UNIVERSITAS INDONESIA PROYEK PEMBANGUNAN. pdf
UNIVERSITAS INDONESIA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN KEMANG VIEW, BEKASI PT. PP (PERSERO) TBK. LAPORAN KERJA PRAKTIK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kerja Praktik
Alan Agustian
1006659634 Nirmala
Teknik Sipil
1006771232 Sesaria Marina Raissa
Teknik Sipil
Teknik Lingkungan
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK DEPOK DESEMBER 2013
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Kerja Praktik ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama :
Alan Agustian
Sesaria Marina Raissa
NPM :
Tandatangan :
Tanggal :
Desember 2013
KATA PENGANTAR/ UCAPAN TERIMA KASIH
Terpujilah Tuhan yang karena-Nya segala hikmat kebijaksanaan, pemeliharaan, serta kesempatan, kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan kerja praktek ini tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Tentu kami tidak mungkin dapat menyelesaikan laporan ini tanpa bimbingan, bantuan, serta semangat dari berbagai pihak. Melalui ini, kami dengan bangga mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Dr. Ir. Heru Purnomo, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk kami dalam memberi arahan, memberi koreksi, menegur bahkan mendewasakan kami demi terselesaikannya laporan ini;
(2) PT. Pembangunan Perumahan (PP) yang bersedia menerima kami sebagai peserta kerja praktek. Kami banyak belajar dari seluruh rangkaian kegiatan serta bimbingannya, senior-senior kami di lapangan. Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Astri Oktaviani selaku Site Engineering Manager (SEM) pada proyek Apartemen Kemang View, Bekasi. Bimbingan yang ibu berikan akan terus kami pegang serta kami praktikkan saat kami bekerja nanti.
(3) Seluruh tim dosen dan staf di Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia; terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan; (4) Teman-teman Departemen Teknik Sipil 2010, terima kasih buat kebersamaan kita selama ini; Akhir kata, semoga Tuhan semakin memberikan berkat-berkatnya bagi
kalian semua. Seluruh harapan kami adalah penulisan laporan akhir kegiatan kerja praktek ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan.
Depok, Desember 2013 Tim Penulis
ABSTRAK
Judul Laporan : Laporan Kegiatan Kerja Praktek di Pembangunan Apartemen Kemang View, Bekasi
Pembangunan Apartemen Kemang View merupakan salah satu program pengembangan kota Bekasi untuk perumahan tinggi. Pembangunan terbagi dalam pekerjaan struktur bawah yakni menggunakan tiang pancang, pekerjaan struktur atas yakni beton bertulang pada bangunan tipikal, serta pekerjaan fasilitas lainnya terkait proyek ini. Laporan kegiatan ini meneliti sekaligus membahas hal-hal mengenai proses kegiatan pembangunan baik dari segi struktural maupun dari segi managemen proyek dan kajian lingkungan secara keseluruhan.
Kata kunci: Apartemen, Beton Bertulang, Lingkungan, Managemen Proyek, Pembangunan, Struktur Atas, Struktur Bawah, Tiang Pancang
ABSTRACT
Title: Internship Report in Kemang View Apartment Construction, Bekasi
Kemang View Apartment Construction is one of the construction project of high rise building in Bekasi city. This construction is divided into three phases: lower structure using piles, upper structure with reinforced concrete, and other facilities related to this project. This report examines the project activities and to discuss the construction process in terms of structure and project management with overall environmental assessment.
Keywords: Apartment, Concrete, Development, Environment, Lower Structure, Piles, Project Management, Upper Structure
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman kini menuntut seorang lulusan S1 untuk mampu menyamai perkembangan teknologi yang kian pesat. Ada pun proses penyamaan ini berupa kepemilikan akan keterampilan dan keahlian yang mampu membuat seorang lulusan S1 bersaing di dunia kerja. Selain itu, meluasnya jaringan komunikasi dan logistik saat ini akibat era globalisasi juga membuat persaingan di dunia kerja juga ikut meluas hingga jangkauan internasional. Oleh karena itu, lulusan S1 dari perguruan tinggi Indonesia diharapkan mampu menguasai ilmu serta keterampilan dalam bidang atau pun bagian yang ditekuninya. Namun, terdapat pula hal penting yang dapat meningkatkan kualitas dari seorang lulusan S1: pengalaman dan disiplin dari ilmu yang bersangkutan. Pengalaman serta disiplin ini tentunya diperoleh dari lapangan di mana prinsip dan teori selama pembelajaran di ruang kuliah diterapkan.
Berawal dari kebutuhan akan tenaga kerja yang sedemikian rupa telah disebutkan, Departemen Teknik Sipil yang membawahi program studi Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan di Universitas Indonesia memiliki kurikulum yang mana setiap mahasiswa yang sudah menjelang tingkat akhir diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan lapangan yang disebut dengan Kerja Praktik (KP). Dengan adanya KP ini diharapkan agar segala teori dan prinsip yang diajarkan selama kegiatan perkuliahan dapat diperdalam, diaplikasikan, dan disempurnakan melalui kegiatan lapangan.
Teknik Sipil memiliki lima bidang perminatan, yaitu struktur, keairan, geoteknik, transportasi, dan manajemen konstruksi. Sedangkan garis besar konsentrasi untuk Teknik Lingkungan terdiri dari air bersih, limbah cair, limbah padat, dan udara. Semua konsentrasi pembelajaran dari keduanya tentunya perlu diimplementasikan ke dalam lapangan, yaitu melalui Kerja Praktik. Perlu diketahui bahwa kurikulum Teknik Lingkungan di Universitas Indonesia berbeda dengan Universitas lain, di mana Teknik Lingkungan UI memahami pemrosesan Teknik Sipil memiliki lima bidang perminatan, yaitu struktur, keairan, geoteknik, transportasi, dan manajemen konstruksi. Sedangkan garis besar konsentrasi untuk Teknik Lingkungan terdiri dari air bersih, limbah cair, limbah padat, dan udara. Semua konsentrasi pembelajaran dari keduanya tentunya perlu diimplementasikan ke dalam lapangan, yaitu melalui Kerja Praktik. Perlu diketahui bahwa kurikulum Teknik Lingkungan di Universitas Indonesia berbeda dengan Universitas lain, di mana Teknik Lingkungan UI memahami pemrosesan
Berangkat dari dasar tersebut, penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) pada proyek pembangunan Apartemen Kemang View dengan kontraktor PT. PP (Persero) Tbk. dan pemilik proyek PT. Anugrah Duta Mandiri. Adapun beberapa aspek yang dapat ditinjau dari proyek ini berupa struktur dan manajemen konstruksi proyek serta aspek teknik lingkungan yang dapat ditinjau seperti penangan limbah padat dan cair , Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) dan lain sebagainya dari pihak yang lebih berpengalaman pada lokasi proyek saat KP berlangsung. Selama KP pun diharapkan adanya penjelasan serta penyelarasan akan materi yang diperoleh mahasiswa di bangku perkuliahan dengan keadaan nyata di dunia kerja. Dengan adanya pengalaman tersebut, diharapkan mahasiswa setelah lulus memiliki kesiapan akan keterampilan serta keahlian yang cukup untuk menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut:
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksana Kerja Praktik dalam pemenuhan salah satu mata kuliah wajib untuk mahasiswa Departemen
Teknik Sipil, Program Studi Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksana Kerja Praktik kepada PT. PP (Persero) Tbk sebagai pihak kontraktor tempat pelaksanaan proyek Kerja
Praktik. Memberikan informasi dari pengamatan langsung di lapangan, data
sekunder, dan pengetahuan yang diperoleh pada lokasi Kerja Praktik sehingga mampu memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca laporan ini.
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup yang dibahas dalam Kerja Praktik ini adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Proyek
2. Metode Konstruksi Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan Struktur Bawah Pekerjaan Struktur Atas
3. Manajemen Proyek Manajemen Waktu Proyek
Manajemen Kualitas Proyek Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek Manajemen Resiko Proyek Manajemen Pengadaan Proyek Manajemen Biaya Proyek Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Proyek Manajemen Lingkungan Proyek
4. Gambar Kerja Gambar Perencanaan Gambar Detail
5. Spesifikasi Teknis Item Pekerjaan Syarat dan Ketentuan
1.4 Sumber Data Penulisan
a. Data Primer Data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan hasil wawancara dari narasumber (pihak-pihak terkait dalam proyek) serta pengetahuan yang didapat dari tugas yang diberikan oleh pembimbing di lokasi KP.
b. Data Sekunder Data dari dokumen-dokumen yang diperoleh dari proyek dan buku referensi terkait yang digunakan.
1.5 Metode Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistem penulisan deskriptif yang menggambarkan dan menguraikan tahapan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan di dalam proyek serta memaparkan penjelasan berdasarkan data yang diperoleh selama proyek berlangsung.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Kerja Praktik proyek pembangunan Apartemen Kemang View adalah sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN Menjabarkan perihal yang berkaitan dengan latar belakang, tujuan penulisan, batasan masalah, sumber data penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan dalam penyusunan laporan kerja praktek
BAB 2 GAMBARAN UMUM PROYEK Mendeskripsikan kondisi berlangsungnya proyek sehingga dalam penyusunan laporan yang mana meliputi latar belakang, tujuan, lokasi, data, lingkup umum pekerjaan, kondisi eksisting dan site layout dari pembangunan Proyek Apartemen Kemang View.
BAB 3 METODE KONSTRUKSI Membahas deskripsi umum pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pengantar metode pekerjaan konstruksi, metode pengaturan organisasi proyek, penggunaan material utama, durasi waktu pelaksanaan pekerjaan, rencana penggunaan alat konstruksi, penjelasan sistem pondasi yang digunakan, dan flowcha rt pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang ada pada pembangunan proyek Apartemen Kemang View. Selain itu dijelaskan pula mengenai BAB 3 METODE KONSTRUKSI Membahas deskripsi umum pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pengantar metode pekerjaan konstruksi, metode pengaturan organisasi proyek, penggunaan material utama, durasi waktu pelaksanaan pekerjaan, rencana penggunaan alat konstruksi, penjelasan sistem pondasi yang digunakan, dan flowcha rt pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang ada pada pembangunan proyek Apartemen Kemang View. Selain itu dijelaskan pula mengenai
BAB 4 MANAJEMEN PROYEK Mengulas manajemen proyek yang berlangsung di dalam proyek pembangunan yang mana meliputi manajemen sumber daya manusia, biaya, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pengadaan, mutu, dan pengawasan pembangunan Proyek Apartemen Kemang View.
BAB 5 PENUTUP Menjabarkan detail penting proyek beserta kritik dan saran yang dibutuhkan untuk kelangsungan studi selanjutnya.
BAB 2 GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1 Latar Belakang Pembangunan Proyek
Proyek pembangunan Apartemen Kemang View di Jalan Raya Pekayon, kota Bekasi menjadi salah satu program pengembangan kota yang mengarah pada hunian bangunan tinggi serta merupakan investasi yang baik bagi kota Bekasi sebagai salah satu kota yang memiliki pertumbuhan yang cukup pesat.
Hunian apartemen terus menjadi daya tarik dalam pertumbuhan kota yang semakin rapat dan ditengah sulitnya menemukan hunian pada lahan cukup luas di daerah perkotaan. Pembangunan Apartemen Kemang View bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hunian dikawasan Bekasi sekaligus memiliki tujuan komersial.
Lokasi Apartemen pun tidak sulit dijangkau karena berada tepat di depan tol Jakarta-Cikampek sehingga menjadi lokasi yang banyak diminati para investor dari kemudahan akses. Proyek Apartemen Kemang View mulai dilaksanakan mulai 12 November 2012 dan direncanakan akan selesai pada 27 Juli 2014. dengan luas bangunan sebesar 1,45 Ha. Proyek Pembangunan Apartemen Kemang View dilaksanakan oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP) Divisi IV cabang Jawa Barat yang di pimpin oleh Manajer Proyek Wahyu Triyanto, ST.
Gambar 2.1 Apartemen Kemang View
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
2.2 Deskripsi Umum Proyek
Nama Proyek : Apartemen dan Hotel Kemang View
Bekasi
Lokasi : Jl. Raya Pekayon Jaya. RT/RW 001/004. Kel. Pekayon Jaya-Bekasi Selatan. Kota Bekasi
Pemberi Tugas : PT. Anugrah Duta Mandiri Izin (No. IMB)
: 503/0534/IB/BPPT/XII/2012 Konsultan Struktur
: PT. Adinata Surya Pratama Konsultan M&E
: PT. Adhicipta Prajawidya Konsultan Arsitektur
: X | Y Architects
Konsultan Pengawas : PT. Anugrah Duta Mandiri Konsultan Pelaksana
: PT. Pembangunan Perumahan (PP) Nilai Kontrak
: Rp119.504.224.000,00 ( include PPN) Mata Uang
: Rupiah
Waktu Pelaksanaan : 630 Hari Kalender (21 Bulan) 12 Bulan Pek. Struktur 14 Bulan Pek. Arsitektur ( Overlap 5 Bulan dengan Pek. Struktur)
Dari 12 November 2012 – 27 Juli 2014 Cara Pembayaran
: Monthly Progress Payment Project Manager : Wahyu Triyanto, ST Site Engineering Manager : Astri Oktaviani, ST
Site Administration Manager : Yulia Indriani D, SE Site Operation Manager
: Hendrajat, ST
Tipe Kontrak
: Lump Sum Fixed Price
Retensi : 5% × Rp119.504.224.000,00 =
Rp5.975.212.200,00
2.3 Lingkup Umum Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang terdapat pada Proyek Pembangunan Apartemen Kemang View secara umum meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan yang meliputi: 1. Pekerjaan Persiapan yang meliputi:
b. Penyelidikan tanah dan perbaikan tanah
c. Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana proyek.
2. Pekerjaan Struktur yang meliputi:
a. Pekerjaan Tanah
i. Dewatering Air Tanah
ii. Galian Basement
b. Pekerjaan Struktur Bangunan Bawah
i. Pengerjaan Sub Struktur Semi Basement 1 lantai
ii. Pekerjaan Lantai Kerja
c. Pekerjaan Struktur Bangunan Atas
i. Pengerjaan Lantai Tipikal sampai 22 lantai
ii. Pekerjaan Atap (Mahkota), Lift, dan Tangga
d. Pekerjaan Struktur Kolam Renang
e. Pekerjaan Struktur Pelengkap ( Canopy , Duct House dan Summpit )
f. Pekerjaan Teknik Lingkungan: Pengerjaan Sub Struktur Sewage Treatment Plant (STP), Ground Water Tank (GWT) dan Power House
3. Pekerjaan Arsitektur yang meliputi:
a. pekerjaan dinding
b. pekerjaan dinding pracetak
c. pekerjaan partisi
d. pekerjaan lantai
e. pekerjaan plafond
f. pekerjaan opening pintu dan jendela
g. pekerjaan railing
h. pekerjaan sanitary
i. pekerjaan lain-lain (meja beton pracetak)
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal (M/E) yang meliputi :
a. Pemasangan Air Conditioner (AC)
b. Pemasangan Hydrant dan Sprinkle b. Pemasangan Hydrant dan Sprinkle
d. Pemasangan Alarm Keselamatan
e. Pemasangan Sistem Elektrikal
f. Pemasangan Lift
5. Pekerjaan Landscape
a. Pembuatan Taman
b. Pembuatan Boulevard
2.4 Data Teknis dan Peta Lokasi
Struktur terdiri dari : o Semi Basement
o Ground Floor o Upperground Floor
o Lantai 1, 2, 2A, 3, 3A, 5, 5A, 6, 7, 8, 8A, 9, 10, 11, 12, 12A, 15,
16, 17, 18 o Mahkota Penggunaan :
o Hunian Apartemen o Hotel (dalam Apartemen terdapat area yang dijadikan sebagai
Hotel) o Pertokoan serta Commercial Building lainnya 2 Gross Area : 1,45 Ha = 14.500 m
Kondisi Eksisting Pada tanggal 17 Juni 2013 kondisi eksisting yang terdapat di lokasi
proyek pembangunan meliputi : Fasilitas karyawan seperti site office , kantor pemasaran, kantor
owner , kantor subkontraktor, sistem penyediaan air bersih, dan genset.
Pekerjaan struktur bawah (ba sement) sudah selesai dikerjakan. Pekerjaan struktur atas dilakukan pertahapan. 2 tower crane telah selesai dipasang dan beroperasi dengan baik.
Gambar 2.2 Peta Lokasi Sumber: Google Map , 2013
BAB 3 METODE KONSTRUKSI
3.1 Deskripsi Umum
Proyek pembangunan Apartemen Kemang View di jalan raya Pekayon, kota Bekasi menjadi salah satu program pengembangan kota yang mengarah pada hunian bangunan tinggi serta merupakan investasi yang baik bagi kota Bekasi sebagai salah satu kota yang memiliki pertumbuhan yang cukup pesat. Apartemen Kemang View merupakan proyek bangunan tipikal. Untuk mengerjakan proyek ini, pihak owner yakni PT. Anugrah Duta Mandiri, menunjuk kontraktor yang memenuhi kriteria.
Setelah dilakukan seleksi oleh owner, maka diperoleh kontraktor terpilih untuk mengerjakan proyek ini. Kontraktor yang menangani ialah PT Pembangunan Perumahan atau yang biasa disebut PT. PP (Persero) Tbk. dengan status sebagai kontraktor struktur atas. Struktur Bawah pondasi telah dikerjakan sebelum pelelangan oleh pihak owner dengan kontraktor lainnya. Setelah PT. PP (Persero) Tbk. terpilih, maka selanjutnya dilakukan rapat koordinasi dengan pihak owner . Rapat ini secara umum membahas mengenai detail pekerjaan teknis dan aspek manajemen proyek antara owner dengan PT. PP (Persero) Tbk. Dengan adanya rapat koordinasi ini, maka:
Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak jelas; Menyatukan persepsi antara kontraktor dengan owner dalam hal
perencanaan pembangunan; Membahas detail aspek manajemen proyek kosntruksi;
Menentukan metode konstruksi yang tepat. Rapat koordinasi antara PT. PP (Persero) Tbk.; dengan pemenang pelelangan lainnya yang mengangani pekerjaan pembangunan STP, Mekanikal dan Elektrikal, serta dengan owner proyek membahas detail alur prosedur kerja yang digunakan selama pekerjaan konstruksi berlangsung sampai dengan proses serah terima kepada owner .
3.1.1 Pengantar Metode Konstruksi Setelah proses serah terima tentunya kontraktor akan memulai pekerjaan dengan menggunakan metode konstruksi yang dinilai paling efisien. Setiap kontraktor memiliki metode konstruksi yang berbeda-beda, bergantung kepada metode dan cara kerja masing-masing perusahaan. Metode yang digunakan untuk suatu pekerjaan konstruksi dapat berbeda dengan metode lainnya. Pada umumnya, kontraktor menerapkan metode konstruksi tergantung kepada mutu pekerjaan yang diinginkan, waktu pekerjaan yang diperbolehkan, biaya yang tersedia, dan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Dengan adanya metode pekerjaan, pihak owner dapat melakukan penilaian terhadap kinerja kontraktor dengan harapan jika hasil pekerjaan sesuai keinginan dan metode kerja yang dilakukan.
Inovasi yang dilakukan PT. PP pada proyek Apartemen Kemang View ini adalah inovasi menggunakan metode pracetak ( precast ). Akhir –akhir ini sering sekali metode pracetak (precast) digunakan pada pekerjaan struktur dalam bidang teknik sipil di Indonesia. Hal ini dilakukan karena semakin besarnya tuntutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang efisien. Metode pracetak (precast) memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dibandingkan metode cor setempat (cast in site). Metode precast sangat cocok untuk diaplikasikan pada jumlah pemakaian elemen yang semakin banyak dengan tipe yang berulang (tipikal).
3.1.2 Metode Pengaturan Organisasi Proyek Dalam hal sumber daya manusia, PT. PP membagi tugas yang tetap dipimpin oleh 1 Project Manager dengan 3 Site Manager , diantaranya: Site Engineering Manager (SEM), Site Administration Manager (SAM), dan Site Operation Manager (SOM). Pada setiap Site Manager memiliki perbedaan dalam tugas dan tanggung jawab namun tetap saling bekerjasama. SEM membawahi bidang-bidang seperti : Perencanaan Teknik & Material, Perencanaan Biaya & Administrasi Kontrak, Quantity Surveyor, Drafter, Logistik, dan Peralatan. SOM atau Site Operation Manager membawahi Genera l Superintendent yang langsung memerintah Superintendent lalu dibawahnya ada Surveyor yang memiliki Assistant Surveyor, lalu terakhir adalah Security . SAM atau Site Administration
Manager membawahi bagian-bagian yaitu : Keuangan, Akuntansi, Umum, SDM, dan Office Boy .
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek Apartemen Kemang View Bekasi
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
3.1.3 Durasi Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Kemang View Apartement akan dikerjakan dalam waktu 630 hari kalender (21 bulan) atau 89 minggu menurut kalender. Periode ini dibagi menjadi dua bagian yaitu 12 bulan untuk pekerjaan struktur sedangkan 14 bulan untuk pekerjaan arsitektur dengan overlap lima bulan. Ketika lima bulan terakhir menuju penyelesaian pekerjaan struktur maka dimulai pekerjaan arsitektur hingga berlangsung selama 14 bulan.
Kontraktor, yaitu PT. PP (Persero) Tbk. tidak menangani untuk pemancangan pondasi. Pemancangan pondasi menjadi tanggung jawab owner. Dalam pelaksanaannya, pemancagan pondasi berjalan paralel dengan pekerjaan awal struktur bawah. Di proyek ini, wilayah kerja terbagi menjadi 4 zona. Pembagian zona pekerjaan dibagi berdasarkan kesiapan lahan yang telah dipancang oleh Pihak Owner .
3.1.4 Rencana Penggunaan Alat Konstruksi Detail mengenai peralatan konstruksi dan material yang digunakan pada proyek ini akan dijelaskan selanjutnya pada bagian tersendiri, tetapi pada sub-bab ini dijelaskan terlebih dahulu, sebagai pengantar saja. Jenis-jenis alat yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Tower Crane Gantry Crane Excavator Concrete Pump Concrete Mixer Dump Truck Bucket Lift barang Peralatan Survey (t heodolit, waterpa ss, total station , dan lainnya ) Peralatan lainnya yang terkait.
Tower Crane nantinya akan diletakan di kedua titik yang berbeda yaitu di sebelah utara proyek dan di bagian selatan. Tower Crane di bagian selatan diletakkan tepat di sebelah utara dari Tower Apartemen bagian C dengan tujuan agar penggunaan Tower Crane maksimal di semua titik yang dijangkau.
Gambar 3.2 Penggunaan Excavator dan Dump Truck
Sumber: Dokumentasi PT.PP (Persero) Tbk., 2013
Dengan meletakkan Dump Truck di wilayah sudut swing bucket dari Excavator
kisaran 45 o - 90 bisa mengurangi cycle time dari Excavator hingga waktu yg digunakan untuk memuat hasil galian ke dalam Dump Truck menjadi lebih cepat.
Jalur yang dilalui Dump Truck juga diperhatikan agar menghasilkan produk galian yang optimal. Dari arah Dump Truck datang, lalu parkir dan kembali pergi untuk membuang hasil tanah galian ke disposal area .
Gambar 3.3 Jalur Datang dan Pergi Dump Truck untuk hasil galian yang optimal
Sumber: Dokumentasi PT.PP (Persero) Tbk., 2013
3.2 Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan pada proyek pembangunan Apartemen Kemang View di jalan raya Pekayon, kota Bekasi ini merupakan tahap pekerjaan paling awal dalam rangkaian proyek konstruksi. Pada pembahaan laporan ini, pekerjaan pendahuluan telah salesai dikerjakan saat dimulainya masa studi kerja praktek sehingga sumber data yang kami peroleh berasal dari pihak-pihak terkait pekerjaan tersebut dengan menggunakan metode wawancara. Pekerjaan pendahuluan meliputi: survai lokasi, penyelidikan tanah dan perbaikan tanah, pengadaan fasilitas sarana dan prasarana proyek.
3.2.1 Survai Lokasi Pekerjaan survai lokasi proyek merupakan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk melakukan penentuan teknis mengenai:
Perhitungan luasan lahan suatu proyek secara menyeluruh; Marking titik-titik tempat rencana pembangunan suatu konstruksi;
Menentukan elevasi muka tanah suatu proyek relatif terhadap elevasi jalan raya terdekat;
Zoning pekerjaan; Lokasi bangunan relatif terhadap koordinat lokal dan koordinat global; Faktor teknis lainnya yang berhubungan dengan kegiatan surveying .
Kegiatan survai biasa dilakukan setelah kegiatan pembersihan lahan atau biasa disebut land clearing . Kegiatan I ni umum dilakukan pada suatu proyek karena umumnya lokasi awal lahan suatu proyek biasa ditumbuhi tanaman ataupun sisa dari bangunan yang pernah berdiri sebelumnya.
Pada proyek Apartemen Kemang View ini, dilakukan pekerjaan land clearing secara menyeluruh. Lahan yang digunakan proyek ini pada sebelumnya sebagian adalah perumahan tua dan sebagian adalah lahan kosong bekas taman sehingga hanya ditumbuhi oleh tanaman-tanaman kecil dan beberapa pepohonan. Pengupasan lapisan tanah humus juga perlu sedikit dilakukan pada proyek ini karena tanah di lokasi ini cukup lama ditinggalkan sehingga ditumbuhi oleh tanaman namun pengupasan dilakukan dengan metode manual karena tanah masih relatif baik untuk proyek seperti tanah-tanah pada lokasi proyek di kota-kota pada umumnya.
Pekerjaan survai yang cukup penting adalah zoning pekerjaan. Pada tahap ini, zoning pekerjaan dibagi berdasarkan kesiapan lahan yang telah dipancang oleh Pihak Owner . Adapun Pembagian zona dibagi menjadi 4 bagian, yaitu
Pekerjaan survai lokasi dilakukan setelah gambar desain rencana awal proyek telah dikeluarkan. Dari gambar inilah, para surveyor akan melakukan kegiatan ma rking lokasi proyek berdasarkan gambar rencana proyek. Peran surveyor sangat penting pada hal ini. Surveyor harus memastikan lokasi pekerjaan proyek sesuai dengan lokasi gambar kerja yang sudah disetujui pihak owner .
Zona 1 Tower
A & Podium
Zona 2 Tower B Zona 3 Podium Zona 4 Tower C
Gambar 3.4 Zoning Pekerjaan
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Peralatan konstruksi yang umumnya digunakan pada fase pekerjaan ini adalah: theodolit, total station, leveling, rambu, waterpass, dan peralatan survai lainnya. Pekerjaan survai biasanya melibatkan sistem koordinat lokal dan global. Sistem koordinat ini dimaksudkan untuk membantu tim surveyor dalam melaksanakan pekerjaannya. Biasanya sistem koordinat lokal diberikan dari pemerintah daerah setempat dengan dikeluarkannya denah situasi koordinat jalan raya yang dekat dengan lokasi proyek tersebut. Dengan keluarnya denah situasi ini, pihak surveyor dapat melakukan kalkulasi terhadap koordinat lokasi proyek dan memenuhi syarat administrasi yang diterapkan berupa: Garis Sepadan Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), dan Garis Sepadan Jalan (GSJ).
3.2.2 Penyelidikan Tanah dan Perbaikan Tanah Penyelidikan tanah merupakan tahapan awal dan paling penting dalam sebuah proyek konstruksi, terutama proyek konstruksi yang memiliki berat struktur tinggi. Setidaknya, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan 3.2.2 Penyelidikan Tanah dan Perbaikan Tanah Penyelidikan tanah merupakan tahapan awal dan paling penting dalam sebuah proyek konstruksi, terutama proyek konstruksi yang memiliki berat struktur tinggi. Setidaknya, terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan
Untuk mengetahui urutan, ketebalan lapisan tanah suatu lokasi, dan terutama daya dukung tanah;
Memperoleh contoh tanah yang dianggap dapat mewakili kondisi tanah lapangan. Contoh tanah ini kemudian diuji oleh sejumlah pengujian
laboratorium yang sesuai; Mengetahui kedalaman lapisan tanah keras yang nantinya berperan
dalam penentuan dimensi dan jenis dari pondasi yang digunakan;
Mempelajari perilaku tanah di lokasi proyek dengan melakukan pengujian lapangan;
Penyelidikan tanah juga berfungsi untuk mempelajari kemungkinan terjadinya masalah yang berkaitan dengan kondisi tanah di lokasi
tersebut.
Penyelidikan tanah pada proyek Apartemen Kemang View yang kami dapat juga merupakan data hasil wawancara dan tidak melalui penyelidikan langsung dikarenakan pekerjaan struktur bawah dari bangunan sudah selesai dikerjakan oleh owner . Pengujian yang umum dilakukan adalah uji sondir dan uji Bor dalam. Pengujian tersebut akan memperoleh sampel tanah baik disturbed maupun undisturbed guna penyelidikan tanah lanjutan melalui test laboratorium diantaranya Triaxial Test untuk mengetahui sudut geser tanah dan nilai kohesi tanah sehingga dapat mengetahui karakteristik tanah dan pola keruntuhannya. Uji Laboratorium lainnya yakni Uji Konsolidasi untuk mendapatkan nilai koefisien konsolidasi yang nantinya nilai koefisien tersebut dapat digunakan untuk mengetahui besar penurunan bangunan atau konsolidasi yang dapat diartikan sebagai peristiwa penyusutan volume secara perlahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori dari tanah akibat dibebani oleh struktur bangunan. Besar penurunan ini perlu ditentukan guna mengantisipasi masalah penurunan pondasi akibat beban struktur yang besar terutama pada tanah yang ditimbun.
Pengujian sondir bertujuan untuk mengetahui tahanan friksi dari tanah dan tahanan ujung dari tanah. Dengan pengujian sondir ini, dapat diketahui kedalaman tanah keras yang merupakan tempat bertumpunya pondasi. Hasil dari
pengujian sondir menunjukan jika penetrasi konus berhenti pada nilai q c ( cone
resistance 2 ) = 150 kg/cm dan nilai q t ( total resista nce ) = 250 kg/cm berarti telah mencapai tanah keras sehingga selanjutnya dapat ditentukan Fs untuk menentukan Hambatan Pelekat (HP) dan Jumlah Hambatan Pelekat (JHP) serta persen
Friction Resistance (FR). Nilai-nilai tersebut digunakan untuk memperoleh klasifikasi tanah Untuk nilai sondir di titik lainnya, dalam percobaan ada kemungkinan perbedaan nilai q c dan q t akibat karakteristik alamiah tanah yang tidak sama di semua titik. Pengujian sondir terbatas pada kedalaman 20 meter dan pengujian ini “diragukan” jika terdapat lensa (lapisan tanah keras semu) karena penetrasi konus bisa saja membaca lensa tersebut sebagai tanah keras. Untuk itulah dilakukan pengujian perbandingan lainnya, yaitu pengujian bor dalam ( Standard Penetration Test / SPT ). Pengujian bor dalam sendiri bertujuan untuk mengambil sampel tanah tak terganggu ( undisturbed sample ) dan mengetahui kedalaman tanah keras dengan nilai pukulan per 15 cm penurunan (N SPT ). Pengujian bor dalam mampu menembus lensa dan kedalamannya bisa mencapai 50 meter lebih, sehingga kondisi tanah dapat tergambarkan lebih dalam di sini.
Hasil pengujian sondir dan bor dalam ini kemudian digunakan tim konsultan struktur untuk dapat merencanakan beban struktur yang mampu ditahan tanah dan jenis pondasi yang cocok digunakan pada bangunan ini. Selain itu hasil ini juga digunakan untuk menentukan spesifikasi dari detail pondasi yang akan digunakan. Contohnya saja: jika hasil sondir berhenti pada kedalaman 13 meter, maka rencana panjang tiang pancang / tiang bor yang digunakan juga akan berkisar di nilai 13 m atau lebih.
Hal lain yang juga dapat dihasilkan dari pengujian ini, baik sondir maupun bor dalam, yakni dapat mengetahui elevasi muka air tanah ( ground water level). Pada proyek Apartemen Kemang View ini, elevasi muka air tanah ( ground water level) ditemukan pada kedalaman 2 meter dari permukaan. Data ini diperoleh pada bulan Juli 2013 ketika musim kemarau.
3.2.3 Pelaksanaan Fasilitas Sarana dan Prasarana Proyek Secara umum, fasilitas proyek merupakan sarana penunjang yang dibangun sementara untuk pihak-pihak terkait untuk memperlancar pekerjaan konstruksi. Tata letak lapangan merupakan hal penting dalam perencanaan lapangan pada suatu proyek konstruksi. Tujuan perencanaan lapangan adalah untuk menempatkan fasilitas-fasilitas penunjang proyek seperti gudang, direksi keet , dan barak pekerja pada lokasi yang tepat; sehingga penempatan tersebut dapat optimal dalam arti jarak tempuh antara fasilitas yang satu dengan fasilitas lainnya dapat diminimalisasikan.
Fasilitas Sarana dan Prasarana meliputi : - Kantor Pemasaran - Pintu Masuk Proyek - Pos Security - Parkir Kendaraan Proyek
- Tower Crane - Los Pracetak - Pagar Proyek - Los Besi dan Penyimpanan Besi - Kontraktor Keet - Toilet - Gudang Tertutup - Los Logistik - Alimax - Penyimpanan Solar - Los Kerja Kayu - Jalan Akses - Toilet Pekerja
Gambar 3.5 Fasilitas S ite Management pada Semi Basement
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Gambar 3.6 Tampak Depan Direksi Keet
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Gambar 3.7 Ruang Rapat
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Gambar 3.8 Areal Kantor
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Gambar 3.9 Areal Direksi Keet Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
3.3 Pekerjaan Struktur Bawah
Dalam pekerjaan Struktur bawah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil tulisan yang kami buat sepenuhnya berdasarkan survai/wawancara kami tanpa melihat langsung proses pengerjaan dikarenakan kegiatan kerja praktek dimulai ketika pekerjaan struktur bawah telah selesai di kerjakan.
Proyek pembangunan Apartemen Kemang View di jalan raya Pekayon, kota Bekasi ini menggunakan sistem pondasi yang terdiri dari Pile Cap, Tie Beam dan tiang pancang yang menggunakan alat pancang Hydraulic Jack. Penggunaan tiang pancang dikarenakan daya dukung tanah yang cukup tinggi dan kedalaman tanah keras yang relatif dangkal. Alat pancang Hydraulic Jack digunakan dikarenakan lokasi proyek sangat dekat dengan pemukiman warga sehingga menyebabkan kebisingan bila menggunakan alat pancang biasa .
3.3.1 Pekerjaan Pemancangan Berikut data mengenai jumlah tiang pancang yang diperoleh dari PT. PP (Persero) Tbk.:
Pile Cap Type PC1 (TP 300×300, L = 23m) ada 46 tiang Pile Cap Type PC2 (TP 300×300, L = 23m) ada 196 tiang Pile Cap Type PC3 (TP 350×350, L = 23m) ada 36 tiang Pile Cap Type PC3A (TP 400×400, L = 23m) ada 6 tiang Pile Cap Type PC4A (TP 400×400, L = 23m) ada 56 tiang Pile Cap Type PC4B (TP 400×400, L = 23m) ada 459 tiang + (TP
350×350, L=23m) ada 153 tiang Pile Cap Type PC5A (TP 400×400, L = 23m) ada 195 tiang
Pile Cap Type PC6A (TP 400×400, L = 23m) ada 54 tiang Pile untuk STP + GWT (TP 350×350, L = 23m) ada 20 tiang Pile Cap Type PL8 (TP 350×350, L = 23m) ada 8 tiang Pile Cap Type PL9 (TP 350×350, L = 23m) ada 12 tiang + (TP 400×400,
L=23m) ada 6 tiang Pile Cap Type PL9A (TP 350×350, L = 23m) ada 6 tiang + (TP 400×400,
L=23m) ada 3 tiang Pile Cap Type PL10 (TP 350×350, L = 23m) ada 5 tiang + (TP 400×400,
L=23m) ada 5 tiang
Paling tidak terdapat 1278 titik tiang pancang yang masing-masing titik dikelompokkan menjadi kelompok tiang dalam denah pemancangan pada Gambar
3.10 berikut.
Gambar 3.10 Denah Tiang Pancang
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
Urutan pekerjaan pemancangan yaitu - Survai letak koordinat tiang pancang; - Pembuatan denah tiang pancang; - Penentuan titik pancang di lapangan dengan pemberian tanda; - Pemancangan tiang berdasarkan urutan.
Hal-hal yang perlu diingat dalam pekerjaan tiang pancang antara lain: - Pengerjaan pemancangan sesuai Zona yang telah ditentukan supaya tidak terjadi kesulitan saat memancang bagian tengah. Urutan pemancangan dimulai dari Zona 1, Zona 2, Zona 3, dan Zona 4.
Gambar 3.11 Zona Pemancangan Tiang
Sumber: PT. PP (Persero) Tbk., 2013
- Penentuan titik dilapangan umumnya menggunakan tali tipis yang dipaku dua arah menjadi potongan persegi supaya letak tiang lebih presisi.
- Panjang tiang 23m di bagi menjadi dua tiang yang dilas, 12m + 11m. - Alat yang digunakan berupa Mobile Crane dan Hydraulic Jack.
3.3.2 Metode Pemancangan Metode pemancangan dapat di jabarkan dalam langkah-langkah berikut ini:
a. Pertama, tiang pancang bagian bawah (bottom)
11 m yang telah diangkut oleh Mobile Crane menuju dekat titik pemancangan tiang, dipasang pelindung pada kepala tiangnya karena di bagian itulah akan ditekan oleh alat Hydraulic Jack . Tiang diangkat kembali pada bagian titik pengangkatannya yaitu pada posisi 0.2 sekaligus ditegakkan. Jarak 0,2 adalah jarak ideal untuk titik pengangkatan tiang untuk mengantisipasi tiang 11 m yang telah diangkut oleh Mobile Crane menuju dekat titik pemancangan tiang, dipasang pelindung pada kepala tiangnya karena di bagian itulah akan ditekan oleh alat Hydraulic Jack . Tiang diangkat kembali pada bagian titik pengangkatannya yaitu pada posisi 0.2 sekaligus ditegakkan. Jarak 0,2 adalah jarak ideal untuk titik pengangkatan tiang untuk mengantisipasi tiang
b. Kemudian, tiang diangkut menuju titik pemancangan yang ditandai oleh paku bertali. Posisi tiang pancang dipastikan tidak berdekatan dengan tiang pancang di sebelahnya. Foremen (pekerja) menggunakan besi dengan panjang 1 meter untuk mengukur jarak tiang yang akan dipancang terhadap tiang di kanan-kiri dan depan-belakangnya. Sebelum memancang, foremen menyiapkan dirinya untuk menghitung jumlah tekanan alat Hydraulic Jack terhadap tiang pancang dengan menggunakan counter , dan hasil pengamatannya dicatat dalam laporan harian pemancangan. Mulailah alat Hydraulic Jack memancang tiang bagian bawah (bottom) 11 m tersebut.
c. Setelah pelindung kepala tiang mencapai tanah, alat Hydraulic Jack menghentikan pemancangan tiang, kemudian bergerak menjauhi lokasi titik pemancangan tiang, menuju ke lokasi tiang bagian atas ( top)
12 m berada. Sementara itu, foremen membersihkan daerah penyambungan tiang pancang dari tanah yang akan menutupi posisi penempatan pelat logam sambungan tiang.
d. Pelindung tiang dipasang pada kepala tiang bagian atas ( top)
12 m. Alat Hydraulic Jack mengangkat tiang bagian atas ( top)
12 m di titik 0,2 dari panjang tiang dan mengangkutnya ke titik pemancangan tiang bagian bawah ( bottom)
11 m untuk disambung kemudian dipancang. Tiang bagian atas ( top)
12 m ditegakkan dan ditempatkan tepat di atas tiang bagian bawah ( bottom)
11 m. Lempengan pelat logam dipasang pada daerah persambungan tiang dan dimulailah Metode JHS System penyambungan tiang dengan sambungan las. Setelah pelat tertempel, sekeliling 4 sisi tiang pancang dilas. Foremen menyalakan mesin diesel yang merupakan bahan bakar pengelasan. Tak lupa welder (tukang las) menggunakan alat pengaman diri berupa topeng pelindung mata dan wajah dari api pengelasan. Setelah dilas, 4 sisi persambungan tiang pancang dicat dengan cat menie yang terbuat dari sinkromat agar sambungan las lebih kuat. Setelah pengelasan usai, mesin diesel dimatikan.
e. Alat Hydraulic Jack memancang tiang bagian atas ( top)
12 m dan jumlah tekanan tiap penurunannya pun tak lupa dicatat oleh foremen menggunakan counter . Setelah pelindung kepala tiang mencapai tanah, foremen lainnya bersiap-siap untuk melakukan tes kalendering. Foremen menempelkan kertas millimeter block pada kepala alat Hydra ulic Jack . Foremen juga menyiapkan pensil dan tatakan papan. Hal yang dicatat dalam tes kalendering adalah penurunan posisi tiang pancang per tekanan tertentu ( blow ). Jika nilai kalendering
1 cm ( final set ), berarti tiang pancang telah mencapai kedalaman tanah keras. Jika nilai kalendering masih lebih dari 1 cm, berarti tiang pancang belum mencapai tanah keras. Imbasnya, tiang
akan terus dipancang ( redriving ) hingga final set . - Dalam eksekusi pemancangan, terdapat tiga kemungkinan, yaitu: - Tiang sudah mencapai final set - Belum final set - Tiang amblas
f. Peluang pertama menandakan pemancangan berjalan lancar tanpa kendala. Sedangkan peluang kedua, belum final set , diperlukan alat bantu pemancangan hingga tiang pancang mencapai kedalaman tanah keras. Alat bantu tersebut bernama dolly, yang terbuat dari baja, ditempatkan di kepala tiang. Pada peluang ketiga,tiang amblas, juga diperlukan alat bantu pemancangan, tetapi berbeda dengan peluang kedua di atas. Alat bantu tersebut adalah socket . Terbuat dari baja, hanya, socket tertanam dalam tanah, dan diperlukan tiang tambahan yaitu tiang top 12 m, agar pemancangan tiang sampai pada tanah keras. Jika tambahan panjang 12 m tiang top terlalu panjang untuk mencapai kedalaman tanah keras, kelebihan panjang tiang pancang tersebut akan dibobok dengan tenaga manusia. Setelah tes kalendering, alat Hydraulic Jack berhenti memancang tiang. Selesailah proses pemancangan tiang di satu titik. Hydraulic Jack melanjutkan pemancangan di titik selanjutnya. Foremen menandai posisi tiang pancang tersebut agar bisa diawasi kepresisian posisi tiang pancang terhadap koordinat yang terdapat pada gambar kerja.
3.3.3 Pengujian Tiang Pancang Berdasarkan peraturan pemerintah daerah DKI Jakarta, tepatnya Peraturan Kepala Dinas Penataan dan Pengawasan (P2B) Nomor 50 Tahun 2007, untuk sebuah sistem pondasi tiang pancang ataupun tiang bor perlu dilakukan uji pembebanan aksial tarik, aksial tekan, dan uji beban lateral. Pengujian ini biasa disebut dengan sebutan loading test . Besarnya beban untuk diujikan ini sebesar 200 % dari beban rencana dan jumlah tiang yang diuji untuk tes ini berbeda antara tiang bor dengan tiang pancang. Untuk tiang bor, setiap 75 tiang bor wajib diuji 1 tiang dalam ukuran yang sama. Untuk tiang pancang, setiap 100 tiang wajib diuji
1 tiang dalam ukuran yang sama. Pengujian loading test model tes aksial tarik dan tes aksial tekan untuk tiang pancang dinyatakan berhasil jika pergeseran yang terjadi dibawah 10 mm untuk 100 % dari beban rencana dan 25 mm untuk 200% beban rencana. Untuk pengujian lateral, lendutan maksimum akibat pembebanan yang diizinkan adalah sebesar 1,27 cm. Adapun lokasi untuk melakukan pengujian tiang ini adalah di titik di lapangan yang “dicurigai” memiliki daya
dukung paling buruk. Selain dilakukan tiga jenis pengujian loading test , juga ada pengujian perbandingan hasil loading test dengan menggunakan pengujian PDA ( pile driving analyzer ) dan PIT ( pile integrated test ). Tes PDA merupakan jenis tes dinamik dari tiang pancang dan bersifat sebagai pembanding saja karena bagaimanapun juga uji pembebanan yang bersifat statik masih memberikan hasil yang lebih akurat. Hasil dari tes PDA ini menyatakan jika tiang pancang memiliki
daya dukung sesuai rencana, tetapi pihak owner merasa “ragu”, sehingga dilakukan pemancangan tiang pancang ulang ( redriving ) untuk wilayah wing A. Tentu saja pemancangan ini memakan waktu tambahan mengingat jumlah tiang pancang sampai ribuan unit.
Setelah loading test yang terdiri dari pengujian aksial tekan, aksial tarik, dan gaya lateral dan pengujian pembanding PDA, maka terdapat satu pengujian tiang pancang lagi yang biasa dilaksanakan disebuah proyek-proyek besar. Pengujian tiang ini dinamakan PIT ( pile integrity test ) atau disebut juga sebagai uji integritas tiang. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kekokohan bahan tiang dalam menyalurkan beban yang kelak akan diterima tiang dan uji ini juga menguji Setelah loading test yang terdiri dari pengujian aksial tekan, aksial tarik, dan gaya lateral dan pengujian pembanding PDA, maka terdapat satu pengujian tiang pancang lagi yang biasa dilaksanakan disebuah proyek-proyek besar. Pengujian tiang ini dinamakan PIT ( pile integrity test ) atau disebut juga sebagai uji integritas tiang. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kekokohan bahan tiang dalam menyalurkan beban yang kelak akan diterima tiang dan uji ini juga menguji
3.3.4 Pekerjaan Penggalian Tanah Penggalian tanah dilakukan setelah tiang pancang tertanam dengan baik dan proses penggalian ini diawali oleh tim surveyor yang menentukan kedalaman galian tanah. Proses pekerjaan penggalian tanah ini dilakukan oleh alat berat, yaitu excavator jenis backhoe . Penggalian tanah di daerah ini tidak seperti menggali tanah di lapangan luas, tetapi penggalian ini dibatasi oleh tiang-tiang pancang yang tertanam, sehingga target galian adalah tanah yang terhimpit diantara tiang pancang.
Dalam melakukan galian, operator excavator dibantu oleh satu juru pengarah. Juru pengarah ini bertujuan untuk memberikan tanda kepada operator excavator mengenai gerakan alat dan lokasi yang belum digali dengan sempurna. Juru pengarah diperlukan karena sudut pandang operator excavator terbatas, sehingga dalam menjalankan alatnya bergantung kepada arahan dari juru pengarah yang telah memiliki kode-kode khusus kepada operator. Proses penggalian tanah ini adalah penentu awal keberhasilan untuk pekerjaan yang mengandalkan kemiringan tanah saat pengecoran Pile Cap dan Tie Beam . Tanah yang sudah digali ini kemudian dikumpulkan di satu titik untuk selanjutnya diangkut oleh dump truck ke lokasi pembuangan.
3.3.5 Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam dapat dijabarkan dalam langkah- langkah berikut ini:
a. Pekerjaan Persiapan:
Penentuan lokasi pile cap menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan shop dra wing .
Pemasangan pile cap .
b. Bobokan kepala pancang. Proses bobokan kepala pancang menggunakan tenaga kerja.
Pembobokan disini berarti adalah penghancuran tiang pancang secara manual dengan menggunakan pasak baja dan palu pemukul. Tiang pancang dibobok agar strand didalam tiangnya bisa didapatkan untuk ikatan selanjutnya ke tie beam dan pile cap . Pekerjaan pembobokan memang dilakukan dengan manual dan tidak menggunakan alat karena biaya dalam menyewa alat pembobok tiang cenderung labih mahal sehingga tenaga manusia masih dianggap lebih ekonomis.
Kedalaman bobokan tiang pancang sudah ditentukan oleh tim surveyor sebelumnya dan diberikan tanda batas pembobokan tiang pancang,
sehingga hasil pembobokan rapih dan tinggi strand yang didapatkan sesuai dengan spesifikasi teknis, yakni sekitar 50 cm. Hasil dari pembobokan tiang pancang berupa beton yang sudah pecah tidak beraturan dan umumnya tidak dibuang dengan percuma, tetapi hasil bobokan ini digunakan untuk lapisan perkuatan akses jalan didalam proyek.
c. Pembengkokan tulangan pancang. Setelah beton dibersihkan dan kemudian bengkokan tulangan sesuai dengan gambar yang disetujui.
d. Perataan pasir setebal 10 cm. Pasir digunakan sebagai dasar untuk lantai kerja agar permukaan menjadi datar.
e. Pembuatan lantai kerja dengan tebal 5 cm. Lantai kerja dibuat untuk memfasilitasi pelaksanaan pekerjaan pile cap .
Sebelum dilakukan pengecoran, lapisan tanah diberikan semacam terpal plastik lebar untuk alas pengecoran. Plastik ini bertujuan untuk mencegah
rembesan air ditanah yang naik ke permukaan saat pengecoran beton lantai kerja karena beton yang belum mencapai kondisi setting tidak boleh bertemu air ataupun material tanah yang dapat merubah kadar air beton.
Setelah diberikan lapisan plastik, maka selanjutnya dilakukan pembesian lantai kerja.
Pengecoran lantai kerja, perataan dengan alat manual yang terbuat dari kayu. batas tinggi lantai kerja harus sama dengan batas pembobokan
tiang pancang.
f. Pasang bata sebagai bekisting. Pasangan bata ditempatkan di sekitar pile cap .
g. Memasang tulangan pile cap, tie beam , dan kolom. Pemasangan dilakukan sesuai dengan gambar rencana.
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pembesian ini dilakukan berdasarkan SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung yang mengatur antara lain: - tipe baja tulangan yang digunakan - material baja dan kekuatannya - perencanaan struktur - kriteria tebal selimut beton, panjang penyaluran, dan panjang
sambungan. Di samping SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, pekerjaan di lapangan juga mengacu pada dokumen-dokumen proyek seperti Bar Bending Schedule dan gambar kerja dari kontraktor. Bar Bending Schedule (BBS) adalah dokumen yang menjelaskan tipe- tipe tekukan dan panjang potongan besi yang akan digunakan dalam pekerjaan. BBS ini berfungsi untuk memudahkan pekerja dalam melakukan penekukkan dan pemotongan besi sekaligus sebagai upaya untuk menggunakan stok besi seefisien mungkin.
3.3.6 Pekerjaan Pengecoran Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pekerjaan pengecoran berlangsung adalah
Harus mampu menghindari terjadinya penurunan plastis ( plastic settlement ) yang rentan muncul di permukaan konstruksi beton berskala
besar.
Harus mampu menghindari terjadinya keretakan beton di usia awal akibat perbedaan suhu yang ekstrim di dalam konstruksi beton ( early age thermal cracking ). Hal ini dapat dihindari dengan perencanaan yang tepat
terhadap tulangan, material dan mix design, urutan pengecoran, dan usaha-usaha penjagaan suhu.
Harus ada kepastian untuk mendapat pasokan beton yang kontinu serta adanya kesesuaian antara kecepatan pengiriman beton, penuangan, pemadatan, dan finishing.