PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK MENURUNKAN RISIKO EKSPOSUR TRANSAKSI (Studi Pada Pt. Unilever Indonesia, Tbk) | Herlinasari | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

PENGGUNAAN FORWARD CONTRACT HEDGING UNTUK MENURUNKAN
RISIKO EKSPOSUR TRANSAKSI
(Studi Pada Pt. Unilever Indonesia, Tbk)
Rully Herlinasari
Raden Rustam Hidayat
Nila Firdausi Nuzula
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email : rullyherlinasari@yahoo.com

ABSTRACT

Foreign exchange exposure is a risk that will be faced by any company who transact internationally, both
import or export. Transaction exposure, part of foreign exchange exposure, arises when the future cash flow
of the firm is affected by exchange rate fluctuation. Fluctuation in exchange rate occurs over time, resulting
in uncertainty over the amount of future cash flow. This study seeks to know the benefit of forward contract
hedging implementation to reduce transaction exposure risk at PT. Unilever Indonesia, Tbk. This research is
a descriptive research with case study approach. The required data for this study are the annual report of PT.
Unilever Indonesia, Tbk year 2015, PT. Unilever Indonesia’s forward contract year 2016, historical data of
exchange rate fluctuation during 2015 and historical data of exchange rate fluctuation from January to March

2016. Those da ta were obtained from PT. Unilever Indonesia’s official website www.unilever.co.id and Bank
of Indonesia’s official website at www.bi.co.id. The result of the study, in this known that forward contract
hedging on USD giving 27,37% forward discount on JP Morgan’s USD contract and 30,65% forward
discount on The Hongkong and Shanghai Banking Corporation USD contract. JP Morgan Chase’s EUR
contract provide 24,88% forward premium.
Keywords : Foreign Exchange Exposure, Forward Contract Hedging, Forward Discount

ABSTRAK
Eksposur valuta asing merupakan risiko yang akan dihadapi oleh setiap perusahaan yang melakukan transaksi
internasional, baik impor maupun ekspor. Eksposur transaksi, salah satu bentuk dari eksposur valuta asing,
muncul ketika arus kas masa depan perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Fluktuasi nilai tukar
terjadi sepanjang waktu, sehingga perusahaan mengalami ketidak pastian atas jumlah arus kas masa depannya.
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui manfaat penerapan forward contract hedging dalam menurunkan
risiko eksposur transaksi PT. Unilever Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Data yang diperlukan antara lain, laporan tahunan PT. Unilever Indonesia, Tbk tahun
2015, data forward contract perusahaan tahun 2016, data historis kurs trnasaksi Bank Indonesia sepanjang
tahun 2015, dan data historis kurs transaksi Bank Indonesia bulan Januari – Maret 2016. Data tersebut
diperoleh dari www.unileverindonesia.co.id dan www.bi.go.id. Hasil penelitian menunjukkan diketahui
bahwa forward contract hedging pada mata uang USD menghasilkan discount forward, yaitu sebesar 27,37%
pada kontrak JP Morgan Chase dan 30,65% pada kontrak Hongkong and Shanghai Banking Corporation,

sedangkan forward contract hedging pada mata uang EUR menghasilkan premi forward yaitu sebesar 24,88%.
Kata Kunci : Eksposur Valuta Asing, Forward Contract Hedging, Discount Forward

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

74

1.

PENDAHULUAN
Risiko eksposur transaksi merupakan risiko
tidak murni, karena terdapat kemungkinan
perubahan nilai tukar di masa depan akan
memberikan hasil yang menguntungkan atau
merugikan bagi perusahaan. Eksposur transaksi
perusahaan multinasional timbul karena arus kas
masa depan perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi
nilai tukar. Hutang dan piutang perusahaan
multinasional banyak didenominasi dalam valuta

asing akibat transaksi berskala internasional. Hutang
dan piutang atas transaksi yang telah terjadi akan
dibayarkan dan diterima perusahaan di masa yang
akan datang di mana fluktuasi nilai tukar terjadi
sepanjang waktu, sehingga perusahaan dihadapkan
pada ketidakpastian atas jumlah penerimaan atau
pembayaran di masa yang akan datang.
Salah satu strategi yang diterapkan
perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian arus
kas di masa depan adalah dengan melakukan
hedging. Hedging merupakan strategi penanganan
risiko oleh perusahaan, dimana risiko tersebut
muncul akibat perubahan nilai kurs di masa depan
dengan cara memperoleh suatu arus kas, aset, atau
kontrak yang nilainya dapat naik atau turun dan
melakukan offset dengan suatu penurunan (atau
kenaikan) dari suatu posisi yang sudah ada. Banyak
alternatif hedging yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, yaitu dengan menggunakan forward
contract, futures contract, option contract, maupun

money market. Forward contract hedging
merupakan alternatif hedging yang banyak dipilih
oleh perusahaan-perusahaan besar. Forward
contract merupakan perjanjian antara dua pihak
untuk menjual atau membeli suatu aset pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang
telah disepakati sebelumnya.
Hedging dengan menggunakan forward
contract atau forward contract hedging paling
banyak dimanfaatkan oleh perusahaan. Hal ini
dikarenakan forward contract lebih fleksibel,
sehingga kontrak yang dbuat dapat disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Forward contract hedging dilakukan dengan cara
perusahaan mengadakan perjanjian dengan bank
komersial untuk menukarkan sejumlah mata uang
tertentu pada nilai tukar tertentu (disebut kurs
forward) pada tanggal tertentu yang telah disepakati
sebelumnya. Melalui forward contract hedging,


perusahaan mampu mengunci nilai tukar di masa
depan untuk menghindari pergerakan kurs yang
merugikan.
PT. Unilever Indonesia, Tbk merupakan
sebuah perusahaan yang melakukan transaksi secara
internasional sebagai penyedia produk home and
personal care, serta food and refreshment. PT.
Unilever Indonesia, Tbk merupakan salah satu anak
perusahaan Unilever NV yang berkedudukan di
Belanda. Tidak semua produk perusahaan diproduksi
di Indonesia, sehingga untuk memperoleh produkproduk yang diproduksi anak perusahaan lain (di luar
Indonesia) perusahaan harus mengimpor dari anak
perusahaan yang bersangkutan dalam bentuk barang
jadi. Tidak hanya itu, setiap tahun perusahaan harus
dapat menjaga jumlah pasokan bahan mentah untuk
kebutuhan produksi yang sebagian besar merupakan
komoditas yang diperdagangkan secara global,
sehingga harga komoditas-komoditas tersebut sangat
terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar. Menurut
catatan atas laporan keuangan PT. Unilever

Indonesia, Tbk tahun 2015, penjualan ke luar negeri
perusahaan tercatat sebesar Rp 1.858.133.000.000,
nilai tersebut setara dengan 4,83% dari total
penjualan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Perusahaan
melakukan pembelian bahan baku dan barang jadi
dari pihak berelasi (luar negeri) sebesar Rp
939.850.000.000 atau setara dengan 5.96% dari total
pembelian bahan baku dan barang jadi. Berdasarkan
data tersebut diketahui bahwa perusahaan terekspos
terhadap eksposur transaksi akibat transaksi
penjualan dan pembelian yang dinyatakan dalam
valuta asing, sehingga perusahaan memerlukan
upaya manajemen ririko untuk melindungi
perusahaan dari risiko eksposur transaksi. Upaya
perusahaan untuk menurunkan risiko eksposur
transaksi adalah dengan melakukan forward contract
hedging, Forward contract hedging ini bertujuan
untuk melindungi kewajiban dalam mata uang asing
perusahaan. Perjanjian forward contract dilakukan
perusahaan dengan beberapa bank yang ada di

Indonesia, yaitu JP Morghan Chase, The Hongkong
and Shanghai Banking Corporation, Ltd.(HSBC),
dan BNP Paribas Indonesia. Hedging PT. Unilever
Indonesia, Tbk dilakukan pada mata uang Dolar
Amerika (USD) dan Euro (EUR).
Forward Contract Hedging pada kewajiban
bertujuan mengunci nilai tukar pada kurs forward
tertentu, sehingga apabila pada saat jatuh tempo
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

75

pembayaran kurs spot Rupiah terhadap mata uang
asing yang bersangkutan melemah secara signifikan
menjadi lebih besar dari kurs forward, perusahaan
akan memperoleh manfaat dari hedging. Namun
dalam praktiknya, forward contract hedging tidak
selalu menguntungkan. Banyak faktor yang
mempengaruhi perubahan nilai tukar, terutama

faktor eksternal perusahan yang sulit dikontrol oleh
perusahaan, seperti kondisi ekonomi dalam negeri
yang dipengaruhi tingkat inflasi, tingkat bunga,
tingkat pendapatan, dan pengawasan pemerintah.
Pada saat kondisi ekonomi dalam negeri membaik,
maka nilai tukar Rupiah akan menguat terhadap mata
uang asing. Kondisi tersebut akan berdampak pada
kerugian bagi perusahaan-perusahaan yang telah
melakukan hedging atas kewajibannya,
2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Risiko
Risiko akan selalu ada berdampingan dengan
setiap kegiatan aktivitas yang dilakukan, baik
individu maupun organisasi. Dapat dikatakan risiko
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan. Risiko tidak dapat dihilangkan, tapi dapat
dikendalikan
melalui
manajemen

risiko.
“Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk
mengetahui, menganalisis serta mengendalikan
risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan
tujuan untuk memperoleh efektifits dan efisiensi
yang lebih tinggi” (Darmawi, 2014:17). Melalui
manajemen risiko, risiko yang dihadapi perusahaan
akan dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
berkembang ke arah yang tidak diinginkan dan
menurunkan kemungkinan kerugian dengan
merumuskan strategi kebijakan yang tepat.
2.2. Pasar Valuta Asing
Pengertian Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing (foreign exchange market)
adalah suatu mekanisme di mana mata uang satu
ditukar terhadap mata uang lainnya (Joesoef,
2008:9). Sartono (2012:65) mengatakan bahwa
“Pasar valuta asing atau foreign exchange market
tidak
lain

adalah
suatu
jaringan
yang
menghubungkan antara pusat-pusat perdagangan
valuta asing dunia, dan penyediaan struktur
institusional serta fisik”. “Pasar valuta asing
menyediakan struktur fisik dan institusional di mana
uang dari salah satu negara ditukarkan dengan mata
uang negara lain, kurs/nilai diantara mata uang

ditentukan, dan transaksi valuta asing secara fisik
diselesaikan” (Eiteman et al, 2010:162).
Fungsi Pasar Valuta Asing
Eiteman et al (2010:163) menjelaskan fungsi
pasar valuta asing adalah sebagai berikut:
a. Transfer dari daya beli diperlukan karena
perdagangan internasional serta transaksi modal
biasanya melibatkan pihak-pihak yang tinggal di
negara-negara dengan mata uang nasional yang

berbeda.
b. Karena
pergerakan
barang
antarnegara
membutuhkan waktu, persediaan yang sedang
dalam perjalanan harus dibiayai.
c. Pasar valuta asing menyediakan berbagai fasilitas
“hedging” untuk mentransfer risiko valuta asing
kepada pihak lain yang bersedia menanggung
risiko tersebut.
Jenis-Jenis Transaksi dalam Pasar Valuta
Asing
Transaksi dalam valuta asing dapat dilakukan
atas basis spot, forward, atau swap. Transaksi spot
menuntut penyerahan valuta asing yang hampir
seketika. Transaksi forward menuntut penyerahan
valuta asing pada suatu tanggal di masa depan, baik
atas dasar “outright” atau melalui suatu kontrak
“future”. Transaksi swap merupakan pertukaran
secara simultan dari suatu mata uang ke mata uang
lain (Eiteman et al, 2010:167).
2.3. Kurs Spot dan Kurs Forward
Kurs spot adalah harga dari transaksi jualbeli valuta asing yang penyerahan dananya
dilakukan segera setelah kontrak dibuat atau
maksimum dua hari kerja setelah kontrak dibuat
sedangkan Kurs forward adalah harga dari transaksi
jual-beli valuta asing yang penyerahan dananya
dilakukan lebih dari dua hari kerja (misal satu
minggu, 30 hari, 90 hari, 180 hari, dan setertusnya)
setelah kontrak dibuat (Joesoef, 2008: 30-31).
2.4. Eksposur Valuta Asing
Pengertian Eksposur Valuta Asing
Eiteman et al (2010:230) menyatakan bahwa
“Eksposur valuta asing merupakan ukuran dari
potensi perubahan profitabilitas, arus kas bersih, dan
nilai pasar perusahaan, karena adanya perubahan
dalam nilai tukar”. Sangat penting bagi perusahaan
untuk dapat memperhitungkan seberapa jauh
eksposur valuta asing akan berdampak pada
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

76

perusahaan, sehingga dapat melakukan langkah
manajemen risiko untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan eksposur tersebut.
Macam Eksposur Valuta Asing
a. Eksposur Transaksi
Tingginya frekuensi suatu perusahaan melakukan
transaksi ekspor dan impor mengakibatkan
perusahaan tersebut semakin terekspos akan
eksposur transaksi. Penerimaan dan pembayaran
kewajiban dinyatakan dalam valuta asing,
sehingga sedikit saja perubahan nilai tukar akan
sangat mempengaruhi keuntungan atau kerugian
perusahaan. Hal ini dikarenakan penerimaan atau
pembayaran dilakukan di waktu yang berbeda
dari saat transaksi dilakukan, sehingga jumlah
yang akan diterima atau dibayarkan ditentukan
oleh nilai tukar pada saat jatuh tempo. “Eksposur
transaksi terjadi saat perusahaan melakukan
transaksi dalam mata uang asing. Eksposur ini
terjadi karena fluktuasi nilai tukar mata uang
asing antara waktu dibuatnya komitmen dan
waktu pembayaran komitmen tersebut” (Ball et
al, 2014:305).
b. Eksposur Translasi
Sebuah perusahaan multinasional yang memiliki
banyak anak perusahaan harus membuat laporan
keuangan konsolidasi untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Umumnya mata uang yang digunakan antara
perusahaan induk dan anak-anak perusahaannya
berbeda. Permasalahan muncul ketika laporan
keuangan anak perusahaan yang menggunakan
mata
uang
lokal
harus
dikonversikan
menyesuaikan mata uang yang digunakan
perusahaan induk untuk kepentingan konsolidasi
laporan keuangan. “Since exchange rate change
over time, the translation of the subsidiary’s
financial statement into a different currency is
affected by exchange rate movements” (Madura,
2011:357).
c. Eksposur Ekonomi
Fluktuasi nilai tukar juga mempengaruhi nilai
sekarang perusahaan. “Eksposur ekonomi
mengukur perubahan dalam nilai sekarang
perusahaan yang diakibatkan oleh setiap
perubahan dalam arus kas operasional masa depan
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan yang
tidak diharapkan dalam nilai tukar” (Eiteman et
al, 2010:230). Madura (2011:350) menyatakan

bahwa eksposur ekonomi menunjukkan seberapa
besar nilai sekarang dari arus kas masa depan
perusahaan terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
Hady (2012:172) mengatakan bahwa, “Economic
exposure (E/OE) diartikan sebagai suatu
pengaruh dari fluktuasi forex rate atau kurs valas
terhadap present value dari future cash flow suatu
perusahaan”.
2.5. Kontrak Currency Futures
Kontrak currency futures merupakan salah
satu jenis dari kontrak futures di mana komoditas
yang diperdagangkan adalah valuta asing. Kontrak
currency futures adalah kontrak futures yang
memperjual-belikan valuta asing. “Futures valuta
asing bekerja dengan cara yang sama seperti futures
lainnya, namun dalam hal ini, komoditasnya adalah
Euro, pound Inggris, atau mata uang asing lainnya”
(Keown et al, 2012:339). “Suatu kontrak futures
valuta asing merupakan sebuah alternatif dari
kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu
jumlah valuta asing standar di masa depan dengan
waktu, tempat, dan harga yang sudah ditentukan”
(Eiteman et al, 2010:190). Kontrak currency futures
memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan tersebut di
antaranya adalah adanya daily settlement, ukuran
kontrak yang kecil, kebebasan pemegang kontrak
untuk melikuidasi kontrak kapan saja, dan adanya
bursa yang terorganisir. Kelebihan-kelebihan
tersebut yang mendorong perusahaan untuk
memanfaat kontrak currency futures.
2.6. Kontrak Forward
Kontrak forward dalam istilah disebut
kontrak serah. “Kontrak forward adalah perjanjian
antara perusahaan dengan bank komersial untuk
menukarkan sejumlah mata uang tertentu pada nilai
tukar tertentu (disebut forward rate) pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang” (Madura,
2011:135). “It is an agreement to buy or sell an asset
at a certain future time for a certain price” (Hull,
2009:3). “Tujuan perusahaan menggunakan kontrak
forward adalah untuk mengunci nilai tukar di masa
depan sebagai antisipasi atas kebutuhan kas dan
penerimaan dalam mata uang asing di masa yang
akan datang” (Madura, 2011:135).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

77

2.7. Kontrak Currency Option
Kontrak currency option dapat dikatakan
sebagai penggabungan kedua kontrak sebelumnya.
“Currency options provide the right not the
obligation to purchase or sell currencies at specified
price” (Madura, 2011:150). Perbedaan antara
kontrak currency option dengan kontrak forward dan
kontrak currency futures adalah jika pemilik kontrak
forward dan kontrak currency futures diwajibkan
untuk mengeksekusi kontraknya pada saat jatuh
tempo, maka pada kontrak currency option pemilik
kontrak memiliki hak untuk mengeksekusi
kontraknya atau tidak pada saat jatuh tempo kontrak.
“Dalam perdagangan option, buyer opsi memiliki
hak untuk membeli (call option) dan hak untuk
menjual (put option). Karena yang dimiliki bersifat
hak, maka hak tersebut dapat dilaksanakan atau tidak
dilaksanakan” (Samsul, 2010:249). Oleh karena itu,
kontrak currency option disebut merupakan
penyempurnaan dari kontrak currency futures dan
kontrak forward.
2.8. Hedging
Pengertian Hedging
Hedging adalah mengambil suatu posisi,
memperoleh suatu arus kas, aset, atau kontrak
(termasuk kontrak forward) yang akan naik (atau
turun) nilainya dan meng-offsetnya dengan suatu
penurunan (atau kenaikan) nilai dari suatu posisi
yang sudah ada” (Eiteman et al, 2010:232).
Alasan Melakukan Hedging
a. Para pemegang saham jauh lebih mampu
mendiversifikasikan risiko mata uang daripada
manajemen perusahaan.
b. Seperti dikemukakan sebelumnya, manajemen
risiko mata uang tidak meningkatkan arus kas
yang diharapkan dari perusahaan.
c. Manajemen sering melakukan aktivitas hedging
yang menguntungkan manajemen dengan
mengorbankan para pemegang saham.
d. Para manajer tidak dapat menebak pasar.
e. Motivasi
manajemen
untuk
mengurangi
variabilitas sering kali didorong oleh alasanalasan akuntansi.
f. Para ahli teori pasar yang efisien percaya bahwa
para investor dapat melihat menerobos”tirai
akuntansi (accounting veil)” itu dan oleh sebab itu
mereka telah memasukkan pengaruh valuta asing

sebagai faktor ke dalam penilaian pasar suatu
perusahaan (Eiteman et al, 2010:233).
Jenis-jenis Hedging
a. Futures Contract Hedge
Futures contract hedge dapat dilakukan dengan
membeli kontrak currency futures atau dengan
menjual kontrak currency futures. Pilihan untuk
membeli tu menjual kontrak currency futures
tergantung pada kebutuhan masing-masing
perusahaan. Membeli kontrak currency futures
biasa dilakukan oleh perusahaan yang memiliki
hutang yang dinyatakan dalam mata uang asing.
Sebaliknya, bagi perusahaan yang memiliki
piutang dalam mata uang asing, umumnya
menjual kontrak currency futures.
b. Forward Contract Hedge
Keputusan
melakukan
hedging
dengan
menggunakan kontrak forward banyak dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan besar. “Forward
hedge melibatkan sebuah transaksi sederhana
yaitu perusahaan menjual secara forward
piutangnya dalam mata uang asing untuk ditukar
ke dalam mata uang negara asal, menyesuaikan
waktu forward dengan jatuh tempo piutang” (Ball
et al, 2014:306). Forward contract hedge
dilakukan perusahaan untuk meng-hedging baik
hutang maupun piutang. Mekanisme dari forward
contract hedge adalah menggunakan kontrak
forward untuk mengunci kurs di masa depan
sehingga perusahaan dapat meminimalkan
ketidakpastian arus kas di masa mendatang.
c. Option Contract Hedge
Option contract hedge dilakukan menggunakan
currency call option dan currency put option.
Currency call option biasa digunakan untuk
meng-hedging utang perusahaan. Currency put
option biasa digunakan untuk meng-hedging
piutang perusahaan. Perusahaan yang memilih
melakukan option contract hedge memiliki hak
untuk
merealisasikan
atau
membatalkan
kontraknya mengikuti perkembangan kurs yang
telah disepakati.
3.

METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi
penelitian yang merupakan tempat dilakukannya
penelitian adalah Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 59 No. 1 Juni 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

78

yang terletak pada Jalan MT. Haryono No. 165,
Malang. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder. Pengumpulan data dalam
penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi.
Peneliti merumuskan tahapan-tahapan penelitian
yang akan menjadi pedoman dalam analisis data.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat ikhtisar aset dan kewajiban bersih
perusahaan yang dinyatakan dalam valuta asing.
2. Menghitung kurs spot dan kurs forward pada saat
jatuh tempo. Kurs spot ditentukan dengan melihat
data kurs transaksi Bank Indonesia pada tanggal
yang bersangkutan. Kurs forward telah ditentukan
sebelumnya oleh perusahaan dan pihak terkait
saat forward contract dibuat. Rumus yang
digunakan dalam menghitung kurs forward
adalah sebagai berikut:


/�

=

� � �
� � �

�� � �
� �






�� �

Data mengenai nilai kontrak (dalam Rupiah) dan
nilai nosional kontrak diperoleh dari forward
contract perusahaan dalam laporan keuangan
perusahaan
3. Menghitung jumlah hari dalam masa jatuh tempo
kontrak. Hanya forward contract dengan masa
jatuh tempo lebih dari 30 hari yang menjadi objek
peelitian ini
4. Menghitung premi (diskon) forward. Rumus
untuk menghitung premi (diskon) forward adalah
sebagai berikut:




� �


= (



−�





)

36

%

Sumber: Eiteman et al, 2010:104
Dimana:
f
= premi atau diskon nilai tukar
forward spot = nilai tukar saat ini
forward
= nilai tukar forward dalam kontrak
t
= jumlah hari dalam kontrak
5. Membandingkan jumlah yang dibayarkan pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan hedging
dan tidak menggunakan hedging
6. Menarik kesimpulan dari data yang telah diolah
dan dianalis.

4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Kurs Forward
Tabel 1. Ikhtisar Perhitungan Kurs Forward
Pihak
Terkait
JP
Morgan
Chase

Mata
uang
USD

Nilai
Nosional
9.000.000

Nilai Kontrak
(Rp)
125.250.000.000

EUR

3.000.000

44.946.000.000

Rp 14.982/EUR

HSBC

USD

3.000.000

41.980.000.000

Rp 13.993/USD

Kurs Forward
Rp 13.917/USD

Sumber: Data Diolah
Selain kurs forward, untuk menghitung
premi (diskon) dari suatu forward contract
diperlukan juga kurs spot. Kurs spot (SR) merupakan
kurs pada saat kontrak dieksekusi (excecution date)
yaitu pada hari terakhir masa jatuh tempo. Kurs spot
pada penelitian ini merupakan kurs tengah Bank
Indonesia yang berlaku pada masing-masing tanggal
masa akhir forward contract. Kurs spot pada masingmasing tanggal jatuh tempo forward contract adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. Kurs Spot pada Akhir Masa Jatuh Tempo
JP Morgan
Chase

USD

Tanggal Jatuh
Tempo
2 Maret 2016

EUR

9 Februari 2016

Rp 15.334/EUR

HSBC

USD

2 Maret 2016

Rp 13.314/USD

Pihak Terkait

Mata uang

Sumber: Data Diolah
4.2. Perhitungan Premi
Contract Hedging

(Diskon)

Kurs Spot
Rp 13.314/USD

Forward

Tabel 3.Ikhtisar Perhitungan Premi (Diskon) Forward
Pihak
Terkait
1
JP
Morgan
Chase
HSBC

Mata
Nilai
Uang
Nosional
Asing
2
3
USD 9.000.000
EUR
USD

Kurs Spot

Masa
Premi
Kurs Forward Kontrak
(Diskon)
(hari)
6
7
8
Rp 13.917/USD
57 -27,37%

5
Rp
13.314/USD
3.000.000
Rp
Rp 14.982/EUR
15.334/EUR
3.000.000
Rp
Rp 13.993/USD
13.314/USD

34

24,88%

57

-30,65%

Sumber: Data Diolah
Berdasarkan Tabel 3 diketahui forward
contract dalam USD memperoleh hasil negatif dan
forward contract dalam EUR memperoleh hasil
positif. Artinya, forward contract dalam USD
memperoleh diskon forward, sedangkan forward
contract dalam EUR memperoleh premi forward.
Premi forward pada mata uang EUR terjadi karena
selama masa kontrak (34 hari) kurs Rupiah melemah
terhadap Euro, sehingga pada saat jatuh tempo
kontrak kurs forward lebih rendah dari kurs spot
(FRSR). Pada saat kurs
forward lebih rendah dari kurs spot (FRSR) mata uang Rupiah menguat
terhadap mata uang asing yang bersangkutan
dibandingkan pada saat kontrak dibuat.
Tabel 4. Perbandingan Kurs Spot dengan Kurs
Forward
Forward
Contract
JP Morgan
Chase
JP Morgan
Chase
HSBC

Mata
Uang

Kurs Spot

Kurs Forward

Kesimpulan

USD

Rp 13.314/USD

Rp 13.917/USD

FR>SR

EUR

Rp 15.334/EUR

Rp 14.982/EUR

FRSR

Sumber: Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4 kedudukan FR>SR
terjadi pada forward contract JP Morgan Chase dan
HSBC yang merupakan kontrak dalam mata uang
USD. Keadaan sebaliknya, yaitu FR

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25