Jabatan Fungsional Pustakawan di institut

Jabatan Fungsional Pustakawan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pustakawan diartikan sebagai seseorang yang telah bekerja di Perpustakaan
yang pernah mengenyam pendidikan minimal D-2 Perpustakaan dan Dokumentasi,
ataupun sarjana /diploma lain tetapi juga pernah mengikuti diklat / pelatihan
kepustakawanan. Tetapi ada juga yang membatasi bahwa Pustakawan adalah orang
yang sudah mendapatkan SK PNS.
Profesi pustakawan pada jaman Mesir Kuno telah diakui dan memiliki
kedudukan tinggi dalam pemerintahan dan mereka telah berpengalaman tinggi dan
ahli bahasa. Profesi pustakawan di Indonesia secara resmi diakui berdasarkan SK
MENPAN No. 18/MENPAN/1988 dan diperbaharui dengan SK MENPAN No.
33/MENPAN/1990, yang kemudian diperkuat dengan keputusan-keputusan lain yang
berkaitan dengan kewajiban dan hak sebagai profesi dan fungsional pustakawan.
Pembinaan jabatan fungsional pustakawan di lingkungan instansi pemerintah
antara lain ditujukan untuk menjamin perkembangan profesionalisme yang
berimplikasi pada peningkatan kegiatan yang berdayaguna, dan berhasil guna bagi
masyarakat. Perolehan angka kredit merupakan indikator prestasi pejabat pustakawan
yang berpedoman pada SK MENPAN No. 132 tahun 2002. Angka kredit adalah

angka yang diberikan berdasarkan penilaian yang telah dicapai oleh seorang
pustakawan dalam mengerjakan butir-butir kegiatan yang digunakan sebagai salah
satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/jabatan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja tugas pokok dari profesi pustakawan menurut jenjangnya ?
2. Apa peran pustakawan dalam melayani penggunanya?
3. Bagaimana harapan dan relevansi dari profesi pustakawan di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tugas Pokok Pustakawan
Pustakawan digolongkan sebagai pejabat fungsional. dalam keputusan
presiden Nomor 87 Tahun 1999, jabatan fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam satu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional pustakawan diatur
1

berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

(KEP.MENPAN) Nomor 18/1988 tentang jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian disempurnakan dengan Keputusan
MENPAN Nomor 33/1998 dan terakhir dengan keputusan MENPAN Nomor
132/KEP/M.PAN/12/2002 (Rachman H, 2006 : 46)
Sedangkan definisi Pejabat fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut
Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi
(perpusdokinfo) di instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya.
Jabatan pustakawan diakui sebagai jabatan fungsional karena telah dilakukan
kajian-kajian yang mendalam dan ternyata memenuhi syarat dan kriteria profesi
antara lain:
1.Memiliki metodologi, teknis analisis dan prosedur kerja yang didasarkan pada
disiplin ilmu pengetahuan dan atau pelatihan tertentu dan mendapatkan sertifikasi.
2.Memiliki etika profesi yang diterapkan oleh organisasi profesi (dalam hal ini
adalah Ikatan Pustakawan Indonesia/IPI).
3.Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan tingkat keahlian bagi
jabatan fungsional keahlian dan tingkat ketrampilan bagi jabatan fungsional
ketrampilan.
4.Dalam melaksanakan tugas dapat dilakukan secara mandiri.

5.Jabatan fungsional pustakawan ternyata diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi organsisasi.
6.Telah memiliki pendidikan tinggi keperpustakaan dan berbagai jenjang studi sejak
D2, D3, S1, sampai pada S3.
Dalam ini menunjukkan bahwa bidang perpustakaan sejajar dengan disiplin
ilmu pengetahuan yang lain. Oleh karena itu bidang perpustakaan yang masih
dianggap aneh dan baru itu belum berkembang pesat seperti perkembangan ilmu
kedokteran, pertanian, teknik dan lain sebagainya.
Jenjang jabatan fungsional pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan No.
132/KEP/M.PAN/12/2002 terdiri dari jalur terampil dan ahli. Perbedaan kedua jalur
ini didasarkan atas latar belakang pendidikan pustakawan. Jalur terampil bagi pejabat
fungsional pustakawan yang berlatar belakang pendidikan D2/D3 Pusdokinfo atau
D2/D3 Nonpusdokinfo ditambah lulus Diklat Calon Pustakawan Tingkat Terampil
yang kualifikasinya ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional.
Sedangkan jalur ahli adalah bagi para pustakawan yang memiliki latar
belakang minimal S1 Pusdokinfo atau S1 Nonpusdokinfo ditambah lulus Diklat
Calon Pustakawan Tingkat Ahli yang kualifikasinya ditetapkan oleh Perpustakaan
Nasional.
Jalur terampil meliputi:
Pustakawan Pelaksana

: Golongan ruang II/b, II/c dan II/d
Pustakawan Pelaksana Lanjutan
: Golongan ruang III/a dan III/b
Pustakawan Penyelia
: Golongan ruang III/c dan III/d
Jalur Ahli meliputi:
Pustakawan Pertama
: Golongan ruang III/a dan III/b
Pustakawan Muda
: Golongan ruang III/c dan III/d
2

Pustakawan Madya
Pustakawan Utama

: Golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c
: Golongan ruang IV/d dan IV/e

Untuk memenuhi persyaratan jabatan fungsional tersebut, maka seorang
pustakawan harus menjalankan tugasnya sesuai dengan job deskripsinya. Adapun

tugas pokok Pustakawan yaitu sebagai berikut :
A. Pustakawan Tingkat Terampil.
Pustakawan Tingkat Terampil adalah Pustakawan yang memiliki ijazah serendah rendahnya D2 Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi, atau diploma lain yang
pernah mengikuti Diklat Kepustakawanan.
Adapun tugas – tugas pustakawan tingkat terampil yaitu:
1.
a)

b)

c)

d)

Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka atau sumber
Informasi. Yang kegiatannya meliputi :
Pengembangan Koleksi
Yaitu kegiatan yang ditujukan untuk mengadakan, memelihara, ataupun menjaga
koleksi agar sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Yang kegiatannya meliputi :
melakukan survey minat pemakai, mengadakan, menyeleksi, mengevaluasi dan

menyiangi bahan pustaka.
Pengolahan Bahan Pustaka atau Koleksi
Yaitu kegiatan mendeskripsikan bahan pustaka serta membuat sarana dalam kegiatan
Temu Kembali, agar para pemustaka lebih mudah dalam menemukan koleksi yang
dicarinya. Dalam hal ini pustakawan tugasnya meliputi : menginventaris bahan
pustaka, mengecap koleksi, menganalisis subjek, menentukan Nomor Panggil, dan
membuat katalog (Katalogisasi).
Penyimpanan dan pelestarian Bahan Pustaka
Kegiatan ini adalah menjaga penempatan koleksi di rak sesuai dengan Nomor
Panggilnya atau subeknya agar para pemustaka dapat lebih mudah menemukan
koleksi yang dicari (Temu Kembali Infomasi). Selain itu, dalam hal ini pustakawan
bertanggung jawab atas keamanan suatu koleksi.
Pelayanan Informasi.
Seorang Pustakawan dalam hal ini bertugas memberikan bantuan ataupun jasa
kepada para pemustaka yang berupa informasi ataupun jasa lainnya. Bantuan atau
jasa tersebut dapat berupa : layanan sirkulasi, layanan referensi, pendidikan pemakai
(user education), membantu dalam kegiatan temu kembali iformasi, membuat
statistik pengunjung, layanan perpustakaan keliling, dan lain sebagainya

2. Pemasyarakatan Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi.

Tugas dari kegiatan ini adalah:
a. Penyuluhan
Penyuluhan sendiri dibagi atas dua bagian, yaitu :
I.
penyuluhan kegunaan dan pemanfaatan Perpustakaan, Dokumentasi,
dan Informasi. yaitu Pustakawan bertugas memberikan pengertian atau penjelasan
kepada para masyarakat pengguna mengenai pentingnya sebuah Perpustakaan,
Dokumentasi, dan Informasi. Sehingga mereka dapat termotivasi ataupun tertarik

3

untuk mengunjungi perpustakaan tersebut. Dengan demikian pihak perpustakaan
akan merasa bangga, karena koleksinya dapat dimanfaatkan / didayagunakan oleh
para pemustaka.
II.
Penyuluhan Pengembangan Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi,
yaitu memberikan penjelasan atau bimbingan kepada pengelola perpustakaan
mengenai strategi ataupun cara yang dilakukan untuk meningkatkan mutu dari
perpustakaan khususnya dalam melayani para pemustaka.
b. Publisitas.

Publitas adalah mensosialisasikan informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan, dokumentasi dan informasi kepada masyarakat luas melalui media
cetak ataupun elektronik seperti artikel, brosur, film, slide, situs-web dan lain-lain.
c. Pameran.
Dalam hal ini pustakawan dapat memperlihatkan kepada masyarakat tentang
aktivitas, hasil kegiatan, dan kemampuan sumber informasi perpustakaan,
dokumentasi dan informasi disertai pemberian keterangan/penjelasan dengan
mempergunakan bahan peraga. kegiatan ini bertujuan agar para masyarakat dapat
tertari dengan perpustakaan tersebut.
B. Pustakawan Tingkat Ahli
Pustakawan Tingkat Ahli adalah Pustakawan yang memiliki dasar pendidikan
minimal S-1 saat pertama kali diangkat sebagai pustakawan. Adapun tugas pokoknya
yaitu sama dengan tugas Pustakawan Tingkat Terampil tetapi ditambah dengan
Pengkajian Pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi
Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi adalah
kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data berdasarkan metodologi
tertentu untuk mengetahui kondisi atau akar permasalahan yang ada, dan hasilnya di
informasikan kepada pihak lain dalam bentuk laporan. Kegiatan ini meliputi
penyusunan instrumen, pengumpulan, pengolahan data, analisis dan perumusan hasil,
serta evaluasi dn penyempurnaan hasil kajian.

 Unsur-unsur jabatan fungsional pustakawan:
Pustakawan professional dituntut menguasai bidang ilmu kepustakawanannya.
Memiliki ketrampilan dan melaksanakan tugas pustakawan yaitu dengan motivasi
yang tinggi yang dilandasi oleh sikap dan kepribadian yang menarik demi mencapai
kepuasan pemakai perpustakaan sebagai suatu profesi. Pejabat fungsional
pustakawan dituntut pula meningkatkan keahlian dan ketrampilan meliputi beberapa
kegiatan antara lain sebagai berikut:
1.

Unsur-unsur utama


Pendidikan



Pengorganisasian dan pendayagunaan karya/koleksi bahan pustaka atau
sumber informasi

4


2.





Pemasyarakatan perpustakaan dokumentasi dan informasi



Pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi, dan informasi.

Unsur-unsur penunjang


Mengajar




Melatih



Membimbing



Ikut serta dalam seminar



Menjadi tim penilai jabatan perpustakaan ,dll.

Untuk memenuhi tuntutan profesi, seorang pustakawan hendaknya:
a. Dalam melaksanakan tugasnya harus selalu berorientasi pada kepentingan
pemakai.
b. Memiliki kemampuan berkomunikasi ilmiah secara lisan maupun tertulis.
c. Memliliki kemampuan bidang perpustakaan setingkat sarjana muda (D2,D3).
d. Mahir dalam melaksanakan kegiatan keperpustakaan, pemasyarakatan
perpustakaan, pengembangan perpus-takaan maupun profesi.
e. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola perpustakaan
dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
f. Mampu mengembangkan teori, ilmu, konsep tentang perpustakaan,
dokumentasi dan informasi serta profesi kepustakawanan.
Dengan peningkatan keahlian dan keterampilan pejabat fungsional
pustakawan melalui berbagai kegiatan unsur utama dan unsur penunjang tersebut,
setidaknya diharapkan dapat merupakan katalisator pendorong untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa khususnya melalui pengguna jasa perpustakaan dan
kepustakawanannya.
Pengembangan profesi adalah pengembangan pengetahuan, keahlian,
keterampilan, sikap dan bakat yang bermanfaat bagi profesi Pustakawan dalam
melaksanakan tugas. Untuk memenuhi persyaratan kenaikan tingkat, dan untuk
meningkatkan kualitas diri, maka pustakawan harus mengembangkan potensi dirinya.
Banyak cara yang bisa di lakukan oleh pustakawan untuk meningkatkan potensi yang
ada pada seorang putakawan salah satunya mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-

5

pelatihan yang di adakan untuk para pustakawan. Dan beberapa point penting yang
harus di ingat pustakawan untuk meningkatkan diri adalah :
1.
Keahlian
Keahlian merupakan salah satu syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh
seorang pustakawan karena tanpa keahlian (skill) dalam mengikuti perkembangan
dunia kita akan ketinggalan. Kita ketahui bahwa pustakawan sebagai sumber daya
manusia yang menggerakkan sumber daya lain yang memungkinkan untuk berperan
secara optimal untuk itu diperlukan suatu standar keahlian dan profesionalisme
pustakawan .
Sehingga dengan demikian dengan adanya standar keahlian tersebut harus
memiliki pengetahuan minimal sesuai dengan criteria yang diatur dalam Kepmenpan
no. 132 /Kep/M/PAN/12/2002. Standar pendidikan yang sesuai dengan keputusan
tersebut bahwa seorang fungsional pustakawan harus memiliki latar pendidikan
minimal Diploma 2 perpustakaan atau yang disetarakan.
2.
Motivasi
Dalam mengembangkan perpustakaan diharpakan perlu adanya motivasi yang
tinggi oleh seorang fungsional pustakawan, karena tanpa motivasi yang tinggi maka
kegiatan kepustakawan tidak akan tercapai seperti yang diharapkan oleh pemerintah
atau visi dan misi yang diemban oleh perpustakaan seperti yang diamantkan dalam
undang-undang yaitu turut mencerdaskan masyarakat dan kehidupan bangsa.
Kurangnya motivasi para pustakawan kita sehingga profesi pustakawan
sekarang ini masih dianggap sebagian orang baik dari kalangan pemerintah maupun
dari kalangan eksekutif belum terlalu penting.
3.
IPTEK
Perkembangan ilmu pengengetahuan dan teknologi adalah merupakan suatu
tantangan bagi seorang pustakawan, dimana pustakawan harus manpu menyesuikan
diri terhadap perkembangan teknologi tersebut agar tidak ketinggalan untuk
mengakses informasi-informasi yang terbaru (curen).
Dengan adanya teknologi informasi tersebut membuat pustakawan harus
meninggalkan paradigm lama, karena pengguna jasa perpustakaan memerlukan
informasi-informasi yang berkembang selama ini. Tanpa peningkatan sumberdaya
maka pustakawan akan ditinggal oleh usernya.
Dalam melaksanakan tugasnya pustakawan diatur oleh Rencana operasional
(ROP) yakni rancangan program setiap kegiatan yang memuat latar belakang, tujuan,
sasaran, keluaran, metodologi/prosedur kerja dan jadwal pelaksanaan yang akan
dikerjakan oleh Pustakawan untuk kurun waktu tertentu dan disetujui oleh pimpinan
unit kerja Pustakawan atau pejabat yang ditunjuk.
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) adalah daftar yang memuat
prestasi kerja yang dicapai oleh pustakawan dan telah diperhitungkan angka
kreditnya dalam kurun waktu tertentu untuk dinilai.
Sesuai dengan peraturan presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2007
tentang Jabatan Fungsional Pustakawan, yang menimbang bahwa Pegawai Negeri
Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional
Pustakawan, perlu diberikan tunjangan jabatan fungsional yang sesuai dengan beban
kerja dan tanggung jawab pekerjaannya.

6

Presiden memutuskan dalam pasal 1, bahwa yang dimaksud dengan
Tunjangan Jabatan Fungsional Pustakawan, yang selanjutnya disebut dengan
Tunjangan Pustakawan adalah tunjangan jabatan fungsional yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan
Fungsional Pustakawan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam pasal 2, Kepada Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan
secara penuh dalam Jabatan Fungsional Pustakawan, diberikan tunjangan
Pustakawan setiap bulan.
Dengan tunjangan seperti berikut :
NO
JABATAN
JABATAN
BESARNYA
FUNGSIONAL
TUNJANGAN
1. Pustakawan Ahli
Pustakawan Utama
Rp 700.000,00
Pustakawan Madya
Rp 500.000,00
Pustakawan Muda
Rp 375.000,00
Pustakawan Pertama
Rp 275.000,00
2. Pustakawan Terampil Pustakawan Penyelia
Rp 350.000,00
Pustakawan Pelaksana Lanjutan
Rp 265.000,00
Pustakawan Pelaksana
Rp 240.000,00
Dan yang dimaksud dengan angka kredit adalah angka yang diberikan
berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh Pustakawan dalam
mengerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan dan kenaikan jabatan dan/atau pangkat.

2.2.Peranan Pustakawan
Pada hakikatnya pustakawan merupakan seseorang yang bekerja disebuah
perpustakaan atau pusat Dokumentasi dan Informasi lain dengan syarat tertentu.
Dalam lapangan, peran pustakawan dapat melayani penggunanya secara beragam.
Misalnya pada lembaga Perpustakaan sekolah, disamping berperan sebagai
pustakawan juga biasanya dapat merangkap sebagai guru. Di Perguruan Tinggi dapat
pula merangkap sebagai dosen atau peneliti. Di Perpustakaan Khusus, disamping
sebagai pustakawan, dapat pula menjadi peneliti, minimal sebagai mitra peneliti.
Dengan demikian pustakawan memiliki peran ganda yang dapat disingkat dengan
akronim EMAS dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Edukator
Dalam hal ini pustakawan dalam setiap melaksanakan tugasnya harus bisa
mempunyai jiwa pendidik , Ia harus melaksanakan fungsi pendidikan yaitu mendidik,
mengajar dan melatih. Mendidik adalah mengembangkan kepribadian baik kepada

7

pemustaka ataupun yang lain, mengajar adalah mengembangkan kemampuan berfikir
dan melatih adalah membina dan mengembangkan keterampilan.
Sebagai pustakawan pendidik, pustakawan

juga harus memahami prinsip –

prinsip yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sang
Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Yang berarti sebagai
berikut :
1.

Ing ngarsa sang tuladha, artinya Pustakawan harus bisa dijadikan contoh atau

panutan bagi pemustaka yang dilayaninya.
2. Ing madya mangunkarsa, artinya pustakawan harus dapat membangkitkan semangat
atau memotifasi pemustaka yang dilayaninya.
3. Tut wuri Handayani, artinya pustakawan harus mampu mendorong orang – orang
yang dilayaninya agar berani berjalan di depan dan dapat bertanggungjawab.
b. Manajer
Pada hakikatnya pustakawan adalah manajer informasi yang mengelola
informasi pada satu sisi, dengan pengguna informasi pada sisi lain. Dalam hal ini
pustakawan harus bisa mengelola informasi yang berada di perpustakaaan dengan
baik, agar para pemustaka mudah dalam menemukan informasi yang ia cari.
Pustakawan

dalam

peranannya

sebagai

manajer

juga

harus

dapat

memanajemen dengan baik, artinya ia harus dapat mengawasi sumber daya yang
tersedia, baik sumber daya manusia, atau sumber daya lainnya secara optimal dan
efisien agar visi dan misinya dapat tercapai.
c.

Administrator
Sebagai administrator, pustakawan harus mampu menyusun, melaksanakan
dan mengevaluasi program perpustakaan, serta dapat melakukan analisis atas hasil
yang telah dicapai, kemudian melakukan langkah-langkah untuk mencapai visi dan
misinya. seorang pustakawan harus mempunyai pengetahuan yang luas dibidang
organisasi, sistem dan prosedur kerja. Dengan demikian setiap pekerjaan atau tugas
yang dihadapinya dapat terselesaikan dengan mudah dan berkualitas.

d. Supervisor
Sebagai supervisor, maka pustakawan harus melakukan hal – hal sebagai
berikut :

8

1.

Dapat melaksanakan pembinaan professional, untuk mengembangkan sikap
kerukunan dan kerja sama antar pustakawan. Sehinnga dalam melaksanakan

2.

tugasnya dapat berjalan lancar sesuai dengan prosedur.
Dapat meningkatkan prestasi, pengetahuan dan ketrampilan, baik antara sesama

pustakawan atau kepada para pemustaka.
3. Mempunyai Ilmu atau wawasan yang luas serta bersikap sabar tetapi tegas, adil dan
obyektif dalam melaksanakan tugasnya.
4. Mampu berkoordinasi dengan baik, sehingga ketika ada masalah ataupun kendala,
dapat terselesaikan dengan mudah.
2.3.Harapan dan Relevansi
Para pustakawan sangat berharap adanya standar kompetensi pustakawan dan
memegang sertifikat pustakawan. Perlu di ingatkan sekali lagi bahwa tujuan utama
sertifikasi pustakawan adalah untuk mencapai kualitas, bukan mendapatkan
tunjangan profesi. Tunjangan profesi merupakan konsekuensi logis yang menyertai
adanya kompetensi yg dimiliki.

Mari

kita

cermati

isi

Undang



Undang

tentang

Perpustakaan.

Dalam pasal 31 disebutkan bahwa tenaga perpustakaan berhak atas :
1. penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejateraan
sosial;
2. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas; dan
3. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas perpustakaan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
Coba kita bandingkan dengan isi Undang-Undang Guru dan Dosen.
Dalam pasal 14 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berhak:
1. memperoleh memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan
jaminan kesejahteraan sosial;
2. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja;
3. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
9

4. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
5. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
6. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundangundangan;
7. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
8. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
9. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;
10. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi;

dan

meningkatkan

11. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Lebih lanjut dalam pasal 16 ayat 2 dinyatakan bahwa tunjangan profesi guru
diberikan setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah pada
tingkat, masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
Yang di risaukan adalah tunjangan profesi pustakawan yang merupakan
konsekuensi logis dan yang menyertai kompetensi pustakawan ternyata tidak diatur
dalam Undang-Undang Perpustakaan. Berbeda dengan Undang-Undang Guru dan
Dosen, jelas menyebutkan bahwa pemegang sertifikasi guru akan mendapatkan
tunjangan profesi sebesar 1 kali gaji pokok.
Selain itu Sampai saat ini, jabatan fungsional pustakawan belum menarik. Hal
ini terbukti dengan merosotnya jumlah pustakawan sejak pertama kali jabatan
fungsional Jabatan pustakawan dikeluarkan. Pada awal tahun 90’an jumlah
pustakawan sekitar 4000 lebih, (mohon koreksi kalau salah), sekarang tinggal 2972
orang. Jelas ini merupakan kemerosotan. Banyak sebab kenapa jabatan pustakawan
tidak menarik salah satunya (bukan satu-satunya) adalah soal kesejateraan
pustakawan. Namun demikian bagi penulis, jumlah bukan merupakan yang utama
walaupun tetap penting. Yang utama adalah kualitas.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan, Pustakawan merupakan
seseorang yang bekerja di Perpustakaan atau pusat dokumentsi dan infomasi yang
10

pernah mengenyam pendidikan minimal D-2 Perpustakaan, Dokumentasi dan
Informasi, ataupun sarjana /diploma lain yang pernah mengikuti diklat / pelatihan
kepustakawanan baik yang sudah PNS ataupun yang masih Swasta.
Tantangan perpustakaan di masa mendatang akan semakin berat dan kompleks.
Tuntutan pemustaka akan kebutuhan informasi terus meningkat. Perpustakaan harus
meningkatkan sistem layanannya agar kebutuhan informasi penggunanya dapat
dipenuhi dengan cepat, tepat, efektif, dan efisien. Dalam rangka mendukung
terwujudnya perpustakaan yang handal tersebut, maka diperlukan pustakawan yang
memiliki kompetensi yang tinggi baik kompetensi profesional dan kompetensi
personal/individu. Pengembangan pustakawan yang berkualitas dan berkompeten
merupakan suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian serius ketika ingin
membangun suatu perpustakaan yang ideal
Bangsa Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan. Ini merupakan intervensi langsung dalam bentuk kebijakan
untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan kualitas pustakawan. Semoga
kebijakan ini dapat memberikan inspirasi kepada pustakawan dan calon pustakawan
untuk dengan sungguh-sungguh menekuni profesinya.

11

Daftar Pustaka
Hermawan S, Rachman. 2006, Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap Kode
Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto
Sulistya-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Qalyubi, Syiabuddin dkk. 2007, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Ilmu
budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Gunadarma University. ” Manfaat Standar Kompetensi dan Etika Profesi
dalam Peningkatan Profesionalisme Pustakawan”.
(wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/11/manfaat-standar-kompetensi-dan
etika-profesi-dalam-peningkatan-profesionalisme-pustakawan/2). Sabtu,
13 Oktober 2012, pukul 15.24
Biro Hukum dan Organisasi.”Perhitungan Angka Kredit Pustakawan”
http://podjokperpoes.files.wordpress.com/2007/10/angka_kredit.pdf
oktober 2012, pukul 19.29

Senin,

15

12