Perdagangan Satwa Liar di Yogyakarta Wil (1)

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI FAUNA LANGKA
ACARA III
PERDAGANGAN SATWA LIAR

Disusun oleh

Nama

: Ida Ayu Ari Janiawati

Nim

:09/285018/KT/06517

LABORATORIUM SATWA LIAR
BAGIAN KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2012

Acara III

Perdagangan Satwa Liar
1. 1 Latar Belakang
Dalam Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 UU RI No. 5/1990, dinyatakan satwa adalah
semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat dan/atau di air, dan/atau di udara.
Satwa liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan/atau di air, dan/atau di udara yang
masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh
manusia. Berdasarkan penjelasan atas UU RI No. 5/1990, ikan dan ternak tidak termasuk di
dalam pengertian satwa liar, tetapi termasuk di dalam pengertian satwa (UU, 1990).Namun
sebaliknya Satwa liar yang menjadi sasaran perdagangan ilegal mengancam lebih parah
kelestarian suatu jenis satwa liar, karena pada umumnya dari jenis-jenis yang berdasarkan
hukum nasional termasuk dalam kategori dilindungi, atau masuk dalam kategori Apendiks I
CITES.
Beberapa jenis satwa liar yang diperdagangkan secara ilegal yang masuk dalam dua
kategori itu, yaitu dilindungi dan masuk Apendiks I CITES, diantaranya adalah orangutan,
harimau Sumatera, gajah, dan badak. Perburuan liar terhadap jenis-jenis tersebut dilakukan
untuk tujuan peliharaan, kulit, taring, dan gading atau cula (BKSDA, 2007). perdagangan
satwa liar ilegal telah berkembang dan memberi kontribusi yang signifikan pada punahnya
satwa liar kita yang paling berharga. Sebagai contoh, 95% penyusutan populasi harimau sejak
awal abad ke-20 terjadi dalam 25 tahun terakhir, perburuan dan perdagangan ilegal memberi
andil pada penyusutan ini. Nilai dari perdagangan ilegal ini diperkirakan berkisar antara US $

10 sampai 20 miliar per tahun (Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia,
2008).Wildlife Conservation Society (WCS) menilai perdagangan satwa liar makin marak
karena lemahnya hukum yang ada di Indonesia (Amarullah, 2008).Satwa liar merupakan salah
satu sumber daya alam yang diminati sebagian masyarakat, sehingga penangkapannya di alam
selalu berlanjut tanpa henti.
Tempat favorit yang sering menjadi sarang perdagangan satwa liar secara illegal
adalah Pasar Hewan. Pasar Hewan memang biasanya menjual hewan – hewan peliharaan,
namun karena keuntungan ekonomi yang menggiurkan maka pasar hewan sekarang mulai
beralih menjual hewan – hewan atau satwa langka. Hal ini dibuktikan dengan penemuan
beberapa hewan yang diperdagangkan secara illegal dibeberapa pasar burung dan pasar hewan
yang terjadi di Kota Ngawi. Dari 70 pasar burung/lokasi yang dikunjungi di 58 kota Ngawi,
tercatat ada 14 pasar burung yang memperdagangkan burung nuri dan kakatua, 21 pasar
memperdagangkan primata, 11 pasar memperdagangkan mamalia dan 13 pasar
memperdagangkan raptor (burung pemangsa). Selain itu tercatat ada 11 pasar lokasi yang
memperdagangkan jenis burung berkicau yang dilindungi. Selain itu Di pasar burung Depok
di kota Solo juga ditemukan beerapa jenis burung langka yang diperjual belikan secara
sembunyi - sembunyi (Profauna,2009)
1. 2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah :
1. Memonitoring perdagangan Satwa Liar

2. Membuat pengelolaan perdagangan Satwa Liar
1. 3 Prosedur Pelaksanaan
1. Alat :
• Alat Tulis
• Alat Dokumentasi
• Alat Perekam

2. Bahan :
• Pedagang di Pasar Hewan PaSty dan Pasar Hewan Prambanan
3. Cara Kerja :
• Peserta mengunjungi lokasi Pasar Hewan
• Para peserta melakukan inventarisasi jenis – jenis satwa yang
diperdagangkan, cari apakah ada yang termasuk dalam jenis yang
terancam punah dan dilindungi UU dan CITES
• Para peserta belajar melakukan investigasi mengenai asal – usul satwa
yang diperdagangkan apakah dari penangkaran atau dari alam, daerah
asal dagangan dan lain sebagainya
• Para peserta belajar melakukan investigasi teknis pemasaran satwa di
TKP
• Gunakan alat bantu untuk mempermudah proses investigasi

1. 4 Hasil Pengamatan
a. Tabel Pengamatan di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta
N
o

Jenis

Ju
mla
h

1

Cekakak jawa (Halcyon
cyanoventris)

1

2


Cekakak sungai
(Todirhampus chloris )

1

3

Burung madu (Aethopyga
duyvenbodei)

1

Burung beo (Gracula
4
religiosa )
5

Kakak tua putih jambul
kuning (Cacatua galerita )


6 Macaca fascicularis
Bajing Terbang (Iomys
horsfieldi)
Bajing tanah (Laircus
8
hosei)
7

9

Kura-kura Matahari
(Heocemys spinosa)

1 Biawak ( Varanus
0 nebulosus)
1 Kura Irian leherpanjang
1 (Chelodina rovaeguinea)

Status
Harga


Rp
2 1,200,00
0.00
1

Asal satwa

Prambanan, Jawa
timur, Muntilan,
Bantul
Prambanan, Jawa
timur, Muntilan,
Bantul
Prambanan, Jawa
timur, Muntilan,
Bantul
Prambanan, Jawa
timur, Muntilan,
Bantul

Prambanan, Jawa
timur, Muntilan,
Bantul

PP No
7 th 99

Dilindu
ngi

-

Dilindu Endan
gered
ngi
Dilindu Least
Concer
ngi
n
Dilindu Least

Concer
ngi
n
Dilindu
ngi

50-70 rb

Bali, Yogyakarta

-

75rb

Muntilan

2

50rb


Muntilan

-

300rb

sulawesi

Dilindu
ngi

-

-

-

Dilindu
ngi


325 sudah ada yang setor

CITE
S

Dilindu Least
Concer
ngi
n

5

5-7
eko
r

IUCN

Ape
ndix
II

Dilindu
ngi
Dilindu
ngi

Dilindu
ngi

Ape
ndix
II
Ape
ndix
II

1 Sanca hijau
2 (Chondrophyton viridis
Bunglon sisir
1
(Gonychephalus dilophus
3
)
1 Kucing hitam (Felis
4 bengalensis )
1 Bajing terbang (Lariscus
5 sp )
1 Gelatik jawa (Padda
6 oryzivora)
1 Nuri Irian/ Papua (Lorius
7 lory )
1 Beo/Gracula religiosa
8 mertensi
1
Gelatik /Psaltria exilis
9
2 Sanca bodo/Phyton
0 morulus
2
Biawak / Varanus indicus
1
2 Kura – kura gading/
2 Orlitia borneensis
2 Labi – labi besar/ Chitra
3 indica
2 Burung Tiong Emas
4 (Grcula religiosa)

1
eko
r
1
15 - 25
eko
ribu
r
1
eko 75 ribu
r
35-40
ribu
1
eko 125 ribu
r
1
pas 1,1 juta
ang
9
Sekitar
eko
1.5 juta
r
2
Rp.500.0
eko
00
r
2 Rp
eko 350.000,
r 3
Rp
eko
10.000,r
2 Rp
eko 800.000,
r 3
Rp
eko
10.000,r
7
1,5 - 2,5
eko
juta
r

Dilindu
ngi
alam

Dilindu
ngi

diternak dirumah

Dilindu
ngi

sudah ada yang setor

Dilindu
ngi

membeli dari
pedagang lain

Dilindu
ngi

sudah ada yang setor

Dilindu
ngi

Ditributor dari jateng

Dilindu
ngi

-

Dilindu
ngi

-

Dilindu
ngi

Papua

Dilindu
ngi

Sumatera

Dilindu
ngi

Sumatera

Dilindu
ngi

Sumatera

Least
Dilindu
Concer
ngi
n

Ape
ndix
I

Ape
ndix
III

b. Diagram di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta

Grafik Presentase Asal Satwa yang
Diperdagangkan
Jawa Timur

4%

11%

Yogyakarta

22%

4%

Bali
Muntilan
Sulawesi

22%

33%

Papua
Sumatera
4%

c. Tabel pengamatan Perdagangan Satwa Liar di Pasar Hewan Prambanan
N
o
.

1

Jenis

Ju
ml
ah

Anis merah
(Zootherna citrina)

Harga
(per
ekor)

Ko
ndi
si
Sat
wa

Status Konservasi
Asal
Satwa

memb Dilindun
eli
gi

3500000

2 Ayam hutan

6

15000- bai
400000 k

3 Bubut

1

bur
uk

alam

4 Bubut ilalang

1

bur
uk

alam

5 Ciblek gunung

4

75000

bai
k

alam

6 Cica kopi

1

300000

bai
k

memb
eli

7 Cucak emas

1

150000

bai
k

memb
eli

8 Cucak ijo

1

bai
k

memb
eli

9 Gelatik jawa

9

bai
k

memb
eli

100000

PP No. &
thn 1999

alam

Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Dilindun
gi

CITE
S

IUCN
Least
Conc
ern

Ijin
Perda
ganga
n

Kons
ume
n

Ilegal

Kole
ktor

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Ilegal

Hobi

Jalak bali
1
(Leucopsar
0
rothschildi)

memb Dilindun
eli
gi

2

Tidak
memb
dilindun
eli
gi
Tidak
memb
dilindun
eli
gi
Tidak
memb
dilindun
eli
gi
Tidak
memb
dilindun
eli
gi

1
Jalak kapas
1

3

bai
75000
k

1
Jalak keling
2

2

60000

bai
k

1
Jalak nias
3

1

150000

bai
k

1
Jalak sumatra
4

4

100000

bai
k

Kacamata
1
(Zosterops
5
palpebrosus)

2

bai
k

memb Dilindun
eli
gi

1

bai
450000
k

Tidak
dilindun
gi

1
Kacer poci
6

1 Kakaktua jambul
7 kuning

2

bai
k

1
Kenari
8

4

125000- bai
350000 k

1 Kepodang mas
9 (Oreolus chinensis)

1

2
Kobit bali
0

6

2 Kolibri (Aethopyga
1 duyvenbodei)

8

alam

memb Dilindun
eli
gi
penan
gkara
n

Tidak
dilindun
gi

bai
k

alam

Dilindun
gi

15000

bai
k

Tidak
memb
dilindun
eli
gi

50000

bai
k

memb Dilindun
eli
gi

2
Kukabura
2
2
Kutilang
3

10

20000

bai
k

2
Love bird
4

8

500000- bai
2500000 k

2
Ngurai batu
5

4

bai
k

Ape
ndix
I

Critic
ally
Enda
ngere
d

alam
penan
gkara
n
alam

Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun

Least
Conc
ern

Ape
ndix
I

Critic
ally
Enda
ngere
d

Least
Conc
ern

Enda
ngere
d

Ilegal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Ilegal

Hobi

Legal

Hobi

Ilegal

Hobi

Legal

Hobi

Ilegal

Hobi

Legal

Hobi

Ilegal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

gi
Nuri dada merah
2
(Alisterus
6
amboinensis)

1500000
3000000

Least
Conc
ern
Least
Conc
ern

Dilindun
gi

2
Nuri jambul hitam
7

1

800000

bai
k

memb Dilindun
eli
gi

2
Papasan
8

7

100000

bai
k

alam

2
Prenjak jawa
9

8

bai
k

alam

3
Punglor
0

5

35000- bai
100000 k

alam

3
Rambatan
1

6

100000

bai
k

alam

3
Wabei
2

3

150000

bai
k

alam

3
Kera ekor panjang
3

1

300000

bai
k

peliha
raan

3
Ular kobra
4

1

70000

bai
k

alam

Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi
Tidak
dilindun
gi

Ilegal

Kole
ktor

Ilegal

Kole
ktor

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

Legal

Hobi

d. Grafik Perdagangan Satwa Liar di Pasar Hewan Prambanan

Grafik Presentase Cara Perolehan
Satwa yang Diperdagangkan
3%
6%
Membeli
47%

Alam
Penangkaran

44%

Pemeliharaan

Grafik Presentase Status Konservasi
Satwa

26%
Dilindungi
Tidak Dilindungi
74%

1. 5 Pembahasan
Untuk mengetahui aktivitas pengelolaan satwa liar, dilakukan pengamatan di 2 pasar
satwa yang cukup besar di Yogyakarta yaitu Pasar Satwa Prambanan dan Pasar Satwa
Yogyakarta (PaSty). Pada pengamatan yang dilakukan di Pasar Legi Prambanan dilakukan
wawancara tidak langsung dan observasi langsung pada pedagang – pedagang yang
memperjualbelikan satwa liar terutama satwa liar yang dilindungi oleh PP no 7 tahun 1999.
a. Kondisi Umum
Pasar Legi Prambanan terletak di sebelah selatan jalan Prambanan. Kondisi pasar Legi
di Prambanan ini belum teratur dengan lapak – lapak pedagang yang tidak tersusun berurutan
dari luar pasar hingga pinggir jalan. Pada pinggir jalan berjejer para pedagang burung berbaur
dengan kroditnya lalu lintas, dan dekat sungai terdapat pedagang bebek dan ayam, masuk ke
dalam pasar yang menyatu dengan pasar umum terdapat banyak pedagang. Pada pintu masuk
pasar sudah ada pedagang kelinci dan ayam, kemudian masuk lebih dalam sudha berjajar
pedagang burung dan mamalia. Pasarnya terlihat agak kotor karena kondisi tanah yang becek
setelah hujan, serta pola peletakan satwa yang tidak teratur.
Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (Pasty) berada di pinggir jalan raya
bantul, pasar ini sudah lebih tertata dibandingkan dengan pasar Prambanan. Setiap peadagang
sudah memiliki kios masing – masing dan satwa yang diperdagangkanpun lebih bervariasi
dibandingkan Pasar Prambanan.
b. Satwa Liar yang diperdagangkan
Pasar Prambanan
Karena pasar yang dimonitoring saat pengamatan adalah pasar legi maka, dominan
satwa liar yang diperdagangkan didominasi oleh jenis burung (unggas). Jenis langka dan
dilindungi yang diperjualbelikan dan berhasil ditemui yaitu Burung Gelatik Jawa 9 ekor
(Padda oryzivora Dilindungi menurut PP NO 7 Tahun 1999,Status IUCN Ver. 3.1 tahun 2011
: Vulnerable) dengan kondisi yang mengenaskan dan kurang terawat dan didatangkan
langsung dari Jawa Timur, selain itu ditemui juga Burung Kepodang Emas (Dilindungi
menurut PP No 7 tahun 1999) seharga 300 ribu, Burung – burung madu seperti Kolibri
(Aethopyga duyvenbodei,dilindungi menurut PP No 7 tahun 1999, status IUCN Ver 3. 1
tahun 2011 : Endangered ) ditemukan sebanyak 8 ekor dan dijual seharga 50 ribu/ ekor. Dan
ditemukan juga Ayam Hutan Hijau (Gallus varius, dilindungi menurut PP No 7 tahun 1999,
status IUCN Ver.3.1 tahun 2011 : Least Consern) yang dijual seharga Rp 300.000 , ayam
hutan ini diperoleh dari penangkaran dan konsumennya berasal dari kalangan pecinta ayam.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pasar Prambanan hanya 26 % dari keseluruhan satwa
yang diperdagangkan masuk kedalam list satwa dilindungi. Hal ini disebabkan karena pasar
masih kecil dan maish banyak pedagang yang berdagang dipinggir jalan, terlebih pasar yang
dikunjungi pada saat praktikum adalah pasar legi , sehingga sebagian besar satwa yang
diperdagangkan adalah burung. Selain itu 47 % satwa yang dimonitoring merupakan satwa
yang berasal dari pembelian dari agen penjual.
Pengelolaan pada Pasar prambanan belum begitu bagus karena kondisi pasar yang
masih terkesan dadakan, selain itu masih banyak pedagang yang belum memiliki kios. Satwa
– satwa yang diperdagangkanpun belum terinventarisasi secara menyeluruh. Karena
kurangnya fasilitas, intensitas dan aksesibilitas pada Pasar Prambanan maka jarang sekali
terdapat razia perdagangan satwa liar yang dilindungi.
Sedangkan pada Pasar Pasty jenis satwa yang diperdagangkan lebih bervariasi dan
kebanyakan merupakan satwa langka. Kebanyakan satwa didatangkan dari daerah muntilan,
hal ini karena muntilan merupakan wilayah yang dekat dengan hutan – hutan alam (Kawasan
Konservasi) yang memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi selain itu di Muntilan juga
terdapat pasar satwa yang cukup besar dan terkenal. Sebagian besra satwa langka dan
dilindungi yang diperdagangkan merupakan jenis unggas, hal ini karena banyaknya
permintaan terhadap jenis – jenis satwa tersebut. Jika dilihat dari segi pengelolaan pasar, pasar
PASTY memiliki pengelolaan yang cukup baik seperti sudah tertatanya kios dan pembagian
blok – blok untuk masing – masing jenis satwa yang diperdagangkan. Sudah ada pembagian
blok untuk satwa burung, Reptil dan Mamalia. Lengkapnya koleksi satwa dan tingginya
intensitas penjualan satwa liasr dilindungi membuat pasar ini sering menjadi target razia
perdagangan satwa dilindungi, namun sering kali lolos karena kecerdikan pedagang dalam
melakukan transaksi dan menyembunyikan satwa liar dilindungi yang akan dijual.
1.6 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada kedua pasar baik itu Pasar Prambanan ataupun Pasar Satwa dan Tanaman Hias
Yogyakarta maish terdapat praktek perdagangan satwa liar yang dilindungi dan langka
2. Pengelolaan perdagangan satwa liar harus lebih tertata dimulai dengan penataan kios
dan bebas dari praktek perdagangan satwa liar yang dilindungi dan langka.
1.7 Daftar Pustaka
Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1 UU RI No. 5/1990
Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, 2008
http://issuu.com/waspada/docs/waspada__rabu_29_september_2010
http://ibenkztrilogy.blogspot.com/2011/03/tiga-hewan-langka-di-dunia-terancam.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17793/5/Chapter%20I.pdf
http://www.profauna.org/content/id/pressrelease/2010/perdagangan_dan_penyelundup
an_satwa_liar_indonesia_masih_tinggi.html