BIMBINGAN KOMPREHENSIF UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BERBASIS MODERNISASI TURATS PESANTREN.

(1)

BIMBINGAN KOMPREHENSIF UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BERBASIS MODERNISASI TURATS PESANTREN

DISERTASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

dalam Bidang Bimbingan dan Konseling

Promovendus

IMAM MUJAHID

0800819

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter

Berbasis Modernisasi

Turats

Pesantren

Oleh Imam Mujahid

S.Ag. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1999 M.Pd. Universitas Negeri Yogyakarta, 2008

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) Bimbingan dan Konseling

© Imam Mujahid, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PANITIA DISERTASI

Promotor Merangkap Ketua

Prof. Dr. H. Rochman Natawidjaja

Kopromotor Merangkap Sekretaris

Prof. Dr. Uman Suherman A.S., M.Pd.

Anggota

Dr. H. Agus Taufik, M.Pd.

Mengetahui

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling


(4)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Bimbingan Komprehensif untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Dunia pesantren mengalami dilema. Di satu sisi pesantren berupaya menampilkan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam yang mempertahankan tradisi, namun di sisi lain, pesantren dihadapkan pada tantangan global yang dipicu oleh perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan dinamika masyarakat yang mengharuskan pesantren beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan dunia dengan tetap menjadikan karakter sebagai orientasi proses pendidikannya. Menjawab kondisi tersebut, Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam melakukan ijtihad dengan memadukan konsep pesantren dan pengelolaan pendidikan modern berdasarkan pada kaidah ushul “al-muhafadhatu ‘ala al -qadim as-sholih wal akhdu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik) dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki keseimbangan spiritual, intelektual, dan moral menuju generasi ulul albab. Tujuan utama penelitian ini adalah menghasilkan rumusan program bimbingan terbaik, ideal, dan terkini dalam proses pembentukan karakter di PPMI Assalaam. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif fenomenologis naturalistik, menggunakan rancangan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, pengamatan terus-menerus, dan studi dokumentasi. Validitas data dilakukan melalui trianggulasi sumber dan metode, serta diskusi teman sejawat, dependabilitas dan konfirmabilitas. Analisa data menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman yang dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter di PPMI Assalaam telah memiliki pola, namun kurang mendapat sentuhan dari sisi konsep bimbingan sehingga kurang maksimal dalam proses pelaksanaannya. Hal ini terlihat dari bagaimana pesantren merumuskan nilai-nilai utama karakter yang meliputi: berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, bertafaqquh fiddin, berakhlakul karimah, berdakwah Islamiyah, dan berjiwa pemimpin yang didasarkan pada landasan agama, historis, institusional, empiris, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mengembangkan karakter utama pada diri santri, pesantren mengembangkan strategi pembentukan karakter melalui kedisiplinan, pembiasaan, dan budaya pesantren. Mendasarkan pada temuan di lapangan dan konsep bimbingan terkini, bimbingan komprehensif menjadi pilihan utama dalam membentuk karakter di lingkungan pesantren yang menerapkan konsep modern. Bimbingan komprehensif berorientasi pada pengembangan yang sejalan dengan visi pesantren, serta penerapannya terintegrasi pada seluruh kegiatan di pesantren dan pelaksanaannya melibatkan semua komponen yang ada di pesantren.


(5)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci: Bimbingan Komprehensif, Karakter, Modernisasi, dan Turats Pesantren.

ABSTRACT

Comprehensive Guidance to Create Character Based on Modernized Islamic Boarding School Turats

Today, Islamic boarding schools face a dilemma. The boarding schools tried to portray theirself as Muslim educational institutions which maintain the traditions. Meanwhile, the global challenges require them to adapt to the changing world while still maintain the characters as the main orientation of their educational process. To address these challenges, Assalaam, modern Islamic boarding school, makes an ijtihad to ally the concept of boarding school and the concept of modern education management, based on the rule of ushul "al-muhafadhatu 'ala al-qadim wal as-Salih al-jadid akhdu bi al-ashlah" (maintain the good, and taking new better discoveries), in order to produce graduates who have a spiritual, intellectual, and moral balance; towards ulul albab generation. The main objective of this research is to generate an ideal formulation of guidance program in character building, at Assalaam. This research was conducted with naturalistic phenomenological approach, using case study design. Data were obtained through in-depth interviews, continuous observation, and documentation. Validation of the data was conducted through triangulation of sources and methods, as well as peer discussion, dependability and confirmability. Data analysis was done through data collection, data reduction, data presentation, and conclusion, by using interactive model of Miles & Huberman. The results showed that the formation of character in Assalaam has a pattern, but lack the foundation of the concept of guidance, so that the process of implementation is not optimal. This is reflected in how the boarding school formulates the main values, which include: insightful of science and technology, tafaqquh fi din, akhlaku al-karimah, dakwah al-Islamiyah, and have leadership that is religious, historical, institutional, empirical, scientific and technological. Students character is formed through strategy of discipline, conditioning, and school culture. Based on the ground- truthing as well as the latest concept of guidance, comprehensive guidance is an ideal choice for character development in boarding schools that implement modern concepts. Comprehensive guidance is developmental oriented, which is in line with the vision of Assalaam Boarding Schools, and its application is integrated in all activities at the school and its implementation involves all components in the school.

Keywords: Comprehensive Guidance, Character, Modernization, Turats, Islamic boarding school


(6)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

MOTTO ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KERANGKA TEORI BIMBINGAN KOMPREHENSIF UNTUK MEMBENTUK KARAKTER BERBASIS MODERNISASI TURATS PESANTREN A. Dinamika Remaja di Era Globalisasi ... 16

B. Pembentukan Karakter dalam Lingkungan Pendidikan ... 28

C. Pesantren dan Upaya Modernisasi Turats ... 46

D. Bimbingan dalam Pembentukan Karakter di Pesantren ... 78

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 83

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 88


(8)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 93

D. Teknik Pengumpulan Data ... 94

E. Keabsahan Data ... 100

F. Teknik Analisa Data ... 102

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian ……… .... 106

1. Kondisi Obyektif (Existing) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta ... 106

2. Landasan Nilai Karakter Utama yang dikembangkan di PPMI Assalaam Surakarta ... 125

3. Nilai Karakter Utama yang Dikembangkan di PPMI Assalaam Surakarta ... 132

4. Strategi Pembentukan Karakter di PPMI Assalaam Surakarta ... 145

B. Pembahasan ... 171

C. Model Hipotetik Bimbingan Komprehensif untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren ... 198

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 335

B. Rekomendasi ... 236

DAFTAR PUSTAKA ... 238

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 251


(9)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter merupakan proses berkelanjutan dan tiada pernah berakhir selama sebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis. Pendidikan karakter harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan alih generasi. Oleh karenanya perlu dirumuskan secara utuh sosok generasi manusia masa depan Indonesia. Riset komprehenship senantiasa dilakukan dalam merumuskan sosok manusia Indonesia masa depan sebagai landasan pendidikan dan pengembangan karakter bangsa (Kartadinata, 2010:44).

Kesadaran membangun karakter bangsa melalui jalur pendidikan harus ditindaklanjuti dengan program berkesinambungan dan sistematis. Sebab pendidikan karakter mencakup semua hal, mulai dari pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, sampai pada kepengamalan nilai secara nyata, dari gnosis sampai ke praksis. Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk peserta didik menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga mewujudkan perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya mampu memberikan kontribusi pada masyarakat dan bangsa (Koesoema, 2007:37).

Karakter menjadi sangat urgen untuk dikembangkan pada masyarakat Indonesia dewasa ini mendasarkan pada realitas betapa bangsa ini tengah mengalami krisis multidimensi, dimana angka pengangguran cukup tinggi, kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari, kebobrokan moral menjangkiti seluruh elemen masyarakat, tingginya angka korupsi, kekerasan atas nama


(10)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agama, kerusuhan sosial, keinginan kelompok masyarakat yang ingin lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan ancaman persaingan global di depan mata.

Secara kasat mata praktek-praktek tidak terpuji terus berlangsung di tengah masyarakat. Tidak sedikit pakar bidang moral dan agama yang mengajar tentang kebaikan, tetapi perilakunya tidak sejalan dengan ilmu yang diajarkannya. Tidak terkecuali dunia pendidikan tempat persemaian kebaikan yang seharusnya steril dari berbagai permasalahan juga tidak luput dari berbagai permasalahan, mulai dari penyalahgunaan anggaran pendidikan, pelecehan seksual, kekerasan di lingkungan sekolah sampai kepada kecurangan pelaksanaan ujian nasional (Husaini, 2012:34).

Semua problem kebangsaan ini tiada lain bermuara pada rapuhnya karakter bangsa yang tentunya harus segera dijawab melalui aksi bersama secara nasional. Untuk mewujudkan pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta dalam rangka mengatasi permasalahan krusial bangsa saat ini, maka sangat tepat ketika pemerintah menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Sejak tahun 2010 pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia mencanangkan karakter sebagai tema peringatan Hari Pendidikan Nasional, yaitu “Pendidikan Karakter untuk

Membangun Peradaban Bangsa” dan pada tahun 2011 dengan tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa”. Selanjutnya semakin ditegaskan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2014 dengan tema “Pendidikan

untuk Peradaban Indonesia yang Unggul”.

Menjawab tantangan tersebut sudah saatnya lembaga pendidikan tidak hanya berorientasi pada upaya membangun kecerdasan akademik, namun lebih


(11)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari itu turut memberikan kontribusi pada upaya membangun karakter peserta didik. Saat ini kita patut berbangga pada dunia pendidikan yang telah melahirkan intelektual-intelektual berotak brilian, namun disisi lain kita juga gundah manakala output pendidikan yang dihasilkan turut menghasilkan insan-insan yang gersang jiwanya dan berkarakter lemah.

Padahal apabila kita berkaca pada negara-negara maju, tidak ada satupun negara di dunia yang berhasil dan keluar sebagai pemenang dalam persaingan global tanpa ditopang oleh karakter masyarakatnya yang kuat. Sudah seharusnya Indonesia sebagai bangsa besar yang memiliki sumber daya manusia cerdas berfikir keras bagaimana membangun karakter bangsa. Apabila hal ini tidak dilakukan segera, maka kita akan menjadi bangsa pecundang di negeri yang penuh dengan sumber daya alam melimpah. Pengembangan karakter di lembaga pendidikan diyakini mampu menampilkan sosok utuh generasi masa depan Indonesia yang diharapkan, baik melalui program-program yang terintegrasi dengan mata pelajaran, maupun kegiatan intra dan ekstra kokurikuler di sekolah.

Saat ini hampir semua lembaga pendidikan berupaya mengadopsi konsep pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Terlihat lembaga-lembaga pendidikan yang ada berupaya menerjemahkan konsep pendidikan karakter dalam bentuk program yang tersusun secara rapi dan terukur sesuai dengan visi yang dibangun oleh lembaga-lembaga tersebut yang disesuaikan dengan tujuan nasional dan tuntutan global. Tentunya keberhasilan dalam menerapkan konsep pendidikan karakter antara lembaga satu dengan lainnya berbeda-beda tergantung pada kesiapan sumber daya manusia dan pengalaman lembaga.

Salah satu jenis lembaga pendidikan yang sejak berdirinya bertujuan mengembangkan karakter peserta didiknya disamping pengembangan pengetahuan ilmu agama dan ilmu umum adalah pesantren. Sebagai salah satu


(12)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, pesantren terbukti berhasil membina lulusannya menjadi insan berkarakter yang mampu mengarungi dan mengatasi permasalahan kehidupan secara baik, serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan masyarakat dan bangsa. Dalam perjalanannya pesantren memberikan andil sangat besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejarah membuktikan pesantren telah berhasil melahirkan tokoh-tokoh agama, masyarakat, intelektual, dan pemimpin-pemimpin besar bangsa.

Menurut salah satu tokoh besar pesantren KH Wahid Hasyim, tujuan pendidikan pondok pesantren adalah untuk menggiatkan santri yang berakhlakul karimah, takwa kepada Allah dan memiliki keterampilan untuk hidup. Dengan ilmu yang dimiliki, santri mampu beradaptasi di tengah masyarakat, mandiri, dan tidak menjadi beban bagi orang lain. Dalam konteks ini pendidikan dalam pandangan KH. Wahid Hasyim bersifat teosentris (ketuhanan) sekaligus antroposentris (kemanusiaan). Artinya pendidikan sudah semestinya dapat memenuhi kebutuhan duniawi dan ukhrawi dengan titik tekan pada kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotor berorientasi pada amal dan akhlak yang mulia (Setiawan, 2011: 38-39).

Selanjutnya menurut KH.Abdullah Syukri Zarkasyi, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Islam Darussalaam Gontor Ponorogo, pendidikan karakter sangat efektif dilaksanakan di lingkungan pesantren, karena di pesantren pendidikan integral tercipta. Menurut pandangannya pendidikan integral menciptakan orang yang berkarakter. Karakter dibangun bukan sekedar melalui pembelajaran, akan tetapi juga pengajaran, pelatihan, pembiasaan, dan pembinaan. Artinya disini pendidikan agama dan moralitas diintegrasikan (Hasib, 2011:3).


(13)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Senada dengan pemikiran sebelumnya, Asy’arie (2011:157) menilai pendidikan seharusnya dikembalikan kepada realitas dinamika masyarakatnya, bukan menjadi menara gading yang tercabut dari akar kehidupan masyarakatnya sendiri. Pendidikan bukan mengajarkan mimpi dan antirealitas, tetapi menjadi bagian sah dari realitas hidup masyarakatnya sendiri untuk mencari jawab atas proses dialektik yang terus bergolak dalam kehidupan masyarakatnya. Melalui pendidikan pesantren yang mengedepankan pembentukan karakter maka kesenjangan antara idealitas dan realitas dapat terjembatani secara baik. Lulusan pesantren akan mampu mengarungi kehidupan dan menghadapi perubahan yang terjadi masyarakat.

Kekuatan pesantren sebagai institusi pembentuk karakter terletak pada konsep adab, dimana pertama-tama yang dibentuk adalah karakter tauhid. Dengan karakter tauhid santri mengenal Allah secara baik dan selanjutnya memunculkan karakter-karakter yang terkait dengan konsep diri dan konsep sosial, yang pada akhirnya membentuk santri menjadi insan kamil sebagai pengemban misi kholifah fi al-ardl. Faktor lain penentu keberhasilan pembentukan karakter di pesantren adalah pola pendidikan 24 jam. Pola pendidikan ini memungkinkan dimasukkannya nilai-nilai karakter pada seluruh kegiatan yang ada di pesantren secara terprogram dan terukur, sehingga program pembinaan pribadi dan keteladanan dari semua unsur yang terlibat di pesantren dapat berjalan secara efektif.

Begitu berartinya pendidikan pesantren dalam membangun sumber daya manusia, maka sudah semestinya pola pembinaan berbasis karakter yang terdapat di pesantren dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan zaman di era gobalisasi. Pesantren dapat menjadi salah satu rujukan utama dalam melahirkan sumber daya manusia berkualitas dan


(14)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkarakter di tengah krisis sumber daya manusia dan carut-marutnya permasalahan bangsa dewasa ini.

Seiring dengan perkembangan zaman di berbagai daerah berdiri dan berkembang pesantren-pesantren yang berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global dengan berbagai model penyelenggaraan pendidikan yang bersifat modern. Pola yang dikembangkan pesantren-pesantren tersebut mengarah kepada pembenahan sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi modern, penggunaan manajemen modern, dan perluasan kurikulum yang tidak hanya berorientasi pada pengembangan ilmu agama semata. Disini peran pesantren diperluas pada bagaimana melahirkan lulusan yang ahli dalam berbagai bidang keilmuwan tanpa menanggalkan pembelajaran agama serta penanaman karakter yang menjadi ciri khas pesantren.

Keinginan untuk melahirkan cendekiawan muslim berkarakter kuat dari rahim pesantren inilah yang kemudian mendorong salah satu pesantren besar di tanah air, yaitu Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta memadukan konsep pesantren dan pengelolaan pendidikan modern. Perpaduan dua konsep ini diharapkan menghasilkan lulusan yang memahami agama secara komprehenship, berwawasan luas, dan memiliki karakter unggul.

Hal ini terlihat dari visi PPMI Assalaam yaitu terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan spiritual, intelektual, dan moral menuju generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan umat dengan berlandaskan pengabdian kepada Allah Swt yang kemudian digerakkan melalui misi menyelenggarakan proses pendidikan Islam yang berorientasi pada mutu, berdaya saing tinggi, berbasis pada sikap spiritual, intelektual dan moral guna mewujudkan kader umat yang menjadi rahmatan li al-alamin.


(15)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dirumuskan, PPMI Assalaam merancang konsep pendidikan yang adaptif dan dinamis terhadap perkembangan zaman dengan mengadopsi perkembangan global melalui konsep pesantren modern. Kemoderenan yang diterapkan berimplikasi pada pola kerja pesantren yang tidak lagi didasarkan pada alasan teologis semata yang didorong oleh perasaan emosional dan sentimen keagamaan, melainkan juga dibangun berdasarkan logika kelembagaan yang sehat dan berorientasi masa depan. Kesemuanya menurut salah seorang founding fathers PPMI Assalaam, KH

Djamaluddin didasarkan pada Al Qur’an yang disebut dengan istilah wal

‘aqibatu lil muttaqin (nasib baik di masa yang akan datang hanyalah untuk orang-orang yang muttaqin), dimana muttaqin diterjemahkan sebagai orang-orang yang selalu bertindak dengan sikap hati-hati, penuh perhitungan, mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi, serta dilandasi dengan jiwa ikhlas (Yayasan Majelis Pengajian Islam, 2011:23-24).

Upaya memodernisasi sistem pesantren yang dilaksanakan oleh PPMI Assalaam merupakan pilihan yang sejalan dengan kaidah ushul “al-muhafadhatu

‘ala al-qadim as-shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik). Tentunya dalam menerapkan kaidah ushul ini diperlukan seperangkat aturan dan strategi yang tepat agar dalam pelaksanaannya berjalan secara baik dan efektif serta mampu mengeliminir permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul, utamanya yang terkait langsung dengan pencapaian tujuan luhur pesantren.

Dalam prakteknya, penerapan konsep modern dalam penyelenggaraan pendidikan di PPMI Assalaam memiliki tantangan tersendiri. Pemanfaatan teknologi dan fasilitas modern memberikan kemudahan luar biasa kepada penghuni pesantren. Namun di sisi lain kemudahan yang didapatkan seringkali


(16)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menimbulkan permasalahan tersendiri, dimana nilai-nilai humanistik mulai digantikan posisinya oleh sarana prasarana modern dan cara berpikir mekanistik-materialistik. Terdapat penekanan yang berbeda antara turats pesantren dan modernitas, dimana turats pesantren lebih mengedepankan pembangunan mental daripada materi, sedangkan modernitas lebih mengedepankan materi daripada pembangunan mental.

Penerapan konsep modern di PPMI Assalaam disamping mempengaruhi desain pendidikan yang menunjang terhadap pencapaian prestasi akademik, juga mempengaruhi pola pembinaan santri dalam membentuk karakter santri. Hal-hal yang menjadi konsekwensi dari modernisasi diantisipasi melalui pola bimbingan yang didasarkan pada turats (nilai-nilai luhur) pesantren melalui berbagai kegiatan dan pembinaan yang dimodifikasi sesuai dengan konteks kehidupan modern.

Pembentukan karakter di PPMI Assalaam dilakukan melalui proses bimbingan dengan pendekatan modernisasi turats pesantren yang terintegrasi pada semua kegiatan yang ada di pesantren. Pendekatan modernisasi turats pesantren dimaknai sebagai upaya melakukan bimbingan kepada santri dengan melandaskan pada nilai-nilai luhur pesantren yang diwariskan dari generasi ke generasi sejak pesantren salaf sampai pesantren khalaf melalui modifikasi berbagai macam kegiatan yang disesuaikan dengan kehidupan modern.

PPMI Assalaam berupaya menjadikan situasi yang ada kondusif bagi terlaksananya program bimbingan dengan segala kekhasan, keunikan, pesona, kesederhanaan, dan karakteristik yang hanya ada di dunia pesantren. Berbagai fasilitas modern yang ada seharusnya tidak lantas membuat santri terlena, membentuk perilaku manja, dan ketergantungan, namun fasilitas tersebut dijadikan sarana mencapai tujuan tertentu secara terukur, bukan justru


(17)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghancurkan sendi-sendi luhur yang harus tetap melekat dalam pendidikan pesantren.

Pengasuh PPMI Assalaam sadar bahwa karakter memiliki peran sentral dalam menentukan keberhasilan seseorang, utamanya para santri yang dituntut memiliki kemampuan mengekspresikan perannya secara seimbang sebagai khalifah fi al-ardl di tengah masyarakat kelak. Karakter yang merupakan kepribadian dalam mempengaruhi keseluruhan cara pandang, sikap dan perilaku manusia tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap individu begitu ia dilahirkan, namun memerlukan proses panjang melalui faktor nature dan nurture. Faktor nature (faktor alami atau fitrah) bersifat potensial yang mengandung pengertian bahwa setiap manusia memiliki kecendrungan (fitrah) untuk mencintai kebaikan, namun belum termanifestasikan ketika anak terlahir. Adapun faktor nurture (pendidikan dan lingkungan) bersifat aktual, dimana fitrah yang ada pada manusia tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pendidikan (Megawangi, 2004:23).

PPMI Assalaam yang saat ini telah memasuki dasa warsa ketiga secara terus menerus berbenah dengan semangat modernisasi turats pesantren dalam rangka melahirkan insan berkarakter utama. Pola pembentukan karakter yang saat ini diterapkan di PPMI Assalaam tidak bersifat statis, namun dinamis senatiasa berkembang sejalan dengan konsep total quality management dalam rangka mendapatkan pola terbaik untuk menjawab dinamika dan tantangan zaman, sehingga keberadaannya semakin memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, agama dan bangsa. Langkah PPMI Assalaam tersebut tentunya layak mendapat apresiasi positif dari semua pihak, utamanya kalangan akademisi dalam memberikan masukan terkait proses pengembangan karakter yang didasarkan pada konsep ilmu bimbingan terkini.


(18)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal inilah yang kemudian mendorong penulis melakukan penelitian terkait pembentukan karakter di pesantren dalam rangka menghasilkan pola ideal bimbingan untuk membentuk karakter santri dengan pendekatan modernisasi turats pesantren. Selama melakukan pengamatan di PPMI Assalam, penulis melihat semangat yang begitu besar ditunjukkan oleh pimpinan pesantren dalam membentuk karakter para santrinya melalui berbagai kebijakan yang mendukung dan kegiatan yang menunjang. Namun di sisi lain, penulis juga melihat kendala, keterbatasan dan permasalahan yang bersifat substansi dan teknis dalam proses pembentukan karakter di pesantren yang berpotensi pada ketidakefektifan pelaksanaan, serta kurang optimal pada pencapaian target yang telah ditentukan.

Secara substansi nilai-nilai karakter utama yang dikembangkan di pesantren sepenuhnya belum begitu dipahami oleh para pengasuh pesantren, baik dari sisi landasan yang mendasarinya maupun nilai-nilai karakter itu sendiri. Hal ini dikarenakan para pengasuh pesantren tidak hanya berasal dari lulusan PPMI Assalaam, namun berasal dari berbagai lembaga pendidikan yang memiliki latar belakang pendidikan, tradisi akademik, dan sosial budaya yang berbeda. Permasalahan lain terkait dengan nilai-nilai karakter utama yang dikembangkan di pesantren adalah sifatnya yang sangat general sehingga diperlukan upaya menerjemahkannya dalam bentuk yang lebih spesifik.

Selanjutnya secara teknis proses pembentukan karakter di pesantren memerlukan pengetahuan dan keterampilan tersendiri dalam bidang ilmu bimbingan yang selama ini belum sepenuhnya dikuasai secara baik oleh para pengasuh pesantren. Selama ini tidak sedikit para pengasuh dalam melaksanakan bimbingan di pesantren hanya berdasarkan kebiasaan yang ada di pesantren, tanpa dibekali pemahaman yang baik tentang konsep bimbingan yang berdampak kontraproduktif pada proses pembentukan karakter di pesantren. Hal lain yang


(19)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih terlihat adalah kurang adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antar pimpinan dan pengasuh yang mengakibatkan tumpang tindih dalam pelaksanaannya.

Melihat realitas di lapangan dan mengacu pada kajian konsep bimbingan terkini, penulis mengajukan bimbingan komprehensif sebagai sebuah pola yang diyakini mampu secara efektif membentuk karakter santri dengan semangat modernisasi turats pesantren. Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma pendekatan bimbingan dan konseling dari pendekatan yang berorientasi tradisional, terpusat pada konselor, dan kuratif kepada pendekatan yang berorientasi pada upaya pencegahan dan perkembangan melalui pendekatan bimbingan dan konseling perkembangan (Developmental Guidance and Counseling) atau bimbingan dan konseling komprehensif (Comprehensive Guidance and Counseling).

Bimbingan komprehensif yang dikembangkan di pesantren ini mengadaptasi model bimbingan dan komprehensif yang dikembangkan oleh Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Bimbingan dan konseling komprehensif tersebut mengacu pada American School Counseling Association (ASCA) yang didasarkan pada hasil kajian teori dan hasil penelitian yang dilakukan lebih dari 35 negara bagian di Amerika (Tyson, 2004:221). Meskipun model ini oleh ASCA dikembangkan di Amerika, namun model ini dapat diadaptasi di Indonesia pada berbagai seting lembaga pendidikan didasarkan pada kerangka berfikir dan kerja yang fleksibel sebagaimana yang dikemukakan oleh Bower dan Hatch (2002:9) bahwa model ASCA memberi peluang kepada masing-masing negara bagian untuk menetapkan standar tersendiri dan mempertimbangkan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.


(20)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum implementasi bimbingan komprehensif sejalan dengan arah pembentukan karakter santri di pesantren, yaitu berorientasi pada upaya mengembangkan potensi dan tugas perkembangan individu secara optimal, meliputi aspek pribadi, sosial, akademik, dan karier, atau pengembangan pribadi yang berdimensi biopsikososiospritual (biologis, psikis, sosial, dan spiritual). Bimbingan komprehensif sangat tepat dilaksanakan di pesantren didasarkan pada karakteristik model bimbingan dan konseling komprehensif yang meliputi: (1) memiliki cakupan layanan yang komprehensif; (2) memiliki desain yang berlandaskan pada nilai-nilai preventif; (3) memiliki bentuk yang bersifat perkembangan; (4) berpusat pada siswa; (5) dilaksanakan secara kolaboratif; (6) didukung oleh data; dan (7) terintegrasi pada keseluruhan program sekolah (Bower & Hatch, 2002:11-33).

Urgensi pelaksanaan Bimbingan komprehensif dalam rangka membentuk karakter di pesantren didasarkan pada asumsi bahwa santri berada dalam proses berkembang atau menjadi, berkembang ke arah kematangan yaitu pribadi yang memiliki karakter utama sebagai bekal mengarungi kehidupan. Untuk mencapai kematangan tersebut diperlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang diri, lingkungan, dan pengalamannya. Di samping itu, terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalui steril dari permasalahan, serta berjalan secara mulus, lurus, dan searah dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai dianut (Yusuf, 2009:1).

Berdasarkan pada uraian sebelumnya dan untuk mendukung upaya pembentukan karakter di PPMI Assalaam, penulis melakukan penelitian dalam rangka merumuskan bimbingan komprehensif dalam rangka membentuk karakter utama santri berbasis pada modernisasi turats pesantren. Penelitian ini


(21)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan kontribusi dalam menghasilkan rumusan ideal bagi proses pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif, sehingga dalam implementasinya dapat berjalan secara sistematis, berkesinambungan, dan terukur. Selanjutnya melalui pola bimbingan komprehensif ini terwujud kesepahaman dan kesamaan langkah stakeholders dalam melaksanakan pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif yang terintegrasi pada semua kegiatan di PPMI Assalaam.

B. Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif berbasis modernisasi turats pesantren yang dikembangkan berdasarkan pengamatan mendalam terhadap kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta. Peneliti memfokuskan penelitian ini pada bagaimana PPMI Assalam Surakarta merumuskan, dan melaksanakan pembentukan karakter melalui modernisasi turats pesantren. Modernisasi turats pesantren yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upaya penyesuaian kegiatan bimbingan sebagai konsekwensi penerapan konsep modern berdasarkan kaidah ushul al-muhafadhatu ‘ala al- qadim as-sholih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik).

Modernisasi pendidikan di pesantren merupakan sebuah keniscayaan dalam mempersiapkan santri mengarungi kehidupan di era globalisasi yang menuntut kesiapan sumber daya manusia di bidang spiritual, intelektual dan moral. Modernisasi pendidikan yang dikembangkan di PPMI Assalaam didesain sedemikian rupa tanpa meninggalkan turats pesantren yang menjadi ruh pendidikan di pesantren. Upaya menyelaraskan konsep pendidikan modern


(22)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan turats pesantren yang dikembangkan melalui kegiatan bimbingan di pesantren menjadi keunggulan tersendiri dalam mewujudkan generasi ulul albab yang berkarakter kuat dan berkomitmen tinggi terhadap kemajuan umat dengan berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Sunnah.

Fokus utama penelitian ini adalah pada upaya merumuskan bimbingan komprehensif untuk membentuk karakter berbasis modernisasi turats pesantren di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta berdasarkan kajian teoritis dan empiris.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan rumusan bimbingan komprehensif untuk membentuk karakter santri berbasis modernisasi turats pesantren di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, antara lain: 1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya khazanah perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia, khususnya bimbingan yang didasarkan pada karakteristik lembaga pendidikan yang berciri khas ke-Indonesiaan, seperti pelaksanaan bimbingan di pesantren modern.

b. Memberikan pengetahuan baru bagi perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia melalui pendekatan modernisasi turats pesantren sebagai ijtihad pesantren dalam mengembangkan karakter para santrinya. c. Memberikan gambaran umum tentang hakikat, konsep, dan implementasi


(23)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setting lembaga pendidikan modern Islam yang berasrama (Islamic modern boarding school).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi PPMI Assalaam Surakarta, sebagai masukan dalam mengembangkan program bimbingan komprehensif di pesantren secara profesional dan mandiri, khususnya dalam membentuk karakter utama santri.

b. Bagi pengasuh PPMI Assalaam Surakarta, menyadari peran dan fungsi keberadaannya, serta berperan serta aktif dalam pembentukan karakter santri melalui proses bimbingan komprehensif yang terencana, berkesinambungan, dan terukur.

c. Bagi santri PPMI Assalaam Surakarta, menyadari tujuan utama keberadaannya di pesantren dan secara ikhlas mengikuti seluruh program pendidikan di pesantren.

d. Bagi masyarakat stakeholders PPMI Assalaam Surakarta dapat memposisikan dirinya dalam upaya partisipasi dan peran sertanya dalam proses pendidikan di pesantren.

e. Bagi Pemerintah, sebagai masukan dalam proses pengambilan kebijakan terkait pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif di lembaga pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi dan kekhasan lembaga pendidikan, sehingga tidak terjadi upaya penyeragaman dalam proses pembentukan karakter yang bersifat top down.

f. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian serupa terkait pelaksanaan bimbingan komprehensif di pesantren dalam membentuk karakter santri, khususnya pesantren yang menerapkan konsep modern.


(24)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus (case study). Penggunaan studi kasus dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan penelahaan mendalam tentang sebuah peristiwa, hubungan yang saling terkait, dan proses yang terjadi pada kasus tertentu (Denscombe, 2007). Penelitian ini dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem, baik berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu (Syaodih, 2007:64).

Sebagai konseksekwensi penggunaan pendekatan studi kasus, penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu memfokuskan pada satu peristiwa dengan mengidentifikasi kasus untuk suatu studi, penelahan mendalam, fokus pada hubungan antar aspek kasus dan proses, seting alamiah dan menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus, menggunakan berbagai sumber informasi dan metode. serta merupakan sistem yang terikat oleh waktu dan tempat (Denscombe, 2007:26; Creswell 1998:27)

Pemilihan pendekatan penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa data yang hendak dicari adalah data yang menggambarkan proses pembentukan karakter melalui bimbingan komprehensif di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Disamping itu pendekatan ini juga bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan penafsiran secara mendalam dan natural tentang makna dari fenomena yang ada di lapangan.

Untuk mengetahui secara rinci mengenai berbagai peristiwa fenomena pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, maka penelitian ini menggunakan rancangan studi


(25)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kasus, mengingat bahwa studi kasus adalah kajian yang rinci atas satu latar, atau satu orang subjek, atau satu tempat penyimpan dokumen atau satu peristiwa tertentu. Penggunaan rancangan studi kasus memungkinkan bagi peneliti untuk mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata yang diamati (Yin, 1989:57). Sifat studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari objek penelitian, artinya data dikumpulkan dalam rangka studi kasus, dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, untuk mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang bersangkutan. Dengan demikian, studi kasus harus disifatkan sebagai suatu studi eksploratif dan deskriptif, demikian pula studi kasus pada penelitian ini.

Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti pada kancah penelitian mutlak diperlukan, karena pada hakikatnya pendekatan kualitatif adalah tidak terpisahkannya interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian. Karenanya, peneliti bertindak sebagai instrumen utama (Nasution, 1992:55). Peneliti sebagai instrumen mengandung konsekuensi bahwa peneliti menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian, yakni sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penafsir data, analisis data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta yang berlokasi di Desa Pabelan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada beberapa hal, antara lain:

a. Keunikan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta sebagai lembaga pendidikan Islam yang berupaya memadukan antara konsep


(26)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pesantren tradisional dan lembaga pendidikan modern dengan mengedepankan pembentukan karakter santri.

b. Santri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta bersifat heterogen yang berasal berbagai penjuru tanah air.

c. Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam menggunakan konsep Islamic boarding school dengan mengisolasi santri dari lingkungan sosial yang dapat mengganggu perkembangan karakternya. Lingkungan pondok didesain sebaik mungkin dengan tujuan agar para santri fokus pada pencapaian prestasi dan terciptanya kondisi yang mendukung pembentukan karakter unggul.

d. Pembentukan karakter di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta berdasarkan pendekatan holistik, yaitu melalui bimbingan Islam yang terintegrasi dengan seluruh kegiatan dan aspek kehidupan di pondok selama 24 jam.

e. Adanya komitmen yang kuat dari pihak yayasan dan pimpinan untuk menerapkan konsep bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 tahun, terhitung mulai bulan Juli 2012 sampai bulan Juni 2014. Penelitian dilakukan secara intensif dengan memanfaatkan seluruh kegatan yang ada di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta selama 24 jam.

Secara rinci jadwal penelitian dirangkum dalam tabel kegiatan penelitian sebagaimana berikut:


(27)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2012

Juli Agustus September Oktober November Desember

1 Riset

Pendahuluan ke PPMI

Assalaam Surakarta

2 Seminar Proposal Disertasi

3 Revisi Proposal dan Bimbingan Disertasi

4 Pengurusan Ijin Penelitian

Tahun 2013

Januari Februari Maret April Mei Juni

5 Bimbingan dan Penyusunan Panduan Penelitian


(28)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Pelaksanaan Penelitian

Juli Agustus September Oktober November Desember

7 Perpanjamgan Penelitian dan Bimbingan

8. Pengolahan Data dan Bimbingan

Tahun 2014

Januari Februari Maret April Mei Juni

9 Penyusunan Laporan Penelitian dan Bimbingan

Juli Agustus September Oktober November Desember

10 Penyempurnaan Naskah

Disertasi

11. Bimbingan Bersama

13 Screening

14 Sidang Komisi

15 Sidang Tahap I (Tertutup)

16 Revisi


(29)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Januari Februari Maret April Maret Mei

17 Sidang Tahap II (Promosi

C. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang ingin dijawab oleh penelitian itu sendiri. Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembentukan karakter melalui turats pesantren di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Penelitian ini berupaya mengungkap proses pembentukan karakter yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan bimbingan yang selama ini dilaksanakan di PPMI Assalaam Surakarta.

Secara khusus objek penelitian yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah nilai-nilai karakter utama yang dikembangkan di pesantren berdasarkan modernisasi turats pesantren, siklus kehidupan selama 24 jam yang berpengaruh dalam pentukan karakter santri, dan strategi pembentukan karakter di PPMI Assalaam Surakarta.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian berasal dari internal Pondok Pesantren Islam Assalaam Surakarta, meliputi: Pendiri Pesantren (Founding Fathers), Yayasan, Dewan Pakar, Dewan Kyai, Mudir Ma’had, Sekretaris Pesantren, Kepala MTs Assalaam, Kepala SMA Assalaam, Kepala MA Assalaam, Kepala SMK Assalaam, Kepala Takhasus, Ustadz dan Ustadzah, Kepala Perpustakaan dan Laboratorium, Kepala Pusat Penelitian,


(30)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat, Kepala Kesantrian Kesantrian, Kasubbag Kepengasuhan, Kasubbag Asrama, Pengurus OPPMIA, dan Santri.

Dari sekian subjek penelitian yang ada, peneliti menjadikan Bapak

Drs. Ma’ruf Rohmat sebagai key informan. Hal ini didasarkan pada pengalaman beliau dalam mengasuh santri mulai dari menjadi ustadz, keantrian, sampai menduduki jabatan sebagai Mudir Ma’had. Beliau adalah salah satu anggota keluarga besar pendiri pesantren yang ditugaskan secara khusus menimba ilmu di Pondok Modern Islam Darussalaam Gontor Ponorogo untuk selanjutnya diminta untuk mengabdi dan mengembangkan PPMI Assalaam Surakarta. Adapun subyek penelitian lainnya yang jumlah cukup banyak, peneliti jadikan sebagai informan dan responden penelitian. Penentuan informan dan responden penelitian didasarkan pada keterlibatannya dalam proses pembentukan karakter di pesantren, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penentuan subjek penelitian ini didasarkan pada informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam mendapatkan data yang utuh dan naturalis sesuai dengan fokus penelitian. Semua subjek yang terlibat perlu informasinya apakah dalam bentuk tindakan maupun kata-kata, sehingga diperoleh gambaran yang utuh dan komprehensif tentang pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

Informasi yang digali tidak saja berupa informasi verbal dari subjek penelitian tetapi juga tindakan dan aktivitas subjek penelitian. Penentuan subjek penelitian ditetapkan berdasarkan relevansi dengan tujuan penelitian, karena itu pemilihan orang sebagai subjek penelitian tidak ditetapkan secara kaku, tetapi fleksibel sesuai dengan fenomena yang muncul di lapangan, hanya saja ada beberapa syarat yang harus dipeuhi yaitu jujur dapat dipercaya, tidak termasuk anggota kelompok yang bertentangan dengan latar penelitian.


(31)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan gambaran yang mendalam tentang pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, maka dilakukan beberapa tahapan untuk pengumpulan data. Pada tahap pertama, dilakukan orientasi, peneliti mengumpulkan data secara umum dan luas tentang hal-hal yang menonjol, menarik, penting dan berguna untuk diteliti lebih dalam. Tahap kedua, peneliti mengadakan eksplorasi pengumpulan data yang dilakukan lebih terarah sesuai dengan fokus penelitian serta mengetahui sumber data atau informan yang kompeten dan mempunyai pengetahuan yang cukup banyak tentang hal yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik snowballing. Tahap ketiga, peneliti melakukan penelitian terfokus, yaitu mengembangkan penelitian eksploratif kepada fokus penelitian, yaitu pada proses pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

Kegiatan inti dari penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah pemahaman tentang makna suatu tindakan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam latar sosial penelitian. Makna yang perlu diperhatikan adalah makna yang dikomunikasikan secara langsung dan makna yang dikomunikasikan secara tidak langsung seperti isyarat ekspresi wajah. Berdasarkan kepentingan menangkap makna secara tepat, cermat, rinci dan komprehensif, maka dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, pengamatan, dan dokumentasi.

1. Pengamatan (Observation)

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan yang bercirikan interaksi sosial antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek yang memakan waktu relatif lama dan dalam pengamatan peneliti tidak terlibat secara aktif ikut dalam proses pelaksanaan akan tetapi hanya sebatas mengamati. Peneliti melakukan pengamatan dengan melibatkan


(32)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diri secara aktif pada aktivitas yang dilakukan subjek penelitian. Pengamatan sebagai teknik pengumpulan data mengandalkan dua indera yang sangat vital, yaitu indera mata dan telinga.

Pelaksanaan pengamatan dilakukan mengikuti petunjuk Spradley (1980:33) yang membagi tiga tahapan observasi, yaitu:

a. Observasi Deskriptif (Descriptive Observations)

Secara umum menggambarkan situasi kegiatan/aktivitas yang terjadi pada pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta..

b. Observasi Terfokus (Focused Observation)

Setelah diadakan analisis terhadap data hasil perekaman secara umum, selanjutnya diadakan penyempitan pemilihan data dan mulai mengadakan observasi terfokus.

c. Observasi Selektif (Selective Observations).

Setelah melakukan analisis lebih lanjut dan melakukan pengamatan ulang di lapangan, peneliti dapat mempertajam penelitian dengan melakukan observasi selektif.

Data yang ingin diungkapkan melalui pengamatan dalam penelitian ini disusun berdasarkan panduan atau pedoman pengamatan (observation guide) sebagaimana berikut:

a. Proses pendidikan yang dilaksanakan oleh Unit Kesantrian Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

b. Proses pengajaran yang dilaksanakan oleh Madrasah Tsanawiyah, Takhassus, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Kejuruan,

c. Kegiatan santri pada pagi hari dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.


(33)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Kegiatan santri pada siang hari dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

e. Kegiatan santri pada sore hari dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

f. Kegiatan santri pada malam hari dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

g. Kegiatan santri pada hari Jum’at dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

h. Kegiatan awal tahun dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

i. Kegiatan akhir tahun dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

j. Kegiatan monumental dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

k. Pelaksanaan sosialisasi nilai-nilai karakter di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

l. Penerapan kedisiplinan dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

m.Penerapan pembiasaan dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

n. Pelaksanaan budaya pesantren dalam rangka membentuk karakter santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

2. Wawancara Mendalam (Indepth interview)

Secara umum Denzin dan Lincoln (2000:633) menjelaskan wawancara adalah suatu percakapan, seni mengajukan pertanyaan dan mendengarkan (The interview is a conversation, the art of asking and listening). Wawancara merupakan serangkaian proses bertemu muka antara peneliti dan responden,


(34)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang direncanakan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan (Sukardi, Zamzani, dan Dardiri, 2006:20). Wawancara digunakan untuk menggali data secara mendalam tentang pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

Untuk membantu peneliti dalam menfokuskan masalah yang diteliti maka dibuat pedoman wawancara. Dalam melakukan wawancara dengan memperhatikan beberapa hal, di antaranya; hendaknya pewawancara menjaga hubungan baik dan memelihara suasana santai, sehingga dapat muncul kesempatan timbulnya respon terbuka. Melalui wawancara mendalam diharapkan dapat mengungkap informasi mengenai pembentukan karakter melalui bimbingan Islam di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

Data yang ingin diungkapkan melalui wawancara dalam penelitian ini disusun berdasarkan panduan atau pedoman wawancara (interview guide) sebagaimana berikut:

a. Latar belakang kehidupan dan cita-cita luhur pendiri (founding fathers) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

b. Kondisi pendidikan, sosial, dan ekonomi pada awal pendirian Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

c. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan agama.

d. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

e. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan bangsa.

f. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya dengan kewajiban sesama.

g. Nilai karakter yang dikembangkan hubungannya kompetensi keilmuan dan teknologi.


(35)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h. Landasan teologis yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

i. Landasan historis yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

j. Landasan institusional yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

k. Landasan empiris yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

l. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendasari nilai karakter utama santri di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

3. Dokumentasi (Documentation)

Dalam penelitian ini terdapat pula sumber data yang berasal dari nonhuman resources (bukan manusia), seperti dokumen, dan foto-foto. Dokumen dapat berupa tulisan pribadi dalam buku harian atau surat-surat dan dokumen resmi yang ada di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Data yang bersifat dokumentatif akan bermanfaat untuk memberikan gambaran secara lebih valid tentang permasalahan yang diteliti dan sebagai pendukung dalam memahami informasi-informasi verbal dari fenomena yang berhasil direkam oleh peneliti.

Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: sejarah, struktur organisasi, jadwal kegiatan, dokumentasi kegiatan, data santri dan dokumen formal lainnya yang ada serta relevan dengan fokus penelitian.

Data yang ingin diungkapkan melalui dokumentasi dalam penelitian ini disusun berdasarkan panduan atau pedoman dokumentasi sebagaimana berikut:

a. Latar belakang kehidupan dan cita-cita luhur pendiri (founding fathers) Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.


(36)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kondisi pendidikan, sosial, dan ekonomi pada awal pendirian Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

c. Visi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. d. Misi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. e. Tujuan Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. f. Strategi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

g. Sosok ideal (profil) santri Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

h. Pendidikan dalam rangka pembentukan karakter santri yang dilaksanakan oleh unit kesantrian Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. i. Pengajaran dalam rangka pembentukan karakter santri yang dilaksanakan

oleh unit madrasah/sekolah Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

j. Struktur organisasi Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. k. Nilai karakter utama yang dikembangkan di Pondok Pesantren Modern

Islam Assalaam Surakarta.

l. Landasan Nilai karakter utama yang dikembangkan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta.

E. Keabsahan Data

Cara yang digunakan dalam menguji keabsahan data atau memeriksa kebenaran adalah yakni dengan memperpanjang waktu penelitian, melakukan pengumpulan data secara terus menerus, mengadakan triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, referensi yang cukup, pengecekan oleh subjek penelitian, uraian rinci, dan auditing. Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini mengikuti kriteria yang diajukan oleh Moleong (2002:173) dan Nasution (1993:111) yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferbility), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).


(37)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kredibilitas

Agar memperoleh data yang sahih (kredibel), ada beberapa teknik yang peneliti lakukan untuk mencapai kredibilitas data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu: pertama mengadakan observasi secara tekun, sehingga lebih memahami fenomena dan peristiwa. Kedua, mengadakan triangulasi melalui sumber dan metode. Triangulasi sumber, yaitu pengecekan data dengan membandingkan dan mengecek ulang data yang diperoleh dari informan dengan informan lainnya. Misalnya, suatu temuan yang didapat dari hasil wawancara dengan sumber data, dapat diuji kebenarannya dengan melakukan wawancara ulang dengan satu atau lebih sumber data lain, sehingga dianggap temuan yang didapat benar-benar sama. Dengan demikian hasil analisis sementara dalam penelitian ini akan selalu dikonfirmasikan dengan data/informasi baru yang diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda untuk memperoleh informasi yang sama, misalnya untuk menggali mengenai pengelolaan siswa, tidak hanya diperoleh melalui metode observasi, tetapi metode lain juga sangat diperlukan seperti wawancara maupun metode dokumentasi. Teknik ini juga digunakan dalam melihat secara lebih tajam hubungan (inter-relasi) antara berbagai data dalam analisis data. Ketiga, diskusi dengan teman sejawat, yang berpengalaman, seperti arahan dari dosen pembimbing, dan saran masukan dari rekan-rekan mahasiswa program doktor Bimbingan dan Konseing Sekolah Pascasarjan Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Keteralihan(transferabilitas)

Transferabilitas berkenaan dengan pertanyaan seberapa jauh hasil penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan pada situasi-situasi lain. Transferabilitas dapat dipenuhi dengan memberikan deskripsi secara rinci dan


(38)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendalam tentang hasil dan konteks penelitian. Bila hal ini dapat dipenuhi maka hasil penelitian dapat ditransfer ke dalam situasi dan konteks yang serasi. Untuk memenuhi tuntutan itu, peneliti berusaha mendeskripsikan informasi yang diperoleh di kancah penelitian secara rinci dan jelas.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Dependabilitas adalah istilah reliabilitas untuk penelitian kualitatif yang menempatkan peneliti sebagai instrumen. Peneliti dalam penelitian kualitatif harus dependabel dengan menunjukkan konsistensinya, serta pertanyaan yang dibangun saling bergantung satu sama lain.

Dalam penelitian naturalistik agar peneliti dapat memenuhi syarat reliabilitas dapat menyatukan dependabilitas dengan konfirmabilitas. Tercapainya konfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan meminta pembimbing untuk memeriksa proses penelitian, taraf kebenaran data, serta tafsirannya. Untuk kepentingan ini peneliti memberikan bahan-bahan seperti data mentah, hasil analisis data, dan catatan mengenai proses yang dilakukan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dilakukan sejak awal kegiatan penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan terdapat konsistensi analisis data secara keseluruhan. Untuk menyajikan data tersebut agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman (1992:20) yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian yaitu: pengumpulan data, pengelompokkan menurut variabel, reduksi data, penyajian data, memisahkan uotlier data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data, seperti pada gambar berikut ini :


(39)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

(Miles dan Huberman, 1992:16)

Langkah-langkah analisis data model analisis interaktif dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data-data lapangan tersebut dicatat dalam catatan lapangan berbentuk deskriptif tentang apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dialami atau dirasakan oleh subjek penelitian. Catatan deskriptif adalah catatan data alami apa adanya dari lapangan tanpa adanya komentar atau tafsiran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai. Catatan deskriptif tersebut dinamakan transkrip, transkrip ini diberi kode masing-masing sesuai dengan metode yang digunakan dalam pengambilan data, seperti contoh transkrip diberi kode i/II/WA/28-01-14, artinya i adalah data tersebut

Pengumpulan

Data Display Data

Penarikan Kesimpulan Reduksi


(40)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh dengan menggunakan metode interviw (wawancara), romawi II artinya wawancara yang kedua dilakukan pada responden yang bersangkutan, WA adalah kode untuk responden, dan 15-08-14 adalah tanggal pengambilan data tersebut.

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak diperlukan, dan mengorganisasikan data yang diperlukan sesuai fokus permasalahan penelitian.

Selama proses pengumpulan data, reduksi data dilakukan melalui proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, abstraksi dan transparasi data kasar yang diperoleh dengan menggunakan catatan lapangan. Selanjutnya membuat ringkasan, mengkode, penelusuran tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi dan membuat catatan kecil (memo) pada kejadian seketika dirasa penting. Dari hasil transkrip data, dikelompokkan data-data yang diperoleh sesuai fokus penelitian dengan membuat margin note (catatan pinggir), seterusnya dibuat tabel pengelompokkan wawancara (lihat lampiran) dengan menggunakan kode tertentu sebagai acuan verifikasi, seperti contoh kode i/I/MR/09, artinya: i adalah data tersebut diperoleh dengan menggunakan metode interview (wawancara), romawi I artinya wawancara yang pertama dilakukan pada responden yang bersangkutan, MR adalah kode nama responden, dan 09 artinya hal yang dikemukakan responden tersebut terdapat pada halaman 09 di dalam transkrip.


(41)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penyajian Data

Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk teks naratif dari catatan lapangan. Penyajian data adalah merupakan tahapan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya, untuk dianalisis dan diambil tindakan yang dianggap perlu.

4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Kegiatan verifikasi dan penarikan kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh, karena penarikan kesimpulan juga diverifikasi sejak awal berlangsungnya penelitian hingga akhir penelitian, yang merupakan proses berkesinambungan dan berkelanjutan. Verifikasi dan penarikan kesimpulan berusaha mencari makna dari komponen-komponen yang disajikan dengan mencatat pola-pola, keteraturan, penjelasan, konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proposisi dalam penelitian. Dalam melakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan, kegiatan peninjauan kembali terhadap penyajian data dan catatan lapangan melalui diskusi dengan teman sejawat adalah hal yang penting.

Berdasarkan uraian di atas, secara umum analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui pentahapan sebagai berikut: (1) Mencatat semua temuan fenomena di lapangan baik melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi dalam bentuk catatan lapangan; (2) Menelaah kembali catatan hasil pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi, serta memisahkan data yang dianggap penting dan tidak penting, pekerjaan ini diulang kembali untuk memeriksa kemungkinan kekeliruan klasifikasi; (3) Mendeskripsikan data yang telah diklasifikasikan, untuk kepentingan penelaahan lebih lanjut dengan memperhatikan fokus dan tujuan penelitian; (4) Membuat analisis akhir yang memungkinkan dalam laporan untuk kepentingan penulisan disertasi.


(42)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(43)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya terkait bimbingan komprehensif untuk membentuk karakter berbasis modernisasi turats pesantren di Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Surakarta, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, PPMI Assalaam merupakan sebuah pesantren yang mengusung konsep pendidikan modern dengan tanpa meninggalkan khazanah tradisi pesantren melalui konsep yang dinamakan dengan modernisasi turats pesantren berdasarkan kaidah ushul fiqh al muhafadhatu ‘ala al-qadim as-sholih wal akhdu bi al-jadid al-ashlah” (memelihara yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik). Di tengah tantangan global yang dipicu oleh dinamika masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, PPMI Assalaam tetap berupaya menampilkan jadi dirinya sebagai lembaga pendidikan yang berorientasi pada pembentukan karakter melalui penerapan konsep bimbingan yang terintegrasi pada seluruh kegiatan santri selama 24 jam.

Kedua, nilai-nilai karakter utama yang menjadi ruh dan orientasi seluruh aktifitas di PPMI Assalaam digali dan dibangun berdasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (landasan agama), cita-cita mulia founding fathers (landasan historis), visi pesantren (landasan institusional), pengalaman empiris dan praktek terbaik (best practices) pesantren lain (landasan empiris), serta tantangan dan kebutuhan zaman yang bersifat dinamis (landasan sosial dan ilmu pengetahuan teknologi). Meskipun secara normatif landasan tersebut ideal, namun diperlukan kajian mendalam dalam memahaminya dengan melibatkan beberapa ahli terkait.


(44)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga, PPMI Assalaam merumuskan nilai-nilai utama yang menjadi acuan dalam proses pendidikan di pesantren. Nilai-nilai utama tersebut dirumuskan menjadi nilai-nilai keassalaaman yang merupakan kemampuan dasar santri. Nilai-nilai keassalaman tersebut pada dasarnya merupakan karakter utama yang menjadi jati diri dan keunggulan yang harus dimiliki oleh para santri, meliputi: berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, bertafaqquh fiddin, berakhlakul karimah, berdakwah Islamiyah, dan berjiwa pemimpin. Nilai-nilai karakter utama tersebut sangat general, sehingga diperlukan upaya untuk menerjemahkannya dalam bentuk karakter yang lebih spesifik sehingga mudah untuk dilaksanakan dan diukur keberhasilannya.

Keempat, secara umum strategi pembentukan karakter di PPMI Assalaam Surakarta terintegrasi ke dalam seluruh kegiatan dan kehidupan di pesantren. Terintegrasi bermakna bahwa pembentukan karakter dilaksanakan secara terpadu pada seluruh kegiatan dan kehidupan pesantren. Secara khusus pembentukan karakter dilakukan melalui kedisiplinan (al-indhibath), habituasi (as-sajiyyah), dan budaya pesantren (an-nadzhmu al-ma’had). Strategi pembentukan karakter yang dikembangkan ini memerlukan pemahaman dan kesamaan langkah, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaanya sebagaimana yang masih sering terjadi di PPMI Assalaam.

Kelima, berdasarkan pada temuan di lapangan dan konsep bimbingan mutakhir, bimbingan komprehensif menjadi pilihan utama dalam membentuk karakter di lingkungan pesantren yang menerapkan konsep modern. Bimbingan komprehensif berorientasi pada pengembangan yang sejalan dengan visi pesantren, serta penerapannya terintegrasi pada seluruh kegiatan di pesantren dan pelaksanaannya melibatkan semua komponen yang ada di pesantren.


(1)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moleong, L.J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Moesa, A.M. (2007). Nasionalisme Kiai, Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta: LKIS.

Monks, FJ., et al. (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Moore, Wilbert E. (2000). Social Change. New York: The Macmillan Company. Mubarok, A. (2001). Panduan Akhlak Mulia:. Membangun Manusia dan Bangsa

Berkarakter. Jakarta: PT Bina Rena Pariwara

Muhaimin & Mujib, A. (1993). Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis & Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda Karya.

Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mun’im, A.R.Z. (2009). Peran Pesantren dalam Education for All di Era

Globalisasi. [Online]. Tersedia:http://ejournal.sunan-ampel.ac.id/index.php/JPI/ article/view/177/162. [24 Agustus 2010].

Munir, A. (2010). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Muss, R. (1968). Theories of Adolescence. New York: Random House. Nasution, S. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Natawidjaja, Rochman. (1987). Pendekatan-pendekatan Penyuluhan Kelompok. Bandung: Diponegoro.

Nuryana. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter pada Pondok Pesantren (Studi

Kasus di Pondok Pesantren Al Ma’unah Desa Kepuh Kecamatan Palimanan


(2)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Papalia, D.E. et al. (2008). Human Development. New York: McGraw-Hill Companies.

Pardjono. (2010). “Pendidikan Karakter di Indonesia: Konsep dan Implementasinya”. Makalah pada Seminar Nasional Revitalisasi Pendidikan Karakter dalam Membangun Bangsa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Pritchard, I. (1988). Character Education: Research, Prospects and Problems. American Journal of Education, 96(4), 469-495.

Pusat Kurikulum. (2009). Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemendiknas.

Qoyyim, I. (2005). Madarijus Sholikhin. Terj: Karthur Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Rohman, M. Mujibur, Setyowati, Dewi Liesnoor, dan Wasino. (2012). Pendidikan Karakter di Pesantren Darul Falah Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Dalam Journal of Educational Social [Online], Vol 1 (2). Tersedia: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess [25 Agustus 2014]

Robson, S.O. (1981). Java at the Crossroads: Aspect of Javanese Cultural History in the 14th and 15th Centuries. Gravenhaage: Martinus Nijhoff.

Sa’aduddin, I.A.M. (2006). Meneladani Akhlak Nabi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Said, B.M. (1991) Pembaharu dan Pembaharuan dalam Islam. Terj. Mahsun al-Mundzir. Gontor: PSIA.ISID.

Samani, M. & Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. (1993). Life-Span Deveopment. Texas: University of Texas at Dallas. Sargent, S.S. & Williamson, R.C. (1958). Social Psychology: An Introduction to the

Study of Human Relations. New York: Ronald Press.


(3)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarwono, S.W. (2008). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Scerenko, L.C. (1997). Values and Character Education Implementation Guide. Atlanta: Departement of Education.

Schoorl, J.W. (1991). Modernisasi. Jakarta: Gramedia.

Sekretariat Pondok Modern Gontor. (1982). Penjelasan Singkat tentang Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Indonesia. Gontor: Sekretariat Pondok Modern Gontor.

Setiawan, M.N.K. (2011). KH. A. Wahid Hasyim (1914-1953); Tokoh Nasional dari Tradisi Pesantren, dalam KH. Wahid Hasyim Sejarah, Pemikiran, dan Baktinya bagi Agama dan Bangsa. Jombang: Pesantren Tebuireng.

Shadily, H. (1983). Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Shaleh, A. et al. (1982). Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren. Jakarta: Depag RI. Shertzer, B & Stone-Shelley, C. (1971). Fundamental of Guidance. New York:

Houghton Mifflin Company.

Soekamto, T. & Saripudin, U. (1996). Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Spradley, J.P. (1980). Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Sukardi. (2006). Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga.

Sukardi, Z. & Dardiri. (2006). Penelitian Kualitatif Naturalistik. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumarno. (2012). Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren (Studi Kasus di Pondok Muhammadiyah Miftakhul Ulum Pekajangan Pekalongan). Pekalongan: STAIN Pekalongan.


(4)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Surya, M. (1988). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK Jakarta.

Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: Bani Quraisy.

Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal. Yogyakarta: Andi Offset.

Suyanto. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter. [Online]. Tersedia:

http://waskitamandiribk.wordpress.com/2010/06/02/urgensi-pendidikan-karakter/ [2 Mei 2011].

Stompka, P. (1996). The Sociology of Social Change. Ann Arbor: University of Michigan Press.

Syaepurrohman, P. (2003). Sistem Nilai di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta. Tesis tiidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tafsir, A. (1994). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tasmara, T. (2001). Kecerdasan Ruhaniyah. Jakarta: Gema Insani Press.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tohirin. (2013). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Tyson, L.E. (2004). Introduction to the National Standards for School Counseling Programs. Dalam Erford (ed). Professional School Counseling, A Handbook of Theories, Programs, and Practices. Texas: Caps Press.

Wagiman, S. (1997). The Modernization of Pesantren’s educational System to Meet the Needs of Indonesian Communities. Tesis tidak diterbitkan. Montreal: Institut Studi Islam Universitas Mc Gill.


(5)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahid, A. (2001). Menggerakkan Tradisi: Esai-Esai Pesantren. Yogyakarta: LKiS

Webber, J. (2006). Sartre’s Theory of Character. European Journal of Philosopy. 14, (1), 94-116.

Wiryosukarto, A.H. et al. (1996). Biografi K.H. Imam Zarkasyi, dari Gontor Merintis Pondok Modern. Ponorogo: Gontor Press.

Wyne, E. (1991). Character and Academic in The Elementary School. In J.S. Benninga (Ed.), Moral, Character, and Civic Education in The Elementary School (pp. 139-155). New York: Teachers College Press.

Wynne, E & Walberg, H. (Eds) (1984). Developing Character: Transmitting Knowledge. Posen: ARL.

Ya’qub, H. (1988). Etika Islam: Pembinaan Akhlaqulkarimah (Suatu Pengantar).

Bandung: CV Diponegoro.

Yasmadi. (2002). Modernisasi Pesantren: Kritikan Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press.

Yayasan Majelis Pengajian Islam. (2011). Keassalaaman. Surakarta: PPMI Assalaam Surakarta.

Yin, R.K. (1989). Case Study Research Design and Methods. Washington: Cosmos Corporation.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling: Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Zarkasyi, A.S. (2005) Manajemen Pesantren Pengalaman Pondok Modern Gontor. Ponorogo: Trimurti Press.


(6)

Imam Mujahid, 2014

Bimbingan Komprehensif Untuk Membentuk Karakter Berbasis Modernisasi Turats Pesantren

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zarkasyi, A.F. (2013). Tajdid dan Modernisasi Pemikiran Islam. Jurnal Tsaqafah. 9 (2), 395-418.

Ziemek, M. (1986), Pesantren dalam Perubahan Sosial, Terj. Butche B. Soendjojo. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat.