PENDAHULUAN Dan Latar Belakang (3)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki kenaikan jumlah

penduduk cukup tinggi disetiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan banyak kota di Indonesia yang
menjadi kota metropolitan atau kota yang memiliki jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa.
Tingginya jumlah penduduk ini sangat mempengaruhi perkembangan kota, terutama pada sistem
aktivitas. Sistem aktivitas penduduk dikota-kota besar ini merupakan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, contohnya adalah aktivitas bekerja, belajar hingga hiburan. Dalam melakukan
aktivitasnya,penduduk selalu melakukan pergerakan untuk menuju tempat satu ke tempat yang lain.
Dalam setiap pergerakan tersebut, dibutuhkan sarana dan prasarana transportasi. Menurut Tamin
(1997), Transportasi adalah suatu sistem yang terdiri dari prasarana/sarana dan sistem pelayanan yang
memungkinkan adanya pergerakan keseluruh wilayah sehingga terakomodasi mobilitas penduduk,
dimungkinkan adanya pergerakan barang, dan dimungkinkannya akses kesemua wilayah. Transportasi
menjadi sangat penting dan menjadi kebutuhan primer manusia dimana manusia selalu melakukan
perpindahan dalam menunjang aktivitasnya.
Dalam melakukan kegiatan transportasi, manusia membutuhkan alat atau sering disebut

dengan sarana transportasi. Marvin L. Manheim dalam buku Fundamentals Of Transportation System
Analysis membatasi komponen transportasi hanya pada tiga kelompok besar, yaitu jalan dan terminal
(sebagai tempat berlangsungnya aktivitas transportasi), kendaraan (alat angkut bagi pelaku
pergerakan) serta sistem pengelolaan (manajemen transportasi yang berfungsi untuk mensinergikan
keseluruhan komponen yang terlibat dalam aktivitas transportasi). Saat ini kendaraan umum darat
masih menjadi salah satu yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain banyaknya
macam sarana transportasi darat, kemudahan dalam segi pelayanan juga menjadi alasan mengapa
masyarkat cenderung memilih transportasi umum darat tersebut. Selain itu pula untuk jarak yang tidak
terlalu jauh dari segi kecepatan dan biaya, angkutan umum darat merupakan pilihan yang utama jika
dibandingkan angkutan umum lainnya. Dalam membantu dalam kegiatan mobilitas angkutan umum,
diperlukan tempat yang bertujuan untuk naik dan turunnya penumpang yaitu terminal.
Terminal merupakan salah satu fasilitas utama yang memiliki peran penting dalam sistem
transportasi. Menurut keputusan menteri nomor 35 tahun 2003 pengertian terminal adalah prasarana
transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan/atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan
transportasi. Terminal juga memiliki peran yang penting sebagai unsur tata ruang dalam kaitannya
untuk meningkatkan mobilitas dan efisiensi kehidupan kota. Terminal merupakan tempat untuk

mengurangi kemacetan dimana dapat mengatur lokasi pergantian moda transportasi menjadi lebih
teratur. Lokasi dan fasilitas terminal menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi dan menarik minat

masyarakat untuk menggunakan terminal. Lokasi sebuah terminal harus sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah (RTRW) dan dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat.
Seiring dengan berjalannya waktu fungsi terminal lebih dari hanya sekedar tempat untuk
menaikan dan menurunkan penumpang. Aktivitas dalam terminal tidak hanya berupa perpindahan
moda angkutan saja, tetapi juga merupakan tempat bongkar muat penumpang, tempat berkumpul
penumpang dan kendaraan, beristirahat, bahkan sebagai tempat menyimpan kendaraan (jangka
pendek) dan perbaikan kendaraan (kerusakan ringan) (Morlok, 1978:249). Mengingat terminal
merupakan salah satu komponen transportasi dan tempat berlangsungnya berbagai aktivitas yang
sangat kompleks, maka dibutuhkan suatu tempat yang memadai (baik ukuran maupun lokasinya),
supaya tidak menimbulkan gangguan lalu lintas disekitarnya dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pengguna terminal.
Kota Semarang merupakan ibukota Jawa tengah dan juga salah satu kota besar di Indonesia.
Kota semarang memiliki aktivitas kota yang cukup tinggi karena jumlah penduduk yang besar. Selain
itu pula karena lokasi kota Semarang yang sangat strategis yaitu dilalui oleh jalur pantura, hal ini
menyebabkan pergerakan yang tinggi dikota semarang. Pergerakan yang tinggi tersebut berbanding
lurus dengan kebutuhan akan transportasi dikota Semarang, khususnya di jalur darat. Sehingga kota
Semarang harus dapat menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, diantaranya
adalah angkutan umum dan juga terminal bus. Dikota Semarang setidaknya terdapat empat terminal
sebagai prasarana dalam mendukung sistem transportasinya. Berdasarkan pelayanan angkutannya,
terminal di kota Semarang terdiri atas terminal tipe A, terminal tipe B, dan terminal tipe C. Terminal

tipe A yang terdapat di kota Semarang yaitu Terboyo dan Mangkang. Terminal tipe B yang terdapat di
kota Semarang yaitu Penggaron dan Terminal tipe C yang terdapat di kota Semarang yaitu di
Banyumanik yang merupakan terminal bagi kendaraan angkutan penumpang jenis bus, mikrobus, dan
kendaraan non bus. Ke empat terminal ini khususnya terminal Banyumanik perlu dilakukan evaluasi
lokasinya untuk melihat kesesuaian terminal tersebut terhadap kebutuhan masyarakat berdasarkan
syarat terminal.
Terminal banyumanik merupakan terminal yang berada di Semarang Selatan, terminal ini
memiliki standar tipe C yang berada di kecamatan Banyumanik, dimana kecamatan ini berbatasan
dengan kebupaten Semarang. Dipandang dari klasifikasi tipenya, Terminal Banyumanik seharusnya
berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan/kota dan juga sebagai tempat transit
bus-bus antar kota yang menuju/keluar kota Semarang. Akan tetapi masyarakat enggan menuju
terminal tersebut karena angkutan kota/bus juga dapat berhenti disepanjang jalan tidak harus dalam
terminal sehingga jika harus ke terminal maka tidak efisien dalam segi biaya dan waktu. Hal ini juga
mengakibatkan angkutan dan bus enggan untuk memasuki terminal Banyumanik untuk menunggu

penumpang. Dampak yang lebih luas adalah terminal Banyumanik ini menjadi sedikit aktivitas dan
tidak seperti selayaknya terminal bus.
Beradasarkan masalah tersebut maka dalam studi ini akan mengevaluasi tentang lokasi
terminal Banyumanik sebagai salah satu terminal di kota Semarang. Bahasan dalam kajian evaluasi
terminal Banyumanik ini adalah tentang lokasi terminal banyumanik, fasilitas-fasilitas yang berada

didalamnya, fungsi terminal dan juga integrasi antar moda dalam terminal tersebut.

1.2

Perumusan Masalah
Sebagai salah satu pusat aktivitas, keberadaan terminal memiliki dampak positif maupun

negatif bagi lingkungan disekitarnya. Lokasi terminal sendiri sudah ditentukan oleh pemerintah baik
yang akan dan sudah dibangun dalam Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW). Kondisi terminal
Banyumanik tersebut justru belum optimal pemanfaatannya. Fungsi dari terminal tersebut tidak
berjalan sebagaimana mestinya, sebagian besar angkutan umum tidak menggunakan terminal ini
sebagai tempat transit, kebanyakan angkutan umum kota lebih memilih transit ditempat-tempat yang
ramai / padat disepanjang jalan antar kota (dikarenakan terminal tersebut sepi pengunjung).
Masyarakat enggan menggunakan terminal dikarenakan jarak dan waktu tempuh yang dibutuhkan
untuk menuju terminal tersebut, pada akhirnya masyarakat lebih memilih untuk menunggu angkutan
umum dipinggir jalan yang dengan pertimbangan lebih dekat dengan rumah dan disamping itu jalan
utama pasti akan dilalui oleh angkutan umum (bus). Hal ini mengakibatkan timbulnya titik-titik baru
yang digunakan masyarakat untuk melakukan aktivitas selayaknya di terminal, lokasi-lokasi tersebut
biasa disebut dengan Terminal Bayangan yang berdampak kemacetan disekitarnya.


1.3

Tujuan
Proposal Tugas Akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengkaji Pemanfaatan Terminal tipe C

di kecamatan Banyumanik. Laporan ini mengambil wilayah studi di Terminal Banyumanik,
Kecamatan Banyumanik kota Semarang. Tujuan dari Evaluasi Pemanfaatan Terminal Banyumanik ini
adalah untuk mengetahui kesesuaian lokasi terminal Banyumanik tersebut berdasarkan ketentuanketentuan dan juga kebutuhan masyarakat. Hasil yang ingin didapat adalah dapat mengoptimalkan
peran dan fungsi terminal Banyumanik sebagai Terminal tipe C dalam melayani pengguna jasa
transportasi.

1.4

Sasaran
Untuk mencapai tujuan perencanaan maka sasaran yang hendak dicapai dalam perencanaan

ini adalah :
1

Mengidentifikasi kecamatan Banyumanik


2

Menganalisis terminal Banyumanik berdasarkan ketentuan Terminal tipe C terkait
Lokasi, Fasilitas dan Fungsi terminal

3

Menganalisis demand dari terminal bnanyumanik terkait Lokasi, Fasilitas, dan fungsi
terminal

4

Menganalisis Pemanfaatan Terminal Banyumanik

5

Memberikan Kesimpulan dan Rekomendasi dalam pengoptimalan pemanfaatan Terminal
Banyumanik


1.5

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas ruang lingkup materi dan spasial. Ruang lingkup

materi bertujuan membatasi materi pembahasan, sedangkan ruang lingkup spasial bertujuan
membatasi lingkup wilayah penelitian.
1.5.1

Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi pada perencanaan akhir ini dibatasi pada pembahasan Evaluasi

Pelayanan Terminal Terhadap Dampak Berkembangnya Terminal Bayangan di Kota Semarang. Ada
beberapa hal perlu dilihat secara sesakma yaitu evaluasi, terminal dan juga pelayanan terminal.
a. Evaluasi
Evaluai pada hakikatnya adalah penilaian atas hasil. Pengertian evaluasi yang lebih luas
adalah kegiatan untuk dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat pula
membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta perkembangannya (jones dalam
aprilian, 2009). Menurut pengertian tersebut, evaluasi dilakukan untuk dapat mengetahui dan
menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya sebuah program atau kegiatan. Dengan evaluasi,

dapat dilihat bahwa suatu kegiatan tersebut sudah berhasil, kurang berhasil dan perlu
disempurnakan ataupun gagal.
b. Terminal
Peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan dan
pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu perencanaan dan pengembangannya perlu
ditata dalam satu kesatuan sistem. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda
secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun terminal. Terminal
sendiri berfungsi sebagai pusat atau titik simpul dalam jaringan transportasi dan pergantian
moda transportasi. Pengertian terminal bus yaitu merupakan tempat berangkatnya dan
berakhirnya suatu perjalanan bus atau mobil lainnya. Terminal

harus sesuai dengan

ketentuan-ketentuan mengenai terminal angkutan umum yang di buat, di antaranya terdapat
persyaratan-persyaratan Lokasi terminal.
c. Lokasi Terminal

Lokasi terminal merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi perkembangan
sebuah terminal. Berdasarkan ketentuan normatif seperti Peraturan Pemerintan Nomor 43
Tahun 1993 yang ditindaklanjuti dengan Pedoman teknis pembangunan dan penyelenggaraan

terminal angkutan penupang dan barang (Departemen Perhubungan, 1993) menjelaskan
faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam memilih lokasi terminal penumpang dan barang
diataranya adalah:
-

Aksessibilitas, yaitu tingkat kemudahan untuk pencapaian yang dapat dinyatakan
dengan jarak fisik, waktu tempuh atau biaya angkutan.

-

Rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari Rencana Umum Tata
Ruang (RUTR). Penentuan lokasi ini harus mempedomani struktur tata ruang
wilayah/kota.

-

Lalulintas, terminal merupakan sumber pembangkit angkutan, dengan demikian
merupakan pembangkit lalulintas. Penentuan lokasi terminal harus tidak boleh
menimbulkan persoalan lalulintas, tetapi justru harus dapat mengurangi persoalan
lalulintas.


-

Ongkos konsumen, penetuan lokasi terminal perlu memperhatikan ongkos angkutan
konsumen, dalam arti mempertimbangkan besarnya ongkos yang harus dikeluarkan
oleh konsumen untuk mencapai tempat tujuan tertentu dengan menggunakan
kendaraan umum secara cepat, aman dan murah.

1.5.2

Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian adalah wilayah di Kota Semarang terutama Kecamatan

Banyumanik dimana terdapat Terminal Banyumanik. Selanjutnya akan di kaji dan dievaluasi tentang
pelayanan Terminal Banyumanik,
a.

Wilayah Makro
Kota Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Batas wilayah Kota Semarang secara


administratif dapat diuraikan sebagai berikut :


Sebelah Utara

: Laut Jawa



Sebelah Timur

: Kabupaten Demak



Sebelah Selatan

: Kabupaten Semarang



Sebelah Barat

: Kabupaten KendalRuang Lingkup Penelitian

Sumber : Bappeda Kota Semarang, 2014

Gambar 1.1
Peta Kota Semarang

b.

Wilayah Mikro
Kecamatan Banyumanik adalah salah satu wilayah Kecamatan di Kota Semarang. Batas

wilayah Kecamatan Banyumanik secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut:
 Sebelah Utara

: Kecamatan Gajahmungkur dan Kecamatan Candisari

 Sebelah Timur

: Kecamatan Tembalang

 Sebelah Selatan

: Kecamatan Kabupaten Semarang
Sebelah Barat


:

Kecamatan Gunungpati

Sumber :

Gambar 1.2
Peta Kecamatan Banyumanik

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
 Memberikan pengetahuan dan solusi terkait lokasi terminal sesuai dengan ketentuan
normatif dan juga kebutuhan masyarakat
 Dapat digunakan sebagai tolak ukur kesesuaian terminal banyumanik bagi masyarakat.

1.7

Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pemikiran merupakan alur proses berfikir peneliti untuk mencapai tujuan dari

penelitian ini.Kerangka pemikiran ini dimulai dari hal atau kejadian yang mendasari pemikiran dan
menjadi alasan utama sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan. Permasalahan-permasalahan
yang ada disempitkan kembali menjadi beberapa permasalahan yang cukup mendalam sehingga layak
menjadi bahan kajian. Setelah ditentukan permasalahan, tujuan serta manfaat dari penelitian ini
berikutnya ialah mencari literatur serta studi pustaka sebagai teori dasar serta bahan pertimbangan
sebuah kajian, beserta dengan data-data berupa hasil observasi,wawancara, dokumentasi. Adapun
bagan kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut:

Kota Metropolitan

Mobilitas Penduduk

Sarana dan Prasarana Transportasi

Terminal

Research
Question

Bagaimana Kesesuaian Lokasi Terminal
Banyumanik terhadap kerbutuhan pengguna?

Input
-----------------------------------------------------------------------------------------------------Identifikasi Kecamatan Banyumanik

Analisis kondisi Terminal
Banyumanik

Demand Penduduk

Katentuan terminal Tipe C

Fasilitas

Lokasi

Analisis kesesuaian Terminal
Banyumanik berdasarkan
Kebutuhan Masyarkat dan
juga kesesuaian Terminal tipe
C

Fungsi

Proses

-----------------------------------------------------------------------------------------------------Kesesuaian Terminal Banyumanik berdasarkan
Kebutuhan Masyarkat dan juga ketentuan
Terminal Tipe C

Output
Sumber : Penulis, 2015

Gambar 1.3
Kerangka Pikir Penelitian

1.8

Kerangka Analisis

INPUT

Kondisi fisik kecamatan
Banyumanik, Kota
semarang

Kondisi Terminal
Banyumanik:
- Lokasi
- Fasilitas
- Fungsi

ketentuan terkait
Terminal tipe C:
-

Lokasi
Fasilitas
Fungsi

Permintaan (Demand)
Masyarakat:
-

PROSES

OUTPUT

Identifikasi Kecamatan
Banyumanik, Kota
Semarang

Karakteristik Kecamatan
Banyumanik,Kota
Semarang

Analisis Kondisi
Terminal Banyumanik

Kondisi Terminal
Banyumanik baik secara
Fisik maupun
pemanfaatannya

Analisis ketentuan terkait
Terminal tipe C

Analisis Kebutuhan
Masyarakat

Lokasi
Fasilitas
Fungsi
Analisis kesesuaian
Terminal Banyumanik
berdasarkan Kebutuhan
Masyarkat dan juga
kesesuaian Terminal tipe
C

Kesesuaian Terminal
Tipe C dengan Terminal
Banyumanik berdasarkan
lokasi, fasilitas dan
fungsi

Kebutuhan Mayarakat
akan Terminal
berdasarkan lokasi,
fasilitas dan fungsi

kesesuaian Terminal
Banyumanik berdasarkan
Kebutuhan Masyarkat
dan juga ketentuan
Terminal Tipe C

Kesimpulan dan
Rekomendasi

1.9

Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pemilihan tema dan judul penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
dari pelaksanaan penelitian yang akan dicapai, ruang lingkup wilayah, materi, dan perencanaan,
manfaat penelitian, keaslian penelitian, kerangka pikir, serta sistematika pembahasan laporan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Berisi konsep teoritis dan kajian literatur pendukung penelitian yang berhubungan dengan evaluasi,
tipe-tipe terminal dan fungsinya, syarat lokasi terminal, tipologi terminal, dan fasilitas pendukung
dalam lokasi terminal.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Berisi Gambaran Umum wilayah studi baik dalam ruang lingkup makro maupun mikro dan Kajian
Umum Permasalahan umum yang ada di wilayah studi.
BAB IV METODE PENELITIAN DAN PERENCNAAN
Berisi mengenai metode pendekatan penelitian dan perencanaan, obyek, responden, dan informan
penelitian, tahapan penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis, dan kerangka analisis
dalam pelaksanaan penelitian
BAB V PROGRAM PENELITIAN DAN PERENCANAAN
Berisi mengenai outline Tugas Akhir Penelitian, dan jadwal pelaksanaan penelitian serta pelaksanaan
penyusunan laporan.