Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Ra

P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS
Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat
(Antibiotic prescription of children outpatient in BLUD RS Ratu Zalecha Martapura:
the prevalence and pattern of prescription)
Valentina Meta S*; Ririn Bertini Wineini; & Difa Intannia
1Program

Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

*Corresponding email: metasrikartika@gmail.com

ABSTRAK
Frekuensi penggunaan antibiotik yang tinggi tetapi tidak dengan ketentuan yang sesuai atau tidak
rasional dapat menimbulkan dampak negatif, salah satunya dapat terjadi resistensi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan gambaran peresepan obat antibiotik pada pasien rawat jalan
di poli anak BLUD RS Ratu Zalecha Martapura. Pengambilan data secara retrospektif selama tahun 2014
melalui pengambilan data sekunder yaitu rekam medik dan resep. Pengambilan sampel penelitian
menggunakan metode systematic random sampling. Dari 400 sampel penelitian yang digunakan,
didapatkan 283 orang (70,8%) menerima peresepan antibiotik dan 117 orang (29,2%) tidak menerima

peresepan antibiotik. Penggunaan antibiotik terbanyak adalah golongan penisilin yaitu amoksisilin
sebesar 33,1%, golongan antimikobakterium yaitu rifampisin dan isoniazid sebesar 26,8%, golongan
sefalosporin yaitu sefiksim sebesar 17,1% dan sefadroksil sebesar 14,6%. Penyakit yang paling banyak
diderita adalah tuberkulosis paru (26,8%), ISPA (18,0%), dan nasofaringitis akut (10,6%).
Kata Kunci: antibiotik, peresepan, prevalensi, rawat jalan, pasien anak

penyebab tidak terhambatnya bakteri dengan

PENDAHULUAN
Antibiotik adalah segolongan senyawa,

penggunaan antibiotik (Depkes RI, 2002).
Peresepan antibotik

baik alami maupun sintetik, yang mempunyai

pada

anak-anak


efek menekan atau menghentikan suatu proses

harus diberikan perhatian secara khusus untuk

biokimia di dalam organisme, khususnya dalam

menghindari pemakaian yang irasional. Anak-

proses infeksi oleh bakteri (PMK RI Nomor

anak umumnya lebih rentan terkena penyakit

2406,

dibanding

2011).

Sampai


saat

ini

peresepan

orang

dewasa

serta

cenderung

antibiotik oleh dokter pada kondisi yang bukan

banyak diberikan antibiotik oleh dokter dalam

disebabkan


pengobatannya. Beberapa

oleh

bakteri

masih

banyak

fakta di negara

ditemukan baik di rumah sakit maupun praktek

berkembang menunjukkan 40% anak-anak yang

swasta (Hersh., et al, 2013). Ketidaktepatan

terkena diare akut, selain mendapatkan oralit


diagnosis, indikasi, cara pemberian, frekuensi

juga

dan lama pemberian menjadi salah satu

semestinya diberikan. Penelitian yang dilakukan

mendapatkan

antibiotik

yang

tidak

pada Rumah Sakit Umum Mekelle di Ethiopia

267


P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

tahun 2013, mengatakan bahwa jumlah resep

di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura pada data

antibiotik yang diberikan untuk pasien anak

pasien rawat jalan di poli anak tahun 2014,

rawat jalan sebesar 55,1% dari semua resep.

menunjukkan bahwa dari 30 rekam medik yang

Sebanyak 73,68% resep mengandung satu atau

diambil diperoleh 66,67% menerima resep

lebih antibiotik, dan 5,9% resep antibiotik


antibiotik. Hal inilah yang mendasari penelitian

diberikan tanpa diagnosis (Sebsibie G, 2014).

lebih lanjut untuk mengetahui prevalensi dan

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Sophiani R

pola peresepan antibiotik pada pasien rawat

(2010) juga menunjukkan bahwa penggunaan

jalan di poli anak BLUD RS Ratu Zalecha

antibiotik pada penyakit tuberkulosis paru pada

Martapura Tahun 2014.

anak di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura di
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 929 kasus.


METODE PENELITIAN

Tidak tepat pemilihan obat sebesar 32,19%,

Desain Penelitian

tidak tepat dosis sebesar 29,45%, tidak tepat

Penelitian

bentuk sediaan sebesar 13,01%, dan tidak tepat

observasional deskriptif. Pengumpulan data

waktu pemberian sebesar 100%.

bersifat

Meningkatnya


retrospektif

merupakan

pada

penelitian

bulan

Januari-

penggunaan

Desember 2014 secara sekunder, yaitu dari data

antibiotik yang tidak rasional di berbagai bidang

rekam medik dan resep pasien rawat jalan anak


Ilmu Kedokteran termasuk Ilmu Kesehatan

dengan rentang usia 0 – 14 tahun di poli anak

Anak

merupakan

prevalensi

ini

salah

satu

penyebab

BLUD RS Ratu Zalecha Martapura tahun 2014.


timbulnya resistensi. Penelitian yang dilakukan

Sampel

oleh Balitbang Kesehatan di Indonesia yang

systematic random sampling. Penentuan jumlah

dikutip oleh Kaparang., et al (2014) menujukkan

sampel dari populasi dalam penelitian ini

beberapa bakteri resisten terhadap antibiotik,

didapat menurut perhitungan Slovin, sebagai

antara

berikut:

lain

Shigella

menunjukkan

tingkat

penelitian

menunjukkan

dengan

cara

………………..... (i)

resistensi sebesar 50% terhadap ampisilin.
Salmonella

diambil

tingkat resistensi

sebesar 42% terhadap ampisilin, 57% terhadap

Dimana:

kloramfenikol dan 71% terhadap kotrimoksazol.

n = jumlah sampel

Dampak lainnya dari pemakaian antibiotik

N = jumlah populasi

secara irasional dapat berakibat meningkatkan

e = toleransi tingkat kesalahan (5%)

toksisitas, dan efek samping antibiotik tersebut,
serta biaya rumah sakit yang meningkat.

Jadi,
.……....…... (ii)

Sehingga diperlukan penggunaan antibiotik
berdasarkan
professional,

diagnosis

oleh

monitoring

tenaga
dan

medis
regulasi

penggunaan antibiotik untuk meningkatkan
penggunaan antibiotik secara rasional.
Tingginya penggunaan antibiotik pada
anak-anak, didukung dengan hasil observasi

= 399,91

400 anak per tahun

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah
sampel pasien rawat jalan di poli anak BLUD RS
Ratu Zalecha Martapura tahun 2014 yang
diperoleh adalah 400 anak per tahun.

pendahuluan yang sebelumnya sudah dilakukan

268

P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Instrumen Penelitian

Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Instrumen penelitian yang digunakan

Prevalensi Peresepan Antibiotik
a). Kriterian Inklusi: Kriteria inklusi untuk

dalam penelitian ini adalah data rekam medik

menentukan prevalensi peresepan antibiotik

dan resep pasien rawat jalan di poli anak BLUD

dalam penelitian ini adalah:

RS Ratu Zalecha Martapura tahun 2014 yang

1.

Seluruh pasien rawat jalan di poli anak

meliputi: bulan berobat, nomor rekam medik,

BLUD RS Ratu Zalecha Martapura tahun

nama,

2014.

pengobatan, jaminan (BPJS/Umum).

2.

Data

rekam

identitas

medik

pasien,

lengkap

tanggal

dan

umur,

jenis

kelamin,

diagnosis,

meliputi:
waktu,

HASIL DAN DISKUSI

diagnosis, pengobatan.

Berdasarkan

400

sampel

yang

b) Kriteria Eksklusi: Kriteria eksklusi untuk

diperoleh, diketahui pasien terbanyak adalah

menentukan prevalensi peresepan antibiotik

pasien dengan umur 0-3 tahun dengan jumlah

dalam penelitian ini adalah:

149 orang (37,3%), pasien dengan jenis kelamin

1.

Seluruh pasien rawat jalan di poli anak

laki-laki dengan jumlah 221 orang (55,3%), dan

BLUD RS Ratu Zalecha Martapura tahun

pasien yang berobat secara umum dengan

2014 yang tidak menerima antibiotik.

jumlah 231 orang (57,7%). Distribusi sampel

Data rekam medik dan resep pasien rawat

dapat dilihat pada tabel 1.

2.

jalan di poli anak BLUD RS Ratu Zalecha
Martapura tahun 2014 yang tidak lengkap

Persentase Peresepan Antibiotik

seperti tulisan yang tidak jelas dan tidak

Berdasarkan data dari penelitian di

terdapat data terapi yang diberikan pada

BLUD RS Ratu Zalecha Martapura ditahun 2014,

pasien.

diperoleh prevalensi peresepan antibiotik pada
pasien rawat jalan di poli anak BLUD RS Ratu

Pola Peresepan Antibiotik

Zalecha Martapura adalah sebesar 283 sampel

a) Kriteria Inklusi: Kriteria inklusi untuk

(70,8%) dari 400 populasi pasien anak. Hasil

mengetahui gambaran peresepan antibiotik

yang serupa juga diperoleh pada Studi tentang

dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

Antimicrobial

rawat jalan di poli anak BLUD RS Ratu Zalecha

Prevalence and Prevention (AMRIN) yang

Martapura tahun 2014 yang menerima resep

dikutip oleh Maria., et al (2014) menemukan

antibiotik.

bahwa terdapat 49%-97% pasien anak yang

b) Kriteria Eksklusi: Kriteria eksklusi untuk

menerima peresepan antibiotik dan sebagian

mengetahui gambaran peresepan antibiotik

besarnya (46%-54%) dianggap tidak diperlukan

dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

dan

rawat jalan di poli anak BLUD RS Ratu Zalecha

menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik

Martapura tahun 2014 yang tidak menerima

pada anak masih tinggi. Persentase peresepan

resep antibiotik.

antibiotik dapat dilihat pada gambar 1.

tidak

Resistance

tepat

indikasi.

in

Indonesia,

Hal

tersebut

269

P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Tabel 1. Persentase Sampel berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Jaminan (BPJS/Umum)
Karakteristik

Sub Karakteristik

Jumlah (n= 400)

Persentase (%)

0-3 tahun

149

37,3

3-6 tahun

108

27,0

6-10 tahun

87

21,7

10-14 tahun

56

14,0

400

100

Laki-laki

221

55,3

Perempuan

179

44,7

400

100

Umur

Total
Jenis Kelamin
Total
Jaminan

BPJS

169

42,3

(BPJS/Umum)

Umum

231

57,7

400

100

Total

Gambar 1. Persentase peresepan antibiotik

makrolid merupakan antibiotik yang paling

Persentase Jenis dan Golongan Antibiotik
Berdasarkan hasil penelitian, dari seluruh

sering digunakan untuk mengobati penyakit

pasien anak yang menerima peresepan obat

infeksi karena umumnya cukup aman dan

antibiotik, diketahui bahwa peresepan obat

efektif (Putra B. I, 2008). Hal ini sejalan dengan

antibiotik terbanyak adalah golongan penisilin

penelitian yang dilakukan oleh Merlina (2012)

yaitu amoksisilin sebesar 33,6%, golongan

mengatakan bahwa antibiotik yang paling

antimikobakterium

banyak digunakan untuk penyakit nasofaringitis

yaitu

rifampisin

dan

isoniazid sebesar 26,9%, golongan sefalosporin

akut

yaitu sefiksim sebesar 17,3% dan sefadroksil

Persentase penggunaan antibiotik dapat dilihat

sebesar

pada tabel 2 ini.

14,8%.

Golongan

betalaktam

dan

adalah

amoksisilin

sebesar

81,70%.

Tabel 2. Persentase Penggunaan Obat Antibiotik

270

P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

Golongan Antibiotik

Jenis Antibiotik

Jumlah

Persentase (%)

Penisilin

Amoksisilin
Rifampisin
INH
Sefadroksil
Sefiksim
Kotrimoksazol
Metronidazol

95

33,6

76

26,9

42
49
12
9
283

14,8
17,3
42
3,2
100

Antimikobakterium

Sefalosporin
Sulfonamida
Metronidazol
Total

Persentase Jenis Penyakit yang Menerima

Persentase jenis penyakit yang menerima

Antibiotik

antibiotik dapat dilihat pada tabel 3.Ditimbang
dari

1000 mg Ibuprofen masukkan dalam labu ukur

seluruh pasien anak yang digunakan dalam

100 mL, kemudian dilarutkan dalam metanol

penelitian

penyakit

sambil diaduk dan dicukupkan volumenya

terbanyak yang menerima peresepan antibiotik

hingga tanda batas. Larutan ibuprofen ini

adalah

mengandung 10 mg/mL atau 10.000 ppm.

Berdasarkan

ini,

hasil

diperoleh

tuberkulosis

paru

penelitian,

jenis

(26,9%),

ISPA

(18,0%), dan nasofaringitis akut (10,6%).

Tabel 2. Persentase Jenis Penyakit yang Menerima Antibiotik
Jenis Penyakit

Jumlah

Persentase (%)

Tuberkulosis paru
ISPA
Nasofaringitis akut
Batuk
Demam tifoid
Bronkopneumonia
Disentri amuba
Bronkitis
Campak
Diare
Asma
Demam
Dermatitis
Stomatitis
Infeksi saluran kemih
Gastritis
Sinusitis maksilaris kronis
Total

76
51
30
23
15
12
12
10
9
9
8
6
6
5
5
3
3
283

26,9
18,0
10,6
8,1
5,3
4,2
4,2
3,5
3,2
3,2
2,8
2,1
2,1
1,8
1,8
1,1
1,1
100

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang

Kesehatan

Dasar

(Riskesdas)

tahun

2007

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

mengatakan bahwa 4,3% (63 dari 1.482)

yang mampu menginfeksi secara laten ataupun

menderita tuberkulosis paru. Data seluruh

progresif.

kasus

Menurut

Laporan

hasil

Riset

tuberkulosis

anak

yang

menerima

271

P ro sid ing Sem ina r Na siona l & Wo rkshop “Pe rkemba ngan Te rki ni Sa in s Fa rma si & K l in i k 5” | Padang , 6 -7 No vembe r 2015

antibiotik

dari

tujuh

rumah

sakit

Pusat

dan 15-30% kunjungan pasien ISPA berobat ke

Pendidikan Indonesia selama 5 tahun (1998-

bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit.

2002) dijumpai 1086 kasus dengan angka

Prevalensi ISPA tertinggi terjadi pada balita

kematian bervariasi dari 0%-14,1%. Kelompok

>35%.

umur terbanyak 12-60 bulan (42,9%), disusul
oleh kelompok anak

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4