Analisis Psikologi Sastra Dan Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye Nur

(1)

i

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI-NILAI

PENDIDIKAN DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA

KARYA TERE LIYE

TESIS

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh :

Nur Alfin Hidayati

S841108019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

ii

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI-NILAI

PENDIDIKAN DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA

KARYA TERE LIYE

Oleh

Nur Alfin Hidayati S841108019

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(3)

iii

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA DAN NILAI-NILAI

PENDIDIKANDALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA

KARYA TERE LIYE

TESIS

Oleh

Nur Alfin Hidayati S841108019

Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing

Pembimbing I Prof. Dr.Sarwiji Suwandi, M.Pd.

NIP 196204071987031003 _____________ 2013

Pembimbing II Dr. M. Rohmadi, M.Hum.

NIP 1976101132002121005 _____________ 2013

Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal 2012

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana UNS

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 196204071987031003


(4)

(5)

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk menempuh derajat magister pada Program Studi S-2 PendidikanBahasa Indonesia PPS UNS.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan memberikan apresiasi secara tulus kepada semua pihak, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M. S., Direktur Progrm Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan izin penulisan tesis; 2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.,selaku Ketua Program Studi S-2

Pendidikan Bahasa Indonesia PPS UNS yang telah memberikan izin penulisan dan memberikan kesempatan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan lancar;

3. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd., selaku pembimbing I, atas segala bimbingan, arahan, dan motivasi yang telah diberikan sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik;

4. Dr. M. Rohmadi, M.Hum., selaku pembimbing II, atas segala bimbingan dan bantuannya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu;

5. Ayahanda Farchan, Ibunda Istiqomah dan kedua mertuaku yang telah memberikan doa restu dan dukungan tak terkira atas segalanya selama ini;


(7)

vii

6. Suamiku tercinta, Agus Darmuki, M.Pd yang dengan setia dan penuh kasih sayang juga kesabaran membantu setiap langkah yang ditempuh sehingga semua berjalan dengan baik;

7. Buah hatiku tercinta, Nikida Najwa Salsabila, yang selalu menjadi motivator utama atas segera terselesaikannya tesis ini;

8. Mahasiswa Program Studi S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia Angkatan 2011/2012 PPS UNS, saudara-saudara baruku di perantauan, , berjuang bersama dengan tiada henti saling memotivasi sehingga perkuliahan ini terasa sangat menyenangkan dan dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tesis ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi karya yang lebih baik.

Surakarta, 16 Januari 2013


(8)

viii

ABSTRAK

Nur Alfin Hidayati, NIM S841108019. ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA

DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE. Tesis.Pembimbing I: Prof. Dr. Sarwiji

Suwandi,,M.Pd, II: Dr. M. Rohmadi, M.Hum. Program Pascasarjana, Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan struktur sastra dalam novel HSD; (2) untuk mendeskripsikandan menjelaskan psikologi sastra dalam novel HSD; (3) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai pendidikan yang terdapatdalam novel HSD.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan psikologi sastra.Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, dan kalimat yang terdapat dalam novel HSD Sumber data adalah novel HSD karya Tere Liye, yang diterbitkan Republika Penerbit Dalam penelitian ini digunakan metode analisis dokumentasi berupa data teks novel HSD, .Teknik pengumpulan data menggunaka nmetode dokumentasi dan metode telaah. Metode dokumentasi dilaksanakan untuk mengumpulkan, memilah, mengolah, dan menyampaikan informasi untuk dapat mengkaji data selanjutnya.Analisis data dilakukan secara analisis isi. validitas data yang digunakan menggunakan trianggulasi data untuk mengumpulkan data yang sama. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenaranya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut.(1) novel HSD ditinjau dari strukturnya menceritakan kehidupan seseorang dari awal sampai meninggal, tema dalam novel ini banyak mengangkat tentang tema motivasi pendidikan dan hidup, peristiwa dalam novel ini terjadi di LhokNga, alur yang digunakan dalam novel maju, amanat dalam novel ini adalah pentingnya hafalan bacaan shalat, sikap sabar dalam menghadapi cobaan apa pun, selalu bersyukur kepada Tuhan dalam keadaan suka dan duka,(2) aspek Psikologi Sastra dalam HSD meliputi, kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan pokok yang sangat diperlukan oleh tokoh utama guna menyambung kebutuhan hidup saat ini dan yang akan datang, kebutuhan rasa aman, yaitu jaminan ketenangan hidup ketika jiwa tokoh terancam, kebutuhan di cintai atau disayangi dalam novel ditunjukkan oleh adanya kebutuhan orang tua untuk selalu ada dan menyertai langkah tokoh untuk menghafalkan bacaan shalat, kebutuhan harga diri pada novel ini dapat terlihat ketika delisa menghafal bacaan shalat diremehkan dan dilecehkan oleh kakaknya. Dan kebutuhan aktualisasi diri dalam novel ditunjukkan adanya keinginan dalam diri tokoh untuk selalu mengaktualisasikan setiap cita-cita dan keinginannya untuk menhafalkan bacaan shalat dengan sempurna,(3) novel HSD sarat akan nilai pendidikan untuk pembacanya, terdiri dari nilai pendidikan agama yang menjelaskan hubungan manusia dengan Tuhannya, nilai moral yang mengatur baik buruknya perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesama, nilai pendidikan sosial yang menunjukkan rasa peduli antar manusia satu dengan yang lain sesuai peranannya sebagai makhluk sosial; dan nilai pendidikan budaya yang menunjukkan kebiasaan dan cara pandang masyarakat dalam menjalani kehidupan.


(9)

ix ABSTRACT

NUR ALFIN HIDAYATI, NIM S841108019. PSYCHOLOGICAL ANALYSIS OF LITERATURE AND EDUCATIONAL VALUES IN NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA WRITTEN BY TERE LIYE. Thesis. Advisors: I: Prof. Dr. SarwijiSuwandi, M Ed, II: Dr. M. Rohmadi, M. Hum. Graduate Program, Faculty of Indonesian Education. Sebelas Maret University of Surakarta. 2012.

This study aims to (1) describe and explain the structure of the literary in novel Hafalan Shalat Delisa, (2) to describe and explain the literature psychology in novel Hafalan Shalat Delisa, (3) to describe and explain the influence of social in novel Hafalan Sholat Delisa; (4) to explain and describe educational values in novel Hafalan Shalat Delisa.

This research is descriptive qualitative research with the approach to literature psychology. The data in this study is in the form of words, phrases, and sentences in novel Hafalan Shalat Delisa. The data source is novel Hafalan Shalat Delisa written by Tere Liye, thick. The data analysis used in this study is documentation in the form of text in novel Hafalan Shalat Delisa. The data collection techniques used is the documentation and study methods. The documentation method was implemented to collect, to sort, to process, and to deliver information to be examined further. And the data Analysis used is analysis.

The conclusion of research conducted in this study, namely: (1) Novel Hafalan Shalat Delisa written by Tere Liye in terms of its structure tells a person's life from the beginning until her death, the theme in this novel discusses about educational motivation and life, the events in this novel take place in Lhoknga, the plot used in this novel is forward, the message of the novel is the importance of reading rote prayers, the patience to face of any temptation, and always give thanks to God in a state of joy and sorrow, (2) Psychological Aspects of Literature in novel Hafalan Sholat Delisa include: physiological need, that is the basic requirement that is needed by the main character to her life in the future, the need for security, which guarantees peace of life when life is threatened leaders, need to be loved or cherished in the novel is shown by the parents to the main character in accompanying her to recite the prayer readings, the need of self-esteem in this novel can be seen as delisa recite prayers belittled and abused by her sisters. And self-actualization need in this novel is indicated by the desire within each character to always actualize their ideals and desire for prayer readings memorize perfectly. (3) Novel Hafalan Shalat Delisa is full of educational values to readers, consisting of the value of religious education that explains the human relationship with God, moral values that govern good and bad of human behavior in relation to others, social educational value indicating human caring with each other which is appropriate to their role as a social being, and educational value of showing the customs and culture of the community perspective in life.


(10)

x

MOTTO

ambisi untuk menjadi yang terbaik,


(11)

xi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Ayahanda dan Ibundaku tercinta Bapak dan ibu mertuaku tersayang Suamiku, belahan jiwaku


(12)

xii DAFTAR ISI

JUDUL ii

PERSETUJUAN iii

PENGESAHAN .. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK

PUBLIKASI ... v

vi viii ix x xi

DAFTAR .. xii

DAFT .. xvii

... 1

A. Latar 1

B. Rumusan . 5

C. Tujuan . 5

D. Manfaat 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BE 7

A. KAJIAN TEORI ... 7

1. Hakikat Sastra 7

a. Pengertian Sastra 7


(13)

xiii

2. 11

a. Unsur Intrinsik. 13

b. Unsur Ekstinsik 21

3. Pengertian Psikologi Sastra dan Metode Penelitian

Psikologi 27

a. Pengertian Psikologi Sastra 27

b. Metode Penelitian Psikologi Sastra 29

c. Fokus Penelitian Psikologi 33

d. Tehnik Analisis Psikologi 35

4. Hakikat Nilai 37

a. Nilai 39

b. Nilai 40

c. Nilai Pendidikan 41

d. Nilai Pendidikan 42

B. PEN 43

C. KERANGKA 45

BAB III METODE ... 47

A. Tempat dan Waktu 47

B. Pendekatan Penelitian 48

C. 49

D. Teknik .. 49

E. Validitas . 50

F. Teknik 51

BAB IV HASIL PE .. 54

A. HAS 54

1. Analisis struktur dalam Novel HSD 54

a. Unsur Intrinsik Novel HSD 54

b. Unsur Ekstrinsik Novel HSD 76

2. Aspek Psikologi Watak dalam Novel HSD berdasarkan


(14)

xiv

a. Kebutuhan Fisiologi 79

b. Kebutuhan 80

c. Kebutuhan Dimiliki dan 81

d. Kebutuhan Harga 83

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri 83

3. Nilai P 84

a. Nilai Pendidikan A 85

b. Nilai Pendidikan M 86

c. Nilai Pendidikan S 87

d. Nilai Pendidikan Bud 90

B. 92

1. Struktur dalam Novel HSD 92

c. Unsur Intrinsik Novel HSD 92

d. Unsur Ekstrinsik Novel HSD 103

2. Aspek Psikologi Watak dalam Novel HSD berdasarkan

Teori 105

a. Kebutuhan Fisiologi 105

b. Kebutuhan Keamanan 106

c. Kebutuhan Dimiliki dan 106

d. Kebutuhan Harga 106

e. Kebutuhan Aktualisasi 107

3. Nilai P 108

a. Nilai Pendidikan A 109

b. Nilai Pendidikan M 111

c. Nilai Pendidikan S 112

d. Nilai Pendidikan B 114

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI,DAN 115

A. 115

B. I 117

C. SARAN 118


(15)

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

No. Nama Gambar Halaman

2.1

Fase-22 2.2

60

2.3 Analisis


(17)

xvii DAFTAR TABEL

No. NamaTabel

Halaman


(18)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

No. NamaLampiran

Halaman

1. Identitas 138

2. 140

3. 148


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, dan karya pengarang yang dituangkan lewat tulisan dengan menggunakan bahasa kepada pembaca di dalamnya berisi luapan jiwa, pemikiran, semangat, keyakinan pengarang berdasarkan pengalaman pribadi (yang benar-benar pernah di alami) atau juga sekedar hasil rekaan (fiksi). Keberadaan karya sastra lahir karena adanya bahasa. Bahkan dipastikan bahwa karya sastra tidak dapat lahir tanpa adanya bahasa. Oleh karena itu, dalam karya sastra Wellek dan Werren menyebutkan sebagai hubungan dialektikal. Sastra sebagai hasil imajinasi, hasil pekerjaan seni kreatif sastra berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan. Karya sastra juga menambah pengalaman batin bagi para pembacanya. Membicarakan sastra yang bersifat imajinatif, ada tiga jenis sastra yaitu prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel. Sebuah novel membicarakan tentang kejadian luar biasa dari kehidupan orang-orang.

Sebuah karya sastra yang ditulis oleh pengarang merupakan cerminan dari keadaan masyarakat sekitar. Karya sastra juga memiliki tujuan estetik. Di dalam sebuah karya sastra unsur cerita yang menarik sangat ditonjolkan. Selain itu, karya sastra juga harus memiliki bangunan struktur yang koheren dan bernilai estetis.

Pengarang atau sastrawan, dalam membuat karya sastra dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah pengalaman pengarang dan realitas yang ada di sekitar pengarang. Sejalan dengan itu, Plato juga mengatakan bahwa sastra dan seni hanya peniruan atau pencerminan dari kenyataan, maka ia berada di bawah kenyataan itu sendiri. Berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles bahwa dalam proses


(20)

baru dengan kekuatan kreativitasnya.

Karya sastra tidak akan terlepas dari kehidupan sosial masyarakat, karena bagaimana pun seorang pengarang akan menyampaikan pesan dalam karyanya sesuai dengan keadaan sosial masyarakat yang sedang bergejolak. Pengalaman itu bisa dirasakan langsung oleh pengarang ataupun lewat pengamatannya dalam masyarakat.

Berbagai permasalahan kehidupan individu atau masyarakat dapat dijadikan bahan atau ide penciptaan karya sastra. Tema seperti kritik sosial, perbedaan pandangan masyarakat, dan reaksi kejiwaan seseorang dalam menghadapi permasalahan kehidupan saat ini banyak dijadikan pokok pemikiran novelis. Sastra sebagai gejala kejiwaan (aspek psikologi) di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak melalui perilaku-perilaku tokohnya. Dengan demikian pengalaman kejiwaan pengarang yang semula terendap dalam jiwa, diproyeksikan melalui ciri-ciri kejiwaan tokoh imajinernya(Roekhan dalam Aminuddin,1991:92-93). Seorang pengarang dapat menciptakan tema yang dirangkum dalam satu tema utama. Semakin banyak permasalahan batin yang dimunculkan melalui tokoh, semakin menarik dan membuat penasaran pembacanya untuk melanjutkan menyelesaikan aktivitas membaca novel tersebut. Hal yang paling penting dari setiap pengkajian dan penelitian karya sastra, peneliti dan pembaca harus menyadari dengan sangat bahwa masing-masing individu pengarang memiliki pesan atau gagasan dari setiap masalah kehidupan yang dituangkan dan hendak disampikan melalui tulisan (dalam hal ini karya sastra).

Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis sebuah karya sastra. Abrams mengklasifikasikan pendekatan sastra ke dalam empat macam pendekatan, (1) pendekatan mimetik yang memandang karya sastra sebagai tiruan dunia kehidupan nyata, (2) pendekatan pragmatik memandang makna karya sastra ditentukan oleh publik pembacanya selaku


(21)

pernyataan dunia batin pengarang yang bersangkutan, dan (4) pendekatan objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri. Sehubungan dengan pendapat Abrams tersebut, Teew menyatakan bahwa keempat pendekatan tersebut saling melengkapi dan saling memerlukan sehingga tidak hanya salah satu di antaranya yang terbaik tetapi dalam penerapannya bergantung pada sifat karya sastra itu sendiri.

Pada dasarnya karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga mengggambarkan kejiwaan manusia. Analisis unsur intrinsik sastra akan mengkaji tentang tema, alur, tokoh, latar, point of view dan gaya bahasa dalam sebuah sastra. Dalam hal ini, pengarang berusaha mengungkapkan pemikiran dan gejolak batin yang biasa dialami manusia. Oleh karena itu, ada hubungan antara sastra dengan psikologi sastra yang meliputi hubungan psikologis tokoh dalam karya sastra, psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra, dan psikologis penulis pada saat melakukan proses kreatifitas yang tergambar lewat karangannya.

Dalam penciptaan karya sastra selalu terdapat tendensi nilai-nilai pendidikan yang sudah diselipkan saat proses pembuatan sastra itu berlangsung sebagai bentuk pendidikan melalui jalur membaca sastra. Meskipun sastra pada era sekarang lebih bebas dan tidak terikat tetapi tendensi sastra tetap ada yang mendasari terciptanya karya sastra. Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra meliputi pendidikan agama, moral, dan karakter. Tendensi yang disampaikan pengarang dalam nilai-nilai sastra baik tersirat maupun tersurat dapat

memberikan kemanfaatan bagi penikmat sastra (pembaca) berupa motivasi dan contoh-contoh baik yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata.


(22)

diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD sampai SMA atau sederajat. Secara material pembelajaran sastra sebagai bentuk aktualisasi budaya nasional dan usaha menumbuhkan kecintaan siswa (sebagai generasi bangsa) terhadap karya sastra anak bangsa. Secara esensial pada bagian tertentu dengan membaca karya sastra guru dapat mengarahkan dan memantapkan perilaku siswa pada kearifan nasional untuk menumbuhkan karakteristik siswa yang normatif, sehingga secara bertahap dapat membentuk pribadi yang berbudaya dan memiliki jati diri sebagai anak bangsa yang patut di banggakan.

Pendidikan sebagai keseluruhan yang kompleks sangat berhubungan dengan akal budi dalam kehidupan seseorang sebagai anggota masyarakat. Proses pendidikan di masyarakat bersifat membudaya. Nilai-nilai pendidikan tersebut perlu di tanamkan, dilestarikan, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat. Keseluruhan proses tersebut disebut budaya, dengan demikian manusia hidup itu selalu beriringan dengan kebudayaan. Nilai budaya dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu: (1) nilai keagamaan, (2) nilai ilmu pengetahuan, (3) nilai sosial, (4) nilai ekonomi, dan (5) nilai politik.

Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye adalah sebuah novel yang menceritakan kehidupan seorang anak umur 6 tahun yang bernama Delisa. Delisa merupakan seorang anak yang belajar hafalan shalat, dan belajar untuk hidup ikhlas dalam menghadapi cobaan hidup, kehilangan keluarga dicintai yang disebabkan bencana tsunami.

Tere Liye sebagai pengarang menampilkan tokoh Delisa dengan memasukkan unsur-unsur pendidikan yang diwujudkan tokoh dalam bentuk sikap dan prilaku tokoh sehari-hari. Hal ini di maksudkan agar pembaca meresapi dan mengamalkan dalam kehidupan nyata. 1) penulis novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye ini merupakan penulis salah satu buku dengan rating tertinggi di www.goodreads.com 4 dari 5 bintang, 2)


(23)

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

xviii DAFTAR LAMPIRAN

No. NamaLampiran

Halaman

1. Identitas 138

2. 140

3. 148


(2)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, dan karya pengarang yang dituangkan lewat tulisan dengan menggunakan bahasa kepada pembaca di dalamnya berisi luapan jiwa, pemikiran, semangat, keyakinan pengarang berdasarkan pengalaman pribadi (yang benar-benar pernah di alami) atau juga sekedar hasil rekaan (fiksi). Keberadaan karya sastra lahir karena adanya bahasa. Bahkan dipastikan bahwa karya sastra tidak dapat lahir tanpa adanya bahasa. Oleh karena itu, dalam karya sastra Wellek dan Werren menyebutkan sebagai hubungan dialektikal. Sastra sebagai hasil imajinasi, hasil pekerjaan seni kreatif sastra berfungsi sebagai hiburan yang menyenangkan. Karya sastra juga menambah pengalaman batin bagi para pembacanya. Membicarakan sastra yang bersifat imajinatif, ada tiga jenis sastra yaitu prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel. Sebuah novel membicarakan tentang kejadian luar biasa dari kehidupan orang-orang.

Sebuah karya sastra yang ditulis oleh pengarang merupakan cerminan dari keadaan masyarakat sekitar. Karya sastra juga memiliki tujuan estetik. Di dalam sebuah karya sastra unsur cerita yang menarik sangat ditonjolkan. Selain itu, karya sastra juga harus memiliki bangunan struktur yang koheren dan bernilai estetis.

Pengarang atau sastrawan, dalam membuat karya sastra dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah pengalaman pengarang dan realitas yang ada di sekitar pengarang. Sejalan dengan itu, Plato juga mengatakan bahwa sastra dan seni hanya peniruan atau pencerminan dari kenyataan, maka ia berada di bawah kenyataan itu sendiri. Berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles bahwa dalam proses


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id2 penciptaan, sastrawan tidak semata-mata meniru kenyataan, tetapi juga menciptakan dunia baru dengan kekuatan kreativitasnya.

Karya sastra tidak akan terlepas dari kehidupan sosial masyarakat, karena bagaimana pun seorang pengarang akan menyampaikan pesan dalam karyanya sesuai dengan keadaan sosial masyarakat yang sedang bergejolak. Pengalaman itu bisa dirasakan langsung oleh pengarang ataupun lewat pengamatannya dalam masyarakat.

Berbagai permasalahan kehidupan individu atau masyarakat dapat dijadikan bahan atau ide penciptaan karya sastra. Tema seperti kritik sosial, perbedaan pandangan masyarakat, dan reaksi kejiwaan seseorang dalam menghadapi permasalahan kehidupan saat ini banyak dijadikan pokok pemikiran novelis. Sastra sebagai gejala kejiwaan (aspek psikologi) di dalamnya terkandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak melalui perilaku-perilaku tokohnya. Dengan demikian pengalaman kejiwaan pengarang yang semula terendap dalam jiwa, diproyeksikan melalui ciri-ciri kejiwaan tokoh imajinernya(Roekhan dalam Aminuddin,1991:92-93). Seorang pengarang dapat menciptakan tema yang dirangkum dalam satu tema utama. Semakin banyak permasalahan batin yang dimunculkan melalui tokoh, semakin menarik dan membuat penasaran pembacanya untuk melanjutkan menyelesaikan aktivitas membaca novel tersebut. Hal yang paling penting dari setiap pengkajian dan penelitian karya sastra, peneliti dan pembaca harus menyadari dengan sangat bahwa masing-masing individu pengarang memiliki pesan atau gagasan dari setiap masalah kehidupan yang dituangkan dan hendak disampikan melalui tulisan (dalam hal ini karya sastra).

Ada beberapa pendekatan dalam menganalisis sebuah karya sastra. Abrams mengklasifikasikan pendekatan sastra ke dalam empat macam pendekatan, (1) pendekatan mimetik yang memandang karya sastra sebagai tiruan dunia kehidupan nyata, (2) pendekatan pragmatik memandang makna karya sastra ditentukan oleh publik pembacanya selaku


(4)

penyambut karya sastra, (3) pendekatan ekspresif memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin pengarang yang bersangkutan, dan (4) pendekatan objektif memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri. Sehubungan dengan pendapat Abrams tersebut, Teew menyatakan bahwa keempat pendekatan tersebut saling melengkapi dan saling memerlukan sehingga tidak hanya salah satu di antaranya yang terbaik tetapi dalam penerapannya bergantung pada sifat karya sastra itu sendiri.

Pada dasarnya karya sastra yang dihasilkan sastrawan selalu menampilkan tokoh yang memiliki karakter sehingga karya sastra juga mengggambarkan kejiwaan manusia. Analisis unsur intrinsik sastra akan mengkaji tentang tema, alur, tokoh, latar, point of view dan gaya bahasa dalam sebuah sastra. Dalam hal ini, pengarang berusaha mengungkapkan pemikiran dan gejolak batin yang biasa dialami manusia. Oleh karena itu, ada hubungan antara sastra dengan psikologi sastra yang meliputi hubungan psikologis tokoh dalam karya sastra, psikologis pembaca sebagai penikmat karya sastra, dan psikologis penulis pada saat melakukan proses kreatifitas yang tergambar lewat karangannya.

Dalam penciptaan karya sastra selalu terdapat tendensi nilai-nilai pendidikan yang sudah diselipkan saat proses pembuatan sastra itu berlangsung sebagai bentuk pendidikan melalui jalur membaca sastra. Meskipun sastra pada era sekarang lebih bebas dan tidak terikat tetapi tendensi sastra tetap ada yang mendasari terciptanya karya sastra. Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra meliputi pendidikan agama, moral, dan karakter. Tendensi yang disampaikan pengarang dalam nilai-nilai sastra baik tersirat maupun tersurat dapat

memberikan kemanfaatan bagi penikmat sastra (pembaca) berupa motivasi dan contoh-contoh baik yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id4 Sastra merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD sampai SMA atau sederajat. Secara material pembelajaran sastra sebagai bentuk aktualisasi budaya nasional dan usaha menumbuhkan kecintaan siswa (sebagai generasi bangsa) terhadap karya sastra anak bangsa. Secara esensial pada bagian tertentu dengan membaca karya sastra guru dapat mengarahkan dan memantapkan perilaku siswa pada kearifan nasional untuk menumbuhkan karakteristik siswa yang normatif, sehingga secara bertahap dapat membentuk pribadi yang berbudaya dan memiliki jati diri sebagai anak bangsa yang patut di banggakan.

Pendidikan sebagai keseluruhan yang kompleks sangat berhubungan dengan akal budi dalam kehidupan seseorang sebagai anggota masyarakat. Proses pendidikan di masyarakat bersifat membudaya. Nilai-nilai pendidikan tersebut perlu di tanamkan, dilestarikan, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat. Keseluruhan proses tersebut disebut budaya, dengan demikian manusia hidup itu selalu beriringan dengan kebudayaan. Nilai budaya dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu: (1) nilai keagamaan, (2) nilai ilmu pengetahuan, (3) nilai sosial, (4) nilai ekonomi, dan (5) nilai politik.

Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye adalah sebuah novel yang menceritakan kehidupan seorang anak umur 6 tahun yang bernama Delisa. Delisa merupakan seorang anak yang belajar hafalan shalat, dan belajar untuk hidup ikhlas dalam menghadapi cobaan hidup, kehilangan keluarga dicintai yang disebabkan bencana tsunami.

Tere Liye sebagai pengarang menampilkan tokoh Delisa dengan memasukkan unsur-unsur pendidikan yang diwujudkan tokoh dalam bentuk sikap dan prilaku tokoh sehari-hari. Hal ini di maksudkan agar pembaca meresapi dan mengamalkan dalam kehidupan nyata. 1) penulis novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye ini merupakan penulis salah satu buku dengan rating tertinggi di www.goodreads.com 4 dari 5 bintang, 2)


(6)