PENGAWASAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN (BILING) DALAM MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

  

PENGAWASAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN (BILING) DALAM

MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

JURNAL ILMIAH

Oleh

  

Amnesty Amalia Utami

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

Pada

  

Bagian Hukum Administrasi Negara

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

  

2017

  

ABSTRAK

PENGAWASAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN (BILING) DALAM

MENJAGA KUALITAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

  

Amnesty Amalia Utami, Elman Eddy Patra, S.H.,M.H, Ati Yuniati,S.H.,M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Hal ini tercantum dalam pasal 31 Ayat (1) dan Ayat (2) Undang-Undang 1945.Kebijakan pendidikan yang telah dibuat oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung yakni Program Bina Lingkungan (Biling) yang telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan, serta Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 49 Tahun 2013 yang mengatur tentang Program Biling diharapkan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tidak mampu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah pengawasan Program Biling Dalam Menjaga Kualitas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan (2) Apa Sajakah Faktor penghambat Dalam Pengawasan Program Biling Dalam Menjaga Kualitas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

  Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan empiris sedangkan data bersumber dari data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) pengawasan Program Biling ini adalah Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan Dewan Pendidikan Kota Bandar Lampung Kegiatan pengawasan dilakukan berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan PPDB Nomor 800/1202/IV.40/2016. (2) Faktor pengahambat dalam pengawasan Program Biling dalam menjaga kualitas pendidikan Kota Bandar Lampung ini adalah kurangnya tenaga dan dana untuk memfasilitasi kegiatan Pengawasan, besarnya angka partisipan Program Biling serta kemampuan sekolah dalam menampung siswa/I Biling. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam PPBD mencantumkan mekanisme penyaringan yang lebih ketat 2) terdapat masyarakat yang melakukan manipulasi data pada saat mendaftar. Kata Kunci : Penagwasan, Program Bina Lingkungan

  

ABSTRACT

THE SUPERVISION OF THE ENVIRONMENTAL DEVELOPMENT

PROGRAM (BILING) IN MAINTAINING THE QUALITY OF

EDUCATION IN BANDAR LAMPUNG

  

By

Amnesty Amalia Utami, Elman Eddy Patra, S.H.,M.H, Ati Yuniati,S.H.,M.H

  Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145

  Email : Every citizen is entitled to education, every citizen is obliged to follow basic education and the government is obliged to finance it. This is stated in Article 31 Paragraph (1) and Paragraph (2) of the 1945 Constitution. The educational policy that has been made by the Government of Bandar Lampung City is Environmental Development Program (Biling) which has been regulated in Local Regulation of Bandar Lampung City No. 1/2012 regarding the implementation of education, and also the Regulation of Bandar Lampung's Mayor No. 49/2013 which regulates the Biling Program which is expected to meet the needs of the community who cannot afford for education.

  The problems in this research are formulated as follows: (1) how is the supervision of Biling Program in maintaining the quality of education in Bandar Lampung City? and (2) What are the inhibiting factors in the supervision of Biling Program in maintaining the quality of education in Bandar Lampung City? The method used in this research were normative and empirical approaches with the data sources consisted of primary data and secondary data.

  Based on the result of the research, it showed that (1) the supervision of Biling Program were supervised by the Education Department of Bandar Lampung and the City Board of Education. While the monitoring activity was conducted based on the technical guidance of the Acceptance of New Students (PPDB) Number 800/1202/IV.40/2016. (2) The inhibiting factors in the supervision of Biling Program in maintaining the quality of education in Bandar Lampung City was the lack of manpower and funds to facilitate the supervision activities, the large number of Biling Program participants and the ability of schools to accommodate students of Biling.

  Bandar Lampung should be more stricter in the selection mechanism of PPDB, 2) the Environmental Development Program (Biling) of Bandar Lampung found there were some candidates of Biling's participants who manipulate the data at the time of registration.

  Keywords: Supervision, Environmental Development Program

I. PENDAHULUAN

  Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang telah diatur dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4. Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) telah dipaparkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.

  mengalami penurunan dan menghilang, maka masyarakat harus mengajarkan kepada generasi berikutnya. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut tiada lain melalui pendidikan. Melalui pendidikan, warga masyarakat mengajarkan konsep-konsep dan sikap-sikap ketika berada di lingkungan pergaulan serta mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat. Sesuai dengan pernyataan Havighurst dan Neugarten dalam Manan (1988:157) “education in board terms, as a

  process of teaching children the concept and attitudes of their society, their social, civic, and economic relations”, bahwa pendidikan secara

  terminologi sebagai suatu proses 1 Taqiyudin M, Sejarah Pendidikan,

  Melacak Geologi Pendidikan Islam di Indonesia (Mulia Pers, Bandung: 2008)

  mengajarkan tentang konsep-konsep dan sikap, dan mengajarkan cara bertingkah laku dalam kehidupan sosial, kewarganegaraan dan hubungan ekonomi.

  2 Pendidikan sebagai suatu proses

  alamiah yang ditandai dengan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam usaha membimbing untuk mempelajari, memahami, dan mempraktikkan nilai-nilai, norma- norma, pengetahuan serta keterampilan dari masyarakatnya. Dengan memberi pendidikan berarti berupaya memanusiakan manusia, dan membudayakan manusia sehingga mampu mencipta, berkarya, berbudi baik bagi kehidupan eksosferisnya (kebulatan diri dan lingkungan). Diupayakan pendidikan berawal dari manusia apa adanya atau aktualisasi dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang apa adanya atau potensialitas dan manusia tersebut diarahkan menuju terwujudnya pribadi yang dicita-citakan atau idealitas. Tujuan dari pendidikan adalah manusia atau individu yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya untuk memenuhi kebutuhan secara wajar, dapat mengendalikan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya, dan berkepribadian. Sehingga implikasi dari pendidikan mampu segala potensi yang ada pada diri manusia dalam berbagai konteks dimensi seperti moralitas, keberagaman, individualitas 2 Nanang Purwanto, Pengantar

1 Nilai-nilai kehidupan tidak boleh

  Pendidikan (Graha Ilmu, Yogyakarta: 2014)

  (personalitas), sosialitas, keber- budayaan yang menyeluruh dan terintegrasi.

  pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 terdapat dalam pasal 31 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 31 ayat 1 berbunyi : tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Pasal 31 ayat 2 berbunyi : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Ayat ini berkaitan dengan wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP yang sedang dilaksanakan.

  Agar wajib belajar ini berjalan lancar, maka biayanya harus ditanggung oleh negara. Kewajiban negara ini berkaitan erat dengan ayat 4 pasal yang sama yang mengharuskan negara memprioritas- kan anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20% dari APBN dan APBD.

  pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. Ayat ini mengharuskan pemerintah mengadakan satu sistem pendidikan nasional, untuk memberi kesempatan belajar, maka mereka bisa menuntut hak itu kepada pemerintah. Bahkan kini pemerintah pusat yaitu Presiden Republik Indonesia tengah mencanangkan Program Wajib Belajar (Wajar) 12 Tahun sebagai program yang menyeluruh di 3 Ahmad

  Filsafat Pendidikan Islam (PT.Al- Ma’rif, Bandung: 1990) hlm. 45-46 4 Made Pidarta, Lamdasan

  Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia (PT.Rineka Cipta,

  Atas dasar inilah Pemerintah Lampung dalam hal ini Walikota Bandar Lampung membuat program pendidikan berupa Jalur Bina Lingkungan (Biling) dalam jalur penerimaaan peserta didik baru (PPDB) di Kota Bandar Lampung,melalui salah satu jalur PPBD ini. Pemerintah berupaya untuk mengakomodir kebutuhan utama dalam masyarakat yakni pendidikan. Sehingga diharapkan dapat meringankan masyarakat yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya.

3 Pasal-pasal yang bertalian dengan

  Demi mendapatkan pendidikan yang layak pada saat ini masyarakat harus mampu mengeluarkan biaya yang cukup tinggi, bagi kalangan warga miskin permasalahan inilah yang menjadi sebab dari terputusnya sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yakni Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Angka partisipasi sekolah remaja setingkat siswa sekolah menengah atas di Lampung masih rendah. Sebanyak 40% lebih remaja usia 16-18 tahun yang seharusnya mengenyam pendidikan di bangku setingkat SMA/SMK, ternyata tidak bisa mendapatkan akses pendidikan. Faktor kemiskinan masih menjadi alasan utama bagi masyarakat untuk menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi setingkat SMA/SMK.

4 Ayat 3 pasal ini berbunyi :

  5 Remaja yang berasal

  dari keluarga tidak mampu banyak bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarganya, yang seharusnya mereka dapat mengenyam 5 Diolah dari

D. Marimba,Pengantar

  http://lampung.tribunnews.com/2014/03/10/ kemiskinan-penyebab-40-persen-remaja-di- pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi yakni SMA/SMK. Di Kota Bandar Lampung, untuk meretas masalah kemiskinan dan membangun kota yang lebih baik khususnya dalam bidang pendidikan, Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Kota Bandar Lampung telah melakukan suatu inovasi yang dapat memberikan solusi untuk mengatasi jumlah angka putus sekolah di Kota Bandar Lampung yaitu melalui sebuah kebijakan pendidikan. Kebijakan pendidikan ini telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 1 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Walikota Bandar Lampung No.49 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bandar Lampung.

  Lampung No. 1 Tahun 2012 pada bagian kedua menjelaskan tentang penerimaan dan daftar ulang,

  7

  dalam hal ini dijelaskan mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). PPDB dilaksanakan melalui

  3 Jalur. Ketiga jalur tersebut adalah jalur reguler, jalur prestasi dan jalur 6 Peraturan Walikota Bandar Lampung

  No.49 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaaan Peserta Didik Baru (PPDB) 7 Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No.1 Tahun 2012 Tentang

  Lingkungan itu sendiri dibagi menadi 2 yaitu : Bina Lingkungan Anak Kandung Pendidik/Tenaga Kependidikan dan Bina Lingkungan Keluarga Tidak Mampu.

  Jalur Bina Lingkungan merupakan kebijakan yang strategis dan inovatif yang dilakukan pemerintah Kota Bandar Lampung, diharapkan kebijakan ini menjadi solusi terhadap permasalahan dalam dunia pendidikan guna memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi rendah agar tetap mampu memperoleh pendidikan yang sama. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jalur Bina Lingkungan telah berjalan sejak tahun ajaran 2011/2012. Pada Tahun 2015 Pemerintah Kota Bandar Lampung menaikkan lagi kuota Bina Lingkungan menjadi 70% dari sebelumnya 50%, Hal ini bertujuan agar para calon siswa yang berasal dari warga kurang mampu lebih berpeluang masuk ke SMA/SMK Negeri pilihannya.

6 Peraturan Daerah Kota Bandar

  Calon siswa yang melalui Jalur Bina Lingkungan diseleksi berdasarkan kelengkapan berkas, yang mana berkas tersebut menerangkan mengenai keadaan keluarga dan identitas keluarganya. Khusus bagi siswa Jalur Bina Lingkungan siswa tidak mampu seluruh biaya sekolah sudah ditanggung oleh pemerintah Kota Bandar Lampung, sehingga SPP dan baju sekolah.

  Fakta di lapangan ditemukan bahwa masih ada siswa yang tidak mampu secara ekonomi tidak lolos dalam seleksi PPDB Jalur Bina Lingkungan. Salah satu contohnya adalah anak pasangan tuna netra cara, yaitu pendekatan normative dan

  8

  yang anaknya gagal lolos seleksi pendekatan empiris : biling di SMKN 2 Bandar Lampung.

  a.

  Pendekatan normative (library Padahal keduanya merupakan research ) adalah pendekatan tunanetra yang berpenghasilan pas- yang dilakukan berdasarkan pasan.selain itu, program bina bahan hukum utama atau lingkungan membuka masalah baru mempergunakan data sekunder yaitu siswa biling yang tidak dapat diantaranya ialah asas, kaidah, megikuti pelajaran sekolah dengan norma, dan aturan hukum yang baik. Perlunya dilakukan terdapat dalam peraturan pengawasan untuk mengetahui perundang-undangan dan apakah program ini berjalan dengan peraturan lainnya. baik dan semua pihak telah b.

  Pendekatan empiris yaitu disebut menjalankan fungsi, peran dan tugas juga dengan sosiologis (field nya masing-masing-masing. research ) adalah peneliti yang Dari penjelasan tersebut penulis mempergunakan data primer tertarik untuk melakukan penulisan yang merupakan hasil dari skripsi yang berjudul penelitian lapangan.

  “Pengawasan Jalur Penerimaan Bina Lingkungan (Biling) Dalam

  2.2 Sumber Data

Menjaga Kualitas Pendidikan Dalam penelitian hukum normative

  empiris, data yang dipergunakan Kota Bandar Lampung”. adalah data primer dan sekunder. Berdasarkan uraian latar belakang a.

  Data Primer diatas maka permasalahn dalam Data primer adalah data yang penelitian ini dirumuskan sebagai diperoleh secara langsung melalui berikut: penelitian di lapangan dengan a. cara wawancara kepada informan. Bagaimanakah Pengawasan Jalur

  Penerimaan Bina Lingkungan b.

  Data Sekunder (Biling) dalam menjaga kualitas Sumber data Sekunder adalah data pendidikan di Kota Bandar yang diperoleh dari sumber- Lampung? sumber, berupa bahan b. kepustakaan. Data sekunder

  Apa Saja Faktor Penghambat Dalam Pengawasan Jalur terdiri dari tiga bahan hukum, Penerimaan Bina Lingkungan yaitu : (Biling) dalam menjaga kualitas 1)

  Bahan Hukum Primer adalah pendidikan Kota Bandar bahan hukum yang mempunyai Lampung? kekuatan mengikat secara umum (perundang-undangan) atau mempunyai kekuatan berkepentingan.

2.1 Pendekatan Masalah

  Pendekatan masalah dalam penelitian 8 Marlina, Tinjauan Yuridis Pencabutan ini yang berdasarkan pada pokok

  Persetujuan Perubahan Jenis Tanaman Izin

  permasalahan dilakukan dengan dua

  Usaha Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B) Terhadap PT.Bangun Nusa Indah Lampung , Skripsi, Universitas Lampung, 2016.

  2) bersifat khusus dari permasalahan Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberi yang diteliti. penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum

  III. PEMBAHASAN

  sekunder yang digunakan adalah literatur-literatur,

  3.1 Gambaran Umum Lokasi

  makalah-makalah dan tulisan-

  Penelitian

  tulisan hasil karya kalangan hukum atau instansi terkait

  1. Sejarah Dinas Pendidikan

  yang berkaitan dengan Kota Bandar Lampung penelitian ini. Kantor Dinas Pendidikan dan 3) perpustakaan Kota Bandar Lampung

  Bahan Hukum Tersier adalah bahan hukum yang yang dahulu disebut dengan kantor memberikan penjelasan departemen pendidikan dan terhadap bahan hukum primer kebudayaan Tanjung Karang Teluk dan sekunder. Betung yaitu pada tahun 1976.

  Dalam struktur organisasi pada saat

  2.3

  itu sesuai dengan surat keputusan

   Pengumpulan Data a.

  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari, membaca, mencatat, Republik Indonesia Nomor : mengutip, menyusun data dari 0173/01/1983 tanggal 4 Maret 1983 peraturan perundang-undangan dan keputusan menetri pendidikan dan buku-buku yang berkaitan dan kebudayaan RI Nomor dengan permasalahan yang akan 0363/0/1988 tanggal 20 juli n1988 dibahas. tentang perubahan keputusan b.

  MENDIKBUD RI Nomor : Studi Lapangan berguna untuk mengumpulkan data primer, 0304/0/1984 yaitu pasal 82 butir 14. sedangkan dataprimer diperoleh dengan cara wawancara terhadap Pada tahun 1983 kantor Departemen informan. Pendidikan Dan Kebudayaan

  Tanjung Karang Barat Teluk Betung diubah menjadi kantor Departemen

2.4 Analisis Data

  Bahan hukum (data) hasil Pendidikan dan Kebudayaan Kota pengolahan tersebut dianalisis Madya Daerah TK II Bandar dengan menggunakan metode Lampung. Kemudian pada tahun analisis secara kualitatif, yaitu 1999 kantor Departemen Pendidikan menguraikan data secara bermutu dan Kebudayaan Kota Madya dalam membentuk kalimat yang Tingkat II Bandar Lampung diubah tersusun secara teratur, runtun, logis, nama menjadi Kantor Departemen tidak tumpang tindih dan efektif. Pendidikan Nasional Kota Bandar data dan pemahaman hasil analisis. Undangundang Nomor 22 Tahun Data dalam penelitian ini akan 1999 tentang pemerintah daerah diuraikan ke dalam klimat-kalimat yang memberikan kewenangan yang tersusun secara sistematis, otonomi kepada daerah dengan sehingga dapat ditarik kesimpulan didasarkan asas desentralisasidalam dimulai dari bahan yang bersifat wujud otonomi yang luas. umum berdasarkan fakta yang

  Berdasarkan peraturan walikota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2008 Tanggal 11 Februari 2008 Dinas PendidikanDan Perpustakan Berubah Menjadi Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dan berdasarkan peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 88 Tahun 2012 tanggal 11 september 2013 pemekaran UPT Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dari 13 UPTD menjadi 20 UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan.

  Pemerintahan Kota Bandar Lampung mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang berdasarkan kriteria : a. eksternalitas;

  (Biling) Tingkat SMA/SMK berprestasi yang ingin melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri di Bandar Lampung (Universitas Lampung/ UNILA, Institut Agama Islam Negeri/ IAIN

  Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) b. Menindaklanjuti laporan dari masyarakat atau orang tua yang anaknya tidak diterimadalam Program Bina Lingkungan (Biling) c. Membiayai anak-anak dari

  Koordinasi Pelaksanaan

  Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Plt.Kasi SMK Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yaitu Bapak Kamal Arifin,S.Ag.,M.Pd bahwa pengawasan yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Terhadap Program Bina Lingkungan (Biling) ini berupa : a.

  3.2 Pengawasan Program Bina Lingkungan Dalam Menjaga Kualitas Pendidikan Kota Bandar Lampung 1. Pengawasan Oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

  c. efisiensi

  b. akuntabilitas, dan

  Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung

  Visi: Terwujudnya pendidikan

  Pemerintah Daerah Bandar Lampung merupakan pemerintah kota yang terdiri atas Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara urusan Pemerintah Kota Bandar penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- 9 Diolah dari dinas-pendidikan- luasnya dalam sistem dan prinsip

   Kewenangan Pemerintahan Daerah di Bidang Pendidikan

  9 3.

  IPTEK ,unggul dan berstandar nasionalatau internasional serta mengembangkan jumlah lembaga pendidikan formal dan non formal.

  dan pemerataan pelayanan pendidikan, meningkatkan kualitas SDM yang menguasai

  Misi: Mewujudkan perluasan akses

  berkualitas dan terjangkau dengan dilandasi oleh Keimanan Dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai IPTEK dan berdaya saing.

  Raden Intan Lampung, Institut Teknologi Sumatera/ ITERA ). Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung merupakan perpanjangan tangan dari Walikota Bandar Lampung melaksanakan pengawasan yang dilakukan sejak Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) hingga calon peserta didik tersebut diterima disekolah tempat ia mendaftar. Kegiatan pengawasan ini dilakukan berdasarkan Undang-Undang, Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota yang telah ada.

  • –instrumen terkait. Tahap kegiatan pengawasan yang dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1.

  Berdasarkan wawancara yang dilakukan denganSekertaris Dewan Pendidikan Kota Bandar Lampung yaitu Bapak Drs.Suwandi Umar,M.Pd, bahwa Bina Lingkungan (Biling) merupakan salah satu program unggulan Walikota Bandar Lampung yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan dan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Pengawasan yang dilakukan mengacu pada peraturan perundang- undangan yang ada, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) PAUD, SD, SMP, SMA dan Smk Kota Bandar

  Lampung serta instrumen

  Mengawal kebijakan dari Pemerintah Kota Bandar Lampung 2. Mengontrol Penerimaan Peserta

  Didik Baru (PPDB) (dari pendaftaran, seleksi, pengumuman, hingga daftar ulang peserta didik)

  3. Memonitoring/mengevaluasi pelaksanaan system Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur Bina Lingkungan (Biling) 4. Mengawasi hak-hak yang harus diterima oleh siswa/I Jalur Bina

2. Pengawasan oleh Dewan Pendidikan Kota Bandar Lampung

  Lingkungan tersebut. Bahkan bila terdapat calon siswa/I peserta didik yang tidak diterima disekolah tempat ia mendaftar maka Dewan Pendidikan Kota Bandar Lampung akan turun untuk melaksanakan verifikasi data dan survey ulang. Penerimaan kuota calon peserta didik Bina Lingkungan (Biling) yang terdapat pada Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 1 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan

  BAB XII mengenai Peserta Didik Bagian Kedua Penerimaan dan Daftar Ulang Pasal 35 ayat (4) menyatakan Daya tampung Sekolah Dasar dan yang Sederajad, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan melalui jalur regular, dan 30% siswa masuk melalui jalur bina lingkungan. Yang pelaksanaannya diatur dengan peraturan walikota, sangat tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi dalam pelaksanaan. Hal ini disebabkan oleh animo masyarakat yang begitu tinggi terhadap program Pemerintah Kota Bandar Lampung ini yang juga berarti bahwa masih banyak keluaraga siswa/I yang tidak mampu ingin menyekolahkan anaknya. Sehingga sekolah wajib menampung Kuota peserta didik yang berlebih hingga 80 %, atau didistribusikan ke sekolah lain yangmemungkinkan untuk menerimacalon peserta didik selama Pemerintah Daerah masih mampu membiayai (ada anggaran dana). Sesuai dengan Undang-undang 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB

  V mengenai Peserta Didik Pasal 12 Ayat 1 Huruf A sampai dengan Huruf D yakni peserta didik menadapatkan biaya pendidikan bagi orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya. yang kedudukannya lebih tinggi untuk dilaksanakan daripada Peraturan Daerah Bandar Lampung tersebut. Adanya Program Bina Lingkungan (Biling) ini tidak langsung meningkatkan kualitas pendidikan Kota Bandar Lampung tetapi telah mengakomodir kebutuhan dasar masyarakat atas pendidikan yang tidak mampu untuk sekolah. Sehingga anak-anak yang orang tuanya tidak mampu dalam segi finansial untuk menyekolahkan sama dalam pendidikan. Tidak secara luas tapi dengan disinergikan dengan meningkatkan input (kualitas diri siswa yang diterima), meningkatkan faktor pendukung sekolah berupa sarana prasarana dan penyusunan materi (KTSP) maka akan tercapainya kualitas pendidikan Kota Bandar lampung seperti yang diinginkan.

  Siswa/I Bina Lingkungan pun menadapat kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga nya sehingga angka kemiskinan pun dapat berkurang. Hasil kegiatan evaluasi kegiatan ini kemudian dilaporka kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

  3.3 Faktor Penghambat Pengawasan Program Bina Lingkungan (Biling) Dalam Menjaga Kualitas Pendidikan Kota Bandar Lampung

  Faktor penghambat Pengawasan Program Bina Lingkungan (Biling) Dalam Menjaga Kualitas Pendidikan Kota Bandar Lampung adalah : 1.

  Terbatasnya tenaga Home Visit (kunjungan rumah), dan dana untuk memafasilitasi kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena tidak ada anggaran khusus untuk Dewan Pengawas yakni Dinas pendidikan dan Dewan Pendidikan dalam melaksanakan fungsi pengawasannya.

  2. Besarnya animo masyarakat untuk mendaftarkan anaknya bersekolah melalui Program Biling. Hal ini dikarenakan mahalnya biaya masuk untuk bersekolah di sekolah negeri menjadi favorit di Bandar Lampung. Animo masyarakat ini menunjukkan bahwa masih banyak terdapat keluarga miskin atau tidak mampu di Bandar Lampung

  3. Sulitnya menentukan kebenaran apakah benar peserta didik merupakan berasal dari keluarga tidak mampu, karena terkadang alamat tempat tinggal calon peserta didik tidak sesuai dengan Kartu Keluarga (KK), calon peserta didik tinggal dengan sanak saudara nya serta terdapatnya KK palsu yang mesti dicek ulang kebenarannya.

  Sbmptn Total 2014/2015 20

  2. Faktor yang menghambat dari Pengawasan Program Bina Lingkungan (Biling) ini adalah terbatasnya tenga dan dana Home Visit (kunjungan kerumah),. Kemudian sulitnya verifikasi berkas calon peserta didik dan penuh nya daya tampung yang dimiliki suatu sekolah, sehingga calon peserta didik yang tidak diterima tetapi memang benar dalam keadaan tidak mampu dan termasuk kriteria dalam persyaratan penerimaan Program

  Pengawasan terhadap Program Biling ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota dan Dewan Pendidikan Kota Bandar Lampung yang dilaksanakan berdasarkan undang-undang yang ada, prosedur serta juknis yang telah ditentukan. (1) Kegiatan pengawasan Progaram Biling ini dilaksanakan sejak proses Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), berlangsung nya monitoring Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dan setelah lulus sampai pada siswa/I yang ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. (2) Pengambilan tindakan terhadap adanya siswa/I yang tidak terakomodir atau tertampung ketika mendaftar disuatu sekolah akan dapat langsung ditanggapi berdasarkan laporan yang masuk.

  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.

  4.1 Kesimpulan

  IV. PENUTUP

  21 Siswa

  3

  24 Siswa 2015/2016 19

  4

  Tahun Ajaran Jalur Undangan

  4. Surat keterangan tidak mampu yang dikeluarkan oleh pihak kelurahan setempat yang dengan mudah mengkategorikan bahwa keluarga calon peserta didik dalam keadaan yang tidak mampu sebenarnya. Ketika dilakukan survey ulang keadaan yang terjadi sebaliknya.

  SMKN 02 Bandar Lampung

  3

  50 Siswa 2015/2016 55

  1

  Sbmptn Total 2014/2015 49

  Tahun Ajaran Jalur Undangan

  SMAN 01 Bandar Lampung

  XII diterima di PTN Jalur 1.

  Daftar Siswa Bina Lingkungan kelas

  5. Sarana sekolah berupa gedung dan ruang kelas yang kurang memadai untuk menerima calon peserta didik baru dari dikarenakan jumlah peserta didik dari program Biling yang terus bertambah setiap tahunnya tanpa diimbangi kesiapan sekolah mengadakan gedung dan rang kelas baru. Sehingga siswa/I pun harus belajar di ruang perpustakaan atau lab yang kurang kondusif dalam kegiatan belajar/mengajar.

3.4 Daftar Siswa Bina Lingkungan (Biling) yang diterima di PTN

58 Siswa 2.

  Bina Lingkungan (Biling), dapat segera melaporkan ke sekolah tersebut atau ke Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.

  Pencabutan Persetujuan Perubahan Jenis Tanaman Izin Usaha Perkebunan Untuk Budidaya (IUP-B) Terhadap PT.Bangun Nusa Indah Lampung.

  Peraturan Walikota Bandar Lampung No.49 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaaan Peserta Didik Baru (PPDB) http://dinaspendidikanbdl.blogspot. co.id/visi-misi.html http://lampung.tribunnews.com/2014 /03/10/kemiskinan-penyebab- 40-persen-remaja-di- lampung=tak-bisa-bersekolah.

  Lampung No.1 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan

  Yogyakarta: Graha Ilmu. Peraturan Daerah Kota Bandar

  Purwanto, Nanang. 2014. Pengantar Pendidikan.

  Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia . Jakarta: PT. Rineka Cipta.

  Skripsi. Universitas Lampung. Pidarta, Made. 2007. Lamdasan

  Marlina. 2016. Tinjauan Yuridis

4.2 Saran

  Berdasarkan uraian mengenai Pengawasan Program Bina Lingkungan (Biling) Dalam Menjaga Kualitas Pendidikan Kota Bandar Lampung diatas peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut :

  Ma’rif.

  Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT.Al-

  Bandung: Mulia Pers. Marimba, Ahmad D. 1990.

  Pendidikan, Melacak Geologi Pendidikan Islam di Indonesia.

  M, Taqiyudin. 2008. Sejarah

  2. Menurut Bagian Kurikulum SMKN 02 Bandar Lampung Bapak Susilo Cendarwanto,S.Pd.,M.Pd perlu adanya mekanisme penerimaan yang lebih jelas dalam PPDB Prgoram Biling agar terjadi efektifitas dana yang dikeluarkan oleh pemerintah.

  1. Menurut Ketua MKKS SMA Kota Bandar Lampung Bapak Badruzaman,S.Pd.,M.Pd, birokrasi dlam PPDB harus lebih ketat, yakni dalam proses verifikasi data calon siswa/I penerima Program Biling yang dilakukan di setiap sekolah- sekolah di Bandar Lampung. Selain itu harus adanya kesadaran masyarakat berupa rasa malu bagi orang tua siswa yang mampu untuk tidak mendaftarkan anaknya kedalam Program Biling.