Analisis isi pesan dakwah dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH
DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA
KARYA TERE-LIYE

Oleh:
HENI SINTAWATI
NIM: 105051001892

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL
HAFALAN SHALAT DELISA
KARYA TERE-LIYE

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)


Oleh:
HENI SINTAWATI
NIM: 105051001892

Di bawah bimbingan:

Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP: 150276299

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 24 Maret 2009

Heni Sintawati

ABSTRAK

Heni Sintawati
Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya
Tere-Liye

Di zaman modern seperti sekarang ini, banyak media yang dapat dijadikan

sebagai sarana dakwah. Selain media massa, seperti koran, majalah, radio dan
televisi, ada juga sarana lain yang cukup efektif, yaitu melalui buku. Melihat
animo masyarakat yang mulai menyukai buku sebagai sumber ilmu dan
pengetahuan menjadikan dakwah melalui buku bisa dijadikan alternative yang
cukup representatif.
Novel adalah salah satu bentuk buku yang berisi cerita-cerita fiksi atau
karangan. Meskipun novel hanya berisi cerita fiksi namun di dalamnya sering
mengandung pesan, baik itu pesan moral maupun pesan spiritual. Banyak dari
yang mempunyai kemampuan menulis pun memanfaatkan novel untuk
menyampaikan pesan-pesan dakwahnya.
Belakangan ini kita melihat begitu banyak lahir penulis-penulis muslim
Indonesia yang concern dengan pena (dakwah bil qalam) melalui novel. Kita
mengenal Helvi Tiana Rosa, yang memelopori tulisan fiksi Islam dengan payung
Forum Lingkar Pena Islam (FLP) yang dipimpinnya, Tere-Liye, Asma Nadia,
Izzatul Jannah, dan sebagainya. Penulis-penulis novel Islam seperti yang disebut
di atas telah melahirkan banyak buku-buku fiksi seperti novel dan kumpulankumpulan cerpen yang isinya kental dengan nuansa dakwah.
Dalam skripsi ini saya meneliti salah satu novel yang banyak sekali
mengandung pesan dakwah, yaitu novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye.
Peneliti ingin mengetahui pesan-pesan dakwah apa saja yang terkandung dalam
novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye? Tema apa saja yang mendominasi

pesan dakwah dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye?
Metodologi yang digunakan yaitu content analisis atau analisis isi dengan
metode kuantitatif melalui pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Serta melalui kategorisasi yaitu aqidah, syariah dan akhlak.
Setelah dilakukan pengolahan data kecenderungan isi pesan dakwah dalam
novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye adalah 0,92 % dan dilihat dari
prosentase hasil olah data tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa pesan
yang mendominasi dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye adalah
pesan syariah dengan prosentase 49,4 %, diikuti pesan akhlak dengan prosentase
28,1 %, dan pesan aqidah dengan prosentase 22,5 %.

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “ ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM
NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE-LIYE ’’ telah diajukan
dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi “ UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ’’, pada tanggal 3 Juni 2009. skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 3 Juni 2009

Siadang Munaqasyah
Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Dr. Murodi, MA
NIP : 150254102

Nunung Khaeriyah, MA
NIP : 150389353

Anggota
Penguji I

Penguji II

Noor Bekti Negoro, M. Si
NIP : 150293230

Umi Musyarofah, MA

NIP : 150281980

Pembimbing

Drs. Wahidin Saputra, MA
NIP: 150276299

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr, Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah
mengatur, membimbing semua hamba-Nya, sekaligus menetapkan ketentuan
hidup yang harus dilalui sebagai makhluk ciptaan-Nya. Hanya Dialah yang
dengan kekuasaan-Nya senantiasa memberikan berbagai nikmat kepada insan
semua. Semoga kenikmatan Iman, Islam, dan Ihsan selalu tersimpan dalam diri
kita sebagai cerminan manusia yang bertaqwa.
Shalawat seiring salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan Nabi besar
Muhammad saw. Kepada para sahabat dan keluarganya yang selalu menjaga dan
mencintai beliau semasa hidupnya, para sahabat yang bersungguh-sungguh
melaksanakan dakwahnya, juga kepada kita para umatnya yang tetap pada

komitmen dalam menegakkan hembusan nafas Islam sampai akhir hayat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan bukan semata-mata dari
pribadi penulis, namun berkat pertolongan Allah swt. Dan bantuan dari semua
pihak yang turut andil dalam memberikan do’a, moril materil, serta keikhlasan
dalam membimbing penulis. Oleh karena itu hanya ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya yang dapat penulis hanturkan kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya. Berkat taufik dan
hidayah dari Allah beliau dapat melaksanakan amanat berat untuk
menjalankan jalannya perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. H. Murodi, MA., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
besrta segenap jajarannya. Yang dengan gigih melaksanakan tugastugasnya sehingga dapat berjalan dengan lancar Fakultas Dakwah dan
Komunikasi khususnya.
3. Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku ketua Jurusan KPI serta dosen
pembimbing dalam penyusunan skripsi, dan juga telah meluangkan
waktunya untuk mengoreksi, membimbing serta mengarahkan penulis
guna mendapatkan skripsi yang lebih baik.
4. Umi Musyarofah, MA., selaku sekretaris Jurusan KPI, yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam membimbing dan sebagai konsultan bagi

penulis selama menempuh studi di Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap Dosen yang telah membimbing dengan memberikan ilmunya
kepada penulis selama menempuh perkuliahan di Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada staf Perpustakaan Umum dan staf Perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, yang telah membantu penulis untuk mendapatkan
referensi berupa kepustakaan dan memberikan fasilitasnya.
7. Kepada Kedua Orang Tua yang sangat aku cintai Bapak H. Muhammad
Zein dan Ibu Hj. Masroh semoga Allah swt. Selalu memberi taufiq,
hidayah, dan inayah-Nya agar menjadi orang yang khusnul khotimah di
akhir hayatnya.

8. Saudara-saudaraku yang tercinta di rumah, kakak-kakakku, Ustadzah Hj.
Zainab, Romlih Zein, H. Abd Azis, H. Abd Rosyid, Suryanah, Iwan
Setiawan, Afan Dedi SE, Yakub Arifin, serta kakak-kakak iparku dan
keponakan-keponakanku, Saiful, M. Yusuf SE, Nuraifah Hasan, Ayang,
Umi, Imam, Irgi, Wilda, Jihan, Rafi, Wahda, Ade Zakiyah, Kayla, Kia dan
si mungil pendatang baru, Misselli, M. Faisal Ridho yang menjadikanku

selalu semangat untuk memberikan contoh yang terbaik.
9. Terkhusus buat cintaku Eko Tri Qurnianto, S.Th.I,. yang dengan sepenuh
hatinya membimbing dan menyayangiku, yang menjadikanku selalu
semangat dalam menjalani hari-hariku.
10. Kepada teman-teman seperjuangan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
khususnya KPI B, yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga
kelak kita semua menjadi manusia-manusia yang berguna bagi nusa,
bangsa dan agama.

Akihranya penulis menyadari keterbatasannya sebagai manusia biasa,
mungikin mempunyai kekurangan atau kelemahan. Begitupun penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini masih banyak yang harus diperbaiki dan diperbaharui.
Oleh karenanya kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan
untuk kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap, semoga
apa yang ditulis dalam skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Semoga Allah swt. Membalas semua kebaikan dan jasa mereka serta
dilimpahkan pahala yang berlipat ganda dan segala bantuan yang telah diberikan
dicatat sebagai amal salih di sisi-Nya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Jakarta, Maret 2009

HENI SINTAWATI

DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................

i

KATA PENGANTAR.................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................


viii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................
D. Metodologi Penelitian ......................................................
E. Tinjauan Pustaka..............................................................
F. Sistematika Penulisan.......................................................

BAB II

LANDASAN TEORITIS
A. Analisis Isi .......................................................................
B. Pesan Dakwah.................................................................
C. Nevel dan Unsur Intrinsik dalam Novel............................
D. Dialog dalam Novel .........................................................

BAB III

DESKRIPSI NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA
A. Riwayat Hidup Tere-Liye.................................................
B. Deskripsi Novel Hafalan Shalat Delisa.............................
C. Unsur Intrinsik Novel Hafalan Shalat Delisa ....................
D. Sinopsis ...........................................................................

1

BAB VI

PESAN DAKWAH
SHALAT DELISA

DALAM

NOVEL

HAFALAN

A. Dialog Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa......................
B. Isi Pesan Dakwah dalam Novel Hafalan Shalat Delisa......
1.

Pesan Akidah ............................................................

2. Pesan Syari’ah............................................................
3. Pesan Akhlak .............................................................
C. Kategori Pesan Dominan dalam Novel Hafalan Shalat
Delisa...............................................................................
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................
B. Saran-saran ......................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN ................................................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Kategoriasasi
Tabel 2 Tabel Rincian Hasil Penelitian Kategori Pesan Aqidah
Tabel 3 Tabel Rincian Hasil Penelitian Kategori Pesan Syariah
Tabel 4 Tabel Rincian Hasil Penelitian Kategori Pesan Akhlak
Tabel 5 Tabel Hasil Prosentase Data

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sangat banyak hal yang dapat dipelajari dari karya sastra, masalah yang
diperbincangkannya dapat meluaskan pengalaman seseorang dari sudut sosial,
budaya, politik, ekonomi, sejarah, agama, seni bahkan filsafat. Tokoh-tokoh
yang ditemukan di sana juga memperkenalkan pembaca pada keluasan
kemungkinan pengenalan hidup manusia, apakah itu dilihat dari keragaman
wataknya, kualitas perkembangannya, tenaga dan pekerjaannya, serta harapan
dari impiannya. Tak ketinggalan cara pengungkapannya juga dapat
memperhalus budi dan perasaan kita, mengajari empati dan toleransi, dan
karena pengalaman itu secara perlahan membentuk seseorang menjadi
manusia yang lebih manusiawi.1
Secara umum bentuk karya sastra terbagi tiga yaitu prosa, puisi dan
drama. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif dan
biasanya dalam bentuk cerita.
Novel lebih panjang setidaknya 40.000 kata dan lebih kompleks dari
cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau
sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan
mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi
yang aneh dari naratif tersebut.
1

h. 7

Pemasuk Eneste, Buku Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta, Kompas: 2001), edisi ke-3,

Sudah jelas motivasi Al-Qur’an yang memerintahkan umatnya untuk
belajar menulis. Hal itu secara eksplisit disebutkan dalam lima ayat permulaan
surat Al-Alaq [96] yang memiliki arti sebagai berikut:2
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
paling pemurah yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Bagi Thanthawi Jauhari, 3sebagaimana dikutip oleh Suf Kasman dalam
bukunya Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Dakwah Bi AlQalam dalam Al-Qur’an, menyebutkan bahwa ayat tersebut mendobrak
kejumudan masyarakat Arab kala itu yang hanya mementingkan tradisi
penginderaan, hafalan dan tutur kata, dengan menyodorkan hal-hal yang tidak
kalah penting, yaitu: tulisan. 4
Dakwah sendiri menurut Syaikh Ali Makhfudz dalam Hidayat AlMursyidin sebagaimana dikutip oleh Nurul Badrutammam, adalah hatstsa an
naas’ala al khyri wa al hadiist wa al amru bi al ma’ruf wa an nahyu ‘an al
munkaar liyafuuzuu bi sa’aadati al ‘aajil wa al aajil (usaha mendorong
manusia kearah kebajikan dan petunjuk Tuhan dan mengajak berbuat yang

2

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya:
Penerbit CV. Jaya Sakti, 1989), h. 1079
3
Thanthawi Jawhari adalah seorang cendikiawan mesir kelahiran tahun 1870 beliau
adalah salah seorang tokoh pembaharu yang memotivasi kaum muslimin untuk menguasai ilmu
secara luas. Beliau juga seorang ahli filsafat dan seorang tokoh “mufasir ilmu” yang luas ilmunya.
Gagasan dan pemikiran membuat Thanthawi diperhitungkan dalam jajaran pemikir islam terlihat
dalam 3 hal: (1) obsesinya untuk memajukan daya piker umat islam, (2) pentingnya ilmu bahasa
dalam menguasai idiom-idiom modern, (3) pengkajian terhadap Al-Qur,an sebagai satu-satunya
kitab suci yang memotivasi pengembang ilmu. Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi
Islam, (Jakarta: Penerbit Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), cet. Ke-4, jilid 2, h. 107
4
Suf Kasman, Jurnalisme Universal: Mendasari Prinsip-Prinsip Dakwah Bi Al-Qalam,
(Jakrata: penerbit TERAJU, 2005), cet. Ke-1, h.87

makruf dan menjauhi yang munkar agar meraih kebahagiaan dunia dan
akhirat).5
Sedangkan al-qalam menurut Abdurrahman Bin Nasir AL-Sa’di, seperti
yang dikutip oleh Suf Kasman adalah mencakup segala keeluruhan apa yang
dipergunakan untuk menulis sebagai ilmu pengetahuan. Al-Mansyur dan AlManuzum (menyiarkan dan sistematis). Dengan demikian dakwah bil qalam
sebagaimana yang diungkapkan oleh Jalaludin Rakhmat dalam Islam Aktual,
sebagaimana yang dikutip oleh Suf Kasman adalah dakwah melalui media
cetak.6 Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan
seseorang berkomunikasi secara intens dan menyebabkan pesan dakwah bisa
menyebar seluas-luasnya.
Dan salah seorang yang benar-benar memanfaatkan al qalam sebagai
media dakwahnya adalah Tere-Liye, ia menuangkan karyanya dalam novel
yang berjudul Hafalan Shalat Delisa, yang mengisahkan tentang bacaan shalat
anak enam tahun dengan latar bencana tsunami.
Buku ini begitu menyentuh hati. Bagaimana seorang gadis kecil
mengajarkan arti kesabaran dalam menghadapi cobaan. Bagaimana seorang
gadis kecil ingin mempersembahkan shalat yang sempurna untuk-Nya. Dan
buku ini juga mengajak kita mencintai kehidupan, juga kematian, mencintai
anugerah juga musibah, dan mencintai indahnya hidayah.

5

Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, (Jakarta: Grafindo, 2005), cet.
Ke-1, h. 36
6
Suf Kasman, Ibid, h. 118

Dari banyak novel yang dikarang Tere-Liye, novel Hafalan Shalat Delisa
lah yang merupakan best seller setelah terlebih dahulu novel karangan TereLiye yang berjudul Moga Bunda diSayang Allah.
Karya-karya Tere-Liye sangat banyak diminati terutama karyanya yang
berjudul Hafalan Shalat Delisa, karena novel yang peneliti teliti merupakan
edisi revisi terbitan Republika. Selain karena novel ini di sajikan dengan gaya
sederhana namun sangat menyentuh. Dan novel inipun dijasikan tidak hanya
untuk remaja saja tetapi juga untuk anak-anak dengan harapan dan tujuan agar
anak-anak dapat termotivasi untuk menghafalkan bacaan shalat. Dan ditujukan
pula kepada para orang tua agar dapat membimbing dan mengarahkan anakanak mereka untuk melaksanakan rukun islam yang ke dua yaitu shalat lima
waktu.
Tere-Liye adalah dari bahasa India artinya untuk-Mu, untuk teman, untuk
kakak, adik, ibu, bapak, tetangga, tapi sungguh di atas segalanya, hanya
untuk-Mu. Awalnya Tere-Liye bersikukuh tidak ingin dikenal pembaca.
Tetapi situasinya semakin ke sini, semakin tidak mudah. Akhirnya setiap
novel yang diterbitkan Tere-Liye meberikan alamat email bagi pembaca
berteman, mengenal, atau sekedar ingin menyapa.
Itulah hubungan novel dengan dakwah sebagai media komunikasi dimana
di dalamnya terdapat proses komuniksi yang mengandung pesan-pesan moral.

Biasanya pesan moral itu mencerminkan pandangan hidup pengarang yang
bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran.7
Meurut Ir. Hadiyanto, M.Si dalam bukunya Membudayakan Kebiasaan
Menulis, ia mengatakan bahwa kebiasaan menulis (dalam hal ini adalah
termasuk novel) bisa diartikan secra sederhana. Namun dapat pula ditafsirkan
lebih luas. Jadi tidak sekedar menuangkan informasi atau pesan dari bahasa
lisan kebahasa tulisan. Karena dilihat dari pandangan komunikasi, pertanyaan
“mengapa kita menulis” dapat ditelusuri dari segi motivasi menulis dan
tujuan-tujuan yang paling hakiki dari komunikasi. Tetapi, masih menurut
beliau, apapun juga motivasinya tulis-menulis selalu erhubungan dengan
usaha

atau

kegiatan

yang

dilakukan

oleh

seorang

penulis

untuk

mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, dan isi pikirannya secara jelas dan
efektif kepada pembaca.8
Dengan mengikuti alur logika tersebut, dapat dikatakan bahwa karya sastra
Tere-Liye yang berjudul Hafalan Shalat Delisa yang menjadi pokok
penelitian dapat memuat pesan-pesan keagamaan yang terkandung dalam
ajaran islam. Karena Tere-Liye adalah seorang penulis novel muslim, dan oleh
karenanya tidak mustahil bila ia mendasari pandangannya tentang nilai-nilai
kebenaran sebagaimana yang diajarkan islam. Sejalan dengan ini, Hasyim
mengatakan dan telah dikutif oleh Prof. Dr. Nabilah Lubis: “Apabila karya
sastra itu mengajak kejalan yang benar, dan menegakkan amal saleh melalui

7
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjahmada University
Press, 1995), cet. Ke-1 h. 322
8
Hadiyanto, Membudayakan Kebiasaan Menulis, (Jakarta: PT. Fikahati Areksa, 2001),
cet. Ke-1, h. 9-10

tokoh-tokohnya maka ia berarti mereka menganut ajaran bahwa segala sesuatu
dari Allah, untuk Allah, dan karena Allah. Sedangkan bila sastra itu
mempunyai tujuan lain dan melepaskan diri dari ajaran agama, maka karyakarya sastranya mengandung ajaran seni untuk seni atau seni untuk sastra.”9
Nabilah Lubis pun mengatakan bahwa seorang “sastrawan” termasuk
khalifah Allah dibidang bahasa dan sastra mempunyai tanggung jawab dan
kewajiban seperti khalifah Allah pada bidang-bidang yang lain, dan harus
bergerak dalam melaksanakan amanat Allah mengajak umat untuk menuju ke
jalan yang benar dan menjauhi larangan-Nya, yaitu “amar ma’ruf nahi
munkar”. 10
Hal inilah yang menjadi landasan mengapa peneliti tertarik mengangkat
judul Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya
Tere-Liye.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada dialog yang terdapat dalam Novel Hafalan
Shalat Delisa karya Tere-Liye. Mengacu pada hal di atas, dirumuskan ke
dalam perumusan masalah penelitian. Adapun rumusan masalah tersebut
sebagai berikut:
1. Pesan-pesan dakwah apa sajakah yang terkandung dalam novel Hafalan
Shalat Delisa karya Tere-Liye?

9

Nabilah Lubis, Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi, (Jakarta: penerbit
Yayasan Media Alo Indonesia, 2001), cet. Ke-2, h. 12
10
Ibid

2. Tema apa yang mendominasi pesan dakwah dalam novel Hafalan Shalat
Delisa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.

Mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel
Hafalan Shalat Delisa karya Tere-Liye.

b.

Memperoleh data tentang tema yang mendominasi novel Hafalan
Shalat Delisa.

2. Manfaat Penelitian
a.

Manfaat Praktis
1). Memperkaya khazanah intelektual, wawasan dan gambaran secara
utuh tentang dunia pernovelan islam.
2) Memberikan informasi tentang tema pesan yang terkandung dalam
novel Hafalan Shalat Delisa.

b. Manfaat Akademis
Menemukan teori-teori tentang tulisan sastra dan dakwah di dalam
novel Hafalan Shalat Delisa. Jadi bukan hanya sekedar sebuah tulisan
semata melainkan sebagai media yang di dalamnya terdapat pesanpesan dakwah.

D. Metodologi Penelitian
1. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah novel berjudul Hafalan Shalat
Delisa karya Tere-Liye yang diterbitkan oleh Republika pada tahun 2008.
dan unit pengamatannya adalah dialog-dialog yang ada dalam novel
tersebut yang mengandung pesan dakwah.
2. Pengumpulan Data
a. Observasi atau pengamatan yaitu metode pertama yang digunakan
dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap penomena-penomena yang diselidiki. 11
Disini penulis mengutip kemudian mencatat dialog-dialog yang ada
dari novel Hafalan Shalat Delisa.
b. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, buku, internet, dan lain sebagainya.
c. Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data dengan
melakukan komunikasi tatap muka (face to face) antara peneliti dan
sumber penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara
dengan Tere-Liye sebagai penulis novel Hafalan Shalat Delisa.
Wawancara dilakukan melalui email.

11

Cet. Ke-1.

Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)

3. Kategorisasi
a. Kategorisasi
Penyusunan kategori isi pesan yang diteliti meliputi tiga kategori
besar yaitu aqidah, syariah, dan akhlak.
Tabel 1
No

Kategori

1

Pesan Aqidah

Sub Kategori
a. Iman Kepada Allah
b. Iman Kepada Malaikat
c. Iman Kepada Kitab
d. Iman Kepada Rasul
e. Iman Kepada Hari Akhir
f. Iman Kepada Qadha dan Qadar

2

Pesan Syari’ah

a. Ibadah
b. Muammalah

3

Pesan Akhlak

a. Akhlak Kepada Allah
b. Akhlak Kepada Manusia

b. Penjurian
Juri ke satu yaitu Ustadzah Hj. Zainab, beliau merupakan da’iyah
di kota Tangerang, kecamatan Cipondoh, kelurahan Cipondoh
Makmur, memiliki yayasan Majlis Ta’lim Al-Ikhlas, TKQ, TPA dan
MDA dan
merupakan

mengajar sebanyak 20 Majlis Ta’lim, beliau juga
koordinator

FKU

(Forum

Kecematan Cipondoh, Kota Tangerang.

Komunikasi

Ustadzah)

Juri ke dua yaitu Eko Tri Qurnianto, beliau merupakan Sarjana
Tafsir Hadits Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Juri ke tiga yaitu Muhammad Yusuf Hasan, beliau merupakan
Sarjana Sosial Islam

Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, dan

beliau juga merupakan pengelola yayasan Majlis Ta’lim Al-Ikhlas.
4. Analisis Data
Data akan dianalisa dengan menggunakan metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kuantitatif. Kegiatan deskriptif dilakukan dengan
menjelaskan dan menggambarakan tokoh dan menganalisa isi novel
Hafalan Shalat Delisa. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengadakan
pengamatan yang cermat mengenai isi novel Hafalan Shalat Delisa karya
Tere-Liye. Dan untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategorikategori isi tulisan dimintakan pengujian kategori kepada tiga orang juri
atau koder. Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai
koefisien reliabilitas dengan rumus dari Hostly, yaitu:

Koefisien reliabilitas = 2M
N1+N2
Komposit reliabilitas =

N (X antar juri)
1=(N-1) (X antar juri)

Berikut ini adalah tahapan-tahapan penulis dalam menganalisa data:
a. Melakukan kategorisasi terhadap novel Hafalan Shalat Delisa.
b. Memasukkan data kedalam lembaran koding sesuai dengan kategori
yang telah ditentukan.
c. Menentukan koder untuk mengisi lembar koding.
d. Kemudian melakukan penghitungan, mendeskripsikan data yang telah
diperoleh berdasarkan tema yang ditentukan dan kemudian ditarik
kesimpulan mengenai tema yang paling banyak muncul.

E. Tinjauan Pustaka
Sepanjang penelusuran yang penulis lakukan, ada beberapa buku maupun
tulisan yang berkaitan dengan skripsi yang akan penulis tulis, yang berkaitan
dengan objek analisis isi pesan dakwah dalam novel.
Adapun skripsi yang membahas tentang analisis isi pesan dakwah dalam
novel yaitu yang berjudul : Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel KapasKapas di Langit Karya Pipiet Senja yang ditulis oleh Rahmat Hidayat berisi
tentang seorang gadis Remaja bernama Garsini dihadapkan antara dua pilihan
kembali ke tanah air dan menerima lamaran seorang dokter atau menerima
beasiswa S2 ke universitas berkelas.12 Dalam penelitian peneliti meneliti
pesan-pesan dakwah secara perbab. Skripsi lainnya yaitu berjudul : Analisis
Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel Di Bawah Lindungan Ka’bah Karya
Prof. DR. Hamka yang ditulis oleh Muhammad Yusuf berisi tentang cinta
12

Program Sarjana Strata Satu (S1), Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008 dan tidak di publikasikan.

murni diantara sepasang remaja, yang dilandasi keikhlasan dan kesucian jiwa,
jalan ceritanya dilatar belakangi dengan peraturan-peraturan adat pusaka yang
kokoh kuat, dalam suatu negeri yang bersuku dan berlembaga.13 Dalam
penelitian ini peneliti meneliti bagaimana cara mengemas pesan-pesan dakwah
yang terkandung dalam novel tersebut.
Dari penelusuran peneliti bahwa skripsi-skripsi terdahulu meneliti novel
cenderung lebih banyak tentang hubungan kisah cinta sepasang remaja, dan
cenderung ditujukan hanya untuk remaja saja, sedangkan pada penelitian yang
peneliti lakukan adalah novel tentang seorang anak usia enam tahun yang
berusaha keras untuk menghafal bacaan shalatnya agar dapat shalat dengan
sempurna. Novel Hafalan Shalat Delisa ditujukan tidak hanya untuk remaja
saja melainkan untuk anak-anak agar lebih terdorong menghafal bacaan
shalatnya, dan terlebih juga novel Hafalan Shalat Delisa ini ditujukan juga
kepada orang tua agar dapat mendidik putra-putrinya terutama dalam
melaksanakan rukun islam yang ke dua yaitu shalat lima waktu.

F. Sistematika Penulisan
Bab I

Berisikan pendahuluan, di dalamnya dikemukakan tentang latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan.

13

Program Sarjana Strata Satu (S1), Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008 dan tidak di publikasikan.

Bab II landasan teoritis menjelaskan pengertian analisis isi, pesan
dakwah, novel dan unsure intrinsik dalam novel, dialog dalam
novel.
Bab III Deskripsi novel Hafalan Shalat Delisa dan penulisnya berisikan
riwayat hidup Tere-Liye, unsure intrinsik novel hafalan shalat
Delisa dan sinopsis.
Bab VI Pesan dakwah dalam novel Hafaln Shalat Delisa berisikan dialog
dalam novel hafalan shalat Delisa, isi pesan dakwah dalam novel
hafalan shalat Delisa dan kategori pesan dominant dalam novel
hafalan shalat Delisa.
Bab V Merupakan bab penutup yang memaparkan kesimpulan dan
saran-saran yang menjadi jawaban atas pokok permasalahan.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Analisis Isi
1. Pengertian Analisis Isi
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh
gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif,
sistematis dan relevan. Secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja
menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan
keduanya sekaligus.14
Analisis isi adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis/tercetak dalam media massa. Analisis
isi digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang
disampaikan dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk
menganalisis semua bentuk komunikasi.15
Barelson mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk
keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis, dan komunikatif
tentang manifestasi komunikasi.16

14

Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka,
Jakarta:1993, h. 36
15
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2002), Cet.Ke-11, h.89
16
Soejono dan Abdurrahman, Metode Penelitian, PT. Rineka Cipta, Jakarta:1999,
Cet.Ke-1, h.13

Klaus Krippendorff mendefinisikan analisis isi sebagai teknik
penelitian yang dimanfaatkan untuk menarik kesimpulan yang reflikatif
(yang dapat ditiru) dan shahih dari data atas dasar konteksnya.17
Menurut R. Holsty, analisis isi adalah suatu metode analisis isi pesan
dalam suatu cara yang sistematis dan menjadi petunjuk untuk mengamati
serta

menganalisis

pesan-pesan

tertentu

yang

disampaikan

oleh

komunikator. Holsty menjelaskan di dalam pendekatan kualitatif,
menggunakan seperangkat tema sebagai pedoman dalam pembahasan
seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut
dikembangkan oleh suatu sumber atau media dan cenderung untuk
meneliti masalah yang tidak mencakup jumlah (kuantitas).18
Metode content analysis atau analisis isi konvensional dikalangan
ilmuan sosial, khususnya peneliti media amat populer keberadaannya.
Karena merupakan suatu metode yang amat efisien untuk menginvestigasi
isi media baik yang tercetak maupun media dalam bentuk broadcast.19
Jalaludin Rahmat dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
Komunikasi mengatakan bahwa penelitian dengan menggunakan metode
analisis isi mempunyai tahapan sebagai berikut: perumusan masalah,

17

Klaus Krippendorff, Analisis Isi; Pengantar Teori dan Metodologi, PT. Remaja
Grafindo Persada, Jakarta:1993, h.56
18
R. Holsty, et. al, Content Analysis, dalam Hand Book of Social Sosialogy, Editor by
Dardenr Lindzey dan Ellrot Aronson, Cambrige Massachuset, Edisson-Wesley: 1994, h. 589-600
19
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Metodologis ke Arah Ragam Varian
Kontemporer, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2004), Cet. Ke-4. h. 133

perumusan

hipotesis,

penarikan

sampel,

pembuatan

alat

ukur,

pengumpulan data, dan nalisa data.20

B. Pesan Dakwah
1. Pesan Dakwah
Pesan seperti halnya tema dilihat dari segi dikotomik bentuk isi
karya serta merupakan unsur isi. Ia merupakan sesuatu yang ingin
disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya. Ia juga makna yang
terkandung dalam sebuah karya.
Dalam kamus bahasa Indonesia pesan mengandung arti perintah.,
nasihat, permintaan,

amanat yang harus dilakukan atau disampaikan

kepada orang lain. 21
Dalam buku komunikasi dakwah, Toto Tasmara mengatakan bahwa
pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an
dan sunah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah)
tersebut.22
Jadi pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang
berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk
mengajak manusia (individu atau golongan) baik melalui media lisan
maupun

20

tulisan

agar

mengikuti

ajaran

Islam

dan

mampu

Jalaludin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi; dilengkapi contoh Analisis
Statistik, (Bandung, Remaja Rosda Karya: 2002) , Cet. Ke-2, h. 89
21
Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai
Pustaka: 1988), h. 761
22
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Gaya Media Prata: 1997), h. 43

menyosialisasikannya dalam kehidupan dengan tujuan mendapatkan
kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat :
Moh. Natsir membagi dakwah dalam tiga bagian pokok:
a. Menyempurnakan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya.
b. Menyempurnakan hubungan manusia dengan manusia.
c. Mengadakan keseimbangan antara keduanya.23
Adapun

pesan

(materi)

dakwah

secara

garis

besar

dapat

dikelompokkan sebagai berikut:
a. Aqidah
Aqidah secara etimologis, berarti ikatan, atau sangkutan. Secara
praktis, aqidah berarti: kepercayaan,

keyakinan, atau iman.24

sedangkan secara terminologi, menurut Hasbi dan telah dikutip oleh
Hassan Saleh adalah keyakinan akan kebenaran sesuatu, yang terhujam
dalam-dalam

pada

lubuk

hati

seseorang,

sehingga

mengikat

kehidupannya,baik dalam sikap, ucapan dan tindakannya.25
Aqidah ini merupakan fundamen bagi sikap muslim yang
menjadi dasar dan memberikan arah bagi hidup dan kehidupannya.
Aqidah merupakan tema bagi dakwah Nabi Muhammad ketika beliau
pertama kali melakukan dakwah di Mekkah. Aqidah ini merupakan
keimanan kepada Allah sebagai zat yang gaib, yang maha tinggi, bebas
berkehendak, maha kuasa, dan yang layak dipatuhi dan diibadati.

23

Ibid, h. 42
E. Hassan Saleh, Study Is;lam di Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ dan
Pengembangan Wawasan, (Jakarta: Penerbit ISTN, 2000), CET. KE-2, h. 55
25
Ibid
24

Kemudian keimanan kepada malaikat dan qadha qadar serta masalahmasalah yang berkaitan dengan pokok-pokok keimanan itu.26
b. Syariah
Syariah ialah ketentuan (norma) ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesamanya dan
hubungan manusia dengan alam sekitar. Ketetapan Ilahi yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan disebut ibadah, dan
ketetapan Ilahi yang mengatur manusia dengan sesama disebut
muamalah.
1) Ibadah
Ibadah secara terminologi berarti ketetapan Ilahi yang
mengatur hubungan langsung hamba dengan Tuhannya, dan tata
caranya sudah ditentukan Allah melalui Rasulnya. Secara rinci
kajian tentang ibadah ini berkisar pada masalah thaharah, shalat,
zakat, puasa, dan haji.27
2) Muamalah
Muamalah berarti ketetapan Ilahi yang mengatur hubungan
manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya (alam
sekitar) nya. 28 kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia,
maka dalam muamalah ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
masalah ekonomi, politik, sosial, hukum, dan kebudayaan, dan

26
M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (tt: Al-Amin Press, 1997), cet.
Ke-1, hal. 11
27
E. Hassan Saleh, ibid, h. 56
28
Ibid

sebagainya. Berkenaan dengan masalah ekonomi misalnya, Islam
memandang bahwa kehidupan yang harus dilakukan manusia
adalah hidup yang seimbang dan tidak terpisahkan antara unsur
dunia dan akhirat.29
c. Akhlak
Ibn Manzhur berkata, khulq dan khuluq (dengan satu dhammah
dan dengan dua dhammah) berarti budi pekerti, dan agama. Kata ini
dipakai untuk menyatakan perangai seseorang yang tidak terdapat di
dalam fitrahnya (dibuat-buat).30
Sedangkan akhlak menurut istilah ialah salah satu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang memunculkan perbuatan-perbuatan dengan
mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.31
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifatsifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya
dan selalu apa adanya.
Pesan atau materi akhlak meliputi:
b. Akhlak terhadap Allah.
c. Akhlak terhadap sesama manusia (orang tua, diri sendiri, tetangga
dan masyarakat luas).
d. Akhlak terhadap lingkungan.32

29

Abudin Nata, Metodologi Study Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persda, 2004), cet.
Ke-9, h. 90
30
Asma Umar Hasan Fad’aq, Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar, (Jakarta, Penerbit
Lentera: 1999), h.16
31
ibid, h. 17
32
Zahruddin dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada: 2004), cet. Ke-1, h. 74-79

C. Novel dan Unsur Intrinsik dalam Novel
Novel sebagai salah satu bentuk prosa fiksi, mempunyai arti sebagai
sebuah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian kehidupan
seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku.
Istilah novel sendiri sama dengan istilah roman. Kata novel berasal dari
bahasa Italia yang kemudian berkembang di Inggris dan Amerika Serikat.
Sedang istilah roman berasal dari genre romance dari abad pertengahan yang
merupakan cerita panjang tentang kepahlawanan dan percintaan. Istilah roman
berkembang di Jerman, Belgia, Perancis, dan bagian-bagian Eropa Daratan
yang lain.33
Unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung)
turut membangun cerita, kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang
membuat sebuah novel terwujud. Unsur yang dimaksud antara lain: plot,
tokoh dan penokohan, latar atau setting, point of view atau sudut pandang.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya sastra itu,
tetapi secara tidak langsung mempengaruhi hubungan atau sistem organisme
karya sastra unsur-unsur tersebut menurut Wellek dan Warren, sebagaimana
dikutip Burhan Nurgiantoro, adalah antara lain keadaan subjektivitas
pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang
kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.34

33
Jakob Sumardjo dan Saini K.M, Apresiasi Kesussastraan, (Jakarta: Peerbit Gramedia,
1986), cet. Ke-1, h. 29
34
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajahmada University
Press, 1995), cet. Ke-1, h. 23

Berikut secara rinci penulis akan menjelaskan beberapa unsur intrinsik
dalam novel atau karya sastra.
1. Plot
Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang
yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur
fiksi lain.35
Plot sendiri menurut Josip Novakovich adalah peristiwa kunci dalam
cerita dan logika yang menghubungkan peristiwa utama dengan peristiwa
lainnya yang berfungsi memperkuat peristiwa itu. Dan plot menjalin sebab
akibat.36
Secara teoritis, plot dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama,
plot progresif atau plot lurus, yaitu jika peristiwa-peristiwa yang
dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti boleh (atau:
menyebabkan terjadinya) peristiwa-peristiwa yang kemudian. Atau secara
runtut cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian, pengenalan,
pemunculan konflik), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan akhir
(penyelesaian). Kedua, plot regresif atau alur sorot balik (flash-back),
yakni peristiwa yang dikisahkan tidak bersifat kronologis. Cerita tidak
dimulai dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan
tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.37

35

ibid, h. 110
Josip Novakovich, Fiction Writer’s Workshop, diterjemahkan Fahmi Yamani,
(Bandung: Penerbit Kaifa, 2003), cet. Ke-1, h.98
37
Burhan Nurgiantoro, ibid, h. 157-154
36

2. Tokoh dan Penokohan
Istilah “tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya
sebagai jawaban terhadap pertanyaan:” siapakah tokoh utama novel itu?”,
atau ada berapa orang jumlah pelaku novel itu?”, atau siapakah tokoh
protagonis dan antagonis dalam novel itu?”, dan lain sebagainya. Watak,
perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh
seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas
pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi menunjuk pada
penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah
cerita. Atau seperti yang di katakana Jones sebagaimana dikutip oleh
Burhan Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan gambar yang jelas
tentang seorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.38
Tokoh sendiri dapat dibedakan menjadi tokoh utama, protagonis,
antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu.
a. Tokoh utama
Adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah
novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik
sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, termasuk,
konflik sehingga tokoh tersebut mempengaruhi perkembangan plot.
b. Tokoh Protagonis
Altenbernd dan Lewis, sebagaimana yang dikutip oleh Burhan
Nurgiantoro, mengartikan tokoh protagonis sebagai tokoh yang kita

38

Burhan Nurgiantoro, ibid, h. 164-165

kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilainilai yang ideal bagi kita.
c. Tokoh Antagonis
Yaitu tokoh atau pelaku yang menentang tokoh protagonis
sehingga terjadi konflik dalam cerita.
d. Tokoh Tritagonis
Yaitu tokoh yang menjadi penengah antara pelaku protagonis dan
antagonis.
e. Tokoh Pembantu atau Tambahan
Yaitu pelaku yang bertugas membantu pelaku utama dalam
rangkaian mata rantai pembantu, mungkin berperan sebagai pahlawan,
mungkin juga sebagai penentang atau sebagai penengah jika terjadi
konflik.
3. Setting atau Latar
Latar atau setting, menurut M.H. Abrams, sebagaimana yang dikutip
oleh Burhan Nurgiantoro, dapat juga disebut sebagai landas tumpu yang
menyaran pada pengertian tumpat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar tempat
menyarankan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah
karya fiksi. Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, latar sosial

menyarankan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan
sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan oleh karya fiksi. 39
4. Point of View
Sudut pandang atau point of view oleh Robert Staton, sebagaimana
yang dikutip oleh Adib Sofia dan Sugihastuti, diartikan sebagai posisi
yang merupakan dasar berpijak kita untuk melihat secara hati-hati agar
ceritanya dapat memiliki hasil yang sangat memadai.40

D. Dialog dalam Novel
Dialog dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti: percakapan
(di sandiwara atau cerita), atau karya tulis yang disajikan dalam bentuk
percakapan antara dua tokoh atau lebih. 41
Dialog tidak bisa hadir sendiri dalam sebuah karya fiksi. Umumnya, dialog
ditampilkan bergantian dengan narasi, yaitu semua penuturan yang bukan
bentuk percakapan. Artinya, pengarang mengisahkan ceritanya secara
langsung, pengungkapan yang bersifat menceritakan, telling. Ia dapat berupa
pelukisan dan atau penceritaan tentang latar, tokoh, hubungan antar tokoh,
peristiwa, konflik, dan lain-lain.

39

Ibid, h. 181
Adib Sofia dan Sugihastuti, Feminisme dan Sastra; Menguak Citra Perempuan dalam
Layar Terkembang, (Bandung: Katarsis, 2003), cet.ke-1, h. 16
41
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), cet, ke-1, h. 204
40

BAB III
DESKRIPSI NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA
DAN PENGARANGNYA

A. Riwayat Hidup Tere-Liye
Tere-Liye berasal dari bahasa India, artinya “untuk-Mu” bisa untuk
ayah, bunda, adik, kakak ponakan, tetangga, kucing kesayangan, teman, dan
seterusnya, tapi di atas segalanya sungguh tentu saja maksudnya “Untuk-Mu”,
awalnya Tere-Liye bersikukuh tidak ingin dikenal pembaca. Tetapi situasinya
semakin ke sini, semakin tidak mudah. Tere-Liye sering pula dipanggil Bang
Darwis, lahir 21 May 1979 di Tandaraja, Palembang. Menempuh pendidikan
SMAN 9 Bandar Lampung sejak tahun 1994-1997, dan melanjutkan studynya
ke Perguruan Tinggi Universitas Indonesia sejak tahun 1998-2002 mengambil
Jurusan Accounting.
Hoby yang disukainya yaitu backpero, mendaki, menyelam, fotografi,
bird-watching, membaca, menulis, mendengar, dan tentu saja backpackers,
keliling-keliling dengan ransel di punggung karena menurutnya ia ingin
menargetkan mengunjungi 4-5 tempat setiap tahun. Juga suka naik gunung, ia
juga ingin mencoba carstenz pyramid dalam waktu dekat.
Pria yang tidak ingin dikenal oleh pembacanya ini memiliki alamat yang
berpindah-pindah atau nomaden biasanya 3-4 bulan disatu kota kemudian

pindah lagi ke kota lainnya, oleh karena itu ia memberikan cara terbaik untuk
menghubunginya adalah dengan email.
Pekerjaan yang ia geluti saat ini adalah mengajar, karena menurutnya
mengajar itu banyak mengambil bentuk, dan profesi linnya adalah sebagai
dosen disalah satu universitas dan sebagai konsultan.
Dari semua karyanya yang paling ia sukai adalah Hafalan Shalat Delisa,
karena menurutnya menulis novel tersebut benar-benar menghabiskan energi,
ia hingga lupa menghitungnya, berapa kali ia menangis setiap kali tiba
dibagian-bagian tertentu, terutama saat ia membuat catatan kaki. Menurutnya
yang ia ingat, keyboard komputernya pernah basah oleh air matanya.

42

Novel Hafalan Shalat Delisa, mengisahkan tentang anak-anak karena
menurutnya anak-anak bukan karena terlihat lucu, menggemaskan dan
sebagainya, tapi di tangan merekalah generasi yang lebih baik, yang lebih
indah memaknai hidup dan dunia ini akan datang.43
Buku-buku yang pernah ditulis Tere-Liye yaitu:
1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005)
2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2007)
3. Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)
4. The Gogons Series: James & Incridible Incident (Pernerbit Gramedia
Pustaka Umum, 2006)
5. Sang Penandai (Penerbit Serambi)
42

Wawancara penulis dengan Tere-Liye via email di maibelopah@yahoo.com, Monday,
December 21 2008 09: 30:06 PM.
43
Wawancara penulis dengan Tere-Liye via email di maibelopah@yahoo.com, Tursday,
march 31 2009 09: 45 PM.

6. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Add book: nicname yang berbeda)
7. Cinta Antara Jakarta & Kuala Lumpur (Add book: nicname yang
berbeda)44
B. Deskripsi Novel Hafalan Shalat Delisa
Novel Hafalan Shalat Delisa, yang bercerita tentang dunia kanak-kanak
mengisahkan bacaan shalat anak 6 tahun dengan latar bencana Tsunami ini,
sempurna fiksi dan merupakan hasil imajinasi Tere-Liye. Terus terang saja
menurutnya ia bahkan belum pernah ke Aceh. Meminjam istilah Buya Hamka,
“Yang pergi ke sana adalah jiwaku bukan fisikku....” Tere-Liye merasa sama
seperti jutaan orang-orang yang begitu sedih menatap berita-berita tsunami di
televisi. Ketika itu disuatu siang yang panas, di kamar sempit ukuran 2x3m
kostannya, selepas shalat dzuhur, saat makan siang sambil menatap televisi, ia
tersedu menyaksikan liputan tentang anak-anak Aceh yang kakinya terpaksa
diamputasi setelah kejadian itu. Di sela-sela makan sambil menangis, ia
bersumpah, akan menulis sebuah kisah yang amat sederhana tentang kejadian
menyakitkan itu. Ia ingin setiap kali kita mengenang kejadian tsunami dengan
jumlah korban meninggal 100.000 lebih; dan 100.000 lebih lainnya dilaporkan
hilang, kita bisa mengenang dengan indah. Mengenangnya dengan
pemahaman kalau semua itu pasti ada hikmahnya, maka mengalirlah kisah itu
di kepala Tere-Liye. Tokoh-tokoh yang hendak dihadirkannya. Alur cerita
yang hendak disampaikannya. Hingga jadilah novel ini. Sungguh Allah
memberikan banyak kemudahan.
44

Wawancara penulis dengan Tere-Liye via email di maibelpoah@yahoo.com, Monday,
December 23, 2008 08:00 PM.

Novel ini tidak diniatkan menjadi novel yang mengharukan, karena
menurut Tere-Liye ia sendiri pun tidak tahu jawaban baiknya. Yang ia tahu,
menulis novel Hafalan Shalat Delisa ini benar-benar menghabiskan energi.
Bahkan ia sendiri pun lupa menghitungnya, berapa kali ia menangis setiap kali
tiba di bagian-bagian tertentu terutama saat membuat catatan kaki. Yang ia
ingat, keyboard komputernya pernah basah oleh air mata. Ia hanya berniat
menulis novel yang sederhana. Masalahnya menurutnya, sederhana itu dekat
sekali dengan ketulusan. Dan ketulusan itu kunci utama untuk membuka pintu
hati. Ia juga berharap kepada pembaca jika pembaca benar-benar menangis
membaca buku ini, tangisan itu bermanfaat. Membalut luka, menuju perbaikan
diri. Sayang sekali kalau tangisan itu hanya sementara. Menipu. Sekarang
menangis, besok lusa sama saja hasilnya.
Novel-novel yang pernah ditulis Tere-Liye yaitu, untuk yang ber-genre
reeligius, ada tiga yang diterbitkan oleh Penerbit Republika. Hafalan Shalat
Delisa, Moga Bunda diSayang Allah, dan Bidadari-Bidadari Surga (yang rilis
mei 2008). Menurut Tere-Liye sebenarnya novel-novel itu tidak tepat dibilang
religius, karena menurutnya pembaca akan kesulitan mencari sepotong ayatayat suci di dalamnya. Novel-novel itu juga tidak ‘bergumam’ tentang
khotbah agama, atau paragraf-paragraf panjang tentang itu. Menurutnya ia
lebih suka menyebutnya novel-novel yang semoga menginspirasi orang untuk
hidup sederhana, terus berbuat baik, bekerja keras, dan senantiasa bersyukur.
Bagi Tere-Liye menulis adalah bukan pekerjaan yang utama, karena
ternyata ia lebih suka mengajar, karena mengajar itu menurutnya banyak

mengambil bentuk, akhirnya profesinya jadi bermacam-macam yaitu dosen,
konsultan dan seterusnya.
Untuk memperoleh

inspirasi dalam

menulis

biasanya

Tere-Liye

memperolehnya dari mana saja, kadang ia memperolehnya ketika ia sedang
duduk di halte bisa dapet ide, tapi itu semua terkadang tidak semuanya sukses,
kadang pula ia peroleh hanya satu paragraf saja.
Ketika ditanya apakah novel tersebut bertujuan untuk berdakwah dan
apakah memberikan nilai moral, menurutnya kalau dibilang untuk berdakwah
semuanya kembali kepada pembaca, karena ia hanya ingin melalui novelnovel karyanya terutama Hafalan Shalat Delisa, harapannya semoga pembaca
terinspirasi untuk hidup sederhana, terus berbuat baik, bekerja keras, dan
senantiasa bersyukur.
Novel Hafalan Shalat Delisa bercerita tentang dunia kanak-kanak dengan
pilihan kalimat yang simpel, yang ceritanya jauh dari glamour novel
percintaan, karena Tere-Liye juga menyukai anak-anak, itu bukan karena
mereka terlihat lucu, menggemaskan dan sebagainya, tapi menututnya di
tangan merekalah generasi yang lebih baik, yang lebih indah memaknai hidup
dan dunia ini akan datang.
Adapun deskripsi novel Hafalan Shalat Delisa tiap halamannya yaitu:
Shalat Lebih Baik dari Tidur (hal 1-18)
Adzan subuh dari Meunasah terdengar syahdu. Keluarga yang penuh
harmonis itu memulai hari-harinya dengan mengerjakan shalat subuh
berjamaah. Walau Delisa agak susah untuk dibangunkan. Ummi Delisa nggak

mau bangun. Aisyah berteriak kencang-kencang. “Ummi kenapa yah Delisa
selalu susah bangun subuh-subuh?” “karena kamu sering lupa do’a sebelum
tidur kan?”