Laporan magang di Perpustakaan Nasional

BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang kami lakukan di Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI) mencakup semua bagian unit kerja, mulai dari bagian Direktorat Deposit
Bahan Pustaka sampai Layanan Umum Koleksi Khusus. Selama kegiatan praktik kerja lapangan
berlangsung, kami dibimbing oleh banyak pustakawan dan diberi pengarahan tentang tugas yang
mereka kerjakan. sebelumnya kami disambut oleh ketua kelompok layanan informasi kunjungan
yaitu ibu Martini dan ibu khusnul hatimah, serta kami diberi arahan tentang Perpustakaan
Nasional, aturan, dan tatacara dalam melakukan kegiatan praktek magang. Berikut merupakan
kegiatan dari praktek magang yang kami lakukan :
Hari 1 dan hari ke 2, Senin, 19 Januari (08.00-16.00), sampai Selasa 20 Januari 2015
(08.00-12.00)

DIREKTORAT DEPOSIT BAHAN PUSTAKA (Kepala Bidang : Lucya Dhamayanti)
a. Subdirektorat Bibliografi ( Kepala Direktorat : Prita Wulandari)
Pembimbing : Nur Widyawati, Arta Simamora, Stansye Anneke Tangkawarow
Kegiatan magang ini, dimulai pada tanggal 19 Januari 2015,. Selanjutnya kegiatan diawali
pada bagian subdirektorat bibliografi. Berdasarkan struktur organisasi Perpustakaan Nasiaonal
RI, subdirektorat bibliografi bersama dengan subdirektorat deposit merupakan bagian dari
direktorat deposit bahan pustaka. Pada subdirektorat bibliografi sendiri terbagi atas beberapa
kelompok kerja, antara lain :

1. Kelompok kerja Katalog Induk Nasional (KIN).
Kelompok kerja ini bertugas untuk menerbitkan Katalog Induk Naional. Katalog ini
berisikan katalog dari seluruh terbitan Indonesia yang dikumpulkan dari berbagai
perpustakaan daerah di Indonesia. Katalog Induk ini diterbitkan sebanyak satu kali tiap
tahunnya yaitu pada akhir tahun.
2. Kelompok kerja Bibliografi Nasional Indonesia (BNI).
Kelompok Bibliografi Nasional Indonesia bertugas untuk menghimpun dan menerbitkan
Bibliografi Nasional Indonesia. Bibliografi ini diterbitkan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali

dalam setahun. Bibliografi ini dapat dihimpun dari berbagai sumber terpercaya misalnya
melalui NLA (National Library of Australia), Library of Congress (LOC) atau
bekerjasama dengan perpustakaan-perpustakaan daerah.
3. Kelompok Literatur Sekunder
Kelompok kerja yang bertugas untuk menyusun berbagai literature sekunder atau literatur
turunan dari literatur primer seperti indeks, abstrak, direktori,kamus, notas dan lainnya.
4. Kelompok kerja Katalog Dalam Terbitan dan ISBNKelompok kerja ini bertugas untuk
menyusun katalog dalam terbitan suatu bahan pustaka serta bertugas untuk menerbitkan
ISBN untuk buku serta ISMN untuk musik.
Pada bagian subdirektorat bibliografi, kegiatan magang berlangsung selama satu setengah
hari diawali dengan pemberian arahan serta materi seputar kegiatan-kegiatan yang ada pada

bagian subdiektorat bibliografi oleh kepala direktorat deposit, kemudian dilanjutkan pemberian
arahan oleh ketua kelompok kerja bagian masing-masing. Melalui penjelasan tersebut ada
beberapa informasi yang dapat diperoleh, antara lain:
a. Perbedaan antara Bibliografi Nasional dan Katalog Induk Nasional dimana
Bibliografi Nasional diterbitkan selama 4 kali dalam setahun sementara Katalog
Induk Nasional diterbitkan 1 kali dalam setahun. Lalu dalam penyusunannya
Bibliografi Nasional menggunakan nomor kelas sementara pada penyusunan
Katalog Induk Nasional tidak menggunakan adanya nomor kelas.
b. Proses penyusunan Bibliografi Nasional Indonesia, menghimpun bibliografi
melalui NLA, entri data pada pangkalan data Inlis, hingga menyusun Bibliografi
Nasional Indonesia.
c. Proses penyusunan Katalog Induk Nasional
d. Persyaratan-persyaratan untuk memperoleh nomor ISBN, Layanan yang
disediakan, serta struktur nomor ISBN

Hari ke 2 dan ke 3 (Selasa, 20 Januari 2015 (13.00-16.00), sampai dengan Rabu,
21 Januari 2015 (08.00-16.00),
b. Subdirektorat Deposit Blok E lt.7 ( Kepala Subdirektorat : Sri Marganingsih)

Pembimbing : Wuri Setya Intarti

Berdasarkan UU No 40 Tahun 1990. PP No. 70 tahun 1991 , PP NO. 23 Tahun 1999,
Perpustakaan Nasional RI melaksanakan , penghimpunan, penyimpanan, pelestarian,
pendayagunaan, dan pemantauan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan diwilayah RI ,
sebagai upaya untuk mewujudkan koleksi nasional hasil budaya yang sangat penting dalam
menunjang pembangunan, pendidikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ,
penelitian dan penyebaran informasi serta pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Koleksi yang wajib diserahkan ke Perpustakaan Nasional RI adalah karya cetak dan karya
rekam yang diperuntukan bagi umum, dan yang wajib menyerahkannya adalah penerbit,
pengusaaha rekaman, warga negara Indonesia yang yang hasil karyanya diterbitkan di/direkam di
luar negeri, orang atau badan usaha yang memasukakn karya cetak dan rekam mengenai
Indonesia.Mekanisme penyerahannya yaitu :
1. Penyerahan karya cetak dan rekam ke Perpustakaan Nasional RI dan Perpustakaan
Daerah.
2. Jumlah yang wajib diserahkan untuk karya cetak sebanyak 2 eksemplar masing-masing
judul ke Perpustakaan Nasional RI , dan 1 eksemplar kepada Perpustakaan Daerah. Untuk
karya rekam menyerahkan 1 copy rekaman ke Perpustakaan Nasional RI dan 1 copy ke
Perpustakaan Daerah.
3. Penyerahan daftar judul karya cetak dan rekam kepada Ppeprustakaan Nasioanal dan
Daerah setiap 6 bulan sekali
4. Waktu penyerahan:

a) Karya cetak dan rekam wajib diserahkan selambat-lambatnya 3 bulan setelah
diterbitkan/ proses rekamannya selesai
b) Bagi yang memasukan karya cetak atau rekamnya di luar negeri , wajib
menyerahkan selambat-lambatnya 1 bulan setelah diterima

oleh yang

bersangkutan.
5. Cara Penyerahan
Dapat diantar langsung , melalui pos tercatata atau jasa pengiriman lainnya. Pada bagian
kiri atas sampul dituliskan :

PELAKSANAAN UU NO. 4 TAHUN 1990
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
DIREKTORAT DEPOSIT BAHAN PUSTAKA
Gedung Blok.E Lt. 7. Jl. Salemba Raya No. 28A. Jakarta 10430
Kotak Pos 3624. Jakarta 10002
Telp. 021-3922669, 3922749 ext. 361, 356
E-mail : penerimaan@pnri.go.id
http://www.pnri.go.id

Pelaksanaan Penerimaan dan Pengelolaan
1. Penerimaan
Perpustakaan Nasional dan Daerah akan mengirimkan tanda bukti penerimaan kepada
wajib serah yang mengirimkan karya cetak dan karya rekamnya.
2. Pengelolaan
Karya cetak dan karya rekam yang diterima akan dicatat , diolah, disimpan, dan
didayaguanakan serta dilestarikan. Datanya akan dimuat dan diterbitkan dalam
Bibliografi Nasioanl RI oleh Perpusnas RI dan dalam Bibliografi Daerah oleh
Perpusda.
Kegiatan yang telah dilaksanakan di bagian Direktorat Deposit yaitu
1. Selasa , 21 Januari 2015, Pukul 13.00-16.00 WIB Blok 7E
Kegiatan yang dilaksanakan berupa :
a. Cap kepemilikan dan tanggal deposit
b. Pemisahan koleksi Deposit dengan kode CB-D (copy book-deposit) berdasarkan
tahun penerimaan di bagian deposit
c.

Labelling kolekdi deposit yang telah dipisah tahunnya.

2. Rabu, 22 Januari 2015, pukul 08.00-16.00 WIB Blok 7E

Kegiatan yang dilakukan berupa :
a. Pemisahan koleksi Deposit dengan kode CB-D (copy book-deposit) berdasarkan
tahun penerimaan di bagian deposit

b.

Labelling koleksi deposit yang telah dipisah tahunnya.

Hari ke 4 (Kamis, 22 Januari 2015 (08.00-16.00) di Panti asuhan Pa Van Der Steur bagian
Bidang Layanan Koleksi Umum (Perpustakaan Elektronik Keliling)
Kepala Kelompok Layanan Pusteling : Mery Rosmala
Pembimbing : Suwanto dan kawan-kawan
Layanan Pusteling atau Perpustakaan Elektronik keliling ini adalah layanan yang hampir
sama dengan layanan Perpustakaan Keliling, namun koleksi yang dilayankan berupa koleksi
elektronik dan layanan internet yang disediakan Perpustakaan Nasional RI untuk warga
indonesia. Layanan ini terutama diperuntukan bagi warga Jakarta dan sekitarnya ,target layanan
ini adalah lembaga pendidikan, lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, panti sosial, pemukiman.
Layanan ini memiliki motto “terdepan dalam informasi pustaka menuju Indonesia gemar
membaca”
Tujuan layanan Pusteling ini adalah untuk

a.

mempromosikan Perpusnas RI

b. Meningkatkan minat baca masyarkat
c. Mendidik masyarakat agar melek informasi dan komputer
d. Menyediakan koleksi multimedia
Di layanan ini ada beberapa syarat dan ketentuan yang bisa dilayani Pusteling , yaitu :
a. Akses jalan yang memadai
b. Tidak terdapat portal, gerbang dan kabel listrik yang menghalangi bis pusteling
c. Kerjasama yang baik dengan pihak-pihak yang akan dilayani
d. Mengajukan surat permohonan kepada kepala perpusnas (jl. Salemba raya no.28 A
Jakarta)

Fasilitas yang disediakan terdiri atas 2 bus untuk satu tujuan, dengan membawa laptop , saat
ini terhitung tanggal 29 Januari , laptop yang bisa dipakai hanya 7 buah per bus, pusteling juga
menyediakan koleksi dalam bentuk CD dan DVD tema pendidikan dan hiburan .
Jenis layanan yang diberikan adalah berupa :
 Keanggotaan online
 Pengenalan e-resources

 Bimbingan pemakai perpustakaan
 Penelusuran katalog OPAC
 Klinik perpustakaan
Layanan pusteling ini digagas pertama kali oleh Perpustakaan Nasional yang
kepanjangan dari perpustakaan elektronik keliling. Dimana Pusteling ini berkonsep seperti
perpustakaan keliling yang menggunakan kendaraan yang memungkinkan layanan pusteling
dapat berkeliling di daerah atau tempat yang membutuhkan layanan tersebut. Namun yang
berbeda dengan perpustakaan keliling pada dasarnya yaitu isi dari pusteling ini bukanlah buku
melainkan berbentuk elektronik seperti laptop, modem wifi ada pula koleksi CD / DVD.
Perpusnas mengharapkan dengan adanya layanan pusteling dapat membantu masyarakat dalam
mengenal teknologi dan literasi informasi melihat perkembangan teknologi yang semakin
canggih diharapkan masyarakat indonesia bisa turut cerdas dalam memanfaatkan teknologi
dalam mencari kebutuhan informasinya.
Layanan ini melakukan kunjungan pada tanggal 22 januari 2015 ke yayasan Pa Van Der
Steur di daerah bekasi dimana kami mahasiswa magang Undip yang berjumlah enam orang ikut
untuk pertama kalinya berpartisipasi dalam kunjungan tersebut sekaligus ingin mengetahui
bagaimana layanan pusteling dapat berlangsung. Layanan pusteling bagi kami merupakan
layanan perpusnas yang menarik karena memiliki konsep yang tidak biasa. Rasa senang, excited,
penasaran menjadi satu menurut kami. Karena ini pertama kalinya layanan pusteling kami
rasakan. Dan bukan hanya itu dilayanan pusteling ini kami disambut pembimbing yang baik,

seru, menyenangkan yang turut membimbing kami dan memberi informasi mengenai layanan

pusteling. Yang sudah dijelaskan sebelumnya layanan pusteling memberi

panduan / cara

menemukan informasi yang sesuai biasa disebut literasi informasi, sekaligus mengajarkan dan
mengingatkan pemustaka agar mencantumkan sumber informasi yang diambil agar tidak terjadi
plagialisme.
Hari ke 5 (Jumat (08.00-16.00) 23 Januari 2015 )
PUSAT PENGEMBANGAN KOLEKSI DAN PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA
(Kepala :Ahmad Masykuri)
a. bagian Akuisisi (Pengadaan ), Kepala bagian : (Upriyadi)
Pembimbing : Subeti Makdriani, Sudiro
Dalam rangka mendukung visi Perpustakaan Nasional “ Terdepan dalam informasi
pustaka, menuju Indonesia gemar membaca”. Visi tersebut menyiratkan bahwa penyediaan
bahan perpustakaan harus lengkap, baik yang bersifat fisik, kerjasama antar perpustakaan ,
maupun online didunia maya. Kebijakan pengembangan koleksi Perpustakaan Nasional RI
mengatur tentang pengembangan koleksi dalam lingkum 5W dan 1H yakni : bahan
perpustakaan apa (What) yang diadakan/dikembangkan ; kenapa (Why) bahan perpustakaan

diadakan/dikembangkan ; dimana (Where) bahan perpuustakaan diperoleh, kapan (When)
bahan perpustakaan diadakan , siapa (Who) yang bertanggung jawab atas pengadaan bahan
perpustakaan, dan bagaimana (How) mekanisme pengadaanya.
Mekanisme pengembangan koleksi di Perpustakaan Nasional RI adalah melalui
pembelian, hadiah, hibah dan tukar menukar bahan perpustakaan. Mekanisme pengembangan
koleski yang sering dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya
perpustakaan adalah melalui pembelian yang sesuai visi, misi serta kebutuhan pemustaka.
Sehingga diharapkan kebutuhan pemustaka akan informasi yang tepat dan cepat dapat
terpenuhi.
Perpustakaan Nasional RI dan berbagai jenis perpustakaan yang ada di Indonesia selama
ini cara pengadaanya selalu mengikuti aturan yang diatur dalam peraturan Presiden RI Nomor
70 tahun 2012 tentang pengadaan barang/ jasa pemerintah, melalui metode pemilihan penyedia

barang/ jasa lainnya dilakukan dengan pelelangan umum/ pelelangan sederhana, penunjukan
langsung, dan pengadaan langsung.
Maksud dan Tujuan
Tujuan pengadaan bahan perpustakaaan dilaksanakan secara langsung ke penerbit (untuk
bahan perpustakaan terbitan dalam negeri) dan agen tunggal di Indonesia(untuk bahan
perpustakaan terbitan luar negeri) adalah dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan
angaran, serta dalam rangka memenuhi kebutuhan pemustaka akan informasi ilmu pengetahuan

dan teknologi yang up to date, current dan tidak out of print, turut serta mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menyukseskan gemar membaca dengan tetap tidak menyalahi prosedur
pengadaan barang/ jasa pemerintah sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden nomor 70
tahun 2012.
Kegiatan yang dilakukan dibagian ini adalah sebagai beriktu :
a. Pengarahan tentang kegiatan dan seluk beluk Pusbangkol
b. Cap label dan penanggalan surat kabar yang baru datang , serta diurutkan halaman dan
tanggalnya, untuk diserahkan kebagian layanan mutakhir di lantai 1
c. Memasukan data ke komputer di program Inlist untuk terbitan berkala dari luar negeri
yang merupakan koleksi hadiah luar negeri
d. Mencoba pencarian informasi menggunakan E-Resources , berupa jurnal, e-book atau
video dan informasi lainnya yang dilanggan oleh Perpusnas .
e. Memasukan data koleksi berkala ke inlist dalam bentuk elektronik , misalnya CD, DVD
serta pemberian tutorial dari pembimbing kami.

Hari ke 6 (Senin, 26 Januari 2015 (08.00-16.00)
b. Bidang pengolahan bahan pustaka (kepala : Suharyanto)
Pembimbing : Mariana Ginting, Suharyanto,
Dibagian ini kami mendapat sedikit ilmu tentang indomarc dan sejarahnya di Indonesia,
MARC singkatan dari Machine Readable Catalogue sudah ada sejak tahun 1960an dan dimulai
sejak Library of Congress memulai menggunakan teknik otomasi pada katalognya. Akhirnya

MARC muncul menjadi standar internasional untuk cantuman katalog setelah menjalin
kerjasama dengan The British dan kemudian ditiru oleh negara lain sesuai dengan kebutuhan
masing-masing dan dengan nama masing-masing pula. Indonesia kemudian mengembangkan
MARC yang disesuakan dengan kebutuhan Indonesia dengan nama IndoMARC. MARC terdiri
dari 2 bagian, bagian pertama terdiri dari label cantuman; direktori dan ruas kendali sedangkan
bagian kedua merupakan direktori cantuman yang membagi data menjadi ruas dan subruas.
MARC terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama terdiri dari (1) label cantuman yang
mencakup perintah dan informasi pengolahan seperti panjang cantuman, format (monograf,
materi geografis, rekaman suara dll). (2) direktori yang merupakan data pada ruas pengendalian
dan data dalam sebuah cantuman dan (3) ruas kendali, merupaman ruas panjang tetap, diisi oleh
pengatalog dan terdiri dari data tentang tanggal pengisian, negara penerbtian, bahasa dll. Bagian
kedua merupakan direktori cantuman yang membagi data menjadi ruas dan subruas. Ruas
ditandai oleh tengara yang mewakili cantuman bibliografis serta titik akses. Adapun struktur
bagian kedua terdiri dari bagian sebagai berikut:
001 - 009 Ruas kendali

300 - 399 Deskripsi fisik

010 - 099 Keterangan kendali, nomor dan

400 - 499 Pernyataan seri

kode

500 - 599 Catatan

100 - 199 Entri utama

600 - 599 Akses subjek

200 - 246 Judul dan ruas yang terkait

700 - 799 Catatan, untuk entri tambahan

250 - 299 Edisi, impresium dsb

800 - 840 Entri tambahan seri

850 - Informasi kepemilikan
900 - 948 Referensi
949 - 999 Dicadangkan untuk implikasi lokal
Kegiatan yang dilakukan dibagian ini yakni :
a. Pemberian arahan dari ibu Mariana Ginting tentang segala aspek dalam pengolahan
bahan pustaka samapi bisa dilayankan kepada pemakai, pedoman yang digunakan ,
misalnya AACR, DDC 23, Peraturan katalogisasi Indonesia, pedoman pengolahan bahan
pustaka, Indomarc metadata

b. Pembahasan tentang format Inlis dan indikatornya
c. Praktek langsung dibagian pengolahan bahan pustaka
d. Memverifikasi bahan pustaka yang telah diinput oleh pustakawan bagian akuisisi
e. Mengklasifikasi subyek menggunakan DDC 23 dan e-DDC, dan membuat katalog bahan
pustaka yang berpedoman pada daftar tajk subyek Pperpusnas
f. Menginput data koleksi berupa monograf berbahasa asing ke Inlis
g. Belajar memecahkan masalah di Inlis jika terjadi kesalahan dalam inputan
h. Scan cover buku dan menulis nomor scan, contoh ZB 1072
i. Tagging buku dan memasang RFID pada cover belakang buku
j. Label koleksi audio visual
k. Labelling koleksi buku.
Berikut cara mengolah data , jika data koleksi telah diinput oleh akuisis :
1. Buka inlis dengan memasukan NIP pustakawan dan Password
2. Masuk kedalam : jenis koleksi, lalu pilih, misalanya monografi
3. Buka daftAR katalog melalui judul yang telah di entri oleh bagian akuisisi
4. Buka koleksi yang telah diterima dan diverifikasi
5. Buka daftar katalog dan input data-data sesuai dengan format MARC atau sama dengan
format LOC , jangan lupa disimpan. Data MARC biasanya bisa dilihat di katalog
LOC.gov.id, atau NLA.gov.id , dan bisa dicopy jika data koleksi sama dengan data yang
akan kita masukan dalam Inlis.

Hari ke 7 (Selasa, 27 Januari 2015 (08.00-16.00) lantai 3 dan 4 )
PUSAT PRESERVASI BAHAN PUSTAKA (Kepala : Ibu Sri Sumekar)
Preservasi dan konservasi bahan pustaka merupakan kegiatan yang bertujuan untuk merawat
bahan pustaka yang rusak dan mencegah bahan pustaka dari kerusakan. Kerusakan ini dapat
berupa koleksi yang sobek, lepas jilidan, atau bisa juga rapuh/mudah sobek, dll. Perawatan bahan
pustaka dapat dilakukan dengan bantuan bahan-bahan kimia yang tidak hanya mampu untuk
merawat bahan pustaka, namun juga untuk mengilangkan atau mengurangi kadar asam yang
terkandung dalam bahan pustaka. Untuk melakukan tugas perawatan dan pencegahan kerusakan

pada bahan pustaka tersebut, Perpustakaan Nasional RI memiliki bagian khusus untuk
melaksanakan kegiatan preservasi dan konservasi yaitu pada Bidang Preservasi dan Konservasi
bahan pustaka yang teletak di lantai 3, lantai 4, lantai 5 dan lantai 6 gedung E Perpustakaan
Nasional RI Jl. Salemba Rayla 28A. Pada lantai 3 terdapat kegiatan konservasi bahan pustaka
terhadap buku-buku yang rusak, peta, dll. Sementara pada lantai 4 kegiatan konservasi bahan
pustaka nya berupa kegiatan penjilidan bahan pustaka, lalu pada lantai 5 terdapat kegiatan
transformasi digital atau alih media. Dan pada lantai 6 terdapat kegiatan alih media dalam bentuk
microfilm dan reprografi.
a. Konservasi (kepala : Ibu Mulatsih Susilorini)
1. Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka (Kepala : Made Ayu

Wirayati)
Pada tanggal 27 Januari 2015, kegiatan magang pada bagian preservasi dan konservasi bahan
pustaka dimulai dari lantai 3 dengan bimbingan dari Bapak Yusuf dan Ibu. Elis.Kegiatan diawali
dari pengenalan tentang koleksi-koleksi yang layak untuk di konservasi seperti koleksi yang
bernilai sejarah, koleksi yang langka, dan lainnya. Salah satu kegiata konservasi yang
berlangsung pada saat itu adalah kegiatan penguatan bahan pustaka yang rapuh dengan
menggunakan bahan kimia berupa CMC. Dari kegiatan yang berlangsung ini, kami mendapatkan
penjelasan tentang penggunaan CMC yang berupa lem, cara pengadukan CMC sebelum
digunakan hingga CMC mulai dioleskan pada bahan pustaka yang rapuh. Setelah kegiatan
penguatan bahan pustaka selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai deacidasi
kering dan deacidasi basa. Deacidasi kering adalah pengurangan kadar asam hingga ph nya
kurang dari 7, sementara deacidasi basa adalah pengurangan kadar asam pada bahan pustaka
dengan ph di atas 7. Untuk melakukan deacidasi kering diperlukan bahan kimia Barium dan pada
deacidasi basa diperlukan bahan kimia magnesium hydroxide dan aquades (air oksidasi).
Setelah penjelasan mengenai deacidasi, kegiatan dilanjutkan dengan praktek bleaching pada
peta yang dibimbinng oleh Bu elis. Bleaching adalah proses untuk membersihkan peta-peta yang
sudah kusam, berwarna kecoklatan, atau untuk membersihkan noda pada peta. Proses bleaching
pada peta dimulai dengan merendam peta dengan air biasa lalu setelah dirasa cukup, peta
tersebut direndam dengan air yang sudah dicampur dengan potassium selama setengah jam (30
menit). Kemudian rendam kembali ke dalam air biasa sambil menyiapkan air yang tercampur

asam oxalad. Setelah air yang tercampur bahan kimia yang sudah siap, masukkan peta ke dalam
air tersebut satu persatu, tunggu hingga noda pada satu lembar peta hilang baru masukkan satu
peta lagi ke dalam air tersebut. Setelah itu buat deacidasi basa dengan mempersiapkan
aquades/air oksidasi yang dibuat dengan tekanan oksigen 10 selama 1 jam dan campuran
magnesium hidroxide. Setelah air oksidasi siap, rendam peta ke dalam air tersebut agar tingkat
keasaman pada peta stabil dengan ph 8 da peta siap untuk dikeringkan.

2. Sub BidangPenjilidan
Pembimbing : Agus Suyono,
Bagian penjilidan di Perpusnas berada di gedung E di lantai 4. Penjilidan di Perpusnas
termasuk dalam tahap pelestarian yang terfokus kegiatannya dalam penanganan fisik koleksi
majalah dan surat kabar. Selain itu tahap penjilidan dimaksudkan untuk memperbaiki koleksi
yang lem atau jahitannya terlepas, lembar pelindung dan sampul mengalami kerusakan, sobek,
dan bentuk-bentuk kerusakan fisik lainnya yang diperkirakan masih dapat diperbaiki. Koleksikoleksi yang mengalami penjilidan ditentukan oleh pustakawan bagian layanan. Adapun koleksi
yang perlu dijilid yaitu yang umurnya tua dan memiliki informasi yang penting akan dibuatkan
box / stop map yang dibuat sendiri oleh bagian preservasi. Serta ada juga koleksi terbaru yang
dijilid.
Adapun cara ataupun bentuk penjilidan nya berupa :
1. Kuras atau katern , yaitu lembaran0lembaran yang dilipat dalam ukuran yang sama dan
dijahit satu dengan yang lalinnya sehingga membentuk isi buku atau block buku
2. Sistem tanpa benang (perpect binding) yaiut isi buku aatau block buku di lem pada
punggungnya, setelah itu buku dipress, diberi lem dan diberi kain kasa dibagian
pungugngnya. Lalu ditunggu sampai lem mengering dan menyatu dengan kain kasa lalu
dilanjutkan dengan tahap selanjutnya.
Kegiatan yang kami lakukan disini berupa praktek penjilidan yang dijelaskan diatas denagn
binmbingan dari pustakwannya.

Bahan- bahan yang diperlukan dalam penjilidan seperti lem, cutter, pensil, penggaris,
kain kasa, kain linen, benang, jarum jahit , kertas, karton, pita kapital( untuk hiasan), lilin,
jarum , tulang sapi, (untuk merapikan sisi-sisi setelah penjilidan).

Hari ke 8 (Rabu, 28 Januari 2015 (08.00-16.00)
b. Tranformasi digital (Kepala : Teguh Purwanto)
Proses kegiatan alih media digital terbagai kedalam 3 (tiga) tahapan utama yaitu :
a. tahapan

pra

digitalisasi

(prosedurawal)

erupakan

tahap

persiapan

sebelum

dilaksanakannya proses pengambilan objek digital
b. tahapan digitalisasi merupakan tindakan pengalihan format suatu media ke format digital,
yang dimulai dengan proses pengambilan objek digital
c. tahapan pasca (setelah) digitalisasi, tahapan ini lebih menitik beratkan pada bagaimana
objek digital ini disajikan serta dapat diakses oleh para pemustaka.
Prosedur Operasional pada Proses Alih media digital
Prosedur Awal
Inventarisasi

Digitalisasi
Kalibrasi perlatan

Preservasi data
Pengelolaan data
Pengumpulan file Sistem

dan seleksi bahan

Pengambilan

master

pustaka

objek(kamera

Survei kondisi

digital,

fisik bahan

alat konversi)

pustaka

Koreksi

Evaluasi dan

digital( editing)

menganalisis

Konversi file

metadata

Kompilasi file

Penentuan format

Konversi ke dalam data

file digital dan

format

pemilihan metode

(searchable)

pengambilan

Input metadata dan

objek(capture)

upload

pengelolaan dan

Pembuatan

pengaksesan

scanner, Salinan data (back

objek digital

up data)
objek

Migrasi data
Refresing
media penyimpanan
Emulasi

text

Penambahan
technical metadata
Konversi

objek kedalam format

digital

analog

Pembuatan
multimedia dalam
bentuk offline

Berdasarkan hasil pemetaan label diatas, dapat terlihat beberapa aktivitas yang biasa
dilakukan pada saat kegiatan alih media digital, meliputi :
1. kegiatan pertama yang dipersiapkan adalah lebih bersifat persiapan administrasi,
diantaranya : inventarisasi dan seleksi bahan pustaka, survey kondisi fisik bahan pustaka,
evaluasi dan analisis metadata, serta penentuan format file digital dan pemilihan metode
pengambilan objek digital (capture)
2. setelah dipastikan tahap persiapan seleksi, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan
alih media ke dalam format digital, yakni meliputi :
melakukan kalibrasi perlatan yang akan digunakan, terutama untuk pengetesan ketajaman
warna yang dihasilkan, pengambilan objek digital, baik itu menggunakan kamera digital,
scanner, atau alat konversi lainnya, melakukan koreksi pada objek digital (editing) setelah
proses pengambilan objek, proses perubahan format file (konversi) yang awalnya
merupakan format master file, kemudian diturunkan menjadi format turunannya, proses
kompilasi file yang menyatukan kembali file-file image menjadi satu kesatuan format
buku elektronik, proses pengubahan format gambar (image) menjadi format karakter
tulisan (text), sehingga informasi yang ada didalam koleksi tersebut dapat ditelusur secara
kata perkata (searchable),proses memasukan deskripsi bibliografi bahan perpustakaan
beserta berkas file digitalnya (upload content digital), aktivitas yang terakhir dilakukan
membuat kemasan multimedia dalam bentuk offline yang disajikan pada media CD atau
DVD.
3. Tahapan terakhir (pasca digitalisasi), pada tahapan ini lebih kepada proses
pengecekan serta pengontrolan kualitas berkas digital, baik itu secara ketepatan warna
yang dihasilkan, kelengkapan terhadap penyajian kemasan multimedia dalam bentuk
offline.
c. Reprografi (Kepala : Rismini)

1. Sub bidang microfilm (Kepala : Muhayar)
Subbidang Mikrofilm mempunyai tugas melakukan alih media bahan pustaka langka
kedalam bentuk mikro beserta pemeliharaan, perawatan, dan penyimpanan master film negatif
bentuk mikronya.
Kegiatan yang dilaksanakan pada sub bagian ini adlaah seperti pemaparan tentang alatalat yang digunakan pada bagian microfilm serta proses pembuatan microfilm, mulai dari
scanner naskah menggunakan scanner hybrid, lalu data disimpan di dalam microfilm.
2. Sub bidang Reproduksi ( Kepala Sub Bidang : Pristiawati)
Alur Kerja Sub Bidang Reproduksi Foto
1. Sistem Analog
a) Persiapan
- Penelusuran, pengumpulan
- Penelitian kondisi fisik bahan pustaka
- Pembuatan data bibliografis
- Persiapan alat dan bahan siap reproduksi
b) Proses Pemotretan
- Persiapan kamera dengan film 6x7
- Pengaturan focus terhadap objek gambar
- Pengaturan sinar yang merata pada objek gambar
- Pemilihan ASA film pada kamera
- Pengaturan waktu yang diperlukan film untuk menangkap cahaya
- Objek siap diprotet
c) Proses Pencucian
- Pemasukan film pada Canging Bag dalam ruang gelap
- Pemindahan rol negative kerol khusu pemrosesan lalu dimasukkan
ketabung proses,
- Pemasukan developer kedalam tabung tersebut yang berisi air bersih,
kemudian diamkan selama 7 s.d 8 menit lalu dibuang airnya.
- Pemasukan cairan fixer kedalam tabung selama lebih kurang 30 menit lalu
dibuang airnya,

- Pembilasan air bersih, kemudian film siap dikeringkan.
d) Proses Pencetakan
- Penempatan film pada ENLARGER
- Pengaturan focus gambar berdasarkan besar kecilnya objek yang dicetak
-Pengaturan waktu penyinaran yang diinginkan
-Pengaturan diafragma terhadap objek
-Penempatan kertas yang akan dicetak pada dasar tempat jatuhnya sinar
-Persiapan tempat yang berisi cairan Developer kertas dan menyiapkan juga
untuk fixer
-Penyelupan kertas foto kedalam bak yang berisi cairan developer
kemudian ke bak yang berisi fixer
-Pembilasan air bersih, kemudian pengeringan gambar cetak foto
e) Administrasi Akhir
- Pemasukan foto pada album sesuai dengan nomor rol dan nomor ekspose
- Pembuatan registrasi foto sesuai dengan urutan gamabar pada album
- Album berisi foto siap dilayankan
- Film negative yang sudah kering tadi dipotong setiap 2(dua) ekspose
kemudian dimasukkan kedalam jaket plastic yang tersedia sesuai dengan
ukuran film
- Pemberian nomor paaada setiap kotak yang berisi file film tersebut
- Pembuatan laporan
f) Penyimpanan dan Pemeliharaan
-Penyimpanan kotak berisi file film tersebut disimpan diruang penyimpanan
master film
- Pengontrolan temperature ruang penyimpanan
- Pembersihan debu
- Pemeliharaan master film
2. Sistem alih media baru (Digitalisasi)
a) Proses Pemotretan
- Persiapan kamera

- Pengaturan focus terhadap obyek gambar
- Pengaturan sinar yang merata pada obyek gambar
- Pengaturan ketepatan diafragma terhadap objek gambar
- Pengaturan waktu yang diperlukan untuk menangkap cahaya
- Obyek siap dipotret
b) Proses Editing
- Pengaturan besar/kecilna gambar (Resize)
- Pengaturan kerusakan gambar (Adjust)
- Merapihkan/membersihkan gambar (Retouching)
- Menyimpan dalam file (Save as)
c) Combine file JPEG Ke PDF
- Combine file
-Make searchble
-Pemberian kode (Waterrmark)
- Save as file PDF
d) E-book
- Import file
-Setting
- Creatif E-book : - Of line (format EXE)
- On line (format HTML)
-Design cover, disk e-book
e) Finishing
- Pemberian label pada disk dan cover pada casing
- Penyimpanan.
Hari ke 9 (Kamis, 29 Januari 2015. Layanan Umum : Pusteling di SMPN 139 Jakarta
Timur)
Pembimbing : Mery Rosmala
Layanan pusteling kali ini dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2015, dengan tujuan
SMPN 139 Klender Jakarta Timur. Kami didampingi bu Mery dan pak Tyo serta pustakawan
lainnya yaitu pak Wawan.

Kegiatan yang dilakukan dimulai dari apel pagi di Perpusnas sambil mendengarkan arahan
dari bu Mery, setelah jam 09.00 WIB , kami menaiki bus Pusteling yang di bagi ke dalam 2 bus,
kami dibagi 2 kelompok dan bus pusteling langsung mengarah ke daerah Klender. Dalam
perjalanan, memang tidak mengalami kendala yang berarti, hanya saja kepala kami terasa pusing
karena duduk dengan posisi yang tidak benar. Pukul 10 lebih, kami tiba di tempat tujuan, disini
kami diberi arahan sedikit tentang siapa pengguna dan bagaimana cara melayani siswa-siswi
yang membutuhkan informasi.
Ditingkat lembaga sekolah ini, biasanya guru bekerjasama dengan pustakwan Pusteling
dengan memberi tugas dan menyuruh siswa-sisinya menelusur informasi di internet, yang
tentunya internet yang ada di layanan Pusteling. Dikarenakan ketersediaan komputer dan
perangkatnya masih minim, maka satu bus biasanya diisi oleh siswa sesuai dengan jumlah
komputer yang ada, untuk mengatasi banyaknya user, maka pustakawan menyiasati dengan cara
mengantri, agar semua dapat dilayani dengan baik, waktu yang diberikan hanya sekitar 20 menit
saja per rombongan, itupun terkadang sering lebih dari waktu yang ditetapkan, karena banyaknya
tuntutan siswa baik yang tugasnya belum selesai ataupun masih ingin menelusur web yang
lainnya.
Layanan ini dimulai dengan perkenalan singkat pustakawan dan promosi perpusnas
dengan menceritakan sedikit profil perpusnas serta layanan yang ada, misalnya koleksi digital,
koleksi e-resources, koleksi manuskrip ataupun video. Selanjutnya petugas akan menanyakan
tugas yang diberikan oleh guru mereka dan membimbing bagaimana menelusur dengan baik dan
tepat, terkadang user diminta untuk menelusur menggunakan web Perpusnas, Goole ataupun
Google Advanced.
Kali ini, user mendapatkan tugas bahasa inggris dengan subjek Description text, maka
tugas pustakwanlah membimbing user bagaimana menelusur informasi yang mereka butuhkan.
Kebanyakan dari user sudah paham bagaimana masuk kedalam Google dan menelusur secara
cepat, namun user masih banyak yang belum mengerti bagaimana memasukan keyword yang
tepat sesuai dengan kebutuhan mereka, pustakawan akan membimbing user dengan
mengarahkan bagaimana memasukan keyword yang tepat dan menelusur menggunakan mesin
pencarian apa, user diminta untuk membuka google advance agar pencarian lebih tepat, misalnya
bisa dibatasi dengan bahasanya, tahun terbitnya, ataupun bentuk file nya.

Kloter berikutpun sudah memasuki bus dan kegiatan layanan pusteling dimulai dari awal
lagi yakni perkenalan pustakawan dan promosi perpusnas dan seterusnya. Kegiatan ini berakhir
jam 12 siang, bus kami mampu melayani 4 kloter dengan jumlah mencapai 35 siswa.
Bus pun meluncur setelah pustakawan pamitan dengan petugas sekolah. Kami tiba
kembali di gedung Perpusnas jam 2 siang dan langsung Ishoma , setelah itu di lanjutkan dengan
evaluasi kegiatan, tujuannya untuk memberi saran dan masukan bagi layanan pusteling
kedepannya.

Hari ke 10 (Jumat, 30 Januari 2015 (08.00-16.30)
PUSAT JASA PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI (Kepala : Titik Kismiyati)
a. Kelompok Layanan Keanggotaan ( Ketua kelompok : C. Juli Odor Nainggolan)
Pembimbing : Abdul Rahim, Juli Nainggolan
Layanan Keanggotaan berada di lobi pintu masuk gedung B lantai 1, layanan ini berperan
dalam memberikan informasi cepat kepada pemustaka, selain itu pustakawan pada bagian
layanan keanggotaan juga memberikan layanan pendidikan pemakai untuk pemustaka. Pada
layanan keanggotaan pemustaka yang belum mempunyai nomor anggota atau kartu perpustakaan
di sarankan untuk membuat dengan mengisi form pada komputer yang telah disiapakan, dengan
ketentuan pengisian identitas sesuai dengan KTP, tetapi perlu diingat password yang telah
dimasukkan untuk dapat mengakses e-journal luar negeri yang telah dilanggan oleh Perpustakaan
Nasional RI,.
Setelah pemustaka mendapatkan nomor anggota, pemustaka menulis nomor anggota
dan diserahkan kepada pustakawan pada layanan keanggotaan untuk validasi anggota, setelah
form yang telah di isi valid, pemustaka dapat mencetak kartu anggota dengan melakukan foto
secara langsung ditempat, maka dari itu pemustaka tidak boleh diwakilkan, dengan menunggu
beberaba menit kartu akan jadi dan pemustaka dapat menggunakan Perpustakaan Nasional RI
sesuai dengan kebutuhan.

Dari kegiatan praktek satu hari ini, kami mendapatkan ilmu sedikit tentang bagaimana
cara untuk menjadi anggota perpusnas, yang tentunya gratis, tanpa dipungut biaya satu
persenpun, beriktu tatacaranya :
1. Isi form di komputer yang telah disediakan diluar ruangan keanggotaan
2. Pengisian sebaiknya sesuai dengan identitas di KTP , untuk mendapatkatkan kartu
anggota, syaratnya minimal siswa SMA.
3. Setelah semua formulir terisi dengan benar sesuai contoh format, lalu klik daftra,
maka beberapa saat akan muncul nomor anggota user
4. Catat no anggota dan nama legkap user di kertas yang telah disediakn dekat komputer
5. Masuk ruanga keanggotaan untuk pemvalidan data oleh pustakawan agar mendapat
informasi lebih lanjut
6. Setelah divalidasi , user akan difoto utuk mendapatkan kartu anggota pengguna untuk
mendapatkan layanan/jasa yang ada di perpusnas.
b. Kelompok Layanan Koleksi Berkala Mutakhir (Ketua Kelompok : Sri Rejeki)
Layanan mutakhir memberikan layanan dengan jenis koleksi terbitan berkala mutakhir (surat
kabar, tabloid, dan majalah) baik terbitan dalam maupun luar negeri yang terbit tiga tahun
terakhir. Selain itu layanan ini juga menyediakan koleksi surat kabar yang dikliping berdasarkan
bulan terbitnya dan jenis surat kabar dengan subjek khusus dibidang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora.
Kegiatan kami selama magang di layanan berkala mutakhir adalah mengecek surat kabar
yang dikliping apakah ada surat kabar lain yang tercampur dalam kliping atau surat kabar yang
tidak ada dalam kliping, cara mencari surat kabar yang tidak ada dalam kliping adalah melihat
tanggal terbit surat kabar, mengecek seluruh tanggal selama sebulan jika ada surat kabar dengan
tanggal tertentu tidak ada untuk dicatat di selembar kertas, tujuannya adalah untuk pendataan dan
mengetahui apakah memang tidak terbit karena hari libur, hilang, atau alasan lainnya. Selain itu
juga mengurutkan surat kabar didalam kliping dari tanggal satu sampai akhir bulan.

Hari ke 11 (Senin, 02 Februari 2015 (08.00-16.00)
a. Kelompok Layanan Katalog dan Rujukan (Ketu Kelompok : Djodjor Situmeang)

Pembimbing : Yuliatri Bunga, Dharma, Marsudi,
Online Public Access Catalog yang biasa disebut oleh beberapa perpustakaan sebagai
katalog online, katalog akses online, katalog akses daring perpustakaan, atau katalog akses
umum talian. Menurut Corbin (1985,255) mengatakan online public catalog merupakan katalog
yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada
magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat secara online kepada pengguna. OPAC
adaah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum dan dapat dipakai pengguna
untuk menelusuri data katalog (untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya
tertentu untuk mendapatkan informasi tentang lokasinya dan jika sistem katalog dihubungkan
dengan sistem sirkulasi, maka pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi di perpustakaan.
Tujuan OPAC Menururt Siregar (2004 : 57) menyatakan bahwa peralihan manual ke
bentuk online, disamping banyak menghemat waktu pengguna dalam penelusuran, juga mampu
meningkatkan efisiensi pekerjaan pengatalogan bahan pustaka baru. Katalog elektronik terbukti
mampu mempromosikan koleksi perpustakaan sheingga penggunanya semakin tinggi. Menurut
Kusmayadi (2006 : 53) Tujuan penyediaan OPAC adalah : Pengguna dapat mengakses secara
langsung ke dalam pangkala data yang dimiliki perpustakaan. Mengurangi beban biaya dan
waktu yang diperlukana dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi.
Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan
efisiensi tenaga kerja. Mempercepat pencarian informasi. Dapat melayani kebutuhan informasi
maysrakat dalam jangkauan luas. Jadi, tujuan penyediaan OPAC di perpustakaan adalah untuk
memberi kepuasan kepada pengguna dan staf perpustakaan dan mempercepat pencarian
informasi yang tersedia di perpustakaan yang menyediakan koleksi mereka untuk dilayankan.
Kegiatan yang kami lakukan selama magang dibagian layanan ini meliputi :
1. Mendapatkan pengarahan dari ibu Bunga tentang layanan OPAC dan cara melayani user
2. Praktek melayani user di meja keerja pustakawan untuk merujuk pemustaka ke ruangan
koleksi yang dituju
3. Praktek membimbing pemustaka menggunakan OPAC dan cara menelusur secara cepat
dan tepat.

Melalui kegiatan ini, kami mampu memahami seluk beluk ruangan yang ada di
perpusnas, dan koleksi yang dilayankan, ibaratnya melalui layanan OPAC , kami seperti
mengikuti bimbingan pemakai , dan mampu membimbing pemustaka , baik yang belum
tidak tahu sama sekali maupun yang sudah pernah memanfaatkan layanan perpusnas.

Gbr. Dashboard OPAC Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
b. Kelompok Layanan Referensi 08.00-16.00, ( Ketua Kelompok : Fathmi)
Layanan referensi merupakan salah satu layanan yang diberikan perpustakaan untuk
memberikan rujukan serta membantu pemustaka dalam menelusur dan menemukan informasi
yang dibutuhkan. Pada Perpustakaan Nasional RI, layanan referensi memiliki tugas untuk
memberikan bimbingan pemakai yang diadakan setiap hari Selasa dan hari Kamis, Membantu
pemustaka dalam menelusur informasi baik itu koleksi disertasi, laporan penelitian, thesis yang
ada di lantai 4 perpustakaan Nasional maupun koleksi dalam bentuk lain.
Apabila informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka tidak dapat ditemukan maka pustakawan
di bagian referensi ini harus mampu memberikan rujukan baik berupa koleksi yang serupa
maupun memberikan rujukan dimana informasi yang dibutuhkan itu dapat ditemukan.

Sebagaimana dengan tugas dari bagian layanan referensi tersebut, kegiatan magang yang
dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2015 meliputi kegiatan pelayanan informasi kepada
pemustaka dimulai dari menelusur informasi melalui OPAC, memecahkan masalah ketidak
adaan koleksi hingga mengambilkan koleksi yang diminta oleh pemustaka pada rak koleksi.
Pada saat melayani pemustaka terdapat sebuah permasalahan ketika seorang pemustaka
membutuhkan koleksi laporan penelitian berbahasa Inggris tentang Human Resource namun
pada penelusuran OPAC hanya terdapat koleksi dalam bentuk monograf sehingga koleksi yang
dapat dirujuk hanyalah koleksi laporan penelitian berbahasa Indonesia tentang Sumber Daya
Manusia.
Selain kegiatan dalam melayani pemustaka, ada pula kegiatan menghitung jumlah koleksi
thesis dan disertasi yang ada di bagian layanan referensi lantai 4. Penghitungan jumlah koleksi
ini bertujuan untuk mendata koleksi thesis dan disertasi yang dimiliki perpusnas serta untuk
melakukan pendataan dalam rangka mempersiapkan pemindahan layanan ke gedung
perpustakaan nasional yang terdapat di jalan Medan Merdeka Selatan. Penghitungan jumlah
koleksi ini dilakukan secara sistematis yaitu dengan menghitung jumlah koleksi dan jumlah
ambal berdasarkan rentang nomor kelas, misalnya pada nomor kelas 000-100 ada berapa ambal
dan ada berapa jumlah koleksinya, dan seterusnya. Setelah dilakukan pendataan koleksi, hasil
pendataan tersebut di rekap dan di entri ke komputer dengan membuat daftar tabel
Kegiatan lain yang juga dilakukan dalam satu hari tersebut yaitu menyusun statistik
pengunjung dan juga statistik koleksi yang dipinjam berdasarkan nomor kelasnya. Statistik ini
dibuat dalam bentuk table dan diagram batang untuk setiap bulannya. Untuk statistik pengunjung
dibuat berdasarkan tipe keanggotaannya, apakah siswa, mahasiswa, umum atau peneliti.
Sementara untuk statistik koleksi yang dipinjam, data direkap dan disusun berdasarkan jumlah
tiap nomor kelas, misal untuk nomor kelas 000 ada berapa koleksi yang dipinjam tiap bulannya,
dan seterusnya.

Hari ke 12
Selasa, 03 Februari 2015 (08.00-16.00)

Bidang Layanan Koleksi Umum (Kepala Bidang : Agus Sutoyo )
a. Kelompok Layanan Koleksi Ilmu Sosial (Ketua Kelompok : Lutfi Makarim)
Layanan monograf ilmu sosial merupakan layanan umum yang terletak di 3B gedung
Perpusnas. Layanan tersebut terdiri dari call number / nomor panggil 100-400. Layanan
monograf ilmu sosial yang ada di Perpusnas Salemba menggunakan layanan tertutup
sehingga koleksi yang dibutuhkan pemustaka akan diambilkan oleh pustakawan. adapun
alasan mengapa menggunakan sistem layanan tertutup yaitu untuk menghindari koleksi
berantakan atau tidak sesuai dengan kelasnya. Jika tidak sesuai kelasnya akan menyulitkan
pemustaka mencari buku. Sehingga penggunaan layanan tertutup dirasa tepat.
Layanan tertutup hanya bisa diakses atau dimasuki pemustaka, namun ada persyaratan
bagi pemustaka jika ingin koleksi diambilkan seperti melalui prosedur atau tata cara
menemukan koleksi di perpusnas, yaitu terlebih dahulu pemustaka mengisi bon permintaan
yang ada di lantai dua dimana lantai dua merupakan layanan katalog sehingga sebelum
meluncur ke lantai lokasi koleksi berada maka harus mengisi bon permintaan lalu akan
diarah pustakawan keberadaan koleksi yang dibutuhkan. Selain itu kami bertemu dengan
pustakawan-pustakawan yang ramah dan siap membimbing kami. Di layanan monograf ilmu
sosial kami diajarkan cara shelving yaitu meletakan atau mengembalikan koleksi sesuai
nomor panggil yang tersedia. Selain itu diajarkan dan diberi kesempatan untuk melayani dan
menemukan koleksi yang sesuai dengan bon permintaan pemustaka. Sehingga diharapkan
dapat menjadi tambahan pelajaran bagi kami, bagaimana bersikap ramah terhadap
pemustaka.

b. Kelompok Layanan Bahan Pustaka Ilmu Terapan ( Ketua Kelompok :
Serilanjunita)
Layanan monograf ilmu terapan terdiri dari koleksi yang mencakup ilmu pengetahuan
teknologi terapan. Layanan ini terletak di lantai 3C dengan sistem layanan tertutup (close access)
dimana pemustaka tidak boleh langsung mencari dan mengambil bahan pustaka di rak, tetapi
petugas perpustakaan yang akan mencarikan dan mengambilkannya di rak.
Tugas dari bagian layanan monograf ilmu terapan, yaitu:

1. Melaksanakan layanan informasi
2. Melaksanakan layanan rujukan
3. Melaksanakan penyediaan bahan pustaka
4. Melaksanakan shelving bahan pustaka
5. Memelihara jajaran koleksi bahan pustaka
6. Melaksanakan penelusuran bahan pustaka
7. Menyusun data statistik pengunjung, jumlah koleksi, jumlah pemanfaatan koleksi, jumlah
layanan fotocopy
Dalam layanan monograf ilmu terapan terdapat prosedur yang perlu dilakukan oleh
pemustaka, yang pertama yaitu pemustaka melakukan penelusuran bahan pustaka yang akan
dicari dengan katalog atau OPAC, selanjutnya pemustaka mengisi bon peminjaman yang berisi
nomor panggil buku, judul buku, nama pemustaka, dan tanggal pinjam. Setelah itu pemustaka
menyerahkan bon peminjaman dan kartu anggota kepada petugas perpustakaan. Dan petugas
perpustakaan akan mencarikan bahan pustaka yang dicari. Prosedur ini dilakukan karena
mengingat sistem layanan yang digunakan yaitu sistem layanan tertutup.
Ada beberapa kekurangan dalam layanan monograf ilmu terapan yaitu komputer yang
digunakan sebagai OPAC tidak semuanya berfungsi, ada beberapa komputer yang rusak dan
tidak terpakai. Selanjutnya tidak semua pemakai paham menggunakan teknik mencari bahan
pustaka melalui OPAC.
Kegiatan yang kami lakukan di layanan monograf ilmu terapan yaitu yang pertama
pengarahan dari pembina, selanjutnya menghitung jumlah koleksi berdasarkan jumlah eksemplar
tiap rak dan melayani pemustaka dalam mencari bahan pustaka.

Hari ke 13
Rabu, 04 Februari 2015, (08.00-16.00)
a. Kelompok Layanan Koleksi Majalah Terjilid (Ketua Kelompok Ratu Atibah
Muliyani)
Pembimbing : Ibu Arlin , ibu Ning, bu Ngatiah

Layanan majalah terjlid ini, merupakan layanan tertutup yang tidak bisa dipinjam oleh
pemustaka, tetapi hanya bisa dibaca tempat, majalah ini kebanyakan terdiri dari majalah
berbahasa Indonesia, Inggris, Belanda, dan sedikit yang berbahsa Jerman, Spanyol, Jepang.
Pemustaka yang sering menggunakan

koleksi ini terutama dari kalangan peneliti,

terutama peneliti dari luar negeri dan mahasiswa serta lawyer. Tatacara peminjaman koleksi di
bagian ini dimulai dari pengisian bon peminjaman yang diisi di layanan lantai 2 OPAC, setelah
itu, pemustaka harus mengisi buku tamu di komputer, lalu mancari koleksi di katalog, langsung
menyerahkan bon peminjaman ke pustakwan, setelah itu menunggu sebentar samapai
pustakawan menemukan majalah yang akan dipinjam. Dan menyerahkan ke pemustaka .
Kegiatan yang kami lakukan dibagian layanna ini meliputi :
1. Pengarahan dari pembimbing tentang majalah terjilid dan tata cara peminjaman dan
pelayanannya
2. Praktek shelving majalah terjilid
3. Praktek menelusur koleksi yang ada di rak berdasarkan nomor panggil yang
menyesuaikan dari penomoran yang telah ditetapkan oleh museum nasional .
4. Melayani pemustaka yang mencari koleksi yang dibutuhkan.
b. Kelompok Layanan Koleksi Surat Kabar Terjilid ( Ketua Kelompok : Endang
Sumarsih)
Layanan Surat Kabar Terjilid di Perpustakaan Nasional dapat diakses pada Gedung C
lantai 8, dimana koleksi yang disimpan pada bagian ini tidak hanya surat kabar yang berusia
5 atau 10 tahun namun kita juga dapat menemukan surat kabar tahun 1800 an, masa
penjajahan Belanda, surat kabar pada masa kemerdekaan, orde baru, atau surat kabar awal
tahun 2000 an.Beberapa surat kabar yang ada disini misalnya Indonesia Observer, Indonesia
Times, Surat Kabar Pesat,dan lainnya. namun surat kabar daerah pun juga terdapat disini,
seperti surat kabar Bintang Timor dari Surabaya, Surat Kabar dari daerah Banjarmasin,dan
lainnya.
Pada bagian surat kabar terjilid ini kegiatan yang kami lakukan antara lain melakukan
shelving atau penataan koleksi surat kabar terjilid pada rak. Catatan yang perlu diperhatikan

dalam melakukan shelving pada surat kabar terjilid ini yaitu perlu adanya kehati-hatian yang
lebih karena koleksi yang ada disini hampir semuanya sangat rapuh sehingga apabila kurang
hati-hati dapat mengakibatkan kerusakan pada koleksi seperti robek atau robekan surat kabar
tercecer. Koleksi surat kabar terjilid yang ada di Perpusnas sebetulnya perlu ruang yang lebih
luas lagi karena ada begitu banyak koleksi yang terpaksa diletakkan di atas rak bahkan ada
beberapa koleksi yang masih diletakkan di bawah tangga menuju lantai 8.
Selain melakukan shelving, kegiatan yang kami lakukan yaitu melayani pemustaka yang
membutuhkan informasi mengenai sutu peristiwa yang terjadi di tahun 1945. Untuk
memenuhi kebutuhan informasi pemustaka tersebut, pustakawan di bagian ini menyarankan
untuk memberikan beberapa koleksi surat kabar terjilid yang terbit di tahun 1945 sehingga
diharapkan informasi terkait peristiwa yang terjadi di tahun tersebut dapat ditemukan di salah
satu koleksi tersebut. Untuk prosedur pelayanan disini pun terkesan berbeda karena
pemustaka diizinkan masuk dan mengambil koleksi yang disarankan oleh pustakawan, lalu
dengan membawa troli pemustaka dapat membawa koleksi-koleksi tersebut ke ruang baca.

Hari ke 14
Kamis, 05 Februari 2015 (08.00- 16.00) ,
Sub Bidang Otomasi (Kepala Sub Bidang : Wiratna Tirtawirasta)
Pembimbing : Aristianto Hakim
Sub bidang otomasi yang ada di Perpustakaan Nasional awalnya berada di gedung
perpustakaan nasional yang berada di Jl Medan Merdeka Selatan, namun karena adanya renovasi
yang berlangsung hingga 2017 nanti maka saat ini sub bidang otomasi berada di Lantai 7 gedung
C Perpustakaan Nasional yang terletak di Jl.Salemba 28A bergabung dengan ruang yang
digunakan untuk server. Kegiatan magang di sub bidang otomasi yang dilaksanakan tanggal 5
februari 2015 diawali dengan pengarahan oleh Bapak Aristianto tentang otomasi perpustakaan
dan aplikasi atau penerapan otomasi di perpustakaan nasional yang menggunakan Inlis.
Inlis ini sendiri merupakan software otomasi perpustakaan yang berbasis MARC dan
merupakan software yang dibuat oleh perpustakaan nasional hasil kerjasama dengan vendor.

Alasan penggunaan software berbasis MARC yaitu MARC sebagai jenis metadata yang tertua
telah digunakan oleh hampir semua perpustakaan di dunia sehingga diharapkan akan
memudahkan dalam menyamakan format katalog. Selain itu format metadata MARC memiliki
kelebihan dengan adanya sub ruas yang artinya akan membuat data yang di inputkan menjadi
lebih detail. Karakteristik INLIS ini sendir