DETERMINAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKOLAH MENENGAH NEGERI SE-PULAU LOMBOK

DETERMINAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKOLAH MENENGAH NEGERI SE-PULAU LOMBOK

Humaidi

humaidi909@yahoo.com

Endar Pituringsih M. Irwan

Program Pasca Sarjana Universitas Mataram

ABSTRACT

This study aims to test and to find empirical evidence about the effect of clarity goal budgeting, budgeting participation, reporting and accounting control system to the accountability performance of the public high schools throughout the Lombok Island. The method used is associative research. The total population are 262 public high schools. To determine the number of population samples used the formula Slovin with standard error of 10% in order to obtain a sample size of 72. Respondents were recruited in this study are development school teams and school stakeholders. The analytical tool used in the study were multiple linear regression, the unit of analysis in this study are state secondary school (junior high school, senior high school, and vocational school) throughout the Lombokisland. The results of this study showed that the goal clarity budgeting, budgeting participation, reporting and accounting control and simultaneous partial effect on performance accountability of state secondary schools throughout the Lombok Island. This study may provide information to stakeholders (government and public) to evaluate and to do the monitoring function process of accountability and transparency of state budgets secondary schools throughout the Lombok Island.

Key words: clarity goal budgeting, budgeting participation, reporting, accounting control system, performance accountability.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran, partisipasi anggaran, sistem pelaporan dan pengendalian akuntansi terhadap akuntabilitas kinerja sekolah menengah negeri se-Pulau Lombok. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Jumlah populasi 262 sekolah menengah negeri. Untuk menentukan jumlah sampel dari populasi digunakan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 10% sehingga diperoleh sampel sebesar 72. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate simple randomsampling dan cluster sampling dengan jumlah sampel 72 responden dari 72 sekolah menegah negeri. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah tim pengembang sekolah dan stakeholders. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda, unit analisis dalam penelitian ini adalah sekolah menengah (SMP, SMA, SMK) negeri se-Pulau Lombok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, partisipasi anggaran, sistem pelaporan dan pengendalian akuntansi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap akuntabilitas kinerja sekolah menegah negeri se- Pulau Lombok. Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada stakeholders (pemerintah dan masyarakat) untuk mengevaluasi dan melakukan fungsi monitoring terhadap proses pertanggung- jawaban dan transparansi anggaran sekolah menegah negeri se-Pulau Lombok.

Kata kunci: kejelasan sasaran anggaran, partisipasi anggaran, sistem pelaporan, pengendalian akuntansi, akuntabilitas kinerja

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 533

PENDAHULUAN

jumlah, penggunaan, dan waktu. Akibatnya, Undang-undang Sistem Pendidikan

tujuan bantuan untuk meringankan beban Nasional (Sisdiknas) nomor 20 Tahun 2003

masyarakat terhadap pembiayaan pendidik- pasal 47 ayat 2 menyatakan bahwa sumber

an belum tercapai (Ikhtisar Hasil Pemeriksa- anggaran pendidikan berasal dari anggaran

an semester I, 2015: 56).

internal dan eksternal. Anggaran internal Hasil temuan BPK tersebut, tidak ter- bersumber dari masyarakat dalam bentuk

lepas dari bagaimana bentuk akuntabilitas dana pendidikan dari orang tua peserta

kinerja setiap sekolah. Apabila laporan per- didik yang diserahkan kepada sekolah,

tanggungjawaban administrasi dari sekolah sedangkan anggaran eksternal bersumber

bagus maka administrasi di tingkat atas dari pemerintah pusat dan pemerintah

(Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) juga daerah. Selain itu, pasal 49 UU Sisdiknas

bagus, karena sistem manajeman di tingkat menyatakan bahwa pemerintah (pusat mau-

atas lebih kepada hasil rekapitulasi laporan pun daerah) harus mengalokasikan minimal

dari manajeman tingkat bawah yaitu 20% anggarannya untuk keperluan sektor

sekolah.

pendidikan di luar gaji pendidik dan biaya Rendahnya akuntabilitas kinerja se- pendidikan kedinasan. Dana penyelenggara-

kolah di atas tidak terlepas dari beberapa an pendidikan tidak cukup hanya dari

faktor yang mempengaruhinya. Menurut APBN. Pihak sekolah juga harus meng-

Kenis dalam Anjarwati (2012), kejelasan galang dana dari orang tua murid. Kesemua

sasaran anggaran merupakan sejauhmana anggaran tersebut dikelola dalam Anggaran

tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS).

spesifik dengan tujuan agar anggaran ter- Besarnya perhatian pemerintah dan

sebut dapat dimengerti oleh orang yang masyarakat tersebut, menuntut sekolah

bertanggungjawab atas pencapaian anggar- untuk melaksanakan akuntabilitas kinerja.

an tersebut. Selain itu, Perilaku manusia Sistem akuntansi digunakan sebagai alat

sebagai individu maupun kelompok akan untuk menjamin akuntabilitas dan trans-

berpengaruh terhadap penyusunan anggar- paransi dalam penyelenggaraan kegiatan

an dan sebaliknya, anggaran akan ber- pendidikan. Akuntansi merupakan proses

pengaruh terhadap perilaku individu dan pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisar-

kelompok. Proses penyusunan anggaran an, dan pelaporan transaksi-transaksi keua-

dapat memotivasi pimpinan untuk me- ngan entitas sebagai suatu kesatuan dari

ngembangkan arah bagi organisasi, me- unit-unitnya serta penafsiran atas hasil-hasil

ramalkan kesulitan, mengembangkan ke- dari aktivitas (sistem dan mekanisme peng-

bijakan masa depan, karena anggaran mem- anggaran) yang dilakukan.

punyai dampak fungsional dan disfungsi- Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksa-

onal terhadap sikap dan perilaku anggota an (LHP) BPK tahun 2015, terdapat temuan

organisasi. Cara untuk mencegah terjadinya terkait dengan hasil pemeriksaan kinerja di

dampak disfungsional anggaran, bawahan bidang pendidikan. Salah satu temuan yang

harus diberi kesempatan untuk berparti- tercatat dalam LHP BPK tahun 2015 adalah

sipasi dalam proses penyusunan anggaran permasalahan atas pengelolaan dana BOS

(Nurhalimah dan Abdullah 2013). Beberapa dan pengelolaan BSM (Bantuan Siswa Mis-

peneliti pernah melakukan penelitian terkait kin) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah-

dengan akuntabilitas kinerja diantaranya raga Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kota

adalah Kusumaningrum (2010), Herawati Mataram. Permasalahan pengelolaan BSM

(2011), Anjarwati (2012), dan Emilia et al. terjadi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

(2013) yang menyatakan bahwa faktor-faktor Kabupaten Lombok Barat. Penyaluran dan

yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja penggunaan dana pendidikan belum sesuai

adalah kejelasan sasaran anggaran, sistem dengan petunjuk teknis, yaitu tepat dalam

pelaporan, dan pengendalian akuntansi.

534 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 4, Desember 2017 : 532 – 551

Namun hasil penelitian mereka masih ter- dapat perbedaan sehingga perlu dilakukan pengujian ulang atas variabel-variabel ter- sebut dalam penelitian ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh parsial dan simultan kejelasan sasaran anggaran, partisipasi anggaran, sistem pelaporan, dan pengendalian akuntansi terhadap akunta- bilitas kinerja Sekolah Menengah Negeri se- Pulau Lombok. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis bahwa kejelasan sasaran anggaran, parti- sipasi anggaran, sistem pelaporan, dan pengendalian akuntansi memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja sekolah menengah Negeri, yang mana akuntabilitas kinerja tersebut merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kepala sekolah selaku pemegang amanah (agen) kepada masyarakat dan pemerintah selaku pemberi amanah (principal) sehingga mendukung teori keagenan (agency theory) dan teori sinyal (signaling theory). Selain itu, manfaat praktis dan kebijakan penelitian ini di- harapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan anggaran sekolah yang akan dibuat, dengan memperhatikan kejelasan sasaran anggaran, partisipasi anggaran, sis- tem pelaporan, dan pengendalian akuntansi sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja sekolah yang dikelola.

TINJAUAN TEORETIS

Munculnya masalah asimetri informasi antara pihak sekolah dengan stakeholders (pemerintah dan masyarakat) sebagai akibat tingginya perhatian pemerintah dan masya- rakat dalam bidang pendidikan yang me- nuntut pihak sekolah untuk melakukan akuntabilitas kinerja, oleh karena permasa- lahan tersebut, yang menjadi grand teori pada penelitian ini adalah teori keagenan dan teori sinyal.

Hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu orang atau lebih yang bertindak sebagai prinsipal (pemilik) yang

menunjuk orang lain sebagai agen (manajer) untuk melakukan jasa untuk kepentingan prinsipal termasuk mendelegasikan kekuasa- an dalam pembuatan keputusan (Kassel, 2008). Dari pernyataan tersebut dapat di- artikan bahwa hubungan keagenan dalam penelitian ini yaitu sekolah dengan stake- holders (pemerintah dan masyarakat), di- mana kepala sekolah sebagai agen sedangkan stakeholders adalah principal. Instansi sekolah mempunyai tujuan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) dengan sebaik-baiknya serta melakukan sistem pe- laporan keuangan secara transparan. Spence dalam Moxham dan Boaden (2007) me- nyatakan bahwa dengan memberikan suatu sinyal, pihak pengirim (pemilik informasi) berusaha memberikan informasi relevan yang dimanfaatkan oleh pihak penerima. Sistem pelaporan keuangan sekolah yang baik akan memberikan sinyal kepada pe- merintah dan masyarakat bahwa akunta- bilitas kinerja yang dilakukan oleh sekolah sudah bejalan. Dengan demikian, maka masalah asimetri informasi antara pihak sekolah selaku agent dengan pemerintah dan mayarakat (stakeholders) selaku principal dapat dikurangi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Trisnawati dan Ahmad (2013) yang menyatakan bahwa teori signaling dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak agen dengan principal.

Akuntabilitas Kinerja

Akuntabilitas kinerja sekolah sangat penting karena tingginya tuntutan stake- holder terhadap pertanggungjawaban kinerja sekolah. Akuntabilitas publik adalah Kewaji- ban pihak pemegang amanah untuk mem- berikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tang- gung jawabnya kepada pihak pemberi amanah yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban ter- sebut (Herawati, 2011), sedangkan Akunta- bilitas kinerja sekolah adalah kemampuan

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 535

sekolah mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu mengenai kinerja yang telah dilaksanakan (Fatah, 2004).

Penelitian empiris tentang kinerja telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Wijaya dan Akbar (2013), Badruzman dan Chairunnisa (2012), Curristine (2005), Jaros (2007), Zakaria et al. (2007), Gori dan Fissi (2014), Antipova dan Antipov (2014), Micheli dan Neely (2010), Ghobadian dan Ashworth (1994), Kassel (2008), Moxham dan Boaden (2007), Yuen dan Ng (2012), Dhermawan et al. (2014), Karmandita dan Subudi (2014), Safwan et al. (2014), Sanjaya dan Indrawati (2014), Sulistyaningsih (2009), Winanti (2011), sehingga memberi wawasan baru pada perkembangan kinerja pada sektor publik seperti Sekolah Menengah Negeri.

Kejelasan Sasaran Anggaran

Proses penyusunan anggaran dapat memicu perilaku dari pelaksana anggaran untuk melakukan senjangan anggaran yang dikarenakan adanya sikap dan norma subjektif yang negatif yang dimiliki oleh pelaksana anggaran (Su dan Ni, 2013). Locke dalam Herawati (2011) menyatakan bahwa sasaran adalah apa yang hendak dicapai oleh karyawan, dimana dengan adanya sasaran yang jelas akan memudahkan dalam me- nyusun target-target anggaran. Kejelasan sasaran anggaran adalah sejauhmana target anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran dapat di- pahami oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran (Anjar- wati, 2012). Darwanis dan Chairunnisa (2013) menyatakan bahwa anggaran secara umum dapat diartikan sebagai rencana keuangan yang mencerminkan pilihan ke- bijaksanaan untuk suatu periode di masa yang akan datang. Informasi yang jelas, tepat waktu, dan obyektif sangat diperlukan da- lam proses penyusunan anggaran (Lavarda dan Almeida, 2013). Adanya informasi yang memadai akan memudahkan penyusun anggaran untuk dapat menyusun anggaran dengan baik. Information Asymmetry me-

rupakan suatu keadaan dimana terdapat ketidakpastian informasi karena di dalam organisasi ada salah satu pihak yang me- miliki informasi lebih banyak (Busuioc dan Birau, 2011).

Partisipasi Anggaran

Partisipasi dalam proses penganggaran dilakukan untuk mentransfer informasi yang dimiliki bawahan kepada atasan (Shields dan Young, 1993). Menurut Milani (1975), partisipasi anggaran adalah ke- terlibatan dan pengaruh bawahan dalam proses pembuatan keputusan anggaran, di- mana aspirasi bawahan akan lebih di- perhatikan sehingga lebih dimungkinkan bagi bawahan dalam melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target anggaran yang dapat dicapai, sedangkan Anjarwati (2012) mendefinisikan partisipasi penyusun- an anggaran sebagai suatu pernyataan formal yang dibuat oleh manajemen tentang rencana-rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang pada periode ter- tentu. Menurut Aprila dan Hidayani (2012), Partisipasi yang tinggi dalam proses peng- anggaran diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi bawahan untuk berparti- sipasi dan memberikan saran pada persiap- an anggaran sehingga anggaran yang akan dibuat lebih efektif dan efisien. Manajemen sumber daya manusia selama ini telah di- terapkan, namun hasil dari penerapan ter- sebut belum terealisasi secara optimal sesuai yang diharapkan. Ini tercermin dari pen- capaian kinerja pegawai yang masih rendah dalam mengembang amanah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Amri et al. (2009) me- nyatakan menilai pemerintahan tercermin dari pencapaian kinerja. Kinerja pe- merintahan yang baik dihasilkan dari aparatur yang bersih dan berwibawa sesuai hasil kerja yang dicapai.

Sistem Pelaporan

Sistem pelaporan merupakan laporan yang menggambarkan sistem pertanggung-

536 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 4, Desember 2017 : 532 – 551 jawaban dari bawahan (pimpinan unit

tentu dan memilih alternatif terbaik dalam anggaran) kepada atasan (kepala bagian

setiap kasus dan masalah sehingga dapat anggaran). Sistem pelaporan yang baik di-

meningkatkan kinerja (Nuraini dan Indu- perlukan agar dapat memantau dan me-

dewi, 2012)

ngendalikan kinerja manajerial dalam meng- implementasikan anggaran yang telah di-

Rerangka Konseptual

tetapkan (Anjarwati, 2012) Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kejelasan sa-

Pengendalian Akuntansi

saran anggaran, partisipasi anggaran, sistem Pengendalian akuntansi di sekolah

pelaporan, dan pengendalian akuntansi sangat penting, terutama dalam pengelolaan

terhadap akuntabilitas kinerja Sekolah Me- inventaris aset sekolah. Pengendalian akun-

nengah Negeri se-Pulau Lombok secara tansi menurut Herawati (2011), pengendali-

parsial dan simultan. Tingginya perhatian an akuntansi adalah perencanaan organisasi

pemerintah dan masyarakat terhadap se- serta prosedur dan catatan terkait dengan

kolah menuntut pihak sekolah untuk me- pengamanan harta kekayaan organisasi dan

laksanakan akuntabilitas yang tinggi. Pe- reliabilitas laporan keuangan, sedangkan

laksanaan akuntabilitas kinerja sekolah yang menurut Kusumaningrum (2010), pengen-

tinggi belum sesuai dengan tuntutan yang dalian akuntansi (Accounting Controls)

diinginkan oleh pemerintah dan masyarakat. adalah pengendalian yang bertujuan mem-

Hal ini terlihat dengan adanya temuan BPK bantu menjaga aktiva dan menjamin akurasi

terhadap akuntabilitas kinerja sekolah. dan daya andal catatan keuangan.

Disamping itu, fenomena beberapa Hal ini menunjukkan bahwa pengendali

Sekolah Menengah Negeri di Kota Mataram an akuntansi cenderungan untuk mencipta-

dan Kabupaten Lombok Timur yang tidak kan senjangan anggaran (Yilmaz dan Ozer,

lengkap dalam melakukan pertanggung 2011). Penggunaan system pengendalian

jawaban keuangan seperti tidak membuat akuntansi memungkinkan para manajer

RAPBS, tidak melibatkan komite sekolah dapat membuat keputusan-keputusan yang

dalam menyusun RKAS dan tidak membuat lebih baik, mengontrol operasi-operasi de-

daftar pembelian barang inventaris sekolah. ngan lebih efektif, mampu mengestimasi

Berikut ini digambarkan rerangka konsep- biaya dan profitabilitas keberhasilan ter-

tual penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Kejelasan Sasaran Anggaran (KSA)

Partisipasi Anggaran (PA) Akuntabilitas Kinerja

Sistem Pelaporan (SP) (AK)

Pengendalian Akuntansi (PAK)

Teori Keagenan

Keterangan:

Parsial Simultan

Gambar 1 Rerangka Konseptual Penelitian

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 537 Teori keagenan digunakan untuk men-

antara pihak manajemen sebagai penyedia jelaskan konflik antara agen dengan princip-

informasi (prepaper) dengan pihak pemegang al. Rendahnya akuntabilitas kinerja Sekolah

saham sebagai pengguna informasi (user). Menegah Negeri sebagai akibat adanya

Adanya sasaran yang jelas akan memudah- asimetri informasi antara sekolah selaku

kan penyusunan target-target anggaran dan agen dengan pemerintah dan masyarakat

mempermudah kepala sekolah untuk mem- (stakeholders) selaku principal. Anggaran se-

pertanggungjawabkan keberhasilan atau kolah yang tidak jelas, rendahnya partispasi

kegagalan pelaksanaan tugas sekolah dalam dalam penyusunan anggaran dan kurang-

rangka mencapai tujuan dan sasaran yang nya pengendalian akuntansi di sekolah

telah ditetapkan sebelumnya sehingga akan merupakan pemicu rendahnya akuntabilitas

meningkatkan akuntabilitas kinerja sekolah. kinerja sekolah.

Anggaran harus bisa menjadi tolok ukur Teori sinyal digunakan untuk men-

pencapaian akuntabilitas kinerja yang di- jelaskan pengaruh sistem pelaporan ter-

harapkan sehingga perencanaan anggaran hadap akuntabilitas kinerja. Sebagaimana

bisa menggambarkan sasaran anggaran yang diungkapkan oleh Trisnawati dan

secara jelas.

Ahmad (2013) yang menyatakan bahwa teori Penelitian Anjarwati (2012), membukti- signaling dapat mengurangi asimetri infor-

kan bahwa terdapat pengaruh positif dan masi antara pihak agen dengan principal.

signifikan antara kejelasan sasaran anggaran Teori signaling menjelaskan bahwa sekolah

dengan akuntabilitas kinerja. Hal ini berarti sebagai pihak yang diberi amanat oleh

semakin jelas sasaran anggaran sekolah pemerintah dan masyarakat berkeinginan

maka akuntabilitas kinerja sekolah semakin menunjukkan sinyal yang baik. Sistem pe-

bagus. Berbeda dengan hasil penelitian laporan keuangan yang baik, dapat dijadi-

Herawati (2011) menunjukkan kejelasan kan sarana untuk memberikan sinyal yang

sasaran anggaran memiliki pengaruh negatif baik kepada pemerintah dan masyarakat. terhadap akuntablitas kinerja instansi pe- merintah.

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran

dibuat hipotesis pengaruh kejelasan sasaran

terhadap Akuntabilitas Kinerja Sekolah

anggaran terhadap akuntabilitas kinerja Locke dalam Herawati (2011) menyata-

sekolah sebagai berikut:

kan bahwa sasaran adalah apa yang hendak

H 1 : Kejelasan sasaran anggaran berpe- dicapai oleh karyawan dan kejelasan sasaran

ngaruh terhadap akuntabilitas kinerja anggaran akan mendorong manajer lebih

efektif dan melakukan yang terbaik jika

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap

dibandingkan dengan sasaran yang tidak

Akuntabilitas Kinerja Sekolah

jelas. Kejelasan sasaran anggaran adalah Penyusunan anggaran dimaksudkan sejauh mana anggaran ditetapkan secara

bukan hanya untuk menyajikan informasi jelas, spesifik, rinci, terukur, dan dapat

mengenai rencana keuangan yang berisi dicapai.

tentang biaya-biaya dan pendapatan sebagai Teori keagenan menyatakan bahwa

pusat akuntabilitas dalam suatu organisasi, antara agen (kepala sekolah) sering terjadi

tetapi juga merupakan suatu alat pengen- ketidak seimbangan informasi dengan pihak

dalian, komunikasi dan evaluasi kinerja. principal (stakeholders) yang diakibatkan

Kassel (2008) menyatakan bahwa partisipasi karena suatu kepentingan pada masing-

penyusunan anggaran adalah keterlibatan masing. Hal tersebut biasanya dikenal

dan pengaruh bawahan dalam proses pem- dengan istilah asimetri informasi. Asimetri

buatan keputusan anggaran, dimana aspirasi informasi merupakan suatu kondisi ketidak

bawahan akan lebih diperhatikan sehingga seimbangan dalam memperoleh informasi

lebih memungkinkan bagi bawahan dalam

538 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 4, Desember 2017 : 532 – 551

melakukan negosiasi dengan atas mengenai target anggaran yang dapat dicapai.

Pimpinan tingkat bawah dalam hal ini bagian kurikulum, kesiswaan, sarana-prasa- rana, kehumasan dan komite sekolah sering- kali memiliki informasi yang lebih baik mengenai anggaran sekolah yang di perlu- kan untuk mendukung pelaksanaan akti- vitas sekolah dari pada kepala sekolah, oleh karena itu, asimetri informasi rentan terjadi dalam hal ini. Teori keagenan membantu mengatasi asimetri informasi dengan cara pimpinan tingkat bawah akan berusaha memberikan informasi tersebut ke dalam usulan anggaran yang menjamin bahwa pimpinan memperoleh sumber-sumber yang mencukupi dalam melaksanakan aktivitas organisasi. Partisipasi penyusunan anggaran memungkinkan para pelaksana anggaran lebih memahami berbagai masalah yang timbul saat pelaksanaan anggaran. Parti- sipasi penyusunan anggaran merupakan salah satu unsur yang menekankan pada proses kerjasama dari berbagai pihak, baik bawahan maupun pimpinan level atas. Anggaran yang disusun tidak hanya di- tentukan oleh atasan saja, tetapi juga me- libatkan bawahan, karena pimpinan level bawah merupakan bagian dari organisasi yang memiliki hak suara untuk memilih tindakan secara benar dalam proses mana- jemen. Penelitian Nurhalimah dan Abdullah (2013) dan Emilia et al. (2013) yang me- nemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hal tersebut berarti semakin aktif keterlibatan para pengguna anggaran dalam penyusunan anggaran maka akuntabilitas kinerja semakin tinggi. Sebaliknya Sumarno (2005) menemukan bahwa terdapat pe- ngaruh dan hubungan negatif yang signi- fikan antara kinerja manajerial dengan partisipasi anggaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat hipotesis pengaruh antara partispasi anggaran terhadap akuntabilitas kinerja sekolah sebagai berikut:

H 2 : Partisipasi anggaran berpengaruh ter-

hadap akuntabilitas kinerja

Pengaruh Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas Kinerja Sekolah

Sistem pelaporan merupakan laporan yang menggambarkan sistem pertanggung jawaban kepala sekolah (pimpinan instansi sekolah) kepada stakeholders (pemerintah dan masyarakat). Sistem pelaporan yang baik diperlukan agar dapat memantau dan mengendalikan akuntabilitas kinerja dalam mengimplementasikan anggaran yang telah ditetapkan. Teori signaling menjelaskan bah- wa sekolah sebagai pihak yang diberi amanat oleh pemerintah dan masyarakat berkeinginan menunjukkan sinyal yang baik. Tujuannya adalah agar pemerintah dan masyarakat dapat terus mendukung kinerja sekolah saat ini, sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan baik. Sistem pelapor- an keuangan yang baik, dapat dijadikan sarana untuk memberikan sinyal yang baik kepada pemerintah dan masyarakat.

Anjarwati (2012) menyimpulkan bahwa sistem pelaporan berpengaruh positif ter- hadap akuntabilitas kinerja instansi peme- rintah Tegal dan Pemalang, didukung pula dengan penelitian Herawati (2011) me- nunjukkan hasil yang sama, karena dengan adanya sistem pengelolaan keuangan daerah yang mencakup sistem pelaporan, akan menciptakan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, dimana sistem pelaporan yang baik akan mencantumkan penjelasan mengenai penyebab terjadinya penyimpangan, tindakan yang diambil untuk mengoreksi penyimpangan yang tidak menguntungkan dan waktu yang dibutuhkan agar tindakan koreksi lebih efektif.

Berdasarkan uraian di atas dapat dibuat suatu hipotesis pengaruh antara sistem pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja sekolah sebagai berikut:

H 3 : Sistem pelaporan berpengaruh ter-

hadap akuntabilitas kinerja.

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 539

Pengaruh Pengendalian Akuntansi ter-

hubungan yang harmonis, supaya anggaran

hadap Akuntabilitas Kinerja Sekolah

yang disusun bersama menjadi lebih baik Pengendalian akuntansi menekankan

dan akurat tentunya harus didukung dengan pada tindakan-tindakan untuk mencegah

pengendalian akuntansi yang bagus. kesalahan (kekeliruan yang tidak disengaja)

Penelitian Anjarwati (2012) tentang ke- dan ketidakberesan (tindakan-tindakan pe-

jelasan sasaran anggaran, pengendalian nyimpangan yang disengaja). Teori keagen-

akuntansi dan sistem pelaporan terhadap an dapat meminimalisir asimetri informasi

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di dalam internal pengelolaan keuangan

menghasilkan bahwa kejelasan sasaran ang- sekolah. Penggunaan sistem pengendalian

garan dan sistem pelaporan berpengaruh akuntansi memungkinkan para kepala se-

terhadap akuntabilitas kinerja instansi kolah dalam membuat keputusan-keputus-

pemerintah. Pengendalian akuntansi tidak an yang lebih baik, mengontrol operasi-

berpengaruh terhadap akuntabiltas kinerja operasi dengan lebih efektif, mampu meng-

instansi pemerintah.

estimasi biaya dan profitabilitas keberhasil- Berdasarkan uraian di atas, maka dapat an tertentu dan memilih alternatif terbaik

dibuat hipotesis pengaruh antara kejelasan dalam setiap kasus dan masalah sehingga

sasaran anggaran, partisipasi anggaran, dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja.

sistem pelaporan dan pengendalian akun- Dalam penelitian Kusumaningrum

tansi terhadap akuntabilitas kinerja sekolah (2010) menunjukkan bahwa pengendalian

sebagai berikut:

akuntansi berpengaruh positif terhadap

H 5 : Kejelasan sasaran anggaran, parti- akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.

sipasi anggaran, sistem pelaporan dan Artinya bahwa semakin tinggi pengendalian

pengendalian akuntansi berpengaruh akuntansi maka akuntabilitas kinerja se-

terhadap akuntabilitas kinerja. makin bagus. Sebaliknya Penelitian Hera- wati (2011) dan Anjarwati (2012) menemu-

METODE PENELITIAN

kan bahwa pengendalian akuntansi juga Jenis penelitian yang digunakan dalam tidak memiliki pengaruh terhadap akunta-

penelitian ini adalah penelitian asosiatif. bilitas kinerja instansi pemerintah.

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang Berdasarkan uraian di atas, maka dapat

mencari hubungan antara suatu variabel dibuat hipotesis pengaruh antara pengen-

dengan variabel lain (Sugiyono, 2012). dalian akuntansi terhadap akuntabilitas

Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Me- kinerja sekolah sebagai berikut:

nengah Negeri se-Pulau Lombok selama 43

H 4 : Pengendalian akuntansi berpengaruh hari mulai dari tanggal 5 September 2016 terhadap akuntabilitas kinerja.

sampai dengan 17 Oktober 2016. Sumber data penelitian yaitu data primer. Teknik

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,

peng- ambilan data dengan penyebaran

Partisipasi Anggaran, Sistem Pelaporan

kuesioner.

dan Pengendalian Akuntansi terhadap

Populasi dalam penelitian ini adalah

Akuntabilitas Kinerja Sekolah

salah satu tim pengembang sekolah yang Menciptakan akuntabilitas yang tinggi

terdiri dari Kepala Tata Usaha, Bendahara tentunya sekolah harus memiliki sasaran

sekolah, Wakil-wakil Kepala Sekolah, Ketua anggaran yang jelas. Untuk mencapai ang-

Komite, Bendahara Komite, dan lain-lain garan yang jelas tentunya instansi sekolah

yang terkait dengan tim pengembang Se- harus melibatkan stakeholders dalam pe-

Kolah Menengah Negeri pada jenjang SMP, nyusunan Rencana Anggaran Pendapatan

SMA dan SMK yang ada dilingkup dinas dan Belanja Sekolah (RAPBS). Teori keagen-

pendidikan pemuda dan olahraga di Pulau an memberikan berbagai gambaran tentang

Lombok yang berjumlah 262. Untuk me- bagaimana agen dengan principal menjalin

nentukan jumlah sampel dari populasi ter-

540 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 4, Desember 2017 : 532 – 551 tentu yang dikembangkan, maka digunakan

melibatkan bawahan dan stakeholders dalam rumus Slovin dengan tingkat kesalahan

anggaran sekolah serta sebesar 10%. Dari jumlah populasi 262 yang

penyusunan

pelaksanaannya untuk mencapai target diambil sebagai sampel adalah 72 orang

anggaran.

responden. Cara pengambilan sampel Variabel partisipasi anggaran diukur dengan teknik Probability Sampling yang

dengan indikator yang diadopsi dari pe- menggunakan Proportionate Simple Random

nelitian Nurhalimah dan Abdullah (2013), Sampling dan Cluster Sampling.

sebagai berikut: (1) kontribusi dalam pe- nyusunan anggaran, (2) keterlibatan dalam

Definisi Operasional Variabel

penyusunan atau pernyataan anggaran, (3)

Kejelasan Sasaran Anggaran

alasan melakukan revisi anggaran, (4) Kejelasan sasaran anggaran adalah

usulan kepada atasan, (5) pengaruh dalam gambaran tentang luasnya sasaran anggaran

penyelesaian akhir, dan (6) frekuensi pe- yang dinayatakan secara jelas, spesifik, dan

nyampaian pendapatan. dapat dimengerti oleh pihak yang ber-

Pengukuran variabel berwujud skala tanggungjawab terhadap pencapaiannya.

likert mengenai fakta atau kenyataan sesuai Oleh sebab itu kejelasan sasaran anggaran

dengan pengalaman seseorang di lapangan dapat dilihat dari besar atau kecilnya

dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang pengaruh dalam merumuskan sasaran

memiliki pilihan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 ber- anggaran.

dasarkan pilihan jawaban yang mempunyai Kejelasan sasaran anggaran diukur

gradasi dari sangat positif sampai dengan dengan menggunakan indikator yang di-

sangat negatif. Instrumen (kuisioner) untuk adopsi dari penelitian Emilia et al. (2013)

mengukur partisipasi penyusunan anggaran sebagai berikut: (1) tujuan, (2) kinerja, (3)

yang digunakan untuk mengukur partisipasi sasaran, (4) jangka waktu, (5) sasaran prio-

penyusunan anggaran diadopsi dari pe- ritas, (6) tingkat kesulitan dan (7) koordinasi.

nelitian Nurhalimah dan Abdullah (2013) Pengukuran variabel berwujud skala likert

dengan penyesuaian.

mengenai fakta atau kenyataan sesuai dengan pengalaman seseorang dilapangan

Sistem Pelaporan

dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang Sistem pelaporan pada penelitian ini memiliki pilihan skor 5, 4, 3, 2, dan 1 ber-

adalah bentuk mekanisme pelaporan yang dasarkan pilihan jawaban yang mempunyai

dilakukan oleh sekolah, baik pelaporan yang gradasi dari sangat positif sampai dengan

berkaitan dengan anggaran sekolah maupun sangat negatif. Jenis instrument (kuisioner)

kegiatan atau program yang dilaksanakan yang digunakan untuk mengukur kejelasan

oleh sekolah. Sistem pelaporan diukur sasaran anggaran diadopsi dari penelitian

menggunakan 3 indikator penting yang Emilia et al. (2013) dengan penyesuaian.

diadopsi dari Anthony dalam penelitian Kuisioner penelitian ini masih peneliti se-

Herawati (2011) yaitu: Penyebab terjadinya suaikan dengan instansi tempat lokasi

penyimpangan, Tindakan yang diambil dan penelitian.

Lamanya waktu koreksi. Skala pengukuran adalah bernilai satu sampai lima. Skor

Partisipasi Anggaran

terendah adalah nilai satu yang menunjuk- Partisipasi anggaran adalah suatu pro-

kan kinerja yang rendah dan skor tertinggi ses pengambilan keputusan bersama antara

menunjukkan kinerja yang tinggi. dua pihak atau lebih yang akan membawa

pengaruh pada masa yang akan datang bagi

Pengendalian Akuntansi

para pembuat keputusan. Partisipasi kepala Pengendalian akuntansi pada penelitian sekolah dalam proses penganggaran meng-

ini adalah perencanaan sekolah serta pro- arah pada seberapa besar kepala sekolah

sedur dan catatan terkait dengan pe-

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 541 ngamanan harta kekayaan (inventaris)

variabel (variabel independen) mempe- sekolah. Variabel pengendalian akuntansi

ngaruhi variabel lainnya (variabel depen- diukur dengan menggunakan 4 pertanyaan

den). Sebelum dilakukan uji statistik, ter- yang digunakan dalam penelitian Herawati

lebih dahulu dilakukan kualitas data melalui (2011). Indikator dalam variabel ini adalah

uji validitas dan reliabilitas serta uji asumsi pusat kegiatan, ruang lingkup, maksud, sifat

klasik, yang meliputi uji normalitas, multi- struktur, sifat informasi, orang yang terlibat,

kolineritas, dan hetroskedasitisitas. sumber ilmu, dan lingkup waktu. Skala

Model analisis regresi linier berganda variabel diukur dengan skala 5 point, di-

dalam penelitian ini dapat dirumuskan mana skala sangat tidak setuju (1) dan skala

sebagai berikut:

sangat setuju (5). AK = a + b i KSA + b 2 PA + b 3 SP +b 4 PAK + e

Dimana:

Akuntabilitas kinerja sekolah

= Akuntabilitas Kinerja Sekolah Akuntabilitas kinerja adalah kemampu-

AK

a = Konstanta an sekolah mempertanggungjawabkan ke-

= Koefisien regresi (i=1,2,3,4) pada publik (stakeholders) segala sesuatu

bi

= Kejelasan sasaran anggaran mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.

KSA

= Partisipasi anggaran Pemegang amanah (agent) dalam hal ini

PA

= Sistem pelaporan kepala sekolah berkewajiban memberikan

SP

= Pengendalian akuntansi pertanggungjawaban, menyajikan, melapor-

PAK

e = Eror

kan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung

Pengujian Hipotesis

jawabnya kepada pihak pemberi amanah

Uji Pengaruh Parsial Variabel Independen

(principal) yakni stakeholders yang memiliki

(Uji Statistik t)

hak dan kewenangan untuk meminta per- Uji t ditujukan untuk mengatahui ada tanggungjawaban tersebut.

tidaknya hubungan (pengaruh) yang signi- Berhasiltidaknya akuntabilitas dalam

fikan antara satu variabel independen secara manajemen berbasis sekolah, diukur dengan

individual atau parsial dalam menerangkan menggunakan instrument yang dikembang-

versi variabel dependen dengan syarat kan oleh Mardiasmo (2002). Pernyataan ini

variabel independen yang lain dianggap diukur dengan menggunakan lima indikator

tetap (Ghozali, 2011: 98). Criteria keputusan variabel, yaitu akuntabilitas kejujuran,

uji t dilakukan dengan melihat nilai proba- akuntabilitas hukum, akuntabilitas proses,

bilitas signifikansi dari hubungan diantara akuntabilitas program dan akuntabilitas

variabel-veriabel tersebut yang terdapat kebijakan. Kelima indikator di atas di-

pada output SPSS. Jika nilai probabilitas kembangkan menjadi 8 item pertanyaan

signifikansi t lebih kecil dari 0,05 atau t hitung > yang dipakai untuk mengukur akuntabilitas

t tabel , maka dapat dikatakan bahwa ada kinerja sekolah. Skala pengukuran meng-

pengaruh parsial yang signifikan antara gunakan skala likert dengan nilai 1, 2, 3, 4

variabel independen dengan variabel dan 5. Skor terendah adalah nilai satu yang

dependen (Ghozali, 2011). menunjukkan kinerja yang rendah dan skor

tertinggi menunjukkan kinerja yang tinggi.

Koefisien Determinasi

Perhitungan Koefisien determinasi (R 2 )

Prosedur Analisis Data

menggambarkan atau menunjukkan tingkat Penelitian ini menggunakan pendekatan

kemampuan model yang meliputi variabel kuantitatif. Alat analisis yang digunakan

independen dalam menerangkan variasi dalam penelitian ini adalah analisis regresi

variabel dependen. Tingkat kemampuan linier berganda. Metode ini menggambarkan

koefisien determinasi bernilai antara 0 dan 1. suatu hubungan dimana satu atau lebih

Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan

542 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 4, Desember 2017 : 532 – 551 variabel-variabel independen dalam men-

Alpa yang lazim digunakan dengan bantuan jelaskan variasi variabel dependen sangat

program komputer Program Statistic Package terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

for Social Science (SPSS) 16.0. Suatu variabel variabel-variabel independen memberikan

dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > hampir semua informasi yang dibutuhkan

0.60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2011). untuk memperediksi variasi variabel de-

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat penden. Perhitungan koefisien determinasi

dinyatakan bahwa data pada penelitian ini akan digunakan dan diuji dalam uji F

reliable karena nilai cronbach alpha lebih besar (Ghozali, 2011).

dari 0,60.

Uji Pengaruh Simultan Variabel Hasil Pengujian Asumsi Klasik Independen (Uji Statistik F)

Berdasarkan hasil pengujian menunjuk- Uji statistik F pada dasarnya menunjuk-

kan bahwa seluruh pernyataan baik variabel kan apakah semua variabel independen atau

independen (kejelasan sasaran anggaran, bebas yang dimasukkan dalam model mem-

partisipasi anggaran, sistem pelaporan, dan punyai pengaruh secara bersama-sama ter-

pengendalian akuntansi), maupun variabel hadap variabel dependen atau terikat

dependen (akuntabilitas kinerja) dinyatakan (Ghozali, 2011). Ketentuan yang digunakan

normal. Serta hasil uji multikolinearitas, dalam uji F adalah sebagai berikut:

heteroskedastisitas dan autokorelasi me- (1) Apabila probabilitas signifikansi >0,05

nunjukkan bahwa dalam penelitian ini tidak dan F hitung < F tabel maka Ho diterima dan

multikolinearitas, Ha ditolak.

mengalami

masalah

heteroskedastisitas dan autokorelasi. (2) Apabila probabilitas signifikansi <0,05 dan F hitung >F tabel maka Ho ditolak dan Ha

Hasil Pengujian Analisis Regresi Linier

diterima.

Berganda

Berdasarkan analisis regresi linear ber-

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ganda diperoleh hasil sebagai berikut tabel 1.

Pengembalian Kuesioner

Berdasarkan perhitungan analisis regresi Kuesioner yang disebar sebanyak 72

berganda pada Tabel 1, diketahui bahwa buah. Kuesioner yang kembali sebanyak 72

besarnya Adjusted R Square adalah 0,484. Hal buah. Kuesioner yang dapat dianalisis se-

ini berarti 48,4% variasi naik turunnya banyak 72 buah.

akuntabilitas kinerja dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen (kejelasan

Hasil Pengujian Kualitas Data

sasaran anggaran, partisipasi anggaran, sis-

Uji Validitas

tem pelaporan, dan pengendalian akuntan- Pengujian validitas data dalam peneliti-

si), sedangkan sisanya 51,6% dijelaskan oleh an ini dilakukan secara statistik yaitu dengan

variabel lain diluar variabel penelitian ini. menggunakan uji Pearson Product-Moment

Dari tabel 1 hasil analisis data, dapat Coefficient of Correlation dengan bantuan soft-

disusun persamaan regresi sebagai berikut: ware computer melalui Program Statistic Pac-

AK = -5,470 + 0,281KSA + 0,446PA + 0,715SP kage for Social Science (SPSS) 16.0. Berdasar-

+ 0,575PAK + 2,948

kan hasil pengolahan data seluruh item per- nyataan dinyatakan valid karena memiliki

Uji Hipotesis

tingkat signifikansi di atas 0,30. Uji simultan dengan uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh simultan varia-

Uji Reliabilitas

bel-variabel independen terhadap variabel Menguji kehandalan kuisioner yang

dependen. Berdasarkan analisis regresi digunakan, maka penelitian ini mengguna-

linear berganda diperoleh hasil sebagai kan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach

berikut tabel 2.

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 543

Tabel 1 Regresi Linear Berganda (Hasil Uji t)

Unstandardized coefficients

Variabel

Sig. Keterangan

Standar

B Error

(constant)

0,277 Kejelasan Sasaran Anggaran (KSA)

0,004 Diterima Partisipasi Anggaran (PA)

0,001 Diterima Sistem Pelaporan (SP)

0,009 Diterima Pengendalian Akuntansi (PAK)

0,001 Diterima Adjusted R 2 Square = 0,484

Standar error of the estimate = 2,948

Sumber: Data primer diolah (2016)

Tabel 2 Regresi Linear Berganda (Hasil Uji F)

ANOVA b

df Mean Square

F Sig.

1 Regression

4 153.422 17.654 .000 a Residual

a. Predictors: (Constant), PAK, PA, SP, KSA

b. Dependent Variable: AK

Sumber: Data primer diolah (2016)

Variabel-variabel tersebut dikatakan ber- dan signifikan terhadap akuntabilitas pengaruh apabila nilai F hitung > F tabel dengan

kinerja diterima.

signifikansi di bawah 5 %. Berdasarkan hasil

b. Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjuk- olah data, nilai F hitung = 17,654 > F tabel = 2,50

kan nilai t hitung variabel partisipasi ang- dan nilai signifikansi hitung = 0,000 < nilai

garan = 3,579 < t tabel = 1,993, dan nilai signifikansi tabel = 0,05, artinya secara

signifikansi = 0,001 < signifikansi tabel = simultan variabel kejelasan sasaran ang-

0,05. Artinya, hipotesis 2 yang menyata- garan, partisipasi anggaran, sistem pelapor-

kan bahwa partisipasi anggaran berpe- an dan pengendalian akuntansi berpengaruh

ngaruh positif dan signifikan terhadap positif dan signifikan terhadap variabel inde-

akuntabilitas kinerja manajerial diterima. penden akuntabilitas kinerja. Berdasarkan

c. Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjuk- hasil pengujian secara parsial dapat di-

kan nilai t hitung variabel sistem pelaporan ketahui bahwa:

= 2,672 > t tabel = 1,993, dan nilai signi-

a. Tabel 1 di atas menunjukkan nilai t hitung fikansi = 0,009 < signifikansi tabel = 0,05. variabel kejelasan sasaran anggaran =

Artinya, hipotesis 3 yang menyatakan 3,000 > t tabel = 1,993, dan nilai signifikansi

bahwa sistem pelaporan berpengaruh = 0,004 < signifikansi tabel = 0,05. Artinya,

positif dan signifikan terhadap akunta- hipotesis 1 yang menyatakan kejelasan

bilitas kinerja diterima. sasaran anggaran berpengaruh positif

544 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 4, Desember 2017 : 532 – 551

d. Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjuk- principal (stakeholders) yang diakibatkan kan nilai t hitung variabel pengendalian

karena suatu kepentingan pada masing- akuntansi = 3,591 > t tabel = 1,993, dan nilai

masing. Adanya sasaran yang jelas akan signifikansi = 0,001 < signifikansi tabel =

memudahkan penyusunan target-target 0,05. Artinya, hipotesis 4 yang menyata-

anggaran dan mempermudah kepala se- kan bahwa motivasi kerja berpengaruh

kolah untuk mempertanggungjawabkan ke- positif dan signifikan terhadap kinerja

berhasilan atau kegagalan pelaksanaan manajerial diterima.

tugas sekolah dalam rangka mencapai tuju- an dan sasaran yang telah ditetapkan se-

Pembahasan

belumnya sehingga akan meningkatkan Berdasarkan analisis data diperoleh

akuntabilitas kinerja sekolah. hasil bahwa secara parsial variabel-variabel

Indikator kinerja yang selama ini di- kejelasan sasaran anggaran, partisipasi ang-

gunakan oleh sekolah dalam melakukan garan, sistem pelaporan, dan pengendalian

akuntabilitas kinerja keuangan sekolah ber- akuntansi, masing-masing berpengaruh dan

pedoman pada juklak-juknis Bantuan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja.

Oprasional Sekolah (BOS) yang berlaku. Berikutnya, secara simultan variabel kejelas-

Juknis BOS mengatur segala bentuk tran- an sasaran anggaran, partisipasi anggaran,

saksi penggunaan uang serta bentuk pe- sistem pelaporan, dan pengendalian akun-

laporan yang harus dilakukan oleh sekolah. tansi berpengaruh dan signifikan terhadap

Oleh karena itu, segala bentuk program/ akuntabilitas kinerja.

kegiatan sekolah beserta anggaran sekolah tersusun secara jelas dan spesifik sesuai mata

Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran

anggaran dan sasarannya.

terhadap Akuntabilitas Kinerja

Temuan hasil penelitian ini sejalan Berdasarkan hasil analisis data dapat

dengan hasil penelitian Emilia et al. (2013), diketahui bahwa koefisien regresi variabel

Anjarwati (2012), yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran memiliki nilai

kejelasan sasaran anggaran memiliki pe- t hitung = 3,000 > t tabel = 1,993 dan nilai tingkat

ngaruh terhadap akuntabilitas kinerja ins- signifikansi hitung = 0,004 < 5%. Hal ini berarti

tansi pemerintah. Temuan ini bertolak be- hipotesis 1 yang menyatakan bahwa kejelas-

lakang dengan hasil penelitian sebelumnya an sasaran anggaran berpengaruh positif

oleh Herawati (2011) yang menunjukkan dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja

kejelasan sasaran anggaran tidak berpe- diterima.

ngaruh secara signifikan terhadap akunta- Berdasarkan penilaian responden, ter-

blitas kinerja instansi pemerintah. lihat bahwa rata-rata skor jawaban respon-

den untuk variabel kejelasan sasaran ang-

Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap

garan sudah mencapai tingkat yang baik

Akuntabilitas Kinerja.

dengan skor rata-rata keseluruhan sebesar Berdasarkan hasil analisis data dapat 4,16. Artinya, Rencana kegiatan Anggaran

diketahui bahwa koefisien regresi variabel Sekolah (RKAS) disusun sesuai dengan

partisipasi anggaran memiliki nilai t hitung = perencanaan program kegiatan di sekolah

3,579 > t tabel = 1,993 dan tingkat signifikansi serta sesuai dengan petunjuk teknis pe-

hitung = 0,001 < 5%. Hal ini berarti hipotesis 2 nyusunan anggaran sekolah. Penilaian ter-

yang menyatakan bahwa partisipasi ang- sebut menunjukkan bahwa sekolah me-

garan berpengaruh positif dan signifikan nengah negeri sudah sepenuhnya memiliki

terhadap akuntabilitas kinerja diterima. sasaran anggaran yang jelas.

Hasil analisis di atas menunjukkan Teori keagenan menyatakan bahwa

bahwa partisipasi anggaran mempunyai antara agen (kepala sekolah) sering terjadi

pengaruh terhadap akuntabilitas kinerja. ketidak seimbangan informasi dengan pihak

Koefisien korelasi parsial sebesar 0,466

Determinan Akuntabilitas Kinerja... – Humaidi, Pituringsih, Irwan 545 menunjukkan setiap peningkatan partisipasi

bawahan dalam melakukan negosiasi de- bawahan (tim pengembang sekolah) dalam

ngan atasan mengenai target anggaran yang penyusunan anggaran akan meningkatkan

dapat dicapai. Agar anggaran tepat sasaran akuntabilitas kinerja yang dihasilkan. Se-

dan tujuan, anggaran yang disusun hendak- makin aktif tim pengembang sekolah dalam

nya dapat mengakomodir kepentingan se- penyusunan anggaran, semakin berkualitas

tiap bagian yang terkait didalamnya. anggaran yang akan ditetapkan. Penyusun-

Komunikasi dan koordinasi antara bawahan an anggaran dengan melibatkan partisipasi

dan atasan, dalam penyusunan anggaran tim pengembang sekolah dimungkinkan

sangat diperlukan untuk menimbulkan peri- menghasilkan suatu keputusan anggaran

laku positif, yaitu perilaku pimpinan untuk yang relevan dengan tujuan organisasi.

sejalan dengan tujuan organisasi, serta Tim pengembang sekolah dalam hal ini

mencegah timbulnya dampak disfungsional bagian kurikulum, kesiswaan, sarana-prasa-