Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Pengaruh Penempatan Perangkat Wi-Fi terhadap Persentase Konektifitas Jaringan Indoor dengan Metode RSSI ( Receive Signal Strength Indicator): Studi Kasus FTI UKSW
Analisis Pengaruh Penempatan Perangkat Wi-Fi
Terhadap Persentase Konektifitas Jaringan Indoor
Dengan Metode RSSI ( Receive Signal Strength Indicator)
(Studi Kasus : FTI UKSW)
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Oleh:
Bangkit Suasono
NIM: 672013099
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2017
Analisis Pengaruh Penempatan Perangkat Wi-Fi
Terhadap Persentase Konektifitas Jaringan Indoor
Dengan Metode RSSI (Receive Signal Strength Indicator)
1) 2)(Studi Kasus : FTI UKSW)
Bangkit Suasono, Indrastanti Ratna Widiasari
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
[email protected]Abstract
Placement of Wi-Fi devices give the great influence of the strength of the
signal received by the receiver, Wi-Fi, indoor positioning needs to be done to
maximize performance and coverage area of wireless, this research needs to be
done with the RSSI indicators, methods used in measuring the signal strength on
the election method of the underlying RSSI medode. RSSI measurements using
specific values for each parameter, so the selection of parameters in accordance
with the needs of the research. The research on testing done against the
parameters of the signal strength, troughput, CCQ, latency measurement
performed with 3, 5 and 7 meters to give recommendations placement of Wi-Fi
devices. This research aims to provide recommendations for floor planning and
performance analysis results demonstrate Wi-Fi.Key Word : Wi-Fi, RSSI,signal strength, throughput,CCQ,latency
Abstrak
Penempatan perangkat Wi-Fi memberikan pengaruh yang besar terhadap kekuatan sinyal yang diterima oleh receiver, Wi-Fi indoor positioning perlu dilakukan untuk memaksimalkan performansi dan coverage area wireless, Penelitian ini perlu dilakukan dengan metode RSSI, Indicator yang digunakan dalam mengukur kekuatan sinyal pada metode RSSI yang mendasari pemilihan medode ini. Pengukuran RSSI ini menggunakan nilai spesifik untuk setiap parameter, sehingga pemilihan parameter sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pada penelitian ini pengujian dilakukan terhadap parameter signal strength,
troughput,CCQ,latency pengukuran dilakukan dengan jarak 3, 5 dan 7 meter
untuk memberikan rekomendasi penempatan perangkat Wi-Fi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi floor planning dan menunjukkan hasil analisis performansi Wi-Fi.
Kata Kunci : ) Wi-Fi, RSSI,signal strength, throughput,CCQ,latency.
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya
2) Wacana Salatiga.Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Perkembangan teknologi jaringan yang pesat menuntut kebutuhan koneksi internet yang cepat dan stabil, teknologi nirkabel seperti Wi-Fi menjadi solusi terbaik pada tempat tempat yang tidak dapat terjangkau oleh jaringan kabel,Wi-Fi
(Wireless Fidelity) merupakan teknologi jaringan tanpa kabel, teknologi Wi-Fi
dapat diimplementasikan terhadap semua topologi jaringan, perangkat Wi-Fi dapat secara langsung dimasukan dalam topologi backbone maupun end devices, kemudahan user dalam mengakses layanan Wi-Fi menjadikan Wi-Fi sebagai
trend . Pengembangan teknologi jaringan tanpa kabel Penerapan WLAN (Wireless
Local Area Network) dapat menjadi solusi yang dapat mencakup area rumah,
kantor maupun area public[1].
Kinerja jaringan Wi-Fi terukur dengan sinyal yang dipancarkan oleh
transmitter maupun yang diterima oleh receiver, untuk menghasilkan performansi
yang maksimal, pengukuran kekuatan sinyal dilakukan dengan metode (RSSI)
Receive Signal Strength Indicator untuk menentukan letak terbaik bagi perangkat
Wi-Fi . Pengukuran RSSI adalah pengukuran terhadap daya terima oleh sebuah
perangkat wireless, RSSI menunjukkan variasi yang besar karena adanya pengaruh
fading dan shadowing. Kemudian propagasi gelombang radio pada free space
mengikuti aturan persamaan friis dan pathloss sebanding dengan jarak Access Point dan receiver [2].
Kampus baru FTI-UKSW berada di tempat dengan kondisi geografis pada dataran tinggi dengan ketersedian layanan GSM yang terbatas sehingga koneksi
Wi-Fi sangat diperlukan oleh sivitas akademika FTI untuk memenuhi kebutuhan
koneksi UKSW sudah menyedikan jaringan Metropolitan Area Network UKSW, FTI UKSW mempunyai jaringan Wi-Fi FTI-UKSW yang digunakan untuk dosen, staff dan karyawan. Jaringan wireless ini berada pada gedung FTI UKSW menginduk pada jaringan UKSW, namun sampai saat ini topologi jaringan FTI- UKSW masih dalam kondisi uji coba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji jaringan Wi-Fi FTI-UKSW yang masih dalam masa uji coba, untuk mengetahui performansi dan mengukur pengaruh penempatan wireless pada jaringan Wi-Fi FTI-UKSW, dengan metode RSSI (Receive Signal Strength Indicator), penelitian terhadap jaringan ini pertama kali dilakukan sehingga dapat mengetahui performansi dan kinerja jaringan.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian dimana pengukuran RSSI dengan parameter signal strength, CCQ, throughput dan latency. Perangkat jaringan diuji pada koordinat (0,0) dan dilakukan penambahan nilai koordinat pada sumbu (X) dan (Y). jarak antara acces point dengan receiver dihitung dengan persamaan
euclidian , kemudian dilakukan pengukuran kekuatan sinyal dengan WifiAnalizer
menghasilkan data dalam bentuk satuan dBm,setelah diketahui hasil penelitian dikategorikan sesuai dengan standard thiphon. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui performansi jaringan Wi-Fi FTI-UKSW dan menganalisis penempatan perangkat AP pada jaringan Wi-Fi FTI-UKSW apakah coverage area sudah mencakup target area yakni ruang dosen dan staff, jika target area belum dicapai maka diberikan rekomendasi penempatan AP untuk Wi-Fi FTI-UKSW.
Berdasarkan penelitian Palkar yang membahas mengenai simulasi dan implementasi Wifi Indoor Positioning, penelitian palkar membuat simulasi topologi jaringan untuk 2 lantai dan mengimplementasikan pada office bulding
network kemudian dilakukan pengujian RSSI (Receive Signal Strength Indicator).
Penelitian Palkar menyimpulkan bahwa Wifi Indoor Positioning menghasilkan nilai performansi yang lebih baik dan mencakup coverage yang maksimal dengan memperhatikan titik akses, besar hambatan seperti dinding, kaca, benda logam untuk meminimalisir fading dan shadowing [3].Penelitian Puspitasari yang membahas mengenai mekanisme untuk mengukur nilai RSSI menggunakan variabel ketinggian menggunakan aplikasi
insider , metode pengukuran signal strength dengan klasifikasi jarak 0,5 m, 1 m,
dan 1,5 m. Penempatan perangkat berdasarkan analisis RSSI menunjukkan performansi lebih baik dibanding Wifi Positioning dikarenakan pengujian dilakukan secara terukur sehingga meminimalisir fading, shadowing dan propagasi RF(Radio Frequency) dari Access Points lebih baik [4].
Penelitian Khasanah dkk. yang mengukur propagasi gelombang radio pada jaringan indoor, mekanisme pengukuran sinar Tx menuju Rx pada perangkat AP
indoor , sehingga dapat menunjukkan posisi LoS(Line of Sight) maupun NLoS
(Non Line of Sight). Penambahan Algoritma Ray Tracing untuk memisahkan
variabel penelitian memudahkan pemahaman adanya pengaruh perubahan fase dan amplitudo pada signal sinus [5].
Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini memilih metode RSSI dengan menggunakan mekanisme pengukuran signal strength,
throughput,CCQ,latency . Penelian ini ditujukan untuk memaksimalkan coverage
area wireless meminimalisir blank spot sehingga dapat menjadi acuan dalam Wifi
Indoor Positioning pada jaringan WI-Fi FTI-UKSW. Pengukuran ini berguna
untuk menganalisis persentase konektifitas jaringan Wi-Fi FTI-UKSW dan memberikan rekomendasi penempatan AP, penambahan atau penambahan perangkat AP yang bertujuan untuk meningkatkan persentase konektifitas user.
Receive Signal Strength Indicator merupakan mekanisme yang digunakan
untuk mengukur daya yang diterima oleh receiver terhadap perangkat jaringan wireless indoor maupun outdoor. Pengukuran RSSI menunjukkan variasi yang besar karena adanya pengaruh fading dan shadowing. Propagasi Radio Frequency
(RF) pada free space dan path loss sebanding dengan jarak antara receiver dan
access point [6]. Parameter RSSI yang digunakan untuk mengukur tingkat kualitas
sinyal yaitu:
Signal Strength ,adalah kualitas sinyal menentukan performansi perangkat
WiFi . Semakin kuat sinyal maka semakin baik dan handal konektivitas nya.
Sinyal pada WiFi ditunjukan dengan besaran dBm yaitu satuan level daya dengan referensi daya 1 mW = 10-3 Watt. Rentang kuat sinyal pada WiFi yaitu antara -10
dBm sampai kurang lebih -99 dBm dimana semakin nilai nya mendekati positif
maka semakin besar kuat sinyal, standarisasi kategori signal strength terdapat pada Tabel 1[7].
Tabel 1 Kategori Kekuatan Sinyal
Category Range
Excellent -57 to -10 dBm Good -75 to -58 dBm
Fair -85 to -76 dBm Poor -95 to -86 dBm
Sumber : TIPHON [8]
Latency adalah jeda waktu yang dibutuhkan paket data untuk berpindah di
seluruh koneksi jaringan. Semakin tinggi jeda waktu tersebut semakin tinggi resiko kegagalan akses, latency ditunjukkan dalam Tabel 2 [7].
Tabel 2 Standarisasi Nilai Latency versi THIPON Kategori Besar Latency
Sangat Bagus < 150 ms Bagus 150 s/d 300 ms
Sedang 300 s/d 450 ms Jelek > 450 ms
Sumber : TIPHON [8] Throughput adalah kemampuan jaringan dalam melakukan pengiriman data.
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses diamati pada
tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Standarisasi throughput ditunjukkan dalam Tabel 3 [7].Tabel 3 Standarisasi Nilai Throughput versi THIPON Category Percentage
Sangat Bagus >75% Bagus 50% - 75 %
Sedang 25% - 50% Jelek <25%
Sumber : TIPHON [8]
Wireless Local Area Network (WLAN) adalah sebuah sistem komunikasi
data yang fleksibel yang dapat diaplikasikan sebagai backbone maupun ekstensi bahkan alternatif untuk jaringan kabel, menggunakan teknologi frekuensi radio sebagai sistem komunikasi, proses pengiriman data dilakukan melalui media udara, WLAN dapat memenuhi kebutuhan konektifitas user berpindah dan menjangkau area yang tidak dapat di aplikasikan jaringan kabel. Konektifitas
WLAN memiliki SSID atau Service Set Identifier adalah identitas atau nama
pengenal yang digunakan pada suatu Wireless LAN atau biasa dikenal dengan koneksi dengan media tanpa kabel, baik itu AP (Access Point) ataupun Wireless
Router . Konektifitas WLAN dipengaruhi free space path loss (FSPL) parameter ini
diukur oleh tingkat propagation, fading, shadowing, defraktion, noise SNR[9].CCQ pada Tabel 4 jaringan nirkabel memiliki dua tipe kuat sinyal (signal
strength) yaitu kuat sinyal TX yang merupakan signal dari perangkat yang
diterima di perangkat lawan dan kuat sinyal RX yaitu sinyal perangkat lawan yang diterima di perangkat tersebut. Nilai terbesar CCQ yaitu 100% sehingga semakin mendekati 100% maka semakin baik[7].
Tabel 4 Client Connection Quality Category Percentage
Excellent 75 - 100% Good 40 - 74%
Fair 20 - 39% Poor 0 - 19%
Sumber : TIPHON [8]
Penelitian ini memilih metode NDLC (Network Development Life Cycle) sebagai metodologi penelitian karena metode ini sesuai dengan kebutuhan penelitian dan tahap-tahap penelitian ini mampu menyelesaikan permasalahan.
NDLC terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu: Analysis, Design, Simulation
Prototyping, Implementation, Monitoring, Management. Proses-proses ini
dsesuaikan dengan kebutuhan penelitian, adapun tahapan tersebut dapat digambarkan pada Gambar 1 Metode NDLC.
Gambar 1 Metode NDLC
Tahap awal penelitian dimulai dengan beberapa persiapan yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan penelitian, langkah pertama dilakukan pengupulan informasi tentang Wi-Fi di NOC ( Network Operation Centre) FTI UKSW tentang ijin pengamatan dan pengambilan data RSSI (Receive Signal
Strength Indicator) yang berisi beberapa parameter yang mempengaruhi performa
jaringan yaitu: signal strength, throughput,CCQ,latency.Desain dilakukan dengan membuat diagram alur penelitian berupa langkah langkah pengujian dari tahap awal hingga ahir terdapat pada Gambar 2, pertama dilakukan dengan floor plan dengan menggambarkan pemetaan perangkat Wi-Fi
Access Point di FTI UKSW, selanjutnya dilakukan pegamatan langsung untuk
menyesuaikan dengan wifi positioning system dengan mengukur parameter yang terdapat pada RSSI yaitu : signal strength, throughput,CCQ,latency.
Start
Dasar Teori Tujuan dan Studi Literatur Masalah
Pemodelan Topologi Jaringan Wi-Fi FTI-UKSW
Pengambilan Data
Signal Throughput CCQ Latency
Strength
No Perancangan dan
Rekomendasi Yes
Analisa Finish
Gambar 2 Alur Penelitian RSSI Wi-F- FTI-UKSW FTI UKSW memiliki 15 AP (Access Point) yang disediakan khusus untuk ruang dosen yang sampai saat ini masih dalam kondisi uji coba oleh NOC. Pengambilan data dilakukan pada semua AP sehingga nantinya dapat memberikan gambaran tantang performansi Access Point FTI UKSW.
Mekanisme pengujian performa Wi-Fi FTI UKSW dilakukan dengan pengujian dan pengambilan data terhadap 15 AP yang tersebar di ruang dosen yang terdapat di lantai 1-5, parameter RSSI yaitu: signal strength,
throughput,CCQ,latency. Tahap pertama yaitu melakukan pemetaan topologi fisik
disesuaikan dengan floor desain seperti pada Gambar 3 yang diperoleh dari NOC, terdapat 6 lantai di gedung FTI UKSW penempatan AP FTI UKSW dikhususkan untuk ruang dosen dan karyawan sehingga perlu Site Survey yang terukur dengan mekanisme pengukuran RSSI.
Gambar 3 Site Survey lantai 1
Topologi Fisik di jaringan Wi-Fi FTI UKSW sampai saat ini masih dalam masa uji coba sehingga masih banyak perubahan dan penyesuaian, penambahan perangkat AP perubahan lokasi penempatan dilakukan untuk mengoptimalkan performansi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi penempatan perangkat Wi-Fi meningkatkan kinerja dan persentase konektifitas dari client FTI UKSW. Pengukuran RSSI yang pertama dilakukan pada signal strength indicator yang diukur dengan aplikasi WifiAnalyzer pengujian ini dilakukan pada 15 AP yang terdapat pada lantai 1-5, mekanisme pengambilan data dilakukan pada jarak 3 m, 5 m, dan 7 m dari Aceess Point Mikrotik RB.951 UI-2HnD yang terdapat pada ruang dosen dan karyawan.
WifiAnalyzer memberikan data statistik berupa signal strength yang
didapatkan sesuai dengan SSID Wi-Fi yang kita pilih dalam penelitian ini FTI UKSW data ditunjukkan pada Gambar 4. Signal strength dari WifiAnalyzer sudah didalam bentuk data dBm, sehingga memudahkan pengelompokan data pengujian sesuai dengan jarak pengambilan data. signal strength dapat menentukan wifi
indoor positioning dengan persamaan propagasi indoor dengan RSSI (Receive
Signal Strength Indicator), Penelitian ini fokus pada pengaruh RSSI terhadap
persentase konektifitas sehingga ditentukan beberapa parameter yang mempengaruhi kulalitas koneksi pada receiver yaitu: CCQ, throughput dan latency [9].
Gambar 4 Signal Strength pada WifiAnalyzer
Semua parameter disesuaikan dengan dikonversi dalam bentuk persentsase sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga hasil penelitian dapat digunakan untuk menghitung besar persentase pengaruh konektifitas. CCQ (Client
Connection Quality) diukur dengan menggunakan persamaan propagasi indoor
untuk mengukur persentase sinyal dalam setiap jarak pengambilan data 3m, 5m, dan 7m. Mekanisme pengukuran persentase koneksi klien dengan mengambil data
signal strength dalam bentuk dBm yang dimasukkan dalam rumus perhitungan
CCQ .Gambar 5 Data CCQ dari Mikrotik NOC Pada Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa pengukuran CCQ pada jaringan
Wi-Fi FTI UKSW menggunakan aplikasi winbox, pada jaringan Wi-Fi FTI
UKSW yang menggunakan perangkat MiktoTik RouterBoard sehingga NOC menggunakan winbox untuk melakukan monitoring jaringan. Mekanisme pengukuran CCQ dalam RSSI menggunakan mekanisme pengukuran propagasi indoor dengan persamaan 1 :
(1)
Kualitas sinyal dihitung dari signal strength yang diperolah dari pengujian pada jarak 3m, 5m dan 7m yaitu: n
1 = -68 dBm, n 2 = -51 dBm, n 3 = -75 dBm.
Contoh penghitungan CCQ dengan memasukkan nilai N dalam persamaan 1 menghasilkan nilai CCQ dalam persentase konektifitas receiver sebagai berikut:
Kualitas (n %) = 2 x ( n dBm + 100 % ) = 2 x (-68 dBm + 100 % ) = 2 x 32 = 64 %
Hasil perhitungan dengan persamaan propagasi indoor menggunakan CCQ diterapkan untuk jarak 5m dan 7m, nilai CCQ dari semua data dikategorikan sesuai dengan jarak AP dan recaiver, nantinya pemetaan signal strength ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perubahan pemetaan fisik dari
Wi-Fi FTI-UKSW untuk mengoptimalkan performansi dan memberikan
kenyamanan dalam akses data internet oleh dosen dan karyawan.Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran pada parameter throughput, secara teori nilai throughput berbanding lurus dengan CCQ sehingga nilai
throughput pada jaringan Wi-Fi FTI-UKSW diukur menggunakan Internet Speed
Test , throughput merupakan parameter yang utama pada jaringan Wi-Fi karena
pengguna merasakan kecepatan download maupun upload yang dipengaruhi oleh throughput.
Gambar 6 Throughput Speed Test
Pada Gambar 6 throughput dapat diketahui melalui Aplikasi Internet
Speed Test , pengukuran throughput dilakukan pada jarak 3m, 5m, dan 7m pada
semua AP Wi-Fi FTI-UKSW untuk mengetahui rata-rata throughput yang didapatkan oleh receiver. Nilai throughput yang telah didapatkan dinyatakan dalam persentase untuk memenuhi kebutuhan penelitian, throughput dapat dikategorikan optimal bila mendekati 100 % sesuai dengan pembagian bandwidth yang diberikan untuk masing masing receiver. Mekanisme pengukuran throughput dengan Persamaan 2.
(2) Setiap AP pada Wi-Fi UKSW diberi bandwidth yang tinggi sesuai dengan kebutuhan dosen yang memerlukan komunikasi data yang tinggi, terbukti dengan nilai throughput yang sangat bagus dalam standar tiphon dan mengimbangi nilai
download dan upload. Tahap ahir dalam pengukuran parameter RSSI dilakukan
dengan pengambilan nilai latency yang digunakan untuk melihat nilai pengaruh keterlambatan pengiriman data pada Wi-Fi FTI-UKSW dengan pengujian menggunakan Wi-Fi Deadspot pada jarak 3m , 5m, dan 7m.
Gambar 7 Latency dengan Wi-Fi Deadspot
Pada Gambar 7 latency yang terjadi pada pengujian dengan jarak 3m diperoleh 7,02 ms, pengukuran latency dilakukan juga pada jarak 5m dan 7m untuk melihat pengaruh jarak terhadap nilai latency dari AP Wi-Fi FTI-UKSW. Nilai latency dikategorikan sangat bagus bila <150 ms sehingga dengan nilai yang jauh di bawah 150 ms AP Wi-Fi FTI-UKSW memiki latency luar biasa,
latency yang bagus dapat meminimalisir packetloss secara teori bila nilai latency
semakin sedikit maka nilai packetloss juga semakin mendekati no loss, tetapi latency sangat terpengaruh oleh jarak dan letak server.
Pada tahap implementasi, merupakan tahapan lanjutan setelah dilakukan
simulation prototyping hasil dari tahap sebelumnya direkomendasikan pada
bagian NOC sebagai pertimbangan untuk meningkatkan kualitas koneksi dari Wi- FTI-UKSW. Peningkatan dilakukan dengan implementasi pada jaringan Wi-Fi
Fi
FTI-UKSW seperti : pemindahan penempatan AP sesuai dengan signal strength map , atau penambahan AP untuk Wi-Fi FTI-UKSW.
Monitoring adalah tahap yang sangat penting pada jaringan Wi-Fi karena performansi jaringan wifi sangat terpengaruh oleh keadaan sekitar, baik dari kondisi lapangan maupun cuaca, sehingga Wi-Fi FTI-UKSW dapat dilakukan analisis terhadap signal strength, throughput, coverage area. Untuk meninjau kembali sehingga dapat meningkatkan kinerja jaringan Wi-Fi FTI-UKSW untuk meberikan layanan koneksi yang berkualitas kepada dosen dan karyawan FTI UKSW.
Manajemen merupakan tahap yang seiring dengan keberlangsungan Wi-Fi FTI UKSW, perlu adanya manajemen dari sisi topologi fisik jaringan berupa pergantian AP yang sudah rusak, selain itu dari sisi user dalam hal ini dosen dan karyawan bila Wi-Fi FTI-UKSW sudah menunjukkan performansi yang lemah maka perlu dilakukan evaluasi untuk tetap memberikan kualitas koneksi yang optimal. Tahap manajemen berkaitan dengan SDM pada bagian NOC perlu diadakan training sebelum pergantian NOC, tahap manajemen ini sangat berkaitandengan kebijakan yang dibuat oleh FTI UKSW.
Hasil Penelitian pemetaan topologi fisik pada Wi-Fi FTI-UKSW dapat digambarkan dengan topologi seperti pada Gambar 8, topologi fisik Acess Point untuk Wi-Fi FTI-UKSW menggunakan Mikrotik RouterBoard 951 UI-2HnD yang implementasinya tersebar di seluruh lantai Gedung FTI UKSW, meskipun sampai saat ini jaringan Wi-Fi FTI-UKSS masih dalam tahap uji coba namun sudah memberikan layanan data untuk dosen dan karyawan, dengan jumlah AP 15 tentunya jaringan ini belum mencakup semua ruang dosen dan karyawan di FTI- UKSW, perlu dilakukan evaluasi untuk segera membuat pemetaan ulang coverage
area dan target area sehingga Wi-Fi FTI-UKSW dapat ditetapkan topologi fisik
yang tetap untuk memudahkan monitoring.Gambar 8 Topologi Wi-Fi FTI-UKSW
Berdasarkan hasil site survey untuk pemetaan signal strength, masih banyak ditemukan blankspot pada ruang-ruang dosen dan justru terdapat pada lantai 4 gedung FTI UKSW sehingga dengan adanya penelitian ini peneliti merekomendasikan pemetaan signal strength untuk dijadikan acuan dalam perubahan terhadap Wi-Fi FTI-UKSW , perubahan disarankan berorientasi pada kualitas sinyal dengan memindahkan penempatan perangkat Wi-Fi maupun dengan menambahkan perangkat, bertujuan untuk meningkatkan persentase kulitas konektivitas pada pengguna. Wi-Fi FTI UKSW yang merupakan jaringan internal FTI UKSW direkomendasikan meng-cover area-area yang berpotensi dikunjungi oleh tamu-tamu fakultas baik dari dalam universitas maupun pihak luar, lokasi strategis seperti Student centre yang terdapat pada lantai 2, Lobby
teater pada lantai 5, dan Auditorium pada lantai 6. Penambahan perangkat untuk
meng-cover area ini bertujuan untuk meningkatkan layanan publik di FTI UKSW yang secara langsung meningkatkan citra dari FTI UKSW.
Floor Planning perlu dilakukan dalam pemetaan ulang pada topologi fisik
Wi-Fi UKSW dengan melihat denah ruang Gedung FTI UKSW dapat dijadikan
acuan dalam penempatan AP, dengan spesifikasi
2.4GHz 1000mW 802.11b/g/n AP yang digunakan jaringan ini secara teori dapat mencover 7m
- – 9m area
disekitar AP sehingga dalam menyusun floor planning disesuaikan dengan luas
area, dengan lebar ruang dosen yang rata-rata 3 m maka penempatan dengan 3
ruang dosen dicakup oleh 1 AP, dan untuk ruang rapat ditempatkan 2 AP, dan untuk area-area yang memiki luas lebih dari 20 m direkomendasikan menggunakan AP dengan spesifikasi yang sesuai untuk mencapai efektifitas biaya dan ruang. Rekommendasi penempatan peangkat AP jaringan Wi-Fi UKSW didapatkan dari hasil-hasil penelitian yang didasarkan pada persamaan propagasi
indoor RSSI (Receive Signal Strength Indicator) dengan mengukur parameter
yang berpengaruh pada performansi jaringan indoor, Hasil pengukuran nilai
signal strength , CCQ, throughput dan latency dari 15 AP yang sudah terpasang
pada jaringan Wi-Fi FTI-UKSW dijadikan acuan dalam membuat rekomendasi penempatan perangkat AP, setelah melakukan mapping performansi jaringan pada semua lantai maka penelitian ini dapat memberikan rekomendasi seperti ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9 Floor Plan Lantai 1 Pada Gambar 9 floor plan lantai 1 menghasilkan rekomendasi pemindahan AP yang semula pada site survey AP Wi-Fi FTI-UKSW terdapat 5 AP pada ruang 105, 121,120(ruang rapat), 126. Pemetaan yang dilakukan terhadap dan parameter RSSI menunjukkan bahwa masih banyak blankspot, sehingga penelitian ini merekomendasikan penambahan 4 AP dan pemindahan lokasi AP dengan melihat kondisi hambatan pada lantai 1. Penambahan dan pemindahan AP bertujuan untuk meningkatkan performa dan mengoptimalkan coverage area pada lantai 1 Gedung FTI UKSW.
Lantai 2 yang memiliki ruang dosen yang lebih sedikit jika dilihat dari yang lain dapat dilihat pada Gambar 10 floor plan lantai 2, namun ada ruang NOC dan student centre yang juga menjadi target coverage area dari Wi-Fi FTI-UKSW maka tidak banyak perubahan pada kondisi site survey dan floor plan yang dilakukan, hanya menambah 1 AP pada ruang 216 lantai 2. lantai ini direkomendasikan untuk meninjau kembali pointing Transmitter pada student centre untuk memaksimalkan coverage disebabkan ada beberapa blankspot area di student centre .
Gambar 10 Floor Plan Lantai 2 Gambar 11 Floor Plan Lantai 3
Ruang dosen yang terdapat pada Gambar 11 lantai 3 yang berderet dan berpola busur dan kondisi kontruksi pada ruangan menggunakan hard board sehingga sinyal yang terpancar dari AP Wi-Fi FTI-UKSW maksimal. Kondisi ruang dosen dengan sekat board dan dengan posisi ruang yang berhimpitan sehingga memaksimalkan kinerja AP, penelitian ini hanya merekomendasikan penambahan 2 AP dengan pemindahan letak untuk memaksimalkan coverage
area dan kualitas koneksi dosen dan karyawan di lantai 3.
Client Wi-Fi FTI-UKSW mayoritas terdapat pada Gambar 12 lantai 4 terdapat banyak ruang dosen yang terdapat pada ring utama, ruang rapat yang luas, dan NOC yang menangani laboratorium komputer pada lantai 4. Proses site survey menyimpulkan banyak blankspot dan perlu banyak penambahan 6 AP untuk meningkatkan performansi Wi-Fi FTI-UKSW pada lantai 4, ruang-ruang dengan kebutuhan khusus seperti ruang rapat dan NOC juga direkomendasikan untuk mendapat akses dengan ditambahnya AP untuk Wi-Fi FTI-UKSW .
Gambar 12 Floor Plan Lantai 4 Gambar 13 Floor Plan Lantai 5-6
Penempatan AP pada Gambar 13 dengan coverage area yang mencakup
Lobby Teater dan ruang Auditorium direkomendasikan oleh penelitian ini dapat
dilihat dari kondisi kampus baru FTI UKSW yang banyak dikunjungi oleh pihak luar fakultas maupun masyarakat dan siswa yang berkepentingan untuk kuliah umum, seminar, forum diskusi, study banding. Dari fakta-fakta tersebut penelitian ini juga memberikan rekomendasi untuk menambah user khusus untuk guest FTI- UKSW, sehingga pengunjung FTI UKSW selain sivitas akademi dapat tetap mendapatkan akses internet didasari dengan latar belakang kampus baru FTI- UKSW yang tidak terjangkau sinyal GSM dengan baik.
Tahap setelah membuat map floor planning untuk jaringan Wi-Fi FTI- UKSW penelitian ini menganalisis pengaruh penempatan AP terhadap kualitas konektifitas user, dengan mengukur parameter RSSI jaringan indoor office
building Wi-Fi FTI-UKSW. Parameter yang diukur signal strength, CCQ,
throughput dan latency . Hasil penelitian terhadap kualitas konektifitas Wi-Fi FTI-
UKSW, sehingga nantinya dapat memberikan penjelasan mengenai persentase konektifitas user pada topologi yang saat ini dalam masa uji coba.
Signal strength pada jaringan Wi-Fi FTI-UKSW didapatkan dengan melakukan signal strength mapping pengujian yang dilakukan peneltiti sesuai dengan data NOC. Pengujian dilakukan pada jarak 3m, 5m ,dan 7m dari AP, seluruh AP pada Wi-Fi FTI-UKSW, hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 5
Signal Strength.
Tabel 5 Signal Strength Wi-Fi FTI-UKSW Access Point Signal Strength Wi-Fi FTI-UKSW
Receive Signal Strength Indicator 3 meter 5 meter 7 meter CAP-105-RB-951 -35 dBm -40 dBm -46 dBm
CAP -121-RB-951 -33 dBm -48 dBm -44 dBm CAP-110-RB-951 -38 dBm -42 dBm -46 dBm CAP-120-RB-951 -34 dBm -41 dBm -48 dBm CAP -128-RB-951 -32 dBm -36 dBm -43 dBm CAP-203-RB-951 -34 dBm -38 dBm -48 dBm CAP-207-RB-951 -36 dBm -40 dBm -46 dBm CAP-221-RB-951 -33 dBm -37 dBm -47 dBm CAP-227-RB-951 -32 dBm -36 dBm -41 dBm CAP-309-RB-951 -36 dBm -40 dBm -57 dBm CAP-321-RB-951 -37 dBm -42 dBm -46 dBm CAP-304-RB-951 -35 dBm -39 dBm -43 dBm CAP-409-RB-951 -36 dBm -40 dBm -46 dBm CAP-423-RB-951 -32 dBm -38 dBm -45 dBm CAP-456-RB-951 -36 dBm -42 dBm -47 dBm
Data pengujian pada Tabel 5 Wi-Fi FTI-UKSW, menunjukkan nilai yang berbeda meskipun dengan jarak dan transmitter yang sama, ini dipengaruhi oleh hambatan yang terdapat diantara Tx dan Rx, kondisi ruangan dan volume hambatan yang berbeda inilah yang menyebabkan perbedaan hasil dari setiap AP, tetapi Wi-Fi FTI-UKSW memiliki performansi yang mumpuni jika dilihat dari parameter signal strength dengan standar tiphon, berada pada nilai
- – 31 dBm hingga
- – 77 dBm dalam pengujian dengan jarak 7 m dari Tx masih mempunyai performa dengan kategori Good, rata-rata perolehan pengukuran signal strength dari AP Mikrotik dengan aplikasi WifiAnalizer pada jarak 3 m rentang nilai yang diperoleh -30dBm sampai -58 dBm menunjukkan kategori Excellent, pada jarak 5m memperoleh nilai signal strength dengan kategori fair, dengan mempertimbangkan signal strength rekomendasi penambahan dan pemindahan penempatan AP pada Wi-Fi FTI-UKSW sesuai dengan floor planning dapat menjangkau target area dan meningkatkan performansi jaringan.
Tabel 6 Client Connection Quality Access Point Client Connection Quality
Receive Signal Strength Indicator 3 meter 5 meter 7 meter CAP-105-RB-951 96,26 % 88,92 % 73,47 %
CAP -121-RB-951 93,64 % 83,76 % 68,72 % CAP-110-RB-951 94,56 % 82,34 % 79,86 % CAP-120-RB-951 96,42 % 82,83 % 76,36 % CAP -128-RB-951 92,32 % 79,87 % 71,69 % CAP-203-RB-951 94,72 % 82,28 % 64,73 % CAP-207-RB-951 91,62 % 79,54 % 73,29 % CAP-221-RB-951 97,21 % 81,46 % 67,82 % CAP-227-RB-951 94,53 % 83,68 % 78,67 % CAP-309-RB-951 92,54 % 86,24 % 75,71 % CAP-321-RB-951 96,72 % 87,43 % 71,82 % CAP-304-RB-951 92,14 % 78,63 % 69,48 % CAP-409-RB-951 94,82 % 80,43 % 73,21 % CAP-423-RB-951 97,22 % 88,54 % 78,68 % CAP-456-RB-951 95,48 % 87,43 % 74,67 %
Hasil pengujian persentase kualitas koneksi jaringan Wi-Fi FTI-UKSW pada Tabel 6. Client Connection Quality yang diperoleh dari pengujian terhadap
15 AP yang terdapat pada lantai 1-5, pengambilan data dilakukan sesuai dengan jarak yang ditentukan yaitu: 3 m, 5m dan 7 m. Nilai CCQ dipengaruhi oleh signal
strength sehingga kualitas koneksi bergantung pada kualitas sinyal yang diperoleh
oleh receiver. Perolehan data CCQ diatas 70 % sehingga dapat disimpulkan kualitas koneksi dari Wi-Fi FTI-UKSW dalam masa uji coba ini menunjukkan performansi yang maksimal. Kualitas ini nantinya dinikmati oleh dosen, karyawan maupun tamu FTI UKSW bila dilakukan penambahan AP seperti rekomendasi penelitian pada floor planning. Throughput menjadi parameter yang menonjol pada performansi jaringan wireless, hasil penelitian pada Wi-Fi FTI-UKSW dengan menggunakan WifiAnalyzer dan perolehan data dari Mikrotik NOC terdapat pada Tabel 7, throughput dipengaruhi oleh jarak dan penghalang antara Tx dan Rx, untuk memaksimalkan throughput harus memperhatikan penempatan Tx dan Rx.
Tabel 7 Throughput Wi-Fi FTI-UKSW Access Point Throughput Wi-Fi FTI-UKSW
Receive Signal Strength Indicator 3 meter 5 meter 7 meter
CAP-105-RB-951 99,88 % 92,66 % 83,44 %
CAP -121-RB-951 99,99 % 93,77 % 88,77 %
CAP-110-RB-951 99,55 % 92,33 % 89,22 %
CAP-120-RB-951 99,44 % 92,88 % 79,99 %
CAP -128-RB-951 99,33 % 89,88 % 81,99 %
CAP-203-RB-951 99,77 % 92,44 % 64,88 %
CAP-207-RB-951 99,99 % 89,55 % 72,44 %
CAP-221-RB-951 99,99 % 91,44 % 87,22 %
CAP-227-RB-951 99,88 % 87,44 % 78,66 %
CAP-309-RB-951 99,99 % 86,22 % 75,77 %
CAP-321-RB-951 99,99 % 87,44 % 81,82 %
CAP-304-RB-951 99,94 % 88,66 % 79,48 %
CAP-409-RB-951 99,77 % 86,44 % 83,22 %
CAP-423-RB-951 99,66 % 94,55 % 88,88 %
CAP-456-RB-951 99,55 % 92,44 % 84,66 %
Hasil pengujian throughput Wi-Fi FTI-UKSW terdapat pada Tabel 7,
throughput merupakan bandwidth yang diukur secara aktual sehingga menjadi tolok ukur user memandang kualitas koneksi Wi-Fi, nilai throughput dipengaruhi oleh signal strength dan CCQ yang diperoleh receiver dari AP, Hasil penelitian terhadap Wi-Fi FTI-UKSW menggunakan Throughput Speed Test mendapatkan data dengan rata-rata 7,89 Mbps jika dibandingkan dengan dedicated bandwith yang diberikan oleh NOC 10 Mbps, nilai throughput pada jaringan ini berada diatas 70 %, maka masuk kategori sangat bagus dalam standar tiphon. Kualitas koneksi Wi-Fi FTI-UKSW ini dapat diguakan untuk meningkatkan mutu fakultas yang berlatar belakang pusat pendidikan teknologi dan informasi.
Selain throughput, latency adalah salah satu parameter yang harus diperhatikan dalam mengukur performansi jaringan Wi-Fi FTI-UKSW. Hasil penelitian menganai latency terdapat pada Tabel 8 Latency Wi-Fi FTI-UKSW. Parameter ini diukur dengan menganalisis seberapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengirim data dari Transmitter ke Receiver. Latency diukur dalam bentuk satuan waktu miliseconds (ms), istihah waktu pengiriman data ini dikenal dengan RTT (Round Trip Tim), sehingga jarak sangat berpengaruh pada pengukuran latency, sehingga penelitian ini menggunakan jarak pengukuran yaitu: 3m, 5m, dan 7m. Delay juga dipengaruhi oleh paket antrian dalam jaringan. Hasil pengujian pada parameter latency pada Wi-Fi FTI-UKSW memiliki performa yang luar biasa baik dibuktikan dengan rata-rata latency dengan nilai dibawah 40 ms, standard thiphon menunjukkan bahwa nilai latency <150 dikategorikan sebagai jaringan excellent, bisa disimpulkan bahwa topolgi fisik saat ini mempunyai kualitas konektifitas yang mampu mengakomodasi keperluan dosen dan karyawan dalam melakukan komunikasi dan akses data melalui jaringan Wi- Fi FTI-UKSW.
Tabel 8 Latency Wi-Fi FTI-UKSW Access Point Latency Wi-Fi FTI-UKSW
Receive Signal Strength Indicator 3 meter 5 meter 7 meter
CAP-105-RB-951 17,35 ms 28,93 ms 136,57 ms
CAP -121-RB-951 26,07 ms 37,82 ms 98,46 ms
CAP-110-RB-951 09,71 ms 76,84 ms 147,08 ms
CAP-120-RB-951 13,89 ms 45,78 ms 98,17 ms
CAP -128-RB-951 27,67 ms 78,32 ms 124,38 ms
CAP-203-RB-951 32,65 ms 56,78 ms 66,24 ms
CAP-207-RB-951 31,80 ms 84,98 ms 67,35 ms
CAP-221-RB-951 08,78 ms 32,67 ms 76,34 ms
CAP-227-RB-951 40,23 ms 69,21 ms 87,76 ms
CAP-309-RB-951 24,35 ms 54,39 ms 143,76 ms
CAP-321-RB-951 04,01 ms 78,26 ms 127,93 ms
CAP-304-RB-951 17,76 ms 65,54 ms 97,26 ms
CAP-409-RB-951 19,02 ms 43,28 ms 86,26 ms
CAP-423-RB-951 28,81 ms 49,21 ms 59,87 ms
CAP-456-RB-951 31,62 ms 65,32 ms 129,90 ms Kualitas performansi pada jaringan Wi-Fi FTI-UKSW menurut hasil penelitian tidak menemukan kekurangan pada semuua parameter yang diukur dengan standard thipon, signal strength, CCQ, throughput, dan latency sama sama memiliki persentase kualitas konektifitas yang maksimal, namun dalam area coverage masih banyak ditemukan blankspot dibuktikan dengan masih banyaknya ruang dosen yang seharusnya menjadi target area dari Wi-Fi FTI-UKSW, namun fakta ini dinyatakan wajar disebabkan topologi fisik saat ini masih dalam masa uji coba, penelitian merekomendasikan acuan penempatan wireless berdasar parameter RSSI yang dicantumkan pada floor planning wifi positioning system Wi- Fi FTI-UKSW.
5. Simpulan dan Saran
Berdasar penelitian terhadap pengaruh persentase parameter RSSI terhadap penempatan AP (wifi positioning system) disimpulkan dengan hasil penelitian site
survey yang menyatakan banyaknya blankspot di target area user maka