Integrasi Nasional yang belum Diperlambat

Integrasi Nasional Yang Diperlambat
Integrasi Nasional, perwujudan suatu sikap nasionalisme yang mmperjuangkan
hak-hak bangsa. Integrasi berasal dari kata integral yang berarti anti turunan. Sama hal
nya dengan cita-cita bangsa yang ingin meningkatkan taraf kesejahteraan dari bangsa
Indonesia dan mencegah menurunnya taraf kesejahteraan dari bangsa Indonesia. Hal ini
merupakan permasalahan yang sifatnya menyeluruh dalam kehidupan bangsa Indonesia,
tidak hanya masalah ekonomi, kesehatan dan hak asasi saja. Tetapi menyeluruh dari
setiap lapisan masyarakat serta permasalahan yang ada didalamnya.
Integrasi nasional erat kaitannya dengan integrasi moral bangsanya. Menyikapi
keinginan bangsa yang begitu tinggi secara administratif tidak didukung dengan
perkembangan moral bangsa yang mendalam. Melakukan hal baik yang tidak dibarengi
dengan integrasi moral yang baik oleh pelakunya pasti tidak akan berhasil dalam
implementasinya. Kehidupan berbangsa Negara juga erat kaitannya dengan interaksi
sosial antar masyarakat satu dengan yang lainnya. Manusia tidak akan bias hidup sendiri
dalam menjalani hidup ini. Walaupun mereka sudah hidup dalam suatu komunitas,
mereka tidak akan bias hidup dan mati perlahan karena kejenuhan. Seperti halnya air
yang dilaruti gula pasir pasti aka nada titik jenuh dimana gula tidak akan bias larut lebih
dari pada itu. Sama dengan manusia, jika tidak melakukan hal yang berbeda maka
manusia akan mengalami kejenuhan karena sifat manusia itu sendiri “Curious Animal”
yaitu binatang yang haus akan Sesutu yang baru.
Dari sifat manusia yang tidak bias hidup sendiri itulah yang mendukung istilah

Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda tetai tetap satu. Nilai dari Bhineka Tunggal
Ika inilah yang dibawa oleh sang garuda di kalinya dan dicengkram erat serta tidak akan
dilepas. Hal ini menunjukkan bahwa semboyan itulah yang harus dipegang erat oleh
suatu bangsa karena persatuan itu sangat penting dan untuk menghindari perpecahan
antar suku serta diskriminasi geografis yang diakibatkan oleh kurangnya komunikasi
antar pulau.
Permasalahan besar yang saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah krisis
moral. Bhineka Tunggal Ika yang dulu digunakan untuk menyatukan bangsa yang
heterogen dari sabang sampai merauke kini hanya menjadi sebuah slogan yang dipasang
di dinding kelas saja. Menjunjung tinggi suatu lambang yang menjadikan Indonesia ini
satu dan sangat hebat nilai filosofinya serta di tulis di lambang Negara burung garuda
dan tidak akan lepas dari cengkramannya agar nilai-nilai yang terkandung didalamnya
tidak lepas juga.
Strategi yang seharusnya paling efektif yaitu dengan proses pendidikan dengan
menanampan nilai nasionalisme kebangsaan dan cinta tanah air akan mewujudkan suatu
hasil yang bukan hasil instan saja. Paradigma yang terjadi di masyarakat Indonesia ini
sudah terlanjur asik dengan barang instan dan langsung dirasakan dampaknya bagi
masyarakat terkait. Contohnya saja isyu trending topic saat ini yaitu masalah kenaikan
BBM yang awalnya premium itu Rp. 6500 menjadi Rp. 8000. Hal ini dianggap sangat
meberatkan dan sangat banyak kecaman akan hal ini. Berbeda halnya dengan UU

Pilkada tidak langsung yang hanya mendapat sedikit kecaman dari masyarakat. Padahal

memilih seorang pemimpin sangat menentukan masa depan suatu wilayah satu periode
kepemimpinan kedepan. Hal ini terjadi karena dampak kenaikan BBM yang diterima
masyarakat akan lebih terasa langsung. Berbeda dengan memilih seorang pemimpin
yang dampaknya tidak terasa langsung, padahal dampaknya akan dirasakan hingga 5
tahun yang akan datang.
Integrasi nasional tidak akan terwujud jika dalam penerapan dari dasar Negara
Pancasila tidak diterapkan dengan benar. Contohnya, Saat pengajuan RUU Pilkada tidak
langsung juga membawa pancasila sebagai latar belakangnya. Tetapi menurut kami itu
hanyalah alat politik semata untuk memperlancar persetujuan dari RUU Pilkada tidak
langsung. Hal ini adalah suatu wujud dari proses kebiri masal hak rakyar untuk memilih
siapa yang akan memimpinnya kelak.
Mewujudkan masyarakat literasi juga sangat penting dalam mewujudkan
Integrasi Nasioal. Tetapi lagi-lagi proses untuk mewujudkan itu tidak tepat sasaran.
Saya mengkritik bahwa Kurikulum 2013 hanya berpacu pada hasil akhir dan internet
tanpa memperhatikan proses. Semua materi hanya tinggal klik sudah bias menemukan
semua pertanyaan dan tugas yang diberikan oleh guru. Seharusnya penggunaan teks
book sangat berpengaruh pada paradigm seseorang. Jika dari kecil sudah diperkenalkan
dengan media instan maka hal itu tidak akan memerikan perubahan karena proses yang

digunakan pada kurikulum 2013 tidak mengacu pada proses pencarian ilmu tetapi nilai
dan soal saja.
Praktek adalah yang utama. Hanya teori saja tidak akan membuahkan hasil.
Bekerja keras adalah kunci dari gerbang awal menuju integrasi nasional yang
diinginkan oleh bangsa Indonesia.