Pengaruh Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Pengaruh Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Industri Kecil
Menengah (IKM) Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan
Maskur
[email protected]
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin
ABSTRACT
Krisis ekonomi yang terjadi di negara Indonesia sejak beberapa waktu
yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi
bahkan berhenti aktifitasnya. Sektor Industri Kecil Menengah {IKM} terbukti
lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang
telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada IKM. Penempatan IKM pada
posisi sangat strategis tersebut karena IKM dianggap dapat memenuhi
kebutuhan untuk mendiversifikasi perekonomian nasional agar dapat
melindunginya terhadap fluktuasi dan kresisi ekonomi. Kemampuan
manajemen sangatlah penting dalam industri kecil, menengah dan industri
besar, dimana masing-masing memerlukan kegiatan manajemen untuk
melakukan koordinasi dalam kemampuan atau skill yang dimiliki pekerja
maupun koodinasi sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah menguji dan menjelaskan pengaruh kemampuan
manajemen terhadap kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) Sasirangan di
Provinsi Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif (positivism), karena data yang diperoleh dari hasil survey dalam
bentuk angka atau bilangan yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistik
untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh signifikan secara
langsung yang bersifat positif terhadap Kinerja IKM. Hasil GeSCA diperoleh
koefisien jalur sebesar 0,029* dan CR = 4.28* (signifikan) bertanda positif.. Hasil
ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen yang dimiliki oleh pemilik
IKM sasirangan dapat meningkatkan kinerja IKM.
Keyword: Industri Kecil Menegah (IKM), manajemen
115
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
PENDAHULUAN
Industri Kecil Menengah itu sendiri
Perkembangan
Indonesia
IKM
terus
di
maupun pada level perusahaan.
mengalami
Banyak hal yang yang dapat
peningkatan yang sangat berarti,
mempengaruhi besar kecilnya nilai
termasuk pelaku IKM di provinsi
produksi suatu usaha, di antaranya
Kalimantan
khususnya
adalah
kemampuan
manajemen
industri sasirangan. Pertumbuhan
dalam
mengikuti
perubahan
IKM
lingkungan.
Industri
Selatan menunjukkan trend yang
Menengah
sasirangan
positif, ini seiring dengan semakin
Kalimantan
meningkatnya
permasalahan yang sama dengan
Selatan
sasirangan
di
Kalimantan
jumlah
IKM
Selatan
Kecil
di
mempunyai
sasirangan sejak sasirangan diakui
permasalahan
sebagai warisan budaya Kalimantan
dihadapi oleh IKM yang ada di
Selatan
departemen
Indonesia, antara lain menyangkut
tahun
1986
desain produk yang monoton atau
P2W-IK
kurang kreatif, demikian juga dalam
Wanita
hal bahan baku dan pewarna masih
oleh
perindustrian
melalui
pusat
proyek
(Peningkatan
Peranan
Industri Kecil) UNDP. Keberadaan
IKM
sasirangan
mendapat
pemerintah
saat
perhatian
ini
terus
serius
dari
daerah
sebagai
yang umum yang
belum banyak variasinya.
Pertumbuhan
IKM
memerlukan kinerja yang baik dari
pengusahanya
sehingga
mampu
keunggulan bersaing yang dimiliki
membuat
industri
Provinsi Kalimantan Selatan, disisi
dinamis
dalam
lain
telah
lingkungan usahanya. Stainhoff dan
memberikan andil yang bersifat
Burgess (1993) menjelaskan bahwa
sasirangan
multiplier
effect
juga
baik
terhadap
beberapa
ini
menjadi
menghadapi
karakteristik
yang
116
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
menjadi
kinerja usaha kecil dan manufaktur.
yaitu:
Namun tidak demikian Ursic dan
memiliki visi dan tujuan usaha yang
Mulej (2005) menyatakan pendapat
jelas, bersedia menanggung risiko
yang berbeda bahwa kemampuan
waktu dan uang, bekerja dengan
manajemen
perencanaan dan pengorganisasian,
berpengaruh
kerja keras sesuai dengan tingkat
terhadap kinerja usaha.
urgensinya,
METODE PENELITIAN
diperlukan
untuk
wirausaha
yang
berhasil
mengembangkan
hubungan
dengan
pemasok, pekerja dan sebagainya,
digunakan
bertanggung
adalah
terhadap
tidak
signifikan
dalam
yang
peneltian
pendekatan
(positivism),
keberhasilan dan kegagalan.
langsung
Pendekatan
pelanggan,
jawab
secara
ini
kuantitatif
karena
data
yang
dari
hasil
survey kemampuan
dalam
Hasil kajian empirik, sebagian besar diperoleh
pemilik IKM
tidak
memiliki
manajemen
diri sendiri maupun warisan dari
bentuk angka atau bilangan yang
orang tua. Beberapa hasil kajian
selanjutnya dianalisis menggunakan
empirik
statistik
menemukan
kemampuan
berpengaruh
bahwa
manajemen
signifikan
terhadap
untuk
menjawab
pertanyaan dan menguji hipotesis
penelitian. Hasil uji statistik tersebut
kinerja bisnis pada industri kecil
digunakan
dan manufaktur (Chi et al,. 2011;
kedudukan variabel-variabel yang
Wai dan Kuan, 2011; Dani et al.,
diteliti,
2013; Fening, 2012). Hal tersebut
keterkaitan variabel satu dengan
dipertegas oleh Chi et al. (2011) yang
variabel lainnya (Creswell, 2009).
untuk
serta
menjelaskan
memprediksi
kemampuan
Populasi dalam penelitian ini
manajemen jika didukung dengan
sebanyak 86 pemilik Industri Kecil
berbagai pengetahuan yang baik
Menengah Sasirangan yang ada di
maka akan dapat meningkatkan
tiga
menjelaskan
bahwa
Kota/Kabupaten
Provinsi
117
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Kalimantan
Selatan,
dan
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
juga
Variabel
dalam
sebagai sampel dalam penelitian ini
penelitian ini adalah Kemampuan
(sensus). Menurut Undang-undang
manajemen (management skills) dari
No. 20 Tahun 2008.
para
wirausaha
merupakan
Tabel 1. Populasi dan Sampel IKM
Sasirangan
N Kota/Kabupa Popula Samp
o
ten
si
el
1 Banjarmasin
48
48
2 Martapura
29
29
3 Banjarbaru
9
9
Jumlah
86
86
Sumber: Disperindag Prov. Kalsel,
2016
Tabel 2. Rekapitulasi Distribusi,
Pengembalian
dan Penggunaan Kuesioner
Penelitian
Keterangan Frekuens Persentas
i
e (%)
Kuesioner
86
100
penelitian
yang
didistribusika
n
Kuesioner
86
100
penelitian
yang kembali
Kuesioner
3
3.49
penelitian
yang
tidak
lengkap
Kuesioner
83
96.51
penelitian
yang
digunakan
Sumber: Data dioleh, 2016
dan
(entrepreneur)
sekumpulan keahlian
kompetensi
administratif
baik
maupun
secara
operatif
dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajemen
yang
kemampuan
terdiri
untuk
perencanaan,
dari
membuat
mengorganisasi,
mengarahkan,
penugasan
atau
dan
melakukan
melakukan
pengawasan. Selanjutnya indikator
dari
variabel
kemampuan
manajemen meliputi :
a.
Perencanaan adalah pemilihan
dan
penetapan
organisasi
tujuan-tujuan
dan
strategi,
penentuan
kebijaksanaan,
program,
prosedur,
metode,
sistem, anggaran dan standar
yang
dibutuhkan
mencapai
untuk
tujuan-tujuan
organisasi
b. Pengorganisasian
penentuan
adalah
sumberdaya118
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
sumberdaya
kegiatan
dan
yang
untuk
kegiatandibutuhkan
mencapai
organisasi.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
organisasi dapat terselenggara
dengan baik.
tujuan
perancangan
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan suatu organisasi
1. Deskripsi Variabel Kemampuan
atau kelompok kerja yang akan
Manajemen (X)
Variabel
membawa hal tersebut ke arah
c.
tujuan
Manajemen
Mengarahkan atau melakukan
empat
penugasan
Perencanaan
personalia
penyusunan
(staffing)
adalah
Kemampuan
(X)
diukur
dengan
Indikator, yaitu: Indikator
(X.1),
Pengorganisasian
(X.2),
Indikator
Indikator
Pengarahan (X.3) dan
Indikator
pelatihan dan pengembangan
Pengawasan
Indikator
serta
Perencanaan (X.1) terdiri dari dua
penarikan
(recruitment),
penempatan
pemberian
orientasi para karyawan dalam
item,
lingkungan
(X.2),
kerja
yang
menguntungkan dan produktif
d. Pengawasan adalah pengukuran
Indikator
dua
(X2.4).
Pengorganisasian
item,
Indikator
Pengarahan (X.3) dua item dan
Indikator Pengawasan (X.4). dua
terhadap
item. Distribusi frekuensi variabel
pelaksanaan kerja bawahan agar
Kemampuan Manajemen (X) dapat
rencana-rencana
dilihat pada Tabel 3
atau
perbaikan
yang
telah
dibuat untuk mencapai tujuan
Tabel 3 Deskripsi Indikator/item dari Variabel Kemampuan Manajemen (X)
Skor Jawaban Responden
Indikat Item
Mean
1
2
3
4
5
or
f % f % f %
f
% f %
X1.1 0
0
0
0
2 2,4 46 55, 3 42,
4,40
(X1)
4
5 2
X1.2 0
0
0
0
3 3,6 51 61, 2 34,
4,31
4
9 9
119
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
X2.1
1
X2.2
0
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Mean Indikator Perencanaan
1,2 6 7,2 3 3,6 47 56,
6
0
1 1,2 8 9,6 44 53
(X2)
2
6
3
0
31,
3
36,
1
Mean Indikator Pengorganisasian
X3.1 0
0
0
0
1 1,2 40 48, 4
(X3)
2
2
X3.2 0
0
0
0
1 13, 29 34, 4
1
3
9
3
Mean Indikator Pengarahan
X4.1 0
0
0
0
0
0
32 38, 5
(X4)
6
1
X4.2 1 1,2 0
0
7 8,4 35 42, 4
2
0
Mean Indikator Pengawasan
Mean Variabel Kemampuan Manajemen
Sumber : Data diolah
Keterangan :
4,36
4,10
4,24
4,17
4,49
50,
6
51,
8
4,39
61,
4
48,
2
4,44
4,61
4,36
4,49
4,36
X1 : Indikator Perencanaan
X2 : Indikator Pengorganisasian
X3 : Indikator Pengarahan
X4 : Indikator Pengawasan
2. Deskripsi Variabel Kinerja IKM
atas
(Y)
pertumbuhan
terdiri
Variabel Kinerja IKM
2
(dua)
atas
item,
Indikator
keuntungan
2
(dua)
item
(Y2)
dan
(Y) diukur dengan tiga Indikator,
Indikator pertumbuhan modal (Y3)
yaitu Pertumbuhan Penjualan (Y1).
terdiri atas 2 (dua) item. Distribusi
Pertumbuhan
frekuensi variabel Kinerja IKM (Y)
Keuntungan
(Y2).
dapat di lihat pada Tabel 4.
Pertumbuhan Modal (Y3). Indikator
pertumbuhan penjualan (Y1) terdiri
Tabel 4. Distribusi Indikator/Item dari Variabel Kinerja IKM (Y)
Indika
tor
Ite
m
Y1.1
f
0
%
0
Skor Jawaban Responden
2
3
4
f % f %
F
%
0
0
2 2,4 38 45,8
Y1.2
0
0
0
1
(Y1)
0
4
4,8
36
43,4
5
f
4
3
4
Mean
%
51,8
4,49
51,8
4,47
120
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
3
Mean Indikator Pertumbuhan Penjualan
Y2.1 1 1,2 2 2,4 6 7,2 39
47
3
(Y2)
5
Y2.2 2 2,4 2 2,4 1 13, 39
47
2
1
3
9
Mean Indikator Pertumbuhan Keuntungan
Y3.1 1 1,2 8 9,6 1 18, 29 34,9 3
(Y3)
5
1
0
Y3.2 1 1,2 2 2,4 3 3,6 34
41
4
3
Mean Indikator Pertumbuhan Modal
Mean Variabel Kinerja IKM
Sumber : Data diolah
Keterangan: Y1.1 Indikator Pertumbumbuhan Penjualan
Y1.2 Indikator Pertumbuhan Keuntungan
Y1.3 Indikator Pertumbuhan Modal
42,2
4,48
4,27
34,9
4,10
36,1
4,18
3,95
51,8
4,40
4,17
4,28
Pembahasan Deskripsi Variabel
Indikator Pengawasan (X4). Setiap
Kemampuan Manajemen (X)
indikator kemudian dikembangkan
Kemampuan
manajemen
merupakan sekumpulan keahlian
dan
kompetensi
baik
menjadi
beberapa
item
sebagai
pengukur.
secara
Indikator perencanaan
administratif maupun operasional
diukur dengan 2 (dua) item, yaitu
dalam menjalankan fungsi-fungsi
memiliki
manajemen dalam organisasi untuk
membuat perencanaan strategi (X1.1),
mencapai tujuan tertentu. Indikator
membuat keputusan sendiri dengan
yang digunakan untuk mengukur
baik tampa bantuan orang lain (X1.2).
variabel Kemampuan Manajemen
Hasil
(X) diukur dengan 4 indikator yaitu:
indikator ini menunjukkan kedua
Indikator
Perencanaan
(X1),
item valid dan signifikan pada α =
Indikator
Pengorganisasian
(X2),
0,05 terhadap perencanaan. Kedua
Indikator
Pengarahan
dan
item tersebut merupakan faktor
(X3)
kemampuan
Measurement
model
untuk
untuk
121
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
dalam
pengarahan yang diukur dengan
mencerminkan perencanaan karena
menggunakan 2 (dua) item. Kedua
loading-nya tidak berbeda. Nilai
item tersebut yaitu berkomunikasi
loading kedua item tersebut, sebesar
dengan baik terhadap karyawan
0.876 dan 0.848.
(X.3.1),
yang
dinilai
Indikator
pengukur
dominan
kedua
konstruk
sebagai
menyelesaikan
tepat
waktu
pekerjaan
(X.3.2).
Hasil
Kemampuan
Measurement model untuk indikator
Manajemen (X) adalah indikator
ini menunjukkan kedua item valid
pengorganisasian
dan
yang
diukur
signifikan
dengan menggunakan 2 (dua) item.
terhadap
Kedua
menyelesaikan
item
tersebut
yaitu
mendistribusikan pekerjaan dengan
waktu
baik
tertinggi
kepada
karyawan
(X.2.1),
pada
α
=
pengarahan.
(X.3.2).
0,05
Item
pekerjaan
tepat
merupakan
faktor
yang
dinilai
dalam
membangun team kerja yang handal
mencerminkan
(X2.2.2).
Hasil Measurement model
pengarahan karena memiliki loading
untuk indikator ini menunjukkan
yang terbesar, Nilai loading item
kedua item valid dan signifikan
tersebut sebesar 0.908. Untuk item
pada α = 0,05 terhadap perencanaan.
berkomunikasi
Kedua item tersebut merupakan
terhadap
karyawan
(X3.1),
faktor yang dinilai dominan dalam
memberikan
kontribusi
terhadap
mencerminkan perencanaan karena
indikator ipengarahan dengan nilai
loading-nya tidak berbeda. Nilai
loading sebesar 0.875.
estimat kedua item tersebut, sebesar
keempat sebagai pengukur konstruk
0.858 dan 0.865.
Kemampuan Manajemen (X) adalah
Indikator
pengukur
dengan
baik
Indikator
sebagai
indikator pengawasan yang diukur
Kemampuan
dengan menggunakan 2 (dua) item.
ketiga
konstruk
indikator
Manajemen (X) adalah indikator
Kedua
item
tersebut
yaitu
122
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
kearah
yang paling berkontribusi adalah
pekerjaan demi tercapainya tujuan
(X4.1) yaitu melakukan perubahan
perusahaan yang lebih baik (X4.1),
kearah pekerjaan demi tercapainya
mampu menyelesaikan konflik yang
tujuan perusahaan yang lebih baik
terjadi antara perusahaan dengan
dengan nilai sebesar sebesar 0.886.
karyawan
dengan
Untuk indikator perencanaan, item
pelanggan (X4.2). Hasil Measurement
yang paling berkontribusi adalah
melakukan
perubahan
maupun
untuk
model
indikator
ini
(X1.1) yaitu memiliki kemampuan
menunjukkan kedua item valid dan
untuk
signifikan pada α = 0,05 terhadap
strategi dengan nilai sebesar sebesar
pengawasan. Kedua item tersebut
0.876.
merupakan
dinilai
pengorganisasian, item yang paling
mencerminkan
berkontribusi adalah (X2.2). yaitu
dominan
faktor
dalam
perencanaan
yang
karena
membuat
perencanaan
Untuk
indikator
loading-nya
membangun team kerja yang handal
tidak berbeda. Nilai loading kedua
dengan nilai sebesar 0.865. Keempat
item tersebut, sebesar 0.886 dan
indikator
0.878.
Kemampuan Manajemen (X) yang
Keempat
konstruk
indikator
paling besar kontribusinya adalah
pembentuk konstruk Kemampuan
indikator pengarahan dan yang
Manajemen (X) adalah valid, dan
paling
berdasarkan
pengorganisasian.
hasil
(4)
pembentuk
loading
maka
lemah
adalah
dapat dideskripsikan bahwa untuk
Pembahasan Deskripsi Variabel
indikator pengarahan, item yang
Kinerja IKM (Y)
paling berkontribusi adalah (X3.2)
Kinerja IKM dalam penelitian
yaitu menyelesaikan pekerjaan tepat
ini
waktu dengan nilai sebesar 0.908.
pencapaian
Untuk indikator pengawasan, item
perusahaan dalam periode waktu
dimaknai
sebagai
atau
tingkat
prestasi
dari
123
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
sebuah
meningkat dari tahun ke tahun
perusahaan adalah hal yang sangat
(Y1.1), merupakan dua faktor yang
menentukan dalam perkembangan
dinilai
perusahaan.
mencerminkan
tertentu
dan
kinerja
Indikator
digunakan
untuk
yang
mengukur
dominan
penjualan
dalam
pertumbuhan
mengingat
variabel Kinerja IKM (Y) yaitu:
loading
Indikator Pertumbuhan Penjualan
signifikan,
(Y1).
Pertumbuhan
tersebut yaitu 0.928 dan 0.917.
(Y2).
Pertumbuhan
Keuntungan
Modal
yang
besarnya
tidak
Nilai estimate
Indikator
(Y3).
berbeda
kedua
item
sebagai
kemudian
pengukur konstruk Kinerja IKM (Y)
dikembangkan menjadi beberapa
adalah Pertumbuhan Keuntungan
item sebagai pengukur.
(Y2)
Setiap
indikator
yang
diukur
dengan
Pertumbuhan
menggunakan 2 (dua) item, yaitu:
Penjualan diukur dengan 2 (dua)
laba meningkat dari tahun ke tahun
item, yaitu peningkatan penjualan
(Y2.1),
(omzet) IKM dari tahun ke tahun
diperoleh
(Y1.1),
penjualan
peningkatan modal yang digunakan
dengan
(Y2.2). Hasil Measurement model
Indikator
peningkatan
(omzet)
juga
diikuti
peningkatan
lebih
yang
tinggi
dari
peningkatan produksi (Y1.2). Hasil
diperoleh
Measurement
menunjukkan seluruh item valid
model
untuk
untuk
laba
dan
item valid dan signifikan pada α=
terhadap
0,05
pertumbuhan
peningkatan laba yang diperoleh
peningkatan
lebih tinggi dari peningkatan modal
penjualan.
Item
penjualan
(omzet)
dengan
(Y1.2)
juga
peningkatan
dan
penjualan
pada
Kinerja
α
=
ini
indikator ini menunjukkan seluruh
terhadap
signifikan
indikator
IKM.
0,05
Item
diikuti
yang digunakan (Y2.2). merupakan
produksi
faktor tertinggi yang dinilai dalam
(omzet)
mencerminkan
indikator
124
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
pertumbuhan keuntungan karena
dominan
memiliki loading yang terbesar,
pertumbuhan
nilai loading item tersebut sebesar
besarnya
0.914. Besar kontribusi item lainnya
berbeda signifikan,
adalah (Y2.1), laba meningkat dari
item tersebut yaitu 0.854 dan 0.859.
loading
mengingat
yang
tidak
Nilai loading
(3)
indikator
pembentuk konstruk Kinerja IKM
tersebut sebesar 0.862.
ketiga
mencerminkan
modal
Ketiga
tahun ke tahun. Nilai loading item
Indikator
dalam
sebagai
(Y) adalah valid dan berdasarkan
pengukur konstruk Kinerja IKM (Y)
hasil
adalah pertumbuhan modal (Y3),
dideskripsikan
yang diukur dengan menggunakan
indikator pertumbuhan penjualan,
2 (dua) item. Kedua item tersebut
item
adalah jumlah modal dari tahun ke
adalah (Y2.1)
tahun meningkat (Y3.1), tambahan
penjualan (omzet) IKM dari tahun
modal
ke tahun dan (Y2.2), peningkatan
diperlukan
untuk
loading
yang
perkembangan usaha menjadi lebih
penjualan
besar
dengan
lagi
(Y3.2).
Hasil
maka
dapat
bahwa
untuk
paling
berkontribusi
yaitu peningkatan
(omzet)
juga
peningkatan
diikuti
produksi,
diperoleh
mengingat besarnya loading yang
untuk indikator ini menunjukkan
tidak berbeda signifikan dengan
seluruh item valid dan signifikan
nilai
pada α = 0,05 terhadap strategi
indikator
fokus. Item jumlah modal dari
keuntungan,
tahun ke tahun meningkat (Y3.1)
berkontribusi adalah (Y2.2). yaitu
dan tambahan
peningkatan laba yang diperoleh
Measurement
untuk
model
modal diperlukan
perkembangan
usaha
0.865
dan
0.865.
Untuk
pertumbuhan
item
yang
paling
lebih tinggi dari peningkatan modal
menjadi lebih besar lagi (Y3.2)
yang
digunakan
merupakan dua faktor yang dinilai
sebesar 0.914.
dengan
nilai
Untuk indikator
125
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
pertumbuhan modal, item yang
manajemen
paling berkontribusi adalah (Y3.2)
perencanaan,
yaitu tambahan modal diperlukan
pengarahan,
untuk
sebagai
perkembangan
usaha
yang
meliputi
pengorganisasian,
dan
pengawasan
pembentuk
variable
menjadi lebih besar lagi dengan
kemampuan
nilai sebesar 0.859. Ketiga indikator
digunakan secara langsung untuk
pembentuk Kinerja IKM (Y) yang
meningkatkan
pertumbuhan
paling besar kontribusinya adalah
penjualan,
pertumbuhan
indikator pertumbuhan keuntungan
keuntungan
dan yang paling rendah adalah
modal sebagai pembentuk variable
indikator pertumbuhan modal.
kinerja IKM. Pembentuk variabel
manajemen
dan
kemampuan
6.
Pengaruh
Kemampuan
Manajemen terhadap Kinerja IKM
Kemampuan
berpengaruh
Manajemen
signifikan
dapat
pertumbuhan
manajemen
yang
paling dominan adalah indikator
pengarahan
yaitu
menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Kemudaian
bersifat
pembentuk variabel Kinerja IKM
positif terhadap Kinerja IKM. Hasil
yang paling besar kontribusinya
GeSCA diperoleh koefisien jalur
adalah
sebesar 0,029* dan CR = 4.28*
penjualan, melalui item penjualan
(signifikan) bertanda positif. Hasil
(omzet) meningkat dari tahun ke
ini
tahun.
menunjukkan
kemampuan
dimiliki
oleh
bahwa
manajemen
yang
pemilik
IKM
indikator
Temuan
pertumbuhan
yang
dihasilkan
dalan penelitian ini mendukung
sasirangan secara langsung dapat
hasil
meningkatkan
dilakukan oleh Akgun et al. (2008),
Temuan
bahwa
ini
kinerja
memberi
pelaksanaan
IKM.
petunjuk
kemampuan
penelitian
dengan
terdahulu
mengambil
yang
sampel
sejumlah 356 responden dari 112
126
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
perusahaan,
dan
melibatkan
karyawan
perusahaan
Istambul.
dari
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
manajer
kemampuan
berbagai
berpengaruh
yang
beroperasi
Analisis
data
di
yang
manajemen
positif
signifikan
terhadap kinerja, dengan kata lain
bahwa
kemampuan
manajemen
digunakan adalah analisis regresi
yang
hirarkis, dengan hasil penelitian
keberhasilan kinerja IKM. Hasil
menunjukkan
kemampuan
temuan ini juga didukung beberapa
emosional perusahaan berpengaruh
penelitian lainnya seperti Wai dan
signifikan
terhadap
Kuan (2011), Chi et al (2011), Hsu
kinerja keuangan perusahaan dan
(2012), Fening (2012), dan Dani et
efetivitivitas organisasi. Selanjutnya
al.
hasil temuan Man dan Wafa (2008)
bahwa
dengan
berpengaruh
dan
positif
mengambil
sampel
100
cukup
(2013)
dapat
yang
menentukan
menyimpulkan
kemampuan
manjemen
langsung
terhadap
di
kinerja. Hasil penelitian ini berbeda
Malaysia, menggunakan kuesioner
dengan penelitian sebelumnya yang
terstruktur dan wawancara dengan
terkait
pemilik-pengelola UKM. Analisis
manajemen dan kinerja IKM oleh
data
Ursic dan Mulej (2005) menyatakan
UKM
di sektor manufaktur
menggunakan
berganda
dan
analisis
regresi
One-Way
dengan
pendapat
ANOVA, dengan hasil penelitian
manajemen
menunjukkan
berpengaruh
kemampuan
manajemen berpengaruh positif dan
bahwa
kemampuan
kemampuan
secara
langsung
tidak
signifikan
terhadap kinerja usaha.
signifikan terhadap kinerja usaha
Hasil kajian ini mendukung
kecil menengah (UKM). Temuan
teori dari Tidd dan Pavitt (1998)
penelitian ini juga sejalan dengan
menyatakan
bahwa
penelitian Suci (2009) dengan hasil
manajemen
sangatlah
kesimpulan
dalam industri kecil, menengah dan
menujukkan
bahwa
kemampuan
penting
127
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
industri
besar,
masing
dimana
memerlukan
manajemen
untuk
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
masing-
kemampuan
kegiatan
meliputi
melakukan
manajemen
yang
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
koordinasi dalam kemampuan atau
pengawasan
skill yang dimiliki pekerja maupun
variable kemampuan manajemen
koodinasi
yang
dapat digunakan secara langsung
dimiliki oleh perusahaan. Peran
untuk meningkatkan pertumbuhan
pimpinan atau pemilik perusahaan
penjualan,
untuk memahami dan menjalankan
keuntungan
fungsi-fungsi manajemen menjadi
modal sebagai pembentuk variable
hal
mencapai
kinerja IKM. Dapat disimpulkan
usaha.
bahwa semakin tinggi kemampuan
sumber-sumber
utama
untuk
keberhasilan
Manajemen
suatu
adalah
pencapaian
pemilik
sebagai
pembentuk
pertumbuhan
dan
IKM
pertumbuhan
sasirangan
dalam
tujuan organisasi dengan cara yang
menjalankan
efektif
manajemen yang meliputi memiliki
dan
efisien
perencanaan,
pengarahan
melalui
pengorganisasian,
dan
pengendalian
kemampuan
untuk
membuat
perencanaan
strategi,
membuat
sumber daya organisasi (Daft, 2006).
keputusan
KESIMPULAN
tampa
Kemampuan
berpengaruh
terhadap
sendiri
bantuan
dengan
baik
orang
lain,
manajemen
mendistribusikan pekerjaan dengan
langsung
baik kepada karyawan, membangun
secara
kinerja
fungsi-fungsi
IKM.
Artinya
team
kerja
yang
manajemen
yang
berkomunikasi
pemilik
IKM
terhadap karyawan, menyelesaikan
dapat
pekerjaan tepat waktu, melakukan
meningkatkan kinerja IKM.. Hal ini
perubahan kearah pekerjaan yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan
lebih baik demi tercapainya tujuan
kemampuan
dimiliki
sasirangan
oleh
terbukti
dengan
handal,
baik
128
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
perusahaan, mampu menyelesaikan
konflik
yang
perusahaan
terjadi
dengan
antara
karyawan
maupun dengan pelanggan maka
akan
semakin
pertumbuhan
pertumbuhan
meningkatkan
penjualan,
keuntungan
dan
pertumbuhan modal. Kemampuan
Manajemen berpengaruh signifikan
bersifat positif terhadap Kinerja
IKM. Temuan ini mendukung teori
dan kajian empirik dari Tidd dan
Pavitt (1998), ( Daft, 2006), Akgun et
al. (2008), Man dan Wafa (2008), Suci
( 2009 ), Wai dan Kuan (2011), Chi et
al (2011), Hsu (2012), Fening (2012),
dan Dani et al. (2013).
DAFTAR PUSTAKA
Akgun, Ali E., Halit Keskin and
John Byrne.
2008. “The
Moderating
Role
of
Environmental
Dynamism
Between Firm Emotional
Capability and Performance”,
Journal
of
Organizational
Change Management, Vol. 21,
No.
2,
Emerald
Group
Publishing
Limited
organizational
capabilities
or competencies, pp. 230-252.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Altinay,
Levent
and
Wang,
Catherine L.
2011. “The
Influence
of
an
Entrepreneur’s Socio-cultural
Characteristics
on
The
Entrepreneurial Orientation
of Small Firms”, Journal of
Small Business and Enterprise
Development, Vol. 18, No. 4,
Emerald Group Publishing
Limited, pp. 673-694.
Anshoff, I. 1990. The New Corporate
Strategy, McGraw-Hill, New
York.
Chi, Kuang Hsin, Huery Ren Yeh,
and Yu Ling Chen. 2011. “The
Mediating
Effect
of
Knowledge Management on
Customer Orientation and
Job Performance of Sales
people”.
Cresswell, John W., 2009, Reseach
Design:
Qualitative,
Quantitative
and
Mixed
Methode Approaches. Third
Edition, Sage Publication Inc.,
California.
Daft, Richard L., 2006, Management,
Cenggage Learning Asia Pte,
Singapore
Dani, Ibrahim, Idrus, M.S., Nimran,
Umar, Sudiro, Achmad, 2013.
“Business Strategy Role as
Mediation of Management
Capability and Orientation of
Entrepreneurship
on
Business Performance (A
Study on Micro and Small
Scale Seaweed Business in
129
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Takalar
District,
South
Sulawesi Province). Journal of
Management Reseach ISSN
1941-899x, Vol.5, No.1
Dinas
Perindustrian
Perdagangan
Kalimantan
Daftar
dan
Provinsi
Selatan,
Sentra
2015,
Industri
Kerajinan Sasirangan Propinsi
Kalimantan
Selatan
Tahun
2013 – 2014
Edward, M. 1994, Non Govermental
Organizations : Performance
Hsu, Shu Hung, 2012. “Effects of
Competitive Strategy,
Knowledge Management
and E-Business Adoption on
Performance”. The Journal of
Human Resource and Adult
Learning, Vol. 8, Num. 2.
Kaballu, O.U., dan Kameo, D.D.
2001. “Strategi Bertahan Usaha
Kecil Dalam Menghadapi Krisis
Ekonomi (Studi Industri Kecil
Konveksi di Salatiga)”, Dian
Ekonomi, VII (2), September
2001: 191 - 205
Man, Mandy Mok Kim and Wafa
Syed Azizi. 2008. “The
Relationship
Between
Distinctive
Capabilities,
Innovativeness,
Strategy
Types and the Performance of
Small and Medium: Size
Enterprises
(SMEs)
on
Malaysian
Manufacturing
Sector”,
The
Journal
of
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
and Accountability-Beyond the
Magic
Bullet,
Earthscan,
London
Fening, Fred Appiah. 2012, “Impact
of
Quality
Management
Practices on the Performance
and Growth of Small and
Medium Sized Enterprises
(Smes)
in
Ghana”,
International
Journal
of
Business and Social Science Vol.
3 No. 13; July 2012.
American Academy of Business
vol.13.
Peters, R.D., 1998. Entrepreneurship,
Fourth Editon, McGraw Hill
Companies, Inc, New York
Price, Robert W., 2004. Roadmap to
Entrepreneurial Success:
Powerful.
Storey, D.J., 1994, Undestanding The
Small
Business
Sector,
London, Routledge. Strategies
for Building a High-Profit
Business,
Publishing:
AMACOM
Suci, Rahayu Puji, 2009,
Peningkatan Kinerja melalui
Orientasi Kewirausahaan,
Kemampuan Manajemen,
dan Strategi Bisnis, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol.11, No.1, Maret 2009, 4658
130
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Tidd, J., Bessant, J. and Pavitt, K.,
1998, Managing InnovationIntegrating Technological,
Market and Organizational
Change, Hohn wiley and
Sons, Chichester
Usric, Dusko and Mulej, Matjaz,
2005. “Theory and Practice of
management
Concepts:
Slovania’s Experiences. The
Journal
of
Management
Development;
ABI/INFORM
Complete, pg. 856.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Wai, Peng Wong and Kuan, Yew
Wong, 2011. “Supply Chain
Management,
Knowledge
Management Capability, and
Their Linkages Towards Firm
Performance”,
Business
Process Management Journal,
vol 17, Num 6, Emerald Group
Publishing Limited, pp.910964.
131
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Pengaruh Kemampuan Manajemen Terhadap Kinerja Industri Kecil
Menengah (IKM) Sasirangan di Provinsi Kalimantan Selatan
Maskur
[email protected]
Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) MAB Banjarmasin
ABSTRACT
Krisis ekonomi yang terjadi di negara Indonesia sejak beberapa waktu
yang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi
bahkan berhenti aktifitasnya. Sektor Industri Kecil Menengah {IKM} terbukti
lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut. Mengingat pengalaman yang
telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak berlebihan apabila
pengembangan sektor swasta difokuskan pada IKM. Penempatan IKM pada
posisi sangat strategis tersebut karena IKM dianggap dapat memenuhi
kebutuhan untuk mendiversifikasi perekonomian nasional agar dapat
melindunginya terhadap fluktuasi dan kresisi ekonomi. Kemampuan
manajemen sangatlah penting dalam industri kecil, menengah dan industri
besar, dimana masing-masing memerlukan kegiatan manajemen untuk
melakukan koordinasi dalam kemampuan atau skill yang dimiliki pekerja
maupun koodinasi sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah menguji dan menjelaskan pengaruh kemampuan
manajemen terhadap kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) Sasirangan di
Provinsi Kalimantan Selatan. Metode yang digunakan adalah pendekatan
kuantitatif (positivism), karena data yang diperoleh dari hasil survey dalam
bentuk angka atau bilangan yang selanjutnya dianalisis menggunakan statistik
untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan manajemen berpengaruh signifikan secara
langsung yang bersifat positif terhadap Kinerja IKM. Hasil GeSCA diperoleh
koefisien jalur sebesar 0,029* dan CR = 4.28* (signifikan) bertanda positif.. Hasil
ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen yang dimiliki oleh pemilik
IKM sasirangan dapat meningkatkan kinerja IKM.
Keyword: Industri Kecil Menegah (IKM), manajemen
115
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
PENDAHULUAN
Industri Kecil Menengah itu sendiri
Perkembangan
Indonesia
IKM
terus
di
maupun pada level perusahaan.
mengalami
Banyak hal yang yang dapat
peningkatan yang sangat berarti,
mempengaruhi besar kecilnya nilai
termasuk pelaku IKM di provinsi
produksi suatu usaha, di antaranya
Kalimantan
khususnya
adalah
kemampuan
manajemen
industri sasirangan. Pertumbuhan
dalam
mengikuti
perubahan
IKM
lingkungan.
Industri
Selatan menunjukkan trend yang
Menengah
sasirangan
positif, ini seiring dengan semakin
Kalimantan
meningkatnya
permasalahan yang sama dengan
Selatan
sasirangan
di
Kalimantan
jumlah
IKM
Selatan
Kecil
di
mempunyai
sasirangan sejak sasirangan diakui
permasalahan
sebagai warisan budaya Kalimantan
dihadapi oleh IKM yang ada di
Selatan
departemen
Indonesia, antara lain menyangkut
tahun
1986
desain produk yang monoton atau
P2W-IK
kurang kreatif, demikian juga dalam
Wanita
hal bahan baku dan pewarna masih
oleh
perindustrian
melalui
pusat
proyek
(Peningkatan
Peranan
Industri Kecil) UNDP. Keberadaan
IKM
sasirangan
mendapat
pemerintah
saat
perhatian
ini
terus
serius
dari
daerah
sebagai
yang umum yang
belum banyak variasinya.
Pertumbuhan
IKM
memerlukan kinerja yang baik dari
pengusahanya
sehingga
mampu
keunggulan bersaing yang dimiliki
membuat
industri
Provinsi Kalimantan Selatan, disisi
dinamis
dalam
lain
telah
lingkungan usahanya. Stainhoff dan
memberikan andil yang bersifat
Burgess (1993) menjelaskan bahwa
sasirangan
multiplier
effect
juga
baik
terhadap
beberapa
ini
menjadi
menghadapi
karakteristik
yang
116
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
menjadi
kinerja usaha kecil dan manufaktur.
yaitu:
Namun tidak demikian Ursic dan
memiliki visi dan tujuan usaha yang
Mulej (2005) menyatakan pendapat
jelas, bersedia menanggung risiko
yang berbeda bahwa kemampuan
waktu dan uang, bekerja dengan
manajemen
perencanaan dan pengorganisasian,
berpengaruh
kerja keras sesuai dengan tingkat
terhadap kinerja usaha.
urgensinya,
METODE PENELITIAN
diperlukan
untuk
wirausaha
yang
berhasil
mengembangkan
hubungan
dengan
pemasok, pekerja dan sebagainya,
digunakan
bertanggung
adalah
terhadap
tidak
signifikan
dalam
yang
peneltian
pendekatan
(positivism),
keberhasilan dan kegagalan.
langsung
Pendekatan
pelanggan,
jawab
secara
ini
kuantitatif
karena
data
yang
dari
hasil
survey kemampuan
dalam
Hasil kajian empirik, sebagian besar diperoleh
pemilik IKM
tidak
memiliki
manajemen
diri sendiri maupun warisan dari
bentuk angka atau bilangan yang
orang tua. Beberapa hasil kajian
selanjutnya dianalisis menggunakan
empirik
statistik
menemukan
kemampuan
berpengaruh
bahwa
manajemen
signifikan
terhadap
untuk
menjawab
pertanyaan dan menguji hipotesis
penelitian. Hasil uji statistik tersebut
kinerja bisnis pada industri kecil
digunakan
dan manufaktur (Chi et al,. 2011;
kedudukan variabel-variabel yang
Wai dan Kuan, 2011; Dani et al.,
diteliti,
2013; Fening, 2012). Hal tersebut
keterkaitan variabel satu dengan
dipertegas oleh Chi et al. (2011) yang
variabel lainnya (Creswell, 2009).
untuk
serta
menjelaskan
memprediksi
kemampuan
Populasi dalam penelitian ini
manajemen jika didukung dengan
sebanyak 86 pemilik Industri Kecil
berbagai pengetahuan yang baik
Menengah Sasirangan yang ada di
maka akan dapat meningkatkan
tiga
menjelaskan
bahwa
Kota/Kabupaten
Provinsi
117
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Kalimantan
Selatan,
dan
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
juga
Variabel
dalam
sebagai sampel dalam penelitian ini
penelitian ini adalah Kemampuan
(sensus). Menurut Undang-undang
manajemen (management skills) dari
No. 20 Tahun 2008.
para
wirausaha
merupakan
Tabel 1. Populasi dan Sampel IKM
Sasirangan
N Kota/Kabupa Popula Samp
o
ten
si
el
1 Banjarmasin
48
48
2 Martapura
29
29
3 Banjarbaru
9
9
Jumlah
86
86
Sumber: Disperindag Prov. Kalsel,
2016
Tabel 2. Rekapitulasi Distribusi,
Pengembalian
dan Penggunaan Kuesioner
Penelitian
Keterangan Frekuens Persentas
i
e (%)
Kuesioner
86
100
penelitian
yang
didistribusika
n
Kuesioner
86
100
penelitian
yang kembali
Kuesioner
3
3.49
penelitian
yang
tidak
lengkap
Kuesioner
83
96.51
penelitian
yang
digunakan
Sumber: Data dioleh, 2016
dan
(entrepreneur)
sekumpulan keahlian
kompetensi
administratif
baik
maupun
secara
operatif
dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajemen
yang
kemampuan
terdiri
untuk
perencanaan,
dari
membuat
mengorganisasi,
mengarahkan,
penugasan
atau
dan
melakukan
melakukan
pengawasan. Selanjutnya indikator
dari
variabel
kemampuan
manajemen meliputi :
a.
Perencanaan adalah pemilihan
dan
penetapan
organisasi
tujuan-tujuan
dan
strategi,
penentuan
kebijaksanaan,
program,
prosedur,
metode,
sistem, anggaran dan standar
yang
dibutuhkan
mencapai
untuk
tujuan-tujuan
organisasi
b. Pengorganisasian
penentuan
adalah
sumberdaya118
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
sumberdaya
kegiatan
dan
yang
untuk
kegiatandibutuhkan
mencapai
organisasi.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
organisasi dapat terselenggara
dengan baik.
tujuan
perancangan
dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengembangan suatu organisasi
1. Deskripsi Variabel Kemampuan
atau kelompok kerja yang akan
Manajemen (X)
Variabel
membawa hal tersebut ke arah
c.
tujuan
Manajemen
Mengarahkan atau melakukan
empat
penugasan
Perencanaan
personalia
penyusunan
(staffing)
adalah
Kemampuan
(X)
diukur
dengan
Indikator, yaitu: Indikator
(X.1),
Pengorganisasian
(X.2),
Indikator
Indikator
Pengarahan (X.3) dan
Indikator
pelatihan dan pengembangan
Pengawasan
Indikator
serta
Perencanaan (X.1) terdiri dari dua
penarikan
(recruitment),
penempatan
pemberian
orientasi para karyawan dalam
item,
lingkungan
(X.2),
kerja
yang
menguntungkan dan produktif
d. Pengawasan adalah pengukuran
Indikator
dua
(X2.4).
Pengorganisasian
item,
Indikator
Pengarahan (X.3) dua item dan
Indikator Pengawasan (X.4). dua
terhadap
item. Distribusi frekuensi variabel
pelaksanaan kerja bawahan agar
Kemampuan Manajemen (X) dapat
rencana-rencana
dilihat pada Tabel 3
atau
perbaikan
yang
telah
dibuat untuk mencapai tujuan
Tabel 3 Deskripsi Indikator/item dari Variabel Kemampuan Manajemen (X)
Skor Jawaban Responden
Indikat Item
Mean
1
2
3
4
5
or
f % f % f %
f
% f %
X1.1 0
0
0
0
2 2,4 46 55, 3 42,
4,40
(X1)
4
5 2
X1.2 0
0
0
0
3 3,6 51 61, 2 34,
4,31
4
9 9
119
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
X2.1
1
X2.2
0
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Mean Indikator Perencanaan
1,2 6 7,2 3 3,6 47 56,
6
0
1 1,2 8 9,6 44 53
(X2)
2
6
3
0
31,
3
36,
1
Mean Indikator Pengorganisasian
X3.1 0
0
0
0
1 1,2 40 48, 4
(X3)
2
2
X3.2 0
0
0
0
1 13, 29 34, 4
1
3
9
3
Mean Indikator Pengarahan
X4.1 0
0
0
0
0
0
32 38, 5
(X4)
6
1
X4.2 1 1,2 0
0
7 8,4 35 42, 4
2
0
Mean Indikator Pengawasan
Mean Variabel Kemampuan Manajemen
Sumber : Data diolah
Keterangan :
4,36
4,10
4,24
4,17
4,49
50,
6
51,
8
4,39
61,
4
48,
2
4,44
4,61
4,36
4,49
4,36
X1 : Indikator Perencanaan
X2 : Indikator Pengorganisasian
X3 : Indikator Pengarahan
X4 : Indikator Pengawasan
2. Deskripsi Variabel Kinerja IKM
atas
(Y)
pertumbuhan
terdiri
Variabel Kinerja IKM
2
(dua)
atas
item,
Indikator
keuntungan
2
(dua)
item
(Y2)
dan
(Y) diukur dengan tiga Indikator,
Indikator pertumbuhan modal (Y3)
yaitu Pertumbuhan Penjualan (Y1).
terdiri atas 2 (dua) item. Distribusi
Pertumbuhan
frekuensi variabel Kinerja IKM (Y)
Keuntungan
(Y2).
dapat di lihat pada Tabel 4.
Pertumbuhan Modal (Y3). Indikator
pertumbuhan penjualan (Y1) terdiri
Tabel 4. Distribusi Indikator/Item dari Variabel Kinerja IKM (Y)
Indika
tor
Ite
m
Y1.1
f
0
%
0
Skor Jawaban Responden
2
3
4
f % f %
F
%
0
0
2 2,4 38 45,8
Y1.2
0
0
0
1
(Y1)
0
4
4,8
36
43,4
5
f
4
3
4
Mean
%
51,8
4,49
51,8
4,47
120
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
3
Mean Indikator Pertumbuhan Penjualan
Y2.1 1 1,2 2 2,4 6 7,2 39
47
3
(Y2)
5
Y2.2 2 2,4 2 2,4 1 13, 39
47
2
1
3
9
Mean Indikator Pertumbuhan Keuntungan
Y3.1 1 1,2 8 9,6 1 18, 29 34,9 3
(Y3)
5
1
0
Y3.2 1 1,2 2 2,4 3 3,6 34
41
4
3
Mean Indikator Pertumbuhan Modal
Mean Variabel Kinerja IKM
Sumber : Data diolah
Keterangan: Y1.1 Indikator Pertumbumbuhan Penjualan
Y1.2 Indikator Pertumbuhan Keuntungan
Y1.3 Indikator Pertumbuhan Modal
42,2
4,48
4,27
34,9
4,10
36,1
4,18
3,95
51,8
4,40
4,17
4,28
Pembahasan Deskripsi Variabel
Indikator Pengawasan (X4). Setiap
Kemampuan Manajemen (X)
indikator kemudian dikembangkan
Kemampuan
manajemen
merupakan sekumpulan keahlian
dan
kompetensi
baik
menjadi
beberapa
item
sebagai
pengukur.
secara
Indikator perencanaan
administratif maupun operasional
diukur dengan 2 (dua) item, yaitu
dalam menjalankan fungsi-fungsi
memiliki
manajemen dalam organisasi untuk
membuat perencanaan strategi (X1.1),
mencapai tujuan tertentu. Indikator
membuat keputusan sendiri dengan
yang digunakan untuk mengukur
baik tampa bantuan orang lain (X1.2).
variabel Kemampuan Manajemen
Hasil
(X) diukur dengan 4 indikator yaitu:
indikator ini menunjukkan kedua
Indikator
Perencanaan
(X1),
item valid dan signifikan pada α =
Indikator
Pengorganisasian
(X2),
0,05 terhadap perencanaan. Kedua
Indikator
Pengarahan
dan
item tersebut merupakan faktor
(X3)
kemampuan
Measurement
model
untuk
untuk
121
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
dalam
pengarahan yang diukur dengan
mencerminkan perencanaan karena
menggunakan 2 (dua) item. Kedua
loading-nya tidak berbeda. Nilai
item tersebut yaitu berkomunikasi
loading kedua item tersebut, sebesar
dengan baik terhadap karyawan
0.876 dan 0.848.
(X.3.1),
yang
dinilai
Indikator
pengukur
dominan
kedua
konstruk
sebagai
menyelesaikan
tepat
waktu
pekerjaan
(X.3.2).
Hasil
Kemampuan
Measurement model untuk indikator
Manajemen (X) adalah indikator
ini menunjukkan kedua item valid
pengorganisasian
dan
yang
diukur
signifikan
dengan menggunakan 2 (dua) item.
terhadap
Kedua
menyelesaikan
item
tersebut
yaitu
mendistribusikan pekerjaan dengan
waktu
baik
tertinggi
kepada
karyawan
(X.2.1),
pada
α
=
pengarahan.
(X.3.2).
0,05
Item
pekerjaan
tepat
merupakan
faktor
yang
dinilai
dalam
membangun team kerja yang handal
mencerminkan
(X2.2.2).
Hasil Measurement model
pengarahan karena memiliki loading
untuk indikator ini menunjukkan
yang terbesar, Nilai loading item
kedua item valid dan signifikan
tersebut sebesar 0.908. Untuk item
pada α = 0,05 terhadap perencanaan.
berkomunikasi
Kedua item tersebut merupakan
terhadap
karyawan
(X3.1),
faktor yang dinilai dominan dalam
memberikan
kontribusi
terhadap
mencerminkan perencanaan karena
indikator ipengarahan dengan nilai
loading-nya tidak berbeda. Nilai
loading sebesar 0.875.
estimat kedua item tersebut, sebesar
keempat sebagai pengukur konstruk
0.858 dan 0.865.
Kemampuan Manajemen (X) adalah
Indikator
pengukur
dengan
baik
Indikator
sebagai
indikator pengawasan yang diukur
Kemampuan
dengan menggunakan 2 (dua) item.
ketiga
konstruk
indikator
Manajemen (X) adalah indikator
Kedua
item
tersebut
yaitu
122
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
kearah
yang paling berkontribusi adalah
pekerjaan demi tercapainya tujuan
(X4.1) yaitu melakukan perubahan
perusahaan yang lebih baik (X4.1),
kearah pekerjaan demi tercapainya
mampu menyelesaikan konflik yang
tujuan perusahaan yang lebih baik
terjadi antara perusahaan dengan
dengan nilai sebesar sebesar 0.886.
karyawan
dengan
Untuk indikator perencanaan, item
pelanggan (X4.2). Hasil Measurement
yang paling berkontribusi adalah
melakukan
perubahan
maupun
untuk
model
indikator
ini
(X1.1) yaitu memiliki kemampuan
menunjukkan kedua item valid dan
untuk
signifikan pada α = 0,05 terhadap
strategi dengan nilai sebesar sebesar
pengawasan. Kedua item tersebut
0.876.
merupakan
dinilai
pengorganisasian, item yang paling
mencerminkan
berkontribusi adalah (X2.2). yaitu
dominan
faktor
dalam
perencanaan
yang
karena
membuat
perencanaan
Untuk
indikator
loading-nya
membangun team kerja yang handal
tidak berbeda. Nilai loading kedua
dengan nilai sebesar 0.865. Keempat
item tersebut, sebesar 0.886 dan
indikator
0.878.
Kemampuan Manajemen (X) yang
Keempat
konstruk
indikator
paling besar kontribusinya adalah
pembentuk konstruk Kemampuan
indikator pengarahan dan yang
Manajemen (X) adalah valid, dan
paling
berdasarkan
pengorganisasian.
hasil
(4)
pembentuk
loading
maka
lemah
adalah
dapat dideskripsikan bahwa untuk
Pembahasan Deskripsi Variabel
indikator pengarahan, item yang
Kinerja IKM (Y)
paling berkontribusi adalah (X3.2)
Kinerja IKM dalam penelitian
yaitu menyelesaikan pekerjaan tepat
ini
waktu dengan nilai sebesar 0.908.
pencapaian
Untuk indikator pengawasan, item
perusahaan dalam periode waktu
dimaknai
sebagai
atau
tingkat
prestasi
dari
123
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
sebuah
meningkat dari tahun ke tahun
perusahaan adalah hal yang sangat
(Y1.1), merupakan dua faktor yang
menentukan dalam perkembangan
dinilai
perusahaan.
mencerminkan
tertentu
dan
kinerja
Indikator
digunakan
untuk
yang
mengukur
dominan
penjualan
dalam
pertumbuhan
mengingat
variabel Kinerja IKM (Y) yaitu:
loading
Indikator Pertumbuhan Penjualan
signifikan,
(Y1).
Pertumbuhan
tersebut yaitu 0.928 dan 0.917.
(Y2).
Pertumbuhan
Keuntungan
Modal
yang
besarnya
tidak
Nilai estimate
Indikator
(Y3).
berbeda
kedua
item
sebagai
kemudian
pengukur konstruk Kinerja IKM (Y)
dikembangkan menjadi beberapa
adalah Pertumbuhan Keuntungan
item sebagai pengukur.
(Y2)
Setiap
indikator
yang
diukur
dengan
Pertumbuhan
menggunakan 2 (dua) item, yaitu:
Penjualan diukur dengan 2 (dua)
laba meningkat dari tahun ke tahun
item, yaitu peningkatan penjualan
(Y2.1),
(omzet) IKM dari tahun ke tahun
diperoleh
(Y1.1),
penjualan
peningkatan modal yang digunakan
dengan
(Y2.2). Hasil Measurement model
Indikator
peningkatan
(omzet)
juga
diikuti
peningkatan
lebih
yang
tinggi
dari
peningkatan produksi (Y1.2). Hasil
diperoleh
Measurement
menunjukkan seluruh item valid
model
untuk
untuk
laba
dan
item valid dan signifikan pada α=
terhadap
0,05
pertumbuhan
peningkatan laba yang diperoleh
peningkatan
lebih tinggi dari peningkatan modal
penjualan.
Item
penjualan
(omzet)
dengan
(Y1.2)
juga
peningkatan
dan
penjualan
pada
Kinerja
α
=
ini
indikator ini menunjukkan seluruh
terhadap
signifikan
indikator
IKM.
0,05
Item
diikuti
yang digunakan (Y2.2). merupakan
produksi
faktor tertinggi yang dinilai dalam
(omzet)
mencerminkan
indikator
124
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
pertumbuhan keuntungan karena
dominan
memiliki loading yang terbesar,
pertumbuhan
nilai loading item tersebut sebesar
besarnya
0.914. Besar kontribusi item lainnya
berbeda signifikan,
adalah (Y2.1), laba meningkat dari
item tersebut yaitu 0.854 dan 0.859.
loading
mengingat
yang
tidak
Nilai loading
(3)
indikator
pembentuk konstruk Kinerja IKM
tersebut sebesar 0.862.
ketiga
mencerminkan
modal
Ketiga
tahun ke tahun. Nilai loading item
Indikator
dalam
sebagai
(Y) adalah valid dan berdasarkan
pengukur konstruk Kinerja IKM (Y)
hasil
adalah pertumbuhan modal (Y3),
dideskripsikan
yang diukur dengan menggunakan
indikator pertumbuhan penjualan,
2 (dua) item. Kedua item tersebut
item
adalah jumlah modal dari tahun ke
adalah (Y2.1)
tahun meningkat (Y3.1), tambahan
penjualan (omzet) IKM dari tahun
modal
ke tahun dan (Y2.2), peningkatan
diperlukan
untuk
loading
yang
perkembangan usaha menjadi lebih
penjualan
besar
dengan
lagi
(Y3.2).
Hasil
maka
dapat
bahwa
untuk
paling
berkontribusi
yaitu peningkatan
(omzet)
juga
peningkatan
diikuti
produksi,
diperoleh
mengingat besarnya loading yang
untuk indikator ini menunjukkan
tidak berbeda signifikan dengan
seluruh item valid dan signifikan
nilai
pada α = 0,05 terhadap strategi
indikator
fokus. Item jumlah modal dari
keuntungan,
tahun ke tahun meningkat (Y3.1)
berkontribusi adalah (Y2.2). yaitu
dan tambahan
peningkatan laba yang diperoleh
Measurement
untuk
model
modal diperlukan
perkembangan
usaha
0.865
dan
0.865.
Untuk
pertumbuhan
item
yang
paling
lebih tinggi dari peningkatan modal
menjadi lebih besar lagi (Y3.2)
yang
digunakan
merupakan dua faktor yang dinilai
sebesar 0.914.
dengan
nilai
Untuk indikator
125
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
pertumbuhan modal, item yang
manajemen
paling berkontribusi adalah (Y3.2)
perencanaan,
yaitu tambahan modal diperlukan
pengarahan,
untuk
sebagai
perkembangan
usaha
yang
meliputi
pengorganisasian,
dan
pengawasan
pembentuk
variable
menjadi lebih besar lagi dengan
kemampuan
nilai sebesar 0.859. Ketiga indikator
digunakan secara langsung untuk
pembentuk Kinerja IKM (Y) yang
meningkatkan
pertumbuhan
paling besar kontribusinya adalah
penjualan,
pertumbuhan
indikator pertumbuhan keuntungan
keuntungan
dan yang paling rendah adalah
modal sebagai pembentuk variable
indikator pertumbuhan modal.
kinerja IKM. Pembentuk variabel
manajemen
dan
kemampuan
6.
Pengaruh
Kemampuan
Manajemen terhadap Kinerja IKM
Kemampuan
berpengaruh
Manajemen
signifikan
dapat
pertumbuhan
manajemen
yang
paling dominan adalah indikator
pengarahan
yaitu
menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu. Kemudaian
bersifat
pembentuk variabel Kinerja IKM
positif terhadap Kinerja IKM. Hasil
yang paling besar kontribusinya
GeSCA diperoleh koefisien jalur
adalah
sebesar 0,029* dan CR = 4.28*
penjualan, melalui item penjualan
(signifikan) bertanda positif. Hasil
(omzet) meningkat dari tahun ke
ini
tahun.
menunjukkan
kemampuan
dimiliki
oleh
bahwa
manajemen
yang
pemilik
IKM
indikator
Temuan
pertumbuhan
yang
dihasilkan
dalan penelitian ini mendukung
sasirangan secara langsung dapat
hasil
meningkatkan
dilakukan oleh Akgun et al. (2008),
Temuan
bahwa
ini
kinerja
memberi
pelaksanaan
IKM.
petunjuk
kemampuan
penelitian
dengan
terdahulu
mengambil
yang
sampel
sejumlah 356 responden dari 112
126
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
perusahaan,
dan
melibatkan
karyawan
perusahaan
Istambul.
dari
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
manajer
kemampuan
berbagai
berpengaruh
yang
beroperasi
Analisis
data
di
yang
manajemen
positif
signifikan
terhadap kinerja, dengan kata lain
bahwa
kemampuan
manajemen
digunakan adalah analisis regresi
yang
hirarkis, dengan hasil penelitian
keberhasilan kinerja IKM. Hasil
menunjukkan
kemampuan
temuan ini juga didukung beberapa
emosional perusahaan berpengaruh
penelitian lainnya seperti Wai dan
signifikan
terhadap
Kuan (2011), Chi et al (2011), Hsu
kinerja keuangan perusahaan dan
(2012), Fening (2012), dan Dani et
efetivitivitas organisasi. Selanjutnya
al.
hasil temuan Man dan Wafa (2008)
bahwa
dengan
berpengaruh
dan
positif
mengambil
sampel
100
cukup
(2013)
dapat
yang
menentukan
menyimpulkan
kemampuan
manjemen
langsung
terhadap
di
kinerja. Hasil penelitian ini berbeda
Malaysia, menggunakan kuesioner
dengan penelitian sebelumnya yang
terstruktur dan wawancara dengan
terkait
pemilik-pengelola UKM. Analisis
manajemen dan kinerja IKM oleh
data
Ursic dan Mulej (2005) menyatakan
UKM
di sektor manufaktur
menggunakan
berganda
dan
analisis
regresi
One-Way
dengan
pendapat
ANOVA, dengan hasil penelitian
manajemen
menunjukkan
berpengaruh
kemampuan
manajemen berpengaruh positif dan
bahwa
kemampuan
kemampuan
secara
langsung
tidak
signifikan
terhadap kinerja usaha.
signifikan terhadap kinerja usaha
Hasil kajian ini mendukung
kecil menengah (UKM). Temuan
teori dari Tidd dan Pavitt (1998)
penelitian ini juga sejalan dengan
menyatakan
bahwa
penelitian Suci (2009) dengan hasil
manajemen
sangatlah
kesimpulan
dalam industri kecil, menengah dan
menujukkan
bahwa
kemampuan
penting
127
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
industri
besar,
masing
dimana
memerlukan
manajemen
untuk
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
masing-
kemampuan
kegiatan
meliputi
melakukan
manajemen
yang
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan
koordinasi dalam kemampuan atau
pengawasan
skill yang dimiliki pekerja maupun
variable kemampuan manajemen
koodinasi
yang
dapat digunakan secara langsung
dimiliki oleh perusahaan. Peran
untuk meningkatkan pertumbuhan
pimpinan atau pemilik perusahaan
penjualan,
untuk memahami dan menjalankan
keuntungan
fungsi-fungsi manajemen menjadi
modal sebagai pembentuk variable
hal
mencapai
kinerja IKM. Dapat disimpulkan
usaha.
bahwa semakin tinggi kemampuan
sumber-sumber
utama
untuk
keberhasilan
Manajemen
suatu
adalah
pencapaian
pemilik
sebagai
pembentuk
pertumbuhan
dan
IKM
pertumbuhan
sasirangan
dalam
tujuan organisasi dengan cara yang
menjalankan
efektif
manajemen yang meliputi memiliki
dan
efisien
perencanaan,
pengarahan
melalui
pengorganisasian,
dan
pengendalian
kemampuan
untuk
membuat
perencanaan
strategi,
membuat
sumber daya organisasi (Daft, 2006).
keputusan
KESIMPULAN
tampa
Kemampuan
berpengaruh
terhadap
sendiri
bantuan
dengan
baik
orang
lain,
manajemen
mendistribusikan pekerjaan dengan
langsung
baik kepada karyawan, membangun
secara
kinerja
fungsi-fungsi
IKM.
Artinya
team
kerja
yang
manajemen
yang
berkomunikasi
pemilik
IKM
terhadap karyawan, menyelesaikan
dapat
pekerjaan tepat waktu, melakukan
meningkatkan kinerja IKM.. Hal ini
perubahan kearah pekerjaan yang
menunjukkan bahwa pelaksanaan
lebih baik demi tercapainya tujuan
kemampuan
dimiliki
sasirangan
oleh
terbukti
dengan
handal,
baik
128
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
perusahaan, mampu menyelesaikan
konflik
yang
perusahaan
terjadi
dengan
antara
karyawan
maupun dengan pelanggan maka
akan
semakin
pertumbuhan
pertumbuhan
meningkatkan
penjualan,
keuntungan
dan
pertumbuhan modal. Kemampuan
Manajemen berpengaruh signifikan
bersifat positif terhadap Kinerja
IKM. Temuan ini mendukung teori
dan kajian empirik dari Tidd dan
Pavitt (1998), ( Daft, 2006), Akgun et
al. (2008), Man dan Wafa (2008), Suci
( 2009 ), Wai dan Kuan (2011), Chi et
al (2011), Hsu (2012), Fening (2012),
dan Dani et al. (2013).
DAFTAR PUSTAKA
Akgun, Ali E., Halit Keskin and
John Byrne.
2008. “The
Moderating
Role
of
Environmental
Dynamism
Between Firm Emotional
Capability and Performance”,
Journal
of
Organizational
Change Management, Vol. 21,
No.
2,
Emerald
Group
Publishing
Limited
organizational
capabilities
or competencies, pp. 230-252.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Altinay,
Levent
and
Wang,
Catherine L.
2011. “The
Influence
of
an
Entrepreneur’s Socio-cultural
Characteristics
on
The
Entrepreneurial Orientation
of Small Firms”, Journal of
Small Business and Enterprise
Development, Vol. 18, No. 4,
Emerald Group Publishing
Limited, pp. 673-694.
Anshoff, I. 1990. The New Corporate
Strategy, McGraw-Hill, New
York.
Chi, Kuang Hsin, Huery Ren Yeh,
and Yu Ling Chen. 2011. “The
Mediating
Effect
of
Knowledge Management on
Customer Orientation and
Job Performance of Sales
people”.
Cresswell, John W., 2009, Reseach
Design:
Qualitative,
Quantitative
and
Mixed
Methode Approaches. Third
Edition, Sage Publication Inc.,
California.
Daft, Richard L., 2006, Management,
Cenggage Learning Asia Pte,
Singapore
Dani, Ibrahim, Idrus, M.S., Nimran,
Umar, Sudiro, Achmad, 2013.
“Business Strategy Role as
Mediation of Management
Capability and Orientation of
Entrepreneurship
on
Business Performance (A
Study on Micro and Small
Scale Seaweed Business in
129
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Takalar
District,
South
Sulawesi Province). Journal of
Management Reseach ISSN
1941-899x, Vol.5, No.1
Dinas
Perindustrian
Perdagangan
Kalimantan
Daftar
dan
Provinsi
Selatan,
Sentra
2015,
Industri
Kerajinan Sasirangan Propinsi
Kalimantan
Selatan
Tahun
2013 – 2014
Edward, M. 1994, Non Govermental
Organizations : Performance
Hsu, Shu Hung, 2012. “Effects of
Competitive Strategy,
Knowledge Management
and E-Business Adoption on
Performance”. The Journal of
Human Resource and Adult
Learning, Vol. 8, Num. 2.
Kaballu, O.U., dan Kameo, D.D.
2001. “Strategi Bertahan Usaha
Kecil Dalam Menghadapi Krisis
Ekonomi (Studi Industri Kecil
Konveksi di Salatiga)”, Dian
Ekonomi, VII (2), September
2001: 191 - 205
Man, Mandy Mok Kim and Wafa
Syed Azizi. 2008. “The
Relationship
Between
Distinctive
Capabilities,
Innovativeness,
Strategy
Types and the Performance of
Small and Medium: Size
Enterprises
(SMEs)
on
Malaysian
Manufacturing
Sector”,
The
Journal
of
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
and Accountability-Beyond the
Magic
Bullet,
Earthscan,
London
Fening, Fred Appiah. 2012, “Impact
of
Quality
Management
Practices on the Performance
and Growth of Small and
Medium Sized Enterprises
(Smes)
in
Ghana”,
International
Journal
of
Business and Social Science Vol.
3 No. 13; July 2012.
American Academy of Business
vol.13.
Peters, R.D., 1998. Entrepreneurship,
Fourth Editon, McGraw Hill
Companies, Inc, New York
Price, Robert W., 2004. Roadmap to
Entrepreneurial Success:
Powerful.
Storey, D.J., 1994, Undestanding The
Small
Business
Sector,
London, Routledge. Strategies
for Building a High-Profit
Business,
Publishing:
AMACOM
Suci, Rahayu Puji, 2009,
Peningkatan Kinerja melalui
Orientasi Kewirausahaan,
Kemampuan Manajemen,
dan Strategi Bisnis, Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan.
Vol.11, No.1, Maret 2009, 4658
130
Jurnal Komunikasi, Bisnis, dan Manajemen
Tidd, J., Bessant, J. and Pavitt, K.,
1998, Managing InnovationIntegrating Technological,
Market and Organizational
Change, Hohn wiley and
Sons, Chichester
Usric, Dusko and Mulej, Matjaz,
2005. “Theory and Practice of
management
Concepts:
Slovania’s Experiences. The
Journal
of
Management
Development;
ABI/INFORM
Complete, pg. 856.
Vol. 4 No. 2, Juli 2017
Wai, Peng Wong and Kuan, Yew
Wong, 2011. “Supply Chain
Management,
Knowledge
Management Capability, and
Their Linkages Towards Firm
Performance”,
Business
Process Management Journal,
vol 17, Num 6, Emerald Group
Publishing Limited, pp.910964.
131