asuhan kebidanan pada bayi dengan infeks

KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia,rahmat,dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penulisan ilmiah kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Neonatus Umur
7 Hari dengan Omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi Tanggal 22 s.d 25
September Tahun 2015 ”.
Proposal Penulisan ini disusun sebagai salah satu tugas Mata kuliah Penulisan Ilmiah
Kebidanan.Kendala dalam penyusunan proposal penulisan ini dapat teratasi atas pertolongan
Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang Tua saya yang telah memberikan dukungan materil dan moril.
2. Ibu Lenny Irmawati, SST. M.Kes Selaku dosen pembibing yang telah memberi banyak
masukan berharga dan sabar dalam membimbing penulisan Proposal Penulisan Ilmiah
Kebidanan ini.
3. Ibu Farida Mentalina Simanjuntak,SST.M.Kes Selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberi banyak masukan dalam segi penulisan propasal ilmiah
kebidanan ini.
4. Teman-teman kelas 3A/DIII Kebidanan di STIKes Medistra Indonesia yang terus-menerus
memberikan semangat untuk menyelesaikan Proposal Penelitian ini.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap Proposal Penulisan Ilmiah
Kebdanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari

semua pihak sangat diharapkan.

Bekasi, 28 Oktober 2015
Lala Ismi

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 1

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
A Latar Belakang..................................................................................................... 4
B.Tujuan................................................................................................................ 5
1.Tujuan Umum.................................................................................................... 5
2.Tujuan Khusus................................................................................................... 6
C. Ruang Lingkup.................................................................................................... 6
D.Metode Penulisan.................................................................................................. 7
1.Merumuskan Masalah.......................................................................................... 7
2.Hipotesis.......................................................................................................... 7
BAB II...................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 8
A.Konsep Bayi Baru Lahir.......................................................................................... 8
B.Pengertian Omfalitis atau Infeksi tali pusat.................................................................15
C.Faktor Penyebab Terjadinya Infeksi Tali Pusat...........................................................15
D.Tanda dan Gejala................................................................................................. 17
E.Klasifikasi......................................................................................................... 18
F.Komplikasi......................................................................................................... 18
G.Penegakan Diagnosis (Assessment)..........................................................................19
H.Penanganan........................................................................................................ 19
I.Pelayanan Kesehatan Neonatus.................................................................................20
J.Waktu pelayanan kesehatan neonatus.........................................................................20
K.Standar pelayanan kesehatan neonatus......................................................................21
L. Teori Manajemen Kebidanan.................................................................................29
BAB III................................................................................................................... 39
KASUS................................................................................................................... 39
BAB IV.................................................................................................................. 80
PEMBAHASAN KASUS............................................................................................ 80
BAB V................................................................................................................... 85
PENUTUP............................................................................................................... 85
A.Kesimpulan........................................................................................................ 85

B.

Saran............................................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 87

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 2

BAB 1

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu dan
mendapat prioritas utama,karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada
generasi mendatang.Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah kematian neonatal yang
diutamakan pada pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan sesuai
standar,pelayanan dan perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat
yang higienis (Depkes RI, 2003).Tetanus dan infeksi merupakan salah satu penyebab utama

kematian bayi Hingga kini, infeksi masih merupakan masalah yang serius pada bayi baru lahir
(BBL).Infeksi juga masih berperan utama dalam angka kesakitan dan angka kematian bayi
baru lahihir (BBL) di Indonesia. Perawatan tali pusat secara umum bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi dan mempercepat putusnya tali pusat.
Bila tali pusat basah,berbau dan menunjukkan tanda-tanda infeksi,harus waspada
terhadap infeksi tali pusat.Infeksi ini harus segera diobati untuk menghindari infeksi yang
lebih berat,dimana infeksi tali pusat pada bayi dapat menyebabkan sepsis, meningitis dan
tetanus.Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan perawatan tali pusat
yang baik dan benar,yaitu dengan prinsip perawatan kering dan bersih (Wiknjosastro,
2002).Salah satu upaya atau cara untuk mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian
bayi karena infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum seperti yang disampaikan Menteri
Kesehatan RI, pemerintah menggunakan strategi yang pada dasarnya menekankan pada
penyediaan pelayanan maternal dan neonatal berkualitas yaitu,setiap kehamilan diberikan
Toksoid Tetanus untuk mencegah tetanus neonatorum,pada waktu pemotongan tali pusat
keseterilan hendaknya diperhatikan,demikian pula pada perawatan tali pusat ,kemudian
penyuluhan mengenai perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup
menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil SDKI 2002. Angka kematian neonatal memberi kontribusi terhadap

kematian bayi sebesar 47,5%.Provinsi dengan AKN terendah yaitu Kalimantan Timur sebesar
12 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKN tertinggi terdapat di Provinsi Maluku Utara
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 3

sebesar 37 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Papua Barat sebesar 35 per 1.000 kelahiran
hidup dan Nusa Tenggara Barat sebesar 33 per 1.000 kelahiran hidup .Angka infeksi tali pusat
di negara berkembang bervariasi dari 2 per 1000 hingga 54 per 1000 kelahiran hidup .Pada
tahun 2000 WHO (World Health Organization) menemukan angka kematian bayi sebesar
560.000, yang disebabkan oleh infeksi tali pusat.Negara Afrika angka kematian bayi yang
disebabkan infeksi tali pusat 126.000 (21%),kemudian Negara Asia Tenggara diperkirakan
ada 220.000 kematian bayi.Negara Afrika maupun di Asia Tenggara kematian disebabkan
karena perawatan tali pusat yang kurang bersih (Bapenas, 2001). Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan (morbilitas) dan angka kematian (mortalitas)
adalah dengan memberikan pelayanan kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang
perawatan tali pusat bayi.
WHO (World Health Organization) merekomendasikan,untuk perawatan sehari-hari
tali pusat cukup dengan membersihkan tali pusat dengan air dan sabun.Dalam melaksanakan
upaya tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan untuk

memberikan pelayanan yang berkualitas.Dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan
kepada masyarakat sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap kesehatan dan kemampuan hidup sehat dimulai
sejak bayi.Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas
otak pada masa dewasa.Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat
pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar-benar sesuai dengan prosedur kesehatan
(Hapsari, 2009).
B.Tujuan
1.Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan kebidanan mulai dari proses pengkajian dan pengumpulan
data hingga pendokumentasian khususnya pada neonatus dari tanggal 21 s.d 25
September di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tahun 2015.
2.Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan khususnya pada neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan
Bantargebang Bekasi tanggal 21 s.d 25 September 2015.

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 4


b. Menginterprestasi data untuk mengidentifikasi diagnosis masalah khususnya pada
neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tanggal
21 s.d 25 September 2015.
c. Mengidentifikasi duagnosis /masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
khususnya pada neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang
Bekasi tanggal 21 s.d 25 September 2015.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,konsultasi,kolaborasi,dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi khususnya pada neonatus S
dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tanggal 21 s.d 25
September 2015.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya khususnya terhadap
neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tanggal
21 s.d 25 September 2015.
f. Melaksanakan langsung asuhan secara efisien dan aman khususnya pada neonatus S
dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tanggal 21 s.d 25
September 2015.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif Khususnya pada

neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi tanggal
21 s.d 25 September 2015.
h. Melakukan pendokumentasikan asuhan kebidanan dengan metode SOAP khususnya
pada neonatus S dengan omfalitis di Puskesmas Kecamatan Bantargebang Bekasi
tanggal 21 s.d 25 September 2015.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada asuhan kebidanan ini terbatas pada neonatus,khusus nya neonatus
s usia 7 s.d 40 hari dengan omfalitis di puskesmas kecamatan bantargebang bekasi tanggal 21
s.d 25 September 2015.

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 5

D.Metode Penulisan
1.Merumuskan Masalah
2.Hipotesis
3.Pengumpulan Data
4.Menguji Hipotesis
5.Menyimpulkan


Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Bayi Baru Lahir
1.Defenisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai dengan usia 4 minggu, biasanya lahir
pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003).Bayi baru lahir harus
memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh dan

mempertahankan

eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan fisiologis dan psikososial yang
besar yang terjadi pada saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterin
ke lingkungan ekstrauterin, Perubahan ini menjadi dasar petumbuhan dan perkembangan
kemudian hari (Bobak, 2005).Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia di bawah 28

hari (Stoll, 2007).Neonatus atau bayi baru lahir adalah noenatus yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram (Maryanti, 2011).
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir
(Bobak dkk, 2005).Pada masa ini,organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di
luar kandungan,ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati,
2008).Dimana bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang menakjubkan
(Halminton, 1995).
Adaptasi fisiologis segera setelah lahir, bayi baru lahir harus beradaptasi dari keadaan
yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan
dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)
yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna
(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang
lain untuk memenuhinya (Bobak, 2005). Perubahan- perubahan yang akan terjadi pada
bayi di bagi menurut karakteristik, antaralain: (Bobak, 2005)
a. Sistem Kardiovaskuler

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan


Page 7

Sistem

kardiovaskuler

mengalami

perubahan

yang

mencolok

setelah

bayi

lahir.Foramen ovale, diuktus arterosus, dan duktus venosus menutup . Arteri
umbilikalis,dan arteri hepatika menjadi ligamen.Napas pertama yang dilakukan bayi baru
lahir membuat paru-paru mengalir.Tekanan arteri pulmonari menurun.Rangkain pristiwa
besar ini merupakan mekanisme besar yang menyebabkan tekanan arteri kanan menurun.
Aliran darah pulmoner kembali meningkat ke jantung dan masuk ke jantung bagian
kiri, sehingga tekanan atrium kiri meningkat. Perubahan tekanan ini menyebabkan
foramen ovale menutup.Selama beberapa hari pertama kehidupan,tangisan dapat
mengembalikan aliran darah melalui foramen ovale untuk sementara dan mengakibatkan
sianosis ringan.Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140 kali/menit saat lahir, dengan
variasi berkisar antara 120 sampai 160 kali/menit. Frekuensi saat bayi tidur berbeda dari
frekuensi saat bayi bangun.
Pada usia satu minggu, frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128 kali/menit
saat tidur dan saat bangun 163 kali/menit. Pada usia satu bulan frekuensi138 kali/menit
saat tidur dan 167 kali/menit saat bangun. Aritmia sinus (denyut jantung yang tidak
teratur ) pada usia ini dapat dipersepsikan sebagai suatu fenomena fisiologis dan sebagai
indikasi fungsi jantung yang baik.Tekanan darah sistolik bayi baru lahir ialah 78 dan
tekanan diastolik rata-rata ialah 42.Tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kehamilan.
Tekanan darah sistolik bayi sering menurun (sekitar 15 mmHg ) selama satu jam
pertama setelah lahir. Menangis dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan
tekanan darah sistolik.Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80 sampai 110 ml/kg
selama beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama.
Secara proporsional, bayi baru lahir memilki volume darah sekitar 10 % lebih besar dan
memilki jumlah sel darah merah hampir 20 % lebih banyak daripada orang dewasa.Akan
tetapi, darah bayi baru lahir mengandung volume plasma sekitar 20% lebih kecil bila
dibandingkan dengan kilogram berat badan orang dewasa.
Bayi premature memilki volume darah yang relative lebih besar daripada bayi baru
lahir cukup bulan.Hal ini disebabkan bayi prematur memilki proporsi volume plasma
yang lebih besar,bukan jumlah sel darah merah yang lebih mengandung sekitar 80%
hemoglobin janin banyak (Bobak, 2005).
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 8

b.Sistem Hematopoesis
Saat lahir presentasi hemoglobin janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan
sampai 5 % umur sel yang mengandung hemoglobin janin lebih pendek.Leukosit janin
dengan nilai hitung sel darah putih sekitar 18.00/mm3 merupakan nilai normal saat bayi
lahir.Jumlah leukosit janin, yang sebagian besar terdiri dari polimor ini meningkat
menjadi 23.000 sampai 24.000 mm3 pada hari pertama setelah bayi lahir. Golongan darah
bayi lahir ditentukan pada awal kehidupan janin. Akan tetapi,selama periode neonatal
terjadi peningkatan kemampuan aglutinogen membrane sel darah merah secara bertahap.
Hitung thrombosis dan agregasi thrombosis sama penting, baik bayi baru lahir maupun
bagi orang dewasa. Kecendrungan pendarahan pada bayi baru lahir jarang terjadi
pembekuan darah cukup untuk mencegah pendarahan hanya terjadi difisiensi vitamin K
(Bobak, 2005).
c. Sistem Pernapasan
Penyesuaian paling kritis yang harus di alami bayi baru lahir ialah penyesuaian sistem
pernafasan.Paru–paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/kg. Pola
pernafasan tertentu menjadi karakteristik bayi baru lahir normal yang cukup
bulan.Setalah pernafasan mulai berfungsi, nafas bayi menjadi dangkal dan tak
teratur,berfariasi dari 30 sampai 60 x/menit. Disertai apnea singkat (kurang dari 15
detik).Periode apnea singkat ini paling sering terjadi selama siklus tidur aktif (Rapid Eye
Movement/REM). Durasi dan frekuensi apnea menurun seiring peningkatan usia.Periode
apnea lebih dari 15 detik harus dievaluasi (Bobak, 2005)
d. Sistem Ginjal
Bayi baru lahir memiliki rentang keseimbangan kimia dan rentang keamanan yang
kecil. Infeksi, diare, dan pola makan yang tidak teratur secara cepat dapat
e. Sistem Pencernaan
Pada saat bayi lahir menimbulkan asidosis dan ketidak seimbangan cairan seperti
dehidrasi atau edema.Saat bayi lahir, nilai rata-rata hemoglobin (Hb), hematokrit dan Sel
darah merah.Ketidak maturan ginjal juga membatasi kemampuan bayi baru lahir untuk
(SDM) lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemaglobin bayi baru lahir
mengekskresi obat. Biasanya sejumlah kecil urine terdapat pada kandung kemih bayi
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 9

berkisar antara 14,5 sampai 22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% saat
lahir, tetapi bayi baru lahir memungkinkan tidak mengeluarkan urine selama 12 sampai
24 jam.
Berkemih sering terjadi selama periode ini.Berkemih 6 sampai 10x dan hitung SDM
berkisar antara 5 sampai 7,5 juta/mm3. Secara berturut-turut,dengan warna urine pucat
menunjukan masukan cairan yang cukup. Umumnya, bayi hemoglobin dan sel darah
merah menurun sampai mencapai kadar rata-rata 11 sampai cukup bulan mengeluarkan
urine 15 sampai 60 ml per kilogram per hari (Bobak, 2005) 17 g/dl dan 4,2 sampai 5,2
/mm3 pada akhir bulan pertama.
f.Sistem Gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan
mengabsorbsi protein dan karbihidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Kecuali
amylase pancreas, karakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan
pada bayi yang berat badan lahirnya rendah. Adapun beberapa perubahan fisiologis pada
system cerna antara lain :
1) Pada Pencernaan
Keasaman lambung bayi pada saat lahir pada umumnya sama dengan
keasaman lambung orang dewasa, tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap
rendah selama dua sampai tiga bulan. Penurunan keasaman lambung ini dapat
menimbulkan “kolik”. Bayi yang mengalami kolik tidak dapt tidur, menangis dan
tampak distress di antara waktu makan.gejala ini akan hilang setelah bayi berusia 3
bulan.Bising usus bayi dapat didengar 1 jam setalah lahir. Kapasitas lambung
berfariasi dari 30 sampai 90ml tergantung pada ukuran bayi. Waktu pengosongan
lambung sangat bervariasai. Beberapa factor seperti waktu pemberian makanan dan
volume makanan, jenis dan suhu makanan serta strees psikis dapat mempengaruhi
waktu pengosongan lambung(Bobak, 2005)
2) Tinja
Bayi lahir dengan bagian bawah yang penuh mekonium. Mekonium dibentuk
selama janin dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsure-unsurnya,dari
sekresi

usus

dan

dari

sel-sel

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

mukosa.

Mekonium

berwarna

hijau

Page 10

kehitaman,konsistensinya kental,dan mengandung darah samar. Mekonium pertama
keluar steril, tetapi mekonium setelah beberapa jam mengandung bakteri. Sekitar 69%
bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan mekonium dalam 12 jam pertama
kehidupannya, 94% dalam 24 jam dan 99,8% dalam 48 jam (Bobak,2005)
f. Sistem tem Hepatika
Hati dan kandung empedu dibentuk pada minggu keempat kehamilan. Pada bayi baru
lahir, hati dapat dipalpasi sekitar 1 cm dibawah batas kanan iga karena hati beasr dan
menempati sekitar 40% rongga abdomen .
g.Sistem Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin. Namun
sel ini tidak aktif beberapa bulan. Selama tiga bulan pertama kehidupannya, bayi
dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu. Barier alami seperti keasaman
lambung atau produksi pepsin dan tripsin yang mempertahankan kesterilan usus
halus.IgA sebagai pelindung membran lenyap dari traktus naps dan traktus urinarius dan
traktus gastrointestinal kecuali jika bayi diberi ASI. Bayi mulai menyintesa IgG dan
mencapai sekitar 40% kadar IgG orang dewasa pada usia 1 tahun, sedangkan kadar orang
dewasa dicapai pada usia 9 bulan. IgA, IgD dan IgE diproduksi secara lebih bertahap dan
kadar maksimum tidak dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini (Bobak, 2005) .
h.Sistem Integumen
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir tetapi masih belum
matang.Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks kaseosa
juga berfungsi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi
sangat sensitive dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang sehat dan cukup
bulan tampak gemuk. Lanugo halus terlihat di wajah, bahu dan punggung. Edema dan
kimosis (memar) dapat timbul akibat presentasi muka atau kelahiran dengan forsep.
i.Sistem Reproduksi
1) Wanita
Saat lahir ovarium bayi berisi beribu-ribu sel germinal primitif.Jumlah ovum
berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 11

selama masa hamil, yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir,mengakibatkan
pengeluran suatu cairan mukoid atau, kadang-kadang pengeluaran bercak darah melalui
vagina (pseudomenstruasi). Genitalia eksterna biasanya edematosa disertai pigmentasi
yang lebih banyak. Pada bayi lahir cukup bulan,labia mayora dan minora menutupi
vestibulum.
2) Pria
Testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki. Walupun menurun
pada kelahiran bayi prematur. Prepusium yang ketat seringkali dijumpai pada bayi baru
lahir, Muara uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapt ditarik ke belakang selama
tiga sampai empat tahun.Terdapat rugae yang melapisi kantong skrotum, dan hidrokel
(penimbunan cairan di sekitar testis) sering terjadi dan biasanya akan mengecil tanpa
pengobatan. Pengkajian prilaku saraf (neurobehavioral) neonatus terutama merupakan
evaluasi refleks primitif dan tonus otot. Saat ini, bayi baru lahir cukup bulan dikenal
sebagai mahluk yang reaktif, responsif dan hidup. Perkembangan sensori bayi baru lahir
dan kapasitas untuk melakukan interaksi sosial dan organisasi diri sangat jelas terlihat.
j. Sistem Termogenik
Termogenesis berarti produksi panas (termo = panas, genesis = asal-usul). Suhu tubuh
dipertahankan supaya berada pada batas sempit suhu tubuh normal dengan memproduksi
panas sebagai respon terhadap pengeluaran panas.Beberapa hal yang menyangkut system
termogenik bayi baru lahir meliputi ;
1) Produksi Panas
Mekanisme produksi panas bayi baru lahir dengan cara menggigil sangat
jarang terjadi. Termogenesis tanpa menggigil dapat dicapai akibat adanya lemak
coklat pada bayi baru lahir, yang kemudian dibentuk akibat peningkatan aktivitas
metabolisme di otak, jantung dan hati. Lemak coklat terdapat dalam cadangan
permukaan (interskapula, aksila, sekitar kolumna vertebralis dan sekitar ginjal).

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 12

2) Pengaturan Suhu
Insulasi suhu bayi baru lahir kurang akibat pembuluh darah yang lebih dekat
ke permukaan kulit akibatnya perubahan temperature lingkungan akan mengubah
temperature darah sehingga mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hypothalamus
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37- 42 minggu dan
berat badannya 2500-4000 gram.Ciri-ciri bayi baru lahir normal:
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat bdan 2500- 4000 gram
c. Panjang badan 48- 52 cm
d. Ligkar dada 30- 38 cm
e. Lingkar kepala 33-35 cm
f. Lingkar lengan 11- 12 cm
g. Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit
h. Pernafasan 40-60 x /menit
i. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR>7
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
o. Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah
mulut) sudah terbentuk dengan baik.
p. Reflek sucking(isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik
q. Reflek moro ( gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
Baik
r. Reflek grasping ( menggenggam) sudah baik
s. Genitalia(Pada laki- laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada
sokrotum dan penis yang berlubang,Pada perempuan kematangan ditandai dengan
vagina dan uretra yang berlubang , serta adanya labia minora dan mayora)Perawatan
Lanjutan Pada Bayi Baru Lahir adalah:
1) Mengunting kuku
2) Membersihkan telinga
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 13

3) Membersihkan mata
4) Merawat Kulit Bayi Baru Lahir
5) Merawat Tali pusat Bayi Baru Lahir.
B.Pengertian Omfalitis atau Infeksi tali pusat
1.Definisi
Berdasarkan kutipan dari jurnal penelitian Novia 2010 tentang Pengetahuan ibu post
partum tentang infeksi tali pusat di wilayah kerja Puskesmas kota baru kecamatan
Kentang Riau Omfalitis adalah infeksi pada tali pusat bayi baru lahir yang ditandai
dengan kulit kemerahan dan biasanya disertai pus. Penyebab terjadinya omfalitis pada
kasus ini adalah akibat kurangnya aseptik antiseptik saat pengguntingan dan perawatan
tali pusat oleh bidan penolong persalinan.Hasil apus pus omfalitis adalah bakteri batang
Gram negatif, sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahir.Tali
pusat biasanya puput satu minggu setelah lahir dan luka sembuh dalam 15 hari. Tali pusat
merupakan bagian yang penting untuk diperhatikan pada bayi yang baru lahir. Bayi yang
baru lahir kurang lebih dua menit akan segera di potong tali pusatnya kira-kira dua
sampai tiga sentimeter yang hanya tinggal pada pangkal pusat (umbilicus), dan sisa
potongan inilah yang sering terinfeksi Staphylococcus aereus. Pada ujung tali pusat
akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan memerah dan
disertai edema (Musbikin,2005)
Omfalitis atau infeksi tali pusat adalah infeksi tali pusat yang terjadi pembengkakan,
pada ujung tali pusat akan mengeluarkan nanah dan pada sekitar pangkal tali pusat akan
memerah dan disertai edema. Pada keadaan infeksi berat, infeksi dapat menjalar hingga
ke hati (hepar) melalui ligamentum (falsiforme) dan menyebabkan abses yang berlipat
ganda.Pada keadaan menahun dapat terjadi granuloma pada umbilicus (Prawirohardjo,
2002).Penyebab infeksi tali pusat ini dalah bakteri stapilokokus, streptokokus, atau
bakteri lainnya (Riksani,2012).
C.Faktor Penyebab Terjadinya Infeksi Tali Pusat
1. Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan didapat pada masa awal kehidupan
hampir semua bayi,saat lahir atau selama masa perawatan.Biasanya Staphylococcus
aereus sering dijumpai pada kulit, saluran
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

pernafasan,dan

saluran

cerna
Page 14

terkolonisasi.Untuk pencegahan terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap
dijaga kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada saat
memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi langsung ke dalam
air mandinya karena akan menyebabkan basahnya talipusat dan memperlambat proses
pengeringan tali pusat.
2. Faktor Maternal
Status sosial dan ekonomi ibu,ras,dan latar belakang mempengaruhi kecenderungan
terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus
sosio dan ekonomi rendah mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan
tidak higienis.Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit
putih.
3. Faktor Neonatatal
a. Prematuritas ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram),
Merupakan faktor resiko terjadinya infeksi. Umumnya imunitas bayi kurang
bulan lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui
plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga.Setelah lahir,
konsentrasi

imunoglobulin

hipigamaglobulinemia

serum

berat.Imaturitas

kulit

terus
juga

menurun,menyebabkan
melemahkan

pertahanan

kulit.Kerentanan neonatus terhadap infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain kulit dan selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan fagositosis dan
leukosit immunitas masih rendah.
b. Defisiensi imun.
Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap
streptokokus atau Haemophilus influenza.IgG dan IgA tidak melewati plasenta dan
hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat.Dengan adanya hal tersebut, aktifitas
lintasan komplemen terlambat,dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon
terhadap lipopolisakarida.Kombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi
total dan spesifik, bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian
besar penurunan aktivitas opsonisasi.IgG adalah satu-satunya imunoglobulin yang
dapat

melewati

mengikat zat dalam

plasenta.
tubuh yang

Fungsi imunoglobin
dikenal

tersebut adalah untuk

sebagai anti

gen

benda

asing (seringkali protein pada permukaan bakteri dan virus).Pengikatan ini sangat
penting dalam penghancuran mikroba yang membawa antigen tersebut.
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 15

c. Laki-laki dan kehamilan kembar.
Insidens infeksi pada bayi laki- laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.
4. Faktor Lingkungan
a. Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan
prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di rumah sakit lebih lama.
Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral merupakan tempat
masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi
akibat alat yang terkontaminasi.
b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko pada
neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas, sehingga
menyebabkan kolonisasi spektrum luas,sehingga menyebabkan resisten berlipat
ganda.
c. Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactbacillus dan E.colli ditemukan dalam
tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu formula hanya didominasi oleh E.colli.
d. Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi yang dapat mencapai neonatus yaitu :
Proses persalinan,pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau
jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia) (APN,2008). Persalinan yang
tidak sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis, terjadi pada saat memotong
tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak diberikan obat antiseptik.
Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas dan masih adanya tradisi yang
berlaku di masyarakat.
5. Faktor tradisi
Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai ramuan-ramuan atau
serbuk-serbuk

yang dipercaya bisa membantu mempercepat kering dan lepasnya

potongan tali pusat. Ada yang mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu,ada
juga yang memberikan kunyit, pandangan seperti inilah yang seharusnya tidak boleh
dilakukan karena justru dengan diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan
terjangkitnya tetanus lebih besar biasanya penyakit

tetanus neonatorum ini cepat

menyerang bayi,pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari setelah persalinan jika
tidak ditangani biasa mengakibatkan meninggal dunia (Sodakin, 2009).
D.Tanda dan Gejala
Tanda- tanda dari infeksi adalah sebagai berikut:
a. Bernanah,kondisi ini bisa muncul jika kurang benar merawatnya, seperti kurang bersih
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 16

dan kurang kering. Hal ini juga bisa terjadi bila pemotongan tali pusat dilakukan dengan
benda yang tidak steril sehingga kuman tumbuh dan berkembang.
b. Bau tak sedap,bau yang tak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat
terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernaanah dan berlendir. Selain itu juga ditandai dengan
kemerahan disekitar pusat.
c. Tidak banyak menangis,bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menagis. Ia justru
lebih banyak tidur.Gejala ini juga ditandai bayi malas minum, demam, dan kejang.
d. Suhu tubuh meningkat, tubuh terasa hangat atau panas.Untuk lebih akurat,anda bisa
menggunakan termometr untuk mengukur suhu tubuh bayi. Jika suhu tubuh melebihi 38
maka bayi sudah terkena demam. Demam terjadi karena merupakan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap infeksi virus ataupun bakteri.Kenaikan suhu tubuh akan
menghambat perkembangbiakan bakteri DNA(deoxyribonucleic acid ) ataupun replikasi
virus RNA (ribonucleic acid).
E.Klasifikasi
1.Infeksi tali pusat lokal atau terbatas
Jika tali pusat bengkak, mengeluarkan nanah, atau berbau busuk, dan di sekitar tali
pusat kemerahan dan pembengkakan terbatas pada daerah kurang dari 1 cm di
sekitar pangkal tali pusat lokal atau terbatas.
2.Infeksi tali pusat berat atau meluas
Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm atau kulit di
sekitar tali pusat bayi mengeras dan memerah serta bayi mengalami pembengkakan perut,
atau bayi mengalami distensi abdomen disebut sebagai infeksi tali pusat berat atau meluas.
F.Komplikasi
Bila infeksi tidak segera diobati ketika tanda-tanda infeksi ini ditemukan akan terjadi
penyebaran.Pada keadaan lebih lanjut infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di
sepanjang vena umbilikus dan akan menyebabkan:
1. Trombosis vena porta
2. Abses hepar
3. Septikemia

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 17

G.Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Adanya
tanda-tanda infeksi disekitar umblikus seperti bengkak, kemerahan sampai keluarnya
nanah.
H.Penanganan
Sebagai pengobatan lokal dapat diberikan salep yang mengandung neomisin dan
basitrasin. Selain itu juga dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma,dapat
pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3%(Prawirohardjo, 2002) :
1. Pertahankan tubuh bayi tetap hangat
2. ASI tetap diberikan
3. Diberi injeksi antibiotika berspekturum luas sesuai dosis. (basitrasin)
4. Perawatan sumber infeksi, misalnya diberi salep yang mengandung neomisin

dan

bastitrasin pada tali pusat yang terinfeksi
Cara penanganannya infeksi tali pusat local atau terbatas:
a. Biasakan untuk selalu mencuci tangan sebelum memegang atau membersihkan tali
pusat, untuk mencegah berpindahnya kuman dari tangan.
b. Cuci umbilikus dengan menggunakan larutan antiseptik polividon iodion 2,5%
c. Apus umbilikus dan area di sekitar umbilikus dengan gentian violet 0,5% empat kali
sehari sampai tidak ada lagi pus yang keluar dari umbilikus,
d. Kemudian berikan salep yang mengandung neomisin ataupun basitrasin .
Kandungan neosimin dan basitrasin berfungsi untuk pengobatan infeksi dan
membunuh bakteri gram yang ada
e. Jika kemerahan atau bengkak pada tali pusat meluas melebihi area 1 cm, obati
seperti infeksi tali pusat berat atau meluas
f. Jika infeksi telah bersih,bayi makan dengan baik dan tidak terdapat masalah lain
yang membutuhkan hospitalisasi ,pulangkan bayi.
Cara penanganannya infeksi tali pusat berat atau meluas :
a. Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan
sensivitasi.
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 18

b. Beri kloksasilin per oral selama 5 hari.jika terdapat pustule / lepuh kulit dan selaput

lendir.
c. Cari tanda-tanda sepsis.

d. Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat lokal atau
terbatas.
I.Pelayanan Kesehatan Neonatus
Berdasarkan kutipan dari skripsi Rosita 2012 dengan judul Gambaran persepsi ibu
tentang kelengkapan pemeriksan saat kunjungan neonatus di Kecamatab Poncowarno
Kebumen,tahun 2011 kementerian kesehatan meluncurkan program jampesal (jaminan
persalinan).Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kematian ibu dan
bayi .Adapun jenis pelayanan yang dalam program ini meliputi pemeriksaan kehamilan (4
kali),pertolongan persalinan,pelayanan nifas termaksud pelayanan KB pasca persalinan dan
pelayanan bayi baru lahir sebanyak 3 kali yaitu KB1,2,3 (Kemenkes RI,2010)
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali selama
periode 0 sampai dengan 28 hari,baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan
rumah.(Kemenkes RI,2010)Kunjungan neonatus adalah kontak bayi baru lahir/neonatus dan
ibunya saat bayi berusia 0-28 hari dengan petugas kesehatan melakukan pemeriksaan
bayi.Petugas bisa datang ke rumah ibu atau bayi dibawa ke pelayanan kesehatan.
J.Waktu pelayanan kesehatan neonatus
Berdasarkan kutipan dari skripsi Rosita 2012 dengan judul Gambaran persepsi ibu
tentang kelengkapan pemeriksan saat kunjungan neonatus di Kecamatab Poncowarno
Kebumen konsep kunjungan neonatus (KN) telah mengalami beberapa kali perubahan Pada
tahun 1993,kunjungan neonatus (KN) oleh tenaga kesehatan adalah kunjungan baru bayi
berusia kurang dari satu bulan yang mendapat pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan .Kunjungan neonatus (KN) hanya dilakukan satu kali dalam periode 0-28 hari dan
diberikan kepada petugas kesehatan dengan penekanannya pada kunjungan bayi baru lahir
(Depkes RI,1993)
Pada tahun 2004 terjadi perubahan mengenai pengertian dan waktu kunjungan
neonatus .Konsep ini terus dipakai hingga pertengahan tahun 2009.Kunjungan neonatus
adalah kontak neonatus dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 19

pelayanan kesehatan neonatus ,baik di dalam maupun luar gedung puskesmas dengan
ketentuan sebagai berikut: :
1. Kunjungan pertama kalo pada hari 1 sampai hari ke 7 (sejak 6 jam -7 hari)
2. Kunjungan kedua pada hari ke 8 (8-28 hari )
Kunjungan neonatus 1 (KN1) adalah kontak bayi baru lahir berusia 6-48 jam dan
ibunya dengan petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan bayi.Petugas dapat datang
ke rumah ibu atau bayi dibawa ke fasilitas kesehatan (Kemenkes,2010)Adapun waktu
kunjungan neonatus menurut konsep pelayanan kesehatan neonatus esensial adalah sebagai
berikut(KemenkesRI,2010)

:

1. KN 1 dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam
2. KN 2 dilakukan pada kurun waktu hari ke 3-7 setelah lahir.
3. KN 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8-28 setelah lahir.
Diana Beck dalam Care of the Newborn (2004) menyebutkan bahwa kematian
neonatus banyak terjadi di minggu pertama setelah kelahiran,khususnya 24 jam
pertama.Tujuh hari pertama merupakan periode yang kritikal bagi bayi baru lahir dan jadwal
kunjungan neonatus yang disarankan adalah sebagi berikut :
1. Kunjungan 1 :dalam 24 jam setelah kelahiran
2. Kunjungan 2 :2-3 hari setelah kelahiran
3. Kunjungan 3 :7 hari setelah kelahiran.
4. Kunjungan 4 :28 hari setalah kelahiran.
K.Standar pelayanan kesehatan neonatus
Berdasarkan kutipan dari skripsi Rosita 2012 dengan judul Gambaran persepsi ibu
tentang kelengkapan pemeriksan saat kunjungan neonatus di Kecamatab Poncowarno
Kebumen .Departemen Kesehatan RI 2010 menyebutkan perawatan neonatus essensial
terdiri dari perawatan neonatus essensial pada saat bayi lahir meliputi kewaspadaan umum
(universal precaution),penilaian awal,pencegahan kehilangan panas,pemotongan dan
perawatan tali pusta,inisiasi menyusu dini,pencegahan perdarahan,pencegahan infeksi
mata,pemberian

imunisasi

HB0

,pemberian

identitas,anamnesa,dan

pemeriksaan

fisik,sedangkan perawatan neonatus essensial setelah lahir adalah menjaga bayi tetap
hangat.
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 20

Pemeriksaan bayi baru lahir menggunakan pedoman MTBM (manajemen terpadu
bayi muda )(DepKes RI ,2009).MTBM adalah satu set pedoman terpadu yang dikelurakan
oleh WHO dan UNICEF yang menjelaskan secara rinci penanganan penyakit-penyakit
yang terjadi bayi berumur 1 sampai 2 bulan (Bayi Muda ) baik sehat maupun
sakit,diharapkan dengan MTBM ,tenaga kesehatan dapat menilai dan membuat
klasifikasi,menentukan tindakan dan memberikan pengobatan,konseling dan tindak lanjut
terhadap penyakit atau kasus yang dijumpai (Dep Kes RI,2008).Dan yang disebut
kunjungan ulang adalah ketika bayi dibawa oleh keluarga ke sarana kesehatan karena suatu
masalah dengan jadwal sesuai kunjungan neonatus ketika kunjungan ulang,kompetensi
yang harus dimiliki oleh tenaga kesehatan adalah:
1. Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi bayinya
2. pabila menemukan bayi sakit ,harus mampu mengklasifikasi penyakit bayi untuk
kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi berat,diare,ikterus,kemungkinan berat
badan rendah .
3. Menangani masalah pemberian ASI.
4. Menentukan status imunisasi.
5. Menentukan masalah atau keluhan lain.
6. Menentukan tindakan dan memberikan pengobatan bila diperlukan.
7. Memberikan tindakan pra perujukan.
8. Melakukan konseling kepad ibu.
9. Memberikan pelayanan tindak lanjut

Waktu kunjungan

Tanya dan lihat

Penjelasan

Hari 1

1. Pernafasan

a.selama waktu ini bayi

8.

2. Warna kulit

masih

3. Temperatur

dengan

4. Asi

diluar

5. Tali pusat

membutuhkan

6. Bak

ASI.jangan

7. Bab

cairan apapun

Vitamink dan imunisasi
9. Tanda infeksi
(kemerahan pada

Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

b.Pastikan

menyesuaikan
kehidupan
uterus

dan
berikan

tali

pusat

dalam keadaan kering
dan

tidak

ada
Page 21

kulit ,pengeluaran
cairan dari pusat,suhu
bayi meningkat atau
dingin,masalah
menyusui dan
pernafasam berat
badan)

perdarahan
c.Bayi

kuning

terjadi

pada 24 jam pertama
atau setelah 2 minggu
menunjukan

tanda

bahaya
d.Bayi yang mengalami
infeksi

selama

intra

masa

partum

akan

memiliki tanda infeksi
setelah lahir
e.Secara normal ,berat
badan akan berkurang
5-7%

selama

hari

pertama

setelah

kelahiran

.Namun

kehilangan berat badan
tidak akan lebih dari
10% dari berat badan
lahir
7 hari

Asi
Bb

Ibu

dan

bayi

masih

menyesuaikan diri untuk
menyusu

dan

meyusui,mulai saat ini bb
bayi akan bertambah
Warna kulit

Bayi

yang

berwarna

kuning menunjukan bayi
Imunisasi

sakit
Jika

bayi

belum

menerima
imunisasi,berikan
sekarang.
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 22

28 hari

a. Asi

Dalam 28 hari setelah

b. Bb

kelahiran

c. Tanda infeksi

menyesuaikan

d. Imunisasi

diri,monitoring

bayi
harus

tetap dilakukan ,ingatkan
ibu

untuk

munggu
BB

ke

imunisasi
6,pastikan

bertambah

25-30

gram/hari)
Selain perawatan dan pemeriksaan pada saat kunjungan neonatus juga dilakukan
pemberian nasihat atau informasi tentang kesehatan bayi baru lahir.Nasihat yang diberikan
pada ibu berupa tanda bayi sehat,ASI Ekslusif,cara merawat bayi dirumah,pencegahan
hipotermi,pelayanan kesehatan bayi baru lahir,imunisasi...(DepKes,2009)
1. Imunisasi Dasar
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling
efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000). Imunisasi dasar adalah pemberian
imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar
kekebalan diatas ambang perlindungan.(Depkes RI, 2005).Sasaran program imunisasi
yang meliputi sebagai berikut:
a. Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, Polio,
Campak dan Hepatitis-B.
b. Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk
mendapatkan imunisasi TT.
c. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi
DPT.
d. Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan
imunisasi TT (dimulai tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-anak SD kelas II dan kelas
III mendapatkan vaksinasi TT (Depkes RI, 2005)
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah : -BCG, untuk
mencegah penyakit TBC. - DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 23

dan tetanus. - Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis. - Campak, untuk mencegah
penyakit campak (measles). - Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.
a.Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine )
setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan
kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung
berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya
sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan
parut.
1) Reaksi regional
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan
maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.
2) Komplikasi yang mungkin timbul
Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena
penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk
mempercepat penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi
(pengisapan abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.Limfadenitis
supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau dosisnya terlalu
tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.
b.Hepatitis B
Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan
upaya pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui
transmisi maternal dari ibu pada bayinya.
c.DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum
umur 6 minggu ) dengan interval 4-8 minggu.
d.Polio
Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan
imunisasi ( PPI ) sebagai tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
e.Campak
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 24

Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
2.Asi Eksklusif
a.Defenisi ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya (WHO, 2004).
b.Manfaat ASI untuk bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal.ASI
tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI
juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4 b. Manfaat
ASI untuk ibu , Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI dapat
meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang
ibu dan anak (bonding) (Gupte, 2004).
c.Pola Pemberian ASI
Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak memberikan makanan
lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwal,
ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. Ibu
menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Bayi
dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik
yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk kemulut bayi. Apabila
payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif, sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih (Depkes RI, 2005).
Langkah – langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009)
1) Ibu mencuci tangan sebelum menyusui bayinya
2) Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung kursi
dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
Pendokumentasian Ilmu Kebidanan

Page 25

3) Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola sekitarnya
4) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan
5) Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
6) Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7) Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah
serta tidak menekan puting susu atau areola
8) Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9) Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
10) Ibu menatap bayi saat menyusui
11) Pasca Menyusui Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
12) Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada
putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
13) Menyendawakan bayi dengan cara bayi digendong tegak dengan bersandar pada
bahu ibu kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan atau atau bayi tidur tengkurap
di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk perlahan-lahan
3.Gumoh
a.Pengertian Gumoh
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui
mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu (Depkes RI, 2003).
b.Penyebab Terjadinya Gumoh
1) ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung. Lambung yang penuh
juga bisa bikin bayi gumoh.
2) Posisi Menyusui Seiring ibu bisa menyusui sambil tiduran dengan posisi miring
sementara si bayi tidur telentang. Aki

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5