Kiri Islam Dan Perdamaian Dunia

Perdamaian Dunia

Kelompok 8:
Kristian Hendra Wartanto 2102171746 1-27/20
Rachelia Putri Anggita 2102171722 1-27/32
Sindi Laraswati 2102171693/35
Vivi Hariaty Panjaitan 2102170159 1-27/38
Zalfana Reynara 2102170576 1-27/40

Daftar Isi

Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga kami dapat
menyusun makalah tentang “Perdamaian Dunia” dengan sebaik-baiknya. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran anak bangsa dalam
mempelajari sejarah Indonesia. Sehingga mereka mampu melanjutkan cita-cita para pahlawan
pendiri bangsa. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai
tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan ganjaran yang
berlimpah. Meski kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal, namun tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran

yang konstruktif dari pembaca sekalian. Kami berharap makalah ini dapat menambah
manfaat yang baik bagi pembacanya.

Bab I
Pendahuluan
A.

Latar Belakang
Dalam suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Seperti halnya individu sebagai
makhluk sosial. Negara tentunya akan memerlukan negara atau komponen yang
lain. Bahkan ada pula negara yang memiliki keterkaitan serta ketergantungan
dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik. Jika adanya keterkaitan antar negara
dengan negara lain tersebut tentunya ada sebuah hubungan yang baik. Salah
satunya merupakan negara kita sendiri yaitu negara indonesia dengan negaranegara lain. Dinamakan masyarakat global, ditandai adanya saling ketergantungan
antar bangsa, adanya persaingan yang ketat dalam suatu kompetisi dan dunia
cenderung berkembang kearah perebutan pengaruh antar bangsa, baik lingkup
regional, ataupun lingkup global.
Namun pada kenyataanya masih banyak hubungan yang bertentangan antara
negara satu dengan yang lain. Yang mengakibatkan terjadinya konflik dan
terusiknya perdamaian dunia. Konflik biasanya dipicu dengan adanya masalah

dalam hal sosial, ekonomi, politik, agama maupun kebudayaan. Terjadinya
konflik akibat adanya keserakahan, kurang saling menghargai dan mengerti antara
satu dengan yang lain. Dari masalah di atas dalam makalah ini akan membahas
mengenai apa yang dimaksud dengan perdamaian dunia itu sendiri, cara
mewujudkan perdamaian dunia serta partisipasi indonesia dalam perdamaian
dunia.

B.

Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

C.

Apa yang melatarbelakangi perdamaian dunia?
Bagaimana konsepsi dari perdamaian dunia?
Bagaimana sikap bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia?

Bagaimana bentuk partisipasi bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia?

Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui apa saja yang melatarbelakangi perdamaian dunia
Mengetahui bagaimana konsepsi dari perdamaian dunia
Mengetahui bagaimana sikap bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia
Mengetahui bagaimana bentuk partisipasi bangsa Indonesia dalam perdamaian
dunia

Bab II
Pembahasan
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini kita tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh global
serta perkembangan kehidupan internasional. Dikaitkan dengan kehidupan
internasional, terwujudnya perdamaian dunia merupakan salah satu kepentingan

nasional indonesia. Hal ini karena globalisasi dan perkembangan di luar negeri turut
mempengaruhi kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Globalisasi
merupakan proses sosial yang muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi
teknologi serta perkembangan komunikasi dan informasi.
Globalisasi mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Terkait erat dengan kemajuan teknologi, arus informasi, dan komunikasi yang
lintas batas negara
2. Tidak dapat di lepaskan dari adanya akumulasi kapital, tingginya arus investasi,
keuangan, dan perdagangan global
3. Berkaitan dengan semakin tingginya intensitas perpindahan manusia, barang,
jasa dan pertukaran budaya yang lintas batas negara
4. Ditandai dengan semakin meningkatnya tingkat keterkaitan dan ketergantungan
tidak hanya antarbangsa/negara tetapi juga antar masyarakat
Bagi bangsa Indonesia, globalisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak.
Hal ini dapat dilihat dari keikutsertaan indonesia dalam forum misal WTO dan
AFTA.
Globalisasi pada abad ke-21diyakini dapat menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap kehidupan suatu bangsa seperti mendatangkan ancaman dan tantangan
yang ditengarai bisa bedampak negatif bagi suatu bangsa dan negara. Ancaman dan
tantangan inilah yang akan mempengaruhi perdamaian dunia terganggu. Oleh karena

itu, untuk terciptanya perdamaian yang merupakan cita-cita masyarakat dunia
menyebabkan munculnya upaya-upaya bersama untuk mencari jalan memelihara
atau menyelenggarakan situasi damai sesuai cita-cita bersama.

B. Konsepsi Perdamaian Dunia
Pengertian perdamaian secara terminologis (istilah) adalah tidak adanya
peperangan, sedangkan arti perang adalah konflik kekerasan secara langsung, jadi
perang terjadi ketika tidak bisa dicapainya penyelesaian konflik melalui metode
tanpa kekerasan sehingga memaksa pihak-pihak terlibat perselisihan tadi untuk
melakukan aksi kekerasan sebagai satu-satunya cara, dari sini bisa diperhatikan
bahwa konflik sendiri terbagi menjadi dua, yaitu konflik tanpa kekerasan dan konflik
dengan menggunakan kekerasan (perang). Perdamaian adalah sebuah cita-cita bagi
masyarakat dunia. Tidak ada satu pun orang yang tidak menginginkan terciptanya
perdamaian. Semangat manusia untuk hidup damai dan tenteram telah menyebabkan
munculnya upaya-upaya bersama untuk mencari jalan memelihara atau
menyelenggarakan munculnya situasi damai. Lembaga-lembaga internasional,

regional, lokal pun didirikan sepanjang sejarah untuk merealisasikan keinginan akan
perdamaian dan menghindarkan peperangan yang memusnahkan dan mengakibatkan
penderitaan bagi umat manusia.

Konsepsi damai bagi setiap orang tidak sama, sesuai dengan budaya dan
lingkungannya. Namun ada beberapa konsespsi mengenai perdamaian, yaitu:
1) Ketiadaan perang. Pemeliharaan perdamaian antar negara merupakan fungsi
dari negara. Damai dapat terjadi secara sukarela dimana peserta perang memilih
jalan damai untuk menyelesaikan sengketa, atau dapat dipaksa terhadap pihak
penyebabnya.
2) Ketiadaan kekerasan dan ditegakkannya keadilan. Dari sudut pandang ini,
perdamaian tidak hanya ketiadaan kekerasan, tetapi juga kehadiran keadilan.
Dalam konseo ini, sebuah masyarakat dimana suatu grup ditekan oleh grup
lainnya juga merupakan ketiadaan kedamaian.
3) Perdamaian jamak. Banyak pemikir yang mengkritik ide damai sebagai harapan
dan yang akan terjadi pada suatu hari. Mereka mengenal damai tidak harus
sesuatu yang harus manusia capai suatu hari. Mereka menggangap damai hadir,
bila kita menciptakan dan mengembakangkannya dalam cara yang kecil dalam
kehidupan sehari-hari, dan damai akan berubah secara terus menerus.
4) Damai dan tenang. Dalam beberapa hubungan, damai dapat menunjuk secara
umum keadaan tenang dan ketiadaan gangguan.
5) Damai dalam diri. Suatu keadaan damai dalam pikiran, badan dan jiwa. Rasa ini
tidak tergantung oleh waktu, orang atu tempat, serta menekankan bahwa setiap
individu dapat mengalami ketenangan dalam diri terhadap peperangan.

Menurut Immanuel Kant ada aturan dasar dan aturan mutlak yang harus ditaati
oleh setiap negara.
Aturan Dasar, yaitu:
1) Perjanjian perdamaian adlah sesuatu yang sakral, oleh karena itu tidak ada
maksud yang tersembunyi untuk mengkhianatinya.
2) Tidak boleh pengambilalihan negara oleh negara lain apapun alasannya.
3) Militer harus dihapuskan, keberadaan militer akan menyebabkan ketegangan
di antara negara-negara.
4) Dialrang campur tangan asing dalam masalah internal suatu negara.
5) Negara dilarang mempunyai sikap permusuhan yang dapat menutup
kemungkinan perdamaian di masa depan.
6) Negara dilarang mempunyai sikap permusuhan yang dapat menutup
kemungkinan perdamaian di masa depan.
Aturan Mutlak, yaitu:
1) Konstitusi sipil setiap negara seharusnya berupa republik.
2) Negara-negara merdeka harus membuat hukum bangsa-bangsa yang
dikeluarkan dari federasi negara-negara mereka.
3) Hukum bangsa-bangsa harus sejalan dengan hukum kewarganegaraan dunia.
Berbagai macam bentuk konflik dan kekerasan kemudian menjadi stimulant
untuk juga menerapkan metode-metode baru terhadap konsep perdamaian untuk

menjawab tantangan yang ada. Salah satu konsep dasar dan konvensional yang
ditawarkan adalah konsep Negative Peace, negative peace lebih menekankan pada
aspek meniadakan perang belaka juga bentuk konflik kekerasan yang luas terhadap
kehidupan manusia terutama kekerasan yang sudah lintas batas Negara seperti

perang antar Negara maupun perang sipil yang besar didalam satu Negara maupun
mengeliminasi segala bentuk kekerasan langsung pada prakteknya pendekatan
negative peace menghendaki tidak terjadinya perang dengan kekuatan militer dan
efek penggetarnya (deterrence) atau istilahnya damai karena kuat dan adagium
terkenal lainnya adalah jika ingin damai siapkan perang (Sivis Pacem Parabellum),
pada umumnya pendekatan negative peace bersifat coercive (memaksa) dan reaktif.
Dan bentuk lain dari motode perdamaian selain Negative Peace adalah
Positive peace, karakter epistemology dari Positive Peace adalah multi-disiplin dan
memiliki nilai-nilai moral dan visi dari positive peace lebih luas dari sekedar tidak
adanya peperangan/konflik kekerasan ataupun menghindarinya dan positive ingin
menunjukkan kehadiran secara simultan keinginan membangun sudut pandang
pandang dimasyarakat seperti keselarasan,keadilan dan kesetaraan pada prinsipnya
Positive Peace bertujuan untuk mengeliminasi berbagai hambatan terhadap potensial
yang dimiliki manusia terutama pada permasalahan ekonomi dan struktur socialpolitic jadi positive berbeda dari negative peace yang melakukan pendekatan
kekuatan, memaksa sedangkan positive peace melakkan pendekatan nilai dan moral

serta lebih menekankan aspek pencegahan sehingga dalam proses penerapannya
positive peace lebih menawarkan bantuan dan penyelesaian konflik structural yang
terjadi baik pada masa lampau dan sekarang dengan harapan agar kedepannya tidak
terjadi konflik kekerasan yang lebih besar jadi bisa disimpulkan bahwa positive
peace tidak hanya berfokus dari ketidakhadiran peperangan tapi juga focus pada
kehadiran perdamaian,cinta dan nilai-nilai moral dan social di masyarakat dan
menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan manusia, pendekatan holistic yang
ditawarkan oleh positive peace secara langsung mengharuskan pembangunan
perdamaian melalui jalur ekonomi,social dan lingkungkan, tujuan akhir dari positive
peace adalah meminimalisir kekerasa baik secara langsung maupun yang structural.
Selain dua pendekatan perdamaian diatas, juga ada alternative pendekatan
ketiga, yaitu pendekatan yang berusaha mengelaborasi dan mengunifikasi
pendekatan negative dan positive peace yang diistilahkan oleh Charles Webel
dengan istilah Strong Peace yang lebih menekankan pentingnya pendekatan
perdamaian tidak saja pada level social tapi juga internasional dan juga adanya
kecendrungan para aktor perdamaian individual/structural/positive ketika
mendapatkan tekanan yang luar biasa sehingga menciptakan ketakutan,keraguan dan
ketidakamanan pada diri mereka sehingga suatu waktu bisa mengentikan program
perdamaian mereka, melihat kecendrungan ini diperlukan sebuah elaborasi antara
pendekatan perdamaian yang structural/micro dengan nilai-nilai kemanusiaannya

mendapatkan jaminan keamanan dan perlindungan hukum pada skala nasional dan
internasional (macro) serta adanya keinginan para pengambil kebijakan pada level
Negara untuk berkomitmen pada perdamaian sehingga bisa tercipta proses
perdamaian yang lebih komprehensif dan kuat.

Contoh kasus:
Dalam tindakan kekerasan skala Nasional saya lebih memperhatikan semakin
runyamnya kondisi Negara karena adanya konflik-konflik SARA yang semakin
deras dan isu SARA adalah isu yang paling berbahaya karena berpotensi besar untuk
memecah belah bangsa dan Negara dari dalam, isu-isu SARA dengan berbagai motif
seperti kepentingan politik,ekonomi bahkan karena memang tidak adanya kesadaran
social untuk menerima perbedaan dan hidup didalamnya, baru-baru ini yang terjadi

seperti kasus sampang,sengketa pilkada yang berakhir ricuh di papua,aksi
pemboman oleh gerakan pengacau karena penolakannya terhadap institusi Negara
seperti kepolisian dan pemerintahan ataupun aksi kekerasan horizontal lainnya
seperti konflik kekerasan antar sekolah bahkan antar desa yang bertetangga,
peristiwa ini semakin menuntut kita sebagai anak bangsa untuk menawarkan solusi
dan melakukan aksi damai untuk menghentikannya.


Dari sudut pandang negative peace menurut saya ini jelas bahwa
kekerasan yang terjadi selama ini didalam kehidupan bernegara dan berbangsa
karena kelamahan Negara dalam menegakkan aspek keamanan (militer dan
kepolisian) sehingga pola-pola kekerasan baik yang dilakukan oleh individu
maupun dalam kelompok-kelompok pelaku kekerasan terkesan dibiarkan
begitu saja dan baru dilakukan aspek penciptaan keamanan ketika konflik
pecah dan itupun alat-alat Negara seperti kepolisian masih terlihat lemah,
terlalu pasif dan masih belum berani untuk tegas dalam memberantas oknumoknum pelaku kekerasan baik individual apalagi yang organisasional.

Sedangkan dari kaca mata positive peace, kekerasan SARA dengan
berbagai motifnya yang terjadi karena masih belum adanya kesadaran
structural dimasyarakat, seperti kesadaran social masyarakat untuk hidup
rukun ditengah-tengah perbedaan, belum lagi aksi-aksi kekerasan karena
sengketa politik dan ekonomi, pendekatan Positive Peace sangat penting disini
untuk menghindari adanya konflik kekerasan, kesadaran dalam kehidupan
social-masyarakat melalui pendidikan kemudian peningkatan taraf ekonomi
masyarakat untuk menghindari adanya kecemburuan social dan penciptaan
kesejahteraan dan pendidikan politik untuk melakukan aktivitas politik yang
baik sangat penting untuk dilakukan selain penciptaan lembaga-lembaga baik
dari pemerintah seperti lembaga perlindungan HAM dan swasta seperti LSMLSM untuk mengawasi dan menjaga agar proses perdamaian tetap berjalan
dan pencegahan terhadap aksi-aksi kekerasan tetap dilakukan.

C. Sikap Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian Dunia
Sikap bangsa Indonesia dalam memandang perdamaian dunia ini tidak
terlepas dari pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai tercantum dalam
pebukaan dan pasal-pasal Undang-Undang 1945. Prinsip yang dianut oleh
bangsa Indonesia sebagai upaya mencapai dunia yang damai dan sejahtera
adalah saling menghormati terhadap kedaulatan setiap bangsa atau negara dan
tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Sikap ini tampak dalam:
1. Pembukaan UUD 1945 Alinea I: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan dengan peri kemanusiaan
dan perikeadilan. Alinea ini menunjukkan sikap bangsa Indonesia bahwa
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan
dengan hak asasi manusia. Dan tentunya Indonesia sangat mendukung
perdamaian dunia.
2. Alinea IV Pembukaan UUD 1945 : Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi sgenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencardaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial … . Alinea ini mempertegas citacita bangsa Indonesia yang sangat menginginkan tercapainya perdamaian
dunia dan ikut berpartisipasi dalam menjaga perdamaian dunia.
3. Garis politik Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Bebas dalam
dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kedaulatankedaulatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif, dalam
pengertian peran Indonesia dalam persatuan internasional berpartisipasi
aktif dalam terwujudnya perdamaian dunia.
4. Faham bangsa Indonesia tentang perang dan damai : Bangsa Indonesia
cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Berarti, bahwa
penyelesaian pertikaian atau pertentangan yang timbul antara bangsa
Indonesia dan bangsa lain akan selalu diusahakan melalui cara-cara damai
bagi bangsa Indonesia, perang adalah jalan terakhir dan hanya diakukan
apabila segala usaha penyelesaia damai tidak berhasil.
5. Berdasarkan UU No. 34/2004 tentang TNI pasal 7A ayat 2, salah satu
penjabaran tugas poko TNI adalah meaksanakan perdamaian dunia sesuai
denegan kebijaksanaan politik luar negeri Negara Republik Indonesia

D. Partisipasi Bangsa Indonesia Dalam Perdamaian Dunia
A. Peran Indonesia sebagai Anggota PBB

1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

Untuk menjaga perdamaian di kawasan konflik, PBB membentuk
pasukan perdamaian dalam rangka operasi pemeliharaan perdamaian
(DPP). Beberapa contoh pasukan perdamaian tersebut:
ICCS (International Comission for Control and Supervision), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian Vietnam Selatan.
UNDOF (United Nations Disengagement Obsever Force), yaitu ipasukan
perdamaian PBB sebagai pengawas pertikaian bersenjata.
UNEF (United Nations Emergency Force), yaitu pasukan perdamaian PBB
untuk Timur Tengah, Korea Utara, dan korea Selatan.
UNFICYP (United Nations Peace Keeping in Cyprus), yaitu pasukan
perdamaian PBB untuk perdamaian di Cyprus.
UNMOGIP (United Nations Military Observer Group in India and
Pakistan), yaitu pasukan perdamaian PBB untuk perdamaian india dan
Pakistan.
UNOC (United Nations Operation for Congo), yaitu pasukan perdamaian
PBB untuk Kongo.
UNISO (United Nations Truce Supervision Organization in Palestine),
yaitu pasukan perdamaian PBB untuk Palestina.
UNCRO (United Nations Confidence Restoration Operation), yaitu pasukan
perdamaian PBB di Kroasia.

9.

UNOROFOR (United Nations Protection Forces). yaitu pasukan perdamana
PBB di Bosnia Herzegovina.
10. UNPREDEF (United Nation Deployment Force), yaitu pasukan perdamaian
PBB di FYROM (Macedonia).
11. UNMIL (United Hatim: Mission ia Liberia), yaitu pasukan perdamaian P88
di Liberia.
Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945,
Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab.
Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan
kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan
tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.
Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris Jenderal Liga Arab ketika
itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral Mesir di India,
Mohammad Abdul Mun’im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah melalui
perjalanan panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak
Belanda maka akhirnya ia sampai ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta dan
diterima secara kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta pada 15
Maret 1947. Ini pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.
Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum
internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei 1956 dan Irak
pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk
menarik mundur pasukan Inggris, Prancis, dan Israel dari wilayah Mesir,
Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim
Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan
Kontingen Garuda I atau KONGA I.
Kontingen Garuda I atau disebut juga Pasukan Garuda dikirim pada 8
Januari 1957. Kontingen ini terdiri dari gabungan personel dari Resimen
Infanteri-15 Tentara Territorium (TT) IV/Diponegoro, serta 1 kompi dari
Resimen Infanteri-18 TT V/Brawijaya di Malang, dengan komandan kontingen
Letnan Kolonel Infanteri Suadi Suromihardjo. Konga I ini berkekuatan 559
pasukan dengan masa tugas selama kurang lebih 9 bulan dan kembali ke tanah air
tanggal 29 September 1957.
Tiga tahun kemudian yaitu tahun 1960 Letnan Kolonel Solochin GP
memimpin pasukan Konga II ke Kongo dengan jumlah pasukan sebanyak 1.074
orang yang bertugas dari September 1960 sampai mei 1961. Kemudian setelah itu
Indonesia terus mengirimkan pasukan dalam misi PBB dan sampai saat ini sudah
sampai pada Kontingen Garuda ke XXIII ke Libanon.
Selain Kontingen Garuda yang berupa pasukan bersenjata, Indonesia juga
aktif mengirimkan personil tidak bersenjata yaitu terdiri dari anggota TNI yang
bertugas sebagai pengamat militer atau Military Observer dan juga polisi yang
bertugas sebagai Civilian Police/Police Adviser.
Dengan pisahnya POLRI dari ABRI tahun 1999 Indonesia tidak pernah lagi
mengirimkan personil polisi ke misi misi PBB. Indonesia terakhir kali
mengirimkan personil kepolisian ke misi penjaga perdamaian PBB adalah pada
tahun 1999. Saat itu sebanyak 20 personil polisi tercatat sebagai anggota
Kontingen Garuda XIV tahun 1998-1999 bersama 219 personil militer Indonesia.
Kontingen Garuda XIV tersebut bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB
di Bosnia Herzegovina.

Setelah lama absen dalam misi-misi PBB akhirnya pada tahun 2007
Indonesia berhasil menempatkan personil Kepolisian RI untuk bergabung dengan
Misi Penjaga Perdamaian PBB di Sudan atau UNMIS/United Nation Mission in
Sudan. Personil itu adalah AKBP Ir. Ari Laksamana Wijaya dari Mabes Polri
yang bergabung dengan UNMIS pada 5 Juli 2007 yang diikuti oleh 5 personil
Polisi lainnya dan beberapa waktu lalu ada 15 orang lagi yang menyusul. Selain
di UMIS saat ini Indonesia juga telah mengirimkan 3 Personil POLRI ke misi
UNAMID di Darfur dengan komandan kontingen AKBP Krishna Murti, Sik, Msi
dan satu batalyon FPU atau Formed Police Unit yang terdiri dari 140 personil
lengkap dengan peralatan dan persenjataan dengan komadan FPU AKBP Joni
Asadoma, Sik, SH, M.Hum yang bertugas di El-Fashir yaitu wilayah Darfur
utara.
Keikutsertaan indonesia dalam upaya perdamaian dunia adalah dengan
menjadi anggota pasukan perdamaian. Keikutsertaan indonesia dalam operasi
perdamaian sudah dimulai sejak tahun 195-7. Pasukan perdamaian dari indonesia
dikenal dengan nama Kontingen Grade (Konga). Sejak tahun 1957 sampai saat ini
pasukan Garuda lndonesia telah diterjunkan ke berbagai kawasan konflik
bergabung dengan pasukan perdamaian PBB.
Sebagai anggota PBB lndonesia telah banyak memperoleh bantuan dari PBB,
antara lain :
1. PBB melalui KT N membantu Indonesia dalam menyelesaikan pertikaian
dengan Belanda.
2. PBB melalui UNTEA membantu Indonesia dalam pelaksanaan Pepera di
Papua.
3. PBB melalui UNESCO membantu indonesia dalam bidang pendidikan,
pengetahuan, dan kebudayaan.
Selain keikutsertaan melalui Kontingen Gruda dalam operasi pemeliharaan
perdamaian PBB indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamana
PBB. Sampai saat ini lndonesia sudah tiga kali menjadi anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB, yaitu:
1. Keanggotaan pertama periode 1973 - 1974
2. Keanggotaan kedua periode 1995 - 1996
3. Keanggotaan ketiga periode 2007 - 2008
Keanggotaan Indonesia di Dewan Keamanan merupakan wujud dari upaya
di bidang diwarnai untuk melaksanakan amanat Pembukaan UUDS 1945 alinea
IV yang meamanatkan Indonesia untuk ikut serta secara aktif dalam upaya
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan rasial. Dengan tepilh menjadi anggota, berati indonesia akan
mengemban kepercayaan masyarat internasional untuk berpartisipasi menjadi
Dewan Keamanan, sebagai badan yang efektif untuk menghadapi tantangantantangan global. Di bidang keamanan dan perdamaian dunia. Keanggotaan
Indonesia di Dewan keamanan merupakan wujut dari upaya di bidang diplomasi
untuk melaksanakan amanat pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang
memandatkan indonesia untuk turut seta aktif dalam upaya menciptakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan, perdamaian abadi, dan keadialan
sosial.

B.Peran Indonesia dalam ASEAN
Selain peran penting yang diberikan Indonesia pada PBB, peran penting
Indonesia juga diberikan pada keberlangsungan organisasi se-asia ternggara yakni
ASEAN. Peranan Indonesia dalam ASEAN yang sangat besar tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1. Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada
tanggal 8 Agustus 1967.
2. Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa
penyelesaian Indocina secara keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat
penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal
15-17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas
penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha
menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan-ketegangan
dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
3. Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama
ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23-24 Februari
1976.
4. Tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat
Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral Pertama
adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi
Njotowijono.
5. Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh
yang nantinya akan digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia
mendapatkan keuntungan dan juga bisa mengurangi pengangguran di
Indonesia.
6. Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan lebih dihormati negara
lain, seperti hanya kerja sama regional yang di Eropa ataupun Timur Tengah,
lebih-lebih kalau ASEAN kuar dimata Internasional (sayangnya di
Internasional ASEAN kurang dipandang)
7. AL-TNI sering melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan
membuktikan pada dunia bahwa militer Indonesia masih kuat, dan Indonesia
pun melakukan perjanjian Ekstradisi disemua negara ASEAN, walaupun agak
lama untuk mendekati Singapura.
8. Pada KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia
mengusulkan pembentukan komunitas ASEAN (Asean Community).
Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial – kebudayaan, dan
ekonomi.
9. Pada tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang memimpin ASEAN. Selama
memimpin, Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan. Diantara
pertemuan itu adalah pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (Asean Ministerial
Meeting), Forum Kawasan ASEAN (Asean Regional Forum), Pertemuan
Kementrian Kawasan mengenai penanggulangan terorisme, dan beberapa
pertemuan lainnya.

10.Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan tsunami pada
Januari 2005. pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan
mengatasi bencana tsunami pada 26 Desember 2004.
11.Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini
diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015
diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi ASEAN ke-40
Peran serta indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian merupakan
amanat pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka mewujudkan perdamaian
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilaan social.
Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi
sebagian bangsa disebagian kawasan. Berakhirnya perang dunia II dan perang
dingin yang di tandai dengan pembubaran uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak
membuat dunia bebas dari konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara
raksasa – AS dan US memang tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik
justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah Balkan, balkin dan bekas Uni
Sovyet, Afrika, Timur Tengah, perang dan berbagai jenis konflik lain terus
berkecamuk.
Untuk menjaga perdamaian kawasan konflik PBB membentuk pasukan
perdamaian dalam rangka operasi pemeliharaan perdamaian (OPP). Beberapa
conto pasukan perdamaian tersebut. Keikutsertanan Indonesia dalam upaya
perdamaian dunia adalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian pada
tahun 1957. pesukan perdamaian Indonesia dinamakan kontingen Garuda. Selain
keikutsertaan melalui kontingen Garuda dalam upaya pemeliharaan perdamaian
PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
sebanyak tiga kali, yaitu: Periode 1973 – 1974, periode 1995 – 1996, periode
2007 – 2008.
Dukungan yang luas terhadap ke anggotaan Indonesia di Dewan Keamanan
ini merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan
sumbangan selama ini dalam upaya dalam menciptakan keamanan dan
perdamaian baik pada tingkat kawasan maipun global. Peran dan kontribusi
Indonesia tersebut mencangkup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di
berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957. upaya perdamaian
seperti kamboja dan Filipina selatan dalam konteks ASEAN ikut serta
menciptakan tatanan kawasan di bidang perdamaian dan keamanan. Serta peran
aktif di berbagai forum pembahasan isu pelucutan dan non-proliferasi nuklir.

C.Ikut Mendirikan Gerakan Non Blok (GNB)
lndonesia merupakan penggagas begjirinya GNB yang didirikan setelah
Perang Dunia II, di mana berkembang dua kekuatan besar yang saling bersaing
dan bertentangan. Persaingan dan pertentangan kedua blok tersebut melahirkan
persekutuan militer Eropa Barat dan Amerika Serikat berupa NATO dan Uni
Sovyet berupa Pakta Warsawa yang mendorong perlombaan senjata atom dan
nuklir, serta peningkatan kekuatan militer.
Pengaruh situasi perang dingin itu sangat dirasakan oleh negara-negara
yang baru merdeka di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Keadaan semacam ini
menjadi penyebab terladinya ketet sangan-ketegangan di segala penjuru dunia.

Bahkan ketegangan itu dapat saja mengancam kemerdekaan nasional maupun
keutuhan wilayah negara-negara yang baru merdeka, Dengan didirikannya GNB
diusahakan untuk mencarikan alternatif lain untuk memelihara perdamaian dan
keamanan internasional.
Pemrakarsa dari Gerakan Non Blok ini adalah Gamal Abdel Maser (Mesir),
Tiro (Yugoslavia). Nehru (India), Kwame Nkrumah (Ghana), dan Soekarno
(Indonesia) yang dikenal dengan The Inisiative Five. Pada tanggal 18 April 1955
diadakanlah Konferensi Asia Afrika di Bandung yang mempelopori semangat
Bandung yang berintikan perdamaian, kemerdekaan, dan kerja sama internasional
untuk kepentingan bersama dan hidup berdampingan secara damai adalah
tonggak bangsa-bangsa yang terjajah .
Konferensi Asia-Afrika di Bandung telah menhasilkan Dasa Sila Bandung. Ssi
dari Dasa sila itu adalah:
1) Menghormati hak-hak dasar manusia seperti yang tercantum dalam Piagam
PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas semua bangsa.
3) Menghormati dan menghargai perbedaan ras serta mengakui persamaan
semua ras da bangsa di dunia.
4) Tidak ikut campur dan tidak melakukan intervensi dalam persoalan dalam
negeri negar lain.
5) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri sesuai
dengar piagam PBB.
6) Tidak menggunakan peraturan dari pertahanan kolektif dalam bertindak
untuk kepentingan suatu negara besar.
7) Tidak mammal dan melakukan tindak kekerasan terhadap integritas
teritorial ata kemerdekaan politik suatu negara.
8) Mengatasi dan menyelesaiian segala bentuk persoalan internasional secara
jalan dama dengan persetuluan PBB.
9) Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10)
Menghormati hukum dan lusa kewajiban internasional.
Pertemuan GMB berlangsung setiap tiga tahun sekail. Negara-negara yang
pernah menia' tuan mah m GNB di antaranya ialah indonesia, Yugoslavia,
zambia, Aljazair, Sri LangkKuba, nian, Zimbabwe, Kolumbia, Afrika Selatan,
dan Malaysia. Biasanya seteia magnum: konierensi. kepala negara atau kepala
pemerintahan yang meni-lindi tua rumah universal dliadikan ketua GNB untuk
masa jabatan selama tiga tahun. Walaupun perang dingin antara Blok Barat dan
Blok Timur sudah selesai, GNB harus tetap ada. Non Blok harus tetap ada dengan
lima prinsip pokoknya, yaitu :
1. Tidak bersekutu dalam konteks kepentingan timur -borat.
2. Bersekutu dalam perjuangan anti kolonial.
3. Tidak terikat dalam persekutuan militer multilateral.
4. Tidak terlibat dalam persekutuan militer bilateral dengan suatu negara
adidaya.
5. Tidak memberi tempat pada suatu pangkalan militer suatu negara adi
daya.

Kegiatan politik luar negeri lndonesia dianggap mencapai puncaknya,
ketika ndonesia menjadi tuan rumah KTT GNB X tahun 1992. Sebagai ketua
6N8, indonesia telah berusaha untuk mengajak anggota-anggota 6N6 untuk
menyusun strategi global bagi SeloromSeloton. Pesan Jakarta yang dikeluarkan
setelah KIT tersebut adalah bukti lainnya komitmen GNB untuk ikut menciptakan
perdamaian dunia.

D.Tergabung dalam Organisasi Konferensi islam (OKI)
lndonesia adalah negara anggota OKl yang secara eksplisit menyatakan
prinsip-prinsip kebel basan atau interdpendensl, sebagai pegangan politik luar
negerinya. indonesia memanfaatkan OKI sebagai forum kerja sama yang
bertujuan untukmeningkatkanperdamaian dunia.
lndonesia sebagai salah satu pendiri OKI di Maroko pada tahun 1969,
berupaya menjadi pemersatu umat Islam di seluruh dunia, serta mencarikan jalan
keluar dari permasalahanpermasaiahan yang dihadapi oleh umat islam.
Keterlibatan indonesia dalam OKI telah dapat melahirkan kesempatan yang baik
bagi terciptanya lembaga dan kerja sama antar negara lainnya sehingga
merupakan suatu usaha untuk ikut menciptakan dunia yang aman dan damai. Di
antara tindakan yang telah diambil Indonesia sebagai anggota OKI adalah:
1. Peranan indonesia di tengah ketegangan global baik terkait penyelesaian
konflik di Timur Tengah maupun wilayah lainnya, seperti Filipina
Selatan, yang sejak tahun 1993 proses damainya berada dibawah
koordinasi organisasi OKI.
2. lndonesia dipandang masyarakat internasional sebagai model masyarakat
muslim yang moderat. indonesia sebagai anggota OIC (Organization
Islamic Conference) menjadi pendorong bagi perdamaian di Timur
Tengah, khususnya mendukung Palestina sebagai negara merdeka dari
pendudukan Zionisme israel. lndonesia juga menjadi tuan rumah dan
pemrakarsa Konferensi intemasionai Utomo Sedunia menyuarakan
penghentian kekerasan di irak, Libanon, dan Palestina. Pertemuan itu
mengeluarkan pernyataan agar Amerika Serikat tidak menjadi pemecah
belah umat islam di Timur Tengah yang ditenggarai oleh para ulama
sebagai alasan tidak terselenggaranya perdamaian di dunia Arab.
3. lndonesia juga mempromosikan islam yang moderat, toleransi, solidaritas,
serta meningkatkan dialog lintas budaya dan peradaban, karena pada saat
ini masyarakat internasional salah persepsi, bahwa penyerangan oleh
segelintir orang muslim terhadap kepentingan barat dalam bentuk teror,
dipahami sebagai benturan antar peradaban, tetapi sebetulnya terjadi
karena ketidakadilan dan ketimpangan sosial di dunia.

Bab III
Penutup
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi negara dalam
era global dipengaruhi seluruh serta perkembangan kehidupan internasional. Hal
ini karena globalisasi dan perkembangan diluar negara turut mempengaruhi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Globalisasi adalah proses sosial yang
muncul sebagai akibat dari kemajuan dan inovasi teknologi serta perkembangan
informasi dan komunikasi.
Perdamaian dunia merupakan tiadanya kekerasan, kesenjangan, terjadinya
konflik antar negara di seluruh dunia. Upaya untuk mewujudkan perdamaian dunia
dilakukan dalam pendekatan budaya, pendekatan sosial dan ekonomi, pendekatan
politik dan pendekatan kebudayaan. Lembaga yang membantu dalam perwujudan
perdamaian dunia antara lain ASEAN, EEC, BENELUX, APEC, IBRD, IMF,
UNDP, IDA dan masih banyak yang lainya. Selain itu, dengan melaksanakan
amanat Pembukaan UUD 1945 Alenia IV Indonesia berpartisipasi dalam
perdamaian dunia.

Daftar Pustaka
https://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/peran-dan-keterlibatan-indonesia-dalampbb/
https://anakanaksenggi.wordpress.com/2015/03/26/peranan-indonesia-dalam-rangkamewujudkan-perdamaian-dunia/
logikailmiah.blogspot.co.id/2013/02/konsep-perdamaian-dan-konteksnya-dalam.html