Surveilans eksternal untuk penilaian sit

Surveilans eksternal untuk penilaian situasi. Ketika Infrastruktur kesehatan terganggu,
terjadi kerangka pelaporan luar yang ada dianggap perlu. Penilaian cepat dari viabilitas pada
sistem pelayanan kesehatan untuk memadai memberikan layanan di tengah bencana
merupakan tanggung jawab yang sangat penting. Dalam bencana yang melibatkan cedera
substansial dan kematian, seperti tornado besar, fasilitas kesehatan, klinik setempat, apotek,
dan lain-lain mungkin sebagian hancur. Dengan cepat mengumpulkan informasi terhadap sistem
pelayanan kesehatan yang terkena dampak termasuk lembaga kesehatan rumah, pusat dialisis,
dan supplier requipment medis bisa memberikan untuk mengambil keputusan dengan informasi
penting tentang alokasi sumber daya untuk melindungi populasi rentan, seperti yang tergantung
pada dialisis, oksigen suplemental, atau insulin.
Apabila jalanan raya yang dilalui ataupun listrik tidak tersedia dan fasilitas pelayanan
kesehatan tidak dapat menyediakan kebutuhan yang diperlukan atau jasa setempat, a second
wave morbiditas dan mortalitas dapat muncul dalam beberapa hari setelah peristiwa bencana
yang sebenarnya. Surveilans aktif dapat mengidentifikasi pelayanan yang kurang sehingga solusi
dapat diatasi.
Kegiatan surveilans mungkin sulit dilakukan dengan adanya keterbatasan data
denominator atau jumlah yang kurang lengkap, sehingga sulit untuk menentukan prevalensi dan
IR. Namun jika hanya frekuensi yang tersedia, data surveilans dapat menelusuri penyakit terkait
bencana dan tren cedera bila dibandingkan dengan periode waktu cukup sebanding.
Surveilans dengan pendekatan sindrom. Surveilans electronic mengenati data gawat
darurat dari keluhan utama sampai diagnosis klinis merupakan cara untuk memeriksa pola

penyakit dan sebelum cedera, selama cedera, dan setelah kejadian darurat. Selama tahun 2010
terjadi Tumpahan Minyak Teluk, Biosense memantau 21 sindrom untuk mengidentifikasi
terjadinya penyakit yang dapat berpotensi utk wabah atau dampak buruk dari pajanan terhadap
minyak atau bahan kimia lainnya.
Surveilans penampungan. Masyarakat yang tinggal di tempat penampungan dapat
mengalami masalah fisik dan mental yang dapat berpotensi terhadap status kesehatan. Keadaan
mereka sangat dipengaruhi dengan adanya bencana. Misalnya, pada bencana yang terjadi
secara tiba-tiba dalam skala besar seperti gempa bumi yang besar, Mungkin mereka yang
memiliki kategori social ekonomi yang berbeda juga membutuhkan bantuan, sedangkan pada
bencana badai, mereka yang mayoritas memiliki social ekonomi yang rendah pada mengungsi
ditempat lain (kebanyakan mereka yang mengungsi adalah kelompok-kelompok yang rentan utk
munculnya suatu penyakit). Tempat pengungsi yang memiliki ukuran panjang yang bervariasi,
pada dasarnya tempat itu dapat digunakan oleh masyarakat, mereka yang mendapatkan tempat
pengungsi yang kecil dapat digunakan untuk beberapa hari selama seminggu kedepan.

Tidak ada kriteria dengan jelas yang telah ditetapkan untuk kapan memulai dan
menghentikan pemantauan di tempat penampungan. Kecuali melakukan operasi yang
direncanakan hanya 1 sampai 2 hari, beberapa bentuk pengawasan disarankan tanpa
memerhatikan ukuran penampungan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bencana
terkait morbiditass serta mencatat kebutuhan khusus seperti kondisi kronis, dan memastikan

sumber daya yang diperlukan dapat tersedia untuk pengungsi.
Dalam beberapa kasus, informasi kesehatan yang awal dapat dikumpulkan terhadap
individu selama proses intake atau sesegera mungkin setelah diberi asupan. Informasi yang
mungkin termasuk kronis dan masalah kesehatan yang akut, obat-obatan dan memiliki
kebutuhan khusus. Dalam kondisi yang seimbang dan sederhana sangat diperlukan, karena
mengumpulkan informasi kesehatan yang akurat dan lengkap sering terjadi dalam kondisi
tekanan dan kecemasan. Pada kenyataannya, pencatatan dapat dicari dari pengungsi yang
tinggal di tempat penampungan, yang bertujuan untuk kesehatan masyarakat dan dapat
menyatukan kembali anggota keluarganya yang mungkin dipisahkan selama bencana
berlangsung
Pendekatan surveilans syndrome yang aktif maupun pasif dapat digunakan di tempat
penampungan. Pendekatan yang baik akan bergantung sebagian besar pada ukuran dan
cerminan dari populasi tempat tinggal dan kebutuhan informasi tersebut bs didapatkan dari
pengelola gawat darurat dan petugas kesehatan masyarakat. Selama ada di tempat
penampungan, surveilans kesehatan mungkin diperlukan untuk dapat menyesuaikan terkait
dalam menanggapi otoritas, dinamika situasional, serta perubahan populasi ditempat tinggal,
dan jumlah populasi yang bervariasi. Surveilans aktif, di mana yang diwawancari merupakan
staff yang tinggal di tempat penampungan untuk mencatat data-data individu terhadap masalah
kesehatan yang baru, kegiatan tersebut dianggap sebagai pendekatan yang paling diharapkan
dan dapat berhasil. Tempat penampungan dengan sumber daya yang terbatas untuk melakukan

surveilans aktif dapat memilih untuk menerapkan pendekatan yang lebih pasif, yang dapat
mengakibatkan kurangnya data yang akurat serta kurangnya kelengkapan data penyakit yang
dilaporkan dan dapat menghambat utk mengidentifikasi dari kebutuhan yang timbul. Oleh
karena itu, perpaduan antara berbagai pendekatan surveilans dapat disesuaikan dengan
kebutuhan tempat tinggal. Terlepas dari pendekatan yang dipilih, analisis data harus tepat
waktu dan laporan yang tersedia untuk memfasilitasi tindakan respon.