Media Massa Sebagai Sarana Perusak Akida

Media Massa Sebagai Sarana Perusak Akidah
Dari ucapan asy-Syaikh Shalih al-Fauzan di atas, kita mendapat kesimpulan bahwasanya di
antara yang menyebabkan rusaknya fitrah, menyimpangnya seseorang dari tauhid dan akidah
yang benar adalah bermunculannya dai-dai yang menyeru kepada kesesatan.
Kemajuan teknologi di zaman sekarang ini juga dimanfaatkan para penyeru kepada kesesatan
untuk melakukan propaganda dan mempromosikan kesesatan mereka. Di antara sarana yang
dimanfaatkan adalah media massa.
Kalau dahulu mereka menyebarkan kesesatan mereka di mimbar dan majelis, dalam jumlah
pendengar yang terbatas, kini mereka tampil menyebarkannya di berbagai media kepada jumlah
orang yang tak terbatas.
Media massa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengistilahkan jenis media yang
secara khusus didesain untuk menjangkau masyarakat yang sangat luas.
Media massa ada yang berupa media cetak, seperti koran, tabloid, majalah, buletin, dan lainnya.
Media massa juga ada yang berupa media elektronik, seperti televisi dan radio. Media massa
yang lain di zaman kita ini ialah media maya (online) yang terwujud dalam bentuk internet.
Ketahuilah, ketiga bentuk media massa di atas memiliki pengaruh besar dalam merusak fitrah
seorang muslim.

Kemungkaran dalam Media Massa
Berbagai ragam kemungkaran yang ada dalam media massa sangatlah berpengaruh pada akidah
seorang yang membaca dan melihatnya. Pengaruh tersebut selanjutnya akan menyebabkan

rusaknya akidah.
Di antara kemungkaran yang ada dalam media massa yang merusak akidah umat adalah:

1. Kesyirikan
Banyak media yang menyuguhkan tayangan syirik dan tulisan berbau syirik, bahkan ada majalah
dan tabloid khusus “menjajakan” kesyirikan, ini sebagian bukti media massa dijadikan sarana
menjajakan kesyirikan.
2. Promosi Perdukunan

Perdukunan adalah satu praktik kesyirikan yang banyak digandrungi masyarakat. Di antara
media yang mengandung kesyirikan adalah buku primbon dan buku mujarabat.
Dahulu dukun-dukun tidak ada yang berpromosi. Namun, kini mereka melakukan promosi di
surat kabar, bahkan tanpa malu berpromosi di televisi. Para dukun yang dahulunya bersembunyi,
kini tampil bak selebritis di televisi dan media lainnya. Tokoh-tokoh seperti Ki Joko Bodo, Mbah
Maridjan, Mama Lauren dikenal layaknya selebritas. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Dahulu seorang yang mau berdukun harus bersusah payah datang ke tempat si dukun, namun
kini mereka bisa berdukun via SMS.
Bahkan, praktik perdukunan bisa meraup ratusan juta rupiah dari “program layanan perdukunan
via SMS”. Tampil seorang dukun dalam satu tayangan dan berkata, “Jika Anda ingin tahu
keberuntungan Anda di masa depan, ketik REG (spasi) xxxx kirim.”

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Kaum muslimin seakan-akan sudah lupa tentang ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam terhadap orang yang mendatangi dukun, atau bertanya kepada mereka, memercayai
mereka.
Mungkin masih terlintas di ingatan kita, bagaimana media massa mempopulerkan Ponari yang
mereka anggap tahu yang gaib dan diberi julukan “dukun cilik”.
3. Siaran Ritual Syirik
Kesyirikan yang seharusnya diingkari dan dihilangkan justru menjadi satu ritual budaya
yang disiarkan berbagai media. Akhirnya, tidak ada lagi kebencian kepada syirik sebagaimana
yang diajarkan oleh agama. Generasi muda dan anak-anak tumbuh dalam keadaan demikian.
Media-media saat ini banyak mempertontonkan acara yang akan merusak akidah muslim:
pocong, penampakan, sihir, dan semisalnya. Media mempertontonkan bahwa tokoh politik A
sowan ke Mbah B, selebritis C sering datang ke penasihat spiritualnya, Eyang D, yang notabene
adalah dukun dan tukang ramal.
Disiarkan dan ditayangkan pula praktik pengobatan alternatif yang mengandung kesyirikan,
seperti memindahkan penyakit ke hewan dan lainnya.
Demikianlah berbagai praktik, acara, dan ritual syirik disuguhkan kepada masyarakat, yang bisa
menjerumuskan mereka ke dalam kubang kesyirikan.
Hampir semua media cetak menampilkan zodiak; meramal rezeki seseorang, jodoh, dan
peruntungan lainnya. Ini adalah satu perkara yang sangat batil karena sudah melanggar perkara

iman kepada yang gaib. Masalah rezeki dan jodoh adalah urusan gaib, tidak boleh seseorang
meramal atau mengaku-aku tahu urusannya.

4. Promosi Paham Sesat
Banyak paham sesat yang tumbuh berkembang melalui media massa. Bahkan, hampir setiap
kelompok sesat memiliki media untuk menyebarkan paham mereka baik dalam bentuk televisi,
radio, atau minimalnya website. Mereka pun menerbitkan buku-buku untuk menyebarkan
kesesatan mereka.
Media massa adalah sarana yang paling ideal bagi kaum liberal untuk menjajakan paham liberal.
Kita telah mendengar bagaimana JIL (Jaringan Islam Liberal) dengan bebasnya memaparkan
paham mereka di hadapan umat, dalam dialog, ceramah dan tulisan di surat kabar.
5. Mengikis Prinsip al-Wala wal Bara
Prinsip al-wala wal-bara adalah satu prinsip yang agung dalam agama Islam. Namun, media
massa telah banyak memberi andil dalam mengikis prinsip ini. Umat digiring untuk menerima
propaganda bahwa semua agama itu sama.
Lebih-lebih saat ini, umat digiring untuk berbasa-basi dengan Nasrani, mengucapkan selamat
kepada mereka, mengadiri acara Natal, bahkan membantu perayaan hari raya mereka. Padahal
Allah ‘azza wa jalla berfirman, menjelaskan ciri-ciri hamba yang beriman,

‫روٱل زرذذيرن رلا يرششرهزدورن ٱل ززورر‬

“Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri zur.” (al-Furqan: 72)
Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata bahwa maksudnya ialah tidak menghadiri
hari raya mereka.
Para ulama pun telah menegaskan haramnya memberikan ucapan selamat kepada orang-orang
kafir dalam perayaan hari besar mereka.
Demikianlah kenyataan yang ada di sekitar kita.
Oleh karena itu, kita harus terus bersemangat belajar tauhid dan bersemangat mendakwahi umat
tentang pentingnya tauhid dan bahaya syirik. Kita harus tahu bahwa setan akan terus berusaha
merusak akidah dengan menjajakan kesyirikan dan kesesatan di tengah-tengah umat.
Kita juga sangat berharap kepada instansi terkait agar melarang tayangan, acara, promo, dan
tulisan yang mengandung kesyirikan dan penyimpangan.
Seorang muslim hendaknya berusaha kuat menjaga kesucian akidahnya. Di antara wujud
penjagaan tersebut adalah selektif mencari bahan bacaan dan informasi yang masuk, serta
menjauhi media massa yang menyuguhkan berbagai kesesatan yang akan merusak akidahnya.
Kata para ulama kita,

‫خ زر‬
‫طارفةة‬
‫ت ر‬
‫ب رضذعيفرةة روال زشزبرها ز‬

‫ال لقززلو ز‬
Kalbu itu lemah, sedangkat syubahat gampang menyambar (menyesatkan).
Mudah-mudahan Allah ‘azza wa jalla terus memberikan hidayah dan keistiqamahan kepada kita
semua.
Amin ya Rabbal alamin.

Ditulis oleh Al-Ustadz Abdur Rahman Mubarak

E.

Pendidikan
Dunia

pendidikan, sangat besar sekali

pengaruhnya

terhadap

perubahan perilaku, dan akhlak seseorang. Bebagai ilmu diperkenalkan agar siswa

memahaminya dan dapat melakukan suatu perubahan pada dirinya. Begitu pula
apabila, siswa diberi pelajaran “AKHLAK”, maka memberi tahu bagaimana seharusnya
manusia itu bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya, dan pernciptanya(Tuhan).
Dengan demikian , strategis sekali dikalangan pendidiakn dijadikan pusat perilaku yang
kurang baik untuk diarahkan menuju keperilaku yang baik. Maka dibutuhkan beberapa
unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agent perubahan sikap dan perilaku
manusia.
Dari tenaga pendidik (pengajar) perlu memiki kemampuan profesionallitas dalam
bidangnya. Dia harus mampu memberikan wawasan, materi, mengarahkan dan
membimbing anak didiknya, ke hal yang baik. Dengan penuh perhatian, sabar, ulet,
tekun, dan berusaha terus menerus, pengajar hendaknya melakukan pendekatan
psikologis.
Unsur lain yang perlu diperhatikan adalah materi pengajaran. Apabila materi pengajaran
yang disampaikan oleh pendidik menyimpang dan mengarah ke perubahan perilaku
yang menyimpang, inilah suatu keburukan dalam pendidikan. Tetapi sebaliknya, apabila
materinya baik dan benar setidaknya siswa akan terkesan dalam sanubari pribadinya.
Bekasan materi itu akan memotivasi bagaimana harus bertindak yang baik dan benar.
Penguasaan metodologis pengajaran yang dilakukan pendidik juga akan berperan aktif
dalam mempengaruhi akhlak siswa.
Lingkungan sekolah dalam dunia pendidikan merupakan tempat bertemunya semua

watak. Perilaku dari masing – masing anak yang berlainan. Ada anak yang nakal,
berprilaku baik dan sopan dalam bahasanya, beringas sifatnya, lancar pembicarannya,
pandai pemikirannya dan sebagainya. Kondisi kepribadian anak yang sedemikian rupa,
dalam interaksi antara anak satu, dengan anak lainnya akan saling mempengaruhi juga
pada kerpribadian anak. [8][6]
Dengan demikian lingkungan pendidikan sangat memengaruhi jiwa anak didik. Dan
akan diarahkan kemana anak didik dan perkembangan kepribadiannya. Jika lingkungan
pendidikan anak itu baik maka akhlaknya juga baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1][4] Zahrudin, Pengantar Studi Akhlak, ( Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada ,

2004 ) h. 93
[1][1] Deswita, Akhlak Tasawuf, (Batusangkar : STAIN Batusangkar Press, 2010) h. 93
[1][2] Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1952) h. 21

Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlaqul Karimah (Jakarta: LEKDIS, 2005)
Moh. Amin, Drs. Pengantar Ilmu Akhlaq (Surabaya: EXPRESS, 1987)
Mustofa. A. Drs. H. Akhlak Tasawuf (Bandung CV. Pustaka Setia, 1999)
Nata. MA, Abuddin, Prof. Dr. H, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada)

Jalaludin,

Teologi

Pendidikan.Raja

Gafindo

Persada

.Jakarta:

2002

-----------, Teologi Pendidikan Islam. (Edisi Revisi) Raja Grafindo Persada. Jakarta :
2003

[1][4] Zahrudin, Pengantar Studi Akhlak, ( Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada ,

2004 ) h. 93

[2][5] Deswita . op. cit. h. 92
[3][7] Ahmad Amin, Op. cit h. 41
[4][8] Mustofa, Op. cit h. 92
[5][1] Deswita, Akhlak Tasawuf, (Batusangkar : STAIN Batusangkar Press, 2010) h. 93
[6][2] Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1952) h. 21
[7][3] Ibid. h. 22
[8][6] Mustofa, Akhlak tasawuf , (Bandung: Pustaka Setia, 1999) h. 110