Hubungan Penggunaan Media Sosial Dengan Kemampuan Interaksi Sosial Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan
(2)
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Saya bernama Auliya Tunnisaa Nugraheni (121101025) mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kemampuan Interaksi Sosial Remaja”. Penelitian ini merupakan salah syarat dalammenyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan kesediaan saudara/saudari untuk berpartisipasi dalam kelancaran penelitian ini dengan menjadi responden dalam penelitian ini. Data dan identitas Saudara/saudari akan di rahasiakan dan menjadi tanggung jawab peneliti sepenuhnya. Selanjutnya saya meminta kesediaan Saudara/saudari mengisi data kuesioner denganjujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan saudara/saudari.Terima kasih atas partisipasi Saudara/saudari dalam kelancaran penelitian ini.
Medan, April 2016 Peneliti
(3)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Yang bertadan tangan dibawah ini:
Nama : ……….
Jenis Kelamin : ( L / P )*
Usia : ………..
Alamat : ………
Setelah mendapatkan penjelaskan mengenai penelitian tentang “Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Kemampuan Interaksi Sosial Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan” dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK
BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi objek penelitian.
Medan, 2016
Peneliti, Yang membuat pernyataan
Auliya Tunnisaa Nugraheni ………
(4)
Lampiran 2 Instrumen Pengukuran Interaksi Sosial Siswa
A. Identitas Responden
Nama/ No. Absen :
Kelas :
B. Petunjuk
1. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini mungkin menggambarkan apa yang telah anda alamni atau yang mungkin akan anda alami
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih Alternatif Jawaban:
SL : Selalu SR : Sering
KD : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
3. Kerahasiaan jawaban anda dijamin, dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademik anda.
No Pernyataan SL SR KD TP
1 Ketikamengalamimasalahbanyakteman yang menolong
(5)
2 Sayamenghargaitemansayajikasedangm enjalankanibadah
3 Sayamempunyaihubunganyang baikdenganteman-temanyang berbedakelas
4 Setiap belajar kelompok, saya
menganggap teman lain sebagai partner yang mempunyai hak yang sama 5 Sayalebihsukabelajarsendiridaripadaber
kelompok
6 Saya mengerjakantugasdengan berdiskusi bersama teman-teman 7 Sayalebihsukabergauldengantemanberje
niskelamin yang sama
8 Sayamengkritikpendapattemansaatberdi skusijikasayatidaksetuju
9 Sayamerasanyamansaatbergauldengante man yang sesukudengansaya
10 Sayamenjalankantugaspiket yang telahdibuatdenganbaik
11 Sayamenyapa guru ketikaberpapasan 12 Sayamenyelesaikanmasalahdengankeker
(6)
Instrumen Pengukuran Penggunaan Media Sosial Petunjuk:
1. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini mungkin menggambarkan apa yang telah anda alamni atau yang mungkin akan anda alami
2. Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda pilih Alternatif Jawaban:
SL : Selalu SR : Sering
KD : Kadang-kadang TP : Tidak Pernah
3. Kerahasiaan jawaban anda dijamin, dan tidak akan berpengaruh terhadap nilai akademik anda.
No Pertanyaan SL SR KD TP
1
Sayamengakses media sosialmelaluigadget pribadi
(sepertihandphone, tablet, ipad,laptop, dll)
2
Sayamengakses media
sosialmenggunakanlayanan data berlangganandengan provider GSM
3
Biaya yang sayagunakanuntukmengakses media sosialsebanyaklebihdariRp.
(7)
4 Sayamemanfaatkanlayanan WIFI umum untukmengakses media sosial
5 Sayamembawa Modem Wifi (MIFI) sendirikemanapunsayapergi
6
Sayamemanfaatkan media
sosialuntukberkomunikasidenganteman-teman dan keluarga (whatsapp, line, facebook messenger, bbm, dll)
7
Sayamengakses media
sosialuntukmengisiwaktusenggangsebagai saranahiburanselama jam istirahatsekolah 8 Sayamengakses media sosialpadasaat jam
pelajaran 9
Sayamengakses media sosialselama rata-rata3 jam perhari
10
Sayamengakses Wikipedia, yahoo, dan situs lain yang
dapatmembantusayadalammenyelesaikant ugassekolahataumenambahpengetahuan 11 Sayamenulis di blog
pribadiuntukmengisiwaktuluang
12 Sayamengaksesyoutubeuntukmenambahp engetahuan
13 Sayamengakes youtube hanya untukhiburan
14 Sayabermain game online setiaphariselamalebihdari 1 jam
15
Saya membagikan informasi tentang kegiatan yang sayalakukankeakun media sosialsaya
(8)
16
Berkomunikasimelalui media
sosiallebihmengasyikkandibandingkanden gankomunikasilangsung (tatapmuka) 17 Sayamengupdate status di media sosial
hamper setiap jam
18 Sayamencurahkanisihatikeakun media sosialbaiksaatsedihataubahagia
19
Sayamerasapuassaatposting-an saya
disukai atau dikomentari olehbanyak orang
20
Sayaakanmerasacemas, mengalamiperubahanmood
ataumerasahampaketikatidakbisamengaks es media sosialdalamsatuhari
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
Lampiran 7 INDEKS VALIDITAS
V = ∑S [ Lo ( C-1) S = R- lo
Lo = angka penilaianvaliditas yang terendah C = angka penilaian validitas tertinggi R = angka yang diberikan oleh penilaian
Instrumen 1 ( Interaksi Sosial)
Validator Pernyataan Skor (R) S (R-Lo)
Validitas Indeks V = ∑S [ Lo ( C-1)
Item 1 4 3 1
Item 2 3 2 0,67
Item 3 4 3 1
Item 4 4 3 1
Item 5 4 3 1
Item 6 4 3 1
Item 7 4 3 1
Item 8 4 3 1
Item 9 3 2 0,67
Item 10 2 1 0,33
Item 11 4 3 1
Item 12 4 3 1
(15)
Instrumen 2 ( Penggunaan Media Sosial)
Validator Pernyataan Skor (R) S (R-Lo)
Validitas Indeks V = ∑S [ Lo ( C-1)
Item 1 4 3 1
Item 2 4 3 1
Item 3 2 1 0,33
Item 4 4 3 1
Item 5 4 3 1
Item 6 4 3 1
Item 7 4 3 1
Item 8 3 2 0,67
Item 9 4 3 1
Item 10 4 3 1
Item 11 4 3 1
Item 12 4 3 1
Item 13 3 2 0,67
Item 14 4 3 1
Item 15 4 3 1
Item 16 3 2 0,67
Item 17 4 3 1
Item 18 4 3 1
Item 19 4 3 1
Item 20 3 2 0,67
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Lampiran 12 Data DemografiRemaja SMA Negeri 1 Kota Medan
GENDER
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PEREMPUAN 54 56.2 56.2 56.2
LAKI-LAKI 42 43.8 43.8 100.0
Total 96 100.0 100.0
USIA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 15 TAHUN 42 43.8 43.8 43.8
16 TAHUN 45 46.9 46.9 90.6
17 TAHUN 9 9.4 9.4 100.0
Total 96 100.0 100.0
Tabel Deskriptif Penggunaan Media SosialRemaja SMA Negeri 1 Kota Medan
Descriptives
Statistic Std. Error
q1 Mean 3.6354 .06127
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.5138
Upper Bound 3.7571
5% Trimmed Mean 3.7060
Median 4.0000
Variance .360
(21)
Minimum 2.00
Maximum 4.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -1.436 .246
Kurtosis 1.033 .488
q2 Mean 2.9688 .09183
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.7864
Upper Bound 3.1511
5% Trimmed Mean 3.0208
Median 3.0000
Variance .810
Std. Deviation .89974
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -.469 .246
Kurtosis -.624 .488
q3 Mean 3.0938 .10268
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.8899
Upper Bound 3.2976
5% Trimmed Mean 3.1597
Median 3.0000
Variance 1.012
Std. Deviation 1.00607
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
(22)
Kurtosis -.925 .488
q4 Mean 2.9583 .09701
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.7657
Upper Bound 3.1509
5% Trimmed Mean 3.0000
Median 3.0000
Variance .904
Std. Deviation .95053
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -.216 .246
Kurtosis -1.308 .488
q5 Mean 1.7604 .10125
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.5594
Upper Bound 1.9614
5% Trimmed Mean 1.6782
Median 1.0000
Variance .984
Std. Deviation .99202
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness 1.162 .246
Kurtosis .233 .488
q6 Mean 3.6979 .05565
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.5874
Upper Bound 3.8084
5% Trimmed Mean 3.7662
(23)
Variance .297
Std. Deviation .54521
Minimum 2.00
Maximum 4.00
Range 2.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -1.642 .246
Kurtosis 1.829 .488
q7 Mean 3.3021 .08393
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.1355
Upper Bound 3.4687
5% Trimmed Mean 3.3704
Median 3.5000
Variance .676
Std. Deviation .82232
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -.964 .246
Kurtosis .171 .488
q8 Mean 2.3646 .09947
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.1671
Upper Bound 2.5621
5% Trimmed Mean 2.3495
Median 2.0000
Variance .950
Std. Deviation .97462
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
(24)
Skewness .391 .246
Kurtosis -.807 .488
q9 Mean 2.7917 .10251
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.5882
Upper Bound 2.9952
5% Trimmed Mean 2.8241
Median 3.0000
Variance 1.009
Std. Deviation 1.00438
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -.077 .246
Kurtosis -1.281 .488
q10 Mean 3.1562 .08802
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.9815
Upper Bound 3.3310
5% Trimmed Mean 3.2083
Median 3.0000
Variance .744
Std. Deviation .86241
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness -.612 .246
Kurtosis -.636 .488
q11 Mean 1.5833 .09786
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.3891
Upper Bound 1.7776
(25)
Median 1.0000
Variance .919
Std. Deviation .95880
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness 1.587 .246
Kurtosis 1.347 .488
q12 Mean 2.7708 .10625
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.5599
Upper Bound 2.9818
5% Trimmed Mean 2.8009
Median 3.0000
Variance 1.084
Std. Deviation 1.04104
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -.382 .246
Kurtosis -1.011 .488
q13 Mean 2.7188 .08972
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.5406
Upper Bound 2.8969
5% Trimmed Mean 2.7431
Median 3.0000
Variance .773
Std. Deviation .87903
Minimum 1.00
Maximum 4.00
(26)
Interquartile Range 1.00
Skewness .112 .246
Kurtosis -.965 .488
q14 Mean 2.1667 .10116
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.9658
Upper Bound 2.3675
5% Trimmed Mean 2.1296
Median 2.0000
Variance .982
Std. Deviation .99119
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 2.00
Skewness .451 .246
Kurtosis -.807 .488
q15 Mean 2.1354 .08838
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.9600
Upper Bound 2.3109
5% Trimmed Mean 2.0949
Median 2.0000
Variance .750
Std. Deviation .86596
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .626 .246
Kurtosis -.053 .488
q16 Mean 2.2500 .09823
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.0550
(27)
5% Trimmed Mean 2.2222
Median 2.0000
Variance .926
Std. Deviation .96245
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .488 .246
Kurtosis -.639 .488
q17 Mean 1.5938 .09433
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.4065
Upper Bound 1.7810
5% Trimmed Mean 1.4931
Median 1.0000
Variance .854
Std. Deviation .92427
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness 1.475 .246
Kurtosis 1.114 .488
q18 Mean 1.7083 .09814
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.5135
Upper Bound 1.9032
5% Trimmed Mean 1.6204
Median 1.0000
Variance .925
Std. Deviation .96154
Minimum 1.00
(28)
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness 1.200 .246
Kurtosis .343 .488
q19 Mean 2.5208 .09932
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.3237
Upper Bound 2.7180
5% Trimmed Mean 2.5231
Median 2.0000
Variance .947
Std. Deviation .97310
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .045 .246
Kurtosis -.966 .488
q20 Mean 2.2500 .10152
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.0485
Upper Bound 2.4515
5% Trimmed Mean 2.2222
Median 2.0000
Variance .989
Std. Deviation .99472
Minimum 1.00
Maximum 4.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.75
Skewness .393 .246
(29)
Uji Normalitas Kuisioner Media Sosial
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
q1 .426 96 .000 .624 96 .000
q2 .222 96 .000 .850 96 .000
q3 .295 96 .000 .793 96 .000
q4 .249 96 .000 .816 96 .000
q5 .310 96 .000 .738 96 .000
q6 .450 96 .000 .583 96 .000
q7 .302 96 .000 .774 96 .000
q8 .281 96 .000 .852 96 .000
q9 .243 96 .000 .836 96 .000
q10 .263 96 .000 .813 96 .000
q11 .385 96 .000 .642 96 .000
q12 .223 96 .000 .856 96 .000
q13 .252 96 .000 .851 96 .000
q14 .233 96 .000 .857 96 .000
q15 .302 96 .000 .835 96 .000
q16 .280 96 .000 .850 96 .000
q17 .375 96 .000 .672 96 .000
q18 .332 96 .000 .729 96 .000
q19 .214 96 .000 .879 96 .000
q20 .245 96 .000 .861 96 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
medias
osial .084 96 .089 .977 96 .089
(30)
Tabel Deskriptif InteraksiSosial
Descriptives
Statistic Std. Error
P1 Mean 2.80 .079
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.64
Upper Bound 2.96
5% Trimmed Mean 2.79
Median 3.00
Variance .603
Std. Deviation .776
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .224 .246
Kurtosis -1.025 .488
P2 Mean 3.86 .038
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.79
Upper Bound 3.94
5% Trimmed Mean 3.92
Median 4.00
Variance .139
Std. Deviation .373
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 0
Skewness -2.765 .246
(31)
P3 Mean 3.25 .078
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.09
Upper Bound 3.41
5% Trimmed Mean 3.28
Median 3.00
Variance .589
Std. Deviation .768
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -.463 .246
Kurtosis -1.157 .488
P4 Mean 3.31 .084
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 3.15
Upper Bound 3.48
5% Trimmed Mean 3.38
Median 4.00
Variance .680
Std. Deviation .825
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.987 .246
Kurtosis .189 .488
P5 Mean 2.55 .098
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.36
Upper Bound 2.75
5% Trimmed Mean 2.56
Median 2.00
(32)
Std. Deviation .961
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .358 .246
Kurtosis -1.015 .488
P6 Mean 2.69 .076
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.54
Upper Bound 2.84
5% Trimmed Mean 2.65
Median 3.00
Variance .554
Std. Deviation .744
Minimum 2
Maximum 4
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness .581 .246
Kurtosis -.975 .488
P7 Mean 2.48 .102
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.28
Upper Bound 2.68
5% Trimmed Mean 2.47
Median 2.00
Variance .989
Std. Deviation .995
Minimum 1
Maximum 5
Range 4
Interquartile Range 1
(33)
Kurtosis -.736 .488
P8 Mean 2.72 .074
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.57
Upper Bound 2.86
5% Trimmed Mean 2.70
Median 3.00
Variance .520
Std. Deviation .721
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .310 .246
Kurtosis -.729 .488
P9 Mean 2.34 .086
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.17
Upper Bound 2.51
5% Trimmed Mean 2.33
Median 2.00
Variance .712
Std. Deviation .844
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .238 .246
Kurtosis -.458 .488
P10 Mean 2.39 .098
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.19
Upper Bound 2.58
5% Trimmed Mean 2.37
(34)
Variance .913
Std. Deviation .956
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness .409 .246
Kurtosis -.752 .488
P11 Mean 3.15 .080
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 2.99
Upper Bound 3.30
5% Trimmed Mean 3.17
Median 3.00
Variance .610
Std. Deviation .781
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
Interquartile Range 1
Skewness -.398 .246
Kurtosis -.842 .488
P12 Mean 1.41 .066
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 1.28
Upper Bound 1.54
5% Trimmed Mean 1.33
Median 1.00
Variance .412
Std. Deviation .642
Minimum 1
Maximum 4
Range 3
(35)
Skewness 1.578 .246
Kurtosis 2.348 .488
Uji Normalitas Kuisioner Interaksi Sosial
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
P1 .245 96 .000 .822 96 .000
P2 .517 96 .000 .398 96 .000
P3 .284 96 .000 .778 96 .000
P4 .308 96 .000 .769 96 .000
P5 .311 96 .000 .820 96 .000
P6 .301 96 .000 .766 96 .000
P7 .206 96 .000 .895 96 .000
P8 .257 96 .000 .814 96 .000
P9 .262 96 .000 .866 96 .000
P10 .292 96 .000 .847 96 .000
P11 .238 96 .000 .817 96 .000
P12 .403 96 .000 .650 96 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
INTERAKSI .109 96 .007 .955 96 .002
(36)
HubunganPenggunaan Media SosialdenganInteraksiSosial
Correlations
MEDSOS INERAKSI
MEDSOS Pearson Correlation 1 .452**
Sig. (2-tailed) .000
N 96 96
INERAKSI Pearson Correlation .452** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UjiReliabilitasInstrumenPenggunaan Media SosialRemaja di SMA Negeri 3 Kota Medan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.828 .842 20
UjiReliabilitasInstrumenInteraksiSosialRemaja di SMA Negeri 3 Kota Medan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
(37)
Lampiran 13 Dana Penelitian
1. Proposal
a. Transportasi survei awal Rp. 50.000 b. Biya print kertas proposal Rp. 100.000
c. Biaya internet Rp. 120.000
d. Perbanyak Proposal Rp. 50.000
e. Konsumsi Rp. 350.000
2. Pengumpulan Data
a. Transportasi Rp. 100.000
b. Penggandaan Kuesioner Rp. 250.000
c. Souvenir penelitian Rp. 300.000
d. Izin Penelitian Rp. 150.000
3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Perbaikan
a. Biaya print Rp. 150.000
b. Penjilidan Rp. 50.000
4. Biaya Tak Terduga Rp. 160.000
(38)
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup
Nama : Auliya Tunnisaa Nugraheni Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Ungaran (Jawa Tengah) / 3 Juli 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gg Sarmin, No. 17
No. Hp : 081391052357
Nama Ayah : Darono, M.Pd Nama Ibu : Dra. Nurmiati
Pendidikan : SD Negeri 5 Kota Bengkulu (2000-2006) SMP Negeri 4 Kota Bengkulu (2006-2009) SMA Negeri 5 Kota Bengkulu (2009-2012) S1 Ilmu Keperawatan USU Medan (2012-2016)
(39)
Lampiran 15
(40)
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, June. (2011). The Effect of Social Network Sites on Adolescents’ Social and Academic Development: Current Theories and Controversie, 2(8):1435– 1445
Artikel, 25 Februari 2006. http://www.dikbudgresik.com/?menu=artikel&id=9, Interaksi Online Tingkatkan Kemampuan Sosial Remaja, di akses tgl 5 November 2015
Beard, K.W. dan Wolf.E.M. (2001).Modification in the proposed diagnosis criteria for internet addiction. Cyber Psychology & Behavior, 4, 377‐383 Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
dictionary.cambridge.org/dictionary/English/social-media. Social Media definition
DS, Rendro. (2010). Beyond Borders: Communication Modernity, and History.
Jakarta: STIKOM The London School of Public Relation
Gea, Antonius Atosokhi. Wulandari, Antonio Panca Yuni. & Babari, Yohanes. (2003) Character Building II, Relasi Dengan Sesama.Jakarta : PT Gramedia
Harahap, I.A & Erniyati.(2014). Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi Edisi 2. Medan: Fakultas Keperawatan
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Kaplan, Andreas M., Haenlein, Michael., (2010). Users of the world, unite! The challenges and opportunities of Social Media. Business Horizons, 53, 59-68
Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (2014).Content: Berita Kementrian. Ditulis pada 8 Mei 2014. Diakses pada 3 November
2015, dari kominfo.go.id/index.php/content/detail/3980/Kemkominfo%3A+Penggun a+Internet+di+I ndonesia+Capai+82+Juta/0/berita_satker#.VjmDOET-LqB http://www.pendidikanku.net/2015/03/pengertian-dan-bentuk-interaksi-sosial-asosiatif-dan-diasosiatif.html
Kristianto, Andy. (2011). Connect! Panduan Lengkap Browsing.Jakarta :Super
(41)
Mar’at. 2008. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.
Marius, Parlindungan & Anggoro, Sapto. (2015). Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia McCartey, K.., & Philips, D. (Editors). (2006). Blackwell Handbook of Early
Childhood Development: Blackwell Publishing
Morey, Doc. (2004) Phone Power : Meningkatkan Keefektifan Berkomunikasi di Telepon. Jakarta : PT Gramedia
Mubin, H. & Cahyadi, Ani.(2006) Psikologi Perkembangan. Ciputat: Press Group
Notoadmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurmandia, Heny., Wigati, Denok..,Masluchah, Luluk. (2013). Hubungan antara
Kemampuan Sosialisasi dengan Kecanduan Jejaring Sosial.Jurnal Penelitian
Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Darul ‘Ulum Jombang Vol. 04 No.02, 107-119
Personal Growth (2013). Peningkatan Kebuuhan akan media Sosial Pada Remaja, Salah Siapa?. Ditulis pada 17 Juli 2013. Diakses pada 3 November 2015, dari www.personalgrowth.co.id/journal-viewarticle.php?id=91
Rahman, Fauzi. (2014). Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang.Skripsi.Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah. Diambil pada 1 juni 2016
Robiko, Maeky., Solihatin, Etin., Afrimetty, Timoera Dwi. (2013). Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Interaksi Sosial Siswa. JURNAL PPKN UNJ ONLINE, 2337-5205
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002).Psikologi Sosial, Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial.Jakarta : Balai Pustaka.
Smart, Diana, dan Sanson, Ann. (2003).Social and Personality Developmet.
Edisi6. Wadsworth, Cengange Learning
Soerjono, Soekanto. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT Rajawali Press
(42)
Slide Share (2014). Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Diakses pada 3 November 2015, dari www.slideshare.net/mobile/internetsehat/profil-pengguna-internet-indonesia-2014- riset-oleh-apjii-dan-puskakom-ui Utaminingsih, Ina Astari. (2006). Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja
Terhadap Interaksi Sosial Remaja. Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Diambil pada 03 Oktober 2015
(43)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN 3. 1 Kerangka Penelitian
Kerangkapenelitianiniadalah untuk menggambarkan hubungan antara media sosial dengan
interaksisosialremaja.Variabeldependenyaituinteraksisosialremajadanvariabelinde pendenyaitupenggunaan media sosialsiswa/siswi SMA Negeri 1 Kota Medan. Skema 3.1 Kerangka penelitian hubungan penggunaan media sosial dengan kemampuan interaksi sosialremaja
Keterangan :
:Variabel yang diteliti : hubungan yang diteliti Penggunaan Media Sosial :
1. Motif 2. Frekuensi
3. Kepemilikan akun
InteraksiSosialRemaja: - Oposisi
- Kerjasama - Diferensiasi
(44)
naan Media sosial Remaja sosial secara onlineyang
digunakan untuk saling berinteraksi, mencari informasi, menghibur diri, bermain game online,
atau berbagi kegiatan sehari-hari. Penggunaan Media sosial, Terdiri dari 20 pernyataan dengan model skala Likert dengan 4 skor penilaian: 4=selalu 3=sering 2=kadang-kadang 1=tidak pernah kumulatif jawaban responden tentang penggunaan media sosial remaja dibagi jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi 4 danterendah 1 Interaksi sosial Remaja Hubungan antar siswa/siswi dengan lingkungan sekitar yaitu teman sebaya,
KuesionerInt eraksiSosial yang Terdiri dari 12 Jumlah skor kumulatif jawaban responden tentang Interaksi sosial Interval
(45)
pertanyaande
ngan 4 skorpenilaian
:
4=sangat dalam 3=dalam 2=dangkal 1=sangat dangkal
remaja dibagi
jumlah item pertanyaan dengan
skor tertinggi 4 danterendah 1
3.3 Hipotesa
Hipotesa yang akandibuktikandalampenelitianiniadalah:
Ho: Tidak adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan media sosial terhadap kemampuaninteraksi sosial remaja
Ha: Adanya hubunganyang signifikan antara penggunaan media sosial terhadap kemampuaninteraksi sosial remaja
(46)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain korelasi untuk mengetahui hubungan antar variabel yang diteliti.Desain Korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan media sosial dan interaksi sosial remaja.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1 Populasi Penelitian
Populasidalam penelitian iniadalah remaja siswa/siswi SMA Negeri 1 Kota Medan. Populasi yang diambil adalah siswa/siswi yang sedang duduk di bangku kelas X, XI, dan XII yang berjumlah 1760 orang siswa.
4.2.2 Sampel Penelitian
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki dan perempuan SMA Negeri 1 Kota Medan yangmemiliki ponsel pintar (smartphone,), memiliki akun media sosial, dan aktif mengakses media sosial. Pengambilan sampel penelitian menggunakan non probability sampling
dengan desain accidental sampling.Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan didampingi oleh guru SMA Negeri 1 Kota Medan dengan memberikan kuisioner kepada siswa/siswi yang ada ditempat. Setelah terkumpul sebanyak -20 orang, lalu peneliti mengumpulkan siswa/siswi tersebut kedalam satu kelas
(47)
kemudian menjelaskan mengenai penelitian, kesediaan untuk menjadi responden, lalu menjelaskan cara pengisian kuisioner yang benar. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali sampai target sampel terkumpul. Jumlah sampel secara keseluruhan yang diambil sebanyak 96 orang berdasarkan rumus Slovin (Notoadmodjo, 2012).
Keterangan :
N = Jumlah populasi S = Sampel
e = persentasi kesalahan (error)
4.3Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa SMA negeri 1 Kota Medan merupakan salah satu SMA Negeri yang terletak di pusat kota dengan sampel yang tergolong dalam keluarga berkecukupan sehingga memiliki asumsi bahwa banyak sampel yang sudah memiliki ponsel sebagai sarana mengangkes media sosial dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari mereka.
S = N
1 + N (e)2 s = 1760
1 + 1760 (0,1)2 s = 96 orang
(48)
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 yang sebelumnya telah disusun proposal pada bulan Oktober-Desember 2015 dan telah dilakukan survei awal lapangan terlebih dahulu untuk meninjau lokasi dan menentukan sampel penelitian. Selanjutnya setelah data diperoleh, akan dilakukan pengolahan data dan penyelesaian skripsi pada bulan April-Mei 2016.
4.4 Pertimbangan Etik
Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat menjaga dan menghargai hak asasi para respondennya. Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat surat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian akan dilaksanakan dengan menekankan pertimbangan etik meliputi: (1) Otonomi, peneliti memberi kebebasan kepada responden untuk menentukan apakah bersedia atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian; (2) Informed Consent, peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian. Jika responden bersedia menjadi responden penelitian maka responden diminta menandatangani lembar persetujuan;(3)
Anonimity, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut; (4) Confidentiality, peneliti menjamin kerahasiaan informasi responden dan kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian; (5) Beneficience, selalu berupaya bahwa kegiatan yang diberikan kepada responden mengandung prinsip kebaikan bagi responden guna mendapatkan suatu metode atau konsep baru untuk kebaikan responden; (6) Nonmaleficience,
(49)
penelitian yang dilakukan tidak mengandung unsure bahaya atau merugikan apalagi sampai mengancam jiwa bagi responden; (7) Veracity, penelitian yang dilakukan dijelaskan secara jujur tentang manfaat, efek, dan apa yang didapati jika responden terlibat dalam penelitian tersebut; (8) Justice, peneliti harus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap melaksanakan prinsip keadilan pada saat melakukan penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner interaksi sosial dan kuisioner penggunaan media sosial dengan bentuk pertanyaan adalah pertanyaan tertutup.Instrumen pertama berisi tentang penggunaan media sosial dan instrument kedua berisi tentang interaksi sosial siswa yang masing-masing terdiri dari 12 pertanyaan dengan meggunakan skala Likert dengan 4 pilihan jawaban Selalu (SL)=4; Sering (SR)=3; Kadang (KD)=2; Tidak Pernah (TP)=1.
Pengembangan instrumen penelitian didasarkan pada teori yang telah diuraikan pada bab 2 sehingga menjadi lebih operasional. Adapun kisi-kisi pernyataan pada instrumen interaksi sosial adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5.1 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial
Bentuk Interaksi Sosial Nomor Soal
Oposisi 5,4,8,12
Kerjasama 1,3,6,10,
(50)
Tabel 4.5.2 Kisi-kisi Instrumen Penggunaan Media Sosial
Penggunaan Media Sosial Nomor Soal Kepemilikan gadget dan akun 1,2,16
Motif penggunaan 6,7,8,9,10,11,12,14,15,18,19,
Frekuensi penggunaan 3,4,5,13,17,20
4.6 Validitas dan Reabilitas 4.6.1 Uji Validitas
Validitas alat ukur adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.Validitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement yang dilakukan para ahli konstruksi tes. Pertanyaan yang dicari jawabannya adalah sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan objek yang hendak diukur atau sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Nilai validitas untuk instrumen Media Sosial adalah 0,9 dan Interaksi Sosial adalah 0,89. Maka kedua instrument dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen penelitian ini didasarkan pada butir-butir pernyataan yang telah dinyatakan valid oleh validator sebelumnya. Dalam pengujian reliabilitas instrumen Interaksi Sosial dan Penggunaan Media Sosial pada 30 siswa, peneliti menggunakan uji Cronbach Alpha dengan nilai >0,70
(51)
maka instrumen dapat dinyatakan reliabel. Uji reliabilitas pada instrumen Interaksi sosial di SMA Negeri 3 Kota Medan dengan responden 30 siswa bernilai 0,74 dan instrumen Penggunaan Media Sosial bernilai 0,83, maka kedua instrument dinyatakan telah reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
4.7Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 4.7.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mengajukan izin penelitian terlebih dahulu ke Fakultas Keperawatan USU, setelah izin diperoleh maka proses pengumpulan data akan dimulai. Data yangdikumpulkan dalam penelitian diperoleh dari responden melalui pengisian kuisioner.Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang menggunakan sejumlah daftar pertanyaan mengenai suatu hal untuk mendapatkan jawaban tertulis. Sifat pertanyaaan adalah tertutup dimana jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.
Kuisioner berisi sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan karakteristik responden (internal maupun eksternal), tingkat penggunaan atau aksesmedia sosial dan interaksi sosial yang terjadi.
Kemudian peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden, jika kriteria responden sesuai dengan pertimbangan maka selanjutnya peneliti meminta kesediaan calon responden untuk menjadi subjek penelitian. Setelah subjek setuju menjadi subjek penelitian, maka peneliti akan mengajukan surat
(52)
persetujuan menjadi responden (informed consent) dan kesediaan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan sesuai kuisioner yang telah dibuat. Sebelum pengisian kuisioner dilakukan, peneliti memberi penjelasan mengenai tata cara pengisian kuisioner dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan dalam kuisioner yang belum jelas atau tidak dipahami guna mengindari kesalahan pengisian dan mengurangi keefektifan isi kuisioner. Setelah seluruh responden mengisi kuisioner dan data telah terkumpul, peneliti melakukan analisa dari data-data tersebut.
4.7.2 Rencana Pengolahan Data 1. Editing
Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya terlebih dahulu. Data dicek dan diperiksa untuk memastikan semua variabel sudah diisi lengkap 2. Coding
Sebelum dimasukkan kedalam komputer, dilakukan proses pemberian kode pada setiap variabel yang telah terkumpul untuk memudahkan dalam pengolahan selanjutnya. Coding digunakan untuk mempermudah analisis dengan melakukan perubahan data yang berbentuk huruf menjadi angka.
3. Entry
Memasukkan data dengan menggunakan komputer.Untuk pertanyaan pada kuisioner yang telah diisi berdasarkan kode yang telah ada pada responden dimasukkan kedalam software statistic.Data penggunaan media sosial dimasukkan kedalam software statistic dikategorikan menjadi rendah, sedang, tinggi. Data responden berdasarkan kuisioner yang berkaitan dengan interaksi
(53)
sosial dimasukkan kedalam software statistic yang kemudian hasilnya akan dikategorikan menjadi renggang, sedang, dan dekat.
4. Cleaning
Pengecekan kembali akan dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan pada data tersebut, baik pengkodean ataupun kesalahan dalam membaca kode. Dengan demikian maka data akan siap dianalisis.
4.8 Analisa Data
Analisa data yang dilakukan oleh peneliti adalah analisa univariat dan bivariat yaitu sebagai berikut:
4.8.1 Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pada masing-masing variabel. Gambaran yang didapat akan dimasukkan ke dalam bentuk tabel frekuensi. Peneliti melakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidakmenggunakan uji kolmogorov smirnov.Bila data berdistribusi normal, maka peneliti dapat menggunakan uji statistik berjenis parametrik.
4.8.2 Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen (Media sosial) dengan variabel dependen (Interaksi sosial) menggunakan uji uji statistik berjenis parametrik korelasi Pearson dan menentukan kekuatan hubungan diantara kedua variabel tersebut.
(54)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik responden, variabel tingkat penggunaan media sosial, variabel interaksi sosial, dan hubungan tingkat penggunaan media sosial dengan interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan dengan jumlah responden sebanyak 96 orang.
5.1.1 Demografi Responden
Tabel 5.1.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan (n=96)
No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
1 Umur 15 tahun 16 tahun 17 tahun 42 45 9 43,8 46,9 9,4 2 Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan 42 54 43,8 56,2
Pada tabel tersebut, terlihat rentang usia remaja mulai dari usia 15-17 tahun yang masuk kedalam kategori remaja pertengahan sesuai dengan sasaran penelitian yaitu siswa/siswi remaja SMA. Responden dengan jumlah terbanyak berada pada umur 16 tahun sebanyak 45 orang (46,9%) dan diikuti dengan 42 orang (43,8%) siswa/siswi remaja berumur 15 tahun. Data juga menunjukkan bahwa remaja berjenis kelamin perempuan dalam penelitian ini lebih mendominasi sebagai responden dengan jumlah 54 orang atau 56,2% dengan sisanya remaja berjenis kelamin laki-laki (43,8%).
(55)
5.1.2 Penggunaan Media Sosial
Tabel 5.1.2 Hasil Analisis DataVariabel Tingkat Penggunaan Media Sosial Remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan (n=96)
Variabel Mean Min-Maks 95% CI
Penggunaan Media Sosial 2,40 1,10-4,00 2,38;2,75
Tingkat penggunaan media sosial menunjukkan derajat keseringan responden dalam hal penggunaan atau akses media sosialnya sehari-hari.Nilai rata-rata nilai penggunaan media sosial remaja adalah 2,40. Nilai penggunaan media sosial terendah adalah 1,10 dan tertinggi 4,00. Berdasarkan nilai rata rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa remaja SMA Negeri 1 Kota Medan kadang-kadang mengkakses media sosial.
Pemanfaatan sosial media dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana responden memanfaatkan berbagai jenis fasilitas yang terdapat pada sosial media. Dari hasil data yang diperoleh untuk pemanfaatan media sosial, diketahuibahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 71 orang (74%) menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, dan selanjutnya menggunakan media sosial untuk hiburan (50%). Lalu sisanya untuk memperoleh informasi ynag dibutuhkan baik dalam hal pelajaran atau umum (43,8%). Hal ini menunjukkan bahwa dari beberapa manfaat media sosial yang ada, responden tetap memanfaatkan media sosial mereka untuk berkomunikasi baik dengan keluarga atau teman-teman.
(56)
5.1.3 Interaksi Sosial Remaja
Tabel 5.1.3 Hasil analisis data variabel Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan (n=96)
Variabel Mean Min-Maks 95% CI
Interaksi Sosial Remaja 2,74 1,25-4,08 2,58;2,90
Interaksi sosial dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara responden dengan lingkungan sosialnya.Lingkungan sosial yang dimaksudkan disini adalah lingkungan sosial sosial yang paling dekat serta berpengaruh dalam kehidupan remaja, dalam hal penelitian ini adalah lingkungan sekolah.Berdasarkan datayang diperoleh didapatkan nilai rata-rata responden 2,74 dengan nilai terendah 1,25 dan tertinggi 4,08 Berdasarkan nilai rata rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan tergolong dalam kategori dangkal.
5.1.4Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan
Tabel 5.1.4 Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan (n=96)
Variabel 1 Variabel 2 Pearson
correlation (r)
p-value Tingkat
Penggunaan Media Sosial
Interaksi Sosial Remaja
(57)
Dari hasil perhitungan uji normalitas menggunakan kolmogorov-smirnov dengan α=0,05, didapatkan hasil 0,084. Dari hasil statistik data numerik, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.Analisa hubungan antara variabel tingkat penggunaan media sosial dengan interaksi sosial remaja dihitung menggunakan uji korelasi Pearson.Dari hasil penghitungan menggunakan bantuan program SPSS, didapatkan hasil koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,452 dengan
nilai p-value 0,000.
Dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat penggunaan media sosial dan kemampuan interaksi remaja dengan kekuatan hubungan cukup.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Penggunaan Media Sosial
Pengambilan data tingkat penggunaan media sosial didasarkan pada makna kata tingkat dan penggunaan yang berasal dari kata guna yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bermakna proses, cara, pemakaian, fungsi, dan kata tingkat yang menunjukkan suatu jumlah/frekuensi atau seberapa sering yang menunjukkan suatu keadaan lebih tinggi atau lebih rendah dalam hubungan titik tertentu.Berdasarkan data yang diperoleh, nilai rata-rata nilai penggunaan media sosial remaja adalah 2,40 dengan nilai penggunaan media sosial terendah adalah 1,10 dan tertinggi 4,00. Berdasarkan nilai rata-rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa remaja SMA Negeri 1 Kota Medan kadang-kadang mengkakses media sosial.Sejalan dengan penelitian Totok Wahyu dkk (2013) bahwa intensitas penggunaan media sosial di SLTA Kabupaten
(58)
Sidoarjo dengan responden remaja tergolong jarang dengan alasan berkomunikasi langsung lebih menarik daripada melalui jejaring sosial.
Media sosial pada saat ini dianggap menjadi suatu kebutuhan sehari-hari yang cukup penting bagi kelompok remaja di era globalisasi. Intensitas penggunaan media sosial yang dilakukan oleh remaja dipengaruhi oleh kebutuhannya akan informasi-informasi baik itu informasi yang bersifat akademis maupun non-akademis. Kebutuhan-kebutuhan lain seperti kebutuhan komunikasi juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial tersebut. Kepentingan seseorang dalam menggunakan internet seperti media sosial dapat dipengaruhi oleh kepentingannya untuk sebuah informasi, kesenangan, maupun kepentingannya untuk berkomunikasi (Taher, 2014).Sebagian besar responden memanfaatkan media sosial mereka untuk berkomunikasi baik dengan keluarga atau teman-teman. Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya milik Rahmawati dan Kusumawati (2012) bahwa sebagian besar pelajar menggunakan
handphone sebagai media komunikasi dan sering mengakses facebook untuk update status dan sharing informasi.
5.2.2 Interaksi Sosial
Interaksi sosial dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok manusia, maupun perorangan dengan kelompok manusia (Bungin, 2006).Interaksi sosial juga mempengaruhi perilaku seseorang, dimana perilaku digerakkan atau dimotivasi untuk memperoleh kesenangan.
(59)
Dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2014) dikatakan bahwa interaksi sosial mengacu pada beberapa aspek yaitu: 1) kontak sosial (primer dan sekunder); 2) komunikasi (langsung dan tidak langsung) sesuai dengan isi dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (2014) yang mengatakan bahwa nteraksi sosial terjadi dalam proses komunikasi dan dalam komunikasi tersebut ada pesan-pesan tertentu yang disampaikan; 3) identitas kelompok; 4) imitasi. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk: 1) antara perorangan; 2) antar perorangan dengan kelompok; 3) antar kelompok dengan kelompok lain. Kontak sosial dapat berbentuk positif yang mengarah pada suatu kerja sama atau kontak sosial negatif yang mengarah kepada pertentangan atau tidak menghasilkan interaksi sama sekali (Soejono, 2007).
Dari hasil perhitungan data yang diperoleh didapatkan nilai rata-rata responden 2,74 dengan nilai terendah 1,25 dan tertinggi 4,08 Berdasarkan nilai rata rata yang disesuaikan dengan skala instrumen, maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan tergolong dalam kategori dangkal. Interaksi sosial dangkal merupakan interaksi yang berlangsung hanya saat tertentu saja, tidak terjadi secara berkesinambungan, dan berbatas pada saat itu saja.
5.2.3Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial dan Interaksi Sosial Remaja
Analisa hubungan antara variabel tingkat penggunaan media sosial dengan interaksi sosial remaja dihitung menggunakan uji korelasi spearman. Dari hasil
(60)
penghitungan 96 data responden menggunakan SPSS, didapatkan hasil koefisien korelasi (rhitung) sebesar 0,452 dengan nilai p-value 0,000.
Dari hasil penghitungan tersebut, disimpulkan bahwa peneliti menolak Ho yang sudah ditetapkan sebelumnya serta adanya hubungan bermakna berkekuatan cukup antara tingkat penggunaan media sosial dan kemampuan interaksi remaja (p=0,000)
Hasil penelitian ini berbanding sejalan dengan penelitian serupa sebelumnya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Facebook Terhadap Interaksi Sosial Siswa” yang hasilnya dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan bermakna berkekuatanpositif antara penggunaan facebook dengan interaksi sosial siswa karena pada penelitian tersebut didapatkan rhitung lebih besar dari rtabel
(0.548>0.294). Dengan thitung lebih besar dari ttabel (4,29> 1,68). Karena thitung
lebih besar dari ttabel, maka menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel x dan
variabel y berarti.Dapat dikatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara penggunaan facebook dengan interaksi sosial siswa.
Penelitian ini juga dapat mendukung penelitian milikPuworini dan Sugiyanti (2012) yang diketahui bahwa motif mahasiswa menggunakan media sosial sepertifacebook yaitu untuk personal branding atau mengekspresikan diri yang dapat dilihat dari empat motif yaitu update status, berbagi identitas, eksplorasi diri dan fasilitas sosial. Oleh karena itu, dari keempat motif tersebut dapat dijelaskan bahwa personal branding yang dilakukan mahasiswa melalui
(61)
pergaulannyadalam suatu lingkungan sosial, yang artinya dalam penelitian sebelumnya ini mengatakan bahwa penggunaan media sosial memiliki hubungan dengan kemampuan interaksi individu dilingkungan sosial yang dimilikinya.
Penelitian berjudul ”Perilaku Penggunaan Internet di Kalangan Mahasiswa” milik Iik Novianto (2007) mengatakan bahwa mahasiswa menggunakan media internet juga sebagai media komunikasi guna menjalin komunikasi atau interaksi dengan orang lain melalui fasilitas (chatting, email,facebook, twwiter, dll) seperti bertukar informasi, diskusi, maupun sebagai sarana untuk menambah temanatau memperluas pergaulan.Hal ini menunjukkan bahwa media sosial yang terdapat dalam internet menjadi salah satu faktor terbentuknya suatu interaksi antar individu.
Hasil penelitian untuk melihat ada tidaknya hubungan antara tingkat penggunaan media sosial dengan kemampuan interaksi sosial yang telah dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Kota Medan ini menyatakan adanya hubungan yang signifikan atau bermakna antara tingkat penggunaan media sosial dengan kemampuan interaksi sosial remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan, menunjukkan bahwa benarmedia sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial remaja. Penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi dan informasi oleh remaja sedikit banyak juga memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang psikologisnya, sesuai dengan hasil penelitian Fauzi Rahman (2014) yang berjudul “Hubungan Egosentrisme dengan Kompetensi Sosial Remaja Siswa SMP Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang”
(62)
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara egosentrisme dan kompetensi sosial remaja.
McCartney dan Philips (2006) mengatakan terdapat faktor-faktor yang lain yang dapat mempengaruhi kompetensi sosial, antara lain: 1) faktor lingkungan keluarga; 2) faktor teman dekat; 3) tugas perkembangan remaja; 4) perkembangan emosi dan ego remaja; 5)faktor tempramen; 6) faktor keterampilan sosio-kognitif, faktor keterampilan berkomunikasi; dan 7) pengalaman sosialisasi dimasa awal, seseorang yang masa kecilnya mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) yang mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan lingkungan lebih dini cenderung memiliki kompetensi bersosialisasi lebih baik. Smart dan Sanson (2003) menjelaskan bahwa jenis kelamin juga mempengaruhi kompetensi sosial atau kemampuan individu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.Berbagai kecakapan lebih ditonjolkan oleh remaja perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi karena dorongan dari norma serta harapan sosial yang menginginkan remaja perempuan agar lebih kooperarif (penurut, hormat terhadap figure orangtua/ guru), dan memiliki tanggung jawab.
(63)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan ponsel pada remaja siswa/siswi SMA Negeri 1 Kota Medan masih dalam kategori kadang-kadang.Hal ini menunjukkan bahwa ponsel sebagai media komunikasi dan juga media hiburan dianggap menjadi kebutuhan sehari-hari yang cukup penting namun belum menjadi prioritas utama bagi remaja, baik remaja laki-laki maupun perempuan khususnya remaja di SMA Negeri 1 Kota Medan.Hasil lain dari penelitian ini dapat diketahui pula bahwa sebagian besar responden menggunakan media sosial untuk berkomunikasi, dan selanjutnya menggunakan media sosial untuk sekedar hiburan, terakhir sebagai sarana informasi.
Dari 96 siswa/siswi remaja SMA Negeri 1 yang menjadi responden, diketahui bahwa adanya hubungan yang bermakna antara penggunaan media sosial dengan kemampuan interaksi sosialnya.yaitu dengan munculnyapenggunaan ponsel dapat mempengaruhi suatu proses yang bersifat transaksionaldalam interaksi tatap muka. Dapatdisimpulkan bahwa interaksi sosial remaja tersebut dapat disebabkan oleh penggunaan media sosial selain faktor-faktor lain dalamkarakteristik remaja, seperti semakin tingginya beban akademik, mulaimengkonsumsi media-media massa atau teknologi dengan tinggi serta cenderung lepas dengan lingkungan sosial keluarganya.
(64)
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan tersebut, maka penulis memberikan saran kepada beberapa pihak :
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Bagi institusi pendidikan khususnya keperawatan hendaknya lebih mengembangkan dan memahami teori-teori mengenai tumbuh kembang remaja terutaman interaksi sosial yang dilatarbelakangi oleh berbagai macam factor baik internal maupun eksternal sehingga bisa menyesuaikan dengan perkembangan jaman sehingga dapat terbentuk generasi penerus yang tidak hanya bisa memanfaatkan teknologi namun juga bertanggung jawab dan tetap dapat menjalankan fungsi manusia sebagai makhluk sosial.
2. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan, bimbingan konseling (BK) atau melalui unit kesehatan sekolah (UKS) mengenai pemanfaatan teknologi agar memberikan dampak positif terutama dalam segi interaksi sosial pada remaja guna mencegah atau mengurangi perasaan tertenan (depresi), cemas (ansietas), ataupun stress.
3. Penelitian Keperawatan
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat membuat penelitian mengenai interaksi sosial yang berhubungan dengan faktor lain selain penggunaan media sosial seperti kemampuan komunikasi, faktor perkembangan ego dan emosi, dll.
(65)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Media Sosial
2.1.1 Definisi Media Sosial
Menurut kamus Bahasa Inggris, media sosial merupakan program komputer yang memberikan fungsi untuk berkomunikasi dan berbagi informasi di internet sebagaimana didefinisikan oleh Cambridge Advanced Learner’s Dictionary & Thesaurus:
“social media (noun); websites and computer programs that allow people to communicate and share information on the internet using a computer or mobile phone”.atau,
“a group of internet-based application that builds on the technological foundation of web 2.0, which allows the creation and exchange of user generated content”. (Kaplan, A & Haenlein, M, 2010)
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, media adalah alat, sarana komunikasi, perantara, atau penghubung. Sosial artinya berkenaan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum.Dari sisi bahasa, media sosial dapat dimaknai sebagai sarana yang menghubungkan masyarakat untuk berkomunikasidan berbagi. Media sosial merupakan medium atau wadah untuk bersosialisasi dengan menggunakan teknologi berbasis web untuk menyebarluaskan secara pengetahuan dan informasi secara cepat kepada seluruh pengguna internet didunia. Menurut Juliasih dalam Kristanto (2011) media sosial adalah media yang sering disebut sebagai media online dimana
(66)
dapat mewakili para penggunanya untuk saling berinteraksi dengan sesamanya di dunia luar baik yang dikenal maupun tidak.
2.1.2 Klasifikasi Media Sosial
Klasifikasi media sosia menurut Kaplan dan Haenlein (2010) antara lain: 1) collaborative blogs or collaborative projects (wikipedia) yang mengizinkan peserta untuk bekerja sama dalam suatu proyek misalnya penelitian atau penulisan kamus, dimana seluruh partisipan diperbolehkan untuk menulis atau mengedit kapanpun dan dimanapun untuk melengkapinya; 2) blogs and microblogsmerupankan situs pribadi yang dibuat oleh individu untuk berkomunikasi melaui tulisan atau media lain seperti video, audio, atau gambar. Forum blog yang paling umum antara lain blogger.com, wordpress.com dn Yahoo!groups.com; 3) content communitiesialah jenis media sosial yang berfungsi untuk berbagi konten-konten media seperti video, gambar, atau suara. Situs paling umum untuk jenis media sosial ini adalah Youtube, Flickr, and Slideshare; 4) social networking sitestitus paling umum untuk jenis ini adalah Facebook, Twitter, MySpace, LinkedIn. Disebut situs jaringan sosial, karena situs ini memang berfungsi untuk komunikasi sosial. Aplikasi yang digunakan juga menawarkan pengguna untuk membuat profil yang umumnya terdiri dari nama, umur, lokasi, gender, bahkan dapat mengunggah foto sebagai foto profil.; 5) virtual game worldmerupakan suatu program dimana pengguna dapat berpartisipasi dalam sebuah game secara virtual.; dan 6) virtual social worldsmerupakan tipe media sosial dimana individu dapat membuat profil, tindakan, mengenai kehidupan, dan perbuatan
(67)
yang sama halnya dengan didunia nyata sesuai keinginannya. Klasifikasi tersebut dibuat berdasarkan social presence(kehadiran sosial) dan self-presentation (presentasi diri).
Kaplan dan Haenlein mengklasifikasikan media sosial berdasarkan pada teori-teori dalam bidang media penelitian (kehadiran sosial dan kekayaan media) dan proses sosial (presentasi diri dan penyingkapan diri), yang merupakan dua elemen kunci dari media sosial.
Teori kehadiran (Short, Williams, & Christie dalam Kaplan dan Haenlein, 2010) menyatakan bahwa kehadiran sosial didefinisikan sebagai akustik, visual, dan kontak fisik yang dapat dicapai atau muncul antara dua mitra atau lebih dalam suatu komunikasi. Kehadiran sosial dipengaruhi oleh keintiman (antarpribadi atau termediasi) dan kesiapan media (selaras atau tidak selaras) dan yang dianggap sebagai media yang lebih rendah misalnya, percakapan telepon dibandingakan dengan percakapan interpersonal seperti diskusi tatap muka dan untuk yang tidak selaras misalnya, e-mail atau surat elektronik dan komunikasi sinkron atau selaras misalnya, live chat atau percakapan langsung. Teori media richness atau kekayaan media (Daft & Lengel dalam Kaplan dan Haenlein, 2010) didasarkan pada asumsi bahwa tujuan segala jenis komunikasi adalah untuk memecahkan ambiguitas dan pengurangan ketidakpastian. Dan karena itu ada beberapa media yang lebih efektif daripada media yang lain dalam menyelesaikan ambiguitas danketidakpastian dalam berkomunikasi.
(68)
2.1.3 Motif Penggunaan Media Sosial
McQuail, Blumler, dan Brown (1972) dalam Beyond Borders: Communication Modernity, and History (2010) mengemukakan bahwa bebrapa kategori “uses of the media” adalah 1) sexual arousal (membangkitkan sex); 2) emotional release (pelepasan emosi); 3) filling time (pengisi waktu); 4) getting intrinsic culture or aesthetic enjoyment (menikmati budaya); 5) relaxing (relaksasi); 6)
escaping from problems (pelepasan diri dari masalah); 7) having a substitute for real life companionship (pengganti atau subtitusi pertemanan didunia nyata).
Hersinta dkk dalam Beyond Borders: Communication, Modernity, and History (2010) menyatakan bahwa sebagian besar riset awal mengenai komunitas online, berasumsi bahwa individu menggunakan situs jejaring sosial untuk berhubungan dengan orang lain diluar kelompok sosial dan lokasi tempat mereka berada dengan kesamaan minat serta berbagi lokasi geografis. 2.1.4 Manfaat Media Sosial
Tully (2003) dalam Abrar (2003)mendefinisikan makna teknologi bagi remaja adalah sebagai berikut: 1)Sarana investasi masa depan, dimanapenguasaan teknologi menjadikeharusan untuk memasuki dunia kerja; 2) berfungsi sebagai
symboliccapital, dimana penguasaan dan kepemilikan teknologi baru mencerminkan gengsi bagi pihak ketiga (peer groups dan/atau lingkungan sekitar); 3) medium untuk mencari pengalaman baru di tengah kegerahanremaja untuk selalu melakukan eksplorasi dan membangun identitasdirinyadimana teknologi dijadikan manifestasi; 4) objek pembeda
(69)
dalamlingkungan sosial seperti gender, kelas sosial dan generasi; 5) agenketeraturan dalam kehidupan sosial, teknologi berfungsi sebagai fasilitatorsekaligus pembatas dalam kegiatan sosial.
2.1.5 Dampak Penggunaan Internet sebagai Media Jejaring Sosial
Dampak penggunaan internet antara lain: 1) Pronografi; 2) Plagiarisme. Plagiarism merupakan penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri; 3) Ketergantungan atau kecanduang media sosial. Nurfajri (2012) dalam Nurmandia, Wigati, dan Masluchah (2013) mengatakan bahwa Internet Addiction (kecanduan internet) adalah suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama),whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggunya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupun kuantitas).
Internet Addiction diartikan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaanya saat online.Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online diinternet. Kecanduan Jejaring sosial adalah suatu kondisi kronis dalam sistem motivasi dalam perilaku mencari kesamaan sosialitas, mulai dari yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga melalui internet.Jejaring
(70)
sosial merupakan struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi.Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.
Menurut Beart dan Wolf (2001), setidaknya ada enam kriteria yang harus dimiliki agar seseorang dapat diklasifikasikan sebagai pecandu internet. Kriteria kecanduan ini adalah: 1) Pikiran yang terpreokupasi internet. Bermain internet berjam-jam menimbulkan keasyikan tersendiri, perasaan senang secara berlebihan membuat seseorang menunda makan, atau makan menjadi tidak teratur; 2) Waktu penggunaan internet semakin bertambah demi pemenuhan kepuasan diri. Bermain internet melebih 8 jam dalam sehari akan menyita banyak waktu, apalagi bila waktu online di mulai malam hari akan menyita waktu tidur; 3) Pernah mencoba namun gagal untuk mengendalikan, mengurangi atau berhenti menggunakan internet. Bermain internet dan komputer beberapa jam akan menimbulkan kelelahan, apalagi bila melebihi 8 jam setiap harinya.; 5) Aktivitas online melebihi waktu yang direncanakan. Banyak individu yang teradiktif mengatakan akan bermain online hanya sebentar saja, namun mereka justru online sampai beberapa jam atau hampir setengah hari, akibatnya banyak waktu yang terbuang, sementara beberapa pekerjaan lain yang semestinya dapat selesai dikerjakan akan terpakai untuk menggunakan komputer; 6) Mengalami masalah atau mempunyai resiko kehilangan hubungan pribadi, kehilangan pekerjaaan, kehilangan kesempatan pendidikan, dan kehilangan karir.
(71)
Dampak positifnya berkat situs jejaring sosial ini kita jadi lebih mudah berinteraksi dengan pengguna-pengguna lain yang memanfaatkan situs jejaring sosial ini untuk memperluas pergaulan.Pengguna dapat berhubungan dengan teman dan keluarga, dapat bertemu dan berhubungan dengan teman lama, berkenalan dengan teman dari sahabat, serta berkenalan dengan orang yang belum pernah dikenal sebelumnya.Selain itu, pengguna situs ini memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dan berbagi pengalaman, hobi, dan minat dengan orang-orang dengan latar belakang, budaya dan negara yang berbeda, bisa juga dijadikan media promosi bisnis atau sebagainya.Keunggulan dan kemudahan itulah yang membuat banyak individu hampir tiap hari menggunakan internet untuk membuka jejaring sosial.
2.2 Interaksi Sosial 2.2.1 Definisi
Interaksi sosial menurut Soekanto (2007) adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Mar’at dalam Mulyaningsing (2014) menegaskan bahwa interaksi sosial merupakan suatu proses di mana individu memperhatikan, merespon terhadap individu lain, sehingga direspon dengan suatu tingkah laku tertentu.Interaksi sosial juga dapat berarti hubungan yang dinamis,
(72)
yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok manusia, maupun perorangan dengan kelompok manusia (Bungin, 2006).
Sehubungan dengan hal itu, dua ahli psikologi lain yang mencetuskan definisi interaksi sosial adalah Walgito (2008) yang mengungkapkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antara individu dengan individu lain, individu yang satu dapat memengaruhi individu yang lain atau sebaliknya sehingga terdapat adanya hubungan yang timbal balik. Gunarsa dan Gunarsa dalam Badrujaman (2008) mengungkapkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu ketika perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki perilaku individu yang lain atau sebaliknya.
Dalam kehidupan bermasyarakat interaksi sosialmerupakan bagian dari proses sosial. Interaksi sosial juga mempengaruhi perilaku seseorang., dimana perilaku digerakkan atau dimotivasi untuk memperoleh kesenangan (Rakhmat, 1989).
2.2.2 Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk umum proses sosial adalahinteraksi sosial dan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial.Kimbal Young dalam Badrujaman (2008) membedakan bentuk interaksi sosial menjadi 3 antara lain : 1) Oposisi yaitupersaingan dan pertentangan atau pertikaian; 2) Kerja Sama yang menghasilkan akomodasi; 3) Diferensiasi, yakni proses interaksi sosial ketika orang per orang dalam masyarakat memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda dengan orang lain atas dasar perbedaan umur, pekerjaan dan gender.
(73)
Menurut Gillin (1951) bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua yaitu proses asosiatif (bersekutu) dan proses disosiatif (memisahkan). Proses interaksi sosial asosiatif adalahproses menuju terbentuknya persatuan atau interaksi sosial. Proses interaksi sosial asosiatif terbagi menjadi empat macam yaitu kerja sama (cooporation), akomodasi (accommodation), asimilasi (assimilation), dan akulturasi (acculturation).
Proses interaksi sosial disosiatif adalahproses oposisi (oppositional process) yang berarti berjuang melawan seorang ataupun sekelompok orang untuk meraih tujuan tertentu. Interaksi disosiatif dibedakan menjadi beberapa bentuk antara lain persaingan (competition), kontravensi atau sikan menentang dengan tersembunyi, pertikaian sebagai lanjutan dari kontravensi, dan pertikaian atau konflik.
Gea, Wulandari, dan Babari (2003) melihat suatu kebutuhan berinteraksi manusia dimana setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya. Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang satu dengan lainnya, yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Menurut Morey (2004), pertukaran informasi secara tatap muka dapat mempercepat proses saling mempengaruhi antara pihak pihak yang berinteraksi didalamnya. Maka, hal yang dianggap paling ideal dalam berinteraksi adalah bertatap muka.
2.2.3 Syarat Interaksi Sosial
Menurut Soekanto (2007), suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu : 1) Adanya kontak sosial
(74)
(social-contact); dan 2) Adanya komunikasi. Kontak dapat bersifat langsung maupun tidak langsung, kontak positif dan negatif atau kontak primer maupun sekunder.
Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka atau face-to-face (berjabat tangan, saling senyum, dll).Sebaliknya, kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Hubungan-hubungan sekunder tersebut dapat dilakukan melalui perantara seperti telepon, radio, surat maupun teknologi misalnya internet. Dalam hal ini kontak sosial sekunder salah satunya bisa dilakukan melalui situs jaringan sosial. Dalam situs jaringan sosial, ketika seseorang mengirim pesan pada orang lain yang nantinya akan mendapat balasan langsung ataupun tidak langsung, maka orang tersebut dapat dikatakan telah melakukan kontak sosial.
Syarat yang kedua adalah komunikasi. Komunikasi merupakan sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lain yang berbentuk perilaku, sikap dan pembicaraan, dan perasaan sehingga orang akan membuat reaksi terhadap informasi, sikap, dan perilaku tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah dialami (Bungin, 2006).
Menurut Sarwono (2002) dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis. Aspek tersebut antara lain : 1) Tatap muka; 2) Adanya hubungan dua arah secara langsung; 3) adanya niat, kehendak, atau intens dari kedua belah pihak.
(75)
Komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung (memerlukan perantara, seperti telepon, telegrap, radio, surat dll) mempunyai dampak yang berbeda dengan komunikasi secara langsung (tatap muka). Menurut Gea, Wulandari, dan Babari (2003), komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan untuk saling berkomunikasi (hambatan-hambatan), dalam arti si penerima menangkap makna pesan berbeda dari yang dimaksud oleh si pengirim.
Komunikasi dipengaruhi oleh media yang digunakan, sehingga kadang media juga mempengaruhi isi informasi dan penafsirannya, bahkan menurut Mcluhan dalam Bungin (2006) media juga adalah pesan itu sendiri. Dalam komunikasi ada tiga unsur dasar yang sangat penting yaitu, sumber informasi (receiver), saluran (media), dan penerima informasi (audience) (Bungin, 2006). Situs jaringan sosial memiliki ketiga kriteria tersebut, dan situs jaringan sosial merupakan salah satu media yang efektif untuk berkomunikasi.Selain kontak sosial dan komunikasi, peran keluarga dan lingkungan sosial juga berpengaruh dalam perkembangan sosial khususnya remaja.
2.2.4 Faktor Terjadinya Interaksi Sosial
Ada empat faktor yang mendasari terjadinya proses interaksi sosial yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Imitasi (peniruan) merupakan proses belajar dengan cara meniru perilaku orang lain. Imitasi dapat dibedakan menurut sifatnya yaitu imitasi positif dan imitas negatif. Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga mereka mengikuti pandangan atau pengaruh
(76)
tersebut tanpa berfikir panjang. Dengan kata lain sugesti dapat diartikan sebagai proses interaksi sosial ketika seorang individu menerima suatu pandangan tannpa mengkritiknya terlebih dahulu.
Fakor yang ketiga yakni identifikasi, yang berarti kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Poin keempat yang menjadi faktor terjadinya interaksi sosial adalah simpati. Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan yang lain. Factor lain yang mendekati pengertian simpati adalah introyeksi. Introyeksi merupakan hubungan timbal balik dua atau lebih individu berdasarkan simpati, yaitu ketika perilaku individu yang satu memengaruhi dan mengubah perilaku individu lain atau sebaliknya.
2.3 Remaja
2.3.1 Definisi Remaja
Remaja adalah masa transisi antaramasa kanak-kanak dan dewasa, dimana terjadipacu tumbuh, timbul ciri-ciri seksualsekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadiperubahan-perubahan psikologi dan kognitif.Untuk tercapainya tumbuh kembang yangoptimal, tergantung pada potensi biologiknya.(Soetjiningsih, 2007).Menurut Depkes Rl (2005), masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa perailihan dari kanak-kanak ke dewasa muda.Salzman dalam Jahja (2011) menambahkan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence)
(77)
terhadap orang tua kearah kemandirian (independence), minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Menurut Golinko dalam Jahja (2011) istilah Adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence yangberarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Istilah ini mempunyai arti yanglebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Menurut Papalia dan Olds dalam Jahja (2011) masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.Menurut Adams dan Gullota dalam Aaro dalan Jahja (2011), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. WHO (2012) memberikan definisi masa remaja mulai dariusia 10-19 tahun.
Pinem (2009) membagi periode menjadi 3 (tiga) tahap yaitu: 1) masa remaja awal (10-12 tahun) dengan ciri khas ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan mulai memperhatikan bentuk tubuhnya; 2) remaja tengah (13-15 tahun) dengan ciri khas mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang aktifitas seksual, dan memiliki rasa cinta yang mendalam; 3) masa remaja akhir (16-19 tahun) dengan ciri khas mamu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, memiliki citra jasmani dirinya, dapat mewujudnkan rasa cinta, dan pengungkapan kebebasan diri.
(78)
2.3.2 Perkembangan Masa Remaja
Masa remaja adalah masa datangnya pubertas (11-14 tahun) sampai usia sekitar 18 tahun. Masa ini hamper selalu merupakan masa yang sulit. Sejumlah alasan untuk ini antara lain: 1) remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan pendapat sendiri sehingga menciptakan ketegangan, perselisihan dan menjauhkan dari keluarga; 2) remaja lebih mudah dipengaruhi oelh teman-temannya; 3) remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa baik pertumbuhan maupun seksualitas yang terkadang membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi; 4) remaja menjadi terlalu percaya diri bersaman dengan meningkatnya emosi.
Kesulitan yang sering dialami kaum remaja (Jahja, 2011) antara lain: 1) variasi kondisi kejiwaan dimana emosi tidak stabil; 2) rasa ingin tahu seksual dan coba-coba; 3) membolos karena tidak ada gairah untuk kesekolah; 4) perilaku antisocial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif; 5) penyalahgunaan obat bius; 6) psikosis, yang paling umum dijumpai ialah skizofrenia. Skizofrenia menurut WHO ialah gangguan mental yang parah yang ditandai dengan gangguan berfikir, bahasa, persepsi, dan rasa diri.
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua.Dibanding masa kanak-kanak, remaja lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah seperti sekolah, ekstrakulikuler dan bermain dengan teman. Kelompok teman sebaya juga merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang
(79)
menarik, music, atau film apa yang bagus Conger, Papalia & Olds dalam Jahja (2011). Dengan demikian, peran kelompok teman sebaya ialah besar bagi perkembangan sosial usia remaja.
Kebutuhan-kebutuhan pada masa remaja yang disebutkan dalam Jahja (2011) antara lain: 1) kebutuhan akan pengendalian diri; 2) kebutuhan akan kebebasan diri, 3) kebutuhan akan rasa kekeluargaan; 4) kebutuhan akan penerimaan sosial; 5) kebutuhan akan penyesuaian diri; 6) kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial. Berdasarkan kebutuhan tersebut, muncul konflik-konflik yang dialami remaja seperti; 1) konflik-konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas dan merdeka; 2) konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan kepada orang tua; 3) konflik antara kebutuhan seks dan agama serta nilai sosial; 4) konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja; 5) konflik menghadapi masa depan. 2.3.3 Perkembangan Interaksi Sosial Remaja
Perkembangan sosial pada masa puber menurut dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu mulai terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua. Perkembangan kearah remaja juga diiringi dengan bertambahnya minat-minat terhadap personal appearance (penampilan diri), peer group (kawan sebaya) serta kegiatan-kegiatan kelompok sosial lainnya (Sulaeman, 1995)
Dalam pergaulan dengan teman sebaya tentu saja ada faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : 1) Imitasi yaitu tindakan sosial meniru sikap,
(80)
tindakan, tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan; 2) Sugesti yang berarti pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain; 3) Identifikasi yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain; 4) Simpati, yaitu suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Dalam tahap perkembangan masa remaja faktor-faktor tersebut berperan besar dalam mempengaruhi perilaku remaja.Karena pada masa ini remaja cenderung lebih mudah untuk terpengaruh oleh teman-teman sebaya dalam rangka untuk mencari identitas dirinya (Ahmadi, 2007).Menurut Erikson ditinjau dari perkembangan sosial, proses ini dosebut sebagai mencari identitas diri, yaitu menuju pembentukan identitas diri ke arah individualitas yang mantap dimana hal ini merupakan aspek penting dalam perkembangan diri menuju kemandirian.
Eurika Pendidikan(2015) membagi masa pubertas remaja menurut teman sebaya dan pemisahan diri dengan orang tua atau keluarga dimana keluarga memiliki fungsi: 1) Affectional; 2) economic; 3) Educational; 4) Protective; 5) Recreational; 6) Family status; 7) Religius (Ogburn dalam Ahmadi, 2007) Pembagian menurut Eurika Pendidikan antara lain: 1) Kelompok Teman Sebaya. Sifat yang khas kelompok anak sebelum pubertas adalah bahwa kelompok tadi terdiri daripada jenis kelamin yang sama. Persamaan sex ini dapat membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan yang berhubungan dengan perasaan identifikasi yang mempersiapkan pengalaman identitasnya. Selama tahun pertama masa puber, seorang remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih luas. Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat maka
(81)
akan berkembanglah iklim dan norma-norma kelompok tertentu.; 2) Melepas dari orang tua. Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Dalam keadaan seperti ini banyak pertentangan-pertentangan antara remaja awal dengan orang tua, diantaranya: a) Perbedaan standar perilaku. Remaja awal sering menganggap bahwa standar perilaku orang tuanya kuno sedangkan dirinya dianggap modern.Mereka mengharapkan agar orang tuanya mau menyesuaikan diri dengan perilakunya yang modern; b) Merasa menjadi korban. Remaja sering merasa marah ketika status sosial ekonominya tidak mempunyai simbol status yang sama dengan teman sebayanya. Seperti pakaian, sepatu, accecoris dan lain-lain; c.) Perilaku yang kurang matang. Pelarangan dan menghukum membuatnya benci kepada orang tua; d.) Masalah palang pintu. Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melaggar peraturan. Seperti waktu pulang dan mengenai dengan siapa dia berhubungan, terutama dengan lawan jenis; e.) Metode disiplin. Pemberontakan terbesar dalam keluarga terjadi jika salah satu orang tua dominan daripada lainnya atau tidak adil.Hal ini menyebabkan pola asuh yang cenderung otoriter.
(1)
vi
vi
Akhir kata penulis hanya dapat mengharapkan mudah-mudahan penulisan Tugas Akhir ini, dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pengembangan ilmu, masyarakat, dan Fakultas Keperawatan.
Medan, 18 Juni 2016 Penulis
(2)
vii
vii DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Orisinalitas ... iii
Prakata ... iv
Daftar Isi ... vi
Daftar Skema ... ix
Daftar Tabel ... x
Abstrak ... xi
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 8
2.1 Media Sosial ... 8
2.1.1 Defenisi Media Sosial ... 8
2.1.2 Klasifikasi Media Sosial ... 9
2.1.3 Motif Penggunaan Media Sosial ... 11
2.1.4 Manfaat Media Sosial ... 11
2.1.5 Dampak Penggunaan Internet sebagai Media Sosial ... 12
2.2 Interaksi Sosial ... 14
2.2.1 Definisi Interaksi Sosial ... 14
2.2.2 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ... 15
2.2.3 Syarat Interaksi Sosial ... 17
2.2.4 Faktor Terjadinya Interaksi Sosial ... 18
2.3 Remaja... 19
2.3.1 Definisi Remaja ... 19
2.3.2 Perkembangan Masa Remaja ... 21
2.3.3 Perkembangan Interaksi Sosial Remaja ... 22
Bab 3. Kerangka Penelitian ... 25
3.1 Kerangka Penelitian ... 25
3.2 Defenisi Operasional ... 26
3.3 Hipotesa ... 27
Bab 4. Metodologi Penelitian ... 28
4.1 Desain Penelitian ... 28
(3)
viii
viii
4.2.1 Populasi ... 28
4.2.2 Sampel ... 28
4.3 Waktu danTempat Penelitian ... 29
4.4 Pertimbangan Etik ... 30
4.5 Instrumen Penelitian... 31
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 32
4.6.1 Uji Validitas ... 33
4.6.2 Uji Reliabilitas ... 33
4.7 Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 33
4.7.1 Pengumpulan Data ... 34
4.7.2 Pengolahan Data ... 35
4.8 Analisa Data ... 36
Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 37
5.1 Hasil Penelitian ... 37
5.1.1 Demografi Responden ... 37
5.1.2 Penggunaan Media Sosial ... 38
5.1.3 Interaksi Sosial Remaja ... 39
5.1.4 Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial Dengan Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan ... 39
5.2 Pembahasan ... 40
5.2.1 Penggunaan Media Sosial ... 41
5.1.2 Interaksi Sosial ... 42
5.1.3 Hubungan Tingkat Penggunaan Media Sosial dan Interaksi Sosial Remaja... 42
Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 46
6.1 Kesimpulan ... 46
6.2 Saran ... 47
(4)
ix
ix
Lampiran 1.Penjelasan Penelitian dan Inform Consent Lampiran 2.Instrumen Penelitian
Lampiran 3.Surat Etik Penelitian Lampiran 4.. Izin Survey Awal
Lampiran 5 Surat Permohonan Validitas Lampiran 6.Surat Pernyataan Sudah Valid Lampiran 7.Indeks Validitas
Lampiran 8.Surat Izin Reliabilitas
Lampiran 9.Surat Balasan Sudah Melakukan Reliabilitas Lampiran 10.. Surat Izin Penelitian
Lampiran 11Surat Balasan Sudah Melakukan Penelitian Lampiran 12.Hasil Output SPSS
Lampiran 13.Dana Penelitian Lampiran 14.Riwayat Hidup
(5)
x
x
DAFTAR SKEMA
(6)
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.5.1 Kisi-kisi Instrumen Interaksi Sosial ... 31
Tabel 4.5.2 Kisi-kisi Instrumen Penggunaan Media Sosial ... 32
Tabel 5.1.1 Data Demografi ... 37
Tabel 5.1.2 Data Penggunaan Media Sosial... 38
Tabel 5.1.3 Data Interaksi Sosial Remaja ... 39
Tabel 5.1.4 Hubungan Penggunaan Media Sosial dengan Interaksi Sosial Remaja SMA Negeri 1 Kota Medan ... 39