BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Medan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 Menurut M. Nazir studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data
dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, litertur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan yang berisi teori-teori. Studi Kepustakaan yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian . Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari dan menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.
II.1. Pengertian Peranan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia peranan didefenisikan sebagai suatu
yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan terutama dalam terjadinya
suatu hal atau peristiwa. Sementara itu Soekamto mendefenisikan peranan yakni
pertama , perilaku seseorang atas kedudukan tertentu dan hubungannya dengan
masyarakat. Kedua, peranan adalah suatu kelompok penghargaan manusia terhadap cara bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan 8 fungsi sosial. Ketiga, peranan adalah pola tingkah laku yang didasarkan atas 9 M. Nazir 2003 Metode Penelitian Jakarta : Galia Indonesia. Hal. 11 10 WJS. Poerwodarminto 1985 Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka. Hal. 735 Soekamto 1997 Pengantar Sosiologi. Gramedia Pustaka : Jakarta. Hal 54
kedudukan tertentu dalam kolektivitas dari keadaan sosial tertentu. Sedangkan Miftah Thoha sendiri memberi batasan bahwa peranan adalah suatu rangkaian
perilaku yang terwujud yang ditimbulkan karena jabatan tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peranan adalah yang memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal dan aspek dinamis dari pada kedudukan sesuai dengan hak dan kewajibanya yang ditimbulkan karena jabatan tertentu dalam suatu organisasi. Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan : (1) ketentuan peranan, (2) gambaran peranan, dan (3) harapan peranan. Ketentuan peranan adalah adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa perannya.
Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang sacara aktual ditampilkan sesorang dalam membawakan perannya, sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya. Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sebagai organisasi pemerintah kota melaksanakan fungsinya sesuai dengan hak dan kewajibannya dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk.
11 Miftah Thoha 1985 Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali. Hal. 187
II.2. Teori Pengendalian dan Kependudukan
II.2.1 Pengertian Pengendalian
Pengendalian menurut Usry dan Hammer yang diterjemahkan oleh
Alfonsius Sirait dan Herman Wibowo yakni “control is management’s
systematic effort to achieve objectives by comparing performance to plan and
taking appropriate action to correct important differences”, maksud dari Ussy
and Hammer yaitu pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.
Sementara itu Glen A. Welsch, Hilton, dan Gordon yang diterjemahkan
oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw mendefenisikan “pengendalian
adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang
memungkinkan terciptanya tujuan perusahaan”.Dalam ilmu sosial, ada beberapa macam cara untuk mengendalikan
masyarakat itu: 1.
Pengendalian lisan (Pengendalian Sosial Persuasif)
12 .
Alfonsius Sirait dan Herman Wibowo. 1994. Akutansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian
13 Edisi Kesepuluh . Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal 5 Purwatiningsih dan Maudy Warouw. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian Laba. 14 Jakarta: Salemba Empat. Hal. 3 . Sunarto, Kamanto. 2004 Pengantar Sosiologi (edisi revisi), Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal 128Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.
2. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain.
3. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif) Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama.
Berdasarkan dari pengertian - pengertian yang dikemukakan di atas dapat kita simpulkan bahwa pengendalian adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan membandingkan prestasi kerja dengan rencana melalui suatu proses sehingga terciptanya kinerja yang efisien sesuai dengan tujuan perusahaan.
Dengan kata lain pengendalian merupakan tindakan mengatur laju atau mengontrol jalannya suatu tindakan agar dapat berjalan dengan sistematis dan efesien.
II.2.2 Pengertian Kependudukan
Sebelum membahas mengenai kependudukan, maka ada baiknya mengerti penduduk terlebih dahulu. Penduduk merupakan suatu kumpulan masyarakat yang melakukan interaksinya dalam suatu daerah atau orang yang berhak tinggal daerah, dengan syarat orang tersebut harus memiliki surat resmi untuk tinggal di wilayah tersebut, sedangkan menurut Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2010 tentang Pedoman Pencatatan Perkawinan dan Pelaporan Akta Yang Diterbitkan Oleh Negara Lain mendefenisikan penduduk sebagai berikut: Penduduk adalah warga negara
Indonesia atau orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Dari defenisi
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk merupakan setiap orang atau sekelompok orang yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu dalam waktu yang telah ditentukan oleh Undang-undang. .
Berdasarkan Multilingual Demografic Dictionary (IUSSP, 1982) dalam
buku Prof. Ida disebutkan demografi adalah sebagai berikut:
Demography is the scientific study of human population in primarily with
the respect to their size, their structure (composition) and their development
(change). Artinya “Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama
mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
Sedangkan Philip M. Hauser dan Duddley Duncan mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut.
15 16 Prof. Ida Bagus Mentra 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 2
Kartomo Wirosuhardjo. 1981. Dasar- dasar Demografi. Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas
Ekonomi UIDemography is the study of the size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of such changes which maybe
identified as natality, teritorial movement (migration), and social mobility
(change of states). Artinya “Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorialdan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan sebab – sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerakan teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah juga merupakan ruang lingkup dari demografi. Pengertian pertumbuhan
penduduk itu sendiri adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.
II..3. Defenisi Pengendalian Kependudukan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya mengenai defenisi pengendalian, dimana pengendalian itu merupakan tindakan mengatur laju atau mengontrol jalannya suatu tindakan agar dapat berjalan dengan sistematis dan efesien serta mengacu kepada defenisi kependudukan itu sendiri, dimana kependudukan itu mempelajari struktur dan proses yang ada dalam masyarakat, maka dapat kita simpulkan bahwa pengendalian kependudukan adalah usaha mempengaruhi pola
17
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk kembang biak penduduk ke arah angka pertumbuhan penduduk yang diinginkan, biasanya ditempuh melalui suatu kebijakan pemerintah di bidang kependudukan.
Dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk, dilakukan pengendalian
sosial dimana pengendalian sosial itu sendiri menurut Horton adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat. Pengendalian sosial digunakan sebagai dasar untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk karena pengendalian sosial merupakan suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku.
Dengan adanya pengendalian sosial yang baik maka anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang dapat memahami perlunya untuk mematuhi program – program pemerintah yang sudah ada.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa ada 3 pengendalian dalam ilmu sosial, BPPKB Kota Medan juga dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk menggunakan ketiga pengendalian terserbut. Jika dilihat dari pengendalian lisan, pengendalian lisan ini terlihatb pada saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat ataupun aparatur pemerintah, dalam hal pengendalian simbolik yakni dengan mengadakan poster-poster atau iklan mengenai KB, serta pengendalian kekerasan yakni dibuktikan dengan adanya 18 perlindungan hukum atau undang-undang yang mengatur sehingga apabila adanya
Horton B. Paul dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi. Diterjemahkan oleh Drs. Aminudin Ram, M. Ed dan Dra. Tita Sobari. Jakarta: Erlangga pelanggaran ataupun penyimpangan wewenang maka ada ada batasan atau ketentuan yang mengatur.
II.3. Permasalahan Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari negara kita, karena negara kita termasuk salah satu negara terbesar di dunia yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Laju pertumbuhan di suatu negara berbanding lurus dengan tingkat perekonomian, kesehatan, sosial budaya, tingkat pendidikan, kesejahteraan maupun pembangunan. Dalam latar belakang sudah kita lihat bahwa pertumbuhan penduduk memegang peranan penting baik dalam hal pembangunan maupun kesejahteraan. Untuk Indonesia sendiri, menurut Faturohman dkk dalam buku Dinamika Kependudukan dan
19 Kebijakan , dikatakan bahwa masalah kependudukan yang sering muncul di
Indonesia adalah jumlah dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur umur penduduk yang berusia muda, urbanisasi yang relatif tinggi, serta kualitas sumber daya manusia rendah.
Sejalan dengan yang diungkapkan Faturochman dkk, Malthus yang dikutip
dari buku Aspek kemanusiaan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk 19 mengemukakan suatu pendapat yakni penduduk akan selalu bertambah lebih cepat
Faturochman dkk. 2004. Dinamika Kependudukan dan Kebijakan. Yogyakarta : Pusat studi 20 Kependudukan dan Kebijakan Universita Gadjah Mada. Hal . 63
Darwin, Muhadjir. 2000, Aspek kemanusiaan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk, Hal 156 dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh karena apa yang ia sebutkan sebagai moral restrains, seperti misalnya wabah penyakit atau malapetaka. Dalam pernyatan ini secara tidak langsung dikatakan bahwa jumlah pertumbuhan penduduk akan lebih besar daripada jumlah hasil bumi. Hal ini akan memunculkan permasalahan yang baru, dimana akan banyak terdapat masyarakat di bawah garis kemiskinan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan.
Sumber daya manusia/penduduk merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan dalam keberhasilan pembangunan. Siagian berpendapat “Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan modal dasar pembangunan, namun di sisi lain jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi juga akan menjadi beban bagi suatu negara untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduknya seperti sandang, pangan dan papan maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. ” Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut akan menjadi masalah dalam pembangunan yang pada akhirnya dapat menghambat proses pembangunan itu sendiri. “
22 Usman menyatakan, “penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan
modal dasar yang penting dalam penyelenggaraan konsepsi ketahanan nasional, 21 akan tetapi dalam kenyataannya, ledakan penduduk dapat menimbulkan tekanan Siagian, Sondang P. 2001. Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi danStrateginya. 22 Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, Wan. 1997. Pembangunan dan Ketahahan Nasional. Jakarta: UI. yang besar pada sumber daya yang terbatas dan berpengaruh pada ketahanan nasional.” Penduduk yang besar dengan kualitas sumber daya manusia yang relatif kurang memadai sangat berpotensi memberikan beban dalam pembangunan, yang tercermin melalui beratnya beban pemerintah pusat dan daerah untuk menyediakan berbagai pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, lapangan kerja, dan lingkungan hidup.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menimbulkan masalah sosial seperti kemiskinan, rendahnya tingkat kesehatan, tekanan atau pengrusakan terhadap lingkungan, pengangguran dan juga gangguan keamanan, bahkan dapat pula menimbulkan peperangan antara satu negara dengan negara lainnya. Oleh karena itu diperlukan pengaturan sistem kependudukan yang baik agar masalah- masalah yang munculn dari problem kependudukan tidak berimbas pada terjadinya kriminalitas.
Permasalahan pertumbuhan penduduk seperti yang telah dibahas diatas, menuntut pemerintah, khususnya instansi yang berkaitan langsung dengan masalah kependudukan untuk mengambil kebijakan yang diharapkan mampu mengatasi masalah pertumbuhan penduduk. Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional disebutkan bahwa BKKBN merupakan instansi pemerintah yang menangani masalah pertumbuhan penduduk. Fungsi BKKBN itu sendiri tertera pada Pasal 3 ayat (1), yang berbunyi: a.
Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana b.
Penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang pengedalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana c.
Pelaksanaan advokasi dan koordinasi dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana d.
Penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana e.
Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi dibidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana f.
Pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi dibidang pengendalian pertumbuhan penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.
II.4. Kebijakan Pengelolaan Laju Pertumbuhan Penduduk
Setiap permasalahan khususnya dalam pemerintahan, mengahasilkan suatu kebijakan, dimana kebijakan tersebut sering disebut dengan kebijakan publik.
Nugroho
Perumusan Implementasi dan Evaluasi ). Jakarta : PT.ElexMedia Komputindo. Hal . 54
mengartikan kebijakan publik tersebut sebagai keputusan yang dibuat oleh negara, khususnya pemerintah sebagai strategi untuk merealisasikan tujuan negara yang bersangkutan. Dimana Kebijakan publik tersebut merupakan strategi
23 Nugroho,Riant. 2006. Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang ( Model-model
untuk mengantar masyarakat pada masa awal, memasuki masyarakat pada masa transisi, dan untuk menuju masyarakat yang dicita-citakan.
Kebijakan publik yang sering menjadi pembahasan di setiap negara adalah kebijakan kependudukan. Menurut PBB pengertian kebijaksanaan kependudukan adalah tindakan dan program yang disusun untuk membantu tercapainya tujuan- tujuan ekonomi, sosial, demografi, politik dan tujuan umum lainnya dengan jalan mempengaruhi variabel demografi umum, seperti besar dana pertumbuhan penduduk, persebaran geografis, serta ciri-ciri demografinya. Kebijakan pemerintah dalam bidang kependudukan dan lingkungan hidup adalah pembangunan yang bercirikan pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan kependudukan itu sendiri mencakup 3 aspek yakni kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas) dan perpindahan (migrasi).
Secara garis besar tujuan kebijakan kependudukan adalah memelihara keseimbangan antara pertambahan dan penyebaran penduduk dengan perkembangan pembangunan sosial-ekonomi, sehingga tingkat hidup layak dapat diberikan pada seluruh penduduk. Usaha ini meliputi seluruh kebijakan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kegiatan lain untuk meningkatkan pendapatan yang adil, kesempatan kerja dan pembangunan pendidikan menyeluruh. Strategi ini dapat dilakukan melalui program, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.
24 Siasah Masruri, Muhsinatun,dkk.2002.Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Yogyakarta: UPT MKU UNY
Seperti yang sudah disebutkan pada latarbelakang, dimana Kartomo menyebutkan bahwa kebijakan kependudukan yang utama di Indonesia saat ini adalah kebijakan keluarga berencana, sehingga BKKBN dalam upaya pengendalian jumlah penduduk terdapat beberapa kebijakan yaitu:
1. Penundaan Usia Perkawinan
Ketentuan mengenai batas umur minimal dalam Pasal 7 ayat (1) UU No, 1 Tahun 1974 yang mengatakan bahwa “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun.” Undang-undang tersebut tidak sejalan dengan BKKBN, menurut BKKBN dalam Rencana Nasional disebutkan batas usia perkawinan untuk perempuan itu adalah 20 tahun sedangkan untuk pria 25 tahun. Pertimbangan tersebut didasarkan pada faktor kesehatan dimana perempuan yang menikah dibawah umur 20 tahun beresiko terkena kanker leher rahim. Dan pada usia remaja, sel-sel leher rahim belum matang, maka kalau terpapar human papiloma Virus HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.
2. Mengatur Jarak Kelahiran
Dalam pola reproduksi sehat dijelaskan, disamping pasangan suami istri diupayakan untuk mempunyai anak 2 orang saja, juga harus diupayakan agar jarak kelahiran anak yang satu dengan anak yang lainnya dapat diatur dengan baik,
25 kalau memungkinkan 5 tahun. Graef dkk mengemukakan bahwa makin muda Graef, J.A., dkk.1996, Komunikasi Untuk Kesehatan dan Perubahan Perilaku, Yogykarta : Gadjah Mada University Press. Hal :56 atau makin tua usia ibu, maka makin tinggi resiko ibu beserta anaknya. Bila seorang ibu telah melahirkan lebih dari empat orang anak, maka resiko bagi ibu dan anaknya makin besar pada setiap kelahiran berikutnya. Meskipun demikian, resiko tertinggi ada pada kelahiran yang berjarak kurang dari 2 tahun. Pendapat Graef dkk., ini didukung oleh temuan United Stated Agency for International Development (USAID) yang menyebutkan bahwa angka mortalitas bayi yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun menunjukkan 71 % lebih tinggi dibandingkan yang berjarak dua sampai tiga tahun.
3. Menggunakan alat kontrasepsi Penggunaan alat kontrasepsi bertujuan untuk menjarangkan kelahiran.
Banyak cara kontrasepsi yang dapat dipakai oleh pasangan suami istri, baik yang bersifat hormonal, seperti suntik KB, pil, implan maupun yang bersifat non hormonal seperti IUD, Kondom maupun media operasi. Setiap kontrasepsi yang
dipakai apapun jenisnya mempunyai keefektifan dalam mencegah kehamilan.
Dalam Undang Undang no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan Keluarga dalam pasal 23 telah mengatur mengenai penggunaan alat kontrasepsin di masyarakat.
26 Rajagukguk, W. 1999. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penggantian Kontrasepsi: Analisis
Data SDKI 1994 . Tesis pada Program Magister Kajian Kependudukan dan Ketenagakerjaan Program Pascasarjana. Universitas Indonesia.
4. Meningkatkan usaha ekonomi keluarga
Salah satu fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga adalah fungsi ekonomi. Dalam hal ini kepada para istri dapat diberi peluang untuk melakukan usaha ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga.Untuk kepentingan ini sejak dekade tahun 1980-an BKKBN telah mengembangkan program Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), di mana kepada keluarga-keluarga diberikan peluang untuk dapat melakukan usaha dengan pemberian bantuan modal dan bimbingan usaha bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.
5. Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Salah satu permasalahan kualitas penduduk Indonesia saat ini adalah masih tinggiangka kematian ibu karena hamil dan melahirkan, yaitu masih berkisar 228/100.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu adalah melalui persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka persalinan yangditolong oleh tenaga non kesehatan, seperti dukun bayi masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24 %.
6. Melaporkan setiap kelahiran, kematian, dan perpindahan (Lampid)
Untuk kepentingan perencanaan program pembangunan data merupakan hal yang sangat vital. Salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mendapatkan data registras ivital yang akurat sehingga bisa dimanfaatkan dalam perencanaan program pembangunan yang tepat guna dan berhasil guna, masyarakat diharapkan mempunyai kesadaran tertib administrasi kependudukan, artinya melaporkan setiap kejadian vital (kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk) kepada petugas. Perlu kerjasama yang dikembangkan oleh petugas terkait dengan tertib adminstrasi,masyarakat perlu difasilitasi dalam membiasakan diri melaporkan kejadian vital,seperti untuk pembuatan akta kelahiran. Bidan atau siapapun yang menolong persalinan harus berupaya memberi bantuan masyarakat untuk mendapatkan aktekelahiran anaknya. Begitu tenaga kesehatan menolong persalinan mungkin bisalangsung membantu masyarakat untuk melaporkan persalinannya melalui suratketerangan lahir kepada petugas kelurahan untuk selanjutnya diproses di Kecamatandan Kantor Catatan Sipil.
7. Keluarga ramah anak dan lingkungan
Dalam upaya menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera perlu diciptakan hubungan yang serasi dan selaras antar anggota keluarga. Orang tua diharapkan dapat menciptakan keluarga ramah anak, antara lain melalui pemberian penghargaankepada anak (misalnya mengucapkan terima kasih apabila ditolong anak), peduli terhadap kebutuhan anak. Disamping menciptakan keluarga ramah anak, setiap keluarga juga harus menciptakan keluarga ramah lingkungan.
Keluarga harus menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini patut disadari karena manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
8. Keluarga berkarakter (sosial, budaya, agama)
Pola kehidupan modern saat ini telah berdampak pada karakter anak bangsa.Pengaruh negatif globalisasi menimbulkan masyarakat Indonesia kini mulai banyak yang bersifat individualistis, budaya bangsa Indonesia yang terkenal dengankeramahtamahan dan sifat gotong royong kini mulai bergeser menjadi pola hidupyang keras. Banyak permasalahan yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan berakhir dengan tindakan kekerasan dan anarkis, seperti penganiayaan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan pembunuhan. Kondisi tersebut diperparah dengan buruknya tingkat perekonomian masyarakat dan semakin sulitnya hidup sertakerasnya tingkat pesaingan. Nilai-nilai agama banyak yang dilanggar. Sebagianmasyarakat banyak yang sudah tidak malu lagi tatkala berbuat kesalahan.
9. Keluarga peduli pendidikan
Pendidikan merupakan pondasi bagi seseorang untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Malalui pendidikan yang diberikan oleh kepalakeluarga kepada anggota keluarganya diharapkan SDM Indonesia dapat terusditingkatkan sehingga dapat bersaing baik secara regional maupun internasional. Saat ini keprihatinan melanda bangsa Indonesia. Penilaian IPM yang dikeluarkanoleh UNDP telah menempatkan SDM Indonesia berada pada urutan ke 124 dari 187 negara.Untuk dapat memberikan pendidikan yang layak kepada anggota keluarganya,setiap keluarga harus mempunyai kemampuan ekonomi yang mumpuni. Perencanaan jumlah anak yang dimiliki akan sangat membantu keluarga dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.Akhirnya kita berharap 10 butir PHBK ini dapat dilakukan seluruh penduduk dengansegenap kesadaran. Butir-butir PHBK semoga bukan hanya slogan saja tetapi dapatmenjadi Life Style atau gaya hidup keluarga di Indonesia, sehingga bangsa Indonesiadapat menjadi bangsa yang kuat, mandiri dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
II.5. Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
dalam Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota MedanBPPKB Kota Medan merupakan lembaga pemerintah yang sesuai dengan tupoksinya terdapat pada Peraturan Walikota Medan tahun 2010. BPPKB Kota Medan merupakan miitra dari BKKBN Pusat dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk.
Kebijakan keluarga berencana merupakan kebijakan yang disusun pemerintah dalam menanggulangi laju pertumbuhan penduduk. Untuk Kota Medan, masalah keluarga berencana ini, berada dalam naungan BPPKB secara khusus Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, mengacu pada kebijakan BKKBN pusat serta sesuai dengan visi lembaga tersebut yakni terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak serta dua anak lebih baik menuju keluarga sejahtera, menetapkan beberapa kebijakan.
Adapun kebijakan yang diambil oleh BPPKB Kota Medan dalam menangani laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan adalah dengan menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah dan masyarakat serta swasta. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan program sosialisasi KB, Konseling KB, pemasangan alat kontrasepsi serta penanggulangan effect paska pemasangan, hal ini dilakukan apabila ada masyarakat yang mengalami kontraindikasi.
II.5. Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuan adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti.
Defenisi konsep bertujuan untuk menghindarkan interpretasi ganda atas variable yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan-batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Peranan adalah peranan dinas dalam menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan serta berdasarkan tugas pokok dan fungsinya. Oleh karena itu, peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peranan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam melaksanakan
27 Masri Singarimbun, 1995 Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. Hal. 33
fungsinya sesuai dengan hak dan kewajibannya dalam meminimalisir jumlah penduduk kota Medan.
2. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Badan Pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pemerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana yang bersifat spesifik.
3. Bidang Keluarga Berencana adalah salah satu bidang dalam Badan
Pemberdayaan Perempuan yang berperan aktif dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Bidang tersebut.
4. Pengendalian Kependudukan adalah usaha mempengaruhi pola kembang biak penduduk ke arah angka pertumbuhan penduduk yang diinginkan, biasanya ditempuh melalui suatu kebijakan pemerintah di bidang kependudukan.
5. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran dengan tujuan untuk mengatasi jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, komposisi umur penduduk yang timpang, dan masalah mobilitas penduduk.
6. Peranan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan menjalin kerjasama ataupun koordinasi dengan lembaga pemerintah, swasta maupun masyarakat baik itu dalam hal sosialisasi program, pelaksanaan teknis dilapangan seperti konsling maupun pemasangan alat kontrasepsi serta penanggulangan pada efek yang ditimbulkan.