Pancasila Sebagai Ideologi Terbaik Untuk
MAKALAH
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBAIK UNTUK BANGSA DAN
NEGARA INDONESIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Semester V
Disusun Oleh :
Rizqa Alfiana
21060113060051
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………..….… 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………….…….…….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Serta Peranan Ideologi Pancasila
Dalam Negara Indonesia ………………………………………….….. 3
2.2 Proses Perumusan Ideologi Negara Pancasila ………….……...……… 4
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi terbaik untuk Bangsa dan
Negara Indonesia …………………………………………………….. 6
2.4 Ideology Pancasila Dengan Seiiring Berkembangnya Zaman ………… 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 10
3.2 Saran ………………………………………………………………...… 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Di Dunia ini, terdapat berbagai macam Bangsa dan Negara yang
tersebar luas di seluruh jagad raya alam semesta yang berbeda satu sama
lain. Tentunya yang menjadikan perbedaan antara bangsa satu dengan
bangsa yang lain yaitu diantaranya adalah latar belakang bangsa, adat
istiadat dan kebudayaan bangsa, serta aturan-aturan yang wajib ditaati oleh
penganut bangsa tersebut. Di dalam suatu bangsa, juga masih terdapat
berbagai macam suku, ras, dan agama yang berbeda satu sama lain.
Contohnya di Negara Indonesia, Negara ini memiliki ribuan
bahkan miliyaran penduduk yang masing-masing memiliki perbedaan,
mulai dari latar belakang, suku, dan agama. Namun, perbedaan tersebut
tidak menjadikan penduduk Negara Indonesia bertentangan antara satu
dengan yang lain hingga timbul perpecahan, justru inilah yang menjadikan
penduduk Negara Indonesia hidup dalam keanekaragaman budaya dan
agama yang dapat saling memahami dan saling menghargai dalam
berlangsungnya kehidupan di satu Negara, yaitu Negara Indonesia.
Negara Indonesia memiliki Identitas Nasional yang merupakan
sifat-sifat dan ciri khas dari Negara Indonesia. Identitas tersebut
diantaranya dasar Negara, kondisi wilayah dan geografis Negara, system
pemerintahan Negara, agama dan ideology Negara, ekonomi Negara, serta
pertahanan keamanan Negara.
Pada makalah ini, akan dibahas lebih jelas mengenai ideology
Negara Indonesia yang pada saat ini telah ditantang oleh Negara lain,
selain itu bagaimana pula pelaksanaan ideology Negara Indonesia dengan
seiiring berkembangnya zaman. Ideology yang berlaku di Negara
Indonesia adalah Pancasila. Pancasila ini telah ditetapkan sebagai ideology
Negara Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga sampai akhir zaman.
Tentu presiden Indonesia saat itu dengan berbagai pikiran dan
pertimbangan hingga dapat pada akhirnya memutuskan bahwa Pancasila
sebagai ideology terbaik untuk Bangsa dan Negara Indonesia ini.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun batasan pembahasan pada makalah ini, yaitu :
1.2.1
Apakah pengertian serta peranan ideology dalam suatu Negara itu?
1.2.2
Bagaimana proses perumusan ideology Negara Pancasila?
1.2.3
Bagaimana Ideology Pancasila bisa dikatakan Ideologi terbaik untuk
Negara Indonesia?
1.2.4
Bagaimana Ideology Pancasila terhadap seiiring berkembangnya
zaman?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Serta Peranan Ideologi Dalam Suatu Negara
2.1.1 Pengertian Ideologi
Ideology secara umum didefinisikan sebagai idea-idea, pengertian
dasar, gagasan dan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Menurut
Mensegneg
Moerdiono,
ideology
adalah
suatu
terminology asing yang walaupun sudah sering dipergunakan, namun
sepertinya belum demikian jernih dipahami bersama. Padahal peranannya
demikian penting. Beberapa pendapat lain dari penulis asing anata lain
Robert E. Lane “Policical Ideology” misalnya, yang mengemukakan
bahwa ideology antara lain merupakan suatu argument, ia dimaksudkan
sebagai pandangan yang mendorong dan melawan terhadap pandangan
lain. Ia pun meliputi program untuk mempertahankan, mengubah, atau pun
menghapuskan lembaga-lembaga social tertentu.
Frans Magnis Suseno merumuskan ideology merupakan system
nilai, kesadaran, cita-cita luhur, yang menjadikan acuan suatu masyarakat
dan tertanam secara implisit di batin warga negaranya. Ideology dalam hal
ini dimaknai ideology terbuka, bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak
dapat dipakai untuk melegitimasi kekuasaan sekelompok orang.
2.1.2 Peranan Ideologi Pancasila Dalam Negara Indonesia
Jika kita melihat kembali pada sejarah kemerdekaan Republik
Indonesia, ideology Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilainilai kebudayaan, serat nilai religious yang terdapat dalam pandangan
hidup Negara, dengan lain perkataan, unsur-unsur yang merupakan materi
(bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal
bahan) Pancasila.
Ideologi Pancasila dianggap mampu membangkitkan kesadaran
akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya,
serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak
melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan
penyelenggaraan Negara Indonesia.
Pentingnya peranan ideology Pancasila juga dapat terlihat dari
fungsi ideology itu sendiri, yaitu membentuk identitas atau ciri dari bangsa
indonsesia. Ideologi Pancasila berfungsi mempersatukan orang dari
berbagai agama, dan juga pertentangan atau ketegangan social. Dalam hal
ini ideology Pancasila berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa
kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai
yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan menyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai
semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalm kesatuan.
2.2 Proses Perumusan Ideologi Negara Pancasila
Dalam bulan Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah.
Bekas jajahan Belanda ini jatuh direbut oleh bala tentara Jepang. Setelah
bangsa Jepang menguasai kepulauan Indonesia, mereka ingin merebut hati
rakyat Indonesia. Tanggal 20 Maret 1942 dibentuklah pergerakan tiga A:
Nippon Cahya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nipon Pemimpin Asia. Inilah
ideology yang hendak dipaksakan orang Jepang pada bangsa Indonesia.
Mereka menyanggupi akan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan. Pada
tanggal 8 Maret 1943 Jepang melancarkan suatu pergerakan rakyat di
Indonesia yang disebut Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Tujuan Jepang ialah
untuk membujuk kaum nasionalis secular dan golongan intelektual agar
mengerahkan tenaganya untuk membantu Jepang. Tetapi ternyata gerakan
Tiga A dan Putera kurang memuaskan hasilnya, dan kemudian dibubarkan.
Keadaan jepang pada pertengahan tahun 1944 semakin buruk. Moral
masyarakat mulai mundur, produksi perang merosot. Menghadapi situasi
yang kritis itu, pemerintah militer Jepang tanggal 1 Maret 1945
mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada tanggal 10 sampai 17 Juli 1945 BPUPKI mengadakan sidang
paripurna untuk merumuskan konsep batang tubuh UUD, konsep prinsipprinsip perekonomian nasional dan konsep prinsip-prinsip ketahanan dan
keamanan nasional. Konsep-konsep ini tidak lepas dari ideology Pancasila,
yang konsepnya merupakan penjabaran dan pancaran dari asas-asas
ideology Pancasila.
Pada tanggal 8 Agustus 1945 pemerintah jepang menganggap
tugas BPUPKI sudah selesai, maka dibubarkan. Selanjutnya adalah tugas
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yaitu :
1. menerima hasil kerja BPUPKI
2. memproklamasikan kemerdekaan Negara Indonesia tanggal 17
Agustus 1945
3. menurut aturan no. III UUD 1945 memilih dan mengangkat presiden
dan wakil presiden yang pertama.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah kepada Sekutu.
Hingga pada akhirnya hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman
Ir. Soekarno, Pegangsaan Timur 56, Ia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Keesokan harinya, segenap anggota PPKI berkumpul
mengadakan siding untuk mengesahkan hasil karya BPUPKI dengan
mengadakan perubahan-perubahan, baik dalam Pembukaan maupun
batang tubuh. Maka ideology Negara ialah Pancasila yang benar dan sah
yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Kelima prinsip Pancasila menunjukan ide-ide fundamental mengenai
manusia dan seluruh realitas, yang diyakini kebenarannya oleh bangsa
Indonesia, dan bersumber pada watak dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Berabad-abad lamanya bangsa Indonesia hidup ditindas oleh
imperialisme dan kolonialisme. Semula imperialisme dan kolonialisme
barat dan sejak Maret 1942 oleh Jepang.
Hingga pada akhirya ide-ide, gagasan-gagasan pokok yang ketika itu
hidup, diangkat dan dirumuskan oleh Soekarno, Moh. Hatta dan kawankawannya menjadi ideology Pancasila. Ideology dipergunakan sebagai
ujung tombak. Ideology Pancasila merupakan semangat Orde Baru. Orde
Lama adalah bentuk ketidakadilan. Maka Pancasila sebagai jiwa dan
semangat Orde Baru hendak mewujudkan ide-ide keadilan. Orde Lama
membiarkan komunisme yang ateistis berkembang leluasa, maka ideology
Pancasila hendak menggerakkan dan mendorong Negara rakyat Indonesia
ke arah pengakuan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Terbaik Untuk Negara Indonesia
Bila kita amati jalannya sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terlihat
jelas bahwa proses terjadi Pancasila berbeda dari ideology-ideologi besar
lainnya. Pancasila digali dan dikembangkan dari budaya bangsa, yang
kemudian disublimasikan menjadi satu prinsip kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia.
Berbeda dengan ideology lain, Pancasila hakikatnya bersifat
komprehensif, bukan untuk kalangan, golongan ataupun kelompok primordial
tertentu.Secara
ontologis
ideology
Pancasila
berprisip
monopluralis
(majemuk tunggal) yang bersumber pada hakikat manusia sebagai individu
maupun makhluk social.
Dalam amanatnya pada Peringatan hari lahirnya Pancasila, tanggal 1
Juni 1967 di Jakarta, Jendral Soeharto ketika pertama kali diangkat sebagai
Pejabat Presiden RI menyampaikan hal-hal sebgai berikut; bahwa kita
mengagungkan Pancasila, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dan
dirumuskan oleh seseorang dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa
Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu; melainkan karena
Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya, juga setelah diuji
oleh sejarah perjuangan bangsa. Dengan berpegang teguh kepada Pancasila
inilah, maka kemerdekaan, persatuan dan kesatuan bangsa telah mempu kiat
pertahankan; baik dalam menghadapi bahaya-bahaya musuh dari luar maupun
dalam menghadapi segala bentuk pembentroakan dan pengkhianatan dari
dalam.
Bahkan, dalam tiga buah UUD yang perah kita miliki yaitu, dalam
Pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah Konstitusi RIS, serta dalam
Mukadimah UUDS RI (1950), Pancasila itu tetap tercantum di dalamnya.
Pancasila yang selalu dituangkan dalam Pembukaan atau Mukadimah UUD
itu, cukup memberi bukti bahwa pancasila memang selalu dikehendaki
sebagai dasar kerohanian Negara, dikendaki sebagai dasar falsafah Negara.
Oleh karena itu Pancasila yang sudah dinyatakan sebagai ideology,
tentu diharapkan atau kalau boleh dibilang sesungguhnya dapat merupakan
sasaran yang amibisius untuk dijadikannya sebagai ideology dunia.
Dalam berbagai kesempatan, para pejabat kita, bahkan Kepala Negara
sendiri sering mengatakan bahwa Pancasila adalah ieologi terbuka. Sudah
barangtentu statemen tersebut memberikan makna dalam arti positip, dan
sekaligus untuk memberiakan bantahan terhadap berbagai sinyalemen yang
berkembang belakangan ini mengenai usaha-usaha untuk memitoskan
Pancasila. Menjadikan sebgaia dogma mati dan tidak boleh diganggu gugat.
Arti terbuka bisa dipahami sebagai masih adanya peluang untuk
diperdebatkan, didiskusikan, dan dicarikan alternatif-alternatif dalam
mengantisipasi tiap terjadi perubahan keadaan, dan akomodatif terhadap
perkembangan zaman.
Pada kesempatan lain, ketika Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menggelar upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2015.
Pelaksana harian Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengimbau kembali
kepada nilai-nilai Pancasila. Ia mengatakan bahwa sampai pada saat ini
belum ada ideology bangsa yang lebih baik dari Pancasila di Indonesia. Jika
ada yang lunturnya akan kesadaran ber-Pancasila itu, kembali lagi pada
orangnya. Ia merasa, mungkin setelah Al-Quran dan Hadist, Pancasilalah
yang terbaik. Cobalah cermati dari Pasal ke Pasalnya. Semua tidak ada yang
sebaik Pancasila.
2.4 Ideology Pancasila Dengan Seiiring Berkembangnya Zaman
Pemerintah Indonesia dalam perjalanan sejarahnya, memang terpaksa
harus dihadapkan oleh pilihan-pilihan yang berat. Pancasila misalnya, yang
menurut DR. H. Ruslan Abdul Gani, pada awal mulanya hanya menjadi dasar
Negara
berdirinya
Negara
Indonesia
yang
merdeka.
Namun
pada
perkembangannya, kini kemudian menjadi ideology Negara, pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, jiwa bangsa, dan sederat sebutan lain yang
di satu sisi memang mengkokohkan, tetapi di sisi lain membebani Pancasila
itu sendiri.
Oleh karenanya, ketika pertama kali Pancasila ditetapkan sebagain
ideology Negara, tentu telah diperhitungkan secara matang segala
konsekuensi-konsekuensinya. Penetapan tersebut merupakan keputusan
politik yang sangat memperhatikan referensi sejarah perjalan kehidupan
bangsa, sejak diproklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945
hingga zaman orde baru sekarang ini.
Dalam perjalanan Pancasila sebagai ideology Negara, memang tidak
sedikit memunculkan berbagai penilaian dan pendapat. Dan, tentu saja, semua
itu tidak perlu menggoyahkan kedudukan dari sebuah keputusan yang telah
‘final’ mengenai penetapan sebangai ideology Negara.
Pemerintah orde baru agaknya juga menyadari bahwa pada mula
pertama
masih
ditemui
adanya
kerahuan
dari
kelompok-kelompok
masyarakat yang sulit menerima Pancasila sebagai ideology Negara. Oleh
karena itu kemudian, merupakan perjalanan panjang bagi perjuangan
pemeritah orde baru untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian, bersikap
akomodatif, bahkan terkesan “agak dipaksakan” agar Pancasila diterima
secara luas dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dilihat dari rincian pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab
sebelumnya, saya selaku penulis memberi beberapa kesimpulan yaitu,
ideology merupakan gagasan, ide-ide, serta cita-cita seluruh masyarakat
bangsa tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Negara
Indonesia, dianutlah ideology Pancasila, karena Pancasila terdiri dari 5 asas
yang tiap asasnya bersumber dari pemikiran dan hati nurani masyarakat
bangsa Indonesia itu sendiri.
Ideology Pancasila jelas memiliki kedudukan penting dalam
berlangsungan hidup di Negara ini. Karena tiap aspek kehidupan ini
berlandaskan dan berpatokan terhadap 5 asas yang terdapat pada isi Pancasila
tersebut. Dan Pancasila ini selamanya akan ditetapkan dan diterapkan sebagai
ideology bangsa Indonesia.
3.2 Saran
Setelah saya selaku penulis, mencoba memahami dan menelaah
seluruh pembahasan pada makalah ini, saya memiliki beberapa pendapat dan
saran mengenai Pancasila yang telah ditetapkan sebagai ideology bangsa
Indonesia ini yaitu, menurut saya, bangsa Indonesia ini dalam memilih
ideology yang akan diterapkan sejak awal kemerdekaan hingga akhir zaman
kelak cukup selektif dan sesuai dengan apa yang diinginkan dan diharapkan
oleh masyarakat bangsa Indonesia itu sendiri.
Saya cukup salut dengan pemimpin-pemimpin bangsa ini yang pada
saat itu mau mendengar dan menampung segala aspirasi, segala keinginan,
dan juga segala cita-cita masyarakat Indonesia ketika dalam situasi bangsa ini
sedang dijajah. Hingga pada akhirnya mereka menyatukan dan merumuskan
seluruh aspirasi masyarakat yang telah ditampung, sehingga terbentuklah
Pancasila yang kemudian ditetapkan sebagai ideology bangsa Indonesia.
Menurut saya, Ideologi Pancasila memiliki kedudukan yang penting
dalam berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia ini.
Salah satu buktinya adalah ketika seseorang sedang dalam suatu masalah
criminal misalnya, dimana masalah criminal tersebut berkaitan dengan pihakpihak lain, pasti orang tersebut akan segera menyelesaikan masalah tersebut
dengan cepat dan tanggap agar masalah tersebut dapat terselesaikan dan tidak
bertambah panjang. Bagaimana orang tersebut dapat menyelesaikan
masalahnya secara adil dan damai tanpa adanya pihak yang dirugikan? Pasti
untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut harus ada hukum
yang berlaku sebagai penengah dari pihak-pihak yang bersangkutan. Hukum
yang dibuat akan berlandaskan dari Undang-Undang Dasar yang berlaku pada
Negara ini. Dan Undang-Undang Dasar tersebut tentu bersumber dari kelima
asas Pancasila.
Dengan diberlakukannya hukum tersebut, maka masalah akan
terselesaikan secara adil dan damai. Jika ada pihak yang bersalah, maka pihak
tersebut akan dikenai sanksi atau pun hukuman, dan sebaliknya pada pihak
yang terbukti tidak bersalah akan mendapatkan keadilan dari masalah
tersebut.
Kita selaku masyarakat Indonesia wajib mematuhi dan mentaati segala
aturan dan hukum yang beraku pada bangsa kita ini. Semua diawali dari
kesadaran diri kita sendiri. Bagaimana cara memulainya? Dengan
mempelajari dan memahami ilmu kewarganegaraan, terutama yang
berhubungan dengan bangsa kita, serta memulai sedikit demi sedikit
menerapkan sikap kepribadian yang sesuai dengan isi Pancasila. Namun
jangan pernah untuk menyalahgunakan aturan hukum untuk mencapai suatu
hal negative atau suatu kecurangan. Marilah kita lakukan mulai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Sumalyo Pramudito, 1995, Ideologi Negara dan Tantangan Zaman,
Jakarta : Golden Terayon Press.
Prof. Dr. H. Kaelan, M.S, Drs. H. Achmad Zubaidin, M.Si, 2010,
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Yogyakarta : Paradigma.
Prof. Dr. A. Setiardja Gunawan, 1993, Hak-hak Asasi Manusia
Berdasarkan Ideologi Pancasila, Yogyakarta : Kanisius.
Priyanto Supriyo, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan Materi Pokok
Perkuliahan MKK di Perguruan Tinggi, Semarang : Fasindo.
Sutrisno, Slamet, 2006, Filsafat dan Ideologi Pancasila, Yogyakarta :
Andi.
B. Kutipan Website
http://jabar.metrotvnews.com/read/2015/10/01/436431/deddy-mizwar
belum-ada-ideologi-sebaik-pancasila. Diakses tanggal 23 Oktober 2015.
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBAIK UNTUK BANGSA DAN
NEGARA INDONESIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Semester V
Disusun Oleh :
Rizqa Alfiana
21060113060051
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………..….… 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………………….…….…….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Serta Peranan Ideologi Pancasila
Dalam Negara Indonesia ………………………………………….….. 3
2.2 Proses Perumusan Ideologi Negara Pancasila ………….……...……… 4
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi terbaik untuk Bangsa dan
Negara Indonesia …………………………………………………….. 6
2.4 Ideology Pancasila Dengan Seiiring Berkembangnya Zaman ………… 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 10
3.2 Saran ………………………………………………………………...… 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Di Dunia ini, terdapat berbagai macam Bangsa dan Negara yang
tersebar luas di seluruh jagad raya alam semesta yang berbeda satu sama
lain. Tentunya yang menjadikan perbedaan antara bangsa satu dengan
bangsa yang lain yaitu diantaranya adalah latar belakang bangsa, adat
istiadat dan kebudayaan bangsa, serta aturan-aturan yang wajib ditaati oleh
penganut bangsa tersebut. Di dalam suatu bangsa, juga masih terdapat
berbagai macam suku, ras, dan agama yang berbeda satu sama lain.
Contohnya di Negara Indonesia, Negara ini memiliki ribuan
bahkan miliyaran penduduk yang masing-masing memiliki perbedaan,
mulai dari latar belakang, suku, dan agama. Namun, perbedaan tersebut
tidak menjadikan penduduk Negara Indonesia bertentangan antara satu
dengan yang lain hingga timbul perpecahan, justru inilah yang menjadikan
penduduk Negara Indonesia hidup dalam keanekaragaman budaya dan
agama yang dapat saling memahami dan saling menghargai dalam
berlangsungnya kehidupan di satu Negara, yaitu Negara Indonesia.
Negara Indonesia memiliki Identitas Nasional yang merupakan
sifat-sifat dan ciri khas dari Negara Indonesia. Identitas tersebut
diantaranya dasar Negara, kondisi wilayah dan geografis Negara, system
pemerintahan Negara, agama dan ideology Negara, ekonomi Negara, serta
pertahanan keamanan Negara.
Pada makalah ini, akan dibahas lebih jelas mengenai ideology
Negara Indonesia yang pada saat ini telah ditantang oleh Negara lain,
selain itu bagaimana pula pelaksanaan ideology Negara Indonesia dengan
seiiring berkembangnya zaman. Ideology yang berlaku di Negara
Indonesia adalah Pancasila. Pancasila ini telah ditetapkan sebagai ideology
Negara Indonesia sejak awal kemerdekaan hingga sampai akhir zaman.
Tentu presiden Indonesia saat itu dengan berbagai pikiran dan
pertimbangan hingga dapat pada akhirnya memutuskan bahwa Pancasila
sebagai ideology terbaik untuk Bangsa dan Negara Indonesia ini.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun batasan pembahasan pada makalah ini, yaitu :
1.2.1
Apakah pengertian serta peranan ideology dalam suatu Negara itu?
1.2.2
Bagaimana proses perumusan ideology Negara Pancasila?
1.2.3
Bagaimana Ideology Pancasila bisa dikatakan Ideologi terbaik untuk
Negara Indonesia?
1.2.4
Bagaimana Ideology Pancasila terhadap seiiring berkembangnya
zaman?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Serta Peranan Ideologi Dalam Suatu Negara
2.1.1 Pengertian Ideologi
Ideology secara umum didefinisikan sebagai idea-idea, pengertian
dasar, gagasan dan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Menurut
Mensegneg
Moerdiono,
ideology
adalah
suatu
terminology asing yang walaupun sudah sering dipergunakan, namun
sepertinya belum demikian jernih dipahami bersama. Padahal peranannya
demikian penting. Beberapa pendapat lain dari penulis asing anata lain
Robert E. Lane “Policical Ideology” misalnya, yang mengemukakan
bahwa ideology antara lain merupakan suatu argument, ia dimaksudkan
sebagai pandangan yang mendorong dan melawan terhadap pandangan
lain. Ia pun meliputi program untuk mempertahankan, mengubah, atau pun
menghapuskan lembaga-lembaga social tertentu.
Frans Magnis Suseno merumuskan ideology merupakan system
nilai, kesadaran, cita-cita luhur, yang menjadikan acuan suatu masyarakat
dan tertanam secara implisit di batin warga negaranya. Ideology dalam hal
ini dimaknai ideology terbuka, bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak
dapat dipakai untuk melegitimasi kekuasaan sekelompok orang.
2.1.2 Peranan Ideologi Pancasila Dalam Negara Indonesia
Jika kita melihat kembali pada sejarah kemerdekaan Republik
Indonesia, ideology Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilainilai kebudayaan, serat nilai religious yang terdapat dalam pandangan
hidup Negara, dengan lain perkataan, unsur-unsur yang merupakan materi
(bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat
Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa materialis (asal
bahan) Pancasila.
Ideologi Pancasila dianggap mampu membangkitkan kesadaran
akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia beserta isinya,
serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak
melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan
penyelenggaraan Negara Indonesia.
Pentingnya peranan ideology Pancasila juga dapat terlihat dari
fungsi ideology itu sendiri, yaitu membentuk identitas atau ciri dari bangsa
indonsesia. Ideologi Pancasila berfungsi mempersatukan orang dari
berbagai agama, dan juga pertentangan atau ketegangan social. Dalam hal
ini ideology Pancasila berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa
kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai
yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan menyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai
semboyan kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalm kesatuan.
2.2 Proses Perumusan Ideologi Negara Pancasila
Dalam bulan Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah.
Bekas jajahan Belanda ini jatuh direbut oleh bala tentara Jepang. Setelah
bangsa Jepang menguasai kepulauan Indonesia, mereka ingin merebut hati
rakyat Indonesia. Tanggal 20 Maret 1942 dibentuklah pergerakan tiga A:
Nippon Cahya Asia, Nippon Pelindung Asia, Nipon Pemimpin Asia. Inilah
ideology yang hendak dipaksakan orang Jepang pada bangsa Indonesia.
Mereka menyanggupi akan memberi kesejahteraan dan kebahagiaan. Pada
tanggal 8 Maret 1943 Jepang melancarkan suatu pergerakan rakyat di
Indonesia yang disebut Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Tujuan Jepang ialah
untuk membujuk kaum nasionalis secular dan golongan intelektual agar
mengerahkan tenaganya untuk membantu Jepang. Tetapi ternyata gerakan
Tiga A dan Putera kurang memuaskan hasilnya, dan kemudian dibubarkan.
Keadaan jepang pada pertengahan tahun 1944 semakin buruk. Moral
masyarakat mulai mundur, produksi perang merosot. Menghadapi situasi
yang kritis itu, pemerintah militer Jepang tanggal 1 Maret 1945
mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada tanggal 10 sampai 17 Juli 1945 BPUPKI mengadakan sidang
paripurna untuk merumuskan konsep batang tubuh UUD, konsep prinsipprinsip perekonomian nasional dan konsep prinsip-prinsip ketahanan dan
keamanan nasional. Konsep-konsep ini tidak lepas dari ideology Pancasila,
yang konsepnya merupakan penjabaran dan pancaran dari asas-asas
ideology Pancasila.
Pada tanggal 8 Agustus 1945 pemerintah jepang menganggap
tugas BPUPKI sudah selesai, maka dibubarkan. Selanjutnya adalah tugas
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia), yaitu :
1. menerima hasil kerja BPUPKI
2. memproklamasikan kemerdekaan Negara Indonesia tanggal 17
Agustus 1945
3. menurut aturan no. III UUD 1945 memilih dan mengangkat presiden
dan wakil presiden yang pertama.
Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kalah kepada Sekutu.
Hingga pada akhirnya hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman
Ir. Soekarno, Pegangsaan Timur 56, Ia memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Keesokan harinya, segenap anggota PPKI berkumpul
mengadakan siding untuk mengesahkan hasil karya BPUPKI dengan
mengadakan perubahan-perubahan, baik dalam Pembukaan maupun
batang tubuh. Maka ideology Negara ialah Pancasila yang benar dan sah
yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
Kelima prinsip Pancasila menunjukan ide-ide fundamental mengenai
manusia dan seluruh realitas, yang diyakini kebenarannya oleh bangsa
Indonesia, dan bersumber pada watak dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Berabad-abad lamanya bangsa Indonesia hidup ditindas oleh
imperialisme dan kolonialisme. Semula imperialisme dan kolonialisme
barat dan sejak Maret 1942 oleh Jepang.
Hingga pada akhirya ide-ide, gagasan-gagasan pokok yang ketika itu
hidup, diangkat dan dirumuskan oleh Soekarno, Moh. Hatta dan kawankawannya menjadi ideology Pancasila. Ideology dipergunakan sebagai
ujung tombak. Ideology Pancasila merupakan semangat Orde Baru. Orde
Lama adalah bentuk ketidakadilan. Maka Pancasila sebagai jiwa dan
semangat Orde Baru hendak mewujudkan ide-ide keadilan. Orde Lama
membiarkan komunisme yang ateistis berkembang leluasa, maka ideology
Pancasila hendak menggerakkan dan mendorong Negara rakyat Indonesia
ke arah pengakuan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Terbaik Untuk Negara Indonesia
Bila kita amati jalannya sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terlihat
jelas bahwa proses terjadi Pancasila berbeda dari ideology-ideologi besar
lainnya. Pancasila digali dan dikembangkan dari budaya bangsa, yang
kemudian disublimasikan menjadi satu prinsip kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia.
Berbeda dengan ideology lain, Pancasila hakikatnya bersifat
komprehensif, bukan untuk kalangan, golongan ataupun kelompok primordial
tertentu.Secara
ontologis
ideology
Pancasila
berprisip
monopluralis
(majemuk tunggal) yang bersumber pada hakikat manusia sebagai individu
maupun makhluk social.
Dalam amanatnya pada Peringatan hari lahirnya Pancasila, tanggal 1
Juni 1967 di Jakarta, Jendral Soeharto ketika pertama kali diangkat sebagai
Pejabat Presiden RI menyampaikan hal-hal sebgai berikut; bahwa kita
mengagungkan Pancasila, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dan
dirumuskan oleh seseorang dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa
Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu; melainkan karena
Pancasila itu telah mampu membuktikan kebenarannya, juga setelah diuji
oleh sejarah perjuangan bangsa. Dengan berpegang teguh kepada Pancasila
inilah, maka kemerdekaan, persatuan dan kesatuan bangsa telah mempu kiat
pertahankan; baik dalam menghadapi bahaya-bahaya musuh dari luar maupun
dalam menghadapi segala bentuk pembentroakan dan pengkhianatan dari
dalam.
Bahkan, dalam tiga buah UUD yang perah kita miliki yaitu, dalam
Pembukaan UUD 1945, dalam Mukadimah Konstitusi RIS, serta dalam
Mukadimah UUDS RI (1950), Pancasila itu tetap tercantum di dalamnya.
Pancasila yang selalu dituangkan dalam Pembukaan atau Mukadimah UUD
itu, cukup memberi bukti bahwa pancasila memang selalu dikehendaki
sebagai dasar kerohanian Negara, dikendaki sebagai dasar falsafah Negara.
Oleh karena itu Pancasila yang sudah dinyatakan sebagai ideology,
tentu diharapkan atau kalau boleh dibilang sesungguhnya dapat merupakan
sasaran yang amibisius untuk dijadikannya sebagai ideology dunia.
Dalam berbagai kesempatan, para pejabat kita, bahkan Kepala Negara
sendiri sering mengatakan bahwa Pancasila adalah ieologi terbuka. Sudah
barangtentu statemen tersebut memberikan makna dalam arti positip, dan
sekaligus untuk memberiakan bantahan terhadap berbagai sinyalemen yang
berkembang belakangan ini mengenai usaha-usaha untuk memitoskan
Pancasila. Menjadikan sebgaia dogma mati dan tidak boleh diganggu gugat.
Arti terbuka bisa dipahami sebagai masih adanya peluang untuk
diperdebatkan, didiskusikan, dan dicarikan alternatif-alternatif dalam
mengantisipasi tiap terjadi perubahan keadaan, dan akomodatif terhadap
perkembangan zaman.
Pada kesempatan lain, ketika Pemerintah Provinsi Jawa Barat
menggelar upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2015.
Pelaksana harian Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengimbau kembali
kepada nilai-nilai Pancasila. Ia mengatakan bahwa sampai pada saat ini
belum ada ideology bangsa yang lebih baik dari Pancasila di Indonesia. Jika
ada yang lunturnya akan kesadaran ber-Pancasila itu, kembali lagi pada
orangnya. Ia merasa, mungkin setelah Al-Quran dan Hadist, Pancasilalah
yang terbaik. Cobalah cermati dari Pasal ke Pasalnya. Semua tidak ada yang
sebaik Pancasila.
2.4 Ideology Pancasila Dengan Seiiring Berkembangnya Zaman
Pemerintah Indonesia dalam perjalanan sejarahnya, memang terpaksa
harus dihadapkan oleh pilihan-pilihan yang berat. Pancasila misalnya, yang
menurut DR. H. Ruslan Abdul Gani, pada awal mulanya hanya menjadi dasar
Negara
berdirinya
Negara
Indonesia
yang
merdeka.
Namun
pada
perkembangannya, kini kemudian menjadi ideology Negara, pandangan
hidup bangsa, kepribadian bangsa, jiwa bangsa, dan sederat sebutan lain yang
di satu sisi memang mengkokohkan, tetapi di sisi lain membebani Pancasila
itu sendiri.
Oleh karenanya, ketika pertama kali Pancasila ditetapkan sebagain
ideology Negara, tentu telah diperhitungkan secara matang segala
konsekuensi-konsekuensinya. Penetapan tersebut merupakan keputusan
politik yang sangat memperhatikan referensi sejarah perjalan kehidupan
bangsa, sejak diproklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945
hingga zaman orde baru sekarang ini.
Dalam perjalanan Pancasila sebagai ideology Negara, memang tidak
sedikit memunculkan berbagai penilaian dan pendapat. Dan, tentu saja, semua
itu tidak perlu menggoyahkan kedudukan dari sebuah keputusan yang telah
‘final’ mengenai penetapan sebangai ideology Negara.
Pemerintah orde baru agaknya juga menyadari bahwa pada mula
pertama
masih
ditemui
adanya
kerahuan
dari
kelompok-kelompok
masyarakat yang sulit menerima Pancasila sebagai ideology Negara. Oleh
karena itu kemudian, merupakan perjalanan panjang bagi perjuangan
pemeritah orde baru untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian, bersikap
akomodatif, bahkan terkesan “agak dipaksakan” agar Pancasila diterima
secara luas dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Dilihat dari rincian pembahasan yang telah disampaikan pada bab-bab
sebelumnya, saya selaku penulis memberi beberapa kesimpulan yaitu,
ideology merupakan gagasan, ide-ide, serta cita-cita seluruh masyarakat
bangsa tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Negara
Indonesia, dianutlah ideology Pancasila, karena Pancasila terdiri dari 5 asas
yang tiap asasnya bersumber dari pemikiran dan hati nurani masyarakat
bangsa Indonesia itu sendiri.
Ideology Pancasila jelas memiliki kedudukan penting dalam
berlangsungan hidup di Negara ini. Karena tiap aspek kehidupan ini
berlandaskan dan berpatokan terhadap 5 asas yang terdapat pada isi Pancasila
tersebut. Dan Pancasila ini selamanya akan ditetapkan dan diterapkan sebagai
ideology bangsa Indonesia.
3.2 Saran
Setelah saya selaku penulis, mencoba memahami dan menelaah
seluruh pembahasan pada makalah ini, saya memiliki beberapa pendapat dan
saran mengenai Pancasila yang telah ditetapkan sebagai ideology bangsa
Indonesia ini yaitu, menurut saya, bangsa Indonesia ini dalam memilih
ideology yang akan diterapkan sejak awal kemerdekaan hingga akhir zaman
kelak cukup selektif dan sesuai dengan apa yang diinginkan dan diharapkan
oleh masyarakat bangsa Indonesia itu sendiri.
Saya cukup salut dengan pemimpin-pemimpin bangsa ini yang pada
saat itu mau mendengar dan menampung segala aspirasi, segala keinginan,
dan juga segala cita-cita masyarakat Indonesia ketika dalam situasi bangsa ini
sedang dijajah. Hingga pada akhirnya mereka menyatukan dan merumuskan
seluruh aspirasi masyarakat yang telah ditampung, sehingga terbentuklah
Pancasila yang kemudian ditetapkan sebagai ideology bangsa Indonesia.
Menurut saya, Ideologi Pancasila memiliki kedudukan yang penting
dalam berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia ini.
Salah satu buktinya adalah ketika seseorang sedang dalam suatu masalah
criminal misalnya, dimana masalah criminal tersebut berkaitan dengan pihakpihak lain, pasti orang tersebut akan segera menyelesaikan masalah tersebut
dengan cepat dan tanggap agar masalah tersebut dapat terselesaikan dan tidak
bertambah panjang. Bagaimana orang tersebut dapat menyelesaikan
masalahnya secara adil dan damai tanpa adanya pihak yang dirugikan? Pasti
untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut harus ada hukum
yang berlaku sebagai penengah dari pihak-pihak yang bersangkutan. Hukum
yang dibuat akan berlandaskan dari Undang-Undang Dasar yang berlaku pada
Negara ini. Dan Undang-Undang Dasar tersebut tentu bersumber dari kelima
asas Pancasila.
Dengan diberlakukannya hukum tersebut, maka masalah akan
terselesaikan secara adil dan damai. Jika ada pihak yang bersalah, maka pihak
tersebut akan dikenai sanksi atau pun hukuman, dan sebaliknya pada pihak
yang terbukti tidak bersalah akan mendapatkan keadilan dari masalah
tersebut.
Kita selaku masyarakat Indonesia wajib mematuhi dan mentaati segala
aturan dan hukum yang beraku pada bangsa kita ini. Semua diawali dari
kesadaran diri kita sendiri. Bagaimana cara memulainya? Dengan
mempelajari dan memahami ilmu kewarganegaraan, terutama yang
berhubungan dengan bangsa kita, serta memulai sedikit demi sedikit
menerapkan sikap kepribadian yang sesuai dengan isi Pancasila. Namun
jangan pernah untuk menyalahgunakan aturan hukum untuk mencapai suatu
hal negative atau suatu kecurangan. Marilah kita lakukan mulai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Sumalyo Pramudito, 1995, Ideologi Negara dan Tantangan Zaman,
Jakarta : Golden Terayon Press.
Prof. Dr. H. Kaelan, M.S, Drs. H. Achmad Zubaidin, M.Si, 2010,
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
Yogyakarta : Paradigma.
Prof. Dr. A. Setiardja Gunawan, 1993, Hak-hak Asasi Manusia
Berdasarkan Ideologi Pancasila, Yogyakarta : Kanisius.
Priyanto Supriyo, 2010, Pendidikan Kewarganegaraan Materi Pokok
Perkuliahan MKK di Perguruan Tinggi, Semarang : Fasindo.
Sutrisno, Slamet, 2006, Filsafat dan Ideologi Pancasila, Yogyakarta :
Andi.
B. Kutipan Website
http://jabar.metrotvnews.com/read/2015/10/01/436431/deddy-mizwar
belum-ada-ideologi-sebaik-pancasila. Diakses tanggal 23 Oktober 2015.