Motivasi Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud-Bali.

(1)

MOTIVASI WISATAWAN HONEYMOONERS KE

HOTEL KAMANDALU UBUD-BALI

NI KADEK MEGA JUNIANA 1112014034

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(2)

i

MOTIVASI WISATAWAN HONEYMOONERS KE

HOTEL KAMANDALU UBUD-BALI

Laporan Akhir Program ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Pariwisata (S.ST.Par)

NI KADEK MEGA JUNIANA 1112014034

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(3)

ii

MOTIVASI WISATAWAN HONEYMOONERS KE

HOTEL KAMANDALU UBUD-BALI

Nama : Ni Kadek Mega Juniana NIM : 1112014034

Laporan akhir program ini telah diujikan dan dinyatakan LULUS dengan predikat

CUM LAUDE (DENGAN PUJIAN) pada tanggal 21 Maret 2016 di Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Disetujui:

Mengetahui Pembimbing I

(Ida Ayu Trisna Eka Putri, S.TP.,M.Si.) NIP.19741025 200501 2 001

Pembimbing II

(Irma Rahyuda, A.Par.,M.M.,M.Par.,M.Rech.) NIP.19750602 200312 2 002

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

(Drs. I Made Sendra, M.Si) NIP.19650822 200003 1 001

Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana

(Ni Made Ariani, SE.,M.Par) NIP.19780128 200604 2 027


(4)

iii

MOTIVASI WISATAWAN HONEYMOONERS KE HOTEL

KAMANDALU UBUD-BALI

Laporan akhir ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana pada tanggal

21 Maret 2016 dan dinyatakan LULUS dengan predikat CUM LAUDE

(DENGAN PUJIAN).

Tim Penguji

Ketua : Ida Ayu Trisna Eka Putri, STP.,M.Si. ( )

Sekretaris : Irma Rahyuda, A.Par.,M.M.,M.Par.,M.Rech. ( )

Anggota : 1. Agung Sri Sulistyawati, S.ST.Par.,M.Par . ( )

2. Nyoman Ariana, S.ST.Par.,M.Par . ( )

3. Dra.Anak Agung Putri Sri, M.Si . ( )

Mengatahui,

Ketua Program Study Diploma IV Pariwisata Universitas Udayana

(Ni Made Ariani, SE.,M.Par) NIP.19780128 200604 2 027


(5)

iv ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYA LAPORAN AKHIR PROGRAM

A. Nama : Ni Kadek Mega Juniana

B. Judul Laporan Akhir : Motivasi Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud-Bali

C. Jumlah Halaman : xv + 130

D. Isi ringkasan

Motivasi wisatawan terbentuk karena adanya kebutuhan atau keinginan dari manusia itu sendiri. Motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatawan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisataw yang akan dikunjungi. Motivasi seseorang melakukan perjalanan sangat bervariasi, motivasi tersebut tidak selalu bersifat tunggal, melainkan kombinasi dari berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam dirinya ataupun yang berasal dari tempat tujuan.

Penelitian ini bertujuan untuk (i) untuk mengetahui faktor apa saja yang memotivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud (ii) untuk mengetahui faktor beserta variabel yang paling berperan bagi wisatawan

honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud. Responden dalam penelitian ini adalah

honeymooners yang menginap di Hotel Kamandalu Ubud yang berjumlah 100 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif menggunakan analisis faktor konfirmatori. Hasil analisis

kualitatif menunjukan bahwa motivasi wisatawan honeymooners ke Hotel

Kamandalu Ubud yaitu terdiri dari 11 variabel yang tergabung ke dalam 3 faktor pendorong dengan dan 19 variabel yang terdiri gabung dalam 3 faktor penarik. Faktor pendorong yang paling berperan dalam memotivasi wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud adalah faktor sosial (95,5%) dan faktor penarik yang paling berperan untuk memotivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud adalah Faktor safety and image positive (97%). Variabel-variabel dalam faktor pendorong yang paling berperan dalam memotivasi wisatawan honeymooners ke hotel Kamandalu Ubud adalah gaya hidup (72,3%), romantisme (70,9%), dan seksualitas (70,2%). Variabel-variabel dalam faktor penarik yang paling berperan dalam memotivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud adalah

tripadvisor review (65,6%), hygiene and sanitation standard (61,2%), dan aktivitas waktu luang (61%).

Saran yang dapat diberikan stakeholder untuk tetap menjaga tradisi dan budaya Bali, untuk management agar menyediakan fasilitas-fasilitas yang akan menambah kenyamanan wisatawan honeymooners dan tetap menjaga lingkungan sekitar.


(6)

v

ABSTRACT

DIPLOMA IV OF TOURISM STUDY PROGRAM TOURISM FACULTY

UDAYANA UNIVERSITY PAPER OF FINAL PROGRAM

A. Name : Ni Kadek Mega Juniana

B. Final Paper Title : Honeymooners Tourist Motivation to Kamandalu Ubud Hotel

C. Total Pages : xv + 130 D. Summary

Tourist motivation is formed because of the needs or wishes of the touris. Motivation is an important factor for potential tourists in making decisions about tourist destination to be visited. The motivation for someone to travel very varied, these motivations are not always singular, but rather a combination of various factors, whether originating from within themself or coming from a place of interest.

This study aims to (i) to determine the factors are motivating honeymooners tourist to Kamandalu Ubud Hotel (ii) to determine the most decisive variable for honeymooners travelers to Hotel Kamandalu Ubud. Respondents in this study were honeymooners staying at Hotel Kamandalu Ubud Hotel, total respondents are 100 respondents. Methode of Data analysis are descriptive qualitative and quantitative analysis using confirmatory factor analysis. The results of the qualitative analysis showed that the honeymooners tourist motivation to Hotel Kamandalu Ubud is composed of 11 variables belonging to the 3 push factors and 19 variables comprising join in three pull factors. The most decisive factor in push factor in motivating travelers to Hotel Kamandalu Ubud is a social factor (95.5%) and the factor of safety and positive image (97%) is the most decisive factor in pull factors for motivating travelers to honeymooners Hotel Kamandalu Ubud. The most decisive push factor’s variables in motivating honeymooners tourist to Kamandalu Ubud Hotel is a lifestyle (72.3%), romance (70.9%), and sexuality (70.2%). The most variables in pull factors that decisive the motivation of honeymooners tourist to Kamandalu Ubud Hotel is tripadvisor review (65.6%), hygiene and sanitation standards (61.2%), and leisure activities (61%). Advice can be given to stakeholders are to keep the traditions and the culture of Bali, for management to provide facilities that will add to the convenience of tourists honeymooners and keep the surrounding environment.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Motivasi Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud-Bali”. Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan laporan akhir ini, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. I Made Sendra, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

2. Ibu Ni Made Ariani, S.E.,M.Par, selaku Ketua Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

3. Agung Sri Sulistyawati, S.ST.Par.,M.Par selaku Pembimbing Akademik dan penguji atas bimbingan dan arahannya selama menempuh pendidikan di Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana dan atas masukannya untuk peningkatan kualitas laporan akhir ini.

4. Ida Ayu Trisna Eka Putri, S.TP.,M.Si., selaku Pembimbing I yang telah membimbing penulis selama proses penyusunan laporan akhir.

5. Ibu Irma Rahyuda, A.Par., M.M.,M.Par.,M.Rech selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan, dukungan dan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan laporan akhir.

6. Ibu Dra. AA Putri Sri, M.Si selaku penguji atas masukan yang berharga untuk menjadikan tesis ini lebih baik.

7. Bapak Nyoman Ariana S.ST.Par,.M.Par selaku penguji yang telah

memberikan banyak saran, masukan, dan koreksi berharga untuk menjadikan tesis ini lebih baik.

8. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana atas segala ilmu yang diberikan. 9. Seluruh staff, dan pegawai di lingkungan Fakultas Pariwisata Universitas


(8)

vii

10.Ibu Deasy Swandarini, selaku General Manager Hotel Kamandalu Ubud yang telah membantu dan memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Hotel Kamandalu Ubud.

11.Orang tua, kakak dan adik-adik penulis tercinta yang selalu member dukungan dan cinta serta kasih sayangnya.

12.Teman-teman Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata angkatan 2011 yang sudah memberikan semangat dan motivasi dalam pengerjaan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang sempurna, sehingga kriktik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar,21 March 2016


(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………. i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACK ………... v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN …... 1

1.1.Latar Belakang ………..……... 1

1.2.Rumusan Masalah ……… 12

1.3.Tujuan Masalah ………...…… 12

1.4.Manfaat Penelitian ………...…… 13

1.5.Sistematika Penulisan ………..…... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………...…. 15

2.1. Penelitian Sebelumnya ………..…….…. 15

2.2. Tinjuan Tentang Motivasi ... 19


(10)

ix

2.2.2.Profil Wisatawan……….. 29

2.2.3.Jenis dan Macam Wisatawan………...…… 33

2.2.4.Tinjauan Tentang Honeymooners……… 39

2.2.5.Tinjauan Tentang Hotel……… 42

BAB III METODE PENELITIAN ……… 45

3.1Lokasi Penelitian ……….. 45

3.2Definisi Operasional Variabel ……….. 46

3.3Jenis dan Sumber Data ………... 50

3.3.1 Jenis Data ……….… 50

3.3.2 Sumber Data ……….………... 50

3.4Teknik Pengumulan Data ………..……….. 51

3.4.1 Observasi ………. 51

3.4.2. Kuesioner ………... 51

3.4.3. Studi Pustaka ………. 52

3.4.4. Dokumentasi………... 52

3.5Teknik Penentuan Responden ………. 52

3.6Teknik Analisis Data ………..……. 54

3.6.1 Analisis Kualitatif ……….…… 54

3.6.2 Skala Likert……… 54

3.6.3 Analisis Faktor…… ……….………. 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….………... 63

4.1Gambaran Umum ………..……… 63

4.2Analisis Karakteristik Responden……..……… 71


(11)

x

4.4Analisis Faktor……….. 76

4.4.1Analisis Faktor Fisik………...…… 76

4.4.2Analisi Faktor Sosial……….……….. 78

4.4.3Analisis Faktor Aktualisasi Diri…………..….. 80

4.4.4Analisis Faktor Culture Attraction………. 82

4.4.5Analisis Faktor Recreation Facilities…………. 84

4.4.6Analisis Faktor Safety and Image Positive…… 86

4.4.7Analisis Faktor Gabung ………... 89

4.5Motivasi Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud………...…… 92

4.6Peranan Faktor dan Variabel terhadap Motivasi Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud………..… 119

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 126

5.1. Simpulan ……… 126

5.2. Saran ……….. 129 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali

Tahun 2009 –Tahun 2014………. 2

Tabel 1.2 Kunjungan Wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud tahun 2009 – 2014……….. 7

Tabel 1.3 Kunjungan Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud Tahun 2009 – Tahun 2014………... 8

Tabel 1.4 Kunjungan Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud saat high season tahun 2009 – 2014………. 10

Tabel 1.5 Kunjungan Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud saat high season Tahun 2009 – Tahun 2014………... 11

Tabel 2.1 Karakteristik Perjalanan Wisatwan………. 29

Tabel 2.2 Karakteristik Sosio-Demografis Wisatwan………. 31

Tabel 2.3 Special Intersert Tourism………...……. 41

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel………. 48

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Analisa….………. 57

Tabel 3.3 Model Analisa Faktor-faktor Pendorong dan Penarik yang Memotivasi Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud…. 58 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Menurut Kebangsaan... 96

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Menurut Lama Tinggal.. 97

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Menurut Jenis Kelamin.. 97

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Menurut Usia………….. 98

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Menurut Pekerjaan……. 99

Tabel 4.6 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Fisik (F1)….. …… 101

Tabel 4.7 NilaiEigen Value dan Komponen Matrik Faktor Fisik (F1)… 101 Tabel 4.8 Hasil Uji KMO dan Komunalitas FaktorSosial (F2)…… ….. 102


(13)

xii

Tabel 4.10 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Aktualisasi Diri

(F3)……… 104

Tabel 4.11 Nilai Eigen Value dan Komponen Matrik Faktor Aktualisasi

Diri (F3)……… ……….… 105

Tabel 4.12 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Culture Attraction

(F4)..….... ………..………. 106

Tabel 4.13 Nilai Eigen Value dan Komponen Matrik Faktor Culture

Attraction (F4)………..…...…... 106 Tabel 4.14 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Recreational

Facilities (F5)……….. 107 Tabel 4.15 Nilai Eigen Value dan Komponen Matrik Faktor Recreational

Facilities (F5)……… 108 Tabel 4.16 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Safety and Image

Positive (F6)………... 110 Tabel 4.17 Nilai Eigen Value dan Komponen Matrik Faktor Safety and

Image Positive(F6)……… 111 Tabel 4.18 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Pendorong Gabung

(F7)………. 112

Tabel 4.19 Nilai Eigen Value dan Komponen Matrik Faktor

Pendorong Gabung (F7)……….. 113

Tabel 4.20 Hasil Uji KMO dan Komunalitas Faktor Penarik Gabung

(F8)…... 114 Tabel 4.21 Nilai Eigen Value dan komponen Matrik Faktor Penarik Gabung

(F8)……… ……… 115

Tabel 4.22 Peranan Faktor (Fi), Variabel (Xi), terhadap Motivasi Pendorong

Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud (F7) ……..….... 116 Tabel 4.23 Nilai Peranan Faktor (Fi), Variabel (Xi), terhadap Motivasi


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Responden

Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 4 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 5 : Penghitungan Faktor Fisik (F1) Lampiran 6 : Penghitungan Faktor Sosial (F2)

Lampiran 7 : Penghitungan Faktor Aktualisasi diri (F3) Lampiran 8 : Penghitungan Faktor Culture Attraction (F4) Lampiran 9 : Penghitungan Faktor Recreation Facilities (F5) Lampiran 10 : Penghitungan Faktor Safety and Image Positive (F6) Lampiran 11 : Penghitungan Faktor Pendorong Gabung (F7) Lampiran 12 : Penghitungan Faktor Penarik Gabung (F8) Lampiran 13 : Questionnaire

Lampiran 14 : Fasilitas Hotel Kamandalu Ubud Lampiran 15 : Denah Hotel Kamandalu Ubud


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bali dinobatkan sebagai destinasi bulan madu terbaik di dunia. Berdasarkan rilis yang diterima beritabali.com pada tanggal 12 Februari 2014,

survey yang dilakukan secara online pada bulan Januari hingga bulan Februari 2014 meminta lebih dari 15.000 pelanggan Agoda.com untuk memilih salah satu di antara 20 lokasi bulan madu impian mereka. Dengan perbandingan satu dari lima wisatawan sebagian besar memilih Maladewa, disusul Kepulauan Yunani, Paris dan Bali secara berurutan. Maladewa merupakan lokasi bulan madu terpopuler bagi para pelanggan Agoda.com dari Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Akan tetapi lokasi yang menempati posisi runner up dibedakan bergantung dari mana responden berasal. Paris menjadi pilihan kedua di antara para wisatawan Asia, untuk orang-orang Eropa memilih Bali dan orang-orang Amerika Utara memilih Kepulauan Yunani. Berikut urutan destinasi bulan madu terbaik versi Agoda.com: Maladewa (20,3 persen), Kepulauan Yunani (7,8 persen), Paris (7,6 persen), Bali (7,1 persen), Hawaii (6,6 persen), Italia (6,5 persen), Kepulauan Karibia (5,7 persen), Tahiti (5.6 persen), Selandia Baru (5,2 persen), Istanbul (3,8 persen), Phuket (3,5 persen), Australia (3,4 persen), Praha (2,8 persen), Las Vegas (2,7 persen), New York (2,5 persen), Spanyol (2,5 persen), Cancun (2,4 persen), Rio de Jeneiro (2,2 persen), Kroasia (1,0 persen), Montreal (0,9 persen).


(17)

2

Keindahan alam dan ragam budaya yang ditawarkan pulau dewata ini, selalu memikat wisatawan untuk mengunjunginya, dan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan yang datang ke Bali. Berikut adalah tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Bali kurun waktu dari tahun 2010 sampai tahun 2015.

Tabel 1.1.

Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali Tahun 2010 - 2015

Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Total (orang)

Pertumbuhan (%) Nusantara Mancanegara

2010 4.646.343 2.493.058 7.139.401 -

2011 5.675.121 2.756.579 8.431.700 18,10

2012 6.063.558 2.892.019 8.955.577 6,33

2013 6.976.536 3.278.598 10.255.134 14,51

2014 6.392.460 3.766.638 10.159.098 (-0,93)

2015 5.263.766* 4.001.835 9.265.601* (-8.79)*

Total 33.275.153 17.416.837 54.206.511 29.22

Rata-rata 5.545.859 2.902.806 8.448.665 5.84

Sumber : Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali, 2016

Pada Tabel 1.1. dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Bali mencapai 5.84 persen. Dari data di atas terlihat bahwa kunjungan wisatawan ke Bali terus meningkat dari tahun ke tahun kecuali di tahun 2014 mengalami penurunan namun tidak begitu signifikan yaitu sebesar 0,93 persen. Data kunjungan wisatawan nusantara pada tahun 2015 hanya sampai pada bulan September. Peningkatan kunjungan yang signifikan terjadi di tahun 2010 yaitu mencapai 24,14 persen.

Bali memiliki beberapa daerah tujuan wisata andalan yang tersebar di setiap kabupaten. Setiap daerah tujuan wisata ini memiliki daya tarik wisata ini dengan pesona dan karakter yang berbeda, mulai dari pegunungan,


(18)

3

persawahan, pantai, pedesaan dan lainnya, salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Bali adalah Ubud. Ubud merupakan sebuah desa yang menjadi salah satu andalan Kabupaten Gianyar, dengan kondisi alam yang masih sangat alami dan hijau dan suasana pedesaaan yang masih kental membuat tempat ini menjadi tempat yang tenang dan sangat baik untuk melepaskan diri dari rutinitas dan kelelahan kota besar.

Ubud juga dikenal sebagai “Kota Raja”, sejak ratusan tahun yang lalu karena keberadaan para pangerannya bergelarkan “Tjokorda” yang masih tinggal dalam istana atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Bali sebagai “Puri”. Kentalnya seni, budaya dan tradisi yang sampai saat ini masih dijaga dan dilestarikan dengan sangat baik oleh masyarakatnya mengantarkan Ubud sebagai “ The Best City in Asia” oleh majalah Conde Nast Traveller dalam angket 2009 berdasarkan pilihan dua puluh lima ribu pembaca majalah tersebut dengan skor 82,2 mengalahkan skor Hongkong, Chiang Mai dan Kyoto. Ubud memiliki beberapa daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti: Museum Blanko, Ceking, Pasar Ubud, Desa Petulu yang terkenal dengan burung Kokoannya, Museum Rudana, Museum Arma, Bukit Campuhan, Jalan Cinta, Monkey Forest, Puri Ubud dan pusat perbelanjaan yang berjajar rapi sepanjang 30 km.

Ubud juga merupakan tempat shooting film “Eat, Pray and Love”.

Kaitannya dengan pemilihan Ubud sebagai salah satu tempat shooting di film

ini tentu karena Ubud dirasa merupakan tempat yang romantis. Hal-hal inilah

yang mendasari wisatawan khususnya wisatawan honeymooner untuk


(19)

4

Dipilihnya Ubud sebagai tempat untuk berbulan madu bagi wisatawan

honeymooners merupakan peluang yang sangat besar bagi industri pariwisata, dan tentunya hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh travel agent untuk menyediakan paket wisata untuk bulan madu ke Ubud. Selain travel agent, penyedia akomodasi wisata seperti hotel, resort, villa dan lainnya pun juga harus ikut memenuhi kebutuhan para honeymooner, selain menyediakan tempat untuk mereka bermalam, penyedia akomodasi wisata ini juga menyediakan berbagai hal yang diperlukan oleh pasangan dalam menghabiskan perjalanan bulan madunya seperti aktivitas leisure, makanan, perawatan tubuh dan lainnya untuk dapat memanjakan pasangan

honeymooners tersebut.

Salah satu akomodasi wisata yang tampil untuk memenuhi keinginan

honeymooner adalah Hotel Kamandalu Ubud, yang merupakan salah satu

luxury 5 star boutique resort yang terletak di Banjar Nagi sekitar 2 kilometer dari pusat kota Ubud. Hotel Kamandalu Ubud terletak persis di atas Sungai Petanu, dengan Visi “Rumah Idaman di Ubud”, Hotel Kamandalu Ubud hadir dengan mengusung konsep rumah tradisional Bali yang diadopsi dari rumah tradisional Desa Pangelipuran yang dipadukan dengan keindahan alam sekitar yang masih hijau dan disempurnakan dengan suasana Ubud yang sejuk, tenang dan jauh dari kebisingan kota besar. Hadir dengan konsep villa, sehingga akan menjaga privacy tamu-tamu yang menginap dan pelayanan yang personalize juga diterapkan dengan menambahkan pelayanan butler

Menyadari bahwa Hotel Kamandalu Ubud bukanlah satu-satunya akomodasi wisata yang menawarkan paket bulan madu kepada pasangan yang


(20)

5

ingin berbulan madu di kawasan Ubud. Hotel Kamandalu Ubud terus berbenah untuk dapat bersaing dalam memenuhi keinginan wisatawan yang datang ke Bali. Berbagai fasilitas disediakan untuk membuat tamu merasa puas dan menarik perhatian calon tamunya.

Beberapa akomodasi wisata di daerah Ubud yang membidik pasar tersebut dan menjadi pesaing utama Hotel Kamandalu Ubud adalah Hotel Maya Ubud yang terletak di Jalan Gunung Sari Banjar Ambengan Desa Peliatan Ubud dengan konsep Balinese dan tepat berada di atas Sungai Petanu, Alila Ubud yang memadukan unsur Bali dengan nuansa kotemporer dengan

view Sungai Ayung, Royal Pitamaha yang terletak di tepi Sungai Ayung dengan unsur budaya Bali yang kental dan dipadukan dengan fasilitas yang

modern, serta Samaya Ubud yang hadir dengan tropical yang dipadukan dengan unsur Budaya Bali yang kental dan dilengkapi dengan fasilitas yang modern.

Berbagai cara dilakukan untuk terus dapat diterima oleh pasar dan bersaing dengan competitornya, mulai dari penetapan harga kamar, fasilitas dan benefit yang ditawarkan dan kualitas pelayanan yang diberikan dan menyediakan menawarkan berbagai aktivitas tambahan yang dapat dilakukan oleh tamu-tamu yang menginap di Hotel Kamandalu Ubud untuk menghabiskan waktu luangnya. Rebranding dilakukan Hotel Kamandalu Ubud pada tanggal 27 Juni 2014 agar dapat lebih baik dalam memenuhi segala kebutuhan konsumennya dan memberikan pelayanan secara prima dan optimal yaitu dengan menambahkan beberapa fasilitasnya seperti: Rumah Yoga,


(21)

6

Infinity pool, Alun-Alun wedding venue, dan beberapa perbaikan bangunan utama seperti perluasan lobby hotel.

Keunggulan lain dari Hotel Kamandalu Ubud adalah “Heritage of Serenity” yang menjadi tagline Hotel Kamandalu Ubud, yang menggambarkan kesan yang natural dan tradisional. Keindahan alam di sekitar

resort serta keindahan Sungai Petanu yang dikombinasikan dengan keunikan arsitektur tradisional rumah Bali yang diadopsi dari Desa Panglipuran. Selain itu Hotel Kamandalu Ubud merupakan satu-satunya resort yang memiliki sawah berbentuk terasering di tengah resort yang menyerupai persawahan di daerah Ceking.

Hal-hal tersebut di atas mampu mempertahankan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud. Kunjungan wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud terbilang stabil dari tahun ke tahunnya. Berikut jumlah kunjungan wisatawan yang menginap di Hotel Kamandalu Ubud dari tahun 2010 hingga tahun 2015.

Tabel 1.2.

Kunjungan Wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud Tahun 2010 - 2015

Tahun Jumlah (orang) Pertumbuhan (%)

2010 25.064 -

2011 29.287 16.84

2012 30.317 3.51

2013 30.685 1.21

2014 29.194 (4.85)

2015 32.992 9.26

Total 177.539 25.97

Rata-rata 29.589 5.19


(22)

7

Tabel 1.2. di atas menunjukkan kunjungan total kunjungan wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud dalam kurun 5 tahun terakhir sebanyak 177.539 kunjungan dengan rata-rata kunjungan sebesar 5,19 persen. Peningkatan kunjungan terbesar terjadi di tahun 2011 sebanyak 16,84 persen, dan mengalami penurunan di tahun 2014. Penurunan pada tahun 2014 disebabkan karena hotel Kamandalu Ubud melakukan renovasi hingga akhir Juni 2014, hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar di Hotel Kamandalu Ubud karena sebagian villa yang terletak dekat dengan area renovasi tidak dijual pada saat renovasi berlangsung guna menghindari ketidak nyamanan tamu.

Data yang didapat dari dua online travel agent yang dijadikan barometer oleh hotel-hotel yang ada di Bali yaitu Agoda dan Tripadvisor menunjukan ada beberapa jenis wisatawan yang datang ke Hotel Kamandalu Ubud. Data dari Agoda menunjukkan bahwa dari 829 review yang ditulis sendiri oleh wisatawan yang pernah menginap di Hotel Kamandalu Ubud, 8 orang merupakan business travelers, 96 merupakan family with young children, 82 merupakan family with older children, 507 merupakan pasangan, 73 merupakan group, dan 63 merupakan solo travelers. Data dari Tripadvisor, dari 478 review yang diterima, 78 orang merupakan family, 290 orang merupakan pasangan, 15 orang merupakan

solo traveler dan 3 orang merupakan business traveler. Dari data yang diperoleh di online travel agent tersebut kebanyakan wisatawan yang datang ke Hotel

Kamandalu Ubud merupakan pasangan. Berikut adalah jumlah kunjungan


(23)

8

Tabel 1.3.

Kunjungan Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud Tahun 2010 - 2015

Tahun Jumlah Honeymoners

(Pasangan)

Persentase (%)

2010 12.460 -

2011 13.766 10,48

2012 14.402 4,62

2013 14.024 (2,62)

2014 13.316 (5,05)

2015 15.267 10,50

Total 83.735 17,93

Rata-rata 13.955 3,59

Sumber : Hotel Kamandalu Ubud, 2016

Tabel 1.3. di atas menunjukkan total kunjungan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud dari tahun terbesar terjadi pada tahun 2015 dengan total 15.267 orang sedangkan kunjungan honeymooners terendah terjadi pada tahun 2010 dengan total 12.460 orang. Pasangan honeymoon yang menginap di Hotel Kamandalu Ubud akan menerima benefit seperti Honeymoon cake, flower arrangement pada bedroom dan bathroom serta pada angkul – angkul Hotel Kamandalu Ubud. Letak Hotel Kamandalu Ubud yang berada pada hamparan persawahan yang hijau dan tenang dan konsep yang yang berbentuk private villa

yang kental dengan unsur budaya sangat cocok untuk pasangan honeymooners

yang mendambakan ketenangan.

Kunjungan wisatawan ke Hotel Kamandalu Ubud juga dipengaruhi oleh musim liburan di negara-negara asal wisatawan yang biasanya terjadi di bulan Juli hingga bulan Agustus serta di bulan Desember, yang menyebabkan kunjungan wisatawan yang datang ke Bali menjadi meningkat, musim liburan ini dikenal


(24)

9

dengan nama “high season”. Biasanya kunjungan wisatawan yang datang ke Bali khususnya meningkat dengan sangat pesat, tentunya hal ini juga mengakibatkan permintaan akan akomodasi juga meningkat. Begitu juga dengan kunjungan wisatawan yang melakukan honeymoon ke Hotel Kamandalu Ubud. Berikut jumlah kedatangan wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud pada saat high season:

Tabel 1.4.

Kunjungan Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud saat High Season

Tahun 2010 – 2015

Tahun Jumlah Honeymooners

(Pasangan)

Persentase (%)

2010 4.079 -

2011 4.270 4.68

2012 4.746 12.15

2013 4.834 1.85

2014 3.239 (32,99)

2015 5.837 80,21

Total 27.005 65.90

Rata-rata 4.501 13.18

Sumber: Hotel Kamandalu Ubud, 2016

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa kedatangan wisatawan

honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud meningkat setiap tahunnya kecuali pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 32,99 persen. Hal ini disebabkan karena Hotel Kamandalu Ubud sedang mengalami perbaikan pada fasilitas-fasilitas utamanya sebelum re-branding. Kunjungan wisatawan honeymooners


(25)

10

peningkatan kedatangan wisatawan honeymooners tertinggi terjadi ditahun 2015 dengan persentase peningkatan sebesar 80,21 persen dari tahun 2014.

Pada saat memasuki low season yang terjadi pada bulan Januari, Ferbuari, Maret, April, Mei, Juni, September, Oktober dan November setiap tahunnya, kunjungan wisatawan honeymooners yang datang ke Hotel Kamandalu Ubud cukup stabil, penurunan kunjungan memang terjadi jika dibandingkan dengan

high season namun tidak terlalu signifikan, hal ini disebabkan karena wisatawan

honeymooners yang datang ke Hotel Kamandalu Ubud biasanya untuk merayakan

moment-moment special dalam hidup mereka seperti honeymoon pasca pernikahan mereka, ulang tahun pernikahan, atau untuk merayakan ulang tahun pasangan mereka atau hanya sekedar untuk menghabiskan liburan singkat mereka untuk memperkuat rasa cinta setelah pernikahan. Berikut kunjungan wisatawan

honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud saat low season: Tabel 1.5.

Kunjungan Wisatawan Honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud saat Low Season

Tahun 2010 – 2015

Tahun Jumlah Honeymooners

(Pasangan)

Persentase (%)

2010 8.381 -

2011 9.496 13,30

2012 9.656 1,68

2013 9.190 (4,83)

2014 10.077 9,65

2015 9.430 (6,42)

Total 56.230 13,39

Rata-rata 9.371 2,68


(26)

11

Bedasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan

honeymooners tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 10.077 wisatawan

honeymooners, dan kunjungan terendah terjadi pada tahun 2010 dengan jumlah

sebesar 8.381 wisatawan honeymooners. Penurunan kunjungan wisatawan

terbesar terjadi pada tahun 2015, yang turun sebanyak 6,42 persen dari tahun 2014.

Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawasn dan pariwisata, karena motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan wisata (Sharpley, dalam Pitana, 2005: 58). Motivasi merupakan faktor penting bagi calon wisatwan di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi. Motivasi seseorang melakukan perjalanan sangat bervariasi, motivasi tersebut tidak selalu bersifat tunggal, melainkan kombinasi dari berbagai faktor. Faktor- faktor yang memotivasi kunjungan wisatwan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud, mulai dari faktor pendorong yang berasal dari dalam diri wisatwan tersebut seperti keinginan untuk melakuakn relaksasi, keinginan untuk melepaskan diri dari rutinitas, romantisme, penghargaan atas diri sendiri, menikmati waktu luang dan lainnya. Selain itu adanya faktor penarik yang berasal dari tempat yang akan dikunjungi yaitu berupa sesuatu yang ditawarkan oleh suatu tempat kepada wisatwan misalnya: keamanan, atraksi wisata di tempat tujuan, fasilitas di tempat tujuan, kenyamanan, dan lainnya. Ulasan- ulasan di TripAdvisor yang dijadikan barometer penilaian bagi wisatawan dan hotel diperoleh data bahwa dari 478 ulasan yang diberikan oleh tamu-tamu yang menginap di Hotel Kamandalu Ubud, 361 orang memberikan peringkat luar biasa kepada Hotel Kamandalu Ubud, 91 orang memberikan


(27)

12

peringkat sangat bagus kepada Hotel Kamandalu Ubud, 18 orang memberikan peringkat rata-rata kepada Hotel Kamandalu Ubud, 6 orang memberikan peringkat buruk kepada Hotel Kamandalu Ubud dan 2 orang memberikan peringkat sangat buruk Kepada Hotel Kamandalu Ubud. Penilaian tersebut secara garis besar terfokus kepada lokasi hotel, kualitas tidur, kamar, layanan, nilai dan kebersihan. Dari peringkat dan ulasan-ulasan yang diberikan kepada Hotel Kamandalu Ubud dalam TripAdvisor diketahui bahwa banyak wisatan yang sangat puas dengan Hotel Kamandalu Ubud namun masih ada wisatawan yang belum puas dengan Hotel Kamandalu Ubud, sehingga diperlukan adanya pembenahan dan pengetahuan mengenai keinginan dan kebutuhan wisatwan sehingga dapat memenuhi harapan dari wisatawan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka menarik untuk diteliti tentang “Motivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud”.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah motivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud?

1.2.2. Faktor beserta variabel apakah yang paling berperan memotivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1. Untuk mengetahui motivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud

1.3.2. Untuk mengetahui faktor beserta variabel yang paling berperan memotivasi wisatawan honeymooners ke Hotel Kamandalu Ubud


(28)

13

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat menerapkan teori-teori dan konsep yang telah diterima saat perkuliahan, sehingga dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta daya pikir dalam mengidentifikasi rumusan dan menganalisis berbagai persoalan dalam dunia pariwisata khususnya serta dapat menemukan solusi terhadap berbagai fenomena dan persoalan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang asih pemikiran dan menjadi bahan masukan bagi pengelola akomodasi Hotel Kamandalu Ubud agar dapat dijadikan pertimbangan dalam penetapan kebijakan yang menyangkut motivasi wisatawan honeymooners.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penyajian.


(29)

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab tinjauaan pustaka akan diuraikan mengenai tinjauan hasil penelitian sebelumnya, deskripsi konsep seperti tinjauan tentang motivasi, wisatawan dan honeymooner.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab metode penelitian terdiri dari lokasi penelitian, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sample dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab hasil dan pembahasan akan diuraikan tentang hasil penelitian seperti gambaran umum lokasi penelitian, fasilitas lokasi penelitian, struktur organisasi, motivasi wisatawan honeymooner ke Hotel Kamandalu Ubud serta faktor yang paling dominan bagi wisatawan

honeymooners di Hotel Kamandalu Ubud. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab simpulan dan saran akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan melalui analisis yang diterapkan dan saran yang relevan.


(30)

15 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Telaah Penelitian Sebelumnya

Telaah hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat, selanjutnya penjelasan-penjelasan tersebut akan dijadikan rujukan guna melengkapi penelitian ini. Penelitian akan menguraikan secara singkat beberapa hasil penelitian sebelumnya yang dipandang masih memiliki relevansi terhadap penelitian yang dilakukan.

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan motivasi wisatawan adalah:

Penelitian dari Nadra (2011) dengan judul “Motivasi dan Persepsi Wisatawan Australia terhadap Produk dan Pelayanan Tempat Hiburan Malam Bounty di Kuta”, penelitian ini lebih menyorot pada motivasi dan persepsi dari wisatawan Australia penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pemilihan sampel dilakukan sebanyak 35 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi wisatawan Australia mengunjungi tempat hiburan malam Bounty didominasi oleh:

1. Motivasi bersenang-senang (having fun). Termasuk kedalam motivasi ini adalah menghabiskan kehidupan malam dengan bersenang-senang, bernyanyi mengikuti lagu yang disajikan serta berdisko sesuai dengan irama musik disco yang disajikan DJ.


(31)

16

2. Motivasi berpesta (party). Termasuk kedalam motivasi ini adalah: menikmati musik yang disajikan,menikmati atmosfer yang ada, lokasi yang strategis, menikmati kehidupan malam di Kuta, menikmati

entertainment atau hiburan yang disajikan, menikmati tata lampu yang bervariasi/lighting, menikmati keramaian, bersantai (relax) dan jaminan keamanan yang sangat mendukung.

3. Menikmati minuman (drink). Termasuk di dalam motivasi ini adalah menikmati minuman yang disajikan meliputi: minuman yang murah (cukup) karena di tempat ini hiburan malam Bounty memberikan harga promosi happy hours hingga jam 11 malam dan ada di antara mereka yang minum sampai mabuk (get drunk)

4. Motivasi bertemu orang atau teman (people or friend) yang termasuk ke dalam motivasi ini adalah motivasi mereka untuk datang ke tempat hiburan malam Bounty dengan tujuan bertemu banyak orang, teman termasuk mencari pasangan sebagai teman laki-laki atau wanita (hot boys/girls), untuk bergabung dalam satu club.

Dalam penelitian Nandra terdapat kesamaan dari melihat motivasi wisatawan, sedangkan perbedaan dari penelitian Nandra adalah penelitian ini objek penelitian yaitu melihat dari sudut motivasi honeymooner, waktu dan tempat penelitian.

Penelitian Ariartha (2012) dengan judul “ Motivasi Honeymoon dan Analisis Kepuasan Honeymooners Terhadap Dimensi Pelayanan Villa di Kelurahan Seminyak Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung” dalam penelitian ini lebih menyorot pada motivasi dan kepuasan honeymooners terhadap


(32)

17

kepuasan pelayanan villa di kelurahan Seminyak Kecamatan Kuta, penelitian ini menggunakan pendekatan dan analisis kuantitatif, meliputi analisis faktor dan Importance Performance Analysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa: 1. Faktor pendorong yaitu status dan pengembangan diri, fisik, dan antar

pribadi berperan nyata terhadap motivasi untuk berwisata honeymoon. Lima faktor penarik yaitu budaya, aktivitas di tempat tujuan, prasarana dan sarana pariwisata, kualitas dan keamanan lingkungan, serta anggaran makan dan akomodasi berperan nyata terhadap motivasi untuk berwista

honeymoon di Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. 2. Faktor pendorong yang paling berperan dalam menentukan motivasi untuk

berwisata honeymoon adalah faktor status dan pengembangan pribadi yang dibentuk oleh empat variabel. Faktor lain yang member peranan berdasarkan tingkatannya adalah faktor fisik dan faktor antar pribadi

3. Faktor penarik yang paling berperan dalam menentukan motivasi untuk berwisata honeymoon adalah faktor budaya yang dibentuk oleh sepuluh variabel. Faktor lain yang memberi peranannya adalah faktor prasarana dan sarana pariwisata, faktor aktivitas di tempat tujuan, faktor kualitas dan keamanan lingkungan, serta faktor anggaran makanan dan akomodasi. 4. Variabel –variabel dalam faktor pendorong yang paling berperan dalam

menentukan motivasi berwisata honeymoon adalah variabel yaitu pengembangan wawasan, mempelajari keterampilan baru, fashionability, escapism serta exercise and health.


(33)

18

5. Variabel –variabel dalam faktor penarik yang paling berperan dalam menentukan motivasi berwisata honeymoon adalah variabel kerajinan tangan, seni dan musik, arsitektur, tradisi, serta pakaian lokal/tradisional. 6. Kepuasan honeymooners terhadap dimensi pelayanan villa di Kelurahan

Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung diukur dengan 20 indikator kepentingan kerja dan sikap honeymooners terhadap kualitas pelayanan secara umum adalah puas, hal ini dilihat dari kesesuaian yang mencapai 102,397.

7. Berdasarkan Analisis Kuadran Kartesius diperlihatkan bahwa

honeymooners merasa puas dengan sepuluh variabel di dalam Kuadran B yang meliputi pelayanan baik seperti yang dijanjikan, fasilitas yang berfungsi dengan baik, familiar dengan pekerjaannya, tanggap menangani keluhan tamu, ramah dan bersahabat, sopan dengan gesture yang baik, professional dengan bertugas sesuai prosedur, memiliki product knowledge yang baik. Staff yang jujur, makanan dan minuman yang sehat, sedangkan tiga variabel dalam Kuadran A dirasa belum memuaskan oleh

honeymooners yaitu, selalu siap melayani, cekatan dan mampu memberi pelayanan cepat, dan selalu berada di dekat tamu.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Ariartha adalah sama menggunakan Analisis Faktor dengan pendekatan faktor pendorong dan faktor penarik terhadap motivasi honeymooner sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian yang dilakuakan Ariartha juga meneliti tentang analisis kepuasan honeymooners terhadap dimensi pelayanan, lokasi


(34)

19

penelitian dan waktu penelitian serta variabel dan indikator yang digunakan dalam penelitian.

2.2Tinjauan Konsep

2.2.1. Tinjauan tentang Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yaitu movere yang berarti

menggerakkan. Mitchell (dalam Winardi, 2001:1), menyatakan bahwa

mewakili proses-proses psikological, yang menyebabkan timbulnya,

diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.

Gray (dalam Winardi, 2001:2), menyatakan bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal dan eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi

dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah hasil dari sejumlah proses yang bersifat internal maupun eksternal yang menggerakkan individu untuk melaksanakan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

Dalam kaitannya dengan kegiatan kepariwisataan, keputusan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi kekuatan faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor), yang merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor pendorong umumnya bersifat sosial psikologis atau merupakan person specific motivation, sedangkan faktor penarik merupakan


(35)

20

Menurut Richardson dan Fluker (dalam Pitana dan Gayatri, 2005:66), pentingnya faktor penarik dan factor pendorong dalam pariwisata adalah sebagai berikut:

Push factors are all the economic, social demographic, technological and political force that stimulate a demand for touristm activity by ‘pushing’ consumers away from their usual place of residence. These are the dominant factors when people decide they want to ‘get away from it all’, but are vague about where they want to go.

Artinya faktor pendorong adalah semua kekuatan ekonomi, sosial demografi, teknologi dan politik yang menstimulate permintaan untuk aktivitas pariwisata dengan ‘mendorong’ konsumen untuk pergi dari daerah kediamannya. Ini merupakan faktor dominan ketika seseorang memutuskan mereka ingin ‘pergi meninggalkan semua’ tetapi belum jelas kemana mereka ingin pergi.

Motivasi yang mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata menurut Mc Intosh dan Murphy (dalam Pitana dan Gayatri 2005:58), di antaranya:

1. Physical or physiological motivation (motifasi yang bersifat fisik atau fisiologi), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olah raga, bersantai, bersenang-senang dan sebagainya.

2. Cultural motivation (motivasi budaya)

Yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (monument bersejarah).

3. Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman atau keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi (nilai pertise),


(36)

21

melakukan ziarah, pelarian dari situasi-situasi yang membosankan, dan seterusnya.

4. Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang

menjenuhkan dan ego-enhancement yang memberikan kepuasan

psikologis. Disebut juga sebagai status and predtige motivation.

Ryan (dalam Pitana dan Gayatri 2005:67) juga menjelaskan faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata adalah:

1) Escape, yaitu adanya keinginan untuk melepaskan diri dari kejenuhan berutinitas.

2) Relaxation, yaitu adanya keinginanuntuk melakukan penyegaran.

3) Play, adalah keinginan untuk melakukan berbagai macam permainan untuk mendapatkan kegembiraan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai unsur keseriusan.

4) Strengthening family bonds, yaitu keinginan untuk lebih mengakrabkan diri dengan anggota keluarga, akibat kesibukan pada negara-negara industri.

5) Prestige, yaitu dorongan untuk meningkatkan status dan derajat sosial.

6) Social interaction, yaitu untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman dan masyarakat lokal.

7) Romance, yaitu keinginan untuk dapat bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana yang romantik, atau memenuhi kebutuhan seksual, khususnya dalam pariwisata seks.

8) Educational opportunity, keinginan untuk mempelajari hal-hal yang baru dari kebudayaan di daerah lain.


(37)

22

9) Self-fulfilment, yaitu keinginan untuk menemukan jati diri.

10)Wish-fulfilment ,yaitu keinginan untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah lama dicita-citakan. Hal ini sangat jelas dalam perjalanan wisata religious, sebagai bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Richardson dan Fluker (dalam Pitana dan Gayatri, 2005:66) menjelaskan bahwa, “pull factors are those which ‘pull’ consumers towards a particular destination (e.g. a positive image, safety, attractions, climate). Forms of tourisms

are among pull factors-the destination’s offering to tourists”.

Artinya bahwa faktor penarik merupakan semua hal yang menarik konsumen ke arah suatu destinasi (seperti citra yang baik, keamanan, atraksi wisata, iklim). Bentuk faktor penarik dalam pariwisata adalah penawaran yang diberikan daerah tujuan pariwisata kepada wisatawan.

Dann (dalam Sue Beeton, 2006:36) menjelaskan bahwa “pull motivation consisted of the appealing attributes of a destination that the individual is seeking,

such as the weather, beaches, cleanliness, recreation facilities, culture attraction,

natural serenity or even shopping”. Dapat diartikan bahwa faktor penarik terdiri dari perlengakapan penarik yang dimiliki oleh suatu destinasi yang dicari oleh individu seperti cuaca yang baik, pantai, kebersihan, fasilitas rekreasi, daya tarik budaya, keindahan alam atau bahkan aktivitas belanja.


(38)

23

Determinan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata (dalam Suwena, 2010:63) antara lain:

a Gaya hidup, merupakan sesuatu nilai yang mahal dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Semua bisa dilihat dari:

1. Pendapatan dan pekerjaan

Melakukan perjalanan wisata juga termasuk sesuatu yang sangat mahal. Hal ini terlihat dari semakin tingginya pekerjaan atau semakin layaknya pekerjaan yang dilakukan seseorang sangat memepengaruhi dan ada kecendrungan untuk melakukan perjalanan wisata.

2. Hak cuti kerja

Setiap yang bekerja pada suatu departemen atau perusahaan bisa mendapatkan cuti kerja. Lamanya cuti ini tergantung kesepakatan antara pengusaha atau instansi tempat bekerja. Cuti kerja secara tidak langsung berpengaruh terhadap kecendrungan seseorang untuk berwisata.

3. Pendidikan dan mobility

Tingkat pencapaian pendidikan juga faktor yang mempengaruhi kecendrungan orang melakukan perjalanan wisata, oleh karena itu pendidikan dapat membuat seseorang terbuka wawasannya dan pada akhirnya menstimulasi keinginan seseorang untuk berwisata sesuai tujuan, sedangkan keberadaan mobilitas juga bisa mempengaruhi kecendrungan orang berwisata, khususnya kegiatan pariwisata domestik. Kepemilikan sarana transportasi bisa membuat berwisata


(39)

24

menjadi lancar, nyaman, mudah dan menyenangkan karena akan dapat memilih kearah tujuan berwisata.

4. Ras dan jenis kelamin

Banyak survey yang membuktikan bahwa selama ini ras kulit putih yang berjenis kelamin laki-laki paling banyak melakukan perjalanan wisata, akan tetapi ada kecendrungan sekarang ini, orang Asia pun banyak yang melakukan perjalan wisata, seperti Jepang. Di Jepang, wanita kantoran merupakan pangsa pasar yang sangat penting sebagai promosi pariwisata.

b Siklus umur, seseorang berwisata juga bisa dilihat dari segi umur. Umur juga sangat berpengaruh terhadap orang yang akan berwisata. Rincian tentang siklus umur orang berwisata dapat diuraikan berikut ini.

1. Childhood

Biasanya di umur ini, keputusan untuk berwisata diambil oleh orang tuanya. Hal ini lebih banyak terpengaruh pada biaya dan tanggung jawab orang tua kepada anak. Akan tetapi, pada umur ini kegiatan berwisata lebih dominan dapat dilakukan oleh anak-anak itu sendiri, khususnya wisata domestik.

2. Adolescenel young adult

Tahap ini merupakan tahap dimana ada masa seseorang ingin bebas dari orang tua dan keluarga, juga merupakan tahap dimana remaja mulai bersosilaisasi dan menemukan identitas. Mereka biasanya memilih daerah tujuan wisata yang murah. Daerah tujuan wisata tidak


(40)

25

begitu penting karena yang utama adalah kebebasan, kebebasan yang dimaksud adalah bebas dari orang tua dan keluarga.

3. Marriage

Pada tahap ini dibagi menjadi dua bagian yaitu, menikah tanpa anak atau biasa disebut honeymooner dan menikah memiliki anak. Pada tahap menikah tanpa anak, biasanya individu dalam hal berpendapatan sudah termasuk mapan dan waktu luang pun lebih banyak. Begitu juga memilih wisata akan berbeda dengan pasangan yang menikah dan sudah mempunyai anak biasanya akan memilih tempat wisata domestik yang tidak begitu jauh. Hal ini mungkin karena akan terjadi pengeluaran bertambah dan juga tanggung jawab yang ada.

4. Emptynest stage

Tahapan di mana para orang tua mulai ditinggalkan oleh anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa. Tanggungan terhadap anak sudah mulai berkurang bahkan tidak ada. Kegiatan atau waktu untuk berwisata menjadi lebih banyak karena tidak ada lagi tanggungan. Kesempatan ini biasanya dimanfaatkan oleh para orang tua untuk mengambil liburan yang panjang untuk berwisata lebih jauh dari tempat asalnya dengan waktu yang cukup lama.

5. Old age

Pada tahapan ini kegiatan berwisata mulai berkurang, antara lain disebabkan oleh keuangan atau gaji pensiunan yang tidak begitu banyak, kesehatan yang tidak mendukung, dan juga tidak adanya


(41)

26

pasangan yang diajak berwisata sehingga biasanya melakukan wisata di tempat-tempat menginap.

Disamping faktor tersebut di atas, faktor-faktor dominan yang menggerakkan orang-orang melakukan perjalan wisata antara lain:

1. Three “T”Revolution

1) Transportation technology

Kemajuan teknologi penerbangan, selain bertambahnya kecepatan pesawat terbang, kapasitas tempat duduk pun menjadi semakin besar.

2) Telecomunication

Munculnya teknologi komputer digital yang dapat menciptakan one touch sytem memberi kemudahan orang-orang memperoleh informasi dari semua penjuru dunia.

3) Tourism and travel

Terjadinya kemajuan yang dialami Transportation technology dan Telecomunication tersebut diatas, menciptakan mass tourism, yang mampu menggerakkan orang-orang dalam ruang lingkup global untuk melakukan perjalan wisata.

2. Hybrid

Pada waktu nanti, orang –orang akan melakukan perjalanan wisata dengan memanfaatkan pola baru. Peserta MICE akan membawa keluarga, karena perjalanan bisnisnya digabung dengan kesempatan liburan keluarga.

3. Leisure time

Semakin panjang waktu senggang yang tersedia dapat digunakan untuk berlibur.


(42)

27

4. Discretionary income

Meningkatnya tabungan keluarga sebagai akibat meningkatnya jumlah uang yang kalau dikeluarkan tidak akan mengganggu keperluan keluarga sehari-hari.

5. Paid vacations

Sekarang ini semakin banyak perusahaan memberikan tunjangan berupa uang cuti kepada karyawan untuk keperluan berlibur.

6. Status and prestige motivation

Motivasi ini bersifat sangat emosional, karena mendorong seseorang untuk menjaga pretigenya.

2.2.2. Tinjauan tentang Wisatawan

Kata wisatawan berassal dari bahasa Sangsakerta, dari asal kata “wisata” yang berarti perjalanan ditambah dengan akhiran “wan” yang berarti orang yang melakukan perjalanan wisata (dalam Suwena, 2010:32).

Dalam bahasa Inggris, orang yang melakukan perjalanan disebut

traveler, sedangkan orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan wisata disebut Tourist.

Definisi mengenai tourist (dalam Suwena, 2010:32), diantara berbagai ahli atau Badan Internasional, masih belum ada keseragaman pengertian. Perbedaan pengertian atau batasan disebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan atau keahlian, perbedaan kepentingan dan perbedaan pandangan dari para ahli atau badan tersebut. Baik mengenai batasan wisatawan internasional maupun wisatawan domestik.

Di bawah ini akan dikemukakan batasan dari beberapa ahli dan badan internasional di bidang pariwisata.

Norval, seorang ahli ekonomi Inggris, memberi batasan mengenai wisatawan internasional sebagai berikut : “Every person who comes to a


(43)

28

foreign country for a reason than to establish his permanent residence or such

permanent work and who spends in the country of his temporary stay, the

money he has earned else where”.

(Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara, dengan tujuan tidak untuk menetap atau bekerja tetap, dan membelanjakan uangnya di tempat tersebut dengan uang yang diperolehnya di tempat lain (Suwena, 2010:33)).

Pada tahun 1937, Komisi Ekonomi Liga Bangsa- Bangsa (Economis Commission of The league of Nations), pertama kali memberikan batasan pengertian mengenai international tourist pada forum internasional . Rumusan tersebut adalah sebagai berikut :

The term tourist shall , in principle, be interpreted to mean any person travelling for a period of 24-hours or more in a country other than in which

he usually resides”. (Istilah wisatawan pada dasarnya diartikan sebagai seseorang yang melakukan perjalanan selama 24 jam atau lebih di negara lain, selain dimana yang bersangkutan bertempat tinggal).

Bila kita perhatikan batasan-batasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka ciri-ciri wisatawan menurut Yoeti (1982:130) adalah:

1. perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

2. perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu

3. orang yang melakukan perjalan bukan untuk mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya


(44)

29

2.2.3. Profil Wisatawan

Profil wisatawan menurut Seaton dan Bannet (dalam Suwena, 2010:38), merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan, dan kebutuhan mereka. Pemahaman terhadap karakteristik wisatawan akanmembuat sebuah perusahaan mengetahui keperluan dan keinginan wisatawan sehingga perusahaan dapat menentukan pangsa pasar atau target marketnya. Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya dan karakteristik wisatawannya.

1. Karakteristik perjalannya

Menurut Seaton & Bennet wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukan, yang secara umum jenis perjalanan tersebut dibedakan menjadi: perjalanan rekreasi, mengunjungi teman atau keluarga, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Smith (dalam Suwena, 2010:39), menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya.

Tabel 2.1.

Karakteristik Perjalanan Wisatawan

Lama waktu perjalanan 1-3 hari

4-7 hari 8-28 hari 29-91 hari 92-365 hari

Jarak yang ditempuh Dalam kota (lokal)

Luar kota (satu provinsi) Luar kota (lain provinsi) Luar negeri


(45)

30

Waktu melakukan perjalanan Hari biasa

Akhir pecan/ minggu Hari libur/ raya Liburan sekolah

Akomodasi yang digunakan Komersial (hotel bintang/ non bintang)

Non komersial (rumah teman/saudara/keluarga)

Moda transportasi Udara (terjadwal/carter)

Darat (kendaraan pribadi/ umum/ carter)

Kereta api Laut (cruise/feri)

Teman Perjalanan Sendiri

Keluarga Teman sekolah Teman kantor Pengorganisasian perjalanan Sendiri

Keluarga Sekolah Kantor

Biro perjalanan wisata Sumber: Suwena, 2010

2. Karakteristik wisatawannya

Memfokuskan pada wisatawannya, untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Karakteristik Sosio Demografis

Menurut Kotler (dalam Suwena, 2010:41), karakteristik ini mencoba untuk menjawab pertanyaan who wants what. Pembagian


(46)

31

berdasarkan karakteristik ini sering dilakukan untuk kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relative mudah pembagiannya.

Tabel 2.2.

Karakteristik Sosio-Demografis Wisatawan

Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

Umur 0-14 tahun

15-24 tahun 25-44 tahun 45-64 tahun >65 tahun Tingkat pendidikan Tidak tamat SD

SD SLTP SMU Diploma Sarjana (S1)

Pasca sarjana (S2, S3)

Kegiatan Bekerja (PNS/pegawai, wiraswasta,

professional dan lain-lain)

Tidak bekerja (ibu rumah tangga, pelajar/ mahasiswa)

Status perkawinan Belum menikah

Menikah Cerai Jumlah anggota

keluarga dan komposisinya

1 orang

Beberapa orang, tanpa anak usia di bawah 17 tahun

Beberapa orang, dengan anak (beberapa anak) di bawah 17 tahun


(47)

32

Tipe keluarga Belum menikah

Menikah, belum punya anak Menikah, anak usia <6 tahun Menikah, anak usia 6-17 tahun Menikah, anak usia 18-25 tahun Menikah, anak usia > 25 tahun, masih tinggal dengan orang tua

Menikah, anak usia > 25 tahun, tidak masih tinggal dengan orang tua

Sumber: Suwena , 2010 2) Karakteristik Geografis

Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran kota tempat tinggal, kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain (Suwena, 43:2010).

3) Karakteristik Psikografis

Menurut Smith, karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial dan life style, dan karakteristik personal.Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mingkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda (Suwena, 2010:43).

Menurut Irma Herlina (dalam Suwena,2010:44), beragamnya keinginan dan kebutuhan wisatawan juga disebabkan karena beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan. Informasi


(48)

pengelompokan-33

pengelompokan wisatawan berdasarkan karakteristiknya dan lebih lanjut pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut.

2.2.4. Jenis dan Macam Wisatawan

Berbagai macam tipologi wisatawan telah dikembangkan dengan menggunakan berbagai dasar klasifikasi. Dengan pendekatan interaksi, Cohen (dalam Suwena, 2010:44) mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat pengorganisasian dari perjalanan wisatanya menjadi empat yaitu seperti :

1) Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali belum diketahuinya, dan bepergian dalam jumlah kecil.

2) Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur perjalanannya sendiri, dan tidak mau mengikuti jalan-jalan wisata yang sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum. Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standard lokal dan tingkat interaksinya dengan masyarakat lokal juga tinggi.

3) Individual mass tourists, yaitu wisatawan yang menyerahkan pengetahuan perjalanannya kepada agen perjalanan, dan mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah terkenal.

4) Organized mass tourists, yaitu wisatawan yang hanya mau mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang


(49)

34

dapat ditemuinya ditempat tinggalnya, dengan perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.

Smith (dalam Pitana dan Gayatri, 2005:54) juga melakukan klasifikasi terhadap wisatawan, dengan membedakan wisatawan atas tujuh kelompok, yaitu :

1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat lokal, dan bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma dan nilai-nilai lokal.

2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal, tetapi dengan pengaturan lebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah yang kecil.

3. Off beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak mau ikut ke tempat-tempat yang sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di tempat lokal.

4. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu juga mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat yang baru, atau melakukan aktivitas yang agak berisiko. Meskipun dalam aktivitas tambahannya bersedia menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas yang standard.

5. Incipient mass, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah tujuan wisata


(50)

35

yang mempunyai fasilitas standard tetapi masih menawarkan

keaslian.

6. Mass, yaitu wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama seperti di daerahnya.

7. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantai atau bersenang-senang. Mereka bepergian dalam kelompok besar, dan meminta fasilitas yang berstandar internasional

Dilihat dari perjalanan dan ruang lingkupnya maka wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Wisatawan asing

Adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan tempat mereka biasa tinggal, yang biasanya dapat ditandai dari status kewarganegaraannya dan dokumen perjalanan yang dimilikinya.

2. Domestic Foreign Tourist

Adalah orang asing yang yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara, yang melakukan perjalanan wisata di wilayah negara dimana ia tinggal. Orang tersebut bukanlah warga negara di negara yang ia berada, namun karena tugasnya ia menetap dan tinggal pada suatu negara.


(51)

36

3. Domestic Tourist

Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.

4. Indigenous Foreign Tourist

Adalah warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugas dan kedudukannya tinggal di luar negeri, dan pulang ke negara asalnya untuk melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri.

5. Transit Tourist

Adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu negara tertentu, yang menumpang pesawat, kapal laut ataupun kereta api yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan atau bandara atau stasiun bukan karena kemauannya sendiri.

6. Business Tourist

Adalah orang yang melakukan perjalanan (orang asing atau warga negara sendiri) yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan wisata, tetapi melakukan perjalanan wisata setelah selesai melakukan tujuan utamanya.

Di samping jenis wisatawan yang disebutkan di atas, ada juga beberapa jenis tourist/tourism demand seperti family, hedonistic, back packer, visiting friends and relatives, excursionist, educational tourist, religious tourist, snow

bird, ethnic minority, disable tourist, social tourist dan shortbreak market

(Suwena, 2010:47). Masing-masing jenis tourist memiliki dampak postitif dan dampak negatif yang dapat dijelaskan sebagai berikut.


(52)

37

1) Family

Family tourist atau wisatawan keluarga dapat terbagi atas keluarga kecil yang terdiri dari orang tua dan anak, maupun keluarga besar yang terdiri dari orang tua, anak, paman, bibi, kakek, nenek, dan yang lainnya.Wisatawan ini umumnya melakukan perjalanan pada waktu liburan sehingga mereka benar-benar ingin menikmati liburannya itu di suatu tempat yang mereka inginkan.

2) Hedonistic

Hedonistic adalah tourist yang menginginkan kebebasan, kebebasan yang tidak bisa mereka dapatkan di negara asalnya, misalnya drugs, sex, drunk,

dan sebagainya. Tourist jenis ini umumnya dari kalangan berusia muda dan menyukai kehidupan malam.

3) Back Packer

Back packer adalah jenis tourist yang melakukan aktivitas pariwisata dengan dana terbatas. Oleh karena itu, tourist ini biasanya menggunakan fasilitas-fasilitas berstandar lokal. Ciri khas tourist ini adalah biasanya menggendong tas ransel di punggungnya.

4) Visiting Friends and Relatives

Visiting friends and relatives adalah jenis tourist yang mempunyai tujuan tertentu, yaitu mengunjungi teman dan kerabatnya.Tourist jenis ini biasanya dikelola oleh teman maupun kerabatnya sendiri, mulai dari tempat tinggal, makan, hingga transportasi.


(53)

38

5) Excursionist

Excursionist adalah tourist yang mengunjungi suatu tempat dalam waktu yang kurang dari 24 jam. Tourist yang dapat dikelompokkan ke dalam

excursionist misalnya penumpang kapal pesiar yang singgah ke suatu daerah.

6) Educational Tourist

Educational tourist adalah tourist yang melakukan perjalanan dengan tujuan pendidikan, misalnya untuk belajar maupun studi banding di suatu sekolah atau universitas.

7) Religious Tourist

Religious tourist adalah tourist yang melakukan perjalanan suci ke tempat-tempat yang berhubungan dengan agama, misalnya kegiatan naik haji,

tirta yatra, dan lain sebagainya.

8) Snowbird

Snowbird adalah jenis tourist dari negara yang bermusim dingin yang melakukan perjalanan ke daerah-daerah tropis.

9) Disable Tourist

Disable tourist adalah jenis tourist yang mempunyai kekurangan fisik atau cacat.

10)Social Tourist

Social tourist adalah jenis tourist yang melakukan perjalanan bukan untuk berlibur, melainkan mencari sponsor di suatu negara.


(54)

39

11)Short Break Market

Short break market adalah jenis tourist yang mengunjungi suatu daerah dalam kurun waktu satu sampai tiga hari. Biasanya tourist ini mengunjungi ke satu negara dengan banyak daerah wisata.

2.2.5. Tinjauan tentang Honeymooner

Honeymoon atau yang lebih kita kenal dengan sebutan bulan madu adalah perjalanan yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang baru saja menikah untuk merayakan pernikahan mereka. Kini, bulan madu seringkali dirayakan di tempat-tempat yang terpencil, eksotik, hangat, atau lainnya yang dianggap khusus dan romantis. Kecenderungan belakangan di kalangan banyak pasangan adalah menggabungkan pesta pernikahan dan bulan madu dalam suatu pengalaman atau menggantikan yang satu dengan yang lain. Sedangkan honeymooner dapat diartikan sebagai orang atau pelaku yang

melakukan perjalanan berbulan madu atau honeymoon. Jika dilihat dari sejarahnya, dalam Oxford English Dictionary menyebutkan bahwa kata ini berasal dari abad ke-16.

Salah satu kutipan tertua dalam Oxford English Dictionary menunjukkan bahwa, meskipun di masa kini bulan madu mempunyai arti positif, kata ini sesungguhnya merupakan rujukan mengejek kepada memudarnya cinta yang niscaya terjadi seperti tahap-tahap peredaran bulan. Rujukan sastra pertama kepada bulan madu ini ditulis pada 1552, dalam karya Richard Huloet Abecedarium Anglico Latinum Huleot menulis: "Bulan madu, sebuah istilah yang digunakan sebagai tamsil bagi orang yang baru menikah, yang mula-mula tidak akan gugur, tetapi pada mula-mulanya mereka saling mencintai secara


(55)

40

berlebihan, sehingga cinta mereka tampaknya akan mengalahkan pertengkaran apapun, masa ini disebut orang-orang biasa sebagai bulan madu".

Juga dikatakan bahwa asal usul kata ini berasal dari masa Babilonia. Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang baru menikah, ayah si pengantin perempuan akan memberikan menantunya semua kebutuhan minuman yang berbasis madu yang dapat diminumnya selama bulan pertama pernikahan mereka. Karena kata bahasa Inggris ini baru empat ratus tahun usianya, atribusi langsung ke Babilon dipertanyakan, meskipun seringkali diulangi, namun kebiasaan meminum minuman berbasis madu ini setelah pernikahan selama satu bulan juga merupakan kebiasaan abad pertengahan, dan pada masa inilah kata ini muncul.

Honeymoon tourism (dalam Pendit, 2006:38) merupakan salah satu dari beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, yaitu: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industry, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim dan bahari, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata petualangan dan wisata bulan madu.

Menurut Pendit (2006:38), wisata bulan madu adalah suatu

penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan perjalanan dan kunjungan mereka. Seperti misalnya kamar pengantin di hotel yang khusus disediakan dengan peralatan serba istimewa seperti tempat tidur yang istimewa, dekorasi dinding dengan selera


(56)

41

tinggi, cermin besar di berbagai sudut termasuk langit-langit kamar, dan sebagainya yang menimbulkan kesan seakan-akan berada di surge. Perjalanan yang disebut wisata bulan madu ini biasanya dilakukan ke tempat-tempat romantis.

Richardson dan Fluker (dalam Pitana, 70: 2015) menyatakan bahwa

Honeymoon tourist merupakan salah satu dari special interest tourism atau sering juga disebut dengan new tourism, beberapa contoh dari special interest tourism yang berkembang seperti yang ditampilkan dalam Tabel 2.3.

Table 2.3.

Special Interest Tourism Kelompok Minat

Khusus

Aktivitas

Active adventure Caving, parachute jumping, trekking, off-road adventure, mountain climbing.

Nature and wildlife Birdwatching, ecotourism, geology, nation parks, rainforest.

Hystory/culture Agriculture, art/architecture, art festival, film/film history, winery tours.

Spiritual Bilbical tours, church tours, pilgrimage/mythology, religion/spirituality, yoga and spiritual tours.

Sports Basketball, car racing, olympiade games, soccer.

Hobby Antiques, brewer/beer festivals, carft tours, gambling, videography tours.

Romance Honeymoon, island vacation, nightlife, singles tours, spa/hot springs.

Affinity Artists’workshops, gay tours, lesbian tours, senior tours, tours for handiscapped.

Soft Adventure Backpacking, bicycle touring, canoing /kayaking, scuba diving/snorkeling, walking tours.

Family Amusement parks, camping, shopping trip, whale watching, gourment/gastronomy.


(57)

42

2.2.6. Tinjauan tentang Hotel

Menurut Sulastiyono (2006:5) hotel berasal dari bahasa latin yaitu

hospitium, artinya ruangan tamu yang berada dalam monastery. Kata

hospitium dipadukan dengan kata hospes dari bahasa Prancis, menjadi hospice. Dalam perkembangannya, kata hospice berubah menjadi hostel.Lambat laun huruf “S” pada kata hostel tersebut dihilangkan sehingga berubah menjadi “hotel”. Kata hotel mempunyai banyak batasan pengertian yang masing-masing berbeda pengertiannya dalam penguraiannya.

Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act (dalam Sulastiyono, 2002:6) adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Pengertian lain dari hotel yang dimuat oleh

Grolier Electronic Publishing Inc (dalam Sulastiyono, 2002:6) menyebutkan bahwa hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk umum.

United State Lodging Industry (dalam Sulastiyono, 2002:6) menjelaskan bahwa, yang utama hotel terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak atau lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk keperluan bisnis dan turis.

2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah yang berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residental Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan seperti layaknya hotel, seperti restoran, pelayanan makanan yang di antar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.


(58)

43

3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamu.

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000: 5). Berdasarkan hal tersebut, jenis hotel dapat dibedakan dilihat dari lokasi hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:

1) City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

2) Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pingiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama, sehingga dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

3) Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountainhotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti


(1)

11)Short Break Market

Short break market adalah jenis tourist yang mengunjungi suatu daerah dalam kurun waktu satu sampai tiga hari. Biasanya tourist ini mengunjungi ke satu negara dengan banyak daerah wisata.

2.2.5. Tinjauan tentang Honeymooner

Honeymoon atau yang lebih kita kenal dengan sebutan bulan madu adalah perjalanan yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang baru saja menikah untuk merayakan pernikahan mereka. Kini, bulan madu seringkali dirayakan di tempat-tempat yang terpencil, eksotik, hangat, atau lainnya yang dianggap khusus dan romantis. Kecenderungan belakangan di kalangan banyak pasangan adalah menggabungkan pesta pernikahan dan bulan madu dalam suatu pengalaman atau menggantikan yang satu dengan yang lain. Sedangkan honeymooner dapat diartikan sebagai orang atau pelaku yang

melakukan perjalanan berbulan madu atau honeymoon. Jika dilihat dari sejarahnya, dalam Oxford English Dictionary menyebutkan bahwa kata ini berasal dari abad ke-16.

Salah satu kutipan tertua dalam Oxford English Dictionary menunjukkan bahwa, meskipun di masa kini bulan madu mempunyai arti positif, kata ini sesungguhnya merupakan rujukan mengejek kepada memudarnya cinta yang niscaya terjadi seperti tahap-tahap peredaran bulan. Rujukan sastra pertama kepada bulan madu ini ditulis pada 1552, dalam karya Richard Huloet Abecedarium Anglico Latinum Huleot menulis: "Bulan madu, sebuah istilah yang digunakan sebagai tamsil bagi orang yang baru menikah, yang mula-mula tidak akan gugur, tetapi pada mula-mulanya mereka saling mencintai secara


(2)

berlebihan, sehingga cinta mereka tampaknya akan mengalahkan pertengkaran apapun, masa ini disebut orang-orang biasa sebagai bulan madu".

Juga dikatakan bahwa asal usul kata ini berasal dari masa Babilonia. Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang baru menikah, ayah si pengantin perempuan akan memberikan menantunya semua kebutuhan minuman yang berbasis madu yang dapat diminumnya selama bulan pertama pernikahan mereka. Karena kata bahasa Inggris ini baru empat ratus tahun usianya, atribusi langsung ke Babilon dipertanyakan, meskipun seringkali diulangi, namun kebiasaan meminum minuman berbasis madu ini setelah pernikahan selama satu bulan juga merupakan kebiasaan abad pertengahan, dan pada masa inilah kata ini muncul.

Honeymoon tourism (dalam Pendit, 2006:38) merupakan salah satu dari beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, yaitu: wisata budaya, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata komersial, wisata industry, wisata politik, wisata konvensi, wisata sosial, wisata pertanian, wisata maritim dan bahari, wisata cagar alam, wisata buru, wisata pilgrim, wisata petualangan dan wisata bulan madu.

Menurut Pendit (2006:38), wisata bulan madu adalah suatu

penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan perjalanan dan kunjungan mereka. Seperti misalnya kamar pengantin di hotel yang khusus disediakan dengan peralatan serba istimewa seperti tempat tidur yang istimewa, dekorasi dinding dengan selera


(3)

tinggi, cermin besar di berbagai sudut termasuk langit-langit kamar, dan sebagainya yang menimbulkan kesan seakan-akan berada di surge. Perjalanan yang disebut wisata bulan madu ini biasanya dilakukan ke tempat-tempat romantis.

Richardson dan Fluker (dalam Pitana, 70: 2015) menyatakan bahwa Honeymoon tourist merupakan salah satu dari special interest tourism atau sering juga disebut dengan new tourism, beberapa contoh dari special interest tourism yang berkembang seperti yang ditampilkan dalam Tabel 2.3.

Table 2.3.

Special Interest Tourism Kelompok Minat

Khusus

Aktivitas

Active adventure Caving, parachute jumping, trekking, off-road adventure, mountain climbing.

Nature and wildlife Birdwatching, ecotourism, geology, nation parks, rainforest.

Hystory/culture Agriculture, art/architecture, art festival, film/film history, winery tours.

Spiritual Bilbical tours, church tours,

pilgrimage/mythology, religion/spirituality, yoga and spiritual tours.

Sports Basketball, car racing, olympiade games, soccer.

Hobby Antiques, brewer/beer festivals, carft tours, gambling, videography tours.

Romance Honeymoon, island vacation, nightlife, singles tours, spa/hot springs.

Affinity Artists’workshops, gay tours, lesbian tours, senior tours, tours for handiscapped.

Soft Adventure Backpacking, bicycle touring, canoing /kayaking, scuba diving/snorkeling, walking tours.

Family Amusement parks, camping, shopping trip, whale watching, gourment/gastronomy.


(4)

2.2.6. Tinjauan tentang Hotel

Menurut Sulastiyono (2006:5) hotel berasal dari bahasa latin yaitu hospitium, artinya ruangan tamu yang berada dalam monastery. Kata hospitium dipadukan dengan kata hospes dari bahasa Prancis, menjadi hospice. Dalam perkembangannya, kata hospice berubah menjadi hostel.Lambat laun huruf “S” pada kata hostel tersebut dihilangkan sehingga berubah menjadi “hotel”. Kata hotel mempunyai banyak batasan pengertian yang masing-masing berbeda pengertiannya dalam penguraiannya.

Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act (dalam Sulastiyono, 2002:6) adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Pengertian lain dari hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc (dalam Sulastiyono, 2002:6) menyebutkan bahwa hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lainnya untuk umum.

United State Lodging Industry (dalam Sulastiyono, 2002:6) menjelaskan bahwa, yang utama hotel terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Transient Hotel, adalah hotel yang letak atau lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk keperluan bisnis dan turis.

2. Residential Hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah-rumah yang berbentuk apartemen dengan kamar-kamarnya dan disewakan secara bulanan atau tahunan. Residental Hotel juga menyediakan kemudahan-kemudahan seperti layaknya hotel, seperti restoran, pelayanan makanan yang di antar ke kamar, dan pelayanan kebersihan kamar.


(5)

3. Resort Hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat-tempat wisata, dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi untuk tamu-tamu.

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000: 5). Berdasarkan hal tersebut, jenis hotel dapat dibedakan dilihat dari lokasi hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:

1) City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

2) Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pingiran kota besar yang jauh dari keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama, sehingga dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

3) Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountainhotel) atau di tepi pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti


(6)

ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

4) Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil sendiri, oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil. Selain menurut lokasinya hotel juga dibagi berdasarkan banyaknya kamar yang disediakan, menurut Tarmoezi (2000: 3) dari banyaknya kamar yang disediakan, jenis hotel dapat dibedakan menjadi:

1. Small Hotel, merupakan hotel dengan jumlah kamar yang tersedia maksimal sebanyak 28 kamar.

2. Medium Hotel, merupakan hotel dengan jumlah kamar yang disediakan antara 28 kamar sampai dengan 299 kamar.

3. Large Hotel, merupaan hotel dengan jumlah kamar yang disediakan lebih dari 300 kamar.