BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik untuk Pembelajaran Tematik Integratif Siswa Kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum menjadi satu faktor penentu keberhasilan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan yang baik tentunya juga didukung dengan keberhasilan dari
kurikulum itu sendiri. Namun, kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah
dan berkembang sesuai zamannya. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan
kurikulum, salah satunya adalah sosialisasi. Keberhasilan suatu kurikulum yang
merupakan proses panjang, mulai dari berbagai macam gagasan dan konsep ideal
tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga
kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum dan
penilaian pembelajaran (Anita Lie, 2012) oleh sebab itulah diperlukan sosialisasi
kepada berbagai pihak khususnya sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik
pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun bagi
peserta didik.
Berdasarkan (Kemendikbud, 2013) sedikitnya ada dua faktor besar dalam
keberhasilan kurikulum 2013. Pertama, penentu, yaitu kesesuaian kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor
pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai bahan ajar
dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii)
penguatan peran pemerintah dan pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan
manajemen dan budaya sekolah. Namun, dengan diterapkannya kurikulum 2013
yang terhitung cepat, banyak perubahan, kekurangan dan kelemahan didalamnya,
seperti kurang siapnya guru, siswa, buku ajar, serta media atau bahan ajar.
Daryanto (2012: 168-169) juga mengemukakan perbedaan lain antara kurikulum
KTSP dengan kurikulum 2013, mulai dari tata kelola pelaksanaan kurikulum
seperti RPP, silabus, penyediaan buku, beban/jam belajar siswa yang bertambah,
hingga modifikasi dan pengembangan materi ajar. Terdapat pula perubahan mata
pelajaran yang semula setiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang
berbeda, sedangkan dalam kurikulum 2013 semua mata pelajaran diajarkan
1
2
dengan pendekatan yang sama (pendekatan saintifik) melalui kegiatan
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
membentuk
jejaring
(mengkomunikasikan).
Selain itu juga ada perubahan mata pelajaran tematik (belum terintegratif)
dan atau setiap mata pelajaran terpisah atau berdiri sendiri-sendiri (IPA, Bahasa
Indonesia, IPS, dll) menjadi tematik terintegratif yaitu semua mata pelajaran
dilebur/dientegrasikan dalam satu tema (tema keluargaku). Namun, adanya
perbedaan-perbedan dalam penetapan kurikulum 2013 ini memberikan dampak
atau imbas kepada berbagai pihak khususnya sekolah sebagai pelaksana
pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru,
maupun bagi peserta didik.
Melihat kondisi yang terkesan terburu-buru dalam menerapkan kurikulum
2013 membuat guru menjadi kurang siap baik dalam segi pengajaran, materi, dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Buku panduan bagi guru maupun bagi siswa kurang dilengkapi dengan
penggunaan media atau bahan ajar yang baik dan sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut diharapkan
guru yang profesional mampu mengembangkan dan memanfaatkan media
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, tidak hanya asal
mengambil materi dari internet. Kemajuan teknologi yang menghampiri dunia
pendidikan khususnya dalam hal pemanfaatan komputer dan internet sebagai
media dan sumber belajar harus disikapi secara cepat oleh seorang pengajar atau
guru sehingga kemajuan teknologi bisa termanfaat dengan baik untuk membantu
proses pembelajaran di kelas.
Seorang pengajar harus mampu mengkolaborasikan kemampuan merancang
dan mengajar (padagogik), penguasaan konten (materi) dengan teknologi
sehingga tercipta pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang mampu
melayani siswa di era digital saat ini. Seiring dengan perkembangan teknologi,
diperlukan pula kemampuan khusus yaitu pemanfaatan teknologi oleh guru
(pengajar) dalam proses pembelajaran (technological).
3
Berkembangan Iptek yang begitu pesat, proses pembelajaran diperkaya
dengan sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead
tranparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, dan web. Guru yang profesional
dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media
pembelajaran
yang
beragam
tersebut
sesuai
dengan
karakteristik
dan
perkembangan berpikir siswa. Piaget dalam Anita Woolfolk (2009: 49-50)
perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar (7-11 tahun) berada pada periode
operasional konkrit. Jerome Bruner dalam Daryanto (2012: 13) proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar gambaran atau film
(iconic representation of experiment), kemudian belajar dengan simbol, yaitu
mengunakan kata-kata (symbolic representation) dan belajar menggunakan indera
ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi siswa yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Namun terkadang, kondisi dilapangan
tidak sesuai dengan apa yang sudah dirancang dan diharapkan sebelumnya. Ada
beberapa faktor atau kendala yang menjadi permasalahan guru dalam pemilihan
media seperti bagaimana memilih media yang paling praktis, sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik,dan sejauh mana pencapaian kompetensi peserta
didik serta biaya yang dikeluarkan (Ronald H Andeerson, 1987: 2).
Kendala lainnya adalah pemilihan strategi yang kurang tepat. Guru harus
pandai memilih dan mengatur strategi untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Salah satu cara untuk
menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan interaktif adalah
dengan pemanfaatan multimedia pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan
teknologi multimedia yang interaktif ini diharapkan mampu meningkatkan mutu
pengajaran dan pembelajaran di kelas. Multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya (Daryanto, 2012: 53).
Saat ini pengembangan dan penggunaan program presentasi multimedia
telah berkembang pesat. Banyak jenis perangkat lunak (software) yang dapat
digunakan untuk membuat media presenasi. Selain itu, banyak pula jenis software
4
aplikasi yang harus membeli (tidak gratis), misalnya Program Visual Basic,
Macromedia Flash, Director, Authoware, dan masih banyak lagi. Diantara sekian
banyak jenis software tersebut, salah satunya yang biasa digunakan di kalangan
pendidik (khususnya guru) adalah microsoft powerpoint yang dikeluarkan oleh
perusahaan software microsoft. Program microsoft powerpoint digunakan untuk
membuat media presentasi. Program ini cukup populer karena sebagian besar
komputer yang ada di sekolah sudah diinstall dengan program tersebut. Program
aplikasi ini juga mudah dioperasikan dan bisa ditambahkan video, audio, film,
gambar di dalamnya, dan terdapat pula custom animation yang bisa membuat
objek/gambar/teks lebih hidup, bergerak dan menarik.
Pemanfaatan program aplikasi powerpoint sebagai media pembelajaran
belum maksimal, suasana belajar, dan penyampaian materi banyak terpaku pada
buku dan terkesan monoton atau kurang menarik perhatian siswa. Guru jarang
sekali memanfaatkan atau membuat sendiri materi presentasi dengan bantuan
powerpoint. Terkadang guru hanya mengunduh materi slide powerpoint yang
mudah didapatkan di internet. Banyaknya materi dengan powerpoint di internet
yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa belum dilengkapi dengan soal-soal
latihan atau permainan (game) interaktif yang memudahkan siswa lebih tertarik
untuk belajarserta mampu mengerti dan menyerap pengetahuan dengan maksimal.
Melihat adanya beberapa permasalahan diatas, perlu adanya pengembangan
media pembelajaran demi menunjang proses keberhasilan kurikulum 2013.
Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran interaktif, menjadi
tantangan tersendiri bagi penulis untuk mengembangkan media pembelajaran
yang mampu menyajikan materi dan dilengkapi dengan evaluasi atau soal-soal
latihan dengan bantuan microsoft powerpoint yang efektif diterapkan pada siswa
Sekolah Dasar.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat
beberapa permasalahan, yaitu :
1.
Penerapan kurikulum 2013 masih terdapat beberapa kekurangan.
2.
Kurangnya pemanfaatan media untuk mendukung proses pembelajaran
tematik integratif.
3.
Tuntutan guru untuk dapat menggunakaan dan mengembangkan media
pembelajaran yang interaktif dan inovatif.
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah yang dicantumkan di atas, tentu diperlukan batasan masalah
yang akan dikerjakan dan dicari solusinya yaitu perlu adanya pengembangan
media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan saintifik untuk
pembelajaran tematik integratif siswa kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten
Semarang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini
dikemukakan perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif
melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang?
2. Apakah media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan
saintifik untuk pembelajaran tematik integratif dapat diterapkan pada siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif
melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
2. Mengetahui media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan
saintifik untuk pembelajaran tematik integratif dapat diterapkan pada siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang
diharapkan yaitu :
1.6.1. Manfaat Teoritis
Manfaat
teoritis
penelitian
ini
adalah
memberikan
contoh
dari
pengembangan media yang didasarkan pada pendekatan saintifik untuk
pembelajaran
tematik
integratif
dengan
cara
mengembangkan
media
pembelajaran powerpoint interaktif.
1.6.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa yang diteliti yaitu siswa kelas 2 di SDN Bergas Kidul
03, Kabupaten Semarang, siswa mendapatkan pengalaman dengan
didampingi media pembelajaran powerpoint interaktif selama proses
penelitian berlangsung dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran
tematik integratif.
b. Bagi Guru
Manfaat bagi guru yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pengembangan media sebagai suplemen dalam pembelajaran
tematik integratif, serta dapat digunakan sebagai contoh dalam
pembelajaran tematik integratif selanjutnya.
7
c. Bagi Sekolah
Manfaat bagi sekolah adalah memperoleh produk berupa media
pembelajaran powerpoint interaktif yang berbentuk CD yang dibuat oleh
peneliti untuk meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak baik
dalam efektivitas pembelajaran.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kurikulum menjadi satu faktor penentu keberhasilan pendidikan di
Indonesia. Pendidikan yang baik tentunya juga didukung dengan keberhasilan dari
kurikulum itu sendiri. Namun, kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah
dan berkembang sesuai zamannya. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan
kurikulum, salah satunya adalah sosialisasi. Keberhasilan suatu kurikulum yang
merupakan proses panjang, mulai dari berbagai macam gagasan dan konsep ideal
tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga
kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum dan
penilaian pembelajaran (Anita Lie, 2012) oleh sebab itulah diperlukan sosialisasi
kepada berbagai pihak khususnya sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik
pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru, maupun bagi
peserta didik.
Berdasarkan (Kemendikbud, 2013) sedikitnya ada dua faktor besar dalam
keberhasilan kurikulum 2013. Pertama, penentu, yaitu kesesuaian kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor
pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai bahan ajar
dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pembentuk kurikulum; (ii)
penguatan peran pemerintah dan pembinaan dan pengawasan; dan (iii) penguatan
manajemen dan budaya sekolah. Namun, dengan diterapkannya kurikulum 2013
yang terhitung cepat, banyak perubahan, kekurangan dan kelemahan didalamnya,
seperti kurang siapnya guru, siswa, buku ajar, serta media atau bahan ajar.
Daryanto (2012: 168-169) juga mengemukakan perbedaan lain antara kurikulum
KTSP dengan kurikulum 2013, mulai dari tata kelola pelaksanaan kurikulum
seperti RPP, silabus, penyediaan buku, beban/jam belajar siswa yang bertambah,
hingga modifikasi dan pengembangan materi ajar. Terdapat pula perubahan mata
pelajaran yang semula setiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang
berbeda, sedangkan dalam kurikulum 2013 semua mata pelajaran diajarkan
1
2
dengan pendekatan yang sama (pendekatan saintifik) melalui kegiatan
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
membentuk
jejaring
(mengkomunikasikan).
Selain itu juga ada perubahan mata pelajaran tematik (belum terintegratif)
dan atau setiap mata pelajaran terpisah atau berdiri sendiri-sendiri (IPA, Bahasa
Indonesia, IPS, dll) menjadi tematik terintegratif yaitu semua mata pelajaran
dilebur/dientegrasikan dalam satu tema (tema keluargaku). Namun, adanya
perbedaan-perbedan dalam penetapan kurikulum 2013 ini memberikan dampak
atau imbas kepada berbagai pihak khususnya sekolah sebagai pelaksana
pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan nonguru,
maupun bagi peserta didik.
Melihat kondisi yang terkesan terburu-buru dalam menerapkan kurikulum
2013 membuat guru menjadi kurang siap baik dalam segi pengajaran, materi, dan
media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Buku panduan bagi guru maupun bagi siswa kurang dilengkapi dengan
penggunaan media atau bahan ajar yang baik dan sesuai dengan materi dan
karakteristik siswa. Dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut diharapkan
guru yang profesional mampu mengembangkan dan memanfaatkan media
pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa, tidak hanya asal
mengambil materi dari internet. Kemajuan teknologi yang menghampiri dunia
pendidikan khususnya dalam hal pemanfaatan komputer dan internet sebagai
media dan sumber belajar harus disikapi secara cepat oleh seorang pengajar atau
guru sehingga kemajuan teknologi bisa termanfaat dengan baik untuk membantu
proses pembelajaran di kelas.
Seorang pengajar harus mampu mengkolaborasikan kemampuan merancang
dan mengajar (padagogik), penguasaan konten (materi) dengan teknologi
sehingga tercipta pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang mampu
melayani siswa di era digital saat ini. Seiring dengan perkembangan teknologi,
diperlukan pula kemampuan khusus yaitu pemanfaatan teknologi oleh guru
(pengajar) dalam proses pembelajaran (technological).
3
Berkembangan Iptek yang begitu pesat, proses pembelajaran diperkaya
dengan sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead
tranparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, dan web. Guru yang profesional
dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media
pembelajaran
yang
beragam
tersebut
sesuai
dengan
karakteristik
dan
perkembangan berpikir siswa. Piaget dalam Anita Woolfolk (2009: 49-50)
perkembangan kognitif anak usia Sekolah Dasar (7-11 tahun) berada pada periode
operasional konkrit. Jerome Bruner dalam Daryanto (2012: 13) proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar gambaran atau film
(iconic representation of experiment), kemudian belajar dengan simbol, yaitu
mengunakan kata-kata (symbolic representation) dan belajar menggunakan indera
ganda (pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi siswa yang
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Namun terkadang, kondisi dilapangan
tidak sesuai dengan apa yang sudah dirancang dan diharapkan sebelumnya. Ada
beberapa faktor atau kendala yang menjadi permasalahan guru dalam pemilihan
media seperti bagaimana memilih media yang paling praktis, sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik,dan sejauh mana pencapaian kompetensi peserta
didik serta biaya yang dikeluarkan (Ronald H Andeerson, 1987: 2).
Kendala lainnya adalah pemilihan strategi yang kurang tepat. Guru harus
pandai memilih dan mengatur strategi untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar siswa tidak mudah bosan dalam belajar. Salah satu cara untuk
menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan dan interaktif adalah
dengan pemanfaatan multimedia pembelajaran yang interaktif. Pemanfaatan
teknologi multimedia yang interaktif ini diharapkan mampu meningkatkan mutu
pengajaran dan pembelajaran di kelas. Multimedia interaktif adalah suatu
multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh
pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya (Daryanto, 2012: 53).
Saat ini pengembangan dan penggunaan program presentasi multimedia
telah berkembang pesat. Banyak jenis perangkat lunak (software) yang dapat
digunakan untuk membuat media presenasi. Selain itu, banyak pula jenis software
4
aplikasi yang harus membeli (tidak gratis), misalnya Program Visual Basic,
Macromedia Flash, Director, Authoware, dan masih banyak lagi. Diantara sekian
banyak jenis software tersebut, salah satunya yang biasa digunakan di kalangan
pendidik (khususnya guru) adalah microsoft powerpoint yang dikeluarkan oleh
perusahaan software microsoft. Program microsoft powerpoint digunakan untuk
membuat media presentasi. Program ini cukup populer karena sebagian besar
komputer yang ada di sekolah sudah diinstall dengan program tersebut. Program
aplikasi ini juga mudah dioperasikan dan bisa ditambahkan video, audio, film,
gambar di dalamnya, dan terdapat pula custom animation yang bisa membuat
objek/gambar/teks lebih hidup, bergerak dan menarik.
Pemanfaatan program aplikasi powerpoint sebagai media pembelajaran
belum maksimal, suasana belajar, dan penyampaian materi banyak terpaku pada
buku dan terkesan monoton atau kurang menarik perhatian siswa. Guru jarang
sekali memanfaatkan atau membuat sendiri materi presentasi dengan bantuan
powerpoint. Terkadang guru hanya mengunduh materi slide powerpoint yang
mudah didapatkan di internet. Banyaknya materi dengan powerpoint di internet
yang kurang sesuai dengan karakteristik siswa belum dilengkapi dengan soal-soal
latihan atau permainan (game) interaktif yang memudahkan siswa lebih tertarik
untuk belajarserta mampu mengerti dan menyerap pengetahuan dengan maksimal.
Melihat adanya beberapa permasalahan diatas, perlu adanya pengembangan
media pembelajaran demi menunjang proses keberhasilan kurikulum 2013.
Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran interaktif, menjadi
tantangan tersendiri bagi penulis untuk mengembangkan media pembelajaran
yang mampu menyajikan materi dan dilengkapi dengan evaluasi atau soal-soal
latihan dengan bantuan microsoft powerpoint yang efektif diterapkan pada siswa
Sekolah Dasar.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat
beberapa permasalahan, yaitu :
1.
Penerapan kurikulum 2013 masih terdapat beberapa kekurangan.
2.
Kurangnya pemanfaatan media untuk mendukung proses pembelajaran
tematik integratif.
3.
Tuntutan guru untuk dapat menggunakaan dan mengembangkan media
pembelajaran yang interaktif dan inovatif.
1.3 Batasan Masalah
Dari masalah yang dicantumkan di atas, tentu diperlukan batasan masalah
yang akan dikerjakan dan dicari solusinya yaitu perlu adanya pengembangan
media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan saintifik untuk
pembelajaran tematik integratif siswa kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten
Semarang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini
dikemukakan perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif
melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang?
2. Apakah media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan
saintifik untuk pembelajaran tematik integratif dapat diterapkan pada siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang?
6
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui cara mengembangkan media pembelajaran powerpoint interaktif
melalui pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik integratif siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
2. Mengetahui media pembelajaran powerpoint interaktif melalui pendekatan
saintifik untuk pembelajaran tematik integratif dapat diterapkan pada siswa
kelas 2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, adapun manfaat yang
diharapkan yaitu :
1.6.1. Manfaat Teoritis
Manfaat
teoritis
penelitian
ini
adalah
memberikan
contoh
dari
pengembangan media yang didasarkan pada pendekatan saintifik untuk
pembelajaran
tematik
integratif
dengan
cara
mengembangkan
media
pembelajaran powerpoint interaktif.
1.6.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Manfaat bagi siswa yang diteliti yaitu siswa kelas 2 di SDN Bergas Kidul
03, Kabupaten Semarang, siswa mendapatkan pengalaman dengan
didampingi media pembelajaran powerpoint interaktif selama proses
penelitian berlangsung dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran
tematik integratif.
b. Bagi Guru
Manfaat bagi guru yaitu dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pengembangan media sebagai suplemen dalam pembelajaran
tematik integratif, serta dapat digunakan sebagai contoh dalam
pembelajaran tematik integratif selanjutnya.
7
c. Bagi Sekolah
Manfaat bagi sekolah adalah memperoleh produk berupa media
pembelajaran powerpoint interaktif yang berbentuk CD yang dibuat oleh
peneliti untuk meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak baik
dalam efektivitas pembelajaran.