Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V dengan Model Problem Solving Dipadukan dengan Metode NHT

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Jenis Penelitian
3.1.1 Latar Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Jetak 01 semester II tahun
ajaran 2016/2017 kelas V dengan jumlah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa
perempuan dan 14 siswa laki-laki dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Sebagian besar dari orangtua siswa bekerja sebagai buruh pabrik dan petani.
Sebagian kecil dari kelas V yang aktif dan beberapa siswa sangat pasif. Hal ini
disebabkan karena latar belakang pekerjaan orangtua siswa yang kurang
mendukung kegiatan belajar siswa saat dirumah. Sehingga berdampak pada
kurangnya motivasi belajar siswa ketika di sekolah. Dalam penelitian ini peneliti
akan berkolaborasi dengan guru kelas V SD SD Negeri Jetak 01 selama
menerapkan metode pembelajaran yang diterapkan di kelas. SD Negeri Jetak 01
berdiri pada tanggal 01 Agustus tahun 1987 di desa Setugur, Jetak, Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian dilakukan 5 bulan mulai dari bulan Februari 2017 sampai bulan Juni
2017. Adapun pelitian dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian dilakukan antara bulan Februari sampai Maret
2017. Tahap persiapan penelitian mencakup penyusunan judul, penyusunan
proposal, penyusunan RPP, penyusunan instrument penelitian, permohonan
surat izin untuk observasi, uji validitas dan reliabilitas soal serta konfirmasi
untuk tempat penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

40

41

Tahap pelaksanan penelitian dilaksanakan antara bulan Maret sampai Juni
2017. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup kegiatan-kegiatan yag
dilakukan di sekolah untuk pengambilan data.

3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2017. Tahap
ini peneliti melakukan pengolahan data yang telah didapatkan pada tahap
pelaksanaan tindakan.


4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2017.
Tahap penyusunan laporan penelitian mencakup pengolahan data dan
penyusunan laporan penelitian.

3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri SD Negeri Jetak 01
Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 26 siswa. Terdiri dari 14
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Siswa SD Negeri SD Negeri Jetak 01
memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti suka bermain saat dijelaskan
guru, suka berbicara dengan teman sebangku, siswa kurang bersemangat dalam
pembelajaran oleh guru, serta siswa yang membutuhkan waktu lebih dalam
memahami materi pembelajaran. Siswa kelas V SD SD Negeri Jetak 01 juga
memiliki latar belakang dari keluarga yang berbeda-beda baik secara ekonomi,
sosial, maupun pendidikan. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani
dan buruh pabrik, sehingga banyak siswa yang kurang mendapatkan perhatian
karena orang tua siswa sibuk bekerja dan mempengaruhi konsentrasi belajar
maupun minat belajar siswa.


42

3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Variabel bebas atau independen merupakan variabel tindakan yang
sengaja dilakukan untuk menimbulkan perubahan pada variabel lain. Variabel
bebas ini dapat berupa keadaan siswa di dalam kelas, penggunaan metode
pembelajaran oleh guru, kondisi kelas, sarana prasarana yang tersedia di sekolah.
Unsur-unsur tersebut yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang dilalukan saat
akhir pembelajaran berlangsung. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model pembelajaran Problem Solving yang dipadukan dengan metode
Numbered Heads Together (NHT) yang akan diterapkan pada siswa kelas V SD
Negeri Jetak 01 Semester II tahun ajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA
tentang sifat-sifat cahaya.
Model pembelajaran Problem Solving yang dipadukan dengan metode
Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu model pembelajaran yang
menekankan

siswa


untuk

memiliki

sikap

tolong-menolong,

berani

mengungkapkan pendapat, bertanggung jawab, memiliki sikap kepemimpinan
serta siswa dituntut untuk dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu
masalah sehingga menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.

3.2.2 Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat atau dependen merupakan akibat dari adanya variabel
bebas. Variabel terikat berkaitan dengan motivasi belajar, hasil belajar, dan
sebagainya. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar IPA siswa
kelas V SD Negeri Jetak 01 semester II tahun ajaran 2016/2017.
Hasil belajar memiliki banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu

contohnya adalah kondisi siswa di dalam kelas. Kondisi siswa di dalam kelas
dipengaruhi oleh metode ataupun model pembelajaran yang dilakukan guru untuk
mencapai tujuan pembelajarannya. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini hasil
belajar akan dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran Problem Solving
yang dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) untuk

43

meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Jetak 01 semester II tahun
ajaran 2016/2017.

3.3 Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan
kelas dari model Kemmis dan Mc. Tagart. Ada empat tahapan dalam melakukan
penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan,
dan (4) refleksi. Keempat fase tersebut saling berhubungan dalam siklus yang
berulang. Tujuannya adalah agar dalam proses pembelajaran diharapkan hasil
belajar dapat mencapai ketuntasan. Siklus pertama sebagai dasar acuan refleksi
terhadap pelaksanaan siklus kedua, sedangkan siklus kedua dilakukan untuk
meyakinkan hasil penelitian yang telah dilakukan mencapai hasil yang

diharapkan.
Desain penelitian model Kemmis dan Mc. Tagart seperti yang
digambarkan dalam buku Saur Tampubulon (2014: 27 ) sebagai berikut:
Gambar 3.1
Desain penelitian model Kemmis dan Mc Tagart
(Adaptasi Depdiknas, 1999)

Plan

Siklus 1

Act & Observation

Reflect

Revised Plan

Act & Observation

Next


Reflect

Siklus 2

44

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II, setiap siklus dibagi menjadi 3 kali pertemuan dan tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk itu setiap akhir
siklus diberikan tes untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa.
Secara rinci pelaksanaan prosedur penelitian siklus I dan siklus II yang dilakukan
dalam pelaksanaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis
dan Mc Tagart yaitu :

3.3.1 Siklus 1

1. Perencanaan Tindakan 1
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan

perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

mata

pelajaran

Mendeskripsikan

IPA

sifat-sifat

dengan
cahaya

Kompetensi
disesuaikan

Dasar

dengan

(KD)
model

pembelajaran Problem Solving dipadukan metode Numbered Heads
Together

(NHT)

dengan

menyiapkan

media

pembelajaran

yang


mendukung materi ajar. Peneliti menyiapkan gambar dan alat yang
mejelaskan tentang sifat-sifat cahaya. Peneliti menyusun alat evaluasi
berupa soal post test setiap akhir siklus dan lembar observasi guru yang
berisi pelaksanaan implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat
tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuan.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 1
Kegiatan

yang

dilakukan

pada

tahap

ini


yaitu

mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
mata pelajaran IPA yang telah dipersiapkan dalam pembelajaran di kelas
V. Kegiatan observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara
perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan

45

pembelajaran ini diberikan tindakan yang berupa model pembelajaran
Problem Solving dipadukan dengan metode Numbered Heads Together
(NHT). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer yang
merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas
sewaktu mengajar dengan model pembelajaran Problem Solving
dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT) . Observer
melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru
kelas dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk
mengetahui apa yang harus ditingkatkan dan dipertahankan agar tujuan
penelitian tercapai.

SIKLUS 1
1.

Pertemuan pertama

Kegiatan awal (5 menit)
-

Guru dan siswa berdoa bersama.

-

Guru memberi salam dan melakukan presensi.

-

Guru mengecek kesiapan belajar siswa.

-

Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.

-

Guru memberikan motivasi.

-

Guru menanyakan pengalaman siswa tentang cahaya di lingkungan
sekitarnya.

Kegiatan Inti ( 65 menit )
- Siswa dan guru bertanya jawab tentang pengertian cahaya dan
mengaitkan dengan masalah sifat-sifat cahaya di kehidupan seharihari.
- Guru membagi siswa menjadi kelompok dan membagikan topi
bernomor ke setiap anggota kelompok.
- Guru meminta ketua kelompok maju kedepan untuk mengambil
rumusan masalah tentang sifat cahaya.
- Pertanyaan yang dibagikan guru yaitu :

46

1. Mengapa letak lubang dalam percobaan harus sama? Apa

kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan ?
2. Ketika kita sedang minum air putih di gelas/botol, kita dapat

melihat benda disekitar melalui pandangan dalam gelas. Mengapa
demikian ?
3. Mengapa cahaya senter tidak dapat melewati tangan melainkan ada

cahaya hitam

dibelakang tangan kita? Apa penyebab cahaya

hitam itu ada?
4. Saat bercermin di meja rias, kita dapat melihat diri kita didalam.

Jelaskan bagaimana bayangan yang terbentuk dalam cermin rias?
- Guru membagikan LKS, serta alat dan bahan untuk percobaan kepada
setiap kelompok.
- Guru menjelaskan aturan percobaan dan cara mengisi LKS .
- Ketua kelompok membagikan masalah kepada setiap anggotanya, dan
anggota yang tidak mendapatkan soal dapat membantu teman yang
lain dalam kelompok.
- Siswa mengidentifikasi masalah yang diberikan guru.
- Siswa membuat hipotesis.
- Siswa mengumpulkan data dari percobaan.
- Siswa berdiskusi membuktikan hipotesis dari percobaan yang
dilakukan.
- Siswa menjawab masalah yang diberikan guru.
- Guru mengacak undian nomor siswa untuk menjawab ke depan.
- Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
- Siswa dan guru bersama-sama membahas satu persatu permasalahan.
- Guru memberikan reward bintang untuk kelompok yang maju dan
siswa yang aktif.
-

Guru membuat kerangka peta konsep tentang sifat-sifat cahaya yang
masih kosong.

-

Siswa mengisi kerangka peta konsep.

47

-

Guru menjelaskan tentang pengertian cahaya, sumber cahaya, benda
gelap dan bening, sifat cahaya merambat lurus dan cahaya dapat
dipantulkan.

-

Guru mendampingi peserta didik dalam melakukan percobaan,
diskusi, dan mengisi LKS tentang sifat-sifat cahaya.

-

Guru memfasilitasi siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.

-

Siswa dan Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa dan meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

Kegiatan Penutup ( 5 menit )
-

Siswa memberikan pendapat tentang pembelajaran yang sudah
berlangsung.

-

Siswa mengumpulkan topi bernomor kepada guru.

-

Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

-

Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing.

2.

Pertemuan kedua

Kegiatan awal (5 menit)
-

Guru dan siswa berdoa bersama.

-

Guru memberi salam dan melakukan presensi.

-

Guru mengecek kesiapan belajar siswa.

-

Guru memberikan motivasi.

-

Guru bertanya jawab tentang materi sebelumnya.

Kegiatan Inti ( 65 menit )
-

Siswa berkumpul dengan kelompok.

-

Guru membagikan kembali topi bernomor ke setiap anggota
kelompok sesuai dengan nomor sebelumnya.

-

Guru menampilkan gambar cermin cembung dan cekung.

48

-

Siswa mengidentifikasi ciri-ciri cermin cembung dan cermin cekung.

-

Guru membagikan masalah kepada siswa :
1. Bagaimana bayangan wajah kita ketika bercermin pada bagian
dalam dan luar sendok ? Putarlah sendok 180o apa yang akan
terjadi ?
2. Amati apa yang terjadi saat benda diletakkan di dekat cermin
cekung dan cembung, serta benda yang diletakkan agak jauh dari
cermin cekung dan cembung!
3. Sebutkan benda apa saja yang menggunakan cermin cekung,
cermin datar dan cermin cembung di sekitarmu!
4. Bagaimana pendapatmu jika kaca spion mobil menggunakan
cermin cekung ? Apa yang akan terjadi ?
5. Apa yang dapat kamu lihat ketika pensil dimasukkan ke dalam
gelas. Bagaimana kalau pensil diganti dengan kayu dan penggaris
yang ukurannya lebih besar dari pensil? Bagaimana jika batu
kerikil yang dimasukkan ?

-

Guru membagikan LKS, serta alat dan bahan percobaan

-

Guru menjelaskan aturan percobaan dan aturan mengisi LKS.

-

Siswa bersama-sama mengidentifikasi permasalahan yang diberikan
guru.

-

Siswa membuat hipotesis.

-

Siswa melakukan percobaan dan berdiskusi dengan kelompok.

-

Siswa mengumpulkan data.

-

Siswa membuktikan hipotesis dan memberikan jawaban.

-

Guru mengacak undian nomor siswa untuk berdiri menjawab.

-

Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

-

Guru memberikan reward bintang untuk kelompok yang maju dan
siswa yang aktif.

-

Guru menjelaskan tentang : Sifat cermin cembung, cekung dan datar.
Benda-benda yang menggunakan cermin cekung, cembung dan
datar. Sifat cahaya dapat dibiaskan.

49

Kegiatan Penutup ( 5 menit )
-

Siswa memberikan pendapat tentang pembelajaran yang sudah
berlangsung.

-

Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.

-

Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan

masing-masing.

3.

Pertemuan ketiga

Kegiatan Awal (5 menit)
-

Guru dan siswa berdoa.

-

Guru memberi salam dan melakukan presensi.

-

Guru mengecek kesiapan belajar siswa.

-

Guru mengajak siswa bernyanyi.

-

Guru mengulang materi pertemuan sebelumnya.

Kegiatan Inti (45 menit)
-

Guru membagikan LKS serta alat dan bahan percobaan.

-

Guru memberikan pertanyaan :
1. Apakah benar cahaya putih terdiri dari berbagai warna ?
2. Bagaimana mata kita dapat melihat benda disekitar? Mengapa jika
di dalam ruangan yang gelap mata kita tidak dapat melihat benda?
3. Apa yang terjadi ketika gelembung air sabun terbang di bawah
sinar matahari. Bagaimana jika di dalam ruangan gelap ?
4. Mengapa dengan kaca pembesar kita dapat melihat benda yang
terlihat kecil ?

-

Siswa mengidentifikasi masalah bersama-sama.

-

Siswa mengumpulkan data dengan melakukan percobaan.

-

Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok.

-

Siswa menjawab hipotesis berdasarkan data yang diperoleh.

-

Siswa memberikan jawaban yang telah disepakati dari hasil diskusi
bersama.

50

-

Guru mengacak nomor undian.

-

Siswa mempresentasikan ke depan dan guru memberikan reward
untuk siswa yang berani menjawab dengan benar.

-

Guru memanggil siswa untuk menjawab dan memberikan bintang
kepada siswa yang berani menanggapi serta siswa yang aktif.

-

Siswa dapat mengetahui bahwa benda terlihat oleh mata karena
benda memantulkan cahaya.

-

Guru bertanya jawab tentang sifat cahaya dapat diuraikan.

-

Siswa menyebutkan contoh cahaya dapat diuraikan dalam kehidupan
sehari-hari.

-

Guru menjelaskan tentang sifat cahaya dapat diuraikan dan bahwa
mata tidak dapat melihat benda yang sangat kecil.

-

Siswa mengetahui cara menjaga mata agar tidak rusak : Membaca di
tempat terang. Tidak memandang langsung sumber cahaya yang
menyilaukan.

-

Siswa mengetahui jenis cacat mata.

Kegiatan Penutup (20 menit)
-

Guru memberikan kesimpulan.

-

Guru menanyakan pendapat siswa tentang pembelajaran hari ini.

-

Guru memberikan soal evaluasi.

-

Siswa dan guru berdoa.

3. Refleksi 1
Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan
observasi siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan
dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil
tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang
dihadapi guru saat mengajar dan siswa saat mengikuti KBM. Hasil refleksi
ini juga berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan
yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun
rencana kegiatan pada siklus II supaya terjadi peningkatan hasil belajar
yang maksimal.

51

3.3.2 Siklus 2
1. Perencanaan Tindakan Siklus 2
Kegiatan perencanaan tindakan yang dilakukan pada tahap ini
sama dengan perencanaan tindakan pada siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 2
Kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan pada
siklus II ini yaitu menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah dipersiapkan dalam pembelajaran IPA kelas V.

Kegiatan

observasi dilakukan untuk melihat kesesuaian antara perencanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran
ini diberikan tindakan yang berupa model pembelajaran Problem Solving
dipadukan dengan metode pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT). Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer yang
merupakan guru lain yang bertugas untuk mengobservasi guru kelas
sewaktu mengajar dengan model pembelajaran Problem Solving
dipadukan dengan metode Numbered Heads Together (NHT). Observer
melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang dilakukan guru kelas
dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk
mengetahui kekurangan yang ada pada siklus I sehingga harus
ditingkatkan dan dipertahankan agar tujuan penelitian tercapai.

SIKLUS 2
1.

Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal (5 menit)

- Guru dan siswa berdoa bersama.
- Guru memberi salam dan melakukan presensi.
- Guru mengecek kesiapan belajar siswa.
- Guru memberikan motivasi.

52

- Guru

menyampaikan

indikator

pencapaian

kompetensi

dan

kompetensi yang diharapkan.
- Guru mengajak siswa bernyayi.
- Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi sifat-sifat cahaya
pada pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti (60 menit)
- Guru membagikan topi bernomor ke setiap kelompok yang sudah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya.
- Guru menampilkan gambar periskop, kaleidoskop, dan lup.
- Siswa mengidentifikasi gambar yang ditampilkan guru.
- Guru membagikan masalah kepada setiap kelompok :
 Sifat cahaya apa yang digunakan dalam pembuatan periskop
sederhana ?
 Jelaskan manfaat sifat cahaya dalam pembuatan alat-alat
sederhana!
 Mengapa kaca periskop harus saling berhadapan ?
 Dengan ukuran kardus yang berbeda, bandingkan setiap
periskop untuk mengamati benda disekitarmu ? Manakah yang
lebih bagus ?
- Siswa membuat hipotesis tentang Sifat cahaya apa yang digunakan
dalam pembuatan periskop sederhana dan penjelasan manfaat sifat
cahaya dalam pembuatan alat-alat sederhana.
- Guru membagikan LKS 1 dan bahan-bahan untuk percobaan.
- Siswa dapat membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
- Siswa membuktikan hipotesis dan menjawab pertanyaan.
- Siswa mengisi LKS .
- Guru memanggil nomor siswa, setiap nomor yang dipanggil mewakili
kelompok untuk presentasi.
- Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif.

53

- Guru menjelaskan bahwa sifat-sifat cahaya dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan berbagai alat.
Kegiatan penutup (5 menit)
- Memberikan motivasi untuk memodifikasi hasil rancangan sehingga
menghasilkan karya/model yang terbaik.
- Memberikan pekerjaan rumah.
- Siswa mengumpulkan topi benomor.
- Siswa dan guru berdo’a.

2.

Pertemuan Kedua
Kegiatan awal (5 menit)

- Siswa dan guru berdoa.
- Guru memberi salam dan melakukan presensi.
- Guru memeriksa kesiapan belajar siswa dan memotivasi siswa.
- Mengulang materi pertemuan sebelumnya
Kegiatan inti (60 menit)
- Guru membagikan kembali topi bernomor.
- Guru menampilkan gambar kaleidoskop.
- Siswa mengidentifikasi gambar Kaleidoskop.
- Siswa membuat hipotesis tentang sifat cahaya yang digunakan dalam
kaleidoskop serta manfaat sifat cahaya yang digunakan.
- Guru membagikan LKS dan bahan-bahan percobaan.
- Siswa berkelompok membuat suatu karya/model, kaleidoskop dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
- Siswa membuktikan hipotesis yang dibuat sebelumnya.
- Siswa menjawab pertanyaan yang telah didiskusikan bersama.
- Setiap kelompok mewakilkan salah satu peserta dengan nomor yang
sama untuk mempresentasikan hasil.
- Siswa yang lain bertanya jawab dan memberikan tanggapan dari
presentasi kelompok yang maju.

54

- Guru memberikan reward untuk siswa yang aktif menanggapi dan
bertanya.
Kegiatan penutup (5 menit)
- Memberikan motivasi untuk memodifikasi hasil rancangan sehingga
menghasilkan karya/model yang terbaik.
- Siswa mengumpulkan topi bernomor kembali.
- Siswa dan guru berdo’a.

3.

Pertemuan Ketiga
Kegiatan awal (5 menit)

- Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan berdoa.
- Guru memberi salam dan melakukan presensi.
- Guru mengecek kesiapan belajar siswa.
- Guru memberikan motivasi kepada siswa.
- Siswa dan guru mengulang materi pertemuan sebelumnya.
Kegiatan inti (45 menit)
- Guru membagikan kembali topi bernomor.
- Guru menampilkan Lup mainan.
- Siswa dan guru bertanya jawab tentang Lup.
- Guru memberikan pertanyaan :
a. Mengapa benda yang kecil dapat terlihat besar jika dilihat
menggunakan lup (kaca pembesar) ?
b. Sifat cahaya apa yang digunakan dalam pembuatan Lup ?
- Siswa membuat hipotesis.
- Siswa mengidentifikasi Lup mainan.
- Guru membagikan LKS dan bahan-bahan percobaan.
- Siswa berkelompok membuat suatu karya/model, Lup dari bahan
sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
- Siswa membuktikan hipotesis yang dibuat dan menjawab pertanyaan.
- Guru memanggil salah satu nomor siswa.

55

- Setiap kelompok mewakilkan salah satu peserta dengan nomor yang
sama untuk mempresentasikan hasil.
- Siswa yang lain bertanya jawab dan memberikan tanggapan dari
presentasi kelompok yang maju.
- Guru memberikan reward untuk siswa yang aktif menanggapi dan
bertanya.
Kegiatan Penutup (20 menit)
- Memberikan pekerjaan rumah untuk memodifikasi hasil rancangan
sehingga menghasilkan karya/model yang terbaik.
- Siswa mengerjakan soal evaluasi.
- Siswa mengumpulkan semua hasil percobaan.
- Pembelajaran diakhiri dengan do’a.

3. Refleksi 2
Kegiatan refleksi 2 dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan
observasi siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelebihan
dan kelemahan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil
tindakan serta hambatan yang dihadapinya seperti kendala yang dihadapi
guru saat mengajar dan siswa saat mengikuti KBM. Jika hasil penelitian
yang dicapai sudah sesuai dengan yang diharapkan maka siklus tindakan
dapat dihentikan. Akan tetapi, jika hasil penelitian yang dicapai belum
sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilaksanakan siklus berikutnya.

3.4

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Jetak 01 dalam
mata pelajaran IPA setelah memperoleh tindakan adalah:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan
fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dapat dilakukan

56

secara

terlibat

(partisipatif)

ataupun

non-partisipatif.

Pengamatan

partisipatif yang dilakukan peneliti yaitu mencari data dengan cara
mewawancarai secara langsung kepada guru dan siswa di lapangan.
Sedangkan pengamatan secara tidak terlibat peneliti hanya mengamati
kegiatan belajar mengajar di kelas dan mencatat perilaku dan keaadan fisik
siswa di kelas V. Observasi dilakukan di SD Negeri Jetak 01. Observasi
dilakukan untuk mengetahui penerapan model dan proses pembelajaran
Problem Solving dipadukan dengan metode Numbered Heads Together
(NHT) dalam pembelajaran. Observasi dilaksanakan di kelas V SD Negeri
Jetak 01 semester II tahun ajaran 2016/2017.

2. Tes
Tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara
sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu, dilakukan
dengan prosedur administratif dan pemberian angka yang jelas dan
spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dengan kondisi yang
sama. Teknik tes ini dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar di kelas. Hasil belajar IPA siswa di kelas V dapat diketahui
dengan teknik tes ini. Peneliti akan melakukan post-test untuk mengetahui
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

3.4.2 Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan penilaian. Penilaian
dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk mengukur berhasil
tidaknya proses pembelajaran. Penilaian dilakukan untuk memperbaiki program
mengajar di kelas dan pembelajaran di kelas agar hasil belajar siswa dapat
meningkat. Menurut Slameto (2015:233) terdapat dua macam alat pengukuran
yaitu observasi atau non tes dan tes.

57

1.

Lembar Observasi
Penilaian dalam non-tes yang digunakan peneliti adalah observasi

langsung. Observer langsung mengamati kegiatan pembelajaran dari awal
sampai akhir. Teknik non-tes ini berupa lembar pengamatan yang
digunakan untuk mengamati guru saat proses pembelajaran berlangsung
sampai akhir pembelajaran selesai. Peneliti menggunakan lembar obervasi
untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa. Observasi
dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II. Berikutnya adalah lembar
observasi guru akan dipaparkan pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Lembar Observasi Kegiatan Siswa Dalam Pembelajaran Melalui
Model Problem Solving Dipadukan Metode Numbered Heads Together
Keterlaksanaan
Kegiatan Siswa

No.

Ya

1. Siswa membalas salam dan berdoa
2.

Siswa menyampaikan pengetahuan awal

3.

Siswa menyimak tujuan pembelajaran
Siswa memahami materi yang dijelaskan oleh

4.

guru
Siswa membentuk kelompok sesuai dengan

5.

instruksi guru
Siswa maju kedepan mengambil pertanyaan

6.

sesuai dengan nomor.
Siswa dalam kelompok berdiskusi terkait

7.

8.

dengan materi yang diberikan.
Siswa perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi ke depan

Tidak

Keterangan

58

kelas.
Siswa melakukan diskusi yang berkaitan
9.

dengan materi menggunakan metode NHT.

Siswa bertanya tentang materi yang belum
10. dipahami
Siswa mengerjakan evaluasi dengan baik dan
11. tepat waktu
12. Siswa membuat kesimpulan

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Melalui Model Problem Solving Dipadukan Metode Numbered Heads
Together
Kegiatan Guru

Keterlaksanaan

No.
Ya
1. Guru mengucapkan

salam dan mengajak

siswa untuk berdoa
2. Guru melakukan apersepsi dan motivasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru menyajikan materi
5. Guru membagi siswa dalam kelompok
6. Guru membagikan pertanyaan kepada setiap
siswa sesuai dengan nomor
7. Guru membimbing siswa saat berdiskusi
dalam kelompok.

Tidak

Keterangan

59

8. Guru menyampaikan aturan diskusi dengan
metode NHT
9. Guru memberikan pertanyaan kepada setiap
siswa.
10. Guru mereview ulang materi yang telah
dibelajarkan
11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terkait materi yang belum
dipahami
12. Guru membagi soal evaluasi
13. Guru mengucapkan

salam dan mengajak

siswa untuk berdoa

2. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan untuk menilai atau mengukur
kognitif siswa dalam mengerjakan tugas yang berupa nilai. Hasil belajar
dari tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang
digunakan peneliti adalah tes pilihan ganda. Tes dilaksanakan setiap akhir
siklus I dan siklus II. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah lembar soal postest pada siklus I dan siklus II. Standar Kompetensi
dari soal tes yang digunakan adalah menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model. Sedangkan Kompetensi dasar yang
akan digunakan pada siklus I adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Kompetensi dasar pada siklus II adalah membuat suatu karya/model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya. Kisi-kisi soal dibuat berdasarkan standar kompetensi

60

dan kompetensi dasar yang telah disebutkan tersebut dengan kisi-kisi soal
sebagai berikut.

Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
6.
6.1.
Menerapka
Mendeskrip
n sifat-sifat
si-kan sifatcahaya
sifat
melalui
cahaya.
kegiatan
membuat
suatu
karya/mod
el.

Indikator
Mendemonstrasikan sifat cahaya
yang mengenai berbagai benda
(bening, berwarna, dan gelap).

Butir
Soal
1, 2, 3, 4,
12, 13,
16

Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
yang mengenai cermin datar dan
cermin lengkung (cembung atau
cekung).

5, 7, 8, 9,
11, 14,
17, 20

Menunjukkan contoh peristiwa
pembiasan cahaya dalam
kehidupan sehari-hari melalui
percobaan.

6, 10, 15

Menunjukkan bukti bahwa cahaya
putih terdiri dari berbagai warna.

18

Memberikan contoh peristiwa 19
penguraian
cahaya
dalam
kehidupan sehari-hari

61

Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi Dasar
Kompetensi
6. Menerapkan 2.2 Membuat
sifat-sifat
suatu
cahaya melalui
karya/model,
kegiatan
misalnya
membuat suatu
periskop atau
karya/model.
lensa
dari
bahan
sederhana
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya.

Indikator

Butir Soal

Menentukan model yang akan
dibuat dengan menerapkan sifatsifat cahaya, misal periskop, atau
lensa sederhana.

1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8

Memilih dan menentukan
berbagai alat/bahan yang sesuai.

9, 10, 11,
12

Menggunakan bahan/benda yang
sesuai.

13

Membuat karya/model yang
sesuai dengan rancangan.

14, 15, 18

Menguji cara kerja model yang
dibuat.

16, 17, 19,
20

Memodifikasi hasil rancangan
untuk menghasilkan karya/model
yang terbaik.
Menerapkan prinsip keselamatan
kerja.

Instrumen yang telah dipaparkan sebelum digunakan untuk penelitian
perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu sehingga dapat menjamin bahwa
instrumen yang dipaparkan tersebut layak untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat
dari tingkat validitas dan reabilitas soal tersebut.

62

Tabel 3.5
Rubrik Penilaian Afektif Siklus I

Kriteria

Baik Sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1)

Mendengarkan
penjelasan guru

Memperhatikan
saat guru
menjelaskan

Berbicara
dengan teman
saat guru
menjelaskan

Bermain sendiri Berbicara dan
saat guru
bermain saat guru
menjelaskan
menjelaskan

Melaksanakan
instruksi dari
guru

Melaksanakan
kegiatan sesuai
instruksi guru

Melaksanakan
kegiatan
dengan sedikit
instruksi dari
guru

Melaksanakan
kegiatan tidak
sesuai instruksi
guru

Terjadi kesalahan
karena tidak
melaksanakan
instruksi guru

Dapat
bekerjasama
membuat
hipotesis dari
pertanyaan
yang diberikan
guru.

Bekerjasama
membuat
hipotesis dengan
baik.

Hanya
beberapa yang
membuat
hipotesis.

Tidak mau
membuat
hipotesis
dengan baik.

Tidak dapat
bekerja sama
membuat
hipotesis.

Menghargai
pendapat teman

Mendengarkan
dengan baik
pendapat semua
teman

Hanya
Tidak
beberapa
mendengarkan
pendapat teman pendapat teman
yang
didengarkan

Menolak
pendapat teman

Dapat
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman
kelompok

Saling
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman
satu kelompok

Bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman
tertentu

Tidak mau
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman

Tidak dapat
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman

Dapat membuat
menjawab
sementara
pertanyaan dari
guru dengan
benar

Menjawab
sementara
pertanyaan dari
guru dengan
tepat

Menjawab
sementara
pertanyaan
guru tetapi
kurang tepat

Menjawab
sementara
pertanyaan dari
guru dengan
tidak tepat

Tidak dapat
memberikan
jawaban
sementara
pertanyaan dari
guru

Dapat menguji

Menguji

Menguji

Menguji

Tidak dapat

63

kebenaran
jawaban
sementara
dengan tepat.

jawaban
sementara
bersama-sama
dengan tepat.

jawaban
sementara
bersama-sama
kurang tepat.

jawaban
sementara
bersama-sama
tidak tepat.

menguji jawaban
sementara
bersama-sama.

Tabel 3.6
Rubrik Penilaian Afektif Siklus II

Kriteria

Baik Sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Mendengarkan
penjelasan guru

Memperhatikan
saat guru
menjelaskan

Berbicara
dengan teman
saat guru
menjelaskan

Bermain sendiri Berbicara dan
saat guru
bermain saat guru
menjelaskan
menjelaskan

Melaksanakan
instruksi dari
guru

Melaksanakan
kegiatan sesuai
instruksi guru

Melaksanakan
kegiatan
dengan sedikit
instruksi dari
guru

Melaksanakan
kegiatan tidak
sesuai instruksi
guru

Terjadi kesalahan
karena tidak
melaksanakan
instruksi guru

Dapat
bekerjasama
membuat
hipotesis dari
pertanyaan
yang diberikan
guru.

Bekerjasama
membuat
hipotesis dengan
baik.

Hanya
beberapa yang
membuat
hipotesis.

Tidak mau
membuat
hipotesis
dengan baik.

Tidak dapat
bekerja sama
membuat
hipotesis.

Menghargai
pendapat teman

Mendengarkan
dengan baik
pendapat semua
teman

Hanya
Tidak
beberapa
mendengarkan
pendapat teman pendapat teman
yang
didengarkan

Menolak
pendapat teman

Dapat
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman
kelompok

Saling
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman
satu kelompok

Bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman
tertentu

Tidak dapat
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman

Tidak mau
bekerjasama
dalam diskusi
dengan teman

Kurang (1)

64

Dapat membuat
menjawab
sementara
pertanyaan dari
guru dengan
benar

Menjawab
sementara
pertanyaan dari
guru dengan
tepat

Menjawab
sementara
pertanyaan
guru tetapi
kurang tepat

Menjawab
sementara
pertanyaan dari
guru dengan
tidak tepat

Tidak dapat
memberikan
jawaban
sementara
pertanyaan dari
guru

Dapat menguji
kebenaran
jawaban
sementara
dengan tepat.

Menguji
jawaban
sementara
bersama-sama
dengan tepat.

Menguji
jawaban
sementara
bersama-sama
kurang tepat.

Menguji
jawaban
sementara
bersama-sama
tidak tepat.

Tidak dapat
menguji jawaban
sementara
bersama-sama.

Tabel 3.7
Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus I
Kriteria

Baik Sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1)

Melakukan praktek
dengan benar

Melakukan
praktek dengan
benar sesuai
langkahlangkah

Terdapat 2
kesalahan saat
melakukan
praktek

Terdapat
kesalahan saat
melakukan
praktek

Melakukan
praktek tidak
sesuai
langkahlangkah

Dapat
mendemonstrasikan
hasil praktek di
depan kelas sesuai
dengan nomor yang
diacak guru.

Dapat
menjelaskan
langkah dan
hasil praktek
dengan benar

Menjelaskan
langkah
praktek kurang
benar

Terdapat
kesalahan saat
menjelaskan
langkah
praktek

Tidak dapat
menjelaskan
langkah dan
hasil praktek
dengan benar

Dapat
menyimpulkan
jawaban dari
pertanyaan guru
bersama sama
dengan tepat.

Menyimpulkan
jawaban
pertanyaan dari
guru dengan
benar.

Menyimpulkan
jawaban
pertanyaan
dari guru
kurang benar.

Terdapat
kesalahan saat
menyimpulkan
jawaban dari
pertanyaan
guru.

Tidak dapat
menyimpulkan
pertanyaan
guru dengan
benar.

65

Tabel 3.8
Rubrik Penilaian Psikomotor Siklus II

Kriteria

Baik Sekali (4)

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1)

Melakukan praktek
dengan benar

Melakukan
praktek dengan
benar sesuai
langkahlangkah

Terdapat 2
kesalahan saat
melakukan
praktek

Terdapat
kesalahan saat
melakukan
praktek

Melakukan
praktek tidak
sesuai
langkahlangkah

Dapat
mendemonstrasikan
hasil praktek di
depan kelas sesuai
dengan nomor yang
diacak guru.

Dapat
menjelaskan
langkah dan
hasil praktek
dengan benar

Menjelaskan
langkah
praktek kurang
benar

Terdapat
kesalahan saat
menjelaskan
langkah
praktek

Tidak dapat
menjelaskan
langkah dan
hasil praktek
dengan benar

Dapat
menyimpulkan
jawaban dari
pertanyaan guru
bersama sama
dengan tepat.

Menyimpulkan
jawaban
pertanyaan dari
guru dengan
benar.

Menyimpulkan
jawaban
pertanyaan
dari guru
kurang benar.

Terdapat
kesalahan saat
menyimpulkan
jawaban dari
pertanyaan
guru.

Tidak dapat
menyimpulkan
pertanyaan
guru dengan
benar.

3.4.3 Uji Instrumen Penelitian
3.4.3.1 Validitas Soal
Validitas ialah mengukur apa yang ingin diukur. Validitas menunjukan
sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui
tingkat validitas suatu soal yang akan di ujikan kepada siswa, maka sebelum
diberikan soal tersebut sebaiknya diuji cobakan ke dalam kelas lain untuk
mengetahui butir soal yang valid. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan di
SD Negeri Jetak 01 kelas V yang berjumlah 26 siswa. Uji validitas yang
dilakukan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Pedoman untuk menentukan
rentang indeks validitas dapat ukur dengan rentang sebagai berikut (Wardani, dkk,
2012:344).

66

Tabel 3.9
Rentang Indeks Validitas
No. Indeks

Interpretasi

1.

0,81 – 1,00

Sangat Tinggi

2.

0,61 – 0,80

Tinggi

3.

0,41 – 0,60

Cukup

4.

0,21 – 0,40

Rendah

5.

0,00 – 0,20

Sangat Rendah

Berdasarkan hasil uji validitas pada siswa dengan jumlah 26 siswa yang
telah dilakukan pada instrument soal siklus 1 terdapat 27 butir soal yang valid dari
30 butir soal instrumen yang telah diujikan. Sedangkan dari 30 butir soal
instrumen siklus 2 terdapat 25 butir soal yang valid. Berdasarkan instrumen soal
yang telah diuji maka akan menggunakan 20 soal yang telah terbukti valid pada
setiap siklus yang akan dijadikan sebagai instrument tes untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13.
3.4.3.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah mengukur instrumen terhadap ketepatan (konsisten).
Reliabilitas disebut juga keterandalan, keajegan, consistency, stability atau
dependability. Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat keajegan dan
ketepatan skor tes. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan di SD Negeri
Jetak 01 dengan mengambil responden siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa.
Koefisien reliabilitas selalu berada dalam rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas suatu tes semakin tinggi pula keajegan/ketepatannya. Sebagai
ancar-ancar koefisien reliabilitas berdasarkan nilai alfa dapat diintepretasikan

67

sebagai berikut (Wardani, dkk, 2012:346). Uji reabilitas dalam penelitian ini
menggunakan SPSS 16.0 for windows.
Tabel 3.10
Rentang Indeks Reliabilitas

No. Indeks

Interpretasi

1.

0,80 – 1,00

Tinggi reliable

2.

< 0,80 – 0,60

Reliabel

3.

< 0,60 – 0,40

Cukup reliable

4.

< 0,40 – 0,20

Agak reliable

5.

< 0,20

Kurang reliabel

Uji reabilitas soal yang telah dilakukan memperoleh hasil reliabilitas pada
siklus 1 dan siklus 2 memuaskan karena nilai alpha lebih dari 0,7. Hasil
perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11
Data Hasil Reliabilitas Siklus 1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.919

N of Items
30

68

Tabel 3.12
Data Hasil Reliabilitas Siklus 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.932

30

3.4.3.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal
pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
Untuk memperoleh soal yang baik selain dengan uji validitas dan reliabilitas yaitu
dengan penentuan proporsi dan kriteria soal yang masuk ke dalam kategori soal
mudah, soal sedang atau soal sukar.
Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran soal sebagai
berikut:
P=
Keterangan :
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar atau jumlah peserta
didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah keseluruhan peserta
didik,
B = jumlah peserta didik yang menjawab betul.
N = Jumlah seluruh peserta didik.

69

Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tabel
pembagian tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto
(2013:101) sebagai berikut:
Tabel 3.13
Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Rentang Nilai

Kriteria

0,00 – 0,32

Sukar

0,33 – 0,66

Sedang

0,67 – 1,00

Mudah

Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran instrument soal, dari 30 soal siklus
1 dan 30 soal siklus kedua hasilnya adalah sebagai berikut.
Tabel 3.14
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I dan Siklus II
Kriteria
Siklus

Sukar

1

5,9,19,2
1,25

Sedang

Mudah

Nomor Soal Valid

1,3,4,6,7,8,10, 2,7,11,12,13,1

1,2,4,5,6,7,8,9,10,

18,20,22,23,2

4,15,16,17,26,

11,12,13,14,16,17

4,28,30

27,29

,18,19,20,21,22,2
3,24,25,26,28,29,
30

2

1,9,14,1

2,3,5,6,7,8,10, 4,11,12,13,19,

1,2,3,5,6,7,8,10,1

6,18,29

15,17,21,23,2

2,13,14,15,16,18,

4,25,26,27,30

20,22,28

19,20,21,22,23,24
,25,26,27,29,30

70

3.5

Indikator Kinerja
Hasil belajar IPA adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses

belajar sehingga terdapat perubahan perilaku siswa. Indikator kerja yang
digunakan adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar IPA
meningkat apabila diatas 80% siswa memperoleh nilai diatas KKM. Standar KKM
yang digunakan adalah ≥60.

3.6

Teknik Analisis Data
Penelitian ini, peneliti menganalisis data instrumen tes dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif untuk membandingkan nilai tes kondisi
awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes siklus II dan berdasarkan jumlah siswa
yang tuntas dan belum tuntas. Data yang diolah dengan analisis deskriptif adalah
data dari nilai yang diperoleh pada nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I dan
siklus II setelah menggunakan model pembelajaran Problem Solving dipadukan
dengan metode Numbered Heads Together (NHT). Data hasil tes dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai =

x 100%