Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan antara Model Discovery Learning dengan Model Pembelajaran Picture and Picture terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SDN Tegalombo 04 Kecamatan Dukuhseti Pati Semester II

35

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tegalombo 04
Dukuhseti Pati. Subjek penelitian siswa kelas 5 sebanyak 22 siswa dan
sekolah terletak di wilayah Dukuhseti Pati. Lingkungan sekolah masih bagus
dan fasilitasnya cukup lengkap, posisi tempat duduk 1 meja untuk 2 siswa,
ruangan cukup luas sehingga dapat membuat siswa merasa nyaman pada
saat belajar. Sekolah dasar ini juga memiliki perpustakaan yang luas dan
dilengkapi dengan buku-buku pembelajran yang cukup lengkap.
Adapun alasan yang menjadi pertimbangan penelitian memilih SDN
Tegalombo 04 Dukuhseti Pati adalah penulis sangat mengenal sedikitbanyak kondisi sekolah sehingga hal ini memudahkan penulis dalam
melakukan penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada
mata pelajaran IPA (Sifat-Sifat Cahaya) di kelas 5 (SDN Tegalombo 04
Dukuhseti Pati) dan kelas 5 (SDN Tegalombo 03 Dukuhseti Pati). Dalam

penelitian ini, dibagi menjadi dua kelas yaitu: kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas 5 (SDN Tegalombo 04 Dukuhseti
Pati) yang berjumlah 22 siswa dan kelas kontrol adalah 5 (SDN Tegalombo
03 Dukuhseti Pati) yang berjumlah 20 siswa.

4.2

Hasil Analisis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif sehingga
peneliti perlu memaparkan hasil analisis data, validitas, reliabilitas,
instrumen, uji normalitas, dan uji hipotesis data.

4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen
Analisis deskriptif pretest dan post-test kelas eksperimen yang
merangkum data empirik hasil belajar siswa SDN Tegalombo 04 sebelum
mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik
dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, standar deviasi. Analisis
35

36


deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for window. Dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N

Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation

nilai pretest

22

40.00


75.00

59.5455

10.79121

nilai postest

22

60.00

90.00

77.9545

8.95213

Valid N (listwise)


22

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa variabel untuk pretest
kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 22 siswa yang ada di
SDN Tegalombo 04 yaitu memperoleh nilai hasil pretest bergerak dari nilai
terendah (minimum) 40,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 75,00 dengan
rata-rata nilai (mean) sebesar 59,5455 dan standar deviasi 10,79121.
Sedangkan untuk postest kelas eksperimen dapat diketahui bahwa variabel
dengan jumlah data (N) sebanyak 22 siswa yang ada di SDN tegalombo 04
yaitu memperoleh nilai hasil posttest bergerak dari nilai terendah (minimun)
60,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 90,00 dengan rata-rata nilai (mean)
sebesar 77,9545 dan standar deviasi 8,95213. Jumlah siswa yang mengikuti
pretest dan posttest ini sebanyak 22 siswa.
Karena jumlah data yang disajikan cukup banyak, maka data disusun
menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan
komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas
interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal
dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus
Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah
kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka


37

diperoleh K = 1+ 3,3 log 22 = 1+3,3 . 1,34 = 5,64 atau dibulatkan menjadi
6. Sedangkan interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimalskor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu

= 8,3. Untuk melihat hasil

distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen SD
Negeri Tegalombo 04 Kecamatan Dukuhseti, Pati dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
SD Negeri Tegalombo 04 Kecamatan Dukuhseti, Pati
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Kelas
Interval
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

40 – 48,3
3
13,6%
0
0%
48,4 –
7
31,8%
0
0%
56,7
3.
56,8 –
5
22,7%
3
13,6%
65,1
4.
65,2 –

4
18,18%
3
13,6%
73,5
5.
73,6 –
3
13,6%
8
36,36%
81,9
6.
82 – 90,3
0
0%
8
36,36%
Jumlah
22

100%
22
100%
Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest

No.
Kelas
1.
2.

terdapat 3 siswa yang mendapatkan nilai antara 40 – 48,3 dengan persentase
13,6%, 7 siswa yang mendapatkan nilai antara 48,4 – 56,7

dengan

persentase 31,8%, 5 siswa mendapatkan nilai antara 56,8 – 65,1 dengan
persentase 22,7%, 4 siswa mendapatkan nilai antara 65,2 – 73,5 dengan
persentase 13,6%, 3 siswa mendapatkan nilai antara 73,6 – 81,9 dengan
persentase 13,6%, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 80–
93,3 dengan persentase 0%.

Sedangkan pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai antara 40 – 48,3 dengan persentase 0%.

38

Kemudian tidak ada siswa yang mendapatkan nilai antara 48,4 – 56,7
dengan persentase 0%, yang mendapatkan nilai antara 56,8 – 65,1 sebanyak
3 siswa dengan persentase 13,6%, yang mendapatkan nilai antara 65,2 –
73,5 sebanyak 3 siswa dengan persentase 13,6% dan sebanyak 8 siswa
mendapatkan nilai antara 73,6 – 81,9 dengan persentase 36,36%. Terakhir 8
siswa yang mendapat nilai antara 82 – 90,3 dengan presentase sebesar
36,36%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi nilai pretest
dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

39

Gambar 4.1
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen SD Negeri Tegalombo 04 Kecamatan Dukuhseti, Pati


4.2.2 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol
Analisis deskriptif pretest dan posttest kelas kontrol yang merangkum
data empirik hasil belajar siswa SDN Tegalombo 03 sebelum mengikuti
pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran
skor minimum, maksimum, mean, standar deviasi. Analisis deskriptif
dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for window. Dapat dilihat pada table
4.2.
Tabel 4.3
Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N

Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation

nilai pretest


20

40.00

70.00

54.2500

9.35766

nilai postest

20

50.00

85.00

66.5000

9.04666

Valid N (listwise)

20

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel untuk pretest
kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 20 siswa yang ada di SDN
Tegalombo 03 yaitu memperoleh nilai hasil pretest bergerak dari nilai
terendah (minimum) 40,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 70,00 dengan
rata-rata nilai (mean) sebesar 54,2500 dan standar deviasi 9,35766.
Sedangkan untuk posttest kelas kontrol dapat diketahui bahwa variabel

40

dengan jumlah data (N) sebanyak 20 yang ada di SDN Tegalombo 03 yaitu
memperoleh nilai hasil posttest bergerak dari nilai terendah (minimum)
50,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 85,00 dengan rata-rata nilai (mean)
66,5000 dan standar deviasi 9,04666.
Karena jumlah data yang disajikan cukup banyak, maka data disusun
menggunakan tabel distribusi frekuensi agar penyajiannya lebih efisien dan
komunikatif. Penyajian tabel distribusi frekuensi menggunakan kelas
interval yang diperoleh dari selisih skor maksimal dikurangi skor minimal
dibagi jumlah kelas. Dalam menentukan jumlah kelas, menggunakan rumus
Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K= 1 + 3,3 log n. K merupakan jumlah
kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Dengan rumus tersebut maka
diperoleh K = 1+ 3,3 log 20 = 1+3,3 . 1,30 = 5,29 atau dibulatkan menjadi
5. Sedangkan interval kelas didapatkan dari hasil rentang (skor maksimalskor minimal) dibagi jumlah kelas yaitu

9. Untuk melihat hasil

distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen SD
Negeri Tegalombo 03 Kecamatan Dukuhseti, Pati dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen
SD Negeri Tegalombo 03 Kecamatan Dukuhseti, Pati
Nilai Pretest
Nilai Posttest
No.
Kelas
Kelas Interval
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
1.
40 – 49
4
20%
0
0%
2.
50 – 59
8
40%
2
10%
3.
60 – 69
6
30%
10
50%
4.
70 – 79
2
10%
5
25%
5.
80 – 89
0
0%
3
15%
Jumlah
20
100%
20
100%
Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa pada nilai pretest
terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 40 – 49 dengan persentase
20%, 8 siswa yang mendapatkan nilai antara 50 – 59 dengan persentase
40%, 6 siswa mendapatkan nilai antara 60 – 69 dengan persentase 30%, 2

41

siswa mendapatkan nilai antara 70 – 79 dengan persentase 10%, dan tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai antara 80–89 dengan persentase 0%.
Sedangkan pada nilai posttest mengalami peningkatan yaitu tidak
ada siswa yang mendapatkan nilai antara 40 – 49 dengan persentase 0%.
Kemudian 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 50 – 59 dengan persentase
10%, yang mendapatkan nilai antara 60 – 69 sebanyak 10 siswa dengan
persentase 50%, yang mendapatkan nilai antara 70 – 79 sebanyak 5 siswa
dengan persentase 15%. Untuk lebih memperjelas daftar distribusi frekuensi
nilai pretest dan posttest di atas maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai
berikut.
Gambar 4.2
Grafik Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan Posttest Kelompok
Kontrol SD Negeri Tegalombo 03 Kecamatan Dukuhseti, Pati

4.2.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pada table di bawah ini:
Table 4.5
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pretest Kelompok Kontrol dan
Eksperimen dengan One-Sample kolmogorov-Smomov Test
kontrol
N
Normal Parameters

Most Extreme

a

Eksperimen

20

22

Mean

54.2500

59.5455

Std. Deviation

9.35766

10.79121

.175

.152

Absolute

42

Differences

Positive

.175

.130

Negative

-.131

-.152

Kolmogorov-Smirnov Z

.783

.712

Asymp. Sig. (2-tailed)

.572

.691

a. Test distribution is Normal.

Dari uji normalitas hasil belajar pretest kelompok kontrol dan
eksperimen didapat sebagai berikut:
1. Nilai prestest kelompok kontrol dengan teknik One Sample KolmogorovSmirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai signifikasi 0,572. Jika nilai
Signifikansinya

>0,05,

maka

Signifikansi yang diperoleh

data

berdistribusi

normal.

Nilai

adalah 0,572> 0,05, maka diambil

kesimpulan nilai hasil belajar pretest kelompok kontrol berdistribusi
normal.
2. Nilai prestest kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai signifikasi
0,691. Jika nilai Signifikansinya >0,05, maka data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi yang diperoleh adalah 0,691>0,05, maka diambil
kesimpulan nilai hasil belajar pretest kelompok eksperimen berdistribusi
normal.
Table 4.6
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol dengan

43

One-Sample kolmogorov-Smomov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kontrol
N

Eksperimen

20

22

Mean

66.5000

77.9545

Std. Deviation

9.04666

8.95213

Absolute

.166

.148

Positive

.166

.129

Negative

-.136

-.148

Kolmogorov-Smirnov Z

.742

.694

Asymp. Sig. (2-tailed)

.641

.721

Normal Parameters

a

Most Extreme
Differences

a. Test distribution is Normal.

Dari uji normalitas hasil belajar postest kelompok kontrol dan
eksperimen didapat sebagai berikut:
1. Nilai postest kelompok kontrol dengan teknik One Sample KolmogorovSmirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai signifikasi 0,641. Jika nilai
Asimp. Signifikansinya >0,05, maka data berdistribusi normal. Nilai
Signifikansi

yang

diperoleh

adalah

0,641>0,05,

maka

diambil

kesimpulan nilai hasil belajar postest kelompok kontrol berdistribusi
normal.

44

2. Nilai postest kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel tersebut nampak nilai signifikasi
0,721. Jika nilai Signifikansinya >0,05 maka data berdistribusi normal.
Nilai Signifikansi yang diperoleh adalah 0,721>0,05, maka diambil
kesimpulan nilai hasil belajar postest kelompok eksperimen berdistribusi
normal.
4.2.4 Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini pada prinsipnya yaitu untuk menguji data atau
kelompok yang mempunyai varians sama atau homogen diantara kelompok
yang ingin di uji. Jika data atau kelompok variansnya sama maka dikatakan
ada homogenitas.
Table 4.7
Hasil uji homogenitas hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilaipretest
Levene
Statistic

df1

.746

df2
1

Sig.
40

.393

Data populasi homogen jika signifikasi 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh

homogen.
Tabel 4.8
Hasil uji homogenitas posttest hasil belajar kelompok eksperimen dan
kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Nilaipostest
Levene
Statistic
.018

df1

df2
1

Sig.
40

.894

45

Data populasi homogen jika signifikasi 0,05, maka Ho diterima berarti data yang diperoleh

homogen.
4.2.5 Analisis

Deskriptif

Variabel

Penggunaan

Model

Pembelajaran

Discovery Learning
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning
terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut:
Langkah pertama:
Langkah pertama yaitu guru menyiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga memeriksa
kesiapan siswa.
Langkah kedua:
Langkah selanjutnya adalah siswa diberi apersepsi berupa tanya jawab
antara guru dan siswa, Mengapa kaca jendela rumahmu merupakan kaca
yang bening? Bagaimana jika jendela rumahmu tersebut ditutup dengan
triplek atau gorden? (Stimulasi/Pemberian Rangsangan) pada tahap ini
berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Langkah ketiga :
Siswa merumuskan hipotesis. Pada kegiatan merumuskan hipotesis
siswa

menduga-duga sebagai jawaban sementara berdasarkan apersepsi

tentang sifat-sifat cahaya.
Langkah keempat:
Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru melalui penggalian hipotesis siswa.
Langkah kelima:
Siswa bersama-sama memperhatikan penjelasan guru tentang sifat
cahaya. (Pernyataan/Identifikasi Masalah)
Langkah keenam:

46

Siswa memperhatikan demontrasi tentang sifat-sifat cahaya yang
dicontohkan oleh guru (Pengumpulan Data). Pada tahap ini berfungsi
untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
Langkah ketujuh:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan praktikum
yaitu pembuktian tentang materi sifat-sifat cahaya.
Langkah kedelapan:
Masing-masing kelompok melakukan praktikum tentang sifat-sifat
cahaya seperti yang sudah dicontohkan oleh guru dengan langkah
(Pengolahan Data).
Langkah kesembilan:
Setelah melakukan praktikum, siswa mencatat semua hasil praktikum
sebagai Pembuktian dari materi yang diajarkan.
Langkah kesepuluh:
Siswa dalam kelompok berdiskusi dan menuliskan kesimpulan dari
praktikum yang telah dilakukan. Kemudian siswa mempresentasikan hasil
diskusi mereka dan dengan bimbingan guru menarik kesimpulan tentang
materi pembelajaran yang diajarkan. (Menarik kesimpulan/generalisasi)
Proses pembelajaran seperti ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa
pada saat proses belajar mengajar. Adanya tahapan-tahapan pembelajaran
sangat bagus karena membantu siswa untuk berpikir aktif, menghilangkan
keragu-raguan siswa dengan cara membuktikan sendiri materi yang
diajarkan. Selain itu pembelajaran ini juga mampu membantu siswa untuk
menguatkan konsep dasar dan ide-ide yang baik yang dari awal sudah
dimiliki oleh siswa.
Jadi

pembelajaran

dengan

menggunakan

model

pembeajaran

Discovery Learning memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih

47

aktif dan mengembangkan keterampilan siswa untuk melakukan pembuktian
tehadap konsep-konsep atau materi yang diajarkan.
4.2.6 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Belajar Siswa
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes untuk hasil
belajar yaitu menggunakan soal. Pertama-tama sebelum peneliti melakukan
treatmen siswa diberi pretest soal pada hari pertama. Selanjutnya peneliti
melakukan treatmen yaitu menggunakan model pembelajaran Discovery
Learning. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama pada hari senin tanggal 1 April 2015 dan pertemuan kedua pada hari
selasa tanggal 3 April 2015. Setelah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning berakhir pada pertemuan kedua, siswa
diminta mengerjakan soal postest yang dikerjakan oleh siswa. Postest nilai
akhir dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery
Learning. Pada pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
Picture and Picture, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan tahapantahapan model pembelajaran Picture and Picture seperti yang biasa
dilakukan oleh guru kelas. Setelah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Picture and Picture berakhir pada pertemuan kedua, siswa
diminta mengerjakan soal postest yang dikerjakan oleh siswa. Postest nilai
akhir dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Picture
and Picture.
Tabel 4.9
Rata-Rata Nilai Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Hasil
Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Pengukuran

Rata-rata nilai

Pengukuran Awal

59.545455

Pengukuran Akhir

77.9545455

Berdasarkan tabel 4.7 rata-rata nilai pengukuran awal hasil belajar
siswa pada kelas eksperimen adalah 59,545455 dan setelah menggunakan

48

model pembelajaran Discovery Learning rata-rata nilai pengukuran akhir
minat belajar siswa menjadi 77,9545455.
Tabel 4.10
Rata-Rata Nilai Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Hasil
Belajar Siswa Kelas Kontrol
Pengukuran

Rata-rata nilai

Pengukuran Awal

54.25

Pengukuran Akhir

66.5

Berdasarkan tabel 4.9 rata-rata nilai pengukuran awal hasil belajar
siswa pada kelas kontrol adalah 54,25 dan setelah menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning rata-rata nilai pengukuran akhir minat
belajar siswa menjadi 66,5.
4.3

Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan sebelum dan setelah
treatmen, nilai rata-rata angket dan nilai hasil belajar tersebut dianalisis
menggunakan uji T-Test. Pengujian hipotesis ini menggunakan Uji Dua
Sampel Tidak Berpasangan (Independent Samples Test). Independent
Samples Test ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel penelitian yang tidak berpasangan.
Dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
sebelum dan sesudah diterapkan treatment penggunaan model pembelajaran
Discovery
Learning pada pelajaran IPA terhadap minat dan hasil belajar siswa
kelas 5 SDN Tegalombo 04. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik
Independent Sample Test tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11
Uji Posttest Hasil Belajar Kelas Ekserimen dan Kelas Kontrol

49

Group Statistics
Kelas

N

Nilaipostest Eksperimen
Control

Mean

Std. Deviation

Std. Error
Mean

22

77.9545

8.95213

1.90860

20

66.5000

9.04666

2.02290

Berdasarkan table group statistic nilai mean untuk kelas eksperimen
adalah 77,9545 dan pada kelas kontrol nilai mean 66,5000 adalah sehingga
dapat di simpulkan bahwa nilai rata-rata postest kelompok eksperimen lebih
besar dari postest kelompok kontrol. Dapat diartikan bahwa menggunakan
Independent Samples Test

model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.

Tabel 4.12
Uji Perbedaan Hasil Belajar Posttest Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol dengan Independent Samples Test

50

Levene's Test
for Equality
of Variances

F
Nilaipos Equal
test
variances
assumed

Sig.

.018 .894

Equal
variances
not
assumed

t-test for Equality of Means

T

Df

4.121

95% Confidence
Sig.
Std.
Interval of the
(2Mean
Error
Difference
taile Differenc Differen
d)
e
ce
Lower
Upper
40 .000 11.45455 2.77974 5.83649 17.07260

4.119 39.537 .000 11.45455 2.78116 5.83155 17.07754

Berdasarkan

table hasil F hitung levene test sebesar 0,018

probabilitas 0,894>0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen.
Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal
variance assumed. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa nilai t adalah 4,121
dengan probabilitas signifikasi 0,000 BNJ).

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Berburu dengan anjing terlatih_1

0 46 1

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

THE EFFECT OF USING ENGLISH SONGS ON THE FIFTH YEAR STUDENT’S VOCABULARY ACHIEVEMENT OF SDN KASIYAN TIMUR 03 PUGER, JEMBER

4 68 15

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72