Faktor faktor yang Mempengaruhi Keberhas

Laporan
Faktor-faktor yan
an P
Program
ang Mempengaruhi Keberhasilan
Kependu
cana
dudukan dan Keluarga Berencana
di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

oleh
Tim Peneliti :
a
Ketua
Anggo
gota

.A
: Drs. Nasrullah Jakfar, M.A
: Rosnidarwati, S.Ag.,M.A

Ira Damayanti, ST

KERJASAMA ANTARA
SI A
ACEH DENGAN KOALISI KEPEN
EPENDUDUKAN
BKKBN PROVINSI
BANDA ACEH, 2013

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Selawat dan salam kami sanjungkan ke pangkuan
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia ke alam
yang beriman, bertaqwa, dan berilmu pengetahuan.
Atas ridho Allah SWT Laporan Penelitian tentang “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana
di Perusahaan Daerah Perkotaan” ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya
dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar

pembuatan laporan penelitian ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada BKKBN Provinsi, Koalisi Kependudukan, Klinik KB
PT. Arun, Klinik KB PTPN I Langsa, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
KB Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Langsa, serta semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan laporan penelitian ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebarlebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki laporan penelitian ini.
Akhirnya tim peneliti mengharapkan semoga dari Laporan Penelitian
tentang

“Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Keberhasilan


Program

Kependudukan dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan” ini
dapat dijadikan masukan untuk peningkatan program KB dimasa mendatang.

Banda Aceh, 30 November 2013
Ketua Tim Peneliti,

Drs. Nasrullah Jakfar, M.A

Koalisi Kependudukan | i

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………

i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..

ii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah .……………………………………………………

3

1.3 Tujuan Penelitian .……………………………………………………..

3

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..……………………………………………

3


1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 3
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara Langsa …………….

5

2.2 Profil Perusahaan PT. Arun ……………………………………………. 6
BAB III

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………….

10

3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………………………..


10

3.3 Waktu Penelitian ………………………………………………………..

10

3.4 Populasi dan Sampel ………………………………………………….

10

3.4.1 Populasi …………………………………………………………..

10

3.4.2 Sampel ……………………………………………………………

11

3.5 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….


11

3.5.1 Data Primer ……………………………………………………….

11

3.5.2 Data Sekunder ……………………………………………………

11

3.6 Pengolahan Data ………………………………………………………

11

3.7 Penyajian Data ………………………………………………………….

12

3.8 Analisis Data ……………………………………………………………


12

ANALISA PENELITIAN
4.1 Analisa Penelitian di PT. Perkebunan Nusantara Langsa …………

13

4.1.1 Analisa Karyawan PT. Perkebunan Nusantara Langsa ……

13

4.1.2 Analisa Tenaga Pelayanan Medis (Provider)
di Klinik KB PT. Perkebunan Nusantara Langsa …………..

25

Koalisi Kependudukan | ii

Laporan Penelitian

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

4.2 Analisis SKPD KB Kota Langsa …………………………………….

26

4.3 Analisa Penelitian di PT. Arun (Lhokseumawe) ……………………

27

4.3.1 Analisa Karyawan PT. Arun (Lhokseumawe) ………………..

27

4.3.2 Analisa Tenaga Pelayanan Medis (Provider) di

BAB V

Klinik KB PT. Arun (Lhokseumawe) …………………………..


37

4.4 Analisis SKPD KB Kota Lhokseumawe …………………………….

38

PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………….

39

5.2 Saran ……………………………………………………………………

39

5.3 Rekomendasi …………………………………………………………..

40


DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..

41

LAMPIRAN

Koalisi Kependudukan | iii

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), Keluarga Berencana (KB) ini
adalah: “Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan
membatasi kelahiran.” Menurut Undang-Undang No. 52 Tahun 2009, KB diartikan
sebagai upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa
dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran
seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga
yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir
1970′ an.
Adapun landasan hukum di Indonesia yang terkait dengan KB adalah sebagai
berikut :
a. Tap MPR No.IV/1999 tentang GBHN
b. Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
c. Undang-undang No 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
d. Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
e. Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
f.

Keputusan Presiden No. 09 tahun 2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen

g. Peraturan Presiden No.7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJM) 2004-2009
h. Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/ Kepala BKKBN
No.10/HK.010/B5/2001 tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKKBN
Pusat

Koalisi Kependudukan | 1

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

i.

Surat Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/ Kepala BKKBN
No.74/HK.010/B5/2001 tahun 2001 tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi dan
Kabupaten/Kota

j.

Keputusan Kepala BKKBN No. 159/HK-010/B5/2006 tentang Organisasi dan Tata
Kerja BKKBN Provinsi Irian Jaya Barat

k. Keputusan Kepala BKKBN No. 182/HK-010/B5/2005 Organisasi dan Tata Kerja
BKKBN Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Sulawesi Barat
Program keluarga berencana bertujuan untuk membangun manusia Indonesia
sebagai objek dan subyek pembangunan melalui peningkatan kesejahteraan ibu, anak,
dan keluarga. Disamping itu pelaksanaan program KB juga diarahkan untuk mengatur
tingkat kelahiran atas dasar kesadaran dan tanggung jawab seluruh masyarakat
dengan cara pemakaian metode kontrasepsi. Dengan demikian program KB
merupakan cermin dari upaya menurunkan agar kelahiran (TFR) dan sekaligus
membangun keluarga sejahtera.
Melalui pendekatan kemasyarakatan tersebut telah berhasil dibentuk dan
dikembangkan kelompok-kelompok peserta KB di kalangan masyarakat yang sekaligus
merupakan upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program
KB. Dengan makin diterimanya KB sebagai kebutuhan dalam tatanan kehidupan
bangsa Indonesia dan dengan telah meningkatnya peran serta masyarakat maka mulai
dirintis kemandirian dalam pelaksanaan program.
Untuk

mencapai

tujuan

program

KB

yang

juga

merupakan

kegiatan

pembangunan di bidang sumber daya manusia diperlukan berbagai sasaran kebijakan
di bidang Keluarga Berencana. Hingga kini pemerintah telah melakukan beragam
upaya seperti advokasi dan KIE, pelembagaan KB di masyarakat, pendidikan
kependudukan dan KB, pendidikan dan pelatihan petugas pengelolaan program,
pelayanan kontrasepsi, pengadaan sarana prasarana dan pemantauan hasil kegiatan.
Selain pemerintah, pihak swasta juga turut mensukseskan program KB ini.
Terutama perusahaan-perusahaan di perkotaan, yang segmennya jelas berbeda
dengan masyarakat umum biasa karna diperuntukkan khusus bagi karyawan/
karyawati perusahaan tersebut. Peran perusahaan untuk kesuksesan KB sangat
penting, tidak saja bagi program pemerintah tapi juga bagi perusahaan itu sendiri.
Selain untuk kesejahteraan karyawannya, juga untuk mengurangi beban perusahaan
itu sendiri.
Koalisi Kependudukan | 2

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program kependudukan
dan keluarga berencana di perusahaan daerah perkotaan ?
b. Bagaimana

pemahaman

dan

penilaian

pihak

perusahaan

dan

karyawan

perusahaan mengenai KB ?
c. Bagaimana penilaian karyawan perusahaan terkait dengan tenaga pelayanan
medis (provider) dan fasilitas KB yang tersedia di klinik perusahaannya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a.

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program kependudukan dan keluarga berencana di perusahaan
daerah perkotaan.

b.

Untuk mengetahu sejauh mana pemahaman dan penilaian pihak perusahaan dan
karyawan perusahaan mengenai KB.

c.

Untuk mengetahui penilaian karyawan perusahaan terkait dengan tenaga
pelayanan

medis

(provider)

dan

fasilitas

KB

yang

tersedia

di

klinik

perusahaannya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Kegiatan penelitian program kependudukan dan keluarga berencana perusahaan
dan perkotaan di Provinsi Aceh dibatasi oleh tiga aspek yaitu :
a. Input, difokuskan pada kebijakan-kebijakan perusahaan, dan pedoman atau
petunjuk teknis terkait pelayanan KB, Sumber Daya Manusia (SDM) penyelenggara
program KB serta saran dan prasarana pendukung.
b. Proses, didasarkan pada pelaksanaan program kependudukan dan KB bagi
karyawan.
c. Output, difokuskan pada pencapaian peserta KB baru dan peserta KB aktif.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk para pengambil kebijakan khususnya pihak
perusahaan daerah untuk mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan KB.
Koalisi Kependudukan | 3

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Program KB tersebut dapat diaplikasikan kepada karyawan-karyawan demi terciptanya
kesejahteraan karyawan itu sendiri. Dari pihak Pemerintah Daerah dan BKKBN dapat
memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menindaklanjuti penanganan Program
Kependudukan dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan yang lebih
baik di masa mendatang.

Koalisi Kependudukan | 4

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara Langsa
PT. Perkebunan Nusantara – I (Persero) merupakan satu-satunya BUMN
Perkebunan yang berdomisili di Aceh dan telah mengalami beberapa kali Perubahan
sejak proses pengambil alihan kepemilikan dari Perusahaan Swasta Jepang dan
Belanda menjadi PPN Kesatuan Aceh melalui PP No. 142/Tahun 1961. Kemudian
dirubah kembali menjadi PNP-I dengan PP No. 14 tahun 1968. Dengan
memperhatikan tingkat kesehatan maka PNP-I dirubah menjadi PT. Perkebunan-I
(Persero) berdasarkan Akta Notaris No. 1 tanggal 2 Mei 1981. Sebagai upaya untuk
lebih meningkatkan produktivitas dan menghadapi tantangan globalisasi maka
diadakan konsolidasi BUMN Perkebunan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor : 6 tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996, yang dikukuhkan dengan Akta
Pendirian Nomor : 34 tanggal 11 Maret 1996 oleh Notaris Harun Kamil, SH di Jakarta.
Sesuai pasal 2 ayat 1, 2 dan 3 PP Nomor: 6 tahun 1996, PT. Perkebunan Nusantara-I
(Persero) merupakan penggabungan dari beberapa badan usaha perkebunan, yang
terdiri dari :
1. Ex PT. Perkebunan – I (Persero)
2. Ex PT. Cot Girek Baru (Persero) Aceh Utara.
3. Ex PT. Perkebunan – V (Persero) yang berada di wilayah Daerah Istimewa Aceh.
4. Ex PKS Cot Girek PT. Perkebunan – IX (Persero) Aceh Utara.
Adapun strategi dari perusahaan PTPN Langsa adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki Kinerja Perusahaan melalui upaya-upaya pencapaian produksi dan

produktivitas serta efesiensi biaya untuk mendukung likuiditas perusahaan.
2. Melaksanakan komitmen perusahaan “Good Corvorate Governance” yang meliputi

Transparansi, Independensi dan Akuntabilitas.
3. Restrukturisasi Asset Perusahaan
4. Restrukturisasi Hutang Jangka Panjang. Restrukturisasi Sumber Daya Manusia

Maksud dan tujuan perusahaan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar
perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
di sektor pertanian sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip sehat yang berdasarkan kepada :
Koalisi Kependudukan | 5

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

1. Mempertahankan

dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan bagi

pendapatan nasional melalui upaya peningkatan produksi dan pemasaran dari
berbagai jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri
maupun ekspor, sekaligus dalam rangka meningkatkan ekspor non migas.
2. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat

pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada
khususnya.
3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air dan kesuburan

tanah.
Visi perusahaan tersebut adalah mempertahankan eksistensi perusahaan untuk
dapat dikembangkan lebih lanjut dimasa mendatang. Sedangkan misinya adalah
mengoptimalkan

pengelolaan

perusahaan

dibidang

perkebunan

dengan

mengusahakan 2 (dua) budidaya yaitu kelapa sawit dan karet yang secara ekonomis
dapat menghasilkan produk yang memenuhi standar guna meningkatkan kinerja
perusahaan serta ikut berperan aktif mensejahterakan taraf hidup masyarakat disekitar
lingkungan PTP. Nusantara – I (Persero) khususnya dan di Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam umumnya.
Adapun beberapa aktivitas bisnis yang dilakukan di perusahaan PTPN Langsa
adalah:
1. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan,

pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain
yang sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.
2. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengelolaan hasil tanaman sendiri

maupun pihak lain, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
3. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam

hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang
sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
4. Pengembangan usaha bidang perkebunan, Agro Wisata dan Agro Bisnis.

2.2 Profil Perusahaan PT. Arun
Diakui sebagai salah satu yang terbaik di industry LNG dunia, dua dasawarsa
perkembangan LNG Indonesia tidak diragukan lagi telah menorehkan tinta emas
dalam lembaran sejarah perindustian Indonesia.

Koalisi Kependudukan | 6

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Pada tahun 1977 Indonesia berhasil melakukan ekspor LNG yang pertama.
Andil Indonesia dalam pasar LNG dunia meningkat dengan sangat menakjubkan
sejarah kelayakan ekonomi, tehnik dan potensi pasarnya diakui pada pertengahan
tahun 70an.
Pengabdian, kesungguhan dan kerja keras pimpinan dan seluruh karyawan
telah terbukti menjadikan unsur kunci dalam mematok tolok ukur baru dari suatu
keberhasilan untuk kerja.
Sebagai penghasil devisa dan pajak pendapatan nomor dua setelah minyak
bumi, LNG (Gas Alam Cair) memainkan peranan yang semakin penting sebagai
pendorong laju pembangunan nasional. Kini Indonesia merupakan pengekspor LNG
terbesar di dunia dan menguasai 40% pangsa pasar.
Untuk meresapi sepenuhnya pengaruh LNG bagi Indonesia, kita harus
menempatkannya pada kaitan yang lebih luas dari sekedar lingkup ekonomi semata.
Dengan upaya yang terus menerus, industri LNG Indonesia saat ini dikenal unggul
dalam pengelolaan kesempatan kerja, pengembangan tenaga teknik dan professional
lainnya, serta pengembangan kaidah dan budaya manajemen yang khas.
Penghargaan, pujian dan pengakuan dari berbagai lembaga di dunia,
pemerintah dan bahkan perhatian dari para pesaingnya, jelas membuktikan hal itu.
Sejarah dua dasawarsa bukanlah tanpa tantangan; persaingan pasar enerji
yang semakin ketat, beberapa kontrak penjualan hampir berakhir, tambahan sumber
gas baru perlu ditemukan, perhatian terhadap perlindungan lingkungan yang semakin
meningkat. Semua hal tersebut menuntut kiat-kiat baru dan terobosan dalam bidang
pemasaran, teknologi dan manajemen.
Keberhasilan yang telah dicapai jelas merupakan bakti bahwa industri LNG
Indonesia, dengan sistem manajemen yang handal dan sumber daya manusia yang
terlatih siap menghadapi tantangan dan pengembangan usaha LNG baru di mana saja
di dunia pada masa mendatang.
Industri LNG Indonesia pasti akan mendapat tempat yang terhormat di garis
depan kepemimpinan Indonesia yang sedang menanjak, dalam percaturan politik dan
ekonomi Asia Pasifik.
Kilang LNG Arun dimiliki dan dibangun oleh Pertamina di Blang Lancang,
Lhokseumawe, Aceh yang terletak di pantai utara Sumatera. Lokasi tersebut dipilih
mengingat kemudahan sarana transportasi laut dan dekat dengan ladang gas Arun
sehingga biaya dapat ditekan sekecil mungkin.
Koalisi Kependudukan | 7

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Keputusan untuk membangun kilang LNG Arun dibuat setelah ditemukan salah
satu sumber gas terbesar di dunia pada tahun 1971 oleh Mobil Oil Indonesia Inc., mitra
Pertamina atas dasar kontrak bagi hasil.
Keberhasilan PT. Arun terlah terkenal luas dan saat ini kilang LNG Arun
merupakan salah satu sarana pengolahan LNG terbesar di dunia. Karena LNG
memiliki peranan yang terbesar bagi pertumbuhan pembangunan nasional, maka PT.
Arun NGL Co. dihadapkan pada berbagai tantangan. Diantaranya tantangan-tantangan
tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia, penguasaan teknologi
mutakhir, pertumbuhan dalam persaingan pasar, tanggap dalam memenuhi tuntutan
operasi

dengan

tingkat

keamanan

dan

keselamatan

kerja

yang

tinggi,

mempertahankan dan meningkatkan kemampuan produksi, serta peningkatan
kehandalan operasi kilang.
Pembangunan sarana kilang LNG Arun yang diawali dengan 3 unit produksi
(train) LNG, dimulai menjelang akhir tahun 1974 dengan Bechtel Inc. sebagai
kontraktor utamanya. Mobil Oil Indonesia Inc., sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina,
bertindak selaku pelaksana operasi dan bertanggung jawab atas pengembangan
ladang gas Arun yang menyediakan bahan baku untuk kilang LNG Arun. Gas umpan
dialirkan ke kilang LNG untuk pertama kalinya ada bulan Maret 1978.
Produksi kondensat dimulai pada bulan Mei 1977, saat kilang LNG Arun
sedang dibangun. Train 1 mulai menghasilkan LNG pada bulan Agustus 1978, train 2
pada bulan September 1978 dan train pada bulan Februari 1979. Kilang LNG Arun
dikelola oleh PT. Arun NGL Co. sebuah perusahaan nirlaba. PT. Arun NGL Co.,
sahamnya dimiliki oleh Pertamina (55%), Mobil Oil Indonesia Inc. (30%) dan JILCO
(Japan-Indonesia LNG Co. 15%) yang mewakili pembeli.
Awal tahun 1981 unit permunian gas dari menjadi train 1, 2, dan 3 kilang LNG
Arun mengalami modifikasu untuk peningkatan kapasitas produksi menjadi 115% dari
rancangan kapasitas semula 1,7 juta ton LNG per train per tahun. Awal tahun 1982
kilang Arun dikembangan lagi dengan menambahkan 2 train (4 & 5) untuk
meningkatkan kapasitas produksi sebesar 3,4 juta ton per tahun, untuk diekspor ke
Jepang.
Perluasan proyek ini diserahkan kepada Chiyoda Chemical Engineering &
Construction Co. Ltd., bekerjasama denga Mitsubishi Corporation dan PT. Putra Bina
Indonesia (PBI). Train 4 mulai berproduksi pada bulan Oktober 1983, dan train 5 pada
bulan Januari 1984.
Koalisi Kependudukan | 8

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Pengembangan proyek dilajutkan dengan pembangunan train 6. Rekayasa dan
pembangunan train 6 dikerjakan oleh JGC Corporation. Train 6 mulai berproduksi pada
bulan Oktober 1986, sebulan lebih cepat dari jadwal.
Pembangunan sarana LPG dimulai bulan Pebruari 1987. Proyek ini termasuk
pembangunan sarana ekstraksi LPG di lapangan gas Arun dan di kilang LNG Arun.
Disamping itu dibangun juga tangki penyimpanan LPG dan sara pemuatan tersendiri di
kilang LNG Arun.
Proyek ini dikerjakan oleh JGC Corporation dan selesai pada bulan Oktober
1988. Sebagai upaya untuk memenuhi target produksi yang telah ditentukan, PT. Arun
telah menyelesaikan suati proyek peningkatan kapasitas di kilang LNG yang dimulai
pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1993. Beberapa peralatan telah dimodifikasi
sehingga dapat beroperasi pada tingkat 138% dari kapasitas rancang awal. Dengan
demikian kemampuan produksi menjadi lebih dari 2 juta ton LNG per train per tahun.
Untuk memenuhi kebutuhan gas, berapa sumber gas baru akan dikembangkan.
Dalam waktu dekat lading gas Lhoksukon Selatan yang terletak 15 km di selatan
ladang gas Arun akan mulai beroperasi.
Kemudian menyusul lading gas Pase yang lebih ke selatan lagi dan juga ladang
gas NSO yang terletak 170 km lepas pantai timur laut dari kilang LNG Arun akan
beroperasi sebelum tahun 2000.
Sumber-sumber gas baru tersebut akan menjamin cukupnya catu gas untuk
memenuhi kontrak penjualan LNG sampai dengan tahun 2015.

Koalisi Kependudukan | 9

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah studi deskriptif yang
peristiwanya dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari
pada penyimpulan. Fenomena disajikan apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti
tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi.
Penelitian ini bersifat observasional yaitu pengukur langsung di lapangan dan
melakukan wawancara langsung dengan narasumber dengan menggunakan angket
atau kwesioner.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Lhokseumawe dan Kota Langsa. Tepatnya
disalah satu perusahaan terbesar di kedua kota tersebut. Kota Lhokseumawe
mempunyai perusahaan penghasil gas terbesar yaitu PT. Arun dan Kota Langsa
memiliki perusahaan perkebunan sawit terbesar yaitu PT. Pekebunan Nusantara I. Jadi
lokasi penelitiannya difokuskan pada kedua klinik perusahaan tersebut.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 – 16 November 2013. Dari tanggal
11 – 13 November 2013 pengambilan data di Klinik PT. Arun. Pada tanggal 14 - 16
November 2013 pengambilan data berlanjut ke PT. Pekebunan Nusantara I.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa karyawan PT. Arun dan PTPN
Langsa. Kedua perusahaan tersebut terpilih karena perusahaan tersebut masih
memiliki provider dan klinik pelayanan KB. Selain itu, wawancara dilakukan juga
terhadap petugas/ bidan KB serta petugas KB tingkat kabupaten/kota.

Koalisi Kependudukan | 10

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

3.4.2 Sampel
Untuk mengetahui jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menentukan jumlah rata-rata karyawan yang memakai alat kontrasepsi per tahun di
klinik KB perusahaan tersebut.

Berdasarkan rumus di atas diperoleh sampel sebanyak 45 karyawan PTPN I
Langsa dan 37 karyawan PT. Arun. Mereka adalah peserta program KB. Pengambilan
sampel dilakukan secara nonrandom sampling, dengan menggunakan cara Accidental
sampling yaitu pengambilan kasus atau responden yang kebetulan ada dan tersedia di
suatu tepat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Karyawan perusahaan, petugas medis klinik perusahaan, dan petugas KB
kabupaten/kota yang menjadi sample penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk melihat
singkronisasi jawaban pada saat dilakukan wawancara atau pengisian kwesioner.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengisian kwesioner kepada responden yang
telah disusun sebelumnya.
3.5.2 Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Kantor KB Kabupaten/Kota dan Klinik KB masingmasing perusahaan di Kota Lhokseumawe maupun Kota Langsa.
3.6 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing yaitu data yang telah dikumpulkan dan diperiksa kebenarannya.
2. Coding yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut bentuk dengan memberikan
kode tertentu.
3. Tabulating yaitu pengolahan data dalam bentuk distribusi frekuensi.

Koalisi Kependudukan | 11

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

3.7 Penyajian Data
Setelah dianalisis secara teliti, seluruh data hasil penelitian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilengkapi grafik, serta uraian penjelasan dalam
setiap bentuk narasi tabel serta tabel silang.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis secara bertahap sebagai berikut :
1. Mencari persentase dari masing-masing pertanyaan berdasarkan kwesioner yang
telah dijawab oleh responden
2. Mengaitkan jawaban dari pertanyaan satu dengan yang lainnya
3. Mendapatkan beberapa kesimpulan, saran, dan rekomendasi dari permasalahan
yang ada.

Koalisi Kependudukan | 12

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

BAB IV
ANALISA PENELITIAN
4.1 Analisa Penelitian dii P
PT. Perkebunan Nusantara Langsa
4.1.1 Analisa Karyawan PT
PT. Perkebunan Nusantara Langsa
agian besar yang
Karyawan PT. Perk
erkebunan Nusantara (PTPN) Langsa sebag
grafik di bawah ini,
mengikuti program KB adal
alah perempuan. Ini dapat dilihat dari hasil gra
97,8% respondennya adala
alah perempuan.

Grafik 1
Jumlah
lah Responden Karyawan PTPN Langsa
Laki-Laki

Perempuan
97.8

2.2

r-KB sudah sangat
Kesadaran karyawa
wan PTPN Langsa dalam hal pentingnya ber-K
Klinik KB Terbaik
tinggi. Ini terbukti bahwa K
Klinik PTPN Langsa memperoleh Juara I Kl
Tingkat Provinsi Aceh.

Gambar 4.1
ahun 2013 yang
Piagam Penghargaan Pe
Peserta Terbaik 1 Lomba KB Perusahaan Tahu
Diterima oleh PTPN I Langsa

K
o
islaKoalisi kn
au
d
K
ep
Kependudukan
|
| 13

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Tingkat pendidikan
n para responden di perusahaan PT. Perkebu
ebunan Nusantara
(PTPN) Langsa adalah sarj
arjana berjumlah 8,9%, Diploma 53,3%, tamat
atan SMA 24,4%.
Berikut adalah gambar graf
rafik tingkat pendidikan responden di PTPN Lan
Langsa.

Grafik 2
Tingka
sa
kat Pendidikan Responden di PTPN Langsa

0

10

20

30

40

- Sarjana

- Diploma

- Tamat SD

- Tidak Tamat SD

- Tidak Tamat SMA

50

60

- Tamat SMA

- Tamat SMP

- Tidak Tamat SMP

Karyawan PTPN La
Langsa menikah diusia yang tepat dan dianjur
jurkan oleh dokter
dan pemerintah. 77,8% re
responden menikah diusia 20 – 25 tahun.. In
Ini membuktikan
bahwa karyawan PTPN La
Langsa sudah sadar akan usia aman untuk
tuk menikah demi
ikandungnya nanti. Grafik dibawah ini menj
enjelaskan jumlah
kesehatan anak yang dika
usia pernikahannya.
responden berdasarkan usi

Grafik 3
Jumlah Res
esponden Berdasarkan Usia Pernikahannya
nya
Dibawah 20 tahun

20-25 tahun

25-30 tahun

Diatas 30 tahun

77.8

4.4

11.1

6.7

Koalisi Kependudukan | 14

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Tingkat usia pern
ernikahan juga mempengaruhi usia keham
amilan pertama.
Karyawan PTPN Langsa
sa 75,6% responden berusia 20-25 tahun
n saat kehamilan
pertama mereka. Hanya 4,
4,4% responden yang kehamilan pertamanya
nya diusia rentan,
n. S
Sebagaimana tergambar pada grafik di bawa
wah ini.
yaitu usia diatas 30 tahun.

Grafik 4
Usia Ka
Karyawan PTPN Langsa Saat Kehamilan
Pertama
Dibawah 20 tahun

20-25 tahun

26-30 tahun

Diatas 30 tahun

75.6

20.0

0

4.4

wan PTPN Langsa untuk ber-KB cukup tinggi,
gi, ini terbukti dari
Kesadaran Karyawa
onden memiliki 2 orang anak. Sebagaimana
a dianjurkan oleh
hasil survey 58,1% respon
kup. Hanya 25,6% responden yang memilikii 3 orang anak dan
pemerintah, dua anak cuku
miliki 1 orang anak, seperti yang tertuang pada
da grafik berikut.
sisanya 16,3% hanya mem

Grafik 5
Jumlah
hA
Anak yang Dimiliki oleh Masing-masing
R
Responden pada PTPN Langsa
1 orang

2 orang

3 orang

lebih dari 3 orang

58.1

16.3

25.6
0

Koalisi Kependudukan | 15

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Jarak usia anak pertama dengan anak kedua juga mempengaruhi kesehatan
reproduksi si ibu. Alangkah baiknya jarak usia kehamilan juga direncanakan dengan
baik oleh pasangan suami istri. Selain mempertimbangkan kesehatan reproduksi sang
ibu, juga mempertimbangkan kesejahteraan dan gizi sang anak demi menjaga
pertumbuhan dan jaminan pendidikannya kedepan.
Mengenai hal tersebut di atas, karyawan PTPN Langsa sudah merencanakan
dalam mengatur jarak usia anak pertama dengan anak kedua. 33,4% responden
mengatur diatas usia 3 tahun antara anak pertama dengan kedua. Jarak 3 tahun
dijawab oleh 43,2% responden dan sisanya menjawab pada usia 1 dan 2 tahun.
Seperti tergambar pada grafik dibawah ini.

Grafik 6
Beda Usia antara Anak Pertama dengan Kedua yang
Dimiliki Karyawan PTPN Langsa
1 tahun

2 tahun

3 tahun

Diatas 3 tahun

43.2
32.4
18.9
5.4

Hampir 100% responden di perusahaan PTPN Langsa telah mengetahui
informasi mengenai KB. Ini menunjukan bahwa petugas medis di klinik PTPN Langsa
secara intens menginformasikan mengenai KB kepada para karyawan PTPN Langsa.

Koalisi Kependudukan | 16

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Grafik 7
Jumlah Ka
Karyawan PTPN Langsa yang Mengetahuii
Informasi KB

Tidak, 2.2
Ya, 97.8
0.0

50.0
100.0

Jumlah Responden

Jadi semakin tingg
ggi tingkat pendidikan di perusahaan PTPN
N Langsa, maka
pengetahuan mengenai KB semakin tinggi. Ini terbukti sebagaimana
a ttergambar pada
grafik di atas.
si m
mengenai KB yang didapat oleh responden,
n, 60% menjawab
Sumber informasi
awab petugas KB, dan sisanya menjawab dokt
okter dan perawat.
bidan klinik. 28,9% menjaw
ada grafik di bawah ini.
Seperti yang tergambar pad

Jumlah Responden

Grafik 8
Sumber Inf
Informasi KB yang Didapat oleh Responden
en
Karyawan PTPN langsa
60.0
40.0
20.0
0.0

Bidan, 60.0

Petugas KB,
28.9

Dokter, 8.9
Perawat, 2.2

Teman,
0
Saudara,
0

las mengenai KB yang disampaikan oleh tim m
Informasi yang jelas
medis membuat
N Langsa yakin untuk menggunakan alat kont
91,1% responden di PTPN
ntrasepsi. Tingkat

Koalisi Kependudukan | 17

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

antusias responden untuk menggunakan alat kontrasepsi dapat dilihat pada grafik di
bawah ini.

Jumlah Responden

Grafik 9
Responden yang Memakai Alat Kontrasepsi di PTPN
Langsa
100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0

Ya, 91.1

Tidak, 8.9
1

Informasi yang didapat mengenai alat kontrasepsi, juga mempengaruhi
karyawan PTPN menentukan alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai untuk digunakan.
Karyawan PTPN Langsa pada awal ber-KB, 51,2% menggunakan alat kontrasepsi
IUD/Spiral/AKDR, 14,6% memakai suntik KB. Ada juga yang menjawab lain-lain,
seperti yang tertuang pada grafik berikut ini.

Grafik 10

Alat Kontrasepsi Pertama yang Banyak Dipakai oleh
Karyawan PTPN Langsa
Lain-lain, 4.9
Obat Vagina, 0
Vasektomi, 0
Kondom, 4.9

Tubektomi, 14.6
Suntik KB, 14.6

IUD/Spiral/AKDR
, 51.2

Implan/susuk,
2.4
PIL KB, 7.3
0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

Jumlah Responden

Koalisi Kependudukan | 18

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Pertanyaan kwesion
sioner terkait dengan pergantian penggunaan
na
alat kontrasepsi,
57,1% responden menjawa
wab belum pernah mengganti alat kontrasep
sepsi dan sisanya
menjawab sudah pernah
ah. Jadi jawaban belum pernah sedikit
kit mendominasi,
lasan. Grafik berkaitan dengan jumlah respond
nden yang pernah
dikarenakan beberapa alasa
ganti alat kontrasepsinya dapat dilihat pada gra
grafik dibawah ini.
dan belum pernah menggan

Jumlah Responden

Grafik 11
Karyawan PT
rnah
PTPN Langsa yang Pernah dan Belum Perna
M
Mengganti Alat Kontrasepsinya

Belum, 57.1
Sudah, 42.9

60.0
40.0
20.0
0.0

ontrasepsi sebagaimana dijabarkan di atas,
s, terkait dengan
Pergantian alat kon
g dihadapi oleh para akseptor. Alasan pe
penggantian alat
beberapa masalah yang
kan para aseptor dapat dilihat berdasarkan tabe
bel dibawah ini.
kontrasepsi yang dilakukan
Tabel 1
den PTPN Langsa Mengganti Alat Kontrase
sepsinya
Alasan Responde
No

Alasan

Jumlah (%
(%)

1

Efektif

35

2

Disu
isuruh Suami

5

3

Keseha
hatan Terganggu

45

4

Mahal

0

5

Lain-lain

15

Sumber : Data Anali
alisa
Koalisi Kependudukan | 19

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Berdasarkan tabel
el di atas, menunjukkan alasan yang p
paling dominan,
responden mengganti alat
at kontasepsinya karena kesehatan terganggu
gu. Jadi, dari efek
tersebut responden memu
mutuskan untuk segera menggantikan alatt kontrasepsinya.
yang banyak dipilih setelah dilakukan pe
penggantian alat
Maka alat kontrasepsi ya
dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Ada
a jjuga responden
kontrasepsi sebelumnya d
aa
alasan yang sifatnya pribadi.
menjawab lain-lain karena

Grafik 12
Alat Kontrasep
nP
PTPN
epsi yang Banyak Diminati oleh Karyawan
Lang
ngsa setelah Melakukan Penggantian
Suntik KB, 15.8
1

IUD/Spiral/AKDR,
42.1

Implan/susuk, 0

0.0

PIL KB, 42.1

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

Jumlah Responden

a 8,9% responden tidak menggunakan alatt kkontrasepsi. Hal
Dari Grafik 9, ada
dalah karna baru
berapa alasan. Alasan yang paling tinggi ada
tersebut dikarenakan bebe
bel dibawah ini.
runiai anak. Alasan lain dapat dilihat pada tabe
menikah dan belum dikarun
Tabel 2
Kontrasepsi
nP
PTPN Langsa Tidak Menggunakan Alat Ko
Alasan Responden
No

Alasan

Jumlah (%
(%)

1

Belum
um memiliki anak

50

2

Tidakk d
diizinkan suami

0

3

Takut

25

4

Kuatir terg
erganggu kesehatan

25

5

Lain-lain

0

Sumber : Data Anali
alisa

Koalisi Kependudukan | 20

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Karyawan PTPN La
Langsa dengan mudah memperoleh alat kont
ntrasepsi di Klinik
PTPN Langsa. Mereka bisa memperolehnya secara gratis maupun
un bayar. Hampir
seluruh karyawan PTPN L
Langsa mendapatkan alat kontrasepsi secar
cara gratis. Hal ini
da grafik di bawah ini.
dapat dilihat langsung pada

Jumlah Responden

Grafik 13
Cara (Bayar/
Alat
ar/Gratis) Karyawan PTPN Mendapatkan Ala
Kontrasepsi

Gratis, 93.2

100.0
50.0

Bayar, 6.8

0.0

endapatkan alat
Dari Grafik 12,, 6,8% responden membayar untuk men
nominal yang harus mereka bayar adalah 66
66,7% responden
kontrasepsinya. Adapun no
0.000 – Rp. 25.000. Detail berapa biaya yang
ang harus mereka
menjawab sebesar Rp.10.0
grafik berikut ini.
bayar, dapat dilihat pada gr

Grafik 14
at K
Kontrasepsi yang Harus Dikeluarkan oleh
Biaya Alat
leh
Karyawan PTPN Langsa
Rp. 10.000 - Rp. 25.000

Rp. 25.000 - Rp. 50.000

Diatas Rp. 50.000

66.7
0

33.3

Koalisi Kependudukan | 21

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Jadi harga alat ko
kontrasepsi masih dapat dijangkau oleh ka
karyawan PTPN.
Walaupun ada yang mengg
ggunakan alat kontrasepsi di atas harga Rp.. 5
50.000, itu tidak
jadi masalah karena tingat
gat kesadaran Karyawan PTPN untuk ber-KB
-KB sangat tinggi.
ng membayar untuk mendapat alat kontrasepsi
psi di klinik PTPN
Kenapa ada akseptor yang
saat alat kontrasepsi tersebut dibutuhkan, saa
saat itu pula klinik
I Langsa? Karena pada sa
jadi akseptor berinisiatif membelinya sendiri..
tersebut kehabisan stok, jad
ayanan petugas KB juga mempengaruhi daya
am
minat Karyawan
Selain harga, pelaya
afik dibawah dapat dilihat, 62,2% responden
en menilai bahwa
PTPN untuk ber-KB. Grafi
di Klinik PTPN sangat baik. Sisanya m
menilai baik. Ini
pelayanan petugas KB d
inik PTPN I Langsa layak menyandang Juar
Juara I Lomba KB
menunjukkan bahwa Klinik
Tingkat Provinsi Aceh.
Perusahaan Tahun 2013 Ti

Grafik 15
Tanggapan K
Karyawan PTPN Langsa Terhadap Pelayan
anan
dari Petugas KB di Klinik
Sangat Baik

Baik

62.2
37.8

ang menentukan
pelayanan petugas KB, faktor lain yan
Setelah harga, pe
n responden dari
adalah tempat pelayanannya. Dari jawaban
kesuksesan program KB a
B di Klinik PTPN
jelas bahwa keadaan tempat pelayanan KB
Grafik 15 dapat terlihat jel
at baik.
77,8% menunjukan sangat

Koalisi Kependudukan | 22

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Grafik 16
Tanggapan
nK
Karyawan PTPN Langsa Terhadap Keadaa
aan
Tempat Pelayanan KB di Klinik
Sangat Baik

Baik

Cukup

Tidak Baik

77.8
20.0

2.2

0

Ketersediaan berba
bagai jenis alat kontrasepsi di klinik adalah
h ffaktor lain yang
menentukan akseptor tertar
tarik untuk ber-KB. Jadi akseptor dapat menge
genal dan melihat
langsung alat kontrasepsii yyang akan mereka gunakan nantinya.

Grafik 17
Ketersediaa
gsa
iaan Alat Kontrasepsi di Klinik PTPN Langsa
Selalu tersedia

sering putus

kadang-kadang putus/kehabisan

91.1

0

8.9

Koalisi Kependudukan | 23

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Grafik di atas terli
erlihat jelas bahwa dari 91,1% responden
n menjawab alat
kontrasepsi yang mereka
ka g
gunakan selalu tersedia di Klinik PTPN. Sisa
isanya menjawab
kadang-kadang putus/keha
habisan.

Grafik 18
Semua Jenis
linik
nis Alat Kontrasepsi Mudah Didapat di Klini
PTPN Langsa
Ya

Tidak

100
0

putus/kehabisan,
Walaupun ketersed
sediaan alat kontrasepsi kadang-kadang p
angsa. Ini terbukti
tetapi semua jenis alat kon
kontrasepsi mudah didapat di Klinik PTPN Lan
pada Grafik 17 menceritaka
kan bahwa 100% responden menjawab ya.

Grafik 19
Ada atau tidak
aknya Masalah Menonjol Dalam Pelayanan
n KB
di Klinik PTPN langsa
Tidak

Ada

100

0

Koalisi Kependudukan | 24

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Pada Grafik 18 di atas, sudah cukup jelas bahwa pelayanan KB di Klinik PTPN
Langsa sudah sangat baik. Ini ditunjukan dengan100% responden menyatakan bahwa
klinik tersebut tidak ada masalah menonjol dalam pelayanan KB.
4.1.2 Analisa Tenaga Pelayanan Medis (Provider) di Klinik KB PT. Perkebunan
Nusantara Langsa
Jumlah bidan yang ada di Klinik PTPN Langsa berjumlah 15 orang. Bidan yang
telah mengikuti pelatihan KB sebanyak 5 orang. Adapun pelatihan yang pernah diikuti
adalah pelatihan pemasangan IUD, pemasangan implant, dan pelatihan tubektomi.
Ada beberapa bidan yang belum mengikuti pelatihan pelayanan KB. Oleh
karena itu perlu diadakan pelatihan pelayanan KB bagi bidan yang belum mengikutinya
agar pelayanan KB di Klinik PTPN Langsa semakin optimal.
Tingkat antusias Karyawan PTPN Langsa untuk mengikuti KB sangat tinggi. Hal
ini ditunjukan bahwa setiap hari ada saja, 1 sampai 20 orang peserta KB yang datang
untuk berkonsultasi atau memperoleh pelayanan KB. Ada beberapa keluhan yang
sering dilontarkan oleh peserta KB terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi adalah
terjadinya pendarahan diakibatkan pemakaian PIL Kombinasi.
Penggunaan PIL dan suntik yang banyak diminati oleh para akseptor menjadi
hambatan utama yang dialami oleh petugas KB di lapangan karena lokasi perkebunan
yang luas dan sulit dijangkau oleh para petugas KB. Sehingga pemakaian IUD perlu
disosialisasikan kepada Karyawan PTPN Langsa agar lebih efektif dan efisien.
Petugas KB Kota Langsa sebulan sekali berkunjung ke Klinik PTPN untuk
memantau kinerja petugas KB dan ketersediaan peralatan KB. Hal ini perlu dilakukan
agar kualitas pelayanan KB tetap terjaga dengan baik.
Semua jenis alat kontrasepsi di Klinik PTPN Langsa tersedia karena dipasok
oleh BKKBN/ SKPD KB Kabupaten, dan dibeli oleh pihak perusahaan seperti PIL
Diana dan Nova-T. Ginelogi bed/orgin bed, implant kit, IUD kit, steriksator, dan implant
2 plus merupakan jenis bantuan yang diterima Klinik PTPN Langsa dari BKKBN/
Kantor KB Kabupaten.
Selain mendapatkan bantuan peralatan, Klinik PTPN Langsa berharap
diikutsertakan dalam pelatihan KB seperti pelatihan vasektomi. Pelatihan ini perlu
melibatkan masyarakat, agar mereka mengerti mengenal vasektomi tersebut.

Koalisi Kependudukan | 25

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

4.2 Analisis SKPD KB Kota Langsa
Kepala Bidang Kependudukan Keluarga Berencana Kota Langsa, Nusrialsyah,
S.H bertugas untuk membina/ berkunjung ke klinik-klinik KB di Kota Langsa.
Pembinaan ini dilakukan berdasarkan petunjuk dari tingkat provinsi. Beliau juga
melakukan peninjauan ke klinik sesuai dengan kebutuhan petugas klinik. Petugas
SKPD KB Kota Langsa melakukan kunjungan rutin ke klinik, sebulan sekali.
Mekanisme droping alat kontrasepsi ke klinik-klinik KB di Kota Langsa adalah
sesuai dengan diagram di bawah ini :
Kantor BKKBN
Provinsi

Kantor SKPD KB
Kabupaten/Kota

Klinik-klinik KB
Kabupaten/Kota

Gambar 1.
Diagram droping alat kontrasepsi ke klinik-klinik KB di Kota Langsa
Kantor SKPD KB Kota Langsa juga memberikan beberapa bantuan sesuai
kebutuhan Klinik PTPN Langsa. Secara rutin setiap bulan Kantor SKPD KB Kota
Langsa memberikan bantuan berupa peralatan KB seperti orgin bed, IUD Kit, Implant
Kit, kondom, dan beberapa peralatan lainnya sesuai dengan permintaan petugas klinik
KB PTPN Langsa.
Bapak yang berusia 52 tahun ini, bila ditanya mengenai hambatan apa yang
dialami Petugas SKPD KB Kabupaten terkait dengan penyuluhan program KB di klinik
PTPN Langsa, beliau menjawab tidak ada hambatan yang berarti. Ini terbukti dengan
Klinik KB PTPN Langsa memperoleh Juara I Lomba KB Perusahaan Tahun 2013
Tingkat Provinsi Aceh.
Saran yang disampaikan Petugas SKPD KB Kota Langsa adalah khusus
akseptor yang memakai alat kontrasepsi PIL dan suntik agar tidak memakainya dalam
jangka waktu lama. Hal ini dapat menyebabkan efek gangguan hormon bagi akseptor.
Karna pil dan suntik ini bersifar hormonal. Untuk itu petugas klinik harus memberikan
konseling kepada akseptor terkait hal tersebut.

Koalisi Kependudukan | 26

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

4.3 Analisa Penelitian dii P
PT. Arun (Lhokseumawe)
4.3.1 Analisa Karyawan P
PT. Arun (Lhokseumawe)
gram KB adalah
Karyawan PT. Aru
run sebagian besar yang mengikuti progr
spondennya adalah
perempuan. Ini dapat diliha
ihat dari hasil grafik di bawah ini, 70,3% respon
perempuan.
Grafik 20
Jum
mlah Responden Karyawan PT. Arun
Perempuan,
70.3

Jumlah Responden

80.0
60.0
Laki-Laki, 29.7

40.0
20.0
0.0

adalah lebih tinggi
an para responden di perusahaan PT. Arun ad
Jenjang pendidikan
sarjana di PT. Arun
PTPN Langsa, yang memperoleh gelar sarja
dari jenjang pendidikan di P
lah gambar grafik
a 43,2%, tamatan SMA 16,2%. Berikut adala
berjumlah 32,4%, Diploma
nden di PT. Arun.
tingkat pendidikan responde

Grafik 21
Jenja
njang Pendidikan Karyawan PT. Arun
Tidak Tamat SD

Tidak Tamat SMA

Tamat SD

Tamat SMA

Tidak Tamat SMP
Diploma

43.2

0

0

0

2.7

5.4

16.2

Tamat SMP
Sarjana

32.4

Koalisi Kependudukan | 27

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Karyawan PT. Arun
un menikah diusia yang tepat dan dianjurkan
n oleh dokter dan
pemerintah. 45,9% respond
nden menikah diusia 20 – 25 tahun. Ini mem
mbuktikan bahwa
karyawan PTPN Langsa su
sudah sadar akan usia aman untuk menikah
hd
demi kesehatan
a n
nanti. Tetapi masih ada yang menikah diusi
iusia rentan, yaitu
anak yang dikandungnya
sebanyak 5,4% dan di atas usia 30 tahun se
sebanyak 10,8%.
usia dibawah 20 tahun seb
laskan jumlah responden berdasarkan usia per
ernikahannya.
Grafik dibawah ini menjelask

Grafik 22
Jumlah Resp
sponden Karyawan PT. Arun Berdasarkan
nU
Usia
Pernikahannya
Dibawah 20 tahun

20-25 tahun
45.9

25-30 tahun

Diatas 30 tahun

37.8
10.8

5.4

ernikahan juga mempengaruhi usia keham
amilan pertama.
Tingkat usia pern
6% responden berusia 20-25 tahun saat keh
ehamilan pertama
Karyawan PT. Arun 48,6%
sponden yang berusia dibawah 20 tahun di
disaat kehamilan
mereka. Hanya 2,9% resp
pertama. Ada juga yang ke
kehamilan pertamanya diusia rentan, yaitu
itu usia diatas 30
tahun, yaitu sebanyak 17,1%
,1%. Sebagaimana tergambar pada grafik dii ba
bawah ini.

Grafik 23
Usia Kar
a
aryawan PT. Arun Saat Kehamilan Pertama
Dibawah 20 tahun

20-25 tahun

48.6

2.9

26-30 tahun

31.4

Diatas 30 tahun

17.1

Koalisi Kependudukan | 28

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Perusahaan Daerah Perkotaan

Kesadaran Karyawan PT. Arun untuk ber-KB cukup tinggi, ini terbukti dari hasil
survey 35,1% responden memiliki 2 orang anak. Sebagaimana dianjurkan oleh
pemerintah, dua anak cukup. Tetapi yang memiliki anak lebih dari 3 lumayan tinggi
juga, sebesar 21,6% dan 27% memiliki 3 orang anak, seperti yang tertuang pada grafik
berikut.
Grafik 24
Jumlah Anak Lahir Hidup Karyawan PT. Arun Saat
1 orang

2 orang
35.1

3 orang
27.0

16.2

lebih dari 3 orang

21.6

Jarak usia anak pertama dengan anak kedua juga mempengaruhi kesehatan
reproduksi si ibu. Alangkah baiknya jarak usia kehamilan juga direncanakan dengan
baik oleh pasangan suami istri. Selain mempertimbangkan kesehatan reproduksi sang
ibu, juga mempertimbangkan kesejahteraan dan gizi sang anak demi menjaga
pertumbuhan dan jaminan pendidikannya kedepan.
Mengenai hal tersebut di atas, karyawan PT. Arun masih kurang dalam
perencanaan mengatur jarak usia anak pertama dengan anak kedua. Ini terbukti pada
grafik 6, bahwa jarak anak pertama dengan kedua masih terlalu dekat. 41,9%
responden menjawab jarak usia anaknya 2 tahun. Bahkan 6,5% responden
menjawab1 tahun.

Grafik 25
Beda Usia antara Anak Pertama dengan Kedua yang
Dimiliki Karyawan PT. Arun
1 tahun

2 tahun
41.9

3 tahun
29.0

Diatas 3 tahun
22.6

6.5

Koalisi Kependudukan | 29

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarga Berencana di Pe
Perusahaan Daerah Perkotaan

Responden di perusa
rusahaan PT. Arun yang tidak mengetahui infor
formasi mengenai
KB hanya berjumlah 5,4%
%. Ini menunjukan bahwa petugas medis di klinik PT. Arun
perlu secara intens lagi me
menginformasikan mengenai KB kepada para
ara karyawan PT.
informasi KB di PT. Arun mencapai angka 100
00%.
Arun, sehingga kedepan inf

Jumlah Responden

Grafik 26
Jumlah Karya
asi KB
yawan PT. Arun yang Mengetahui Informasi
Ya, 94.6
100.0
50.0

Tidak, 5.4

0.0

1

si m
mengenai KB yang diperoleh oleh responde
nden di PT. Arun,
Sumber informasi
,1% dari dokter, dan sisanya petugas KB, peraw
rawat, dan teman.
75% dari bidan klinik. 11,1%
ada grafik di bawah ini.
Seperti yang tergambar pad

Grafik 27
Sumber Informa
masi KB yang Didapat oleh Responden Kary
aryawan
PT. Arun
Saudara, 0
Teman, 2.8
Petugas KB, 8.3
Perawat, 2.8
Dokter, 11.1

0

10

20

Bidan, 75
30

40

50

60

70

80

Jumlah Responden

h tim medis dan
elas mengenai KB yang disampaikan oleh
Informasi yang jela
tuk menggunakan
eyakinkan 78,4% responden di PT. Arun untuk
sumber informasi lain, mey

Koalisi Kependudukan | 30

Laporan Penelitian
Faktor-faktor yang Mempenga
garuhi Keberhasilan Program Kependudukan
dan Keluarg