PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH MAKAN PAGI PADA ANAK KELAS II SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167 PALEMBANG TAHUN 2010 Listrianah Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemnekes Palembang ABSTRAK - Perbandingan Kebiasaan Menyikat Gigi Se

  

PERBANDINGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI

SD ISLAM AZ-ZAHRAH DENGAN ANAK SDN 167

PALEMBANG TAHUN 2010

Listrianah

  

Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemnekes Palembang

ABSTRAK

  Tujuan : mengetahui gambaran perbandingan kebiasaan menyikat gigi

setelah makan pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dan anak SDN 167 Palembang

tahun 2010. Menyikat gigi adalah cara yang umum untuk membersihkan deposit

lunak ( sisa-sisa makanan dan plak ) pada permukaan gigi dan gusi. Plak adalah

suatu bahan yang merugikan kesehatan gigi, menyikat gigi merupakan cara yang

paling mudah, murah, praktis, dan efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

menyikat gigi yaitu cara frekuensi, durasi, bahan serta teknik-teknik menyikat

gigi. Pada umumnya keadaan kebersihan gigi dan mulut pada anak-anak lebih

jelek dibandingkan orang dewasa, karena anak-anak masih sangat tergantung pada

orang tua dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi serta kurangnya

pengetahuan anak-anak mengenai kebersihan dan kesehatan gigi dibanding orang

dewasa. Metode : penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif,

pengambilan sample dilakukan secara aksidental , dilakukan pada 190 orang anak

Sekolah Dasar. Sampel dibagi menjadi 2 (dua) yaitu 95 orang anak SD Islam Az-

zahrah dan 95 orang anak SDN 167 Palembang. Kesimpulan : diketahui

perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak SD Islam

Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010. Dengan menggunakan uji

statistik T – test, didapat nilai T tabel (0,05;188) = 1,973 dan nilai alpha = 0,05,

didapat hasil bahwa terdapat perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan

pagi pada anak SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010,

dimana nilai Thitung (3,853) > T tabel (1,973) dan nilai P.value (0,000) < alpha

(0,05).

  Kata Kunci : Anak SDI Az-zahrah, Anak SDN 167 Palembang, Kebiasaan Menyikat Gigi, Pengetahuan Tentang Menyikat gigi.

  PENDAHULUAN Latar belakang

  Sampai saat ini karies masih merupakan problema dalam Ilmu Kedokteran Gigi dan di Indonesia prevalensinya cukup tinggi. Karena itu penanggulangannya, terutama pencegahannya tetap memerlukan perhatian . Apalagi dengan perubahan pola makanan seperti yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Melihat keadaan seperti disebutkan di atas jelas bahwa pencegahan perlu digalakkan. Di samping itu mungkin perlu dicari cara pencegahan yang mudah, murah, dan tepat (Sundoro, Edi Hartini, 2005).

TUJUAN PENELITIAN

  Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak kelas II SD Islam Az-zahrah dan anak kelas II A SDN 167 Palembang.

  Penelitian ini dilakukan di SD Islam Az- zahrah dan SDN 167 Palembang pada bulan Desember 2010.

  Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian secara deskriptif analitik yaitu untuk melihat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif kemudian melihat perbedaan antara dua populasi mengenai suatu keadaan (Notoadmodjo,S,2005).

  METODE PENELITIAN Desain Penelitian

  4.Mengetahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDI Az-zahrah dengan anak SDN 167 Palembang tahun 2010.

  3.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II anak SDN 167 Palembang tahun 2010.

  2.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah Palembang tahun 2010.

  II SD Islam Az-zahrah dan anak-anak kelas II SDN 167 Palembang tahun 2010.

  1.Mengetahui kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak-anak kelas

  Apakah terdapat perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010.

  PERUMUSAN MASALAH

  Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul ”Perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010“ dalam penulisan karya tulis ini, karena pada anak usia sekolah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat minim.

  Dalam upaya peningkatan kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut pertama-tama yang harus dilakukan adalah memberikan pengertian kepada masyarakat dalam rangka menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Faktor lingkungan dan prilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak

  Dalam kesehatan gigi dan mulut pencegahan primer sangat diutamakan. Hal ini dapat diterapkan dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut misalnya dengan cara menggosok gigi. Meskipun telah dikatakan bahwa menggosok gigi adalah cara yang paling efektif untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut, namun keraguan tentang bentuk sikat gigi, cara menyikat gigi, frekuensi dan lamanya menyikat gigi, dan yang paling penting adalah waktu yang digunakan individu dalam menyikat gigi (Sriyono,Niken Widyanti, 2005).

  Lubang gigi yang disebut karies, merupakan penyakit gigi yang paling sering terjadi, Pemicunya adalah kombinasi faktor jenis makanan anak, lamanya sisa makanan berada di mulut, dan cara pembersihan mulut. Jenis makanan yang mengandung sukrosa atau manis sangat berbahaya bagi kesehatan gigi. Karena itu, dibutuhkan kesabaran dan perhatian orang tua dalam menyikapi hal ini, mengingat pentingnya mempertahankan gigi susu sampai masanya ia harus tanggal. Puncak karies pada gigi terjadi di usia 13 tahun atau pada masa pubertas di mana hanya tersisa 5 persen dari seluruh gigi susu (Pratiwi, Donna, 2009)

WAKTU DAN TEMPAT

POPULASI DAN SAMPLE

  PENGUMPULAN DATA kuesioner dalam pengumpulan data. Pelaksanaan

  1.Pertanyaan diukur dengan nilai masing- masing item dan dijumlahkan secara keseluruhan dimana terdapat 5 pertanyaan masing-masing pertanyaan memiliki jawaban ya dan tidak, total nilai jika menjawab seluh pertanyaan dengan ya = 5 dan tidak = 0

PENGOLAHAN DATA

  3.09

  Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDN 167 Palembang memiliki nilai dari jawaban terhadap 5 pertanyaan yang diberikan dimana dimana total score sebesar 294 dengan nilai yang tertinggi atau nilai maksimal adalah 5 dan nilai terendah atau minimal adalah sebesar 0, dengan nilai mean

  1. Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SDN 167 Palembang Tahun 2010

  Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az- zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010, didapat gambaran sebagai berikut :

  Analisis dilakukan terhadap masing- masing variabel dari hasil penelitian. Pada análisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari masing-masing variabel.

  HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

  Dilakukan uji - T tidak berpasangan / Independent Sample T Test dengan menggunakan kompuetrisasi, dengan batas kemaknaan : P Value < 0,05 = ada perbedaan yang bermakna (tolak Ho) P Value > 0,05 = Tidak ada perbedaan yang tidak bermakna (terima Ho)

  Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui perbedaan kebiasaan menyikat gigi pada anak sekolah dasar di SDN 167 palembang dan SD Az-zahrah palembang tahun 2010 maka dilakukan uji statistk (Uji T) pada tingkat kepercayaan 95% dengan alpha = 0,05. Tampilan data dalam bentuk tabel dan diagram batang.

  2 Analisis Bivariat

  Analisis univariat dipakai untuk menjelaskan / mendeskripsikan dari masing- masing variabel penelitian. Bentuknya disajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang akan lebih menjelaskan dalam bentuk visual dan dapat membantu dalam memahami ciri-ciri penting yang ada pada sebaran frekuensi. Tujuannya adalah untuk melihat kelayakan data dari gambaran data sebagai bahan pertimbangan untuk analisa lebih lanjut. Untuk data numerik digunakan nilai Mean, Median, dan Standar Deviasi (Hastono, 2001)

  e) Cleaning:Merupakan kegiatan mengecek ulang data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak

  komputer

  d) Entry : Memasukkan data ke dalam

  diatas selesai dan benar, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara mengentri data dari kuesioner dengan menggunakan paket program komputer

  c) Processing : Setelah kedua kegiatan

  data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka/bilangan, untuk mempermudah pada saat menganalisa data dan juga mempercepat proses entry data.

  b) Koding : Merupakan kegatan mengubah

  a) Editing : Merupakan kegiatan pengecekan isian kuesioner, apakah jawaban yang di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten

  Menurut Hastono (2001) agar penelitian menhasilkan informasi yang benar, maka pengolahan data dilakukan menggunakan program komputer dengan tahapan-tahapan yang benar yaitu :

  5.Memasukkan data hasil pemeriksaan dalam bentuk tabel

  4.Mengurutkan data yang telah didapat.

  3.Mengumpulkan kembali lembar kuesioner.

  2.Mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara memberikan lembar kuiesioner kepada objek penelitian.

ANALISIS DATA

1 Analisis Univariat

  Adapun Kebiasaan menyikat gigi disajikan berdasarkan tabel berikut ini

  95 3,12 3,00 1,572

  (Mean) Nilai

  Tengah (Median)

  Estándar Deviasi

  Nilai Minimum

  Nilai Maksimum

  Skor / Nilai Total Kebiasaan menikat gigi

  5 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 95 orang anak SDN 167 yang diberi kuesioner tentang kebiasaan menyikat gigi memiliki rata-rata 3,12 dengan nilai median 3,00 dan stándar deviasi 1,572. Selanjutnya terlihat bahwa skor kebiasan menyikat gigi terendah atau nilai mínimum adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 5

  Distribusi Frekuensi skor / nilai total kebiasaan menyikat gigi pada Anak Kelas II SDN 167 Palembang Tahun 2010

  4. Rata-rata skor nilai total kebiasaan mennyikat gigi pada Anak kelas II SD Islam Az- zahrah Palembang Tahun 2010 Tabel 5.4

  Distribusi Frekuensi skor / nilai total kebiasaan menyikat gigi pada Anak Kelas II SD Islam Az- zahrah Palembang Tahun 2010 Jumlah siswa

  Rata- rata (Mean)

  Nilai Tengah (Median)

  Stándar Deviasi

  Nilai Min.

  Nilai Maksimum

  Jumlah siswa Rata-rata

  3.Rata-rata skor nilai total kebiasaan mennyikat gigi pada Anak kelas II SDN 167 Palembang Tahun 2010 Tabel 5.3

  Tabel 5.1

  Dari tabel dan grafik 5.1 di atas dapat dilihat bahwa, jumlah anak kelas II SDN 167 yang mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 47 orang (49,5%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 48 orang (50,5%).

  Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyikat Gigi Setelah Makan Pagi Anak Kelas II SDN 167 Palembang Tahun 2010

  Kebiasaan Menyikat Gigi

  Jumlah Persentase Baik

  Kurang

  47

  48 49,5% 50,5%

  Total 95 100%

  Kebiasaan menyikat gigi setelah makan Palembang memiliki nilai dari jawaban terhadap 5 pertanyaan yang diberikan dimana dimana total skor sebesar 550 dengan nilai yang tertinggi atau nilai maksimal adalah 5 dan nilai terendah atau minimal adalah sebesar 0, dengan nilai mean

  Total 141 100%

  3.90 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Menyikat Gigi Setelah Makan Pagi Pada Anak Kelas

  II SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010

  Kebiasaan Menyikat Gigi

  Jumlah Persentase Baik

  Kurang

  90

  51 63,8 % 36,2 %

2. Kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az- zahrah Palembang Tahun 2010

  Skor / Nilai Total gigi Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 95 orang anak SD Islam Az- zahrah Palembang yang diberi kuesioner tentang kebiasaan menyikat gigi memiliki rata-rata 3,90 dengan nilai median 5,00 dan stándar deviasi 1,390. Selanjutnya terlihat bahwa skor kebiasan emnyikat gigi terendah atau nilai mínimum adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 5.

  Hasil Uji T sampel tidak berpasangan data skor kebiasaan menyikat gigi pada anak sekolah dasar (SD) Negeri 167 Palembang dan SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010

  mean (Uji T) dengan hasil sebagai berikut : Tabel 5.5

2. Analisis Bivariat

  Skor Kebiasaan Menyikat Gigi

  Jumlah Siswa kelas II Mean Std. Deviasi Hasil Uji T_Test

  SDN 167 Palembang 95 3,12 1,572 0,000

  SD Az-Zahrah Palembang 141 3,90 1,390

  PEMBAHASAN

  Analisis ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kebiasaan menyikat gigi pada anak kelas II siswa SDN 167 dan siswa SD Islam Az-zahrah Palembang Tahun 2010 melalui uji beda dua

  Hal ini berarti anak kelas II SD Islam Az-zahrah mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi lebih banyak dibandingkan dengan anak kelas II SDN 167 Palembang.

  Selain itu, dari hasil uji statistik T –

  test didapat hasil nilai P Value (0.000) >

  nilai alpha (0,05), hal ini berarti ada perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak kelas II SD Islam Az- zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun 2010.

  Hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan dan perilaku orang tua akan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak

  Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Terdapat teknik yang berbeda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi.

  Selama ini ada anggapan bahwa anak-anak belum mempunyai kemampuan motorik yang diperlukan dalam menyikat gigi sampai mereka berusia 7 atau 8 tahun, tetapi beberapa penelitian (Poche dkk, 1982) menunjukkan bahwa anak berusia 3 dan 4 tahun sudah dapat belajar menyikat gigi dengan benar. (Kent,G.G. & Blinkhorn,A.S, 2005). Pada setiap langkah anak-anak diharapkan memegang sikat gigi membentuk sudut 45º dengan permukaan gigi, serta menggunakan gerakan penyikatan yang halus.

  Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi kebiasaan menyikat gigi khususnya menyikat gigi setelah makan pagi pada anak-anak yaitu : (1) Pendidikan orang tua, (2) Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi, (3) Tingkat penghasilan orang tua, (4) Sikap orang tua, dan (5)Motivasi anak untuk menyikat gigi

  Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jumlah anak kelas II SD Islam Az- zahrah yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 90 orang (63,8%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 51 orang (36,2%). Dan jumlah anak kelas II SDN 167 Palembang yang mempunyai kebiasaan baik dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 47 orang (49,5%) dan yang mempunyai kebiasaan kurang dalam menyikat gigi setelah makan pagi sebanyak 48 orang (50,5%). yang berpengaruh diatas, yang sangat

  4. Agar dapat memberikan tua tentang kesehatan gigi. dan mulut kepada para orang tua, karena kesehatan gigi anak sangat tergantung kepada sikap orang tua

  5. Bagi masyarakat, khususnya para orang tua agar dapat memotivasi

KESIMPULAN DAN SARAN

  anak-anak mereka untuk menyikat gigi setelah makan pagi, karena hal

  1 Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian yang ini adalah salah satu pencegahan dilakukan pada seluruh anak kelas II SD untuk terjadinya penyakit gigi dan Islam Az-zahrah dan anak kelas II SDN mulut 167 Palembang pada bulan Desember 2010 yang berjumlah 190 orang sampel, untuk DAFTAR PUSTAKA mengetahui perbandingan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada Darmawan,L. (2007). Kiat merawat gigi anak kelas II SD Islam Az-zahrah dengan yang tepat dan efektif . Jakarta,PT. Gramedia SDN 167 Palembang tahun 2010, dapat Pustaka Utama, Hal 16 disimpulkan sebagai berikut :

  1. Notoadmodjo,S.(2005). Metodologi Diketahuinya kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak Penelitian Kesehatan .Cetakan Ketiga. kelas II SD Islam Az-zahrah Jakarta:Rinek Cipta, Hal 138,188 sebanyak 90 orang (63,8%) dan kebiasaan menyikat gigi setelah Pratiwi, Donna.2009.Gigi Sehat dan makan pagi anak kelas II SDN 167 Cantik .Jakarta:Kompas, Hal.64-73 Palembang sebanyak 47 orang (49,5%). Srigupta,A.A.2004.Panduan Singkat

  2. Perawatan Gigi dan Mulut . Jakarta:Prestasi Ada perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada anak Pustaka. Hal 97-98 kelas II SD Islam Az-zahrah dengan SDN 167 Palembang tahun Sundoro, Edi Hartini.2005.Serba-Serbi Ilmu 2010. Konservasi Gigi .Jakarta:UI Press, Hal.18

  2 Saran

  1. Bagi Pembaca dan masyarakat agar dapat menerapkan dan Widyanti, Niken. 2005. Ilmu Kedoketran mendampingi anak menyikat gigi, Gigi Pencegahan . Yogyakarta ; Medika ketika anak sudah siap untuk Fakultas Kedokteran UGM. Hal 51-54 belajar menyikat gigi.

  2. Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti perbedaan kebiasaan menyikat gigi setelah makan pagi pada siswa Sekolah Dasar, dengan jumlah sampel dan tempat yang berbeda.

  3. Bagi Instansi, hendaknya memberikan penyuluhan tentang cara merawat kesehatan gigi dan mulut, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Suatu hal yang terpenting adalah penyuluhan terhadap para orang tua, karena dalam hal ini peran orang tua sangat mempengaruhi.