BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples Pada Siswa Kelas 5 SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Dalam kajian teori akan diuraikan tentang pembelajaran Examples non
Examples yang berisi tentang Model pembelajaran Examples non Examples,
pengertian Examples non Examples, dan sintaks Examples non Examples. Kaitan
antara pembelajaran Examples non Examples dengan hasil belajar serta kelemahan
dan kelebihan dari Examples non Examples. Selain Examples non Examples juga
akan diuraikan tentang hasil belajar, pentingnya penilaian hasil belajar, prinsip
penilaian hasil belajar, pengukuran hasil belajar dan factor yang mempengaruhi
hasil belajar dan yang terakhir akan diuraikan tentang Ilmu Pengetahuan Alam.

2.1.1 Examples non Examples
Afrisanti

Lusita

(2010)

mengemukakan


bahwa

Examples

non

Examplesadalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contohcontoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan.
Examples non Examples adalah salah satu teknik yang dapat digunakan
oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam Examples non Examples
komponen utama adalah digunakannya media gambar dalam mendukung proses
pengajaran. Model ini terdiri atas dua komponen yaitu Examples non Examples.
Examples merupakan contoh yang diberikan oleh guru melalui media gambar
yang harus dipahami oleh peserta didik, sedangkan non Examples merupakan
contoh yang tidak terdapat pada gambar, sehingga peserta didik dituntut untuk
mencari dan mengembangkan bagian yang tidak terdapat pada gambar.
Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep
yang kita pelajaribdiluar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui
definisi konsep itu sendiri. Examples non Examples adalah taktik yang dapat
digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik


ini bertujuan untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari

8

9

Examples dan non Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta
siswa untuk mengklafikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu
materi yang sedang dibahas, sedangkan non Examples memberikan gambaran
akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.

2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Examples non Examples
Pengertian Model pembelajaran Examples non Examples adalah model
pembelajaran dengan menggunakan media gambar untuk dianalisis oleh siswa dan
menghasilkan deskripsi singkat dari suatu materi pelajaran menekankan
kemampuan siswa untuk menganalisis sebuah konsep dari contoh dan non contoh
yaitu dari materi yang dibahas dan bukan contoh dari suatu materi yang akan

dibahas.
Penggunaan model pembelajaran Examples non Examplesini lebih
menekankan pada konteks analisis siswq. Biasa yang lebih dominan digunakan
dikelas tinggi, namun juga digunakan dikelas tinggi dengan menggunakn aspek
psikologis dan tingkat perkembangan siswa dikelas rendah seperti: kemampuan
berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan
berinteraksi dengan siswa lainnya. Model

pembelajaran Examples non

Examplesmenggunakan gambar dapat juga melalui OHP, Proyektor, ataupun yang
paling sederhana adalah poster. Gammbar yang kita gunakan haruslah jelas dan
kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada dibelakang dapat juga
melihat dengan jelas.

10

2.1.1.2 Keuntungan Model Pembelajaran Examples non Examples
Menurut Buehl (Depdinas, 2007:219) mengemukakan keuntungan Model
Examples non Examples, yaitu:

1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
kompleks.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (Penemuan), yang mendorong
mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman
dari Examples dan non Examples.
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karateristik
dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non examples yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu
karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian examples.

2.1.1.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Examples non Examples
a) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran Examples non
Examples dalam Afrisanti Lusita (20011:83) adalah:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Guru menempelkan gambar dipapan atau ditayangkan melalui OHP/In
Focus.
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa yang untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusinya.
6. Mulai dari dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan.

11

Kebaikan Model Examples non Examples adalah:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya
Kekurangan Model Examples non Examples adalah:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
2. Memakan waktu yang lama
b) Langkah-langkah pembelajaran Examples non Examples dalam Agus
Suprijono (2011:125) adalah sebagai berikut:
1. persiapkan gambar, diagram atau tabel sesuai materi bahan ajar dan
kompetensi
2. Sajikan gambar ditempel atau pakai OHP

3. Dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian
4. Diskusi kelompok mengenai gambar yang disajikan
5. Presentasi hasil kelompok
6. Bimbingan kesimpulan
7. Evaluasi
8. Refleksi
Berdasarkan langkah-langkah model Examples non Examples dalam
pembelajaran yang dijelaskan oleh kedua ahli secara keseluruhan belum
dikelompokan tentang kegiatan pada tahap persiapan, pada tahap pelaksanaan
dimana tahap pelaksanaan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhir. Untuk tahap persiapan sudah jelas dari kedua pendapat bahwa pada tahap
ini merupakan pemilihan alat peraga yang akan digunakan yang sesuai dengan
materi dan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada tahap pelaksanaan
meliputi keterampilan siswa dalam menganalisa sebuah konsep dengan
menggunakan

media

gambar.


Langkah-langkah

pembelajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran Examples non Examples dengan struktur dan
terencana yaitu sebagai berikut:

12

Tahap persiapan, meliputi:
a. Memilih SK, KD dan Indikator sesuai dengan kurikulum yang
digunakan
b. Menentukan tujuan pembelajaran, menyiapkan materi, menyiapkan
instrument dalam format RPP
c. Mempersiapkan alat peraga sesuai materi pembelajaran
Tahap pelaksanaan, meliputi:
a. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam, berdoa, dan mengabsen siswa

2. Pengkondisian kelas dan memberikan apersepsi dan motivasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4. Guru

mempersiapkan

gambar-gambar

sesuai

dengan

tujuan

pembelajaran
5. Guru membagikan gambar kepada masing-masing kelompok
b. Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari
2. Guru memberikan gambar-gambar kepada kelompok untuk dianalisi
3. Guru meminta siswa berdiskusi

4. Guru meminta perwakilan kelompok untuk maju kedepan membacakan
hasil diskusi didepan kelas
5. Guru membimbing siswa dalam penyimpulan dari hasil kegiatan diskusi
yang telah dilakukan
6. Mulai dari computer/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil pembelajaran yang
telah dilakukan
2. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran
3. Siswa mengerjakan evaluasi
4. Guru menutup pembelajaran

13

2.1.2

Hasil Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil adalah sesuatu yang diadakan,


diciptakan, dibuat, dan dijadikan dengan usaha pikiran. Hasil belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan hasil tes atau angka yang diberikan oleh
guru. Winkel (2004:34) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap
atau tingkah laku anak melalui proses belajar. Suprijono (2009:5) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar siswa menurut Sudjana
(2011:3) pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku, tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Horward Kingsley dalam Sudjana (2011:22) membagi tiga macam hasil
belajar yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan
cita-cita. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono (2009:5) hasil belajar dapat
berupa: (a) Infomasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik
terhadap ransangan


spesifik. (b) Keterampilan Intelektual yakni kemampuan

mempresentasikan konsep dan lambing. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas kognitif yang bersifat khas. (c) Strategi kognitif
yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah. (d) Keterampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani. (e)

Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

14

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan
menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli maka
intinya adalah perubahan. Oleh karena itu seseorang yang melakukan aktivitas
belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh
pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Slameto (2003:54) menyatakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar digolongkan menjadi dua. Dua factor tersebut akan dijelaskan dengan
penjelasan sebagai berikut:
a) Faktor-faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor intern ini
terbagi menjadi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan
faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmaniah
Pertama adalah faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik
segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan
seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Kedua adalah cacat
tubuh yaitu sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh.
2. Faktor Psikologis
Sekurangnya ada tujuh yang tergolong ke dalam factor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktoritu adalah: (a) Intelegensi yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, menggunakan konsep-konseop yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat. (b) Perhatian yaitu keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan
objek. (c) Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan

15

mengenang beberapa kegiatan. (d) Bakat yaitu kemampuan untuk belajar. (e)
Motif harus diperhatikan agar dapat belajar dengan baik harus memiliki motif
atau dorongan untuk berfikir dan memusatkan perhatian saat belajar. (f)
Kematangan adalah suatu tingkat pertumbuhan seseorang. (g) Kesiapan adalah
kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
3. Faktor Kelelahan
Kelelahan seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu: kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat praktis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
timbul untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan, sehingga minat untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b) Faktor-faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat yaitu dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga.
2. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, ralasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah. Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar
memberi pengaruh pada hasil belajar siswa. Sekolah harus menciptakan suasana
yang kondusif bagi pelajaran, hubungan dan komunikasi perorang disekolah
berjalan baik, kurikulum yang sesuai, kedisplinan sekolah, gedung yang nyaman,
metode pembelajaran aktif-interaktif, pemberian tugas rumah dan sarana
penunjang cukup memadai seperti perpustakaan sekolah dan sarana yang lainnya.

16

3. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Pengaruh ini karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa ini meliputi: (a) Kegiatan siswa
dalam masyarakat yaitu misalnya siswa ikut dalam organisasi masyarakat,
kegiatan-kegiatan social, keagamaan dan lain-lain, belajar akan terganggu, lebihlebih jika jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya. (b) Multi media
misalnya: TV, Radio, Bioskop, Surat kabar, Buku-buku, Komik dan lain-lain. (c)
Teman bergaul, (d) Bentuk kehidupan masyarakat.
Dari uraian yang dikemukakan oleh Slameto, maka salah satu factor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar adalah faktor ekstern yaitu faktor yang berasal
dari sekolah diantaranya adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dikelas.

2.1.2.2 Pentingnya Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar penting dilakukan, karena penilaian hasil belajar
menurut Sudjana (2011:3) berfungsi sebagai: (a) Alat untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran. (b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar
mengajar. (c) Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada
para orang tuanya. Sejalan dengan fungsi penelitian diatas maka tujuan dari
penilaian hasil belajar adalah untuk:
a) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskrisian kecakapan tersebut dapat
diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
b) Mengetahui

keberhasilan

proses

pendidikan

dan

pembelajaran

disekolah,dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan
yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa
kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

17

c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta
strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang
dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa
semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program pembelajaran yang
diberikan kepadanya atau oleh kesalahan strategi dalam melaksanakan
program tersebut.
d) Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi
pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa.

2.1.2.3 Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Selain tujuan dan fungsi penilaian, guru juga harus memahami prinsip-prinsip
penilaian. Prinsip penilaian yang dimaksud menurut Sudjana (2011:8) antara lain
adalah sebagai berikut:
a) Penilaian hasil belajar hendaknya dirancang dengan jelas abilitas yang harus
dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
b) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral dari proses
pembelajaran. Artinya penilaian senantiasa dilaksanakan pada setiap saat
proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berkesinambungan.
c) Penilaian harus dilaksanakan secara komprehensif, artinya kemampuan yang
diukurnya meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam aspek
kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi secara seimbang.
d) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak lanjutnya. Data hasil
penilaian sangat bermanfaat bagi guru sebagai bahan untuk menyempurnakan
program pembelajaran, memperbaiki kelemahan-kelemahan pembelajaran,
dan kegiatan bimbingan belajar pada siswa yang memerlukannya.

18

2.1.2.4 Pengukuran Hasil Belajar
Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam menurut
Sudjana (2011:5) yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian
diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan. Dalam penilaian ini
penilaian yang dilakukan adalah penilaian formatif yaitu penilaian yang
dilaksanakan pada akhir program belajar-mengajar untuk melihat tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar. Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar
dapat dibedakan menjadi tes dan bukan tes (nontes). Tes ini ada yang diberikan
secara lisan (menuntut jawaban secara lisan) ada tes tulisan (menuntut jawaban
secara tulisan), dan ada tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk
perbuatan). Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang
dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan bukan tes sebagai alat penilaian
mencakup observasi, kuesioner, wawancara, skala, dan lain-lain.

2.1.3

Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Samatowa (2010:1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tau sains

dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences,
yang

termasuk

physical

sciences

adalah

ilmu-ilmu

astronomi,

kimia,

geologi,mineralogy, meteorology, dan fisika sedangkan life sciences meliputi
biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, dan seterusnya). Ilmu pengetahuan alam
merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural sciences,
artinya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan alam atau bersangkut
paut dengan alam. Sciences artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) atau sciences dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa yang di ala mini.
Srini M. Iskandar (1997:2) dalam bukunya berpendapat, kata-kata “ Ilmu
Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “ Nature
Science” secara singkat disebut “ Sciences”. Natural artinya alamiah,
berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sciences itu secara

19

harfiah dapat disebut sebagai Ilmu tentang ala mini, ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehinga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi eserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yng mempelajari
tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA merupakan
pemgetahuan yang ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah.
Sedangkan IPA menurut Fisher dalam Widyastyanto (2012:1) dalah salah satu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang di dalamnya secara
umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Depdiknas (2006:13) menyatakan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam berfungsi untuk: (1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan
perangkai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam

kaitannya dengan

pemanfaatan melalui lingkungan sehari-hari. (2) Mengembangkan keterampilan
proses. (3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. (4) Mengembangkan kesadaran tentang
adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna
dalam rangka kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya
ketingkat pendidikan yang lebih tinggi.

20

Menurut Depdiknas (2006:13) mata pelajaran IPA/SDMI bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI menurut Depdiknas (2006:14) secara
garis besar terinci menjadi empat kelompok yaitu:
1. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan
gas.
3. Energy dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya.

21

2.1.3.1 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut Markhrus, dkk (2008:5) mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh kemampuan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan

kesadaran

untuk

menghargai

alam

dan

segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di sekolah dasar yang
diajarkan dari kelas I sampai kelas VI. Mata pelajaran IPA bersifat pengetahuan,
melalui pengamatan keterampilan mengenai berbagai jenis perangai lingkungan
alam serta lingkungan buatan. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis yang di dalam
penggunaannya secara umum terlintas pada gejala-gejala alam.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengamanatkan bahwa mata
pelajaran IPA di SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilaku kreatif, kritis, dan mandiri. Dengan demikian pendidikan IPA di
sekolah dasar harusmerupakan proses penguasaan konsep dan manfaat sains

22

dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain IPA juga merupakan bekal dasar harus
merupakan bekal dasar untuk melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar merupakan fondasi bagi
pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, proses awal ini harus benar-benar kuat.

2.1.3.2 Fungsi Pembelajaran IPA di SD
Fungsi pengajaran IPA di sekolah dasar adalah sebagai berikut (Tn, 2001:3).
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan
alam dan lingkungan buatan dalam kaitanya dengam pemanfaatannya bagi
kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan proses.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi, dengan keadaan
lingkungan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan keterampilan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari, maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi.
Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu
kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan
penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan
masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam kurikulum
KTSP relative sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasib Kompetensi
(KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terinci lingkup materi yang terdapat
dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu
manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
(2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: Cair, padat, dan gas.

23

(3) Energi dan perubahannya meliputi: Gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya, dan pesawat sederhana. (4) Bumi dan alam semesta meliputi: Tanah,
bumi, tata surya, benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksnaan
pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah
diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.
2.1.3.3 Hasil Belajar IPA
Iskandar (2001:12) , Menarik kesimpulan bahwa hasil belajar IPA berupa
fakta-fakta, hokum-hukum, prinsip-prinsip klasifikasi dan struktur. Hasil belajar
IPA penting bagi kemajuan hidup manusia, cara kerja memperoleh itu disebut
proses IPA, dalam proses IPA terkandung cara kerja, sikap dan cara berpikir.
Beberapa pendapat menggambarkan bahwa hasil belajar IPA merupakan
proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang merupakan hasil dari aktivitas belajar yang ditunjukan dalam bentuk angkaangka seperti yang dapat dilihat dari nilai rapot. Hasil belajar juga diartikan
sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran sesuai dengan program pendidikan yang diterapakn.

1) Pembelajaran IPA
Suyitno (2004:2) Menyimpulkan pembelajaran adalah upaya menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa. Pengajaran IPA dikembangkan berdasarkan persoalan
atau tema untuk dapat dikaji dari aspek kemampuan siswa yang mencakup aspek
mengkomunikasikan konsep secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar,
dan pengembangan kesadaran dalam konteks ekonomi dan social.
Menurut Iskandar (2001:2-3) Hakikat pembelajaran IPA terdiri dari:

24

a. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Produk
IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan
teori-teori IPA. Fakta dalam IPA adalah pertanyaan benda-benda yang benarbenar ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.
Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep
dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.

b. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Proses
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan yang dilakukan oleh para
ilmuwan diantaranya adalah:
a) Mengamati
b) Mengukur
c) Menarik kesimpulan
d) Mengendalikan variabel
e) Membuat Grafik dan Tabel Data
f) Membuat Defini Operasional
g) Melakukan Eksperimen

c. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Sikap
IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dalam memecahkan masalah seorang ilmuan
sering berusaha mengambil sikap tertentu yang memungkinkan usaha mencapai
hasil yang diharapkan. Beberapa ciri sikap ilmiah yaitu:
a) Objektif terhadap fakta
b) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
c) Bersifat hati-hati

25

d) Berhati terbuka
e) Tidak mencampuradukan fakta dengan pendapat
f) Ingin menyelidiki

Pembelajaran IPA

dapat didefinisikan yaitu sebagai ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Mata pelajaran IPA
merupakan ilmu yang nyata yang setiap harinya berkaitan dengan kehidupan
manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan memahami konsep
pembelajaran jika guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran yang bisa membuat anak merasa tertarik yaitu dengan
menerapkan Model Pembelajaran Examples non Examples dengan materi proses
pembentukan tanah karena pelapukan pada siswa kelas 5 SDN Kutowinangun 05
Salatiga.
2) Tujuan Pembelajaran IPA
Berdasarkan PERMEN No. 22 Tahun 2006, Mata pelajaran IPA di SD/MI
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan

kesadaran

untuk

menghargai

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

alam

dan

segala

26

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Tujuan yang tertuang dalam PERMEN NO. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi dirumuskan

untuk mencapai kompetensi Lulusan yang memiliki

kemampuan sebagai berikut:
1) Dapat melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan
hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.
2) Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan dan
tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya dan interaksi antara mahluk
hidup dengan lingkungannya.
3) Memahami bagian-bagian tubuh manusia, hewan dan tumbuhan serta
fungsinya dan perubahan pada mahluk hidup.
4) Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunannya,
perubahan wujud benda dan kegunaannya.
5) Memahami berbagai bentuk energy, perubahan dan kemanfaatannya.
6) Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan perubahan
permukaan bumi dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan manusia.

2.2

Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Adi Kusuma, Sofyan, 2011; dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Model
Examples non Examplesterhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SDN Blotongan
03 kecamatan Sidorejokota Salatiga semester II Tahun pelajaran 2010/2011”.
Program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen yaitu
79,75 lebih tinggi dibandingkan

dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa

kelompok control yaitu 67.63. dari hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh
nilai sig. 0,000 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPS

27

siswa kelas III SD Negeri Blotongan 03 dengan menggunakan Model Examples
non Examples dengan hasil belajar IPS siswa kelas III SD Negeri Blotongan
dengan model ceramah, maka treatment yang diberikan dapat berpengaruh
signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, penggunaan alat
metode Examples non Examples pada dasarnya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa secara berkah. Hal itu menunjukan adanya perubahan pada hasil belajar
siswa dengan ketuntasan belajar siswa yang menyajikan materi pembelajaran guru
dengan menggunakan model Examples non Examples. Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelum peneliti muncul suatu pertanyaan apakah penggunaan alat
peraga pada pembelajaran itu menunjukan perubahan yang signifikan karena yang
dilakukan pada penelitian sebelumnya adalah dilakukannya pembelajaran secara
bertahap (bersiklus) sampai benar-benar meningkat, oleh karena itu peneliti akan
melakukan penelitian eksperiment dan pengujian apakah terdapat pengaruh yang
signifikan pada hasil belajar siswa dengan menggunakan model Examples non
Examples dalam penelitian ekperimen.

2.3

Kerangka Berpikir
Pada proses belajar mengajar IPA di SDN Kutowinangun 05 pada

umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional ( ceramah )
dimana guru hanya menyampaikan materi tanda adanya keterlibatan atau unjuk
kerja siswa dari siswa kemudian memberikan soal kepada siswa. Pembelajaran
seperti mengakibatkan siswa pasif, bosan, jenuh dan terlebih siswa jarang
memperhatikan guru tetapi malah bercanda dengan teman sebangkunya, tidak
dapat dipungkiri hasil belajar siswapun rendah dan belum mencapai KKM. Dalam
upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar diperlukan model dengan
menggunakan model pembelajaran Examples non Examples, model ini dapat
memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain
secara berkelompok sehingga siswa lebih aktif, tidak merasa bosan, serta lebih
focus untuk mengikuti pembelajaran. Melalui model pembelajaran Examples non

28

Examples siswa dapat bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok
sehingga siswa lebih aktif, tidak merasa bosan serta lebih focus untuk mengikuti
pembelajaran. Memiliki model pembelajaran Examples non Examples siswa dapat
bekerjasama dengan siswa lain secara berkelompok untuk mengerjakan tugas
yang diberikan guru setelah itu siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di
depan kelas dan siswa akan manangkap pembelajaran dengan lebih mudah. Jika
model pembelajaran Examples non Examples ini diterapkan dan berhasil maka
hasil belajar siswapun akan mengalami peningkatan.
Meskipun dengan menggunakan mosel pembelajaran Examples non
Examples sudah dapat meningkatkan

hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN

Kutowinangun 05 masih perlu adanya pemantapan yang harus dilakukan. Untuk
memantapkannya yaitu dengan memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), alat peraga, serta melengkapi materi dan menyempurnakan proses
pembelajaran dikelas untuk mendapatkan peningkatan yang lebih baik lagi.

2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran
Examples non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5
SDN Kutowinangun 05 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45