-13. DOI 10.1111/j.1365-2729.2010.00387.x

Juditha, C. (2011). Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook terhadap Perilaku Remaja di Kota Makassar. Peneliti Muda Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar, 13 (1), pp. 20

Juju, D. (2009). Twitter. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons, 53 (1), pp. 59-68 Kirana, E. (2013, Agustus 21). Pengaruh Media Sosial bagi Remaja. Message

posted to http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/08/ 21/234195/Pengaruh-Media-Sosial-bagi-Remaja

Kusumadewi, T. N. (2009). Hubungan antara Kecanduan Internet Game Online dan Keterampilan Sosial pada Remaja. (Skripsi, Universitas Indonesia, 2009 Tidak diterbitkan)

Loton, D. (2007). Problem Video Game Playing, Self Esteem, and Social Skills: An Online Study. (Thesis, Victoria University, 2007). Retrieved from:

http://eprints.vu.edu.au/687/1/Problemvideogameplaying.pdf

Majorsy U., Kinasih A. D., Andriani, I., & Lisa W. (2013). Hubungan antara Keterampilan Sosial dan Kecanduan Jejaring Sosial pada Masa Dewasa Awal. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil), 01, pp. 78-84


(5)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Marketeers. (2013). MarkPlus Insight: Pengguna Internet Indonesia 74 Juta di Tahun 2013. Diakses 25 Januari 2014 dari: http://www.the-marketeers.com/archives/Indonesia%20Internet%20Users.html#.Uu3rKT2S

z7M

Merrell, K. W. & Gimpel G. A. (1998). Social Skills of Children and Adolescents: Conceptualization, Assessment, Treatment. London: L. Erlbaum Associates, Inc.

Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development (11th ed.). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Peerreach. (2013). 4 Ways How Twitter Can Keep Growing. Diakses 13 Juni 2014 dari: http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/

Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Riggio, R. E. (1986). Assesment of Basic Social Skills. Journal of Personality

and Social Psychology, 51 (03), pp. 649-660

Rinjani, H. & Firmanto, A. (2013). Hubungan antara Kebutuhan Afiliasi dengan Intensitas Mengakses Facebook pada Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 01 (01), pp. 75-83

Santrock, J. W. (2007). Remaja (Edisi 11). Terjemahan Benedictine Widyasinta, Jakarta: Erlangga

Sarwono, S. W. (2005). Internet dalam Tinjauan Psikologi Anak dan Remaja: Studi Pustaka di AS dan Beberapa Negara Industri. Jurnal Psikologi Sosial, 11 (03), pp. 67-73

Sergin, C. (2001). Social Skills and Negative Live Events: Testing The Deficit Stress Generation Hypothesis. Current Psychology: Developmental, Learning, Personality, Social, 20 (01), pp. 19-35

Spence, S. H. (2003). Social Skills Training with Children and Young People: Theory, Evidence and Practice. Child and Adolescent Mental Health, 08 (02), pp. 84-96

Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Susetyo, B. (2010). Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama


(6)

Yahdiyani Ra’fahannisaa, 2015

HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Usman, H. & Akbar, P. S. (2006). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, H. & Akbar, P. S. (2012). Pengantar Statistika (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara

Wahyudi, R. Jakarta Juara “Tweet” Sedunia, Bandung Peringkat Ke-6. Tekno. (2012, Juli 31). Diakses 2 Januari 2014 dari:

http://tekno.kompas.com/read/2012/07/31/17362175/jakarta.juara.quottweet

quot.sedunia.bandung.peringkat.ke-6 Juli 31, 2012

Yuniar, G. S. & Nurwidawati, D. (2013). Hubungan antara Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook dengan Pengungkapan Diri (Self Disclosure) pada Siswa-siswi Kelas VIII SMP Negeri 26 Surabaya. Character, 02, pp. 78-84