Tugas bahasa indo laura berkaitan. docx

No
1

2

3

4

5
6

7

Kalimat
Dalam dunia pendidikan
pembelajaran telah berkembang
pesat, ditandai dengan
berkembangnya metode
pembelajaran.
Cara belajar siswa yang tidak lagi

menggunakan cara yang digunakan
terdahulu, yaitu dengan metode
ceramah artinya Kini guru pada
proses pembelajaran tidak lagi
menjadi satu-satunya sumber
belajar yang di miliki oleh siswa.
Siswa tidak dapat mengembangkan
potensi belajarnya melalui berbagai
sumber belajar yang tesedia, baik
melalui media massa, internet, atau
buku-buku yang terdapat dalam diri
mereka, karena mereka tidak
diberikan kesempatan dalam
pembelajaran untuk
mengembangkan potensi-potensi
yang mereka miliki.
Pembelajaran yang menggunakan
metode ceramah yang pada masa
lalu banyak digunakan oleh para
guru dalam pembelajaran di kelas

kini cenderung ditinggalkan.
Ini mengakibatkan siswa pasif
dalam kegiatan pembelajaan.
Dengan demikian dapat dipastikan
materi dan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai tidak akan
diperoleh oleh siswa, dengan kata
lain pembelajaran yang dilakukan
hanya bersifat sementara, tidak
dapat bertahan lama diingatan
siswa.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah,
antara lain, semata-mata untuk
membenahi atau memperbaiki cara
belajar siswa, agar pada akhirnya
siswa memiliki kemaampuan yang
menyeluruh, baik dari segi kognitif,
afektif, maupun psikomotor siswa
1


Perbaikan kalimat
Pembelajaran dalam pendidikan
telah berkembang pesat, ditandai
dengan berkembangnya metode
pembelajaran.
Metode belajar siswa tidak lagi
menggunakan metode terdahulu,
yakni dengan metode ceramah.
Artinya guru bukan lagi satusatunya sumber belajar bagi siswa.
Siswa tidak dapat mengembangkan
potensi belajarnya melalui berbagai
sumber yang tersedia karena tidak
diberikan kesempatan untuk
mengembangkan potensi-potensi
yang mereka miliki.

Pembelajaran dengan metode
ceramah yang banyak digunakan
oleh guru pada masa lalu kini
cenderung ditinggalkan.

Hal ini menyebabkan siswa menjadi
pasif dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan demikian, siswa tidak akan
mampu mencapai materi dan tujuan
pembelajaran atau dengan kata lain
pembelajaran tidak dapat bertahan
lama di ingatan siswa.

Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki cara belajar siswa
sehingga siswa memiliki
kemampuan yang menyeluruh, baik
dari segi kognitif, afektif maupun
psikomotor.

8
9

10


11

12

13

14

15

tersebut.
Dengan demikian potensi yang
dimiliki siswa dapat maksimal
dikembangkan.
Perbaikan kurikulum, misalnya
hasil dari perbaikan pemerintah ini
adalah dengan memaksimalkan
kegiatan siswa, mengubah posisi
siswa yang semula sebagai objek
pembelajaran menjadi sebagai

subjek atau pelaku pembelajaran,
agar mereka dapat mengembangkan
potensi yang mereka miliki.
Pada hakikatnya, tujuan
pembelajaran bahasa adalah agar
siswa mampu berkomunikasi secara
lisan dan tulis
Apabila keterampilan berbicara
seseorang itu baik, maka informasi
yang diterima maka akan baik pula,
demikian sebaliknya, apabila
keterampilan berbicara seseorang
itu buruk atau kurang bagus, maka
informasi yang diterima akan tidak
baik pula.
Oleh karena itu, keterampilan
berbicara ini perlu dimaksimalkan
agar informasi yang disampaikan
dapat maksimal.
Salah satu cara memaksimalkan

keterampilan berbicara ini adalah
melatih seseorang atau individu
tersebut dalam hal keterampilan
berbicaranya salah satunya dengan
melibatkan individu dalam kegiatan
kelompok.
Kurikulum yang berlaku pada dunia
pendidikan pada saat ini mengacu
kepada pengembangan potensi
kemampuan siswa dan
pengembangan karakter siswa.
Kurikulum berkarakter yang
digunakan sekarang ini
menggunakan banyak metode,
teknik, dan pendekatan yang dapat
2

Dengan demikian, potensi siswa
dapat dikembangkan secara
maksimal.

Perbaikan pemerintah dalam bidang
kurikulum antara lain dengan
memaksimalkan kegiatan siswa,
mengubah posisi siswa dari objek
menjadi subjek pembelajaran, agar
mereka dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki.
Pad hakikatnya tujuan
pembelajaran bahasa adalah siswa
mampu berkomunikasi secara lisan
dan tulis.
Apabila keterampilan berbicara
seseorang itu baik, maka informasi
yang diterima akan baik pula,
demikian juga sebaliknya.

Oleh sebab itu, keterampilan
berbicara perlu ditingkatkan agar
informasi yang disampaikan
maksimal.

Salah satu cara meningkatkan
keterampilan berbicara adalah
melatih individu dengan
melibatkannya dalam kegiatan
kelompok.
Kurikulum pada dunia pendidikan
saat ini mengacu pada
pengembangan potensi kemampuan
dan karakter siswa.
Kurikulum berkarakter yang
digunakan saat ini menggunakan
banyak metode, teknik, dan
pendekatan.

16

17

18


19

20

21

digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran.
Dengan kata lain, dengan
mengkaitkan atau menghubungkan
materi dengan kehidupan social
yang ada disekitar siswa, dapat
membuat siswa lebih siap dalam
menghadapi kehidupan yang
sebenarnya dikemudian hari.
“ Metode ini dapat meningkatkan
komunikasi siswa dalam
pembelajaran karena siswa berlatih
memegang peranan sebagai orang
lain” (Roestiyah 2008: 22).

Dalam menerapkan metode ini
diperlukan persiapan sebelum
melakukan kegiatan ini karena
dibutuhkan scenario yang harus
dipelajari oleh siswa yang
mendapatkan tugas memerankan
tokoh tersebut agar dapat
memerankan dengan baik.
Diharapkan dari semua kegiatan
pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran bermain peran yang
dilakukan oleh siswa dapat
meningkatkan kemampuan
berbicara siswa Sekolah dasar
dalam pembelajaran di kelas.
Siswa juga menjadi lebih semangat
dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dikarenakan mereka
belajar tidak dengan keadaan
terpaksa melainkan menyenangkan
dan dapat mengembangkan
kemampuan bahasa yang ada dalam
diri mereka, terutama kemampuan
berbicara dengan demikian kegiatan
pembelajaran tidak lagi sama
dengan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan pada system
pembelajaran yang sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang di
muka, dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
3

Kalimat sebaiknya dihilangkan.

Metode ini dapat meningkatkan
komunikasi siswa dalam
pembelajaran karena siswa berlatih
memegang peranan sebagai orang
lain (Roestiyah 2008: 22).
Dalam menerapkan metode ini
diperlukan persiapan karena siswa
harus mempelajari skenario agar
dapat memerankan tokohnya
dengan baik.

Diharapkan dengan metode
pembelajaran bermain peran oleh
siswa dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa
sekolah dasar di kelas.
Siswa juga menjadi lebih semangat
dalam pembelajaran karena tidak
dengan keadaan terpaksa sehingga
dapat mengembangkan kemampuan
bahasa terutama dalam berbicara.
Dengan demikian, kegiatan
pembelajaran tidak lagi sama
dengan sistem pembelajaran
sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang
sebelumnya, dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:

22

23

24

25

26

27

28

Bagi sekolah, manfaat penelitian ini
bagi sekolah adalah sebagai alat
acuan dalam proses pembelajaran
dan dapat menerapkan metode
bermain peran dalam pembelajaran
untuk meningkatkan kemampuan
berbicara siswa.
Bagi peneliti, sedangkan manfaat
penelitian ini bagi peneliti adalah
hasil penelitian ini dapat memberi
gambaran kepada peneliti
selanjutnya yang ada hubungannya
dengan permasalahan di dalam
penelitian.
Kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai
tujuan isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Endah
2012: 161).
Kurikulum ini berupaya untuk
mencapai keunggulan masyarakat
dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
dan diharapkan dapat membekali
warga bangasa dalam memasuki
persaingan era globalisasi yang
penuh dengan berbagai tantangan.
Oleh karena itu, disain
pembelajaran hendaknya bertumpu
pada segi komunikatif, integrative,
dan tematik yang didasari oleh
aspek fleksibelitas sehingga
memotivasi siswa sebagai subjek
dalamu proses serta kontekstual
yang tertuang dalam kuriklum.
Oleh Karena itu perlu sumber
kebahasaan yang digunakan oleh
guru harus mengacu ke minat dan
harapan siswa sehingga
pembelajaran bahasa Indonesia
menjadi lebih menarik.
Kata belajar yang digunakan dalam
4

Bagi sekolah, manfaat penelitian ini
adalah sebagai alat acuan dan dapat
menerapkan metode bermain peran
guna meningkatkan kemampuan
berbicara siswa.
Bagi penliti, manfaat penelitian ini
adalah hasil penelitian dapat
memberi gambaran kepada peneliti
selanjutnya mengenai permasalahan
terkait.
Kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pembelajaran
serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Endah 2012: 161).
Kurikulum ini berupaya untuk
mencapai keunggulan masyarakat
dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan diharapkan dapat
membekali bangsa dalam
memasuki persaingan era
globalisasi yang penuh tantangan.
Oleh karena itu, disain
pembelajaran hendaknya bertumpu
pada segi komunikatif, integratif,
dan tematik yang didasari oleh
aspek fleksibelitas sehingga
memotivasi siswa sebagai subjek
dalamu proses serta kontekstual
yang tertuang dalam kuriklum
Oleh karena itu, sumber
kebahasaan yang digunakan oleh
guru harus mengacu pada minat dan
harapan siswa sehingga
pembelajaran bahasa Indonesia
menjadi lebih menarik.
Kata belajar yang digunakan dalam

29

30

31

32

33

dunia pendidkan, pertama kali
diperkenalkan oleh Pustekkom
Depdikbud pada awal tahun 1980an sebagai padanan kata
instruksional atau instruction yang
sudah digunakan secara meluas
sejak tahun 1975.
Oleh sebab itu, pendidikan di
sekolah sekarang ini lebih
mengarahkan pada pendidikan yang
berorientasi pada siswa karena
peserta didiklah yang melakukan
kegiatan belajar untuk memproleh
pengalaman yang sangat penting
untuk mencapai perubahan tingkah
laku diharapkan sebagai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia pada sekolah dasar
memiliki tujuan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia
tersebut.
Siswa memahami Bahasa Indonesia
dari segi bentuk makna, dan fungsi,
serta menggunakan dengan tepat
dan kreatif untuk bermacammacam
tujuan, keperluan dan keadaan;

dunia pendidikan, pertama kali
diperkenalkan oleh Pustekkom
Depdikbud pada awal tahun 1980an sebagai padanan kata
instruksional atau instruction yang
sudah digunakan secara meluas
sejak tahun 1975.
Oleh sebab itu, pendidikan di
sekolah sekarang ini lebih
mengarahkan pada pendidikan yang
berorientasi pada siswa karena
peserta didiklah yang melakukan
kegiatan belajar untuk memperoleh
pengalaman yang sangat penting
yakni perubahan tingkah laku.

Siswa memiliki kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan
itelektual, kematangan emosional,
dan kematangan social;
Membaca; seperti membaca huruf,
suku katam kata, kalimat,
paragraph, berbagai teks bacaan,
denah; petunjuk , tata tertib,
pengumuman, kamus, ensiklopedia
serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan
membaca hasil sastra berupa
dongeng, cerita anak-anak, cerita
rakyar, cerita binatang, puisi anak,
syair lagu, pantun, dan drama anak
kompetensi membaca juga

Siswa memiliki kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional,
dan kematangan sosial;
Membaca; seperti membaca huruf,
suku kata, kalimat, paragraf,
berbagai teks bacaan, denah,
petunjuk , tata tertib, pengumuman,
kamus, ensiklopedia, serta
mengapresiasi dan berekspresi
sastra melalui kegiatan membaca
hasil sastra berupa dongeng, cerita
anak-anak, cerita rakyat, cerita
binatang, puisi anak, syair lagu,
pantun, dan drama anak.
Kompetensi membaca juga

5

Sebaiknya kalimat dihilangkan.

Siswa memahami Bahasa Indonesia
dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta menggunakan dengan tepat
dan kreatif untuk bermacam-macam
tujuan, keperluan dan keadaan;

34

35

36

37

38

39

40

diarahkan menumbuhkan budaya
membaca.
Ketercapaian hasil pembelajaran
pada proses pembelajaran
dipengaruhi oleh berbagai factor
salah satunya adalah metode
pembelajaran.
Menurut Yusra (2010: 13) Metode
adalah prosedur pembelajaran yang
difokuskan ke pencapaian tujuan.

diarahkan menumbuhkan budaya
membaca.
Ketercapaian hasil pembelajaran
pada proses pembelajaran
dipengaruhi oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah metode
pembelajaran.
Metode adalah prosedur
pembelajaran yang difokuskan pada
pencapaian tujuan (Yusra 2010: 13).

Menulis; seperti menulis karangan
naratif dan nonnaratif dengan
tulisan rapi dan jelas dengan
memperlihatkan tujuan dan ragam
pembaca, pemakaian ejaan dan
tanda baca, dan kosakata yang tepat
dengan menggunakan kalimat
tunggal dan majemuk serta
mengapresiasi dan berekspresi
sastra melalui kegiatan menulis
hasil sastra berupa cerita dan puisi.
Menurut Martinis (2008: 166)
“metode bermain peran adalah
metode yang melibatkan interaksi
antara dua siswa atau lebih tentang
suatu topic atau informasi”.
Melalui bermain peran, peserta
didik mencoba mengeksplorasikan
hubungan-hubungan antar manusia
dengan cara memperagakannya dan
mendiskusikannya sehingga
bersama sama para peserta didik
dapat mengeksplorasikan perasaanperasaan, sikap-sikap, nilai-nilai,
dan berbagai strategi pemecahan
masalah (Mulyasa 2013: 112)
Dengan metode pembelajaran peran
ini juga siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah-masalah
pribadi yang sedang dialaminya
dengan bantuan kelompok social
yang beranggotakan teman-teman
sekelas mereka
Terdapat empat asumsi yang

Menulis; seperti menulis karangan
naratif dan non naratif dengan
tulisan rapi dan jelas dengan
memperlihatkan tujuan dan ragam
bacaan, pemakaian ejaan dan tanda
baca, dan kosa kata yang tepat
dengan menggunakan kalimat
tunggal dan majemuk serta
mengapresiasi dan berekspresi
sastra melalui kegiatan menulis
hasil sastra berupa cerita dan puisi.
Metode bermain peran adalah
metode yang melibatkan interaksi
antara dua siswa atau lebih tentang
suatu topic atau informasi (Martinis
2008: 166).
Melalui bermain peran, peserta
didik mencoba mengeksplorasikan
hubungan-hubungan antar manusia
dengan cara memperagakannya dan
mendiskusikannya sehingga
bersama-sama peserta didik dapat
mengeksplorasikan perasaanperasaan, sikap-sikap, nilai-nilai,
dan berbagai strategi pemecahan
masalah (Mulyasa 2013: 112)
Dengan metode pembelajaran peran
ini juga siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah-masalah
pribadi yang sedang dialaminya
dengan bantuan kelompok sosial
yang beranggotakan teman-teman
sekelas mereka
Terdapat empat asumsi yang

6

41

42

mendasari pembelajaran bermain
peran untuk mengembangkan
perilaku dan nilai-nilai social,
yaitu : pertama, secara implicit
bermain peran mendukung suatu
situasi belajar berdasarkan
pengalaman dengan
menitikberatkan isi pelajaran pada
situasi “disini dan pada saat ini”.
Keempat, proses psikologis yang
tersembunyi berupa sikap, nilai,
perasaan dapat diangkat ketaraf
sadar melalui kombinasi pemeranan
secara spontan ( Mulyasa 2013:
114)
Dengan kata lain dapat disimpulkan
bahwa dengan bermain peran
diharapkan dapat membuat siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan, dan melatih siswa untuk
demokratis dan dapat memecahkan
masalah social yang terjadi.

NAMA: LAURA DEARNI SIMAMORA
NIM: A1D117044
KELAS/ RUANG: R002/ 1

7

mendasari pembelajaran bermain
peran untuk mengembangkan
perilaku dan nilai-nilai sosial,
yaitu : pertama, secara implisit
bermain peran mendukung suatu
situasi belajar berdasarkan
pengalaman dengan menitik
beratkan isi pelajaran pada situasi
disini dan pada saat ini.
Keempat, proses psikologis yang
tersembunyi berupa sikap, nilai,
perasaan dapat diangkat ke taraf
sadar melalui kombinasi pemeranan
secara spontan ( Mulyasa 2013:
114)
Dapat disimpulkan bahwa dengan
bermain peran diharapkan siswa
mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan,
melatih siswa untuk demokratis,
dan dapat memecahkan masalah
sosial yang terjadi.