BAB I PENDAHULUAN - Perbedaan Stres Kerja Ditinjau Dari Sistem Kerja Shift Pada Perawat RSUPH Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan bagian integral dan keseluruhan sistem pelayanan

  kesehatan dan mempunyai peran dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Bentuk pelayanan ini bersifat sosio ekonomi yaitu suatu usaha yang bersifat sosial namun mengusahakan agar bisa memperoleh keuntungan dengan cara pengelolaan yang profesional dengan mempertimbangkan prinsip ekonomi.

  (Djododibroto, 1997).

  Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit yaitu 24 jam dalam sehari. Pelayanan tersebut terdiri dari berbagai bentuk seperti pemisahan pelayanan perawatan untuk pasien yang memerlukan penanganan darurat, nondarurat, dan rawat inap. Tugas dari pelayanan kesehatan dilakukan oleh pekerja kesehatan rumah sakit. Salah satu dari pekerja kesehatan rumah sakit adalah perawat. Perawat ialah pekerja kesehatan di rumah sakit yang paling banyak, sekitar 60 % dari seluruh pekerja rumah sakit (Hamid, 2000). Dari data yang didapatkan perawat yang bekerja di Rumah Sakit Adam Malik merupakan tenaga kesehatan terbanyak dengan jumlah 706, sekitar 65% dari seluruh pekerja rumah sakit (Sumber SDM RSUPH Adam Malik). Perawat juga merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Perawat dirumah sakit bertugas pada pelayanan rawat inap, rawat jalan atau poliklinik dan pelayanan gawat

  1 darurat (Hamid, 2000).Fungsi yang utama dari seorang perawat adalah membantu klien, baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan (Asmadi, 2008).

  Perawat merupakan salah satu profesi yang mengkhususkan diri dalam mengupayakan penanganan perawatan pasien atau penanganan pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi tergantung pada karakteristik-karakteristik tertentu. Adapun karakteristik yang dimaksud meliputi karakteristik tugas (membutuhkan kecepatan, kesiagaan, serta kerja shift), karakteristik organisasi, lingkungan kerja baik ligkungan kerja fisik maupun sosial (Manuaba, 2000). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan dari National Institute for Occupational Safety

  and Health (dalamSchultz dan Schultz, 1994) yang menetapkan perawat sebagai profesi yang berisiko sangat tinggi terhadap stres.

  Hasil penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan olehIlmi (2005) di RSUD Ulin Banjarmasin yang menunjukkan bahwa tingkat stres kerja dari perawat termasuk dalam kateegori tingkat sebesar 15% yang mana tingkat stres kerja yang tinggi ini dapat mengarah pada gangguan fisiologis seperti sering mengalami sakit kepala, pusing, tekanan darah meningkat dan mengalami ketegangan dalam bekerja.

  Berbicara mengenai stres kerja tentu tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja adalah sistem shift kerja (Winarsunu, 2008). Sistem kerja shift adalah jadwal jadwal kerja yang menggunakan jam kerja tidak seperti biasanya, shift kerja mengacu padapengaturan jam kerja yang memanfaatkan keseluruhan waktu yang tersedia untuk mengoperasikan pekerjaan yaitu dengan cara pengalihan tugas dari kelompok kerja yang satu dengan kelompok kerja yang lainnya (Gordon & Henefin 1981).Shift kerja merupakan suatu sistem yang diterapkan perusahaan untuk meningkatkan performa kerja secara maksimal dan kontinyudengan bekerja selama 24 jam dalam sehari.

  Nurmianto (2004) dalam artikelnya yang berjudul Shift Work and III-

  Health menyebutkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Circadian Learning Center di Amerika Serikat yang menyatakan bahwa masalah fisik yang dihadapi

  oleh pekerja shift, terutama yang bekerja di mala hari adalah gangguan tidur, kelelahan, penyakit jantung, tekanan darah tinggi.

  Periode yang biasanya digunakan untuk pembagian shift kerja adalah (1)

  shift pagi, yaitu dari jam 08.00 pagi sampai dengan jam 16.00 sore, (2) shift sore,

  yaitu dari jam 16.00 sore sampai dengan 00.00 tengah malam, dan (3) shift malam, yaitu dari jam 00.00 tengah malam sampai dengan jam 08.00 pagi (Winarsunu 2008). Perbedaan waktu pada shift kerja tentu memiliki variasi masing-masing seperti akan berbedanya kelembaban udara pada pagi, sore, malam hari, kebisingan, pencahayaan, dan lain-lain.Setiap periode kerja shift, baik pagi, sore maupun malam memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti suhu, kelembaban udara, maupun intensitas cahaya yang berbeda-beda. Bukan hanya itu saja, konsekuensi lainnya dapat dikaitkan dengan kondisi ritme biologis yang ada di dalam tubuh karyawan, kondisi psikologis dan sosial dari setiap karyawan yang bekerja pada

  shift yang berbeda (Gordon & Henefin dalam Kristiaji, 2004). Dengan demikian, stres kerja pada karyawan yang memiliki shift pagi, siang, maupun malam akan bervariasi dan berbeda karena masing-masing memiliki karakteristik lingkungn fisik yang berbeda pula.

  Perawat dengan shift kerja pagi akan memiliki kondisi yang lebih baik dan menyenangkan karena mereka memulai pekerjaan di pagi hari dan pulang pada siang hari sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk beristirahat, menghabiskan waktu dengan keluarga, dan bergaul dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Selain itu, perawat dengan shift pagi juga tidak bekerja pada jam yang menyebabkan ia menjadi cepat lelah. Perawat dengan shift kerja siang hari akan menghadapi kondisi yang kurang menyenangkan pada saat bekerja. Siang hari menyebabkan kondisi suhu di lingkungan menjadi lebih tinggi sehingga beban psikis seperti stres menjadi lebih tinggi. Efek lainnya dari suhu tinggi adalah munculnya kejenuhan, kelelahan otot, dan konsentrasi yang berkurang, serta meningkatnya agresivitas (Sarwono, 1992). Sedangkan untuk perawat dengan shift malam, mereka akan lebih dihadapkan dengan tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi, serta mereka harus terjaga sepanjang malam ketika mereka sedang bekerja (Berry, 1998).

  Penelitian yang dilakukan Monk, Folkard, & Wedderbur (dalam Jawel 1998) menunjukkan bahwa shift kerja sore dan malam merupakan penyimpangan yang dapat menjadi pemicu stres, dan dikhawatirkan akan memiliki dampak buruk paada kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Selain itu hasil penelitian Marcelia (2014) yang dilakukan pada karyawan bagian produksi PT. Unisem Batam menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres antara shiftkerja pagi, siang dan malam. Dari ketiga shift tersebut tingkat stres yang tinggi terdapat pada shift malam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor yang menyebabkan stres.

  Faktor yang paling berpengaruh yaitu circadian rhythm, jam tidur kurang, kelelahan dan mengantuk.

  Suma’mur, (1993), pekerja yang bekerja dengan shift kerja malam perlu diperhatikan dikarenakan circadian rhythm terganggu, metabolisme tubuh tidak dapat beradaptasi, kelelahan, kurang tidur, alat pencernaan kurang berfungsi secara normal, dan timbul reaksi psikologis.Pekerja yang bekerja dengan sistem kerja shift akan mengalami gangguan tidur yang disebabkan kekurangan waktu tidur dan gangguan circadian rhythm (Wicken, et al, 2004).

  Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa tingkat stres pada pekerja yang menggunakan shift akan berbeda-beda tergantung pada shift apa ia melakukan pekerjannya. Pemberlakuan shift kerja juga terjadi pada RSUPH Adam Malik Medan dikarenakan rumah sakit Adam Malik memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan selama 24 jam. RSUPH Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A, rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis, Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau dan memiliki pasien yang banyak dari berbagai Provinsi. RSUPH Adam Malik memiliki jumlah pasien yang banyak yang menuntut peningkatan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat meningkatkan beban kerja perawat.

  RSUPH Adam Malik Medan menggunakan sistem kerja shift bergilir, dimana sistem penjadwalan shift bergilir tiga kali dalam satu hari. Setiap pegawai rumah sakit terutama perawat dituntut untuk dapat bekerja pada pagi, siang dan malam hari. Perawat dituntut bekerja selama 8 sampai dengan 10 jam dalam sehari. Jadwal shift kerja dimulai dari pagi pukul 08.00 sampai 15.00 (8 jam ), sedangkan untuk shift siang dimulai pukul 15.00 sampai 22.00 (8 jam), dan untuk

  shift malam dimulai dari pukul 22.00 sampai 08.00 (10 jam). Setiap minggu

  setiap perawat mengalami perubahan shift yang artinya setiap perawat di Adam Malik merasakan ke-3 shift tersebut.

  Berdasarkan penjelasan diatas, penulis merasa tertarik dan ingin mengetahui bagaimana perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift pada perawat di RSUPH Adam Malik.

  B. RUMUSAN MASALAH

  Perumusan masalah pada penelitian ini adalah ‘’ bagaimana perbedaan stres kerja pada perawat yang menggunakan sistem shift di RSUPH Adam Malik’’

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan stres kerja pada perawat ditinjau dari sistem kerja shift pagi, siang, dan malam di RSUPH Adam Malik.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan memberikan informasi teoritis di bidang ilmu psikologi industri dan organisasi, mengenai perbedaan stres kerja ditinjau dari sistem kerja shift

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat stres kerja berdasarkan sistem kerja shift pagi, siang dan malam sehingga dapat dibuat intervensi yang sesuai untuk mengurangi tingkat stres kerja yang tinggi di shift sore dan malam.

E. SISTEMATIKA PENELITIAN

  Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  BAB I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan menjelaskan sejumlah konsep yang berhubungan dalam pembahasan masalah penelitian. Tinjauan pustaka yang digunakan berkaitan dengan konsep stres kerja, dan sistem shift kerja dan Paradigma berpikir.

  BAB III : Metode Penelitian

  Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data dan metode analisa data.

  BAB IV : Hasil dan Pembahasan Pada Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum subjek penelitian, uji asumsi, hasil utama penelitian, hasil tambahan penelitian, serta pembahasan.

  BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang ditetapkan dari hasil penelitian dan menjawab pertanyaan penelitian, serta diakhiri dengan saran-saran bagi peneliti lain dan instansi.