Laporan Praktikum Kimia Sel Volta dengan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya
elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel
galvani dan sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut
katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi.
Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi :
1. Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik
Contoh : batere (sel kering) dan accu
2. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam
Dalam sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan
untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus
searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan
menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain akan
melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada sel volta,
reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan tetapi muatan
elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif, dan anoda bermuatan
negatif. Pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
Deret volta diurutkan berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin
kecil sehingga sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah
meengalami oksidasi).
Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul
karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar
sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan
Sel Volta dengan Jembatan Garam 1
dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan
dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya adalah 0,00V.
Bila Eo > 0 cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama
dengan selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan
potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel= Eo reduksi- Eo oksidasi
1.2 Rumusan Masalah
Berapakah potensial sel (E°sel) anoda dan katoda pada percobaan sel volta ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui energi potensial sel (E°sel) anoda dan katoda pada percobaan sel volta
1.4 Manfaat
Kita dapat mengetahui energi potensial sel (E° sel) anoda dan katoda pada
percobaan sel volta
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi
energi listrik. Dalam sel volta reduktor dan oksidatornya dipisahktan sehingga
pemindahan tidak terjadi secara langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink,
tembaga, dan magnesium merupakan elektroda. Terdapat 2 jenis elektroda yaitu
Katode(+) tempat terjadinya reduksi sedangkan pada anode(-) tempat terjadinya
oksidasi. Potensial elektode sel dapat ditentukan melalui persamaan
:
0
O
0
E Sel = E Reduksi - E Oksidasi
EOSel = E0Katode - E0Anode
EOSel = E0Besar - E0Kecil
2.2 Hipotesis
Logam Zn akan mengalami pengeroposan, sedangkan logam Cu akan
mengalami penebalan
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 3
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Waktu Pelaksanaan
: Pada tanggal 19 September 2014
Tempat Pelaksanaan
: Laboratorium Kimia SMA Negeri 16 Surabaya
3.2 Variabel
Variabel Kontrol
: Jembatan garam, gelas kimia
Variabel Terikat
: Adanya arus listrik yang terjadi, menebalnya Cu dan
mengeroposnya Zn
Variabel Bebas
:-
3.3 Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2 buah
2. Zn (s)
secukupnya
3. Cu (s)
secukupnya
4. Larutan CuSO4
20 ml
5. Karutan ZnSO4
20 ml
6. Jembatan garam dari agar agar
1 buah
7. Gelas ukur
1 buah
8. Garam
secukupnya
9. Air
secukupnya
10. Pipa U
1 buah
3.4 Langkah Kerja
1. Buatlah jembatan garam dari agar agar
Caranya :
1. Masukkahnlah bubuk agar agar kedalam panci
2. Masukkanlah 3 gelas air
3. Masukkanlah 2 sendok garam, kemudian aduklah hingga terlarut
4. Letakkanlah diatas kompor, dan nyalakan apinya
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 4
5. Aduklah terus menerus hingga mendidih
6. Setelah mendidih , matika api kompor
7. Tunggu beberapa menit hingga dingin
8. Kemudian masukkanlah cairan agar agar ke dalam pipa U
9. Sandarkanlah pipa U yang berisi agar agar agar tidak jatuh\
10. Tunggu beberapa menit hingga agar agar padat
2. Ukurlah larutan ZnSO4 sebanyak 20 ml dengan menggunakan gelas ukur
3. Ukurlah larutan CuSO4 sebanyak 20 ml dengan menggunakan gelas ukur
4. Masukkanlah larutan ZnSO4 kedalam gelas kimia
5. Mauskkanlah larutan CuSO4 kedalam gelas kimia
6. Masukkanlah jembatan garam tersebut diantara kedua gelas kimia
7. Sambungkanlah ujung dari Zn batangan ke ujung kabel anoda pada voltmeter
8. Sambungkanlah ujung dari Cu batangan ke ujung kabel katoda pada voltmeter
9. Masukkanlah Zn batangan kedalam larutan ZnSO4
10. Masukkanlah Cu batangan pada larutan CuSO4
11. Atur skala pada voltmeter
12. Lalu lihat angka yang ditunjuk oleh jarum voltmeter
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 5
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Tabel Pengamatan
Larutan
ZnSO4
Anoda
Zn
Larutan
CuSO4
Katoda
Cu
Beda Potensial
0,5 Volt
4.2 Analisis data
Dalam percobaan diatas, logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih
posisitif dibandingkan dengan logam Zn. Sehingga logam Zn bertindak sebagai anoda
(elektroda negatif), Cu bertindak sebagai katoda (elektroda positif), Maka dari itu Cu
akan mengalami reduksi (menangkap elektron) dan Zn akan mengalami oksidasi
(melepas elektron)
Elektron berpindah dari elektroda Zn ke elektroda Cu emenunjukkan bahwa Zn
lebih
mudah
teroksidasi
daripada
Cu.
Perbedaam
lecenderungan
teroksidasi
menghasilkan perbedaan rapatan muatan berakibat timbul beda potensial (pendorong
elektron) yang disebut potensial sel yang dapat diukur menggunakan voltmeter.
Potensialsel yang dihasilkan suatu elektroda terhadap elektroda hydrogen disebut
potensial elektroda.
Zn dalam larutan ZnSO4 (Zn2+ dan SO42-) semakin terlihat menipis atau keropos
karena teroksidasi (massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion)
Zn Zn2+ + 2e , sehingga in Zn2+ semakin bertambah salam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan positif (Zn2+ bertambah). Sedangkan 2e hasil oksidasi
akan mengalir ke larutan CuSO4 melalui jembatan garam.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2+dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada
reaksi reduksi yang menyebabkan loga Cu mengendap (massa logam Cu bertambah)
Cu2+ + 2e Cu , sehingga ion Cu2+ semakin berkurang dalam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan negatif (SO42- lebih banyak)
Maka dari itu dibutuhkan jembatan garam (agar agar dan garam sebagai larutan
elektrolit inert) yang mengandung ion ion positif dan ion ion negatif karena berfungsi
menetralkan muatan positif dan negatof dalam larutan elektrolit. Na+ akan menetralkan
kelebihan ion SO42- dalam larutan CuSO4. Dan Cl- akan menetralkan kelebihan Zn2+ dalam
larutan ZnSO4
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 6
Berdasarkan praktek :
Skala voltmeter : 2,5
50/250 x 2,5 = 0,5 V
Reaksi antara ZnSO4 dengan CuSO4 yaitu :
Zn(s)
→ Zn2+(aq) + 2e
Reaksi Anoda
:
Reaksi Katoda
:
Redoks
: Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Notasi Sel : Zn(s) Zn2+
Cu2+ Cu(s)
E° sel = + 0,5 V
E°sel = +0,5 V
Berdasarkan teori :
Reaksi antara ZnSO4 dengan CuSO4 yaitu :
Zn(s)
→ Zn2+(aq) + 2e
Reaksi Anoda
:
Reaksi Katoda
:
Redoks
: Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Notasi Sel : Zn(s) Zn2+
Cu2+ Cu(s)
E° = +0,76 V
E° = +0,34 V
E° sel = +1,10 V
E°sel = +1,10 V
Harga potenisal sel hasil percobaan sangat berbeda dibandingkan dengan
potensial sel hasil perhitungan yang berdasarkan potensial elektroda standar, karena saat
melakukan percobaan, suhu dan tekanan berbeda dengan keadaan standar yang
dibutuhkan untuk menentukan potensial elektroda, yaitu 25˚C 1 atm.
BAB V
PENUTUP
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 7
5.1 Kesimpulan
Dari data pengamatan, diketahui bahwa reaksi yang mempunyai beda potensial
positif adalah yang mengalami reaksi redoks secara spontan. Reaksi redoks spontan
terjadi apabila sel anode lebih mudah terdoksidasi dan sel katode lebih mudah tereduksi.
Larutan ZnSO4 (Zn2+ dan SO42-) semakin terlihat menipis atau keropos karena
teroksidasi (massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion)
Zn Zn2+ + 2e , sehingga in Zn2+ semakin bertambah salam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan positif (Zn2+ bertambah). Sedangkan 2e hasil oksidasi
akan mengalir ke larutan CuSO4 melalui jembatan garam.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2+dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada
1. Pipa U yang berisi agar agar
2. Larutan ZnSO4
reaksi reduksi yang menyebabkan loga Cu mengendap (massa logam Cu bertambah)
Cu2+ + 2e Cu , sehingga ion Cu2+ semakin berkurang dalam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan negatif (SO42- lebih banyak)
Fungsi jembatan garam adalah berfungsi menetralkan muatan positif dan negatof
dalam larutan elektrolit.
5.2 Saran
3. Larutan CuSO4
4. Garam
5. Gelas ukur
Saat membuat jembatan
garam, usahakan jangan terlalu keras atau terlalu lembek agar
ion ion dapat berjalan.
Saat mengamplas logam Zn dan logam Cu harus sampai bersih
Pengamat harus dapat membaca voltmeter dengan cermat, teliti dan benar agar hasil
yang dicapai akurat.
6. Tembaga (Cu), Seng (Zn),
7. Voltmeter
dan amplas
5.3 Lampiran
Alat dan Bahan
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 8
1. Masukkanlah larutan ZnSO4
2. Berilah jembatan garam
dan CuSO4 ke masing masing
yang menghubungkan
gelas kimia sebanyak 20 ml
antara kedua gelas kimia
3. Masukkanlah Seng (Zn) kedalam larutan ZnSO4 dan logam Cu
kedalam larutan CuSO4. Kemudian sambungkan ke kabel
voltmeter
Langkah Kerja
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 9
1. Amati yang terjadi pada jarum voltmeter
Dengan skala 10, jarum
menunjukkan ke angka 50 yang
maksimalnya 250
Hasil Praktikum
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 10
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 11
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia.
Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya
elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi dalam dua kelompok, yaitu sel
galvani dan sel elektrolisis.Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut
katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit. Pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi.
Sedangkan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Sel elektrokimia dapat dibagi menjadi :
1. Sel Volta / Sel Galvani merubah energi kimia menjadi listrik
Contoh : batere (sel kering) dan accu
2. Sel Elektrolisis à merubah energi listrik menjadi energi kimia
Contoh : penyepuhan, pemurnian logam
Dalam sel volta, reasi redoks spontan digunakan sebagai sumber arus listrik. Sel
elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan
untuk melangsungkan reaksi redoks yang tidak spontan.
Sel elektrolisis terdiri dari sebuah wadah, elektroda, elektrolit, dan sumber arus
searah. Elektron memasuki kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan
menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi lain akan
melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi. Jadi sama seperti pada sel volta,
reaksi di katoda adalah reduksi, dan reaksi di anoda adalah oksidasi. Akan tetapi muatan
elektrodanya berbeda. Pada sel volta, katoda bermuatan positif, dan anoda bermuatan
negatif. Pada sel elektrolisis, katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
Deret volta diurutkan berdasarkan urutan potensial reduksi semakin ke kiri, semakin
kecil sehingga sifat pereduksi semakin kuat (logam semakin reaktif atau semakin mudah
meengalami oksidasi).
Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul
karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar
sering juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan
Sel Volta dengan Jembatan Garam 1
dengan elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan
dalam satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, E0 nya adalah 0,00V.
Bila Eo > 0 cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
Bila Eo < 0 à cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)
Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama
dengan selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan
potensial reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel= Eo reduksi- Eo oksidasi
1.2 Rumusan Masalah
Berapakah potensial sel (E°sel) anoda dan katoda pada percobaan sel volta ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui energi potensial sel (E°sel) anoda dan katoda pada percobaan sel volta
1.4 Manfaat
Kita dapat mengetahui energi potensial sel (E° sel) anoda dan katoda pada
percobaan sel volta
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Sel volta merupakan suatu sel elektrokimia yang mengubah zat kimia menjadi
energi listrik. Dalam sel volta reduktor dan oksidatornya dipisahktan sehingga
pemindahan tidak terjadi secara langsung tetapi melalui kawat penghantar. Zink,
tembaga, dan magnesium merupakan elektroda. Terdapat 2 jenis elektroda yaitu
Katode(+) tempat terjadinya reduksi sedangkan pada anode(-) tempat terjadinya
oksidasi. Potensial elektode sel dapat ditentukan melalui persamaan
:
0
O
0
E Sel = E Reduksi - E Oksidasi
EOSel = E0Katode - E0Anode
EOSel = E0Besar - E0Kecil
2.2 Hipotesis
Logam Zn akan mengalami pengeroposan, sedangkan logam Cu akan
mengalami penebalan
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 3
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Waktu Pelaksanaan
: Pada tanggal 19 September 2014
Tempat Pelaksanaan
: Laboratorium Kimia SMA Negeri 16 Surabaya
3.2 Variabel
Variabel Kontrol
: Jembatan garam, gelas kimia
Variabel Terikat
: Adanya arus listrik yang terjadi, menebalnya Cu dan
mengeroposnya Zn
Variabel Bebas
:-
3.3 Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2 buah
2. Zn (s)
secukupnya
3. Cu (s)
secukupnya
4. Larutan CuSO4
20 ml
5. Karutan ZnSO4
20 ml
6. Jembatan garam dari agar agar
1 buah
7. Gelas ukur
1 buah
8. Garam
secukupnya
9. Air
secukupnya
10. Pipa U
1 buah
3.4 Langkah Kerja
1. Buatlah jembatan garam dari agar agar
Caranya :
1. Masukkahnlah bubuk agar agar kedalam panci
2. Masukkanlah 3 gelas air
3. Masukkanlah 2 sendok garam, kemudian aduklah hingga terlarut
4. Letakkanlah diatas kompor, dan nyalakan apinya
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 4
5. Aduklah terus menerus hingga mendidih
6. Setelah mendidih , matika api kompor
7. Tunggu beberapa menit hingga dingin
8. Kemudian masukkanlah cairan agar agar ke dalam pipa U
9. Sandarkanlah pipa U yang berisi agar agar agar tidak jatuh\
10. Tunggu beberapa menit hingga agar agar padat
2. Ukurlah larutan ZnSO4 sebanyak 20 ml dengan menggunakan gelas ukur
3. Ukurlah larutan CuSO4 sebanyak 20 ml dengan menggunakan gelas ukur
4. Masukkanlah larutan ZnSO4 kedalam gelas kimia
5. Mauskkanlah larutan CuSO4 kedalam gelas kimia
6. Masukkanlah jembatan garam tersebut diantara kedua gelas kimia
7. Sambungkanlah ujung dari Zn batangan ke ujung kabel anoda pada voltmeter
8. Sambungkanlah ujung dari Cu batangan ke ujung kabel katoda pada voltmeter
9. Masukkanlah Zn batangan kedalam larutan ZnSO4
10. Masukkanlah Cu batangan pada larutan CuSO4
11. Atur skala pada voltmeter
12. Lalu lihat angka yang ditunjuk oleh jarum voltmeter
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 5
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1 Tabel Pengamatan
Larutan
ZnSO4
Anoda
Zn
Larutan
CuSO4
Katoda
Cu
Beda Potensial
0,5 Volt
4.2 Analisis data
Dalam percobaan diatas, logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih
posisitif dibandingkan dengan logam Zn. Sehingga logam Zn bertindak sebagai anoda
(elektroda negatif), Cu bertindak sebagai katoda (elektroda positif), Maka dari itu Cu
akan mengalami reduksi (menangkap elektron) dan Zn akan mengalami oksidasi
(melepas elektron)
Elektron berpindah dari elektroda Zn ke elektroda Cu emenunjukkan bahwa Zn
lebih
mudah
teroksidasi
daripada
Cu.
Perbedaam
lecenderungan
teroksidasi
menghasilkan perbedaan rapatan muatan berakibat timbul beda potensial (pendorong
elektron) yang disebut potensial sel yang dapat diukur menggunakan voltmeter.
Potensialsel yang dihasilkan suatu elektroda terhadap elektroda hydrogen disebut
potensial elektroda.
Zn dalam larutan ZnSO4 (Zn2+ dan SO42-) semakin terlihat menipis atau keropos
karena teroksidasi (massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion)
Zn Zn2+ + 2e , sehingga in Zn2+ semakin bertambah salam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan positif (Zn2+ bertambah). Sedangkan 2e hasil oksidasi
akan mengalir ke larutan CuSO4 melalui jembatan garam.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2+dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada
reaksi reduksi yang menyebabkan loga Cu mengendap (massa logam Cu bertambah)
Cu2+ + 2e Cu , sehingga ion Cu2+ semakin berkurang dalam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan negatif (SO42- lebih banyak)
Maka dari itu dibutuhkan jembatan garam (agar agar dan garam sebagai larutan
elektrolit inert) yang mengandung ion ion positif dan ion ion negatif karena berfungsi
menetralkan muatan positif dan negatof dalam larutan elektrolit. Na+ akan menetralkan
kelebihan ion SO42- dalam larutan CuSO4. Dan Cl- akan menetralkan kelebihan Zn2+ dalam
larutan ZnSO4
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 6
Berdasarkan praktek :
Skala voltmeter : 2,5
50/250 x 2,5 = 0,5 V
Reaksi antara ZnSO4 dengan CuSO4 yaitu :
Zn(s)
→ Zn2+(aq) + 2e
Reaksi Anoda
:
Reaksi Katoda
:
Redoks
: Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Notasi Sel : Zn(s) Zn2+
Cu2+ Cu(s)
E° sel = + 0,5 V
E°sel = +0,5 V
Berdasarkan teori :
Reaksi antara ZnSO4 dengan CuSO4 yaitu :
Zn(s)
→ Zn2+(aq) + 2e
Reaksi Anoda
:
Reaksi Katoda
:
Redoks
: Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Notasi Sel : Zn(s) Zn2+
Cu2+ Cu(s)
E° = +0,76 V
E° = +0,34 V
E° sel = +1,10 V
E°sel = +1,10 V
Harga potenisal sel hasil percobaan sangat berbeda dibandingkan dengan
potensial sel hasil perhitungan yang berdasarkan potensial elektroda standar, karena saat
melakukan percobaan, suhu dan tekanan berbeda dengan keadaan standar yang
dibutuhkan untuk menentukan potensial elektroda, yaitu 25˚C 1 atm.
BAB V
PENUTUP
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 7
5.1 Kesimpulan
Dari data pengamatan, diketahui bahwa reaksi yang mempunyai beda potensial
positif adalah yang mengalami reaksi redoks secara spontan. Reaksi redoks spontan
terjadi apabila sel anode lebih mudah terdoksidasi dan sel katode lebih mudah tereduksi.
Larutan ZnSO4 (Zn2+ dan SO42-) semakin terlihat menipis atau keropos karena
teroksidasi (massa logam Zn berkurang karena terlarut sebagai ion)
Zn Zn2+ + 2e , sehingga in Zn2+ semakin bertambah salam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan positif (Zn2+ bertambah). Sedangkan 2e hasil oksidasi
akan mengalir ke larutan CuSO4 melalui jembatan garam.
Cu dalam larutan CuSO4 (Cu2+dan SO42-) semakin terlihat menebal karena ada
1. Pipa U yang berisi agar agar
2. Larutan ZnSO4
reaksi reduksi yang menyebabkan loga Cu mengendap (massa logam Cu bertambah)
Cu2+ + 2e Cu , sehingga ion Cu2+ semakin berkurang dalam larutan dan
menyebabkan larutan bermuatan negatif (SO42- lebih banyak)
Fungsi jembatan garam adalah berfungsi menetralkan muatan positif dan negatof
dalam larutan elektrolit.
5.2 Saran
3. Larutan CuSO4
4. Garam
5. Gelas ukur
Saat membuat jembatan
garam, usahakan jangan terlalu keras atau terlalu lembek agar
ion ion dapat berjalan.
Saat mengamplas logam Zn dan logam Cu harus sampai bersih
Pengamat harus dapat membaca voltmeter dengan cermat, teliti dan benar agar hasil
yang dicapai akurat.
6. Tembaga (Cu), Seng (Zn),
7. Voltmeter
dan amplas
5.3 Lampiran
Alat dan Bahan
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 8
1. Masukkanlah larutan ZnSO4
2. Berilah jembatan garam
dan CuSO4 ke masing masing
yang menghubungkan
gelas kimia sebanyak 20 ml
antara kedua gelas kimia
3. Masukkanlah Seng (Zn) kedalam larutan ZnSO4 dan logam Cu
kedalam larutan CuSO4. Kemudian sambungkan ke kabel
voltmeter
Langkah Kerja
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 9
1. Amati yang terjadi pada jarum voltmeter
Dengan skala 10, jarum
menunjukkan ke angka 50 yang
maksimalnya 250
Hasil Praktikum
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 10
Sel Volta dengan Jemabatan Garam 11