Pengaruh Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

Pengaruh Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Industri Kecil
Menengah (IKM) Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan
Maskur
[email protected]
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin
ABSTRACT
Krisis ekonomi yang terjadi di negara Indonesia sejak beberapa waktu
yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi
bahkan berhenti aktifitasnya. Sektor Industri Kecil Menengah {IKM} terbukti
lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang
telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada IKM. Penempatan IKM pada
posisi sangat strategis tersebut karena IKM dianggap dapat memenuhi
kebutuhan untuk mendiversifikasi perekonomian nasional agar dapat
melindunginya terhadap fluktuasi dan kresisi ekonomi. Kemampuan
manajemen sangatlah penting dalam industri kecil, menengah dan industri
besar, dimana masing-masing memerlukan kegiatan manajemen untuk

melakukan koordinasi dalam kemampuan atau skill yang dimiliki pekerja
maupun koodinasi sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah menguji dan menjelaskan pengaruh kemampuan
manajemen terhadap kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) Sasirangan di
Provinsi Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif (positivism), karena data yang diperoleh dari hasil survey dalam
bentuk angka atau bilangan yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistik
untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh signifikan secara
langsung yang bersifat positif terhadap Kinerja IKM. Hasil GeSCA diperoleh
koefisien jalur sebesar 0,029* dan CR = 4.28* (signifikan) bertanda positif.. Hasil
ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen yang dimiliki oleh pemilik
IKM sasirangan dapat meningkatkan kinerja IKM.
Keyword: Industri Kecil Menegah (IKM), manajemen

115

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017


PENDAHULUAN
Industri Kecil Menengah itu sendiri
Perkembangan
Indonesia

IKM

terus

di

maupun pada level perusahaan.

mengalami

Banyak hal yang yang dapat

peningkatan yang sangat berarti,


mempengaruhi besar kecilnya nilai

termasuk pelaku IKM di provinsi

produksi suatu usaha, di antaranya

Kalimantan

khususnya

adalah

kemampuan

manajemen

industri sasirangan. Pertumbuhan

dalam


mengikuti

perubahan

IKM

lingkungan.

Industri

Selatan menunjukkan trend yang

Menengah

sasirangan

positif, ini seiring dengan semakin

Kalimantan


meningkatnya

permasalahan yang sama dengan

Selatan

sasirangan

di

Kalimantan

jumlah

IKM

Selatan

Kecil
di


mempunyai

sasirangan sejak sasirangan diakui

permasalahan

sebagai warisan budaya Kalimantan

dihadapi oleh IKM yang ada di

Selatan

departemen

Indonesia, antara lain menyangkut

tahun

1986


desain produk yang monoton atau

P2W-IK

kurang kreatif, demikian juga dalam

Wanita

hal bahan baku dan pewarna masih

oleh

perindustrian
melalui

pusat
proyek

(Peningkatan


Peranan

Industri Kecil) UNDP. Keberadaan
IKM

sasirangan

mendapat
pemerintah

saat

perhatian

ini

terus

serius


dari

daerah

sebagai

yang umum yang

belum banyak variasinya.
Pertumbuhan

IKM

memerlukan kinerja yang baik dari
pengusahanya

sehingga

mampu


keunggulan bersaing yang dimiliki

membuat

industri

Provinsi Kalimantan Selatan, disisi

dinamis

dalam

lain

telah

lingkungan usahanya. Stainhoff dan

memberikan andil yang bersifat


Burgess (1993) menjelaskan bahwa

sasirangan

multiplier

effect

juga

baik

terhadap

beberapa

ini

menjadi

menghadapi

karakteristik

yang
116

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

menjadi

kinerja usaha kecil dan manufaktur.

yaitu:

Namun tidak demikian Ursic dan

memiliki visi dan tujuan usaha yang

Mulej (2005) menyatakan pendapat

jelas, bersedia menanggung risiko

yang berbeda bahwa kemampuan

waktu dan uang, bekerja dengan

manajemen

perencanaan dan pengorganisasian,

berpengaruh

kerja keras sesuai dengan tingkat

terhadap kinerja usaha.

urgensinya,

METODE PENELITIAN

diperlukan

untuk

wirausaha

yang

berhasil

mengembangkan

hubungan

dengan

pemasok, pekerja dan sebagainya,

digunakan

bertanggung

adalah

terhadap

tidak

signifikan

dalam

yang

peneltian

pendekatan

(positivism),

keberhasilan dan kegagalan.

langsung

Pendekatan

pelanggan,

jawab

secara

ini

kuantitatif

karena

data

yang

dari
hasil
survey kemampuan
dalam
Hasil kajian empirik, sebagian besar diperoleh
pemilik IKM
tidak
memiliki
manajemen
diri sendiri maupun warisan dari

bentuk angka atau bilangan yang

orang tua. Beberapa hasil kajian

selanjutnya dianalisis menggunakan

empirik

statistik

menemukan

kemampuan
berpengaruh

bahwa

manajemen
signifikan

terhadap

untuk

menjawab

pertanyaan dan menguji hipotesis
penelitian. Hasil uji statistik tersebut

kinerja bisnis pada industri kecil

digunakan

dan manufaktur (Chi et al,. 2011;

kedudukan variabel-variabel yang

Wai dan Kuan, 2011; Dani et al.,

diteliti,

2013; Fening, 2012). Hal tersebut

keterkaitan variabel satu dengan

dipertegas oleh Chi et al. (2011) yang

variabel lainnya (Creswell, 2009).

untuk

serta

menjelaskan

memprediksi

kemampuan

Populasi dalam penelitian ini

manajemen jika didukung dengan

sebanyak 86 pemilik Industri Kecil

berbagai pengetahuan yang baik

Menengah Sasirangan yang ada di

maka akan dapat meningkatkan

tiga

menjelaskan

bahwa

Kota/Kabupaten

Provinsi
117

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Kalimantan

Selatan,

dan

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

juga

Variabel

dalam

sebagai sampel dalam penelitian ini

penelitian ini adalah Kemampuan

(sensus). Menurut Undang-undang

manajemen (management skills) dari

No. 20 Tahun 2008.

para

wirausaha

merupakan
Tabel 1. Populasi dan Sampel IKM
Sasirangan
N Kota/Kabupa Popula Samp
o
ten
si
el
1 Banjarmasin
48
48
2 Martapura
29
29
3 Banjarbaru
9
9
Jumlah
86
86
Sumber: Disperindag Prov. Kalsel,
2016
Tabel 2. Rekapitulasi Distribusi,
Pengembalian
dan Penggunaan Kuesioner
Penelitian
Keterangan Frekuens Persentas
i
e (%)
Kuesioner
86
100
penelitian
yang
didistribusika
n
Kuesioner
86
100
penelitian
yang kembali
Kuesioner
3
3.49
penelitian
yang
tidak
lengkap
Kuesioner
83
96.51
penelitian
yang
digunakan
Sumber: Data dioleh, 2016

dan

(entrepreneur)

sekumpulan keahlian

kompetensi

administratif

baik

maupun

secara
operatif

dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajemen

yang

kemampuan

terdiri

untuk

perencanaan,

dari

membuat

mengorganisasi,

mengarahkan,
penugasan

atau
dan

melakukan
melakukan

pengawasan. Selanjutnya indikator
dari

variabel

kemampuan

manajemen meliputi :
a.

Perencanaan adalah pemilihan
dan

penetapan

organisasi

tujuan-tujuan

dan

strategi,

penentuan

kebijaksanaan,

program,

prosedur,

metode,

sistem, anggaran dan standar
yang

dibutuhkan

mencapai

untuk

tujuan-tujuan

organisasi
b. Pengorganisasian
penentuan

adalah
sumberdaya118

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

sumberdaya
kegiatan

dan

yang

untuk

kegiatandibutuhkan

mencapai

organisasi.

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

organisasi dapat terselenggara
dengan baik.

tujuan

perancangan

dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

pengembangan suatu organisasi

1. Deskripsi Variabel Kemampuan

atau kelompok kerja yang akan

Manajemen (X)
Variabel

membawa hal tersebut ke arah

c.

tujuan

Manajemen

Mengarahkan atau melakukan

empat

penugasan

Perencanaan

personalia

penyusunan
(staffing)

adalah

Kemampuan

(X)

diukur

dengan

Indikator, yaitu: Indikator
(X.1),

Pengorganisasian

(X.2),

Indikator
Indikator

Pengarahan (X.3) dan

Indikator

pelatihan dan pengembangan

Pengawasan

Indikator

serta

Perencanaan (X.1) terdiri dari dua

penarikan

(recruitment),

penempatan

pemberian

orientasi para karyawan dalam

item,

lingkungan

(X.2),

kerja

yang

menguntungkan dan produktif
d. Pengawasan adalah pengukuran

Indikator
dua

(X2.4).

Pengorganisasian
item,

Indikator

Pengarahan (X.3) dua item dan
Indikator Pengawasan (X.4). dua

terhadap

item. Distribusi frekuensi variabel

pelaksanaan kerja bawahan agar

Kemampuan Manajemen (X) dapat

rencana-rencana

dilihat pada Tabel 3

atau

perbaikan

yang

telah

dibuat untuk mencapai tujuan
Tabel 3 Deskripsi Indikator/item dari Variabel Kemampuan Manajemen (X)
Skor Jawaban Responden
Indikat Item
Mean
1
2
3
4
5
or
f % f % f %
f
% f %
X1.1 0
0
0
0
2 2,4 46 55, 3 42,
4,40
(X1)
4
5 2
X1.2 0
0
0
0
3 3,6 51 61, 2 34,
4,31
4
9 9
119

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

X2.1

1

X2.2

0

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

Mean Indikator Perencanaan
1,2 6 7,2 3 3,6 47 56,
6
0
1 1,2 8 9,6 44 53

(X2)

2
6
3
0

31,
3
36,
1

Mean Indikator Pengorganisasian
X3.1 0
0
0
0
1 1,2 40 48, 4
(X3)
2
2
X3.2 0
0
0
0
1 13, 29 34, 4
1
3
9
3
Mean Indikator Pengarahan
X4.1 0
0
0
0
0
0
32 38, 5
(X4)
6
1
X4.2 1 1,2 0
0
7 8,4 35 42, 4
2
0
Mean Indikator Pengawasan
Mean Variabel Kemampuan Manajemen
Sumber : Data diolah
Keterangan :

4,36
4,10
4,24
4,17
4,49

50,
6
51,
8

4,39

61,
4
48,
2

4,44
4,61
4,36
4,49
4,36

X1 : Indikator Perencanaan
X2 : Indikator Pengorganisasian
X3 : Indikator Pengarahan
X4 : Indikator Pengawasan

2. Deskripsi Variabel Kinerja IKM

atas

(Y)

pertumbuhan
terdiri

Variabel Kinerja IKM

2

(dua)
atas

item,

Indikator

keuntungan
2

(dua)

item

(Y2)
dan

(Y) diukur dengan tiga Indikator,

Indikator pertumbuhan modal (Y3)

yaitu Pertumbuhan Penjualan (Y1).

terdiri atas 2 (dua) item. Distribusi

Pertumbuhan

frekuensi variabel Kinerja IKM (Y)

Keuntungan

(Y2).

dapat di lihat pada Tabel 4.

Pertumbuhan Modal (Y3). Indikator
pertumbuhan penjualan (Y1) terdiri

Tabel 4. Distribusi Indikator/Item dari Variabel Kinerja IKM (Y)

Indika
tor

Ite
m
Y1.1

f
0

%
0

Skor Jawaban Responden
2
3
4
f % f %
F
%
0
0
2 2,4 38 45,8

Y1.2

0

0

0

1

(Y1)
0

4

4,8

36

43,4

5
f
4
3
4

Mean

%
51,8

4,49

51,8

4,47
120

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

3
Mean Indikator Pertumbuhan Penjualan
Y2.1 1 1,2 2 2,4 6 7,2 39
47
3
(Y2)
5
Y2.2 2 2,4 2 2,4 1 13, 39
47
2
1
3
9
Mean Indikator Pertumbuhan Keuntungan
Y3.1 1 1,2 8 9,6 1 18, 29 34,9 3
(Y3)
5
1
0
Y3.2 1 1,2 2 2,4 3 3,6 34
41
4
3
Mean Indikator Pertumbuhan Modal
Mean Variabel Kinerja IKM
Sumber : Data diolah
Keterangan: Y1.1 Indikator Pertumbumbuhan Penjualan
Y1.2 Indikator Pertumbuhan Keuntungan
Y1.3 Indikator Pertumbuhan Modal

42,2

4,48
4,27

34,9

4,10

36,1

4,18
3,95

51,8

4,40
4,17
4,28

Pembahasan Deskripsi Variabel

Indikator Pengawasan (X4). Setiap

Kemampuan Manajemen (X)

indikator kemudian dikembangkan

Kemampuan

manajemen

merupakan sekumpulan keahlian
dan

kompetensi

baik

menjadi

beberapa

item

sebagai

pengukur.

secara

Indikator perencanaan

administratif maupun operasional

diukur dengan 2 (dua) item, yaitu

dalam menjalankan fungsi-fungsi

memiliki

manajemen dalam organisasi untuk

membuat perencanaan strategi (X1.1),

mencapai tujuan tertentu. Indikator

membuat keputusan sendiri dengan

yang digunakan untuk mengukur

baik tampa bantuan orang lain (X1.2).

variabel Kemampuan Manajemen

Hasil

(X) diukur dengan 4 indikator yaitu:

indikator ini menunjukkan kedua

Indikator

Perencanaan

(X1),

item valid dan signifikan pada α =

Indikator

Pengorganisasian

(X2),

0,05 terhadap perencanaan. Kedua

Indikator

Pengarahan

dan

item tersebut merupakan faktor

(X3)

kemampuan

Measurement

model

untuk

untuk

121

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

dalam

pengarahan yang diukur dengan

mencerminkan perencanaan karena

menggunakan 2 (dua) item. Kedua

loading-nya tidak berbeda. Nilai

item tersebut yaitu berkomunikasi

loading kedua item tersebut, sebesar

dengan baik terhadap karyawan

0.876 dan 0.848.

(X.3.1),

yang

dinilai

Indikator
pengukur

dominan

kedua

konstruk

sebagai

menyelesaikan

tepat

waktu

pekerjaan

(X.3.2).

Hasil

Kemampuan

Measurement model untuk indikator

Manajemen (X) adalah indikator

ini menunjukkan kedua item valid

pengorganisasian

dan

yang

diukur

signifikan

dengan menggunakan 2 (dua) item.

terhadap

Kedua

menyelesaikan

item

tersebut

yaitu

mendistribusikan pekerjaan dengan

waktu

baik

tertinggi

kepada

karyawan

(X.2.1),

pada

α

=

pengarahan.

(X.3.2).

0,05
Item

pekerjaan

tepat

merupakan

faktor

yang

dinilai

dalam

membangun team kerja yang handal

mencerminkan

(X2.2.2).

Hasil Measurement model

pengarahan karena memiliki loading

untuk indikator ini menunjukkan

yang terbesar, Nilai loading item

kedua item valid dan signifikan

tersebut sebesar 0.908. Untuk item

pada α = 0,05 terhadap perencanaan.

berkomunikasi

Kedua item tersebut merupakan

terhadap

karyawan

(X3.1),

faktor yang dinilai dominan dalam

memberikan

kontribusi

terhadap

mencerminkan perencanaan karena

indikator ipengarahan dengan nilai

loading-nya tidak berbeda. Nilai

loading sebesar 0.875.

estimat kedua item tersebut, sebesar

keempat sebagai pengukur konstruk

0.858 dan 0.865.

Kemampuan Manajemen (X) adalah

Indikator
pengukur

dengan

baik

Indikator

sebagai

indikator pengawasan yang diukur

Kemampuan

dengan menggunakan 2 (dua) item.

ketiga

konstruk

indikator

Manajemen (X) adalah indikator

Kedua

item

tersebut

yaitu
122

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

kearah

yang paling berkontribusi adalah

pekerjaan demi tercapainya tujuan

(X4.1) yaitu melakukan perubahan

perusahaan yang lebih baik (X4.1),

kearah pekerjaan demi tercapainya

mampu menyelesaikan konflik yang

tujuan perusahaan yang lebih baik

terjadi antara perusahaan dengan

dengan nilai sebesar sebesar 0.886.

karyawan

dengan

Untuk indikator perencanaan, item

pelanggan (X4.2). Hasil Measurement

yang paling berkontribusi adalah

melakukan

perubahan

maupun

untuk

model

indikator

ini

(X1.1) yaitu memiliki kemampuan

menunjukkan kedua item valid dan

untuk

signifikan pada α = 0,05 terhadap

strategi dengan nilai sebesar sebesar

pengawasan. Kedua item tersebut

0.876.

merupakan

dinilai

pengorganisasian, item yang paling

mencerminkan

berkontribusi adalah (X2.2). yaitu

dominan

faktor
dalam

perencanaan

yang

karena

membuat

perencanaan

Untuk

indikator

loading-nya

membangun team kerja yang handal

tidak berbeda. Nilai loading kedua

dengan nilai sebesar 0.865. Keempat

item tersebut, sebesar 0.886 dan

indikator

0.878.

Kemampuan Manajemen (X) yang
Keempat

konstruk

indikator

paling besar kontribusinya adalah

pembentuk konstruk Kemampuan

indikator pengarahan dan yang

Manajemen (X) adalah valid, dan

paling

berdasarkan

pengorganisasian.

hasil

(4)

pembentuk

loading

maka

lemah

adalah

dapat dideskripsikan bahwa untuk

Pembahasan Deskripsi Variabel

indikator pengarahan, item yang

Kinerja IKM (Y)

paling berkontribusi adalah (X3.2)

Kinerja IKM dalam penelitian

yaitu menyelesaikan pekerjaan tepat

ini

waktu dengan nilai sebesar 0.908.

pencapaian

Untuk indikator pengawasan, item

perusahaan dalam periode waktu

dimaknai

sebagai

atau

tingkat

prestasi

dari

123

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

sebuah

meningkat dari tahun ke tahun

perusahaan adalah hal yang sangat

(Y1.1), merupakan dua faktor yang

menentukan dalam perkembangan

dinilai

perusahaan.

mencerminkan

tertentu

dan

kinerja

Indikator

digunakan

untuk

yang

mengukur

dominan

penjualan

dalam

pertumbuhan

mengingat

variabel Kinerja IKM (Y) yaitu:

loading

Indikator Pertumbuhan Penjualan

signifikan,

(Y1).

Pertumbuhan

tersebut yaitu 0.928 dan 0.917.

(Y2).

Pertumbuhan

Keuntungan
Modal

yang

besarnya

tidak

Nilai estimate

Indikator

(Y3).

berbeda

kedua

item

sebagai

kemudian

pengukur konstruk Kinerja IKM (Y)

dikembangkan menjadi beberapa

adalah Pertumbuhan Keuntungan

item sebagai pengukur.

(Y2)

Setiap

indikator

yang

diukur

dengan

Pertumbuhan

menggunakan 2 (dua) item, yaitu:

Penjualan diukur dengan 2 (dua)

laba meningkat dari tahun ke tahun

item, yaitu peningkatan penjualan

(Y2.1),

(omzet) IKM dari tahun ke tahun

diperoleh

(Y1.1),

penjualan

peningkatan modal yang digunakan

dengan

(Y2.2). Hasil Measurement model

Indikator

peningkatan

(omzet)

juga

diikuti

peningkatan
lebih

yang

tinggi

dari

peningkatan produksi (Y1.2). Hasil

diperoleh

Measurement

menunjukkan seluruh item valid

model

untuk

untuk

laba

dan

item valid dan signifikan pada α=

terhadap

0,05

pertumbuhan

peningkatan laba yang diperoleh

peningkatan

lebih tinggi dari peningkatan modal

penjualan.

Item

penjualan

(omzet)

dengan
(Y1.2)

juga

peningkatan
dan

penjualan

pada

Kinerja

α

=

ini

indikator ini menunjukkan seluruh

terhadap

signifikan

indikator

IKM.

0,05
Item

diikuti

yang digunakan (Y2.2). merupakan

produksi

faktor tertinggi yang dinilai dalam

(omzet)

mencerminkan

indikator
124

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

pertumbuhan keuntungan karena

dominan

memiliki loading yang terbesar,

pertumbuhan

nilai loading item tersebut sebesar

besarnya

0.914. Besar kontribusi item lainnya

berbeda signifikan,

adalah (Y2.1), laba meningkat dari

item tersebut yaitu 0.854 dan 0.859.

loading

mengingat
yang

tidak

Nilai loading

(3)

indikator

pembentuk konstruk Kinerja IKM

tersebut sebesar 0.862.
ketiga

mencerminkan

modal

Ketiga

tahun ke tahun. Nilai loading item

Indikator

dalam

sebagai

(Y) adalah valid dan berdasarkan

pengukur konstruk Kinerja IKM (Y)

hasil

adalah pertumbuhan modal (Y3),

dideskripsikan

yang diukur dengan menggunakan

indikator pertumbuhan penjualan,

2 (dua) item. Kedua item tersebut

item

adalah jumlah modal dari tahun ke

adalah (Y2.1)

tahun meningkat (Y3.1), tambahan

penjualan (omzet) IKM dari tahun

modal

ke tahun dan (Y2.2), peningkatan

diperlukan

untuk

loading

yang

perkembangan usaha menjadi lebih

penjualan

besar

dengan

lagi

(Y3.2).

Hasil

maka

dapat

bahwa

untuk

paling

berkontribusi

yaitu peningkatan

(omzet)

juga

peningkatan

diikuti

produksi,

diperoleh

mengingat besarnya loading yang

untuk indikator ini menunjukkan

tidak berbeda signifikan dengan

seluruh item valid dan signifikan

nilai

pada α = 0,05 terhadap strategi

indikator

fokus. Item jumlah modal dari

keuntungan,

tahun ke tahun meningkat (Y3.1)

berkontribusi adalah (Y2.2). yaitu

dan tambahan

peningkatan laba yang diperoleh

Measurement

untuk

model

modal diperlukan

perkembangan

usaha

0.865

dan

0.865.

Untuk

pertumbuhan
item

yang

paling

lebih tinggi dari peningkatan modal

menjadi lebih besar lagi (Y3.2)

yang

digunakan

merupakan dua faktor yang dinilai

sebesar 0.914.

dengan

nilai

Untuk indikator
125

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

pertumbuhan modal, item yang

manajemen

paling berkontribusi adalah (Y3.2)

perencanaan,

yaitu tambahan modal diperlukan

pengarahan,

untuk

sebagai

perkembangan

usaha

yang

meliputi

pengorganisasian,
dan

pengawasan

pembentuk

variable

menjadi lebih besar lagi dengan

kemampuan

nilai sebesar 0.859. Ketiga indikator

digunakan secara langsung untuk

pembentuk Kinerja IKM (Y) yang

meningkatkan

pertumbuhan

paling besar kontribusinya adalah

penjualan,

pertumbuhan

indikator pertumbuhan keuntungan

keuntungan

dan yang paling rendah adalah

modal sebagai pembentuk variable

indikator pertumbuhan modal.

kinerja IKM. Pembentuk variabel

manajemen

dan

kemampuan
6.

Pengaruh

Kemampuan

Manajemen terhadap Kinerja IKM
Kemampuan
berpengaruh

Manajemen

signifikan

dapat

pertumbuhan

manajemen

yang

paling dominan adalah indikator
pengarahan

yaitu

menyelesaikan

pekerjaan tepat waktu. Kemudaian

bersifat

pembentuk variabel Kinerja IKM

positif terhadap Kinerja IKM. Hasil

yang paling besar kontribusinya

GeSCA diperoleh koefisien jalur

adalah

sebesar 0,029* dan CR = 4.28*

penjualan, melalui item penjualan

(signifikan) bertanda positif. Hasil

(omzet) meningkat dari tahun ke

ini

tahun.

menunjukkan

kemampuan
dimiliki

oleh

bahwa

manajemen

yang

pemilik

IKM

indikator

Temuan

pertumbuhan

yang

dihasilkan

dalan penelitian ini mendukung

sasirangan secara langsung dapat

hasil

meningkatkan

dilakukan oleh Akgun et al. (2008),

Temuan
bahwa

ini

kinerja
memberi

pelaksanaan

IKM.
petunjuk

kemampuan

penelitian

dengan

terdahulu

mengambil

yang

sampel

sejumlah 356 responden dari 112
126

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

perusahaan,
dan

melibatkan

karyawan

perusahaan
Istambul.

dari

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

manajer

kemampuan

berbagai

berpengaruh

yang

beroperasi

Analisis

data

di

yang

manajemen
positif

signifikan

terhadap kinerja, dengan kata lain
bahwa

kemampuan

manajemen

digunakan adalah analisis regresi

yang

hirarkis, dengan hasil penelitian

keberhasilan kinerja IKM. Hasil

menunjukkan

kemampuan

temuan ini juga didukung beberapa

emosional perusahaan berpengaruh

penelitian lainnya seperti Wai dan

signifikan

terhadap

Kuan (2011), Chi et al (2011), Hsu

kinerja keuangan perusahaan dan

(2012), Fening (2012), dan Dani et

efetivitivitas organisasi. Selanjutnya

al.

hasil temuan Man dan Wafa (2008)

bahwa

dengan

berpengaruh

dan

positif

mengambil

sampel

100

cukup

(2013)

dapat

yang

menentukan

menyimpulkan

kemampuan

manjemen

langsung

terhadap

di

kinerja. Hasil penelitian ini berbeda

Malaysia, menggunakan kuesioner

dengan penelitian sebelumnya yang

terstruktur dan wawancara dengan

terkait

pemilik-pengelola UKM. Analisis

manajemen dan kinerja IKM oleh

data

Ursic dan Mulej (2005) menyatakan

UKM

di sektor manufaktur

menggunakan

berganda

dan

analisis

regresi
One-Way

dengan

pendapat

ANOVA, dengan hasil penelitian

manajemen

menunjukkan

berpengaruh

kemampuan

manajemen berpengaruh positif dan

bahwa

kemampuan

kemampuan

secara

langsung

tidak

signifikan

terhadap kinerja usaha.

signifikan terhadap kinerja usaha

Hasil kajian ini mendukung

kecil menengah (UKM). Temuan

teori dari Tidd dan Pavitt (1998)

penelitian ini juga sejalan dengan

menyatakan

bahwa

penelitian Suci (2009) dengan hasil

manajemen

sangatlah

kesimpulan

dalam industri kecil, menengah dan

menujukkan

bahwa

kemampuan
penting

127

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

industri

besar,

masing

dimana

memerlukan

manajemen

untuk

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

masing-

kemampuan

kegiatan

meliputi

melakukan

manajemen

yang

perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan

koordinasi dalam kemampuan atau

pengawasan

skill yang dimiliki pekerja maupun

variable kemampuan manajemen

koodinasi

yang

dapat digunakan secara langsung

dimiliki oleh perusahaan. Peran

untuk meningkatkan pertumbuhan

pimpinan atau pemilik perusahaan

penjualan,

untuk memahami dan menjalankan

keuntungan

fungsi-fungsi manajemen menjadi

modal sebagai pembentuk variable

hal

mencapai

kinerja IKM. Dapat disimpulkan

usaha.

bahwa semakin tinggi kemampuan

sumber-sumber

utama

untuk

keberhasilan
Manajemen

suatu
adalah

pencapaian

pemilik

sebagai

pembentuk

pertumbuhan
dan

IKM

pertumbuhan

sasirangan

dalam

tujuan organisasi dengan cara yang

menjalankan

efektif

manajemen yang meliputi memiliki

dan

efisien

perencanaan,
pengarahan

melalui

pengorganisasian,
dan

pengendalian

kemampuan

untuk

membuat

perencanaan

strategi,

membuat

sumber daya organisasi (Daft, 2006).

keputusan

KESIMPULAN

tampa

Kemampuan
berpengaruh
terhadap

sendiri

bantuan

dengan

baik

orang

lain,

manajemen

mendistribusikan pekerjaan dengan

langsung

baik kepada karyawan, membangun

secara

kinerja

fungsi-fungsi

IKM.

Artinya

team

kerja

yang

manajemen

yang

berkomunikasi

pemilik

IKM

terhadap karyawan, menyelesaikan

dapat

pekerjaan tepat waktu, melakukan

meningkatkan kinerja IKM.. Hal ini

perubahan kearah pekerjaan yang

menunjukkan bahwa pelaksanaan

lebih baik demi tercapainya tujuan

kemampuan
dimiliki
sasirangan

oleh

terbukti

dengan

handal,
baik

128

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

perusahaan, mampu menyelesaikan
konflik

yang

perusahaan

terjadi

dengan

antara
karyawan

maupun dengan pelanggan maka
akan

semakin

pertumbuhan
pertumbuhan

meningkatkan
penjualan,

keuntungan

dan

pertumbuhan modal. Kemampuan
Manajemen berpengaruh signifikan
bersifat positif terhadap Kinerja
IKM. Temuan ini mendukung teori
dan kajian empirik dari Tidd dan
Pavitt (1998), ( Daft, 2006), Akgun et
al. (2008), Man dan Wafa (2008), Suci
( 2009 ), Wai dan Kuan (2011), Chi et
al (2011), Hsu (2012), Fening (2012),
dan Dani et al. (2013).
DAFTAR PUSTAKA
Akgun, Ali E., Halit Keskin and
John Byrne.
2008. “The
Moderating
Role
of
Environmental
Dynamism
Between Firm Emotional
Capability and Performance”,
Journal
of
Organizational
Change Management, Vol. 21,
No.
2,
Emerald
Group
Publishing
Limited
organizational
capabilities
or competencies, pp. 230-252.

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

Altinay,
Levent
and
Wang,
Catherine L.
2011. “The
Influence
of
an
Entrepreneur’s Socio-cultural
Characteristics
on
The
Entrepreneurial Orientation
of Small Firms”, Journal of
Small Business and Enterprise
Development, Vol. 18, No. 4,
Emerald Group Publishing
Limited, pp. 673-694.
Anshoff, I. 1990. The New Corporate
Strategy, McGraw-Hill, New
York.
Chi, Kuang Hsin, Huery Ren Yeh,
and Yu Ling Chen. 2011. “The
Mediating
Effect
of
Knowledge Management on
Customer Orientation and
Job Performance of Sales
people”.
Cresswell, John W., 2009, Reseach
Design:
Qualitative,
Quantitative
and
Mixed
Methode Approaches. Third
Edition, Sage Publication Inc.,
California.
Daft, Richard L., 2006, Management,
Cenggage Learning Asia Pte,
Singapore
Dani, Ibrahim, Idrus, M.S., Nimran,
Umar, Sudiro, Achmad, 2013.
“Business Strategy Role as
Mediation of Management
Capability and Orientation of
Entrepreneurship
on
Business Performance (A
Study on Micro and Small
Scale Seaweed Business in
129

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Takalar
District,
South
Sulawesi Province). Journal of
Management Reseach ISSN
1941-899x, Vol.5, No.1
Dinas

Perindustrian
Perdagangan
Kalimantan
Daftar

dan
Provinsi

Selatan,

Sentra

2015,
Industri

Kerajinan Sasirangan Propinsi
Kalimantan

Selatan

Tahun

2013 – 2014
Edward, M. 1994, Non Govermental
Organizations : Performance
Hsu, Shu Hung, 2012. “Effects of
Competitive Strategy,
Knowledge Management
and E-Business Adoption on
Performance”. The Journal of
Human Resource and Adult
Learning, Vol. 8, Num. 2.
Kaballu, O.U., dan Kameo, D.D.
2001. “Strategi Bertahan Usaha
Kecil Dalam Menghadapi Krisis
Ekonomi (Studi Industri Kecil
Konveksi di Salatiga)”, Dian
Ekonomi, VII (2), September
2001: 191 - 205
Man, Mandy Mok Kim and Wafa
Syed Azizi. 2008. “The
Relationship
Between
Distinctive
Capabilities,
Innovativeness,
Strategy
Types and the Performance of
Small and Medium: Size
Enterprises
(SMEs)
on
Malaysian
Manufacturing
Sector”,
The
Journal
of

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

and Accountability-Beyond the
Magic
Bullet,
Earthscan,
London
Fening, Fred Appiah. 2012, “Impact
of
Quality
Management
Practices on the Performance
and Growth of Small and
Medium Sized Enterprises
(Smes)
in
Ghana”,
International
Journal
of
Business and Social Science Vol.
3 No. 13; July 2012.

American Academy of Business
vol.13.
Peters, R.D., 1998. Entrepreneurship,
Fourth Editon, McGraw Hill
Companies, Inc, New York
Price, Robert W., 2004. Roadmap to
Entrepreneurial Success:
Powerful.
Storey, D.J., 1994, Undestanding The
Small
Business
Sector,
London, Routledge. Strategies
for Building a High-Profit
Business,
Publishing:
AMACOM
Suci, Rahayu Puji, 2009,
Peningkatan Kinerja melalui
Orientasi Kewirausahaan,
Kemampuan Manajemen,
dan Strategi Bisnis, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol.11, No.1, Maret 2009, 4658
130

Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen

Tidd, J., Bessant, J. and Pavitt, K.,
1998, Managing InnovationIntegrating Technological,
Market and Organizational
Change, Hohn wiley and
Sons, Chichester
Usric, Dusko and Mulej, Matjaz,
2005. “Theory and Practice of
management
Concepts:
Slovania’s Experiences. The
Journal
of
Management
Development;
ABI/INFORM
Complete, pg. 856.

Vol. 4 No. 2, Juli 2017

Wai, Peng Wong and Kuan, Yew
Wong, 2011. “Supply Chain
Management,
Knowledge
Management Capability, and
Their Linkages Towards Firm
Performance”,
Business
Process Management Journal,
vol 17, Num 6, Emerald Group
Publishing Limited, pp.910964.

131