PRA RK3K Dan CAHAYA KENCANA

PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONTRAK
Perum Sekardangan Indah Blok B-58 Sidoarjo

1

(PRA-RK3K)

KEBIJAKAN K3
Yang bertanda tangan dibawah ini Ir. TOTOK BUDIARTO sebagai Direktur CV. CAHAYA KENCANA bertindak
untuk dan atas nama CV. CAHAYA KENCANA, dengan sebenarnya menyatakan/berkomitmen untuk menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam melaksanakan seluruh kegiatan konstruksi paket
pekerjaan Rehab. SDN Wonocolo 1 - Taman yang dilaksanakan oleh Pokja.139 ULP Kab. Sidoarjo di Jl. Gubernur
Suryo No. 1 Sidoarjo tahun anggaran 2014.
PERENCANAAN

2

1) Pencegahan merupakan cara yang paling efektif
Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan

yang tidak aman, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi
sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:
1. sembrono dan tidak hati – hati
2. tidak mematuhi peraturan
3. tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4. tidak memakai alat pelindung diri
5. kondisi badan yang lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana
alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan
perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari
terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.
2) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya

N
o

Jenis/Type
Pekerjaan

Identifikasi Jenis

Bahaya & Risiko K3

Pengendalian Risiko
K3

1

PEKERJAAN PERSIAPAN
- Pengukuran
dan
Pasang
Bouplank
- Pembongkaran
- Pembersihan Lokasi

Jenis Bahaya & Risiko:
- Terjatuh dari ketinggian -> luka
ringan/berat berakibat fatal
- Terkena perlatan kerja seperti sabit,
cangkul dll. -> luka berat

- Terkena bahan Bongkaran -> luka
berat

2

PEKERJAAN TANAH
- Galian Tanah
- Urugan Tanah

Jenis Bahaya & Risiko:
- Alat berat terguling tergencet alat
berat -> luka berat

Pengendalian Risiko K3 :
- Memakai pakaian kerja yang tertutup rapat,
tapi tidak menganggu kenyamanan kerja
- Memestikan semua alat keselamatan kerja
dikenankan dengan benar.
- Memakai sepatu kerja lapangan saat
melaksanakan pekerjaan

- Untuk seluruh resiko menyediakan kotak
P3K untuk pertolongan pertama.
- Melakukan pemakaian APD dengan baik
dan benar.
Pengendalian Risiko K3 :
- Memastikan jalur yang digunakan adalah
jalur yang baik dan tidak memiliki resiko
terlalu tinggi
Berhati-hati
dalam
melaksanakan
pekerjaan dan mengenakan kelengkapan
Sefty dengan benar.
- Untuk seluruh resiko menyediakan kotak
P3K untuk pertolongan pertama.

-

-


Terpelset jatuh dengan posisi yang
berbahaya – luka berat (terkena
bebatuan)
Alat angkut (truck) terperosok
kedalam galian -> pekerjaan

3

PEKERJAAN BETON
Beton Struktur

terhenti.
- Kaki terkena cangku -> luka, fatal.
Jenis Bahaya & Risiko:
- Alat berat terguling tergencet alat
berat -> luka berat
-

Terpelset jatuh dengan posisi yang
berbahaya – luka berat (terkena

bebatuan)
- Alat angkut (truck) terperosok
kedalam galian -> pekerjaan
terhenti.
- Kaki terkena cangkul -> luka, fatal.
- Terkena besi (paku, kawat bendrat,
dll) karatan -> infeksi luka berat,
fatal.
- Tertimpa
beton
pracetak
saat
pemasangan ataupun penurunan > luka berat, fatal.
- Terkena alat kerja saat kerja ->
luka ringan/berat fatal.

4

PEKERJAAN PASANGAN
- Pasangan batu kali / gunung

- Pasangan Bata
- Siaran
- Plesteran

-

Jenis Bahaya & Risiko:
- Terkena alat kerja -> luka berat
- Tertimpa batu kali -> luka berat,
fatal
- Terkena kawat -> luka berat,
infeksi, fatal

-

Melakukan pemakaian APD dengan baik
dan benar
Pengendalian Risiko K3 :
- Memastikan posisi alat yang digunakan
adalah baik dan tidak memiliki resiko terlalu

tinggi
- Berhati-hati
dalam
melaksanakan
pekerjaan dan mengenakan kelengkapan
Sefty dengan benar.
- Untuk seluruh resiko menyediakan kotak
P3K untuk pertolongan pertama.
- Melakukan pemakaian APD dengan baik
dan benar
- Hati – hati dalam pemakaian alat kerja.
- Memestikan semua alat keselamatan kerja
dikenankan dengan benar.
- Memakai pakaian kerja yang tertutup
- Memakai safety seperti : sepatu Boat, Helm
kerja, sarung tangan, dll.
- Sedia selalu kotak P3K untuk pertolongan
awal.
- Memasang rambu-rambu peringatan pada
lokasi kerja

Pengendalian Risiko K3 :
- Hati – hati dalam pemakaian alat kerja.
- Memestikan semua alat keselamatan kerja
dikenankan dengan benar.
- Memakai pakaian kerja yang tertutup
- Memakai safety seperti : sepatu Boat, Helm
kerja, sarung tangan, dll.
- Sedia selalu kotak P3K untuk pertolongan
awal.
- Memasang rambu-rambu peringatan pada
lokasi kerja.
- Melakukan pemakaian APD dengan baik
dan benar
-

3) Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya

Daftar Peraturan Perundang-Undangan dari Persyaratan K3 yang dipergunakan dalam melaksanakan
paket pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi/Bidang PU
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
e. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
f. Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE.05/BW/1997 tentang Penggunaan Alat Pelindung diri.
g. Kepmen Kesehatan No. 1405/MENKES/2002 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.

s.

Perkantoran dan Industri
Permen Tenaga Kerja No. 02/MEN/1982 Kualifikasi Juru las
Permen Tenaga Kerja No. 03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Kepmen Tenaga Kerja No. 1135/MEN/1987 Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kepmen Tenaga Kerja No. 51/MEN/1999 Nilai Ambang Faktor Fisika di tempat Kerja
Kepmen Tenaga Kerja No. 187/MEN/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
UU No. 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Permen Tenaga kerja No. 04 tahun 1987 Pembentukan Panitia Pembina Keselamatan Kerja (P2K3)
Permen Tenaga Kerja No. 01/MEN/1980 Keselamatan Kerja pada kegiatan Konstruksi
Permen Tenaga Kerja No. 04/MEN/1980 Syarat syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR
Permen Tenaga Kerja No. 05/MEN/1985 Pesawat Angkat Dan Angkut
Permen Tenaga kerja No. 01/MEN/1989 Kualifikasi Operator Alat Angkat
Dst

4) Sasaran K3 dan Program K3

Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
 Peran atasan dalam pengembangan Kesadaran K3
Mengembangkan kesadaran K3 pada setiap karyawan tidak cukup dengan satu dua kali briefing K3,
setumpuk prosedur dan aturan kerja, bahkan tak cukup dengan penggunaan kekuasaan yang berupa
ancaman dan hukuman. Kesadaran adalah masalah kepercayaan dan nilai-nilai yang ada dalam
kepala, yang merubahnya jauh lebih sulit dari merubah bentuk baja. bentuk-bentuk pemaksaan bias
merubah apa yang dilakukan, tapi tidak bisa merubah apa yang ada dalam pikiran.
Pengembangan kesadaran K3, sama dengan kesadaran untuk untuk lain, membutuhkan proses
persuasi rasional dan pembentukan kesan pentingnya nilai-nilai yang ingin dikembangkan.Disinilah
peran kunci setiap atasan, mulai dari line manajer sampai pucuk pimpinan. Peran tersebut dapat
dijabarkan dalam 5 peran kunci setiap atasan dalam pengembangan kesadaran K3:
Memberi Pesan berkelanjutan
Yang penting selalu diulang-ulang. Yang tidak penting hanya muncul sekali lalu hilang. Begitu
panduan praktis orang televisi. Bahkan bila pada dasarnya berita kurang penting, orang televisi mampu
merubahnya menjadi penting dengan mengulangi dan mengulangi berita.Panduan tersesbut harus
berlaku juga bagi seorang atasan. Pengulangan pesan-pesan secara persuasif tentang kesehatan dan
keselamatan kerja secara terus menerus akan membawa dampak meningkatnya skala kepentingan K3
didalam pikiran setiap karyawan.
Memberi Keteladanan
Ing ngarso sung tulodo. Didepan memberi keteladanan, perilaku baku seorang pemimpin. Contoh
nyata selaras pesan kata akan membuat pemahaman yang abstrak menjadi pesan visual yang lebih
berkesan. Sebaliknya, 1 kali contoh keliru akan menghancurkan ribuan kali pesan kata.
Memberi dukungan
Selalu ada hambatan dalam menerapkan kesadaran K3 yang baru terbentuk. Pemberian dukungan
bukan hanya menghindari kembalinya cara lama dilakukan, tetapi sekaligus - sekali lagi - penyampaian
pentingnya K3. Dengan memberi dukungan, mencari solusi bersama untuk mengatasi hambatan dalam
penerapan cara kerja yang aman, seorang manajer seolah berkata, 'Ini penting buat kamu, saya dan
kita semua. Itu makanya kita semua siap membantu.

Melakukan Pemantauan
Pesan yang disampaikan bisa salah diterima. Itu potensi kegagalan komunikasi umum yang harus
dicermati. Maka pemantauan dimaksudkan untuk memberi umpan balik apakah pesan yang diterima
seusai dengan yang dimaksud? Apakah sudah cukup tertanam dalam pikiran karyawan? Pemantauan
juga memungkinkan masalah teridentifikasi secara dini, mencegah kekeruhan sampai kemuara, dimana

perbaikan sudah terlambat untuk dilakukan.
Memberi penghargaan
'Kita bisa' adalah pesan utama yang sampai kepada karyawan ketika seorang atasan memberinya
penghargaan atas suatu keberhasilan. Keberhasilan, walaupun kecil, bisa membangkitkan kepercayaan
diri dan tekad yang lebih besar untuk mencapai keberhasilan selanjutnya. Perhatian akan keberhasilan,
memberi selamat dan penghargaan atas keberhasilan suatu tahapan penerapan sistem manajemen K3,
penerapan cara kerja kerja juga mengandung pesan yang jelas bahwa atasan dan pihak manajemen
menganggap hal tersebut penting bagi semua karyawan dan bagi perusahaan.
 Mengenali Bahaya K3
Dalam penerapan sistem manajemen K3, ‘bahaya’ adalah inti dari semua persoalan. Jenis bahaya,
tingkat memungkinan kecelakaan dan resikonya menentukan berbagai komponen lain dalam sistem
seperti kebijakan, sasaran, kontrol operasional, sumber daya dan prosedur-prosedur yang dibutuhkan.
Bahaya bisa bermacam-macam dan bisa muncul dari berbagai sumber. Setiap jenis industri mempunyai
bahaya-bahaya yang mungkin berbeda-beda. Meski begitu, beberapa kategori bahaya berikut adalah
kategori yang umum ada, yang bisa menjadi panduan dasar dalam mengenali bahaya apa yang ada
dalam setiap pekerjaan.
a. Bahaya Fisika
b. Bahaya Biologis
c. Bahaya Kimia, dan
d. Bahaya Rancang Kerja
Investigasi dan pelaporan kecelakaan dalam Sistem Manajaman Keselamatan dan Kesehantan
Kerja
 Tujuan investigasi dan pelaporan kecelakaan daalam sistem manajaman kesehantan dan
keselamatan kerja
Investigasi dan pelaporan kecelakaan kerja bertujuan agar pihak-pihak yang berwenang, termasuk
manajemen mendapatkan informasi yang layak tentang hal penting yang terjadi terkait penerapan
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja umumnya dan khususnya terkait dengan hal
penting yang terjadi pada pekerja. Informasi tersebut nantinya akan menjadi salah satu masukan
penting untuk pihak-pihak tersebut dalam mengambil keputusan yang diperlukan. Investigasi dan
pelaporan juga bertujuan untuk memudahkan pihak-pihak terkait untuk menentukan tindakan koreksi
yang akurat, yang dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kembali kecelakaan yang tidak
diinginkan. Tujuan lain dari investigasi dan pelaporan juga memberi informasi yang cukup kepada pihak
terkait.
 Prosedur Investagasi Kecelakaan
Prosedur investigasi kecelakaan dapat mempermudah aktifitas investigasi dan membuat proses
investigasi berjalan dengan sendirinya begitu kecelakaan terjadi. Prosedur tentnu saja mengatur siapa
yang melakukan investigasi (tentu berbeda antara kecelakaan fatal dengan kecelakaan trivial), siapa
saja yang harus dilibatkan dalam investigasi, form dan checklist yang perlu digunakan untuk membantu
proses investigasi, format laporan.
 Peralatan investigasi kecelakaan kerja
Peralatan berikut dapat membantu terserapnya informasi yang cukup tentang kecelakaan kerja:
 Form dan checklist
 Kamarea. Beruntung sekalai sekarang kamera digital mudah didapat. Ini bisa menjadi alat yang
sangat berguna, kondisi area kecelakaan dapat direkam dengan baik dan dengan teknologi
digital, gambar dapat di sisipkan dengan mudah dalam laporan.
 Pita Meteran
 Perekam suara, membantu dalam proses wawancara dan meningkatkan akurasi pencatatan.

 Alat tambahan lain yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan seperti perekam video, alat ukur
lain selain meteran.
 Proses investigasi
Fokus utama dalam investigasi kecelakaan kerja adalah ‘kapan’, ‘dimana’, ‘siapa’ dan ‘akibat’ dari
kecelakaan. Fokus selanjutnya adalah bagaimana kecelakaan bisa terjadi, mengarah pada sebab
langsung dan sebab tidak langsung dari kecelakaan. Personil yang menjadi target utama dalam
wawancara investigasi harus saksi terjadinya kecelakaan. Penting sekali untuk melakukan wawancara
investigasi sesegera mungkin setelah kecelakaan terjadi. Korban kecelakaan juga menjadi target
wawancara penting, segera setelah wawancara dapat dilakukan.

 Laporan Kecelakaan
Bagaimanapun format pelaporan kecelakaan yang digunakan, laporan sebaiknya mengandung
beberapa heading penting sebagai berikut:
 Ringkasan tentang fakta kecelakaan yang terjadi
 Kejadian sebelum terjadinya kecelakaan
 Informasi yang dikumpulkan selama proses investigasi
 Rincian saksi-saksi
 Informasi tentang luka-luka dan kerugian yang timbul
 Rekomendasi
 Material pendukung (foto, gambar-gambar), baik terlampir ataupun disisipkan.
 Tanggal dan tanda tangan personil yang melakukan investigasi.
Sasaran K3 :
a. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80 %
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing
d. Penyelesaian seluruh pekerjaan berjalan dengan baik.
e. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
f. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
g. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman dalam
bekerja.
h. Dst
Program K3 :
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Ramburambu, Spanduk,
Poster, pagar pengaman, jaring pengaman, dsb) secara konsisten dan terawasi.
b. Memberikan intruksi/pengarahan pemakaian APD secara konsisten
c. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
d. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
e. Dst
Organisasi K3 :
Menyediakan petugas K3 yang cakap dan konsisten pada bidangnya sesuai dengan struktur
organisasi :
STRUKTUR ORGANISASI K3

PENANGGUNG JAWAB K3

ANDY SUSENO, ST

Emergency / Kedaruratan

P3K

Kebakaran

ANTON SAURI

AYU SUCI R.

WAYAN S.

Sidoarjo, 19 Mei 2014
CV. CAHAYA KENCANA

IR. TOTOK BUDIARTO
Direktur