Makalah Hadits Tarbawi tentang etika gur (1)

Makalah Hadits Tarbawi
Hadits tentang Etika Guru terhadap Siswa

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
Dosen
Jurusan

: Hadits Tarbawi
: H.M.Zaini Al-Luthfi.MA
: Tarbiyah - PAI (III-B)

Di susun Oleh
Kelompok 8 (Delapan)

- M.Rian Pratama
- Muhammad. Anas
- Elva Yones
- Minda Tamtina Wati
- Hemalia


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT

T.A : 2016- 2017

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa
atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
ini

dengan

penuh

keyakinan

serta

usaha


maksimal.

Semoga

dengan

terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen
H.M.Zaini Al-Luthfi.MA mata kuliah Hadis Tarbawi yang telah memberikan
tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk
senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai
“Hadits tentang etika guru terhadap siswa ” sehingga dengan kami dapat
menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga
kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin.
Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang
penuh kebaikan dan telah membantu penulis.


Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha
sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari
sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran
penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa
datang.

1

Tanjung Pura,November, 2016

Tim Penyusun

Kelompok 8 (Delapan)

DAFTAR IS

2

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Etika Guru...................................................................................2
B. Syarat Menjadi Guru.....................................................................................3
C. Guru Harus Memiliki Pemahaman...............................................................4
D. Guru Harus Profesional.................................................................................5
E. Guru harus bersifat kasih kepada anak didik................................................7
F.

Guru Harus Berbicara Jelas dan Sesuai Kadarnya.......................................8

G. Guru tidak boleh mempersulit anak didik.....................................................9
H. Pendidik harus memberikan hak didiknya secara adil................................10
BAB III PENUTUP................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12


3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan faktor terpenting dalam pendidikan. Faktor terpenting
bagi seorang guru adalah etika. Itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi
pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, atau akan menjadi perusak
atau penghacur bagi masa depan anak didiknya, terutama bagi anak didik yang
masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami
kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya, merupakan penampilan lain
dari kepribadiannya. Bagi anak didik yang masih kecil, guru adalah contoh
teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya. Guru adalah orang pertama
sesudah orang tua, yang mempengaruhi pembinaan kepribadian anak didik.
Kalaulah tingkah laku atau akhlak guru yang tidak baik, pada umumnya akhlak
anak didik akan rusak, karena anak mudah terpengaruh oleh orang yang
dikaguminya.


B. Rumusan Masalah
1.

Apa yang dimaksud dengan etika guru?

2.

Apa syarat menjadi guru?

3.

Bagaimana etika guru terhadap Siswa?

C. Tujuan Pembahasan
1.

Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika guru.

1


2.

Untuk mengetahui apa syarat menjadi guru.

3.

Untuk mengetahui abagaimana etika guru terhadap Siswa.

2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Guru
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika adalah aturan-aturan yang disepakati
bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan kerjanya seperti keguruan, pengobatan
dan sebagainya. Guru dalam pendidikan merupakan faktor yang paling penting,
seorang guru harus mempunyai etika dan harus memiliki sifat-sifat yang berikut:1


a. Bahwa tujuan, tingkah laku dan pemikirannya mendapat bimbingan Tuhan
(Rabbani), seperti disebutkan oleh surat Al-imran, ayat 79, “Tetapi jadilah
kamu Rabbani (mendapat bimbingan Tuhan)”.

b. Bahwa ia mempunyai persiapan ilmiah, vokasional dan budaya menerusi
ilmu-ilmu pengkhususannya seperti geografi, ilmu-ilmu keIslaman dan
kebudayaan dunia dalam bidang pengkhususannya.

c. Bahwa ia ikhlas dalam kerja-kerja kependidikan dan risalah Islamnya dengan
tujuan mencari keredhaan Allah S.W.T dan mencari kebenaran serta
melaksanakannya.

d. Memiliki kebolehan untuk mendekatkan maklumat-maklumat kepada
pemikiran murid-murid dan ia bersabar untuk menghadapi masalah yang
timbul.

e. Bahwa ia benar dalam hal yang didakwahkannya dan tanda kebenaran itu
ialah tingkah lakunya sendiri, supaya dapat mempengaruhi jiwa muridmuridnya dan anggota-anggota masyarakat lainnya. Seperti makna sebuah
1 Ruswandi, Uus. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: CV. Insan
Mandir.2010.hlm.123


3

hadith Nabi S.A.W, “Iman itu bukanlah berharap dan berhias tetapi
meyakinkan dengan hati dan membuktikan dengan amal”.

f. Bahwa ia fleksibel dalam mempelbagaikan kaedah-kaedah pengajaran dengan
menggunakan kaedah yang sesuai bagi suasana tertentu. Ini memerlukan
bahawa guru dipersiapkan dari segi professional dan psikologikal yang baik.

g. Bahwa ia memiliki sahsiah yang kuat dan sanggup membimbing murid-murid
ke arah yang dikehendaki.

h. Bahwa ia sedar akan pengaruh-pengaruh dan trend-trend global yang dapat
mempengaruhi generasi dan segi aqidah dan pemikiran mereka.

i. Bahawa ia bersifat adil terhadap murid-muridnya, tidak pilih kasih, ia
mengutamakan yang benar. Seperti makna firman Allah S.W.T dalam surah al
Maidah ayat ke 8,


“Janganlah kamu terpengaruh oleh keadaan suatu kaum sehinga kamu tidak adil.
Berbuat adillah, sebab itulah yang lebih dekat kepada taqwa. Bertaqwalah
kepada Allah, sebab Allah Maha Mengetahui apa yang kamu buat”.

B. Syarat Menjadi Guru
Menurut Zakiah Daradjat dkk, dalam Moh. Roqib dan Nurfuadi. Seorang
guru harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini:2

1.

Bertakwa kepada Allah SWT

Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, guru harus bertakwa
kepada

Allah

SWT,

sebab


ia

adalah

teladan

bagi

anak

sebagaimanaRasulullah SAW. Menjadi teladan bagi umatnya.
2 Zakiah. Daradjat , Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011.hlm.142
4

didiknya

2.

Berilmu

Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa
pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang
diperlukan untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia
diperbolehkan mengajar.

3.

Sehat Jasmani

Kesahatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang
melamar untuk menjadi guru. Kita juga kenal ucapan “mens sana in corpon sano”,
yang artinya dalam tubuh yang sehat terkandung jiwa yang sehat. Kesehatan bagi
seorang guru sangat penting. Jika guru kurang sehat akan menghambat pelaksana
pendidikan.

4.

Berkelakuan Baik

Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus
menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Dari tujuan pendidikan
yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya
mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. Yang dimaksud
akhlak mulia dalam ilmu ilmu pendidikan islam adalah akhlak yang sesuai dengan
ajaran islam, seperti contoh oleh pendidik utama, Nabi Muhammad SAW. Di
antara akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru,
bersikap adil terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang,
berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama dengan guru-guru lain,
bekerjasama dengan masyarakat.

Menurut Al-ghazali bahwa kepribadian dan etika guru adalah seagai berikut:3

3 Said hawwa,.Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. Jakarta; Rabbani
Press.2004.hlm.45

5

1.

Kasih Sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagai
anaknya sendiri.

2.

Meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun
penghargaan

3.

Hendaknya tidak member predikat atau martabat pada peserta didik
sebelum ia pantas dn kompeten untuk menyandangnya, dan jangan member
ilmu yang samar (al-ilm al-kafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas.(al-ilm aljaly)

4.

Hendaknya peserta didik dari akhlaq yang jelek(sedapat mungkin) dengan
cara sindiran dan tunjuk hidung.

5.

Guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak menjelekjelekan atau merendahkan bidang studi yang lain.

6.

Menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai dengan taraf kemampuan
mereka.

7.

Dalam menghadapi pesert didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu
ilmu global yang tidak perlu menyajikan detailnya.

8.

Guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya
bertentangan dengan perbuatan

C. Guru Harus Memiliki Pemahaman
Hadis Abu Mas’ud Riwayat Muslim

‫ب‬
‫ ي تهؤ مهم مالتقموتم أ تمقترهؤههمم لببكتتا ب‬:‫ تقاتل ترهسموهل اللبه ص‬:‫عمن ا تببى تممسهعمودد ا مل تن متصابرمي تقاتل‬
‫ تفابمن تكان هموا بفى ال مهسن متبة تستواءء‬.‫عل تهمههمم ببال مهسن متبة‬
‫ تفابمن تكان هموا بفى مالبقتراتءبة تستواءء تفأ ت م‬.‫اللبه‬

6

‫ تول ت ي تهؤ متم م تن ال م ترهجهل‬.‫جتربة تستواءء تفأ تمقتدهمههمم بسل مءما‬
‫ تفابمن تكان هموا بفى مالبه م‬.‫جترءة‬
‫تفأ تمقتدهمههمم به م‬
‫ مسلم‬.‫عتلى تتك مبرتمبتبه ابل م ت بببإمذبنبه‬
‫ تول ت ي تمقهعمد بفى بتي مبتبه ت‬.‫ال م ترهجتل بفى هسل متطابنبه‬
Artinya : Dari Abu Mas'ud Al-Anshariy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Yang mengimami suatu kaum itu hendaklah orang yang lebih pandai (faham)
tentang kitab Allah diantara mereka. Apabila mereka itu di dalam kefahamannya
sama, maka yang lebih mengetahui diantara mereka tentang sunnah. Jika mereka
itu sama dalam pengetahuannya tentang sunnah, maka yang lebih dahulu hijrah.
Jika mereka itu sama dalam hal hijrahnya, maka yang lebih dahulu diantara
mereka masuk Islam. Dan janganlah seseorang mengimami orang lain di dalam
kekuasaannya. Dan janganlah ia duduk di tempat kehormatannya yang berada di
dalam rumahnya kecuali dengan idzinnya". [HR. Muslim juz 1, hal. 465]

Al-Ghazali menyatakan sebagaimana yang dikutip Abudin Nata bahwa
guru yang diberi tugas mengajar adalah guru yang selain cerdas dan sempurna
akalnya, juga yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal
Ia dapat memiliki ilmu pengetahuan secara mendalam, dan dengan akhlaknya
yang baik ia menjadi contoh dan teladsan bagi para muridnya serta dengan kuat
fisiknya ia dapat melaksanakan tugas mengajar dan mengarahkan anak muridnya
dengan baik dan sesuai target yang diharapkan.4

Seorang pendidik harus menghias dirinya dengan akhlak yang diharuskan
sebagai orang yang beragama atau sebagai mukmin. Selain itu ia juga harus
bersikap zuhud dan Qona’ah. Oleh sebab itu, bagi seorang guru harus memilki
etika dan persyaratan yang sesuai dengan tingkatan lapisan orang yang
menuntut ilmu tersebut.

D.

Guru Harus Profesional
Hadis Abu Hurairah riwayat al- Bukhăry, tentang jika suatu urusan
diberikan kepada yang bukan ahlinya; ( al-Kirmăny II, 4-6).

4 Abuddin Nata ,.Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan 2009,Jakarta, rajawali pers.hlm.95
7

‫ث‬
‫حبمد ه‬
‫عل تي مبه توتسل م تتم بفي تم م‬
‫ بتي من تتما الن متبب مهي تص م تلى اللهه ت‬:‫عمن أ تببي ههتري مترتة تقاتل‬
‫ت‬
‫جلبدس ي ه ت‬
‫عل تي مبه‬
‫عترابب م ي‬
‫ تجاتءهه أ ت م‬،‫التقموتم‬
‫عهة؟ تفتمتضى ترهسوهل الل م تبه تص م تلى اللهه ت‬
‫ تمتتى ال م تسا ت‬:‫ي تفتقاتل‬
‫ بتمل‬:‫ توتقاتل بتمعهضههمم‬.‫ تسبمتع تما تقاتل تفك تبرته تما تقاتل‬:‫ تفتقاتل بتمعهض التقموبم‬،‫ث‬
‫حبمد ه‬
‫توتسل م تتم ي ه ت‬

:‫عبة« تقاتل‬
‫عبن ال م تسا ت‬
‫ ال م تسابئهل ت‬- ‫ أ هتراهه‬- ‫ »أ تي متن‬:‫ تح متتى بإتذا تقتضى تحبديثتهه تقاتل‬،‫ل تمم ي تمستممع‬

‫ »تفبإتذا هض بي متع ب‬:‫ تقاتل‬،‫تها أ تتنا تيا ترهسوتل الل م تبه‬
‫ ك تي متف‬:‫ تقاتل‬،«‫عتة‬
‫ت ال تتمان تهة تفان متتبظبر ال م تسا ت‬
‫عتة‬
‫ »بإتذا هوبمستد ال تممهر بإتلى ت‬:‫عتهتها؟ تقاتل‬
‫غي مبر أ تمهلببه تفان متتبظبر ال م تسا ت‬
‫»بإتضا ت‬

Artinya :
Dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada
dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang
Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu
sebagian kaum ada yang berkata; "beliau mendengar perkataannya akan tetapi
beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, " dan ada pula sebagian yang
mengatakan; "bahwa beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya
berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu
berkata: "saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat".
Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan
tunggulah terjadinya kiamat.

Menurut ibn jama’ah aspek ideal seorang guru adalah tidak menghilangkan
aspek-aspek yang lain yang dapat membantunya untuk melaksanakan kewajiban
mengajar. Pokoknya proses mengajar tidak akan terlaksana apabila keahliannya
belum sempurna.5

5 Ibid.hlm.96

8

Dengan demikian , guru harus berusaha untuk meningkatkan keahliannya.
Guru hendaknya tidak menyia-nyiakan usianya untuk kegiatan yang tidak
berhubungan dengan ilmu kecuali untuk hal yang penting. Terhadap aspek aturan
ideal realistis yang mengarah pada guru,ibn jama’ah memberikan tambahan
bahwa seorang guru bersama murid-muridnya berusaha untuk sampai kepada
hakikat.

Sehubung dengan hal diatas, kewajiban guru secara integral adalah mengarah
dan menganalisis. Dalam pandangan ibn jama’ah seorang guru tidak boleh
meniggalkan penelitian, tidak memahami tujuan untuk dicapai. Menurutnya juga,
guru adalah orang yang aktivitasnya telah dimaklumi bahkan seluruh aspek
kehidupannya tertuju kepada ilmu dan penyebarannya serta bermanfaat bagi diri
dan murid-muridnya.6

E. Guru harus bersifat kasih kepada anak didik.
Al-Quran surah ‘Ali ‘Imrăn ( 003) : 159.

‫غبليتظ التقل مبب تلان متف مهضوا بممن تحمولبتك‬
‫ت تف م ءظا ت‬
‫ت ل تههمم تول تمو ك هن م ت‬
‫تفببتما ترمحتمدة بمتن اللبه لبن م ت‬
‫عتلى اللبه بإ م تن‬
‫تفا م‬
‫ت تفتتتوك م تمل ت‬
‫عن مههمم توامستتمغبفمر ل تههمم توتشابومرههمم بفي ال تممبر تفبإتذا ت‬
‫عهف ت‬
‫عتزمم ت‬
‫ب الهمتتتو بك مبليتن‬
‫اللته ي هبح مه‬
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.

‫عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم‬
‫ الحلم والناة [ رواه مسلم‬: ‫لشج عبد القيس] إن فيك خصلتين يحبهما الله‬:
6 Said hawwa,.Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. Jakarta; Rabbani
Press.2004.hlm.48

9

Artinya: Dari Ibnu Abbas RA berkata, Rasulallah Saw bersabda kepada ‘’Abdul
Qais yang terluka: “sesungguhnya didalam dirimu ada dua sifat yang disukai
oleh Allah yaitu: santun dan sabar”. (HR Muslim)

Dalam kaitan ini Al-Ghazali menilai bahwa seorang guru dibandingkan
dengan orang tua anak, maka guru lebih utama dari orang tua tersebut.
Menurutnya orang tua berperan sebagai penyebab adanya si anak di dunia yang
sementara ini, sedangkan guru menjadi penyebab bagi keberadaan kehidupan
yang kekal di akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :7

“sesungguhnya saya bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya”

Dalam hal ini guru berkewajiban mencegah muridnya dari akhlak yang
buruk dengan cara menghindarinya sedapat mungkin. Seorang guru ketika
memberikan pengajaran hendaknya memakai cara-cara yang lembut dan halus
agar apa-apa yang disampaikannya dapat diserap dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Untuk itu Al-Ghazali menyerukan agar menempuh cara m,engajar yang
benar, seperti cara mengulang bukan menjelaskan, kasih sayang bukan
merendahkan, karena menjelaskan akan menyebabkan tersumbatnya potensi anak
dan menyebabkan timbulnya rasa bosan dan mendorong hapalannya. Dengan
demikian mengajar memerlukan keahlian yang khusus.

F. Guru Harus Berbicara Jelas dan Sesuai Kadarnya

Hadis Anas Riwayat Al Bukhori.

‫عاتدتها ث تتلاءثا‬
‫عل تي مبه توتسل م تتم أ تن متهه تكاتن بإتذا تتك تل م تتم ببك تلبتمدة أ ت ت‬
‫عمن الن متبببمي تص م تلى الل م تهه ت‬
‫عمن أ تن تدس ت‬
‫ت‬
‫عل تي مبهمم ث تتلاءثا‬
‫عل تي مبهمم تسل م تتم ت‬
‫عتلى تقمودم تفتسل م تتم ت‬
‫عن مهه توبإتذا أ تتتى ت‬
‫تح متتى تهمفتهتم ت‬
7 Said hawwa,.Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. Jakarta; Rabbani
Press.2004.hlm.55

10

Artinya :
Dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bila berbicara diulangnya tiga kali hingga dapat dipahami dan bila
mendatangi kaum, Beliau memberi salam tiga kali.
Dalam hal ini Al-Ghazali melihat kebiasaan dari sebagian guru fiqih yang
menjelekan guru bahasa dan sebaliknya, sebagian ulama kalam memusuhi ulama
fiqih demikian seterusnya sehingga sikap saling menghina dan mencela guru lain
di depan anak-anak merupakan bagian yang harus dihindari dan di jauhi oleh
seorang guru. Selain itu guru juga dalam melaksanakan proses belajar mengajar
hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan dan pentahapan psikologi dan
jiwanya. Hal ini agar ketika menyampaikan materi pelajaran, anak tidak merasa
tidak terlalu berat dan terbebani. Ibnu masud sebagai mana diriwayatkan Muslim
dalam bukunya said hawwa “tidaklah seseorang bicara dalam suatu kaum dengan
suatu pembicaraan yang tidak mampu dijangkau oleh akal mereka melainkan akan
menjadi fitnah bagi sebagian mereka”.

G. Guru tidak boleh mempersulit anak didik.
Hadis Abu Burdah dari ayahnya, riwayat al-Bukhăry, tentang larangan
mempersulit peserta didik; ( al-Kirmăny XVI: 170).

‫ ي تبمسهرموا توتلا تهتعبمسهرموا‬: ‫عل تي مبه توتسل م تتم تقاتل‬
‫عن الن متبببمي تص م تلى اللهه ت‬
‫عمن أ تن تدس اببمبن تمالبدك ت‬
‫ت‬
‫عتلى ال متنابس )رواه البخارى‬
‫ب ال متت م‬
‫)توبتبمشهرموا توتلا تتن تفم تهرموا توتكاتن ي هبح مه‬
‫خبفي مبف توالتمتي مبسبر ت‬
Artinya : Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda :
Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan
bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia
(H.R Bukhori)

Nilai tarbawi:8

8 Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia.2002)hlm.45

11

1.

Hendaknya seorang pendidik mengajarkan kepada anak didiknya dengan

sesuatu yang mudah dimengerti dan dicena oleh anak didik

2.

Jangan mengajarkan yang sulit-sulit

3.

Hendaknya seorang pendidik ketika mengajar tidak boleh laku, sesuaikan

dengan kondisi anak perlu ada humor

4.

Berilah kasih sayang agar anak / peserta didik selalu dekat dengan guru

5.

Hendaknya ketika guru mengalami kesulitan seringlah berdiskusi

Motivasi sebagai suatu proses, mengantarkan murid kepada pengalamanpengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi
mempunyai fungsi antara lain:

1.

Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap beminat dan siaga.

2.

Memusatkan

perhatian

anak

pada

tugas-tugas

tertentu

yang

berhubungandengan pencapaian tujuan belajar.

3.

Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka

panjang.9

H. Pendidik harus memberikan hak didiknya secara adil

‫ب‬
‫ تكاتن ي همعبطمي ك ه م تل هجل هتسابئلببه ببن تبصبببه تلا ي ت م‬: ‫عن مهه تقاتل‬
‫علبدمي تربضتي اللهه ت‬
‫عمن ت‬
‫ت‬
‫حتس ه‬
‫عل تي مبه بمن مهه )ترتواهه ال بتممربمبذمي‬
‫)تجلبي مهسهه أ ت م تن ا تتحءدا أ تك مترهم ت‬

9 Ibid.hm. 48

12

Artinya : Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu memberikan kepada
setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka (secara adil),
sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling diistimewakan.” (H.R
Tirmidzi)
Sebagai guru harus memberlakukan pseluruh peserta didik dengan adil
tidak ada perbedaan diantaranya.

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter watak
kesusilaan atau adat kebiasaan. Etika adalah aturan-aturan yang disepakati
bersama oleh ahli-ahli yang mengamalkan kerjanya seperti keguruan, pengobatan
dan sebagainya.

Menurut Al-ghazali bahwa kepribadian dan etika guru adalah seagai berikut:

1.

Kasih Sayang kepada peserta didik dan memperlakukannya sebagai
anaknya sendiri.

2.

Meneladani Rasulullah sehingga jangan menuntut upah, imbalan maupun
penghargaan

3.

Hendaknya tidak member predikat atau martabat pada peserta didik
sebelum ia pantas dn kompeten untuk menyandangnya, dan jangan member
ilmu yang samar (al-ilm al-kafy) sebelum tuntas ilmu yang jelas.(al-ilm aljaly)

4.

Hendaknya peserta didik dari akhlaq yang jelek(sedapat mungkin) dengan
cara sindiran dan tunjuk hidung.

5.

Guru yang memegang bidang studi tertentu sebaiknya tidak menjelekjelekan atau merendahkan bidang studi yang lain.

6.

Menyajikan pelajaran pada peserta didik sesuai dengan taraf kemampuan
mereka.

14

7.

Dalam menghadapi pesert didik yang kurang mampu, sebaiknya diberi ilmu
ilmu global yang tidak perlu menyajikan detailnya.

8.

Guru hendaknya mengamalkan ilmunya, dan jangan sampai ucapannya
bertentangan dengan perbuatan

15

DAFTAR PUSTAKA
Ruswandi, Uus. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: CV. Insan
Mandir.2010
Zakiah. Daradjat , Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011.
Said hawwa,.Intisari Ihya Ulumudin Al-Gazali, Mensucikan Jiwa. Jakarta;
Rabbani Press.2004
Abuddin Nata ,.Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan 2009,Jakarta, rajawali pers
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia.2002

16