Geologi Dan Pengenalan Mineral (1)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya
laporan akhir yang berjudul “ Geologi Dan Pengenalan Mineral” Dapat di
selesaikan. Diharapkan atas selesainya laporan ini dapat digunakan untuk
keperluan yang sebagai mana semestinya.
Dalam penyusunannya, saya ucapkan terima kasih kepada Instruktur
Laboratorium Geologi yang telah memberikan ilmu, waktu dan tenaga dalam
membimbing di Praktikum Geologi Umum.
Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum Geologi Umum
dari Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung. Dalam laporan ini,
berisikan hasil pembelajaran pada saat praktikum serta tugas yang diberikan oleh
instruktur Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga laporan hasil praktikum
ini dapat bermanfaat.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 23 Maret 2016
Penyusun,


Fachrul Rozy Elba Ansofa

i

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB

I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1
1.2

BAB


1
1
1
1

II LANDASAN TEORI ................................................................. 2
2.1

BAB

Latar Belakang ...........................................................................
Maksud dan Tujuan Prkatikum ...................................................
1.2.1 Maksud ..........................................................................
1.2.2 Tujuan ...........................................................................

Macam – Macam Mineral ........................................................... 2
2.1.1 Almunium ...................................................................... 2
2.1.2 Bahan Bakar ................................................................. 3
2.1.3 Besi ................................................................................ 5

2.1.4 Emas.............................................................................. 9
2.1.5 Perak ............................................................................. 12

III TUGAS DAN PEMBAHASAN ................................................ 13
3.1

3.2

Tugas ......................................................................................... 13
3.1.1 Mengapa mineral di Indonesia berbeda-beda tiap
daerahnya ..................................................................... 13
3.1.2 Mengapa warna tiap mineral bisa berbeda-beda ............ 13
3.1.3 Deskripsi 10 Mineral....................................................... 13
3.1.4 Gambarkan proses Orogenesa ...................................... 13
3.1.5 Gambarkan Reaksi Seri Bowen ..................................... 13
Pembahasan............................................................................... 13
3.2.1 Mengapa mineral di Indonesia berbeda-beda tiap
daerahnya ...................................................................... 13
3.2.2 Mengapa warna tiap mineral bisa berbeda-beda ............ 13
3.2.3 Deskripsi 10 Mineral....................................................... 13

3.2.4 Gambarkan proses Orogenesa ...................................... 20
3.2.5 Gambarkan Reaksi Seri Bowen ..................................... 21

BAB

IV ANALISA ............................................................................... 22

BAB

V KESIMPULAN ........................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1


Latar Belakang
Ilmu Geologi (ge = bumi dan logos = ilmu) adalah pengetahuan tentang

susunan zat serta bentuk dari bumi, seperti juga ilmu Biologi, Meteorologi, dan
Astronomi merupakan bagian dari pengetahuan alam. Ialah pengetahuan yang
mempelajari segala sesuatu tentang benda-benda yang terdapat di alam.
Geologi mempejari tentang asal – usul kejadian planet bumi. Dalam ilmu Geologi
pun mempelajari sejarah perkembangan dari bumi serta mahluk-mahluk yang
pernah hidup didalam dan diatas bumi.
Mineral biasanya didefinisikan sebagai bagian kulit bumi yang terdiri dari
senyawa unsur – unsur kimia, baik yang berbentuk padat maupun cair bersifat
homogen, yang tidak terjadi dengan perantaraan manusia dan tidak berasal dari
tumbuh – tumbuhan atau hewan dan dibentuk oleh alam. Meskipun demikian,
ada beberapa zat atau bahan yang berguna, yang terjadi karena perubahan atau
penguraian sisa tumbuhan dan hewan secara alami. Mineral mempunyai
karakteristik tersendiri.

1.2


Maksud dan Tujuan Prkatikum

1.2.1

Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami

proses Geologi dan mengetahui jenis-jenis mineral.
1.2.2 Tujuan


Tujuan dari praktikum ini, yaitu :



Mengetahui pemahaman tentang formasi batuan dan mineral.



Dapat mendeskripsikan batuan dan mineral.





Menegetahui jenis – jenis batuan dan mineral.

Mengetahui kandungan dari batuan dan mineral.
Memahami proses terbentuknya mineral dan batuan.

1

2

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Macam – Macam Mineral


2.1.1

Almunium
Almunium terbagi atas dua jenis, yaitu Bauksit dan Kriolit. Bauksit

berbentuk kerang. Dalam Bauksit terkandung 37% almunium, oksigen, air, dan
mengandung banyak besioksida sebagai bahan pencampur. Bauksit mempunyai
berbagai warna, biasanya coklat kemerah-merahan. Bauksit digunakan sebagai
pembuatan (pengecoran) alumunium dan untuk bahan tahan api.

Sumber : www.blogs.uajy.ac.id

Foto 1
Bauksit

Sedangkan Kriolit berbentuk kubus, tembus cahaya, dan biasanya tidak
berwarna, tetapi juga ada yang berwarna kelabu, kekuning-kuningan, dan
kemerah-merahan.

Kriolit berguna sebagai pembuatan alumunium dan


natriumhidroksida. Kandungan dalam Kriolit adalah 12,9 % alumunium, Natrium,
dan Flour. Kriolit bersifat mudah meleleh menjadi lapisan email putih. Adanya
Kandungan Fluor dapat dikenal dengan pemanasan dalam percobaan tabung
terbuka (ttb).

2

3

Sumber : www.blogs.uajy.ac.id

Foto 2
Kliroit

.
2.1.2

Bahan Bakar
Pada mineral bahan bakar dibagi menjadi empat jenis, yaitu Antrasit,


Batubara, Lignit, dan Minyak Bumi. Antrasit berbentuk sangat berkilap logam dan
kaca. Berwarna hitam besi sampai berwarna hitam-kelabu. Antrasit tidak tembus
cahaya. Bergaris hitam-kelabu. Pada antrasit mengandung 90% karbon, abu,
sedikit oksigen dan hidrogen. Antrasit sukar terbakar dengan api yang lemah.
Pemanasan dalam tetap menghasilkan sedikit air tetapi tidak ada gas. Antrasit
merupakan bahan bakar yang berharga terutama untuk tanur pengecoran logam
dan pemanasan rumah di daerah dingin.

Sumber : www. gprgindonesia.wordpress.com

Foto 3
Antasit

3

4

Batubara merupakan suatu massa yang berlapis, kadang – kadang juga
berada dalam keadaan susunan yang rapat. Kadang – kadang belahanya

berlapis tipis, berbentuk belahan dan gumpalan segiempat. Pecahanya
berbentuk kulit kerang hingga berbentuk tidak rata. Batubara berwarna coklat
kehitaman, hitam legam, hitam kelabu, hingga hitam beludru. Batubara
mengandung 74-96% karbon, abu, oksigen dan hidrogen. Batubara mudah
terbakar dan terapung jika dipanaskan dan dicampur dengan kaliumhidroksida.

Sumber: www.greenmining.or.id

Foto 4
Batubara

Lignit tersusun rapat dari dari kayu atau berbentuk tanah yang terkadang
terlihat adanya asal – usul tumbuhan. Pecahanya berbentuk seperti kulit kerang,
kayu atau tidak rata. Terkadang dalam Lignit mempunyai kilat lemak, tetapi pada
umumnya tidak mengkilap. Lignit berwarna coklat kayu hingga berwarna hitam
legam. Struktur lignit tergolong lunak. Lignit mengandung karbon, abu, oksigen
dan hidrogen..

Sumber: geologie.vsb.cz

Foto 5
Lignit

4

5

Minyak Bumi juga termasuk mineral yang tergolong bahan bakar. Minyak
Bumi berwarna bening, kekuningan, kecoklatan, hingga hitam. Minyak bumi
mengandung Karbon dan Hidrogen.

Sumber: techtektech.blogspot.com

Foto 6
Minyak Bumi

2.1.3

Besi
Pada mineral besi dapat digolongkan menjadi tujuh jenis. Gutit adalah

salah satu besi yang berbentuk tiang pendek, jarum, rambut, atau tablet tipis dan
kecil. Kristal pada gutit mengarah ke pirit, kalsit, dan barit. Gutit berwarna coklat
kekuningan, coklat kemerahan, sampai coklat kehitaman. Dapam gutit
mengandung air, beroksida dan sedikit mangan.

Sumber: www.hallegeologicalservices.ca

Foto 7
Lignit

5

6

Hematit/ Spekulatif/ Biji Besi Merah berbentuk rombohedron, ada pula
yang berbentuk tablet tipis dan membentuk kelompok kristal. Dalam Hematit/
Spekulatif/ Biji Besi Merah mengandung 70% besi, oksigen dan Magnet. Hematit/
Spekulatif/ Biji Besi Merah biasa berwarna hitam besi hingga berwarna kelabu
baja.

Sumber: www.memrise.com

Foto 8
Hematit/ Spekulatif/ Biji Besi Merah

Ilmenit mempunyai bentuk yang sama seperti hematit. Ilmenit memiliki
kandungan 20,6-68% besi, besioksida dan titaoksida.

Sumber: www.memrise.com

Foto 9
Ilmenit

6

7

Kamosit biasanya berbentuk pipih dan tidak rata, tidak tembus cahaya,
butirannya terkadang mengkilap, berwarna tihatm ke hijau hijauan. Kamosit
mengandung 33-47% besi, silikat, magnesium, tanah kapur dan tanah
alumunium.

Sumber:www.geology.com

Foto 10
Kamosit

Limonit biasanya berwarna coklat hitam, hingga berwarna coklat
kekuningan. Dalam limonite, mengandung 60% besi, air, silikat, mangan, dan
asam fosfat.

Sumber:www.geology.com

Foto 11
Limonit

7

8

Magnetit biasanya kristasnya berkelompok dan massanya agak padat.
Magnesit warna garitnya hitam. Magnesit mengandung 72,4% besi dan oksigen,
titan dan magnet.

Sumber:www.geology.com

Foto 12
Magnetit

Siderit berbentuk heksagonal, berbentuk seperti buah anggur dan batu
ginjal. Siderit berwarna kelabu kekuningan hingga coklat kekuningan. Warna
garitnya coklat muda. Dalam siderit mengandung 48,2% besi, dan terkadang
terdapat magnet.

Sumber: www.mindat.org

Foto 13
Siderit

8

9

2.1.4

Emas
Pada mineral emas, dapat digolongkan menjadi enam jenis, yaitu Emas

Murni, Kalaverit, Krenerit, Nagyagit, Petzit, dan Silvanit. Emas Murni berbentuk
oktahedron sangat sering tersebar, berbentuk pailet lempengan besar atau
bongkah besar. Berwarna kuning emas, mengandung emas dan sedikit perak.

Sumber: www.mindat.org

Foto 14
Emas Murni

Selain Emas Murni, terdapat juga mineral Kalaverit. Kalaverit berwarna
kuning brons. Yang terdakang didapatkan di alam berbentuk butiran. Kalaverit
mengandung 34-39% emas, perak dan tellur.

Sumber: www.911metallurgist.com

Foto 15
Kalaverit

9

10

Krenerit berbentuk batang-batang berbagaris memanjang sebetar 0,5 – 2
mm. Krenerit berwarna putih perak. Mineral ini mengandung 35 – 39% emas,
perak dan tellur.

Sumber: www.acomo.ro

Foto 16
Krenerit

Nagyagit biasanya dalam bentuk massa bergelembung, berbentuk
lembaran – lembaran tipis dan dapat dilengkungkan. Nagyagit berwarna kelabu
timbal kehitaman. Dan mengandung 5,9 – 7,6 % emas, timbal, tellur dan
belerang.

Sumber: www.topmin.de

Foto 17
Nagyagit

10

11

Petriz berbentuk batang dan bercabang, biasanya kompak dan berbutir.
Petriz berwarna kelabu timbal dan kelabu baja kehitaman. Dalam petriz
mengandung 18-26% emas, perak, dan tellur.

Sumber: www. brownharinto.blogspot.com

Foto 18
Petriz

Silvanit berbentuk jarum pendek dan bergaris memanjang. Silvanit
berwarna putih timah hingga kekuning – kuningan. Mineral ini mengandung 27 –
41% emas, perak, dan tellur.

Sumber: www.butovtex.ru

Foto 19
Silvanit

11

12

2.1.5

Perak
Perak adalah salah satu mineral yang bernilai ekonomis tinngi. Perak

biasanya ditemukan pada mineral pengikut emas. Perak berwarna abu metalik.
Dalam perak biasanya ada mineral belerang sebagai mineral pengikutnya.

Sumber: anekabarangtambang.blogspot.com

Foto 20
Perak

12

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1

3.2

Tugas
3.1.1

Mengapa mineral di Indonesia berbeda-beda tiap daerahnya?

3.1.2

Mengapa warna tiap mineral bisa berbeda-beda?

3.1.3

Deskripsi 10 Mineral!

3.1.4

Gambarkan proses Orogenesa!

3.1.5

Gambarkan Reaksi Seri Bowen!

Pembahasan
3.2.1

Mengapa mineral di Indonesia berbeda-beda tiap daerahnya?

Penyebab bisa berbedanya bahan galian di sebabkan oleh perbedaann
pada jenis Host Rock. Magma yang melewati Host Rock akan berubah menjadi
mineral, dikarenakan Host Rock tiap daerah berbeda maka hasil mineralnya akan
berbeda.
3.2.2

Mengapa warna tiap mineral bisa berbeda-beda?

Hal tersebut disebabkan oleh tiap mineral memiliki pengotor yang
berbeda – beda sehingga warna dari mineralnya akan berbeda.
3.2.3

Deskripsi 10 Mineral!

Mineral yang di deskripsi berasal dari koleksi mineral yang ada di
Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung. Mineral yang di deskripsi
meliputi Kode, Warna, Kilap, Gores, Kekerasan, Kemagnetan, Nama Mineral dan
Sketsa. Hasil pengdeskripsian mineral, yaitu :
Mineral 1
Kode

: LG/ MN/ 001/ 2016

Warna

: Corn Silk

Kilap

: Non Logam ( Kilap Sutra )

Gores

: Putih

Kekerasan

: 1 – 2,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

13

14

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 21
Mineral 1

Mineral 2
Kode

: LG/ MN/ 002/ 2016

Warna

: Burly Wood

Kilap

: Non Logam ( Kilap Kaca )

Gores

: Tidak Ada

Kekerasan

: > 5,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 22
Mineral 2

14

15

Mineral 3
Kode

: LG/ MN/ 003/ 2016

Warna

: Light Cyan

Kilap

: Non Logam ( Kilap Kaca)

Gores

: Tidak Ada

Kekerasan

: > 5,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 23
Mineral 3

Mineral 4
Kode

: LG/ MN/ 004/ 2016

Warna

: Saddie Brown

Kilap

: Non Logam ( Kilap Tanah)

Gores

: Tidak Ada

Kekerasan

: > 5,5 skalamosh

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

15

16

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 24
Mineral 4

Mineral 5
Kode

: LG/ MN/ 005/ 2016

Warna

: Dark Grey

Kilap

: Non Logam ( Kilap Kaca )

Gores

: Tidak Ada

Kekerasan

: > 5,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 25
Mineral 5

16

17

Mineral 6
Kode

: LG/ MN/ 006/ 2016

Warna

: Black

Kilap

: Logam

Gores

: Hitam

Kekerasan

: 2,5 – 5,5 skalamohs

Kemagnetan

: Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 26
Mineral 6

Mineral 7
Kode

: LG/ MN/ 007/ 2016

Warna

: Yellow

Kilap

: Non Logam ( Kilap Kaca )

Gores

: Kuning

Kekerasan

: 1 – 2,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

17

18

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 27
Mineral 7

Mineral 8
Kode

: LG/ MN/ 008/ 2016

Warna

: Codet Blue

Kilap

: Non Logam ( Kilap Tanah )

Gores

: Putih

Kekerasan

: > 5,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 28
Mineral 8

18

19

Mineral 9
Kode

: LG/ MN/ 009/ 2016

Warna

: Dark Red

Kilap

: Non Logam ( Kilap Tanah )

Gores

: Coklat

Kekerasan

: 2,5 – 5,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 29
Mineral 9

Mineral 10
Kode

: LG/ MN/ 010/ 2016

Warna

: Ghost White

Kilap

: Non Logam ( Kilap Mutiara )

Gores

: Putih

Kekerasan

: 1 – 2,5 skalamohs

Kemagnetan

: Tidak Ada

Nama Mineral

:-

Sketsa

:

19

20

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 30
Mineral 10

3.2.4

Gambarkan proses Orogenesa!

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 31
Orogenesa

20

21

3.2.5

Gambarkan Reaksi Seri Bowen!

Sumber: Dokumen Pribadi

Foto 31
Reaksi Seri Bowen

21

BAB IV
ANALISA

Pada praktikum ini, praktikan mempelajari tentang Pengdeskripsian
mineral yang meliputi Kode, Warna, Kilap, Gores, Kekerasan, Kemagnetan,
Nama Mineral dan Sketsa, Dan mempelajari Proses Orogenesa serta Reaksi
Seri Bowen.
Pada pertemuan ini juga, praktikan langsung pengdeskripsian mineral.
Pada pengdeskripsian kode mineral mengunakan format LG(laboratorium
Geologi) / MN (Mineral) / 001 (nomor mineral)/ 2016 (tahun pengdeskripsian).
Pengdeskripsian warna menggunakan skala warna sebagai acuan. Pada kilap,
sebagai parameter menggunakan bantuan cahaya matahari untuk menentukan
kilap. Kegoresan di tentukan dengan cara mengesekan mineral pada porselin.
Kekerasan di tentukan dengan parameter mengosok dengan kuku dan
mengoreskan pada kaca, jika mineral sudah berbekas jika digores dengan kuku
maka mineral berkekuatan 1 - 2,5 skalamohs, jika digoreskan pada kaca tidak
berbekas tetapi dengan kuku berbekas maka mineral berkekuatan 2,5 - 5,5
skalamohs dan jika pada kuku tidak berbekas tetapi pada kaca berbekas maka
kekuatan mineral > 5,5 skalamohs. Pada penentuan kemagnetan digunakan cara
mendekatkan mineral dengan magnet. Dan pada penamaan mineral masih
dikosongkan karena praktikan masih belum mengenal tentang nama mineral.
Pada saat pengdeskripsian ulang, didapatkan beberapa kesalahan.
Kesalahan meliputi penentuan kilap yang terkadang salah pengdeskripsian, dan
pengdeskripsian kekerasan yang tidak sesuai. Kesalahan pengdeskripsian terjadi
di sebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :





Praktikan kurang mengerti mengenai kilap di karenakan kurang membaca
dan mempraktikannya langsung di laboratorium.
Praktikan tidak mencoba kembali pada saat mengdeskripkan kekerasan.
Praktikan kurangnya pengalaman pengdeskripsian mineral.

22

BAB V
KESIMPULAN

Ilmu Geologi (ge = bumi dan logos = ilmu) adalah pengetahuan tentang
susunan zat serta bentuk dari bumi. Dan Mineral biasanya didefinisikan sebagai
bagian kulit bumi yang terdiri dari senyawa unsur – unsur kimia, baik yang
berbentuk padat maupun cair bersifat homogen.


Tujuan yang telah dicapai dalam praktikum ini, yaitu :



melalui penjelasan oleh asisten.





Praktikan mengetahui pemahaman tentang formasi batuan dan mineral
Praktikan menegetahui jenis – jenis batuan dan mineral.
Praktikan

mampu

mendeskripsikan

batuan

dan

mineral

dengan

mengdeskripsikan langsung di Laboratorium Geologi.
Praktikan mengetahui kandungan dari batuan dan mineral.
Praktikan telah memahami proses terbentuknya mineral dan batuan.
Misalnya proses orogenesa.

23

DAFTAR PUSTAKA
Liddell, Henry George, 2014, “Geologi”, https://id.wikipedia.org/wiki/geologi.
Evans, Anthony M. ,1997, “Mineral” , https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral.
Sulistyo, Andri, 2014, “Manfaat mempelajari "Geologi Struktur" di dunia
pertambangan”

,

http://www.kompasiana.com/andri_sulistyo/manfaat-

mempelajarigeologistrukturdiduniapertambangan_54f98e21a333112d3c8b5
94.
Hafizh, Muhammad, 2012, “Manfaat mempelajari geologi struktur” ,
http://detectivehafidz.blogspot.co.id/2012/11/manfaat-dan-tujuanmempelajari-geologi.html
Unpad,

geologi,

2011,

“tujuan

mempelajari

geologi”

https://geologiunpad2010.wordpress.com/2011/10/24/tujuan-mempelajarigeologi-struktur/.
Kusumoyudo, Wasito, 1986, “Mineralogi Dasar” , Bandung, Binacipta

24

,

LAMPIRAN

25