Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetens. dcox

Makalah

PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

DI
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA

: ANINDITA SYAFITRI

KELAS

: 01

NIM


: 1306103010029

PRODI

: PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2014

Kata Pengantar

Puji

syukur

kami

panjatkan


kehadirat

Allah

SWT,

yang

telah

menganugerahkan iman dan islam serta telah mengaruniakan kepada manusia akal
dan pikiran. Dialah Tuhan semesta alam, yang memiliki apa yang ada dilangit dan
apa yang ada dibumi serta kepada-Nyalah segala kebenaran yang hakiki. Salawat dan
salam kami hanturkan kepada junjungan alam dan Habibullah Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya serta kaum muslimin dan muslimat yang
mengikuti sunnahnya.
Berkat izin dan rahmat Allah SWT pada akhirnya makalah ini dengan judul
“Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi” dapat diselesaikan. Walaupun dalam
makalah ini masih banyak kekurangan, saya harapkan agar pembaca memberikan

arahan dan bimbingan yang bermanfaat agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing saya selama ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu yang bermanfaat bagi
pembacanya, terutama bagi saya sendiri. Pada akhirnya hanya kepada Allahlah kita
memohon taufik dan hidayahnya serta ampunannya, dan hanya kepada Allahlah kita
semua berserah diri.

Banda Aceh, 16 Desember 2014

Penyusun

1

Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................3

A.
Latar Belakang.............................................................................................3
B.
Rumusan Masalah........................................................................................3
C.
Tujuan...........................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................5
PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A.
Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi............................................5
B.
Dasar Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kurikulum...............................6
C.
Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi..................................................7
D.
Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi...........................................8
E.
Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi.....................................10
F.
Impelementasi atau Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.....11

G.
Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.......................12
BAB III......................................................................................................................14
KESIMPULAN.........................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................16

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan secara global meningkat sangat pesat.
Indonesia sebagai bagian dari bangsa di dunia harus berusaha dan mampu untuk
mengimbangi perkembangan tersebut. Apabila tidak, maka bangsa Indonesia akan
tertinggal dan bahkan mungkin akan terkucilkan oleh bangsa-bangsa lain. Bangsa
Indonesia harus membangun diri dan siap bersaing, dan peningkatan sumber daya
manusia adalah menjadi prioritas utama.
Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih memprihatinkan. Data
menunjukkan bahwa Human Development Index (Indeks Pengembangan Manusia,
salah satu komposisinya adalah pencapaian pendidikan) negara kita pada tahun 2011

berada pada ranking 124 (http://jaringanantikorupsi.blogspot.com) dari sekitar 180
negara di dunia. Oleh sebab itu segala perbaikan di semua aspek pembangunan perlu
ditingkatkan, khususnya di dunia pendidikan sebagai salah satu upaya untuk
mencetak sumber daya manusia yang unggul.
Untuk mengantisipasi tuntutan di atas, pemerintah melalui Depdiknas terus
berupaya untuk merespon lajunya perkembangan ilmu dan teknologi global.
Peningkatan mutu pendidikan terus diupayakan, salah satunya adalah dengan
melakukan pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek substantif yang
mendukung kinerja pendidikan, yaitu kurikulum sekolah. Salah satu kurikulum yang
dikembangkan oleh pemerintah mulai tahun 2000 adalah Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK).
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Apakah pengertian dari Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Apakah dasar pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Apakah tujuan dari pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Apa sajakah komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Apa sajakah karateristik Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Bagaimana implementasi atau pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi?
Bagaimana evaluasi Kurikulum Berbasis Kompetensi?
3

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengetahui pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Mengetahui dasar pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Mengetahui tujuan dari pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Mengetahui komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Mengetahui karateristik Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Mengetahui implementasi atau pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Mengetahui evaluasi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.

4

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
Untuk memahami tentang pengertian kurikulum berbasis kompetensi (KBK),
perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian dari kompetensi itu sendiri. Surat
Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi
mengemukakan

“Kompetensi

adalah


seperangkat

tindakan

cerdas,

penuh

tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.” Kay
(1977) mengemukakan bahwa kompetensi selalu dilandasi oleh rasionalitas yang
dilakukan dengan penuh kesadaran “mengapa” dan “bagaimana” perbuatan tersebut
dilakukan (Mulyasa, 2005 : 39).
Dengan demikian kompetensi merupakan indikator yang menunjuk kepada
perbuatan yang dapat diamati, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta tahap-tahap pelaksanaannya secara
utuh. Lebih lanjut Mulyasa (2005 : 40) menjelaskan bahwa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi adalah suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan
kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan

terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Sedangkan Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2002) mendefinisikan
bahwa kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah. Kurikulum ini berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang
diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar
yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat diwujudkan sesuai dengan
kebutuhannya.
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,

5

kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah (Aziz, 2006: 99).
Dalam KBK, proses pembelajaran difokuskan pada pemerolehan kompetensikompetensi oleh peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum ini mencakup sejumlah
kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian rupa,
sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan
peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Kegiatan pembelajaran perlu

diarahkan untuk membantu peserta didik sekurang-kurangnya tingkat kompetensi
minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

B. Dasar Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kurikulum
Dasar pemikiran pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di Negara kita
adalah :
1. Masalah internal pendidikan di Indonesia
Masalah internal yang dimaksudkan adalah tatanan pendidikan di Indonesia yang
belum tersusun dengan jelas. Kurikulum tahun 1994 (berdasarkan Kepmendikbud
No. 056/U/1994) berbasis pada isi, yaitu bertujuan untuk menguasai ilmu
pengetahuan dan penerapannya (content based), sedangkan ilmu pengetahuan
terus-menerus berkembang sehingga apabila masih berbasis pada isi maka akan
tertinggal oleh perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri.
2. Masalah global
Masalah global antara lain adalah adanya laporan dari UNESCO mengenai HDI
negara kita yang cenderung semakin tertinggal dengan negara lain. Selain itu
juga terdapat juga hal-hal sebagai berikut :
1) Persaingan global antar pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang
dapat bersaing di era global.
2) Perubahan orientasi pendidikan yang tidak hanya menghasilkan manusia
cerdas tetapi juga harus mampu menerapkan ilmunya dalam kehidupan
bermasyarakat,
3) Perubahan kebutuhan tenaga kerja yang dipersyaratkan oleh industri akan
soft skill dan hard skill yang harus dimiliki oleh pencari kerja.

6

Sedangkan dasar hukum pelaksanaannya adalah : (1). Kepmendiknas No.
232/U/2000 dan No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi, (2).
Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang otonomi di bidang pendidikan,
dan (3). UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
C. Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum nasional mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi
padda hakekat pembelajaran Bahasa. Yang dimaskudkan dengan hakekat
pembelajaran Bahasa yaitu pembelajaran dimaksudkan untuk menjadikan siswa
belajar dan kemudian terampil berkomunikasi. Di samping itu kurikulum nasional
berupaya menjadikan siswa memiliki kompetensi kesastraan, yakni membawa siswa
belajar memahami manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya.
KBK juga diarahkan agar siswa terbuka terhadap beragam informasi disekitar
siswa, mampu menjaring informasi yang diperlukan untuk meningkatkan
kemampuannya, memiliki motivasi yang kuat untuk secara mandiri mengembangkan
kemampuan diri dan kepribadiannya, serta tidak merasa malu memiliki budaya
sendiri sehingga tidak tercabut dari akar budaya yang dimilikinya.
Atas dasar itulah Boediono (2001: 6) menyatakan bahwa kurikulum nasional
mengharapkan terwujud beberapa hal sebagai berikut:
1. Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan,
kebutuhan, minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil
budaya dan hasil intelektual bangsanya sendiri.
2. Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi Bahasa
siswa dengan menyediakan beragam kegiatan berbahasan dan sumber
Bahasa.
3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuai dengan
kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.
4. Orang tua dan masyarakat terlibat secara aktif dalam pelaksanaan program di
sekolah.
5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaan siswa
dan sumber belajar yang tersedia.

7

6. Daerah dapat menunjukkan bahan dan sumber belajar sesuai dengan kondisi
dan kekhasan daerah masing-masing.
Kurikulum Berbasis Kompetensi menginginkan perubahan yang sangat
mendasar pada diri siswa. Oleh karena itu, guru perlu memahami tujuan apa
yang diharapkan tercapai dengan adanya perubahan kurikulum ini. Boediono
(2001: 9) menyatakan bahwa KPK Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai
tujuan umum seperti berikut ini:
1. Siswa menghargai dan mengembangkan Bahasa dan Sastra Indonesia
sebagai Bahasa persatuan (nasional) dan Bahasa Negara.
2. Siswa memahami Bahasa dan Sastra Indonesia dari segi bentuk, makna
dan fungsi, serta dapat menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan social.
4. Siswa memiliki disiplin dan keterlibatan dalam berpikir dan berbahasa
(berbicara dan menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6. Siswa mampu menyalurkan potensi intelektual, gagasan, dan imajinasi
secara kreatif dan konstruktif.
D. Komponen Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat
komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar, penilaian berbasis kela, kegiatan
belajar mengajar, dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Kerangka inti
kurikulum berbasis kompetensi memuat pengertian, prinsip-prinsip, struktur dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
Kurikulum dan hasil belajar (KHB) memuat perencanaan pengembangan
kompetensi peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir
sampai 18 tahun.

8

Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indicator
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan SMA. Kurikulum dan hasil belajar
memberikan suatu rentang kompetensi dan hasil belajar siswa yang bermanfaat
bagi guru-guru mulai dari prasekolah dasar (TK) sampai ke sekolah menengah
atas (SMA). Untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana
mereka seharusnya dinilai (dievaluasi), dan bagaimana pembelajaran disusun.
Kurikulum dan hasil belajar dibagi menjadi 12 rumpun pelajaran yang terdiri dari
1 rumpun untuk pengembangan sekolah TK, dan 11 rumpun pelajaran yang
terdiri

dari

Pendidikan

Agama,

Kewarganegaraan,

Bahasa

Indonesia,

Matematika, Sains, Ilmu Sosial, Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya,
Kesenian, Pendidikan Jasmani, Keterampilan, dan Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Penilaian berbasis kelas memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian
berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten sebagai akuntabilitas public
melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis
kelas) dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk),
penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. Penilaian ini
mengidentifikasi kompetensi/ hasil belajar yang telah dicapai, dan memuat
pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta
kemajuan siswa dan pelaporan.
Kegiatan belajar mengajar memuat gagasan-gagasan pokok tentang
pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta
gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar
tidak mekanistik.
Pengelolaan

kurikulum

berbasis

sekolah

memuat

berbagai

pola

pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan
mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi pula dengan gagasan pembentukan
jaringan kurikulum (curriculum council), pengembangan perangkat kurikulum
(silabus), pembinaan profesi tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem
informasi kurikulum.
9

Sebagai suatu sistem kurikulum nasional, kurikulum berbasis kompetensi
(KBK) mengakomodasikan berbagai perbedaan secara tanggap terhadap budaya
dengan memadukan berbagai kepentingan dan kemampuan daerah. KBK
menerapkan strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk
semua peserta didik terlepas dari latar budaya, etnik, agama, dan jender melalui
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
E. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal.
2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan.
3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi.
4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang
memenuhi unsur edukatif.
5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
Mulyasa menjelaskan bahwa sedikitnya dapat diidentifikasi enam karakteristik
kurikulum berbasis kompetensi, yaitu: (1).Sistem belajar dengan modul. Modul
adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, oprasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. (2). Menggunakan
keseluruhan sumber belajar. Dalam KBK seorang guru tidak lagi menjadi aktor
utama dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan
mendayagunakan aneka ragam sumber belajar. Sumber belajar dapat mencakup
manusia, bahan atau pesan pembelajaran, lingkungan, alat dan peralatan, serta
aktivitas.

(3).

Pengalaman

lapangan.

Pengalaman

lapangan

untuk

lebih

mengakrabkan hubungan antara guru dan peserta didik lebih ditekankan dalam KBK
ini. Keterlibatan guru dalam pembelajaran disekolah memudahkan mereka untuk
mengikuti perkembangan yang terjadi selama peserta didik mengikuti pembelajaran.

10

(4). Strategi belajar individual personal. Belajar individual adalah belajar
berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi
edukatif berdasarkan keunikan peserta didik; bakat, minat, dan kemampuan
(personalisasi). (5). Kemudahan belajar. Kombinasi antara pembelajaran individual
personal dengan pengalaman lapangan, dan pembelajaran secara tim akan
memberikan kemudahan belajar dalam kurikulum berbasis kompetensi. (6). Belajar
tuntas. Belajar tuntas merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan di
dalam kelas, dengan asumsi bahwa pada kondisi yang tepat semua peserta akan
mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajara secara maksimal terhadap
seluruh bahan yang dipelajari.
F. Impelementasi atau Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pelaksanaan atau implementasi KBK adalah sebagai proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga
peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan.
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) telah berjalan sejak tahun
2001 pada beberapa sekolah yang dijadikan mini pilot. Impelementasi KBK
merupakan salah satu bagian penting untuk mendapatkan masukan dalam rangka
penyempurnan KBK baik dari aspek keterbacaan, keluasan, kedalaman, dan
keterlaksanaannya di lapangan (Balitbang Depdiknas, 2003 : 11)
Implementasi yang telah dilakukan tersebut meliputi beberapa prinsip yaitu : (1).
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Kegiatan Belajar Mengajar merupakan proses
aktif bagi siswa dan guru urituk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka
akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan
sesuatu. (2). Penilaian Berbasis Kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan suatu
kegiatan pengumpulan informasi tentang proses dan hasil belajar siswa yang
dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur
apa yang hendak diukur” dari siswa. (3). Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah.
Prinsip ini perlu diimplementasi untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai
dengan kondisi dan aspirasi mereka.
11

G. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Tujuan Evaluasi
Evaluasi adalah proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek, dll) berdasarkan krtiteria
tertentu melalui penilaian (Dimyati, 2006 : 191).
Evaluasi pelaksanaan kurikulum bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
penerapan

kurikulum

berstandar

Nasional

dipakai

sebagai

pedoman

pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah, sehingga
pelaksanaan kurikulum dapat dimengerti, dipahami, diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan dianalisa oleh peserta didik. Evaluasi dilakukan pada setiap
tahapan pelaksanaan pengembangan kurikulum sebagai upaya untuk mengkaji
ulang pelaksanaan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.
Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum di daerah
memerlukan indikator keberhasilan sebagai tolak ukur pencapaian pelaksanaan
kurikulum. Indikator keberhasilan kurikulum mencakup :
a) Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum.
b) Indikator keberhasilan penyusunan silabus.
c) Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester.
d) Indikator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran.
e) Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar.
f)

Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

2. Tahapan Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi dilakukan oleh Tim
ahli dari tingkat pusat, propinsi, dan daerah/kabupaten. Evaluasi ini dilakukan
pada setiap tahap pelaksanaan untuk memperbaiki program pengembangan
kurikulum terhadap keberhasilan sosialisasi kurikulum berstandar nasional,
keberhasilan penyusunan silabus. keberhasilan penyusunan program tahunan dan
semester, keberhasilan penyusunan rencana pengajaran dan bahan ajar, serta
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar.

12

Evaluasi menggunakan indikator keberhasilan pelaksanaan pengembangan
kurikulum di daerah/sekolah dan selain itu evaluasi juga dapat dilakukan melalui
pentahapan, mulai dari tahun pertama hingga tahun terakhir pelaksanaan
kurikulum berstandar nasional. Prinsip penilaian pengembangan kurikulum yang
disesuaikan dengan daerah masing-masing adalah penilaian terhadap relevansi,
fleksibilitas, kontinuitas, kepraktisan, dan efektivitasnya.
Evaluasi pelaksanaan kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rancangan dan pelaksanaan
kurikulum, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana dan prasarana, serta sumber
belajarnya. Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat digunakan oleh
pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan pada tingkat
pusat, daerah dan sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan
meningkatkan hasil yang lebih optimal. Hasil tersebut dapat juga digunakan oleh
kepala sekolah, guru, dan pelaksana pendidikan di daerah dalam memahami dan
membantu meningkatkan kemampuan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih
metode, dan perangkat.

13

BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan
bahwa Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian,
kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah. Latar belakang dirumuskannya kurikulum
berbasis kompetensi diantaranya adalah masalah internal pendidikan, yaitu di
samping rendahnya kualitas pendidikan juga tatanannya yang belum tersusun dengan
jelas. Selain itu juga masalah global, yaitu untuk mengatasi tuntutan perkembangan
jaman.
Tujuan dari kurikulum berbasis kompetensi ini adalah untuk menumbuhkan
minat belajar peserta didik dan terampil dalam setiap bidang. Komponen dari
kurikulum berbasis kompetensi ada empat, yaitu kurikulum dan hasil belajar,
penilaian berbasis kelas, kegiatan belajar mengajar, dan pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah.
Karakteristik KBK antara lain mencakup : Menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal ; Berorientasi pada hasil
belajar (learning outcomes) dan keberagamaan ; Penyampaian dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi ;

Sumber belajar bukan

hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif ;
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.
Pelaksanaan atau implementasi KBK adalah sebagai proses penerapan ide,
konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga
peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan. Implementasi KBK yang telah dilakukan tersebut meliputi
beberapa prinsip yaitu : Kegiatan Belajar Mengajar ; Penilaian Berbasis Kelas. ;
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah..
Evaluasi kurikulum diadakan dengan tujuan untuk mengukur seberapa jauh
tingkat keberhasilan dan penerapan kurikulum berstandar nasional yang dipakai

14

sebagai pedoman pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah,
nantinya akan dijadikan acuan untuk perkembangan kurikulum selanjutnya.

15

Daftar Pustaka
Aziz, Yusuf. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. Banda Aceh: Unsyiah.
Depdiknas, Balitbang. “Kurikulum Berbasis Kompetensi” , Katalog Dalam Terbitan.
Jakarta: 2003. Hlm. 9-20.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Dan
Implementas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

16