ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DA

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN
IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO PADA PROSES PENGADAAN
BARANG DAN JASA (E-PROCUREMENT) BERDASARKAN
KEPUTUSAN DIREKSI NOMOR 305 TAHUN 2010 (Studi Kasus Pada
PT XYZ (PERSERO) Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah)
Mujennah, L. Sensi Wondabio
Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi, Jakarta Universitas Indonesia
ABSTRACT
This thesis explains the goods and service procurement activity process at PT XYZ
(Persero) in the area of South Kalimantan and Central Kalimantan. The writer
attempts to analyze the internal control system based on COSO and ERM
implementation as the guidelines in carrying out internal control and revealing the
suitable goods and service procurement activity with the Decision of the Board of
Directors Number 305 of the Year 2010 at PT XYZ (Persero) in the area of South
Kalimantan and Central Kalimantan. The objectives of PT XYZ (Persero) in carrying
out the goods and service procurement (E Procurement) activity are to support the
implementation of Good Corporate Governance in BUMN (State-Owned Enterprise)
and to provide advantages in the transparency, efficiency, and good internal control
in carrying out the goods and service procurement. In carrying out the goods and
service procurement, the candidates of the goods and service suppliers still find it
difficult to discover information on goods unit prices, there is still discrimination of

treatment towards the candidates of the goods and service suppliers, and there is
inefficiency. PT XYZ expects that through this e procurement it can reduce
inefficiency in the company, reveal transparency in the information of goods and
service procurement, accountability, gain the best candidates of goods and service
suppliers, obtain the most competitive price, and gain trust from the stakeholders.
Keywords:
Good Corporate Governance (GCG), Goods and Service Procurement, COSO,
Enterprise Resource Management (ERM).
ABSTRAK
Tesis ini menjelaskan proses kegiatan pengadaan barang dan jasa di PT XYZ
(Persero) Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah. Penulis mencoba
menganalisis sistem pengendalian internal berdasarkan COSO dan implementasi
ERM sebagai pedoman dalam menjalankan pengendalian internal dan
mengungkapkan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang sesuai dengan Keputusan
Direksi Nomor 305 Tahun 2010 di PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah. Tujuan PT XYZ (Persero) dalam melaksanakan kegiatan
pengadaan barang dan jasa (E Procurement) adalah untuk mendukung pelaksanaan
Good Corporate Governance di BUMN serta memberikan manfaat dalam
transparansi, efisiensi dan pengendalian internal yang baik pada pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa. Dalam menjalankan pelaksanaan pengadaan barang dan

1

2

jasa, calon penyedia barang dan jasa masih kesulitan untuk mengetahui informasi
mengenai harga satuan barang, adanya perlakuan yang tidak sama kepada calon
penyedia barang dan jasa dan inefisiensi. PT XYZ mengharapkan melalui e
procurement ini dapat mengurangi inefisiensi di perusahaan, mengungkapkan
transparansi dalam informasi pengadaan barang dan jasa, akuntabilitas, mendapatkan
calon penyedia barang dan jasa yang terbaik, mendapatkan harga yang paling
kompetitif dan untuk mendapatkan kepercayaan dari stake holder.
Kata Kunci: Good Corporate Governance (GCG), Pengadaan Barang dan Jasa,
COSO, Enterprise Resource Management (ERM)

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian
Perkembangan sistem perekonomian nasional menuntut Badan Usaha Milik


Negara berperan sebagai sarana pelayanan publik yang memiliki visi dan misi
strategis. Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-09/MBU/2012, dan Peraturan
Menteri Negara 01/MBU/2011 mengharuskan setiap BUMN untuk melaksanakan
penerapan Good Corporate Governance (GCG).
PT XYZ

dalam memenuhi kebutuhan perusahaan khususnya

dalam

pengadaan barang dan jasa memiliki sebuah sistem yang disebut E-Procurement. EProcurement PT XYZ merupakan salah satu implementasi dari pengembangan
aplikasi teknologi

(IT Governance) yang bersifat fleksibel. Melalui proses

E-

Procurement PT XYZ diharapkan mampu mendukung pelaksanaan GCG, hal ini
didukung dengan ketentuan oleh Keputusan Direktur No.305.K/DIR/ 2010 tentang
Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa.

Sebelumnya proses pengadaan barang dan jasa pada PT XYZ
Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah dilaksanakan

(Persero)

secara manual

sehingga mengakibatkan sulitnya informasi mengenai harga satuan (barang) di
internal perusahaan, perlakuan yang tidak sama kepada Calon Penyedia barang atau
jasa (CPBJ), dan lemahnya pertanggung jawaban terhadap proses pegadaan barang
dan jasa. Hal ini akan menimbulkan risiko yang dapat menghambat proses bisnis
perusahaan, oleh karena itu PT XYZ (Persero) menerapkan pengendalian internal
berdasarkan prinsip COSO dan ERM dalam pelaksanaan E-Procurement sehingga
dapat memenuhi tujuan perusahaan dalam efisiensi, efektif, keterbukaan,
transparansi, adil dan akuntable untuk mendapatkan penyedia barang dan jasa yang
Universitas Indonesia

3

terbaik, mendapatkan mutu barang dan jasa yang terbaik

mendapatkan harga yang paling kompetitif

sesuai keinginan,

atau harga terbaik dan untuk

mendapatkan akuntabilitas maupun kepercayaan dari stake holder (Pemerintah,
masyarakat, karyawan, pemasok dan pelanggan).

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut: mengetahui proses pengendalian internal dalam
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa (E-Procurement) di PT XYZ

(Persero)

Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah mengacu pada lima prinsip COSO,

mengetahui penyajian dan pengungkapan laporan pelaksanaan E-Procurement
pengadaaan barang dan jasa di PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah, mengetahui implementasi manajemen risiko pada pengadaan
barang dan jasa (E-Procurement) di PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah.
1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan permasalahan di atas maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mengetahui

proses

pengendalian

internal


dalam

pengadaan barang dan jasa (E-Procurement) di PT XYZ

pelaksanaan

(Persero) Wilayah

Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah mengacu pada lima prinsip COSO ?
2.

Mengetahui

penyajian

dan

pengungkapan


laporan

pelaksanaan

E-

Procurement pengadaaan barang dan jasa di PT XYZ (Persero) Wilayah
Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah?
3.

Mengetahui implementasi manajemen risiko pada pengadaan barang dan
jasa (E-Procurement) di PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah?

1.4

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam desain penelitian ini adalah deskriptif analistis

dimana penulis mencoba untuk menjelaskan, meringkaskan kondisi-kondisi objek

Universitas Indonesia

4

dan variabel signifikan yang ditemui pada saat penelitian. Penulis juga melaksanakan
wawancara dan studi literatur untuk memenuhi penilaian terhadap internal kontrol
dan implementasi manajemen risiko pada proses pengadaan barang dan jasa pada PT
XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a)

Data Primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara dan kuesioner
dengan pihak terkait dari PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah yaitu dengan anggota tim internal audit perusahaan
perusahaan, divisi perencanaan dan juga dengan tim panitia pengadaaan
barang dan jasa untuk mengetahui kebijakan apa saja yang telah digunakan,
peraturan mengenai internal kontrol E-Procurement, dan pengidentifikasian
risiko pada E-Procurement pengadaan barang dan jasa.

b)


Data Sekunder yang diperoleh dengan mencari teori-teori dan ide-ide pokok
pikiran dari buku, literatur, artikel, laporan keuangan dan jurnal yang terkait.

1.5

Teknik Pengumpulan Data

a)

Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari buku-buku,
tulisan ilmiah, catatan-catatan atau laporan tertulis dan diarahkan untuk
memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam menganalisis sistem
pengendalian internal dan hal-hal yang mempunyai hubungan dengan
masalah yang diteliti, Keputusan Direksi, Surat Edaran Direksi PT. XYZ dan
peraturan terkait lainnya

b)


Studi Lapangan
Melalui penelitian di lapangan untuk mendapatkan data melalui observasi,
wawancara, kuesioner dan diskusi dengan pihak-pihak yang terkait dalam
kegiatan pengadaan barang dan jasa di PT XYZ (Persero) WSKT.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pengertian E-Procurement
Menurut Turban

(2004, 232) E-Procurement merupakan pengadaan

barang dan jasa secara elektronik oleh perusahaan. E-Procurement meliputi
Universitas Indonesia

5

integrasi dan

manajemen elektronik terhadap semua aktivitas pengadaan

termasuk permintaan

pembelian, pemberian hak pemesanan, pengiriman dan

pembayaran antara pembeli dan pemasok (Chaffey, 2004 p.309).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan pengadaan

brang dan jasa (E

Procurement) merupakan sebuah teknologi yang digunakan dalam rangka
memfasilitasi suatu proses untuk mendapatkan barang, dan jasa yang diinginkan
oleh user (perusahaan) dengan pihak ketiga (kontraktor atau calon penyedia
barang dan jasa) dimulai dari mengidentifikasi segala kebutuhan melalui tahapan
kualifikasi dari penawaran pengadaan barang dan jasa ( kuantitas, speak, kualitas
dan dilivery time), proses pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang dan jasa
sampai dengan proses akhir pelaksanaan pekerjaan, masa pemeliharaan atau
manfaat suatu aktiva.
2.2

Tujuan dan Keuntungan dari EProcurement
Efisiensi dan kemudahan untuk melaksanakan beberapa aktivitas yang sulit

dari fungsi pembelian, maka e-procurement menjadi tujuan bagi para pembeli
professional untuk lebih memfokuskan pada keuntungan dan kefektivitas untuk
mencapai tujuan (Turban, 2004), meningkatkan produktivitas dari agen-agen
pembelian seperti penyediaan waktu yang lebih banyak dan mengurangi tekanan
kerja. meningkatkan aliran informasi dan manajemen seperti informasi pemasok
dan informasi harga, meminimalkan kesalahan manusia dalam proses pembelian
dan pengiriman, memonitor dan mengatur kebiasaan membeli, memiliki pilihan
supplier yang lebih luas sehingga perusahaan dapat membandingkan harga,
kualitas, kecepatan pengiriman pesanan, sedangkan dari sisi supplier adalah dapat
memperoleh kesempatan tender yang lebih

luas karena dapat memperoleh

informasi melalui website di internet dan mengurangi biaya untuk pengajuan
tender.
2.3

Internal Audit
Institute of Internal Auditor (IIA) mendefenisikan internal audit sebagai

aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk
memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi.

Universitas Indonesia

6

Standar 2120 – Kontrol, Kegiatan internal audit

harus membantu

organisasi menerapkan kontrol yang efektif dengan mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi serta mendorong perbaikan yang terus menerus. Practice Advisory
2120.A1, 2010, 2010.A1, 2120. A2 dan 2120 memberikan bukti bahwa peranan
internal audit telah meluas. Sebelumnya internal audit hanya sebatas sebagai
pengawas di dalam perusahaan yang terkesan hanya mencari kesalahan,
sedangkan saat ini internal audit dapat memberikan saran dan masukan
(konsultan) berupa tindakan perbaikan atas sistem yang telah ada.
2.4

Sistem Pengendalian Internal
Menurut The American Institute of Certified Public Accountant (AICPA).

Pengendalian Internal adalah “The plan of organization and all of the
coordinative methods and measures adopted within a business, to safeguard its
assets, check the reliability of its accounting data, promotr operational efficiency,
and encourage adherence to prescribed managerial policies (AU Section
320.08)”.
2.5

Internal
Risiko

Audit dan

Manajemen

The IIA Standards for the professional Practice of Internal Auditing 2011,
29-30) Standard 2110 Governance: 2110 A1. Aktivitas internal audit harus
mengawasi dan mengevaluasi efektivitas sistem manajemen risiko organisasi.
2110.A2 Aktivtas internal audit harus mengevaluasi ekposur

risiko yang

berhubungan dengan sistem tata kelola, operasi, dan informasi organisasi
menurut: keandalan dan intergritas informasi keuangan dan operasi, efektivitas
dan efisiensi operasi, perlindungan aktiva dan kepatuhan terhadap hukum,
peraturan dan kontrak.
2.6

Enterprise Risk Management (ERM)
Definisi risiko dan manajemen risiko menurut ISO 31000:2009. Definisi

risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian objektif. Dampak
menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan dan bisa bersifat
positif atau negatif. Definisi manajemen risiko adalah aktivitas yang terkoordinasi
untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani
risiko. Suatu proses manajemen resiko yang efektif dapat membantu dalam
Universitas Indonesia

7

mengidentifikasi kontrol utama yang terkait dengan risiko melekat (inherent risk)
yang signifikan.
2.7

COSO ERM
Kekuatan kerangka COSO ERM menurut Treadway Commission (2004)

menggambarkan tujuan yang jelas atas komponen pengendalian internal. COSO
ERM bertujuan untuk membangun pengendalian internal dari sebuah lingkungan
pengendalian yang kuat.

COSO ERM

Sumber: Treadway Of Comission 2004
1. Lingkungan Pengendalian (Internal
Environment)
2. Penetapan Tujuan (Objective Setting)
3. Identifikasi Kejadian
4. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
5. Risk Response (Respon Terhadap
Risiko)
6. Aktivitas Pengendalian (Control
Activities)
7. Informasi dan Komunikasi
(Information and Communications)
8. Pengawasan (Monitoring)
2.8

Fraud (Kecurangan)
Menurut kamus hukum, mengartikan Fraud (Ing)= Fraude (Bld) sebagai

kecurangan sedangkan Wikipedia (en.wikipedia.org), memberikan definisi Fraud
sebagai berikut: “Kecurangan merupakan penipuan yang dibuat untuk
mendapatkan keuntungan pribadi atau untuk merugikan orang lain”.

Universitas Indonesia

8

Road Map to Fraud

C

=

Corruption

P +

Power

• Konflik
kepentingan
• Suap
• Gratifikasi
• Ekonomi biaya
tinggi

A
Accountability
• Pertanggung
jawaban amanah
• Transparan
• Akuntabel
• Partisipatif

• Kewenangan
• Desentralisasi
• Diskresi
kebijakan
• Penggunaan
sumber daya

Power (Kekuasaan) yang tidak disertai dengan Sistem Akuntabilitas
yang andal, cenderung Korupsi
Executive Roadmap To Fraud Prevention And Internal Control, by
Martin T. Biegelman and Joel T. Bartow (John Willey 2006)

2.8.1 Jenis Fraud
The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau Asosiasi
Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat,
(tiga) jenis atau tipologi

membagi Fraud (Kecurangan) dalam 3

berdasarkan perbuatan yaitu, penyimpangan atas asset

(Asset Misappropriation), pernyataan

palsu

atau

salah

pernyataan

(Fraudulent Statement), dan korupsi (Corruption). Terdapat empat faktor
pendorong seseorang untuk melakukan kecurangan, yang disebut juga dengan
teori GONE, yaitu Greed (keserakahan), Opportunity (kesempatan), Need (kebutuhan)
dan Exposure (pengungkapan

2.8.2 Modus Fraud Dalam Pengadaan
Barang Dan Jasa
Dalam pengadaan sering terjadi korupsi dan penipuan, yaitu adanya
kesempatan

untuk

menyalahi

kriteria

atau

spesifikasi

kontrak,

dan

melipatgandakan faktur (U4 red flag tool). Salah satu bentuk fraud yang sulit
untuk dideteksi adalah “Bid rigging”. Bid rigging lebih dikenal dengan istilah
persekongkolan tender dan manipulasi penawaran (Manipulation of bids) yaitu
persekongkolan tender yang berawal dari petugas pengadaan yang tidak bersifat
obyektif dalam memilih penyedia barang dan jasa sehingga penyedia barang dan
jasa yang berkualitas didiskualifikasi dalam proses tender.
Korupsi di pengadaan umumnya terjadi ketika a) ukuran kontrak (Size of
the contract) yaitu suap cenderung dihitung dari persentase jumlah kontrak,

Universitas Indonesia

9

semakin banyak jumlah nominal kontrak maka potensi korupsi semakin tinggi
(Soreide, 2002), b) kurangnya kontrol keuangan (Lack of financial control)
diimana

terdapat sistem pengawasan dan penegakan hukum yang lemah,

kemungkinan tertangkap dalam tindak korupsi lebih kecil sehingga dapat
menyebabkan tingkat korupsi yang lebih tinggi (UNDP, 2004),

c) pembatasan

akses informasi (Restricted access to information) yaitu kurangnya transparansi
dalam keputsan direksi atau eksekutif perusahaan dan kurangnya informasi dari
permintaan publik (masyarakat) sehingga memiliki efek untuk meningkatkan
korupsi (UNDP, 2004), serta d) konflik kepentingan (conflict of interest) yaitu
meningkatnya risiko korupsi ketika kepentingan tugas publik dan swasta
bertentangan, karena ada pihak-pihak tertentu yang dieksploitasi untuk
kepentingan pribadi (OECS 2005a).
Untuk itulah diperlukan sebuah e procurement untuk menghindari
terjadinya fraud di pengadaan barang dan jasa:

(Sumber The figure is based on OECD’s four pillars of integrity)
Organisasi seperti OECD, Transparency International, PBB, Bank Dunia
dan U4 telah mengumpulkan pengetahuan dari pengalaman anti-korupsi dalam
proses pengadaan barang dan jasa, dan saran praktis untuk memitigasi resiko
korupsi melalui empat pilar tersebut

PROFIL PERUSAHAAN
3.1

Profil Perusahaan PT XYZ (Persero)
PT XYZ mempunyai susunan organisasi, dengan tugas dan tanggung

jawab. Satuan Pengawasan Inten PT XYZ

(Persero) dimaksudkan untuk

memperjelas peran dan akuntabilitas pemegang jabatan dalam ranggka
meningkatkan kualitas dan efektivitas proses pekerjaan pada SPI.

Universitas Indonesia

10

3.2

Imlementasi E Procurement PT XYZ (Persero)
Rentang proses pengadaan barang dan jasa PT XYZ Persero melalui

tahapan persiapan, proses, pengumuman kontrak, pelaksanaan kontrak dan
tahapan serah terima pekerjaan. Hal ini dibagi dalam

komplesitas pekerjaan

melalui kualifikasi. Kualifikasi adalah bagian kegiatan untuk menetapkan tingkat
atau kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia barang atau jasa.
Kualifikasi
3.3

terdiri dari dua jenis yakni prakualifikasi dan pascakualifikasi.

Jenis dan Metode E Procurement
PT XYZ (Persero)
Penjabaran metode yang digunakan oleh PT XYZ

secara ringkas

digambarkan dalam gambar sebagai berikut: Jenis dan Metode E Pocurement PT
XYZ

Dari gambar diatas dapat dijelaskan pengertian beberapa poin yang perlu
dalam pengadaan barang dan jasa pada Prinsip Pengadaaan barang dan jasa (E
Procurement) pada PT XYZ menurut Keputusan Direktur Nomor 305 Tahun
2010 diantaranya :efisiensi, efektif, terbuka bersaing, transparan, adil atau tidak
diskriminatif dan akuntabel.

Universitas Indonesia

11

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Peran Internal Audit (SPI) Dalam Proses E Procurement
Internal audit PT XYZ

berperan sebagai konsultan internal dalam

peningkatan operasional perusahaan dan melakukan peningkatan pengawasan
a)
b)
c)

Efisiensi audit dengan electronic Working Paper (eWP).
Jenjang karir dan strategi staf SPI.
Menjalankan proses dan metedologi yang seragam
Satuan Pengawas Intern

(SPI)

berperan untuk mengevaluasi, dan

memantau sejauh mana user (PT XYZ) merealisasikan pelaksanaan anggaran
sehingga tidak terjadi penyimpangan baik itu batasan mengenai anggaran
investasi maupun anggaran operasional. Pertama, internal audit (SPI) PT XYZ
memeriksa kebenaran isi kontrak, apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP
(Sistem Operasional Prosedur). Kedua, internal audit memeriksa administrasi
teknis apakah sudah sesuai dengan SOP. Ketiga, internal audit mengawasi proses
e procurement, untuk mengetahui apakah e procurement sudah dijalankan dengan
benar dan sesuai SOP mulai dari usulan pemenang sampai pelaksanaan akhir
pelaksanaan pekerjaan.
4.2

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal pada E Procurement PT XYZ
(Persero) Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah
Berikut hasil evaluasi penulis mengenai efektivitas pengendalian internal

pada proses pengadaan barang dan jasa PT XYZ

(Persero) WSKT melalui

kuesioner kepada pegawai PT XYZ (Persero) diantaranya: 6 (enam) orang Divisi
Pengadaan PT XYZ Pusat, 2 (dua) orang Divisi Internal Audit (SPI), 2 (dua)
orang Panitia Pengadaan PT XYZ WSKT, 6 (enam) orang Divisi Keuangan PT
XYZ WSKT, 3 (tiga) orang Divisi Akuntansi PT XYZ (WSKT), 3 (tiga) orang
Divisi Pembangkit, dan 1 (satu) orang IT E Procurement

PT XYZ

Pusat,

hasilnya yaitu;
a.

Lingkungan Pengendalian
Direksi dan manajemen PT XYZ wajib mengembangkan lingkungan dan

suasana positif untuk mengimplementasikan dan mempertahankan struktur
pengendalian yang efektif yang meliputi keteladanan baik perkataan maupun

Universitas Indonesia

12

tindakan yang senantiasa menjunjung integritas, standar nilai dan standar etika.
Komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai etika ini antara lain: Filosofi
manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, partisipasi dewan komisaris dan
komite audit, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta kebijakan dan
praktik sumber daya manusia
b.

Penilaian Risiko
Direksi dan manajemen PT XYZ harus menyadari bahwa pada satu sisi

resiko dapat mendorong inovasi dan kinerja, tetapi resiko dapat menyebabkan
penyimpangan dan dapat mengganggu perusahaan mencapai tujuan. Risk
management berkontribusi terhadap internal dan eksternal perusahaan dalam
menjalankan proses bisnis. Internal audit dapat membantu perusahaan dalam
mengurangi risiko yang terjadi.
c.

Aktivitas Pengendalian
Aktivitas ini mencakup kebijakan dan prosedur dalam menjalankan

operasi perusahaan agar mencapau tujuan dan sasaran. Aktivitas pengendalian
terdiri dari: 1) otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktifitas, 2) pemisahan
fungsi dan 3) pengendalian independen kinerja.
d.

Informasi dan Komunikasi
Direksi dan manajemen PT XYZ telah mengembangkan sebuah sistem

yang relevan dan tepat waktu untuk dikomunikasikan kepada orang yang tepat,
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, dan pelaporan kinerja, serta
terciptanya efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini
dapat dilihat pada laporan evaluasi dan monitoring perusahaan terhadap
pengadaan barang dan jasa, peraturan perusahaan, mekanisme proses pengadaan
barang dan jasa dan sarana pengungkapan informasi kepada pihak publik.
e.

Pemantauan
Manajemen dan Direksi memantau aktivtas operasi dan

kegiatan

perusahaan termasuk sistem pengendalian internal dan memberikan tanggapan
secara efektif melalui kinerja keuangan, rencana strategis perusahaan dan
penunjukkan unit kerja khusus menangani permasalahan hukum.

Universitas Indonesia

13

4.3

Analisis Rekap Laporan Monitoring E Procurement Tahun 2011 PT
XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah.
Terdapat efisiensi anggaran dibandingkan dengan nilai HPS yang cukup

signifikan yaitu Rp. 156,655,998,013.33,

hal ini sudah tentu menguntungkan

perusahaan dari segi keuangan (financial). Pada tahun 2011 pengadaan barang dan
jasa lebih banyak menggunakan metode e-Auction sebanyak 30 kali dan
pengadaan barang dan jasa yang menggunkan metode bidding ada 14 pengadaan.
Pada tahun ini ditemukan sebanyak tiga kali pelelangan ulang hal ini disebabkan
karena panitia menetapkan pelelangan tersebut adalah gagal. Terhadap pelelangan
gagal ini panitia dapat mengumumkan kembali untuk mendapatkan calon
penyedia barangdan jasa prakualifikasi, mengumumkan kembali

untuk

mendapatkan calon penyedia barang dan jasa baru untuk mengikuti pelelangan
pascakualifikasi, mengundang kembali calon penyedia yang sudah terdaftar untuk
mendaftar ulang dan memasukkan dokumen penawaran, melakukan proses sesuai
tahapan pengadaan, memutuskan proses pengadaan dihentikan atau tepat
dilanjutkan dengan merubah persyaratan administrasi dan teknis, meninjau ulang
isi dokumen pengadaan dan atau perhitungan HPS, menyampaikan ulang isi
dokumen dalam hal terjadi perubahan pada isi dokumen pengadaan kepada calon
penyedia barang dan jasa telah memasukkan penawaran harga. Jika ternyata
harga terendah yang ditawarkan

tetap

lebih tinggi dari batas atas yang telah

ditentukan maka panitia pengadaan dapat mengusulkan kepada pengguna barang
dan jasa untuk melakukan penunjukkan langsung kepada calon penyedia barang
dan jasa yang menyampaikan penawaran harga terendah.
4.4

Analisis Rekap Laporan Monitoring E Procurement Tahun 2012
PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah
Terdapat efisiensi anggaran pada analisis laporan monitoring pengadaan

tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 57,033,864,583. Rekapitulasi pengadaan barang dan
jasa pada tahun 2012 terdapat ada beberapa kelemahan. Meskipun evaluasi
monitoring selalu rutin dilakukan, tapi risiko-risiko kecil menjadi hal penting
yang harus dihindari yaitu kesalahan dalam merincikan HPS, hal ini cenderung
memakan waktu lagi untuk menghitung dan mengkoreksi HPS tersebut. Salah
satu tindakan yang dapat dilakukan oleh Panitia pengadaan barang dan jasa yakni
dengan melaksanakan klarifikasi harga dengan kurun waktu tertentu. Penyebab

Universitas Indonesia

14

kedua yang mungkin menganggu dalam penentuan HPS adalah sistem
pembayaran yang didasarkan atas hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia barang dan jasa, hal ini termuat
dalam addendum pekerjaan tambah atau kurang. Namun dari segi efisiensi
menunjukkan hal yang cukup signifikan,

ini terlihat dalam efisiensi antara

anggaran dan HPS. Hal ini membuktikan bahwa dengan e-procurement dapat
membantu perusahaan dalam menghemat anggaran tahunan.
4.5

Analisis Laporan E Procurement PT XYZ WSKT
Berikut adalah hasil laporan pengadaan barang dan jasa atas dokumen

rencana kerja dan syarat.
1.

Pemeriksaan Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa.
Pada tanggal 19 September 2011, PT XYZ membuka penawaran

pengadaan barang dan jasa (e procurement) atas “Pengadaan Spare Part” untuk
Mempertahankan Keandalan Mesin SWD 9 TM 620C Daya 12.400 KW.
2.

Permeriksaan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Dokumen ini telah mencakup kegiatan (volume) dan anggaran pengadaan

barng dan jasa serta sumber pendanaan. Sumber dana yang digunakan adalah
sumber dana investasi.
3.

Pemeriksaan atas Pemilihan Penyedia Barang dan Jasa
Calon penyedia pengadaan barang dan jasa ini telah

memiliki badan

hukum dan mampu mengerjakan pekerjaan dan memiliki surat ijin usaha
perdagangan (SIUP), tidak dalam pengawasan peradilan, dan tidak dalam keadaan
pailit.
4.

Pemeriksaan atas Penyusunan dan Penetapan Rencana Pelaksanaan
Pengadaan
Panitia memeriksa setiap dokumen Penetapan Rencana Pelaksanaan

Pengadaan (PRPP) dan mengkaji ulang setiap spesifikasi teknis dan gambar yang
sesuai dengan permintaan user.
5.

Pemeriksaan Pemilihan Sistem Pengadaan Barang.
Setiap metode pemilihan sistem pengadaan barang dibuatkan Berita Acara

Pemeriksaan (BAP). Penyedia barang dan jasa diberikan penjelasan (Notulen

Universitas Indonesia

15

Ambizing) sehingga semua didokumen diyakini keabsahannya dan dokumen
tersebut legal serta dapat dipertanggung jawabkan.
6.

Pemeriksaan
Dokumen
Penawaran
Pelelangan
Umum,
Pascakualifikasi, Metode Satu Sampul dan Evaluasi Sistem Gugur
Unsur penilaian administrasi dilakukan untuk mengevaluasi kelengkapan

berkas penawaran, dinyatakan sah apabila data-data yang dirinci sudah jelas dan
lengkap. Dilakukan evaluasi untuk meneliti kebernaran dan kecocokan
(keabsahan) lampiran penawaran seperti dalam pelelangan, hasil yang diperoleh
LULUS atau GUGUR.
7.

Pemeriksaan Evaluasi Harga dan Evaluasi Kualifikasi
Metode yang digunakan dalam mengevaluasi harga satuan dari penawaran

calon penyedia barang dan jasa ditetapkan sebesar nilai terendah di bawah hargA
HPS, apabila harga yang ditawarkan lebih tinggi dari HPS maka calon penyedia
pengadaan barang dan jasa dinyatakan gugur.
8.

Pemeriksaan atas Penetapan Pemenang
Penyedia barang dan jasa dinyatakan lulus apabila memenuhi kualifikasi

kelengkapan dan kevalidan dokumen-dokumen yang disebutkan diatas. Setiap
perincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang ditetapkan oleh calon penyedia
barang dan jasa diteliti dengan seksama oleh panitia pengadaan sehingga dapat
disimpulkan berapa biaya total pekerjaan secara benar.

Hasil penetapan

pemenang akan diumumkan di papan pengumuman, kemudian ditetapkan Surat
Penunjukkan Pemenang beserta Berita Acara Hasil Evaluasi Penawaran.
9.

Pemeriksaan Pelaksanaan Kontrak
Penyedia barang dan jasa harus mempersiapkan kontrak pelaksanaan

pekerjaan dengan tambahan waktu 14 hari. Isi kontrak meliputi informasi jenisjenis pekerjaan, kerja sama pekerjaan dengan instansi, vendor atau pabrikan,
jadwal pelaksanaan pekerjaan, prosedur pelaksanaan pekerjaan, industri kerja,
dan pelaksanaan pekerjaan.
10.

Pemeriksaan Serah Terima Pekerjaan
Penyedia barang dan jasa harus membuat rencana kerja atau time schedule

agar pelaksanaan pekerjaan dapat diserahkan sesuai dengan eaktu yang sudah

Universitas Indonesia

16

ditentukan. Setelah batas waktu penyerahan pekerjaan ditambah 50 (lima puluh)
hari kalender penyedia barang dan jasa masih belum bisa menyelesaikan
pekerjaan, baik seluruhnya maupun sebagian maka PT XYZ berhak menyatakan
Surat Perjanjian berakhir secara sepihak dan penyedia brang dan jasa tetap
dikenakan denda dan Surat Garansi Bank sebagai jaminan pelaksanaan dan masa
pemeliharaan menjadi milik PT XYZ.
4.6

Enterprise Resource Management PT XYZ (Persero) WSKT Tahun
2012
PT XYZ Persero dalam kegiatan proses bisnis perusahaan telah

menjalankan proses manajemen resiko berdasarkan surat Keputusan Direksi PT
XYZ (Persero) Nomor 229.K/010/DIR/2004 tentang Penerapan Enterprise Risk
Management (ERM) pada Manajemen PT XYZ (Persero). Risiko dikategorikan
menjadi tiga bagian dimana

terdapat peristiwa, akibat dan kemungkinan.

Manajemen mengelola proses bisnis Perseroan, dengan kewajiban melakukan
pengkajian dan pengelolaan risiko usaha. Pengkajian dan pengelolaan risiko
adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola
risiko usaha yang relevan dengan cara,

a) identifikasi risiko, b)

pengukuran risiko, c) penanganan risiko, d) pemantauan risiko,

e)

evaluasi dan f) pelaporan seta pengungkapan.
4.7
Kemungkinan

Kriteria Dampak dan Akibat Penilaian Risiko pada PT XYZ WSKT
Kriteria

Dampak

Kriteria

Tidak

Sangat
Kecil

s/d 10
%

Kecil

>10 %
s/d 30 %

Minor

Sedang

>30 %
s/d 70 %

Medium

200.000.000 70 %
s/d 90 %

Signifikan

400.000.00090 %

Malapetaka

> 600.000.000

> =5.000.000
Signifikan
5.000.000 < =
200.000.000

Kualitatif
Pelelangan
masih dapat
dilakukan
Pelelangan
terganggu
Pelelangan
terganggu dan
perlu
tambahan
waktu
Pelelangan
tertunda
Pelelangan
batal

Universitas Indonesia

17

4.8

Peran Internal Audit (SPI) Dalam Manajemen Risiko
Internal audit (SPI) berperan sebagai konsultan dan inssurance dalam

membantu perusahaan dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi eksposure
signifikan

terhadap risiko dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan

pengelolaan risiko dan sistem pengendalian perusahaan yang relevan bagi
perusahaan. Internal audit harus mengawasi dan mengevaluasi efektivitas sistem
manajemen risiko organisasi.
Internal audit juga berperan untuk menjadi agen perubahan dalam
Implementasi GCG dan Manajemen Risiko dalam hal untuk meningkatkan
pengetahuan berbasis IT, meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi SPI
dengan IT, meningkatan kompetensi

auditor bersertifikat QIA, CISA, CFE,

FRM, Audit Berbasis Risiko (RBA). Dan efektifitas RBA menggunakan sistem
penilaian audit (Audit Rating System).

KESIMPULAN
Dari segi efektivitas, proses internal kontrol e procurement PT XYZ
sudah sesuai dengan penerapan pedoman barang dan jasa yang ditetapkan oleh
Keputusan Direksi Nomor 305 Tahun 2010 dan prinsip pengendalian internal
menurut

COSO Framework. Melalui e procurement, transparansi proses

pengadaan barang dan jasa mampu menemukan supplier (kontraktor) yang lebih
kompetitif, proses penyediaan barang dan jasa lebih akuntable, dan sistematis,
serta

dapat

meminmalisasi kesalahan manusia (human error).

Penulis

menyarankan agar SPI lebih bersifat “skpetisisme professional” sebagai seorang
internal auditor terhadap proses e procurement sehingga dapat mencegah dan
mendeteksi fraud sedini mungkin, seperti jenis fraud “Bid Rigging dan
Manifulation Of Bids.
Dari segi efisiensi, penulis menemukan beberapa indikasi inefisiensi.
Sesuai dengan laporan monitoring e procurement tahun 2010-2011, maka PT
XYZ Wilayah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah telah mewujudkan
pelaksanaan realisasi anggaran dan perencanaan biaya melalui e procurement
dengan baik dibandingkan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan secara
manual, namun dari segi operasional dan pelaksanaan pengendalian internal di

Universitas Indonesia

18

lapangan perlu pengawasan dan monitoring yang lebih baik lagi. Hal ini dapat
dilihat dari adanya inefisiensi ketepatan waktu, hambatan proses pelelangan, dan
pemilihan penyedia pada proses pengadaan barang dan jasa.
Berdasarkan hasil orientasi dokumen dan informasi profil risiko oleh
penulis, maka implementasi ERM pada PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan
Selatan Kalimantan Tengah masih diperlukan pemahaman dan perhatian yang
lebih serius oleh pemilik risiko. Terdapat kelemahan bahwa risk owner belum
secara aktif dan efektif dalam menindaklanjuti, memantau dan melaporkan
mitigasi risiko yang ada di perusahaan. Hal ini menyebabkan pengelolaan risiko
belum dilaksanakan secara optimal. Salah satu risiko PT XYZ (Persero) dalam
menggambarkan isi kontrak (Rencana Kerja dan Syarat) yaitu masih belum
menjelaskan

secara garis besar permintaan dan spesifikasi teknis dari user

pengadaan barang dan jasa, hubungan dengan supplier maupun kontraktor, serta
risiko atas pencemaran lingkungan di lapangan.
Peran internal audit (SPI) telah meluas yaitu sebagai konsultan, insurance
dan agen perubahan oleh karena itu internal audit harus meningkatkan
pengetahuan berbasis IT, meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi SPI
dengan IT,

meningkatkan

auditor bersertifikat QIA, CISA, CFE, FRM,

melaksanakan penilaian Audit Berbasis Risiko

dalam Audit Rating System.

Internal audit bertanggung jawab untuk mengidentifikasi risiko yang signifikan
dan menilai keselarasan risiko apetite perusahaan, mendapatkan informasi yang
relevan serta mengkomunikasikannya dengan karyawan perusahaan, menilai
kerentanan terhadap penyalahgunaan sumber daya, kegagalan untuk mencapai
tujuan mengenai etika, ekonomi, efisiensi dan efektivitas, serta kegagalan untuk
memenuhi kewajiban akuntabilitas dan ketidakpatuhan terhadap hukum
(peraturan) dan menilai kecukupan desain kontrol dan menentukan pengujian
pengendalian yang efektif serta relevan dalam mencegah fraud serta melaporkan
temuan dan memberikan rekomendasi

serta tindakan korektif atas temuan

tersebut untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.
SARAN
Mengingat siklus pengadaan barang dan jasa di PT XYZ (Persero) yang
sangat banyak, maka selalu ada risiko bahwa pengendalian internal

yang telah

Universitas Indonesia

19

dirancang mengalami hambatan dan tidak mencapai sasaran perusahaan. Oleh
karena itu internal audit (SPI)

harus memberikan saran, rekomendasi dan

perbaikan pengendalian internal PT XYZ (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah,

secara terus menerus untuk going concern perusahaan

dimasa yang akan datang. Perusahaan sebaiknya menyiapkan kompetensi SDM
yang memiliki kualifikasi baik di tingkat pusat maupun wilayah khususnya dalam
pengadaan barang dan jasa (E procurement), misalnya ketersediaan panitia yang
memiliki sertifikasi keahlian dalam pengadaan barang dan jasa serta training
khusus dalam menggunakan aplikasi e procurement, menyiapkan IT auditor
dalam menangani sistem aplikasi e procurement apabila terjadi gangguan dan
hambatan dalam aplikasi. sosialiasi SOP ke setiap user (Divisi) yang membuat
permintaan atas pengadaan barang dan jasa, komunikasi intensif antara user,
panitia

dan divisi perencanaan dan anggaran, mengevaluasi dan monitoring

secara berkala, serta menyediakan sarana pengaduaan baik untuk pihak internal
maupun

eksternal

perusahaan

melalui

whistleblowing

system.

Untuk

memfasilitasi pengurangan dan pengelolaan atas risiko, perusahaan sebaiknya
Melaksanakan

komparabilitas

(perbandingan)

informasi

risiko

melalui

pendekatan standar untuk risiko (COSO ERM) dan standar GCG, imlementasi
ERM sebagai KPI 2014, penyusunan road map implementasi ERM serta sosialiasi
ERM dan Risk Management Plan terhadap risk owner secara aktif.

KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, penulis memiliki keterbatasan
rentang waktu dan periode penelitian. Selain itu penulis mengalami hambatan
terkait dengan kerahasiaan data dari manajemen perusahaan. Beberapa tambahan
data dan informasi mengenai peraturan, kebijakan dan pelaksanaan terkait
penelitian ini didapatkan melalui internet dan media informasi cetak.
Agenda Bagi Peneliti Mendatang
Rekomendasi penulis bagi para peneliti yang ingin melaksanakan riset di
PT XYZ (Persero) adalah merancang sebuah sistem aplikasi internal kontrol,
dimana sistem ini telah mencakup prinsip GCG, COSO ERM dan ERP. Selain itu

Universitas Indonesia

20

penulis juga menyarankan agar para peneliti selanjutnya dapat menerapkan ISO
mengenai lingkungan dan menyusun SOP yang relevan terkait dengan pengadaan
barang dan jasa di BUMN.

KEPUSTAKAAN

Agoes, Sukrisno. 2005. Penerapan Internal Audit Department, Enterprise Risk
Management dan Good Corporate Governance Terhadap Pencegahan
Fraud dan Implikasinya kepada Peningkatan Mutu Lulusan Perguruan
Tinggi di Indonesia. Salemba Empat; Jakarta
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, & Beasly, Mark S. (2011). Auditing and
Assurance Services, An Integrated Approach (13thed). Pearson Prentice
Hall; New Jersey
BAPEPAM. 2004. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. No Kep
29/PM/2004 (Peraturan No IX.I.5) tentang Pembentukan dan Pedoman
Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Cendrowski H and C Mair William. 2009. Enterprise Risk Management and
Coso. John Wiley & Sons, Inc; New Jersey.
COSO ERM Integrated Framework. (2004) by the Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission.
Chaffey, Dave. (2004). E-business and e-commerce management : strategy,
implementation, and practice (2nd ed). Prentice Hall; New Jersey
Davila, Tony, Mahendra Gupta, dan Richard Palmer. 2002. Dalam jurnal “Moving
Procurement Systems to The Internet, The Adoption and Use of E
procurement Technology Models, European Management Jurnal, Vol. 21,
No. 1, Hal. 11.
Dwi Waracanova, Sartika. 2012. Tesis yang Berjudul “Analisis Peranan Audit
Internal Terhadap Corporate Governance, Manajemen Risiko dan
Pengendalian Internal”
Studi Kasus pada PT XYZ. Universitas
Indonesia.
General Accounting Ofice (GAO). (1999). Standards For Internal Control in The
Federal Government. Author; Washington, DC.
Heggstad Kari, Froystad Mona dan Isaksen. 2010. The Basics of Integrity in
Procurement A Guidebook. Chr. Michelsen Institute Commissioned by
DFID.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. IAI;
Jakarta
Kalakota, Ravi and Robinson, Marcia. (2001). Ebusiness Model 2.0: Roadmap
For Success. Addison-Wesley.
Keputusan Direktur Nomor 305 Tahun 2010 Pedoman Pengadaan Barang dan
Jasa pada PT XYZ (Persero)
Keputusan Peraturan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2012 tentang pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun tentang perubahan
kedua atas Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Universitas Indonesia

21

K.H Spencer Picket. 2004.The Internal Auditor At Work, A Practical Guide to
Everyday Challenger. Jhon Willey&Sons; New Jersey.
Konrath, Larry F. (2002). Auditing: A Risk Analysis Approach (5thed). Thomson
Learning: South Western.
La Midjan. 2001. Sistem Informasi Akuntansi I Pendekatan Manual Penyusunan
Metode dan Prosedur. Lingga Jaya; Bandung.
Lawrence B Sawyer, Dittenhofer & Scheiner. (2008). Audit Internal Sawyer
(Buku 1 Edisi 5). (Desi Adhariani,Penerjemah). Mastergrafis:Jakarta.
Lawrence B Sawyer, Dittenhofer & Scheiner. (2008). Audit Internal Sawyer
(Buku 2 Edisi 5). (Desi Adhariani,Penerjemah). Mastergrafis:Jakarta.
Lawrence B Sawyer, Dittenhofer & Scheiner. (2008). Audit Internal Sawyer
(Buku 3 Edisi 5). (Desi Adhariani,Penerjemah). Mastergrafis:Jakarta.
Mardiasmo.(2004). Akuntansi Sektor Publik. Andi;Yogyakarta
Meutia Anggraeni, Renni. 2011. Analisis Efektivitas Pengendalian Intern Pada
Bisnis Proses Underwriting Dan Claim Serta Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Keuangan Di Perusahaan Asuransi Kerugian, Studi Kasus Di PT
Asuransi XYZ. Tesis Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi.
Universitas Indonesia; Jakarta
Moeller, Robert R. 2009. Brinks Modern Internal Auditing A Common Body Of
Knowledge (7th ed). John Wiley dan Sons, Inc; New Jersey.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _2009. Brinks Modern Internal Auditing. Sixth Edition. John
Wiley dan Sons, Inc; New Jersey
Romney, Marshal. B and Steinbart, Paul John. (2000). Accounting Information
Systems. (8th ed).
Sawyer’s, (2012). Internal Audit Essentials (6th ed Volume 1). The IIA Research
Foundation; Florida
Sawyer’s, (2012). Internal Audit Processess and Methods (6th ed Volume 2). The
IIA Research Foundation; Florida
Sawyer’s, (2012). Governance Risk Management, and Compliance Essentials (6th
ed Volume 3). The IIA Research Foundation; Florida
Schiavo-Campo, S dan Sundaran, Pachampet Sabhesa Aiyar. (2001). To Serve
and to Preserve: Improving Public Administration in a Competitive Worls.
Asian Development Bank February 8, 2011; Manila.
http://www.adb.org/Document/Manuals/Serve
andPreserve/Chapter09.PDF.
Situs resmi PT XYZ (Persero). Http://www. PT XYZ.co.id
Standar Profesi Audit Internal. 2008. Yayasan Pendidikan Internal Audit; Jakarta
Sumardjo, SE, MM, QIA. 2012. Strategi Menyiasati Pemeriksaan Pada Lembaga
Negara, Pemerintah, BUMN/BUMND, Proyek Rutin dan Pelaporan
Keuangan Teori dan Praktek. BP. Cipta Karya: Jakarta.
Tai, Khi V.(2001). Public Procurement Re-Examined Journal of Public
Procurement, Volume I, IssueI, 9-50 February 7, 2011.
http://ippa.org/jopp/download/vol1/Thai.pdf
The IIA Practice Advisories Under International Professional Practice
Framework (IPPF)
The IIA : Standard for the Professional Practice of Internal Auditing and related
IIA publication

Universitas Indonesia

22

The Institute of Risk Management. 2012. A Risk Management Standar 6 Januari
2012. http://www.theirm.org/publications/documents/ Risk Management
Standar 030820.pdf
The Risk Metrics Group (1998), Exploring Risk and Managing Risk
(http://www.bexi.co.id/images/_res/perbankanKerangka%20Kerja%20Ris
k%20 Management.pdf)
Tool-Kit Anti Korupsi. 2009. Buku Panduan Mencegak Korupsi Dalam
Pengadaan Barang dan Jasa Publik. (2005) Centre of International
Crime Prevention (CICP) Transparency International Indonesia (PBB);
Jakarta.
Transparency International (2006) Handbook for curbing corruption in public
procurement, Berlin, Transparency International.
http://www.transparency.org/publications/publications/other/procurement_
handbook
Transparency International (2005a) Global Corruption Report 2005
http://www.transparency.org/publications/gcr/gcr_2005
Transparency International (2005b) Stealing the Future: Corruption in the
classroom Transparency International
Transparency International (2005c) TI's minimum standards for public
contracting. Berlin, Transparency International.
Tuanakotta, Theodurus M, (2013). Audit Berbasis ISA. Salemba Empat; Jakarta
Turban, Efraim (2004). Electronic Commerce. Imprint Prentice Hall; United
Kingdom
Turban, Efraim.(2008). Electronic Commerce a manajerial Perspective 2008.
Prentice Hall,: New Jersey.
UNDP (2004) Anti corruption practice note. United Nation Development Partner
www.undo.org/governance/docs/AC_PN_english.pdf
U4 (2009) Red flag tool www.u4.no/themes/corruption aid/red flag tool/AAA.
Start.cfm
U4 (2009) General Overview Procurement Corruption
www.u4.no/themes/procurement/procurementintro.cmf
U4 (2009) Corruption in public procurement. Mitigating strategies.
www.u4.no/themes/procurement/mitigating strategies.cfm
Pedoman Good Corporate Governance PT XYZ Tahun 2008
Pemerintah Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No
117/M MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
Governance pada BUMN.
Pickett, K.H, Spencer. 2005. The Essential Handbooj of Internal Auditing. John
Wiley and Sons, Inc; New Jersey.
Widjaja T, Amin (2013). Corporate Fraud dan Internal Control. Harvarindo;
Jakarta.
Wondabio, L, Sensi. 2010. Internal Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit):
Bagi Perusahaan Asuransi Kerugian (Umum), Asuransi Jiwa dan
Reasuransi. CT Prima Consulting & Training; Jakarta.
www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/119845-T%2025278
Studi%20kasus%20pengendalian- Literatur.pdf
www.theiia.org.

Universitas Indonesia