ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI.d

ANALISIS TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI KERANGKA MESIN
PENGADUK ADONAN BATAKO PADA U. D REKAYASA WANGDI,
SLEMAN, D.I.YOGYAKARTA.
Heavy Zerry Novibrilliawan (13522023), Rizqi Ramadhani (13522125),
Fika Rifai (13522248)
Laboratorium Sistem Manufaktur Terintegrasi
Profram Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
ABSTRAK
U.D Rekayasa Wangdi adalah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa industri mesin
yang berlokasi di Cambahan, Nogotirto, Gamping, Sleman, D.I.Yogyakarta. Perusahaan ini
memproduksi berbagai macam mesin dan alat industri untuk skala besar, kecil, menengah dan
peralatan. Peneliti melaukan observasi dan wawancara pada UKM tersebut dan diketahui
bahwa tata letak yang tersedia belum berdasarkan perhitungan yang baik sehingga laju aliran
proses produksi menjadi kurang baik. Peneliti tertarik untuk melakukan riset di UKM ini
untuk memberikan usulan tata letak fasilitas berdasarkan produk terlaris yang dibuat pada
UKM ini. Metode yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis
struktur produk, proses pembuatan produk, dan menentukan derajat kepentingan dan
hubungan dari masing masih departemen menggunakan analisis Activity Relationship Chart,
analisis Activity Relationship Diagram, dan analisis Area Allocation Diagram. Selanjutnya
menganalisis ongkos yang timbul dari material handling dan memberikan usulan tata letak

fasilitas yang lebih baik. Biaya yang timbul dari tata letak fasilitas lebih mengarah pada biaya
material handling dimana ketika menggunakan tata letak awal biaya yang dibutuhkan adalah
Rp28.125,00. Perhitungan usulan tata letak fasilitas yang diusulkan oleh peneliti
membutuhkan biaya material handling sebesar Rp11.538,00, selisih biaya tata letak awal
dengan tata letak usulan adalah Rp16.587,00.
Kata Kunci : Tata Letak Fasilitas, Kerangka, Mesin Pengaduk Adonan Batako, material
handling

PENDAHULUAN
U. D Rekayasa Wangdi adalah sebuah perusahaan rekayasa industri didirikan oleh
Wangdi Wusono pada tahun 2005 yang memproduksi mesin dan alat industri untuk Usaha
Kecil Menengah. Terdapat total 24 ruangan yang ada pada UD Rekayasa Wangdi dengan luas
total 1848m2 persegi dimana 8 ruangan tersebut digunakan untuk fasilitas produksi. Fasilitas
produksi yang ada terdiri dari, departemen Pemotongan, departemen Penghalusan,
departemen Pengelasan, departmen Pengeboran, departmen Pengecatan, dan departmen
Assembly. Analisis tata letak fasilitas akan mengacu pada produk mesin pengaduk adonan
batako karena produk ini merupakan produk terlaris mengingat tingginya pembangunan yang
terjadi di Indonesia. Alasan lainnya adalah karena mesin pengaduk adonan batako
menggunakan semua departmen yang terdapat pada fasilitas produksi sehingga re-layout tata
letak fasilitas dapat diterapkan pada fasilitas produksi. Permasalahan yang terjadi pada

pembuatan batako tersebut adalah tata letak fasilitas produksi untuk pembuatan pengolah
adonan batako masih belum baik sehingga dapat berakibat pada lamanya proses pengerjaan
dan kemungkinan terjadi cacat produk akibat aliran kerja yang menyilang.
BATASAN MASALAH
Peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti yaitu memfokuskan analisis
usulan tata letak fasilitas pada pembuatan kerangka mesin pengaduk adonan batako.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur dan proses produk pada mesin pengaduk ado nan batako ?
2. Bagaimana analisis hubungan fasilitas dalam perusahaan UD Rekayasa Wangdi?
3. Bagaiana usulan tata letak fasilitas pada perusahaan UD Rekayasa Wangdi?
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui struktur dan proses produk pada mesin pemgaduk adonan batako.
2. Mengetahi analisis hubungan fasilitas dalam perusahaan UD Rekayasa Wangdi.
3. Mengetahui usulan tata letak fasilitas pada perusahaan UD Rekayasa Wangdi.
ASUMSI-ASUMSI
Berikut merupakan beberapa asumsi dalam penelitian ini :
1. Pembuatan kerangka dilakukan untuk keseluruhan produk yang dibuat dengan proses
yang sama.
2. Departemen yang digunakan sudah mencakup keseluruhan mesin kegiatan produksi.
3. Gaji seluruh karyawan sama.

4. Kecepatan pembuatan produk sama.

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI DAN STRUKTUR ORGANISASI UD REKAYASA
WANGDI
UKM tersebut sejak didirikan belum memperhitungkan penataan fasilitas sehingga
dampaknya baru dirasakan saat ini yaitu kegiatan produksi yang kurang maksimal akibat
penataan mesin yang tidak tertata dengan baik. Penataan yang kurang baik tersebut dapat
mengakibatkan biaya material handling yang cukup besar dan kemungkinan terjadinya cacat
produk saat material handling. Perusahaan ini juga berencana untuk melakukan
pengembangan lokasi usaha sehingga memiliki peluang untuk melakukan perubahan tata
letak.
Struktur organisasi dari perusahaan ini hanya terdiri dari owner sekaligus manager,
dibawanya terdapat karyawan bagian administrasi, dan dibawahnya lagi adalah pekerja.
STRUKTUR PRODUK DAN BILL OF MATERIAL PRODUK MESIN PENGADUK
ADONAN BATAKO
Struktur produk yang digunakan pada UD. Rekayasa Wangdi terdiri dari beberapa
komponen besar seperti kerangka, bak, poros, mesin, dan lengan pengaduk. Berikut adalah
struktur produk Mesin Pengaduk Adonan Batako tersaji pada gambar 1.1.

Gambar 1 Multilevel Tree

Bill Of Material adalah daftar yang lengkap mengenai komponen yang ada dalam suatu
produk. Bill Of Material produk dibuat dengan cara memecah produk akhir menjadi
komponen pembentuk produk guna mengetahui nomor komponen, nama dari komponen,

jumlah komponen per unit produk. Berikut adalah Bill Of Material Mesin Pengaduk Adonan
Batako tersaji pada tabel 1.1.
Tabel 1 Bill of Material

ASSEMBLY CHART (AC)
Assembly Chart merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara komponenkomponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly Chart bermanfaat untuk
menunjukkan komponen penyusun suatu produk dan menjelaskan urutan perakitan
komponen-komponen tersebut. Berikut merupakan ARC dari kerangka tersaji pada gambar
1.2.

Gambar 2 Assembly Chart (AC) Kerangka
ROUTE SHEET DAN SUB-ASSEMBLY KERANGKA MESIN PENGADUK ADONAN
BATAKO

Route sheet berfungsi untuk menentukan berapa banyak mesin yang dibutuhkan dan
menghitung jumlah bahan baku part yang harus dipersiapkan untuk pembuatan part murni.

Berikut merupakan route sheet salah satu part dari proses pembuatan kerangka pengaduk
adonan batako tersaji pada tabel 2.
Tabel 2 Route Sheet Kanal U 70,5x6x4

OPERATION PROCESS CHART (OPC) KERANGKA MESIN PENGADUK
ADONAN BATAKO
OPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan
dilalui oleh bahan baku hingga produk jadi. Berikut merupakan operation process chart dari
kerangka mesin pengaduk adonan batako tersaji pada gambar 3.

Gambar 3 Operational Process

Proses pembuatan kerangka pada mesin pengaduk adonan batako adalah dengan mengelas
kanal U 70,5x6x4 selanjutnya di assembly dengan cara di las dengan kanal U 58x6x4 secara
vertical dan horizontal. Selanjutnya kanal U 10x6x4 di assembly dengan SSSA-1 sehingga

menjadi SSA-1. Kanal U 70x6x4 dihubungkan dengan SSA-1 menjadi SA-1. Kanal U
20x6x4 dirangkai dengan plat 6x4 sehingga diperoleh SSSA-2 dan selanjutnya digabungkan
dengan SA-1 sehingga menjadi SA-2. Plat 16x18 dirangkai dengan UCV 208 menjadi SSSA3 selanjutnya SSSA-3 diassembly dengan SSSA-4 yaitu rangkaian antara baut kecil dengan
ring kecil menjadi SSA-2, SSA-2 kemudian dirangkai dengan SA-2 menjadi A-1, Plat 16x12

dirangkai dengan A-1 menjadi A-2. Proses perangkaian dilakukan sekaligus dengan
pemeriksaan kecuali pada SSSA-2, SSSA-3, SSSA-4, dan SSA-2. Setelah dilakukan proses
perangkaian dan pemeriksaan, proses akhir adalah pengecatan produk akhir lalu dilakukan
penyimpanan.
MULTI-PRODUCT PROCESS CHART (MPPC) KERANGKA MESIN PENGADUK
ADONAN BATAKO
Multi-Product Process Chart (MPPC) merupakan diagram yang menunjukkan urutan untuk
masing-masing komponen yang diproduksi yang berguna untuk gambaran umum langkahlangkah pengerjaan berdasarkan alat yang digunakan dan kesamaan proses yang dilalui.
Berikut merupakan multi-product process chart dari kerangka mesin pengaduk adonan batako
tersaji pada gambar 4.

Gambar 4. Multi-Product process Chart

ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) UKM UD REKAYASA WANGDI
ARC merupakan salah satu alat untuk kegiatan perencanaan hubungan antar kelompok
aktivitas yang saling berkaitan dalam suatu perusahaan. Terdapat empat fasilitas pabrik yang

meliputi fasilitas pelayanan kantor, fasilitas pelayanan produksi, fasilitas pelayanan pabrik
dan fasilitas produksi. Berikut disajikan ARC dari fasilitas pelayanan kantor, pabrik, dan
produksi tersaji pada gambar 5, 6, dan 7. Warna merah menunjukkan hubungan absolut

penting, kuning hubungan sangat penting, hijau hubungan penting, biru hubungan biasa, dan
putih tidak ada hubungan.

Gambar 5. ARC Fasilitas Pelayanan Kantor

Gambar 6. ARC Fasilitas Pelayanan

Pabrik

Gambar 7. ARC Fasilitas Pelayanan Produksi
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM (ARD) UKM UD REKAYASA WANGDI
ARD berfungsi sebagai untuk menggambarkan hasil dari analisis aliran dan hubungan antar
aktivitas/fasilitas alternative tata letak fasilitas pelayanan. Berikut merupakan ARD yang
terpilih dari dua alternative yang diibuat oleh peneliti.

(a)

(b)

(c)


Gambar 8. Activity Relationship Diagram (a) F.P.Kantor (b) F.P. Pabrik (c) F.P. Produksi
AREA ALLOCATION DIAGRAM (AAD) UKM UD REKAYASA WANGDI
AAD merupakan visualisai tata letak optimal dari ARD ke dalam bentuk blok fasilitas dengan
luas area sesungguhnya dari seluruh fasilitas pelayanan. Pengalokasian luas berbentuk blok

tersebut belum bermasuk akses jalan/lorong sehingga perlu dipertimbangkan untuk aksesnya.
Gambar 9 hingga gambar 10 merupakan sajian dari AAD setiap fasilitas pelayanan yang ada.

Gambar 9. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Kantor

Gambar 10. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Pabrik

Gambar 11. Area Allocation Diagram Fasilitas Pelayanan Produksi
ONGKOS MATERIAL HANDLING (OMH) UKM UD REKAYASA WANGDI
OMH merupakan biaya yang timbul dari perpindahan barang. Aktivitas tersebut dapat
ditentukan dengan mempertimbangkan pola aliran barang yang terjadi selama prose produksi
berlangsung, sehingga dapat ditentukan tipe tata letak yang tepat untuk memenuhi pola lairan
tersebut. Biaya material handling yang dibutuhkan pada tata letak awal sesuai dengan
perhitungan adalah Rp28.125,00. Perhitungan usulan tata letak fasilitas yang diusulkan oleh

peneliti membutuhkan biaya material handling sebesar Rp11.538,00, selisih biaya tata letak

awal dengan tata letak usulan adalah Rp16.587,00. Diharapkan jika usulan penelitian ini
digunakan UD Rekayasa Wangdi maka usaha tersebut dapat menghemat biaya material
handling Rp16.587,00 untuk setiap produksi mengingat seluruh produk membutuhkan proses
dalam pembuatan kerangka.
LAYOUT PRODUKSI UKM UD REKAYASA WANGDI
Penataan tata letak produksi oleh peneliti dilakukan dengan model tetris sebagai bahan
masukan untuk pengolahan data di software Win-QSB. Win-QSB merupakan aplikasi untuk
menata ulang tata letak yang sudah dibuat agar tercapai ongkos material handling paling
kecil. Berikut disajikan pada gambar 12 dua alternatif yang diusulkan peneliti sebagai bahan
masukan pengolahan di software Win-QSB dengan cara menentukan koordinat-koordinat dari
masing-masing departemen.

(a)

(b)

Gambar 12. Layout Teteris (a) Alternatif 1 (b) Alternatif 2
Setelah diolah menggunakan Win-QSB didapatkan total biaya yang dibutuhkan sesuai dengan

tata letak yang diterjemahkan oleh software tersebut. Berikut disajikan hasil biaya dari
penerjemahan perangkat lunak pada tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengolahan Software Win-QSB
No

ALTERNATIF

KETERANGAN

COST

Improve by exchanging 2
departements
Rp 172.884,60
Improve by exchanging 3
2
departements
Rp 281.216,20
Alternatif 1

Improve by exchanging 2
3
departements then 3
departements
Rp 172.884,60
Improve by exchanging 3 departements
4
then 2 departements
Rp 172.884,60
Improve by exchanging 2
5
departements
Rp 162.979,10
Improve by exchanging 3
6
departements
Rp 269.867,10
Alternatif 2
Improve by exchanging 2
departements then 3
7
departements
Rp 162.979,10
Improve by exchanging 3 departements
8
then 2 departements
Rp 162.979,10
Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tata letak alternative 2 yang
1

diterjemahkan menghasilkan biaya yang paling kecil, maka dari itu alternative 2 menjadi
pilihan sebagai usulan penataan ulang departemen kerja yang berada di UD Rekayasa
Wangdi. Berikut merupakan hasil layout yang diterjemahkan oleh software Win-QSB tersaji
pada gambar 13.

Gambar 13. Tata Letak Usulan Terpilih
LAYOUT TERPILIH
Layout terpilih merupakan layout yang akan disarankan kepada UD Rekayasa Wangdi agar
biaya material handling yang tidak perlu bisa diminimalkan dengan tata letak fasilitas yang
baru. Tata letak fasilitas yang diusulkan meliputi : fasilitas pelayanan kantor, fasilitas
pelayanan pabrik, fasilitas pelayanan produksi, dan fasilitas produksi itu sendiri. Berikut
disajikan pada gambar 14 usulan tata letak fasilitas perusahaan.

Gambar 14. Tata Letak Fasilitas Usulan