BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

  Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka dapat disusun kerangka konsep penelitian seperti gambar di bawah ini: Faktor Risiko Osteoartritis

  • Usia • Jenis Kelamin • Obesitas/berat badan

  Gambaran Pengetahuan Pasien berlebihan Osteoartritis

  • Riwayat trauma
  • Genetik/riwayat keleurga terdahulu
  • Komplikasi dari penyakit lain
  • Merokok • Pekerjaan • Olahraga

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis dengan Faktor Risiko Osteoartritis.

3.2. Definisi Operasional

  3.2.1. Faktor Risiko Osteoartritis

  Faktor risiko adalah hal-hal atau variable yang terkait dengan peningkatan suatu risiko dalam hal penyakit tertentu. Juga disebut sebagai faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Antara faktor risiko osteoartritis adalah: usia, jenis kelamin, obesitas, genetik, merokok, riwayat trauma, pekerjaan, dan penyakit lain.

  a.

  Cara pengukuran: Menggunakan kuesioner. Responden ditanyakan dengan 20 pertanyaan tentang faktor risiko osteoartritis.

  b.

  Hasil pengukuran: Hasil jawaban dari kuesioner yang telah dijawab oleh pasien penderita osteoartritis.

  3.2.2. Pengetahuan Pasien Penderita Osteoartritis.

  Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien penderita OA tentang faktor risiko OA.

  a.

  Cara pengukuran: Menggunakan kuesioner. Responden ditanyakan dengan 20 pertanyaan setiap pertanyaan yang benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0.

  b.

  Hasil pengukuran: Berdasarkan jumlah skor, selanjutnya tingkat pengetahuan akan dikategorikan berdasarkan jumlah pertanyaan yang sudah dijawab dengan benar sebagai berikut:

  • Baik : 16-20
  • Cukup : 10-15
  • Kurang : < 10

BAB 4 METODE PENELITIAN

  4.1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif.

  Bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan faktor risiko pada pasien Osteoartritis (OA) yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi tahun 2014. Pendektan yang digunakan pada desain penilitian ini adalah cross sectional study.

  4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

  4.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi, Medan.

  Dengan alasan terdapat banyak pasien Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi dan belum pernah ada penelitian tentang pengetahuan faktor risiko pada pasien osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr.

  Pirngadi, Medan.

  4.2.2. Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan pada bulan September sehingga November 2014 atau sampai jumlah sampel terpenuhi.

4.3. Populasi dan Sample

4.3.1. Populasi

  Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien Osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi, Medan. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dokter yang merawat pasien OA, pasien OA yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi adalah sekitar 50-70 orang dalam satu hari.

4.3.2. Sampel

  Sampel penelitian ini adalah semua pasien OA yang memenuhi kriteria inklusi dan esklusi dan bersedia mengikuti dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.

  a. Kriteria insklusi : Pasien menderita Osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi, Medan yang telah didiagnose dengan kreteria klinis, radigrafi dan telah diperiksa oleh dokter spesialis penyakit dalam..

  b. Kriteria eksklusi : Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan benar. Pasien yang buta huruf atau rabun dekat, tidak mengerti pertanyaan yang diberikan. Pasien dengan penyakit demensia.

  4.4. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan dengan memberikan self

  

administered questionnaires (kuesioner) kepada pasien sebanyak 20 soal. Pengisian

  kuesioner dilakukan saat itu juga ketika peneliti melakukan kunjungan, agar dapat respon yang cukup baik. Kuesioner dijelaskan secara menyeluruh sampai benar- benar dimengerti dan dapat diisi secara benar oleh responden sehingga memberikan kemudahan bagi responden dalam melakukan pengisian kuesioner secara tepat dan lengkap.

  Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian untuk mendapatkan data dari responden berupa pertanyaan. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri.

  4.5. Aspek Pengukuran

  Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan memberikan 20 pertanyaan kepada responden. Penilaian pengetahuan dapat dilihat dari setiap item pertanyaan yang akan diberikan peneliti kepada responden (Arikunto, 2009).

  a. Pengetahuan baik : jika jawaban benar 76-100 %

  b. Pengetahuan cukup : jika jawaban benar 56-75 %

  c. Pengetahuan kurang : jika jawaban benar ≤ 55 %

  4.6. Pengetahuan

  Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari individu, yang sekedar menjawab pertanyaan. Pengetahuan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).

  4.7. Pengolahan dan Analisa Data

  Data yang dikumpulkan dari kuesioner yang sudah diisi oleh responden, kemudian diolah secara manual dengan melalui langkah-langkah berikut:

  1. Editing (pengeditan) Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk menggambarkan masalah yang diteliti kemudian data dikelompokkan dengan aspek pengukuran.

  2.Coding (pengkodean) Setelah data diperoleh, peneliti melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.

  3. Entry Data adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan komputer

  Entry dengan menggunakan sistem atau program computer.

  4. Tabulating (tabulasi) Setelah data diperoleh dimasukan ke dalam distribusi frekuensi. Data diperoleh dari hasil pertanyaan yang diberikan oleh pasien Osteoatritis dengan menggunakan kuesioner, kemudian diolah secara komputerisasi dan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan masing-masing variabel penelitian dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Kemudian hasil dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi yang berlokasi di Jalan Professor Hm. Yamin Sh. No.47, 20233, Indonesia. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. RSU Dr Pirngadi Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Pengumpulan data ini dilakukan dari bulan September 2014 sampai November 2014.

5.1.2. Data Demografi Responden

Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan.

  Demografi Responden Frekuensi Presentasi (%) Usia < 40 tahun

  8

  8.0 41-50 tahun

  29

  29.0 51-60 tahun

  35

  35.0 > 60 tahun

  28

  28.0 Total 100 100.0 Jenis Kelamin Laki-laki

  41

  41.0 Perempuan

  59

  59.0 Total 100 100.0 Pendidikan SD

  4

  4.0 SMP

  18

  18.0 SMA

  42

  42.0 S1

  36

  36.0 Total 100 100.0 Pekerjaan Tidak Bekerja

  56

  56.0 Wiraswasta

  21

  21.0 Lain-lain

  23

  23.0 Total 100 100.0 Dari tabel 5.1.1. dapat dilihat data demografi responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Hasil dari 100 orang responden mayoritas umur responden pada 51-60 tahun sebanyak 35 orang (35.0), pada jenis kelamin perempuan sebanyak 59 orang (59.0%) lebih banyak dibanding laki-laki 41 orang (41.0%), pada pendidikan mayoritas responden memiliki pendidikan S1 sebanyak 36 orang (36.0%) dan sebanyak 56 orang (56.0%) tidak bekerja.

5.1.3. Data Instrumen

Tabel 5.1.2. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.

  Gambaran Pengetahuan Pasien Frekuensi Persentase (%)

  22

  22.0 Baik

   Cukup

  62

  62.0 Kurang

  16

  16.0 Total 100 100.0 Berdasarkan tabel 5.1.2., 22.0% mempunyai pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko osteoartritis. Ini merupakan kelompok kedua terbesar dari total sampel dengan bilangan 22 orang.

  Selain itu, sebanyak 62 orang mempunyai pengetahuan cukup mengenai faktor risiko osteoartritis. Ini merupakan kelompok terbesar dari total sampel dengan persentase 62.0%.

  Sebanyak 16 orang mempunyai pengetahuan kurang mengenai faktor risiko osteoartritis dan kelompok ini merupakan kelompok terkecil dari keseluruhan jumlah sampel dengan persentase 16.0%.

Tabel 5.1.3. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan usia.

  Pengetahuan Jumlah Usia Baik Cukup Kurang F %

  f % f % f %

  

< 40 tahun 1 1.0 4 4.0 3 3.0 8 8.0

41-50 tahun 6 6.0 16 16.0 7 7.0 29 29.0

51-60 tahun 9 9.0 23 23.0 3 3.0 35 35.0

> 60 tahun 6 6.0 19 19.0 3 3.0 28 28.0

  

Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

  Pada tabel 5.1.3. dapat dilihat gambaran hasil pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan usia mayoritas pada kelompok usia < 40 tahun (4.0%), kelompok usia 41-50 (16.0%), kelompok usia 51-60 (23.0%) dan kelompok usia > 60 (19.0%) dengan berpengetahuan cukup.

Tabel 5.1.4. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan jenis kelamin.

  Pengetahuan Jumlah

Jenis Kelamin Baik Cukup Kurang F %

  f % f % f %

  

Laki-laki 14 14.0 22 22.0 5 5.0 41 41.0

Perempuan 8 6.0 40 40.0 11 11.0 59 59.0

Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

  Pada tabel 5.1.4. dapat dilihat gambaran hasil pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan jenis kelamin mayoritas pada jenis kelamin laki-laki (22.0%) dan perempuan (40.0%) dengan pengetahuan

Tabel 5.1.5. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pendidikan.

  Pengetahuan Jumlah Pendidikan Baik Cukup Kurang F %

  f % f % f %

  

SD 0 0.0 0 0.0 4 4.0 4 4.0

SMP 0 0.0 6 6.0 12 12.0 18 18.0

SMA 0 0.0 42 42.0 0 0.0 42 42.0

S1 22 22.0 14 14.0 0 0.0 36 36.0

Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

  Pada tabel 5.1.5. dapat dilihat gambaran hasil gambaran hasil pengetahuan responden pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pendidikan mayoritas pada pendidikan SD (4.0%) dan pada pendidikan SMP (12.0%) dengan pengetahuan kurang. Manakala pada pendidikan SMA (42.0%) mayoritas berpengetahuancukup dan mayoritas pada pendidikan S1 berpengetahuan baik (22.0%).

Tabel 5.1.6. Distribusi frekuensi dan persentase pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pekerjaan.

  Pengetahuan Jumlah

Pekerjaan Baik Cukup Kurang F %

  f % f % f %

  

Tidak Bekerja 9 9.0 41 41.0 6 6.0 56 56.0

Wiraswasta 6 6.0 12 12.0 3 3.0 21 21.0

Lain-lain 7 7.0 9 9.0 7 7.0 23 23.0

Total 22 22.0 62 62.0 16 16.0 100 100.0

  Pada tabel 5.1.5. dapat dilihat gambaran hasil pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis berdasarkan pekerjaan mayoritas pada pada kelompok yang tidak bekerja (41.0%), pada kelompok pekerjaan wiraswasta (12.0%) dan pada kelompok lain-lain pekerjaan (9.0%) dengan pengetahuan cukup.

Tabel 5.1.7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis.

  NO Pertanyaan Jawaban Benar Salah f % f %

  1 Usia di atas 50 tahun adalah faktor risiko 60 60.0 40 40.0 osteoartritis.

  2 Perempuan lebih berisiko menderita 73 73.0 27 27.0 osteoartritis berbanding laki-laki.

  3 Obesitas/ kelebihan berat badan adalah 67 67.0 33 33.0 faktor risiko osteoartritis.

  4 Benturan, terjatuh dan trauma adalah salah 75 75.0 25 25.0 satu faktor risiko osteoartritis.

  5 Faktor Genetik adalah faktor risiko 28 28.0 72 72.0 osteoartritis.

  6 Komplikasi dari penyakit lain seperti 67 67.0 33 33.0 diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis.

  7 Merokok merupakan faktor risiko 27 27.0 73 73.0 osteoartritis

  8 Pekerjaan Berat dapat menyebabkan 24 24.0 76 76.0 terjadinya osteoartritis

  9 Kebiasaan Berolahraga adalah faktor risiko 12 12.0 88 88.0 osteoartritis.

  Daripada 100 responden, sebanyak 60 orang (60.0%) menjawab benar bahwa usia diatas 51 tahun adalah faktor risiko osteoartritis. Manakala seramai 40 orang (40.0%) menjawab salah.

  Sebanyak 73 orang (73.0%) menjawab benar bahwa faktor jenis kelamin perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki-laki. Manakala 27 orang (27.0%) menjawab salah.

  Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa obesitas/kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis dan 27 orang (27.0%) menjawab salah.

  Sebanyak 75 orang (75.0%) menjawab benar bahwa benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis. Manakala sebanyak 33 orang (33.0%) menjawab salah.

  Sebanyak 28 orang (28.0%) menjawab benar bahwa faktor genetik adalah faktor risiko osteoartritis dan 72 orang (72.0%) menjawab salah. Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis dan seramai

  33 orang (33.0%) menjawab salah.

  Sebanyak 27 orang (27.0%) menjawab benar bahwa merokok merupakan faktor risiko osteoartritis manakala 73 orang (73.0%) menjawab salah. Sebanyak 24 orang (24.0%) menjawab benar bahwa pekerjaan berat dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis dan 76 orang (76.0%) menjawab salah. Sebanyak 12 orang (12.0%) menjawab benar bahwa kebiasaan berolahraga adalah faktor risiko osteoartritis. Sebanyak 88 orang (88.0%) menjawab salah.

5.2. Pembahasan

  Pembahasan ini dilakukan bertujuan menggambarkan pengetahuan dan faktor risiko pada pasien osteoartritis yang berobat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian menunjukan pengetahuan pasien osteoartritis tentang faktor risiko osteoartritis dengan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 62.0% manakala minoritas dengan pengetahaun kurang 16.0%. Pengetahuan seseorang tergantung kepada usia, pendidikan dan pekerjaan.

  Faktor risiko adalah faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat menjadi sakit. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya osteoartritis yaitu faktor usia, jenis kelamin, obesitas, riwayat trauma, genetik, komplikasi dari penyakit lain, merokok, pekerjaan dan kebiasaan berolahraga.

  Umur merupakan variabel utama yang mempengaruhi pengetahuan.Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas 35.0% dengan usia 51-60 tahun dan minoritas berusia kurang dari 40 tahun 8.0% dan kedua-duanya memiliki pengetahuan yang cukup.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Notoadmodjo (2005) menyatakan bahwa, dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya semakin banyak. Semakin bertambah usia semakin berkembang pola pemikiran sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik.

  Pendidikan seseorang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.Dari hasil penelitian ditemukan mayoritas responden berpendidikan SMA 42.0% dan minoritas berpendidikan SD 4.0%. Hal ini sesuai dengan penelitian Erfandi (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah untuk mendapatkan dan menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi seseorang itu cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun dari media massa.

  Pekerjaan juga mempengaruhi pengetahuan seseorang ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain memperoleh lebih banyak pengetahuan dibandingkan dengan orang yang kurang berinteraksi dengan orang lain. Dalam data demografi memperlihatkan mayoritas responden dengan 56.0% tidak bekerja dan minoritas bekerja sebagai wiraswasta (21.0%).

  Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang usia diatas 50 tahun adalah faktor risiko osteoartritis mayoritas menjawab benar. Dari data demografi mayoritas responden berusia 51-60 tahun dan minoritas responden berusia kurang dari 40 tahun yang menderita osteoartritis. Berdasarkan hasil penelitian dari Rita (2014) memperlihatkan bahwa dari 25 pasien dengan mayoritas berusia 51-60 tahun sebanyak 56.0%.

  Hal ini disebabkan oleh proses degeneratif. Pada usia lanjut, terjadinya perubahan dari kalogen dan penurunan sintesis proteoglikan yang menyebabkan tulang dan sendi rentan terhadap tekanan dan kekurangan elastisitas sendi. Terjadinya reaksi inflamasi pada proses degenerasi dari sendi (Robert, 1999).

  Selain dari faktor usia, faktor jenis kelamin juga mempengaruhi terjadinya osteoartritis. Pada hasil penelitian mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 59.0% dibandingkan dengan laki-laki 41.0%. Manakala pada hasil distribusi jawaban responden mendapatkan sebanyak 73 orang (73.0%) menjawab benar bahwa perempuan lebih berisiko menderita osteoartritis berbanding laki- laki. Osteoartritis lebih sering terjadi pada perempuan yang sudah menopause karena kurangnya hormon estrogen yang memegang peranan penting dalam faktor risiko osteoartritis walaupun mekanisme kerjanya belum dapat diketahui dengan jelas namun hormon estrogen dapat menurunkan endapan lemak dalam tubuh (Stacy, 2007).

  Dari hasil penelitian Nur Aini (2009), menunjukan bahwa pada individu obesitas mempunyai 4,9 kali risiko yang lebih besar untuk memiliki osteoartritis. berat badan berlebihan akan menambahkan kerja pada sendi terutama pada sendi- sendi penompang berat badan seperti sendi lutut. Hal ini disebabkan tulang rawan yang tipis. Dari hasil penelitian sebanyak 67 orang menjawab benar bahwa obesitas/kelebihan berat badan adalah faktor risiko osteoartritis.

  Dari hasil jawaban responden sebanyak 75 orang menjawab benar bahwa benturan, terjatuh dan trauma adalah salah satu faktor risiko osteoartritis. Faktor kerusakan yang permenen pada sendi maka kerusakan tersebut akan merubah struktur biokimia pada sendi dan akan menambahkan tekanan. Kerusakan pada sendi katrilago dan struktur sendi disebabkan fraktur atau kerobekan ligamen.

  Sebanyak 72 orang menjawab salah bahwa faktor genetik adalah faktor risiko osteoartritis. Dari hasil penelitian Iwayan (2009), mayoritas 55 orang memiliki keturunan rematik. Faktor genetik berperan terhadap terjadinya osteoartritis karena adanya mutasi genetik yaitu gen Ank.

  Sebanyak 67 orang (67.0%) menjawab benar bahwa komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes melitus adalah faktor risiko osteoartritis dan seramai 33 orang (33.0%) menjawab salah. Komplikasi dari penyakit lain seperti penyakit metabolik yaitu diabetes mellitus dapat memicu terjadinya osteoartritis. Pasien dengan osteoartritis memiliki resiko tinggi unuk memiliki resistensi insulin. Gangguan dalam proses glukosa disebabkan oleh inflamasi pada perifer (YI Kasjmir, 2011).

  Sebanyak 27 orang menjawab benar bahwa merokok merupakan faktor risiko osteoartritis. Menurut penelitian Amin (2006), menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan osteoartritis. Laki-laki yang merokok mempunyai risiko yang lebih tinggi berbanding laki-laki yang tidak merokok. Merokok menyebabkan tulang rawan menjadi tipis. Merokok dapat meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah sehingga menyebabkan jaringan kekurangan oksigen dan menghambat pembentukan tulang rawan.

  Selain merokok pekerjaan adalah salah satu faktor risiko osteoartritis, pekerjaan berat atau pekerjaan yang sentiasa memerlukan persendian secara terus- menerus adalah penentu beratnya osteoartritis yang akan dialaminya. Seperti petani yang memiliki resiko besar terjadi osteoartritis terutama pada sendi panggul karena sendi tersebut dipakai untuk berdiri, menunduk, berjalan jauh di atas permukaan tanah yang kasar, mengangkat dan memindahkan benda - benda berat (Girsang, 2008). Sebanyak 76 orang menjawab salah bahwa pekerjaan berat dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis.

  Dari hasil distribusi jawaban responden sebanyak 88 orang menjawab salah bahwa kebiasaan berolahraga adalah faktor risiko osteoartritis. Kebiasaan olahraga juga merupakan faktor risiko osteoartritis. Walaupun olahraga adalah aktivitas untuk meningkatkan kesehatan jika melakukan olahraga terlalu berat yang sentiasa menggunakan kekuatan sendi pada lutut atau tangan akan menyebabkan jaringan sendi dan tulang rawan semakin menipis (David, 2009).

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan data hasil penelitian dapat

  diambil kesimpulan dan saran mengenai pengetahuan pasien osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi tentang faktor risiko osteoartritis.

  6.1. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan pasien osteoartritis yang berobat jalan di Poliklinik Reumatologi RSU Dr. Pirngadi tentang faktor risiko osteoartritis dari 100 responden sebagian besar berpengetahuan cukup namun ada juga yang berpengetahuan kurang.

  6.2. Saran

  6.2.1. Bagi Penelitian Membuat penelitian yang lebih banyak tentang osteoartritis supaya prevalensi penderita osteoartritis menurun.

  6.2.3. Bagi Masyarakat Mencari tahu tentang penyakit yang diderita agar masyarakat mencegah dari terjadinya komplikasi.

  6.2.4. Bagi Rumah Sakit Diharapkan agar para petugas kesehatan memberikan informasi tentang faktor risiko osteoartritis kepada pasien osteoartritis dan pasien yang lainnya

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisa Tegangan Lentur Efektif Balok Komposit Dengan Variasi Rasio Ketinggian Pelat Beton Dan Profil Baja Berdasarkan Metode LRFD

0 0 43

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penduduk Usia Produktif Desa untuk Berpartisipasi di Kegiatan Ekonomi Non-Pertanian, Studi Kasus Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Simanindo

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penduduk Usia Produktif Desa untuk Berpartisipasi di Kegiatan Ekonomi Non-Pertanian, Studi Kasus Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Simanindo

0 0 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus 2.1.1 Definisi Diabetes Melitus - Profil Foto Thoraks Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Tb Di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2012

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asma 2.1.1. Definisi Asma - Profil Penderita Asma Dewasa Yang Di Rawat Inap Di RSUP.H.Adam Malik Tahun 2011-2013

0 0 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi HIV - Manifestasi Klinis Yang Sering Dijumpai Pada Anak Hiv Di Rsup H. Adam Malik Dari Tahun 2009 Sampai 2013

0 0 11

Manifestasi Klinis Yang Sering Dijumpai Pada Anak Hiv Di Rsup H. Adam Malik Dari Tahun 2009 Sampai 2013

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi OA. - Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Poliklinik Reumatologi Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 11

Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Osteoartritis Yang Berobat Jalan Di Poliklinik Reumatologi Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 13

Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

1 1 16