Berpikir pada pembelajaran (2)

Paper:
“Berpikir”

Disusun Oleh :
Tosan Ahmad Garditama

20140530135

Dea Tiara Sandinia Amri

20140530139

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yogyakarta
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengembangan pola pikir positif dikalangan mahasiswa sangat penting, karena dengan
pola pikir positif mahasiswa akan melihat segala sesuatu selalu bernilai guna. Pola pikir

positif juga menjadi modal dasar membentuk kepribadian baik dan menimbulkan daya
kreativitas, meskipun setiap orang bukanlah orang yang pintar, tetapi setiap orang
mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat menggunakan strategi yang sama seperti
yang digunakan oleh para ilmuan-ilmuan dunia seperti Plato, dan Phytagoras untuk
memanfaatkan kreatifitas berpikir dan pola pikir positif untuk mengatur masa depan agar
lebih baik. Strategi-strategi yang mendorong cara berpikir seseorang agar lebih produktif.
Sayangnya dengan adanya upaya pengembangan pola pikir positif juga diimbangi
dengan merebaknya penyimpangan berpikir yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perilaku
agresif yang terjadi di kalangan masyarakat akhir-akhir ini menunjukkan gejala yang
memprihatinkan, secara kualitas maupun kuantitas telah terjadi loncatan yang begitu tajam.
Tindak agresif yang dilakukan bukan hanya terjadi secara musiman, melainkan sudah
menjadi kebiasaan, bahkan terencana. Bentuk perilaku agresif amatlah beragam, mulai dari
perkelahian, pengrusakan, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan dan tindak kriminal
lainnya. Berkowitz (1995) mengatakan agresi adalah segala bentuk perilaku yang
dimaksudkan untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik maupun psikis. Untuk
menjelaskan faktor dasar yang menjadi penyebab munculnya perlaku agresif dapat ditinjau
dari beberapa pendekatan. Baron & Byrne (1997) mengelompokkan agresi menjadi tiga
pendekatan, yaitu: pendekatan biologis, pendekatan eksternal, dan pendekatan belajar.
Fenomena yang terjadi dalam masyarakat tentang perilaku agresif menunjukkan
keprihatinan Salah satu macam bentuk penyimpangan berpikir yang banyak menjadi

perbincangan umum adalah psikopat. Bila kata psikopat disebut, pikiran mungkin langsung
melayang pada Sosok Ryan, pembunuh berantai sosok sempurna dan normal yang jauh
lebih jahat dari penampilannya. Atau kasus yang masih hangat pembunuhan Ade Sarah oleh
kekasihnya. Seperti Ryan, seorang psikopat memang kerap menipu lewat penampilan.
Seorang psikopat bisa saja adalah seseorang yang profesional di bidangnya. Ada yang
dokter, psikiater, psikolog, penegak hukum, wartawan, pemuka agama, politikus, penggiat

LSM, pendidik, ibu rumah tangga. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat.
Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona,
mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Penyimpangan Bepikir Itu?
2. Apakah Psikopat Itu?
3. Bagaimana Ciri-ciri Psikopat?
4. Faktor Apa Saja yang Menyebabkan Penyimpangan Berfikir?
5. Bagaimana Cara Meluruskan Penyimpangan Berpikir Tersebut?
C. TEORI
A.

Berpikir


Menurut

(Bochenski,

dalam

Suriasumantri

(ed),

1983:52)

Berpikir

adalah

Berkembangnya ide dan konsep yang berlangsung melalui proses yang saling berhubungan
antara bagian-bagian informasi di dalam diri seseorang. Floyd L. Ruch (dalam jalaluddin
Rakhmat, 2011:67) Berpikir merupakan manipulasi unsur lingkungan dengan menggunakan

lambang sehingga tidak perlu melakukan kegiatan yang tampak. Taylor et al (dalam
Jalaluddin Rakhmat, 2011:67) Thinking is a inferring process. Berpikir adalah sebuah
representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117).
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa
dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh
yang disebut otak. Walaupun demikian kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi
manusia, seperti perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan
diri pada obyek tertentu, menyadari secara sadar dan menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai wawasan atau ide tentang obyek tersebut. Berpikir juga berarti
berjerih payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan
keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan
dan memastikan, merancang, menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan,
menggolongkan, memilah-milah atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat

kemungkinan-kemungkinan yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik
kesimpulan dari premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.
B.
Proses Berpikir
Pada dasarnya proses berpikir ada tiga langkah, yaitu:
1. Pembentukan Pengertian

pengertian di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut:
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis dengan memperhatikan unsurunsurnya satu demi satu. Misalnya pengertian manusia. Kita ambil manusia dari
berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya:
1) Manusia Indonesia, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang,
berambut hitam dan sebagainya.
2) Manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit putih, berambut pirang
atau putih, bermata biru terbuka dan sebagainya.
3) Manusia Negro, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit htam, berambut hitam
kriting, bermata hitam melotot dan sebagainya.
4) Manusia Cina, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi, berkulit kuning, berambut
hitam lurus, bermata hitam sipit dan sebagainya.
b. Membandingkan ciri-ciri yang sama atau yang tidak sama, mana yang selalu ada atau
yang tidak selalu ada, mana yang hakiki atau yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki,
menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah:
Makhluk hidup yang berbudi.
2. Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah menghubungkan dua buah pengertian atau lebih.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemikiran untuk membentuk pendapat baru berdasarkan

pendapat-pendapat yang telah ada.
C.

Berpikir kreatif
Berpikir kreatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia,

menemukan

banyak

kemungkinan

jawaban

terhadap

suatu

masalah,


dimana

penekananya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Dalam

berpikir kreatif, ada beberapa tingkatan sampai seseorang memperoleh sesuatu hal yang
baru atau pemecahan masalah.
Tingkatan-tingkatan itu adalah:
1. Persiapan (preparation)
Yaitu tingkatan seseorang memformulasikan masalah, dan mengumpulkan fakta-fakta
atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh pemecahan yang baru.
2. Tingkat inkubasi
Yaitu berlangsungnya masalah tersebut dalam jiwa sesorang, karena individu tidak
sengaja memperoleh pemecahan masalah.
3. Tingkat pemecahan atau iluminasi
Yaitu tingkat mendapatkan pemecahan masalah, orang mengalami “Aha”, secara tibatiba memperoleh pemecahan tersebut.
4. Tingkat evaluasi
Yaitu mengecek apakah pemecahan yang diperoleh pada tingkat iluminasi itu cocok
atau tidak. Apabila tidak cocok lalu meningkat pada tingkat berikutnya.
5. Tingkat revisi
Yaitu mengadakan revisi terhadap pemecahan yang diperolehnya.

Orang yang berpikir kreatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memilih fenomena atau keadaan yang kompleks
2. Mempunyai psikodinamika yang kompleks, dan mempunyai skope pribadi yang luas.
3. Dalam jugment-nya lebih mandiri.
4. Dominan dan lebih besar pertahanan diri (moreself-assertive).
5. Menolak suppression sebagai mekanisme kontrol.
D.

Cara mengembangkan pikiran positif agar berdaya guna secara optimal

Kebanyakan manusia sering tidak berpikir logis dan realistis sehingga apa yang telah
direncanakan banyak menemui kegagalan. Berpikir logis artinya berpikir dengan
menggunakan akal sehat sesuai dengan aturan atau hukum-hukum alam yang berlaku.
Memang orang pada awalnya berpikir idealistis tetapi setelah masa tertentu dari proses
berpikirnya tadi, mulailah mengalami banyak kendala dalam mencapai tujuan, lambat laun
mulai cenderung ke realistis. Proses semacam ini dialami hampir oleh semua mahasiswa
yang sedang menempuh studi diperguruan tinggi.

Sebagai mahasiswa yang sedang belajar diperguruan tinggi berpikirlah secara nalar sehat.
Menurut Kardimin (2013 : 96). Berpikir dengan nalar dan sehat dapat dilakukan dengan cara,

menempuh hal-hal sebagai berikut :
1. Berpikir secara kritis. Sebuah keterangan yang belum pasti hendaknya jangan dipercayai
begitu saja. Adakan checking terhadap pendapat sendiri.
2. Berpikir Sebelum bertindak untuk membuat pertimbangan manfaat dan madharatnya.
3. Pandangan harus luas dengan pikiran sendiri, waspada dengan prasangka-prasangka
sendiri. Jangan cepat menganggap benar apa yang anda sukai dan menolak yang dibenci.
4. Pikirkankan dua kali, jangan gegabah menarik kesimpulan atau mengemukakan pendapat
yang seakan-akan merupakan kebenaran mutlak.
5. Bersikap terbuka, mungkin suatu pendapat perlu dikoreksi atau ditinggalkan sama sekali
atas dasar informasi baru.
6. Pikirkan sesuatu untuk jangka panjang.
7. Bersikap optimis, mencari segi positif dalam segal hal dan mendiskusikan dengan pola
pikir sendiri, dan tampil simpatik pada orang lain.
8. Bersikap jujur, orang dapat belajar banyak hal dari kesalahan sendiri asal disadari dan
diakui.
9. Bekerja dan berpikir secara teratur dan terencana.
Itulah gambaran tentang berpikir positif secara optimal dalam rangka membentuk
kepribadian yang unggul.
E.


Hambatan-hambatan dalam proses berpikir

Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam proses berpikir diantaranya
yaitu:
1. Data yang kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang harus diperoleh
2. Data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang
lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berpikir.
3. Gangguan-gangguan dari lingkungan yang membuyarkan fokus pikiran.
4. Banyak pilihan kemungkinan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyimpangan Berpikir
Penyimpangan berpikir adalah
pengertian, pembentukan

kekacauan pikiran dalam

proses pembentukan


pendapat atau pada penarikan kesimpulan pada saat proses

berpikir. Hal ini disebabkan beberapa faktaor, termasuk faktor hambatan. pemikiranpemikiran yang menyebabkan gangguan mental, tekanan bati, stres dan banyak lagi. Teori
distorsi kognitif yang dikemukakan oleh Aaron Beck . Distortive thinking berarti
penyimpangan berpikir yang menjerumuskan dalam banyak kondisi negatif.
Pertama, kita punya personalisasi, menganggap segala sesuatunya personal. Saat
seorang

menyampaikan

pendapat

yang

bertentangan

dengan

anda,

anda

tidak

menganggapnya sebagai feedback untuk perbaikan pemikiran anda, namun malah
menganggapnya “serangan pribadi”, dan mulai berpikir bahwa orang yang bertentangan itu
membenci anda. Kemudian adalah mind-reading, atau menganggap anda bisa membaca
pikiran. Dalam proses berpikir personal, sering kali anda takut mengemukakan pendapat
karena begitu yakinnya orang lain tidak akan menyukai atau akan menanggapi pemikiran
anda dengan negatif. dan sudah jelas hal ini menghambat proses kreatif dalam pikiran anda.
Berikutnya menarik kesimpulan. Menyimpulkan adalah sebuah skill yang sangat
penting dalam berpikir, namun sebelum mengambil sebuah kesimpulan, anda wajib
mendengarkan dengan teliti dan menganalisa setiap aspeknya. Menyimpulkan merupakan
proses proses akhir dari berpikir (personal atau kelompok), sehingga jika anda
menyimpulkan di awal, itu namanya sok tahu, terhesa-gesa, dan cari masalah tentu saja. Over
generalisasi adalah cara berpikir lain yang sangat tidak sehat. Dalam bab berikutnya saya
akan menyampaikan bagaimana menangkap ide dan pendapat yang berusaha orang lain
sampaikan secara mendetail, arif dan jernih. Melakukan generalisasi bukanlah hal yang baik
(setidaknya anda pastikan dulu batasan penyampaian orang lain). Sedangkan dalam proses
berpikir personal, jika anda melakukan generalisasi, anda akan kehilangan detail yang
dibutuhkan, dan banyak aspek serta komponen akan terbuang
Gangguan berpikir lainya adalah filterisasi, menyaring informasi yang di dapat (dari
referensi atau dari orang lain) berdasarkan pola pikir negatif, atau berdasarkan prasangka

negatif. Hal ini akan menurunkan kualitas pemikiran anda, mengurangi nilai analisis yang
bisa anda lakukan, dan tentu saja akhirnya akan mengurangi hasil pemikiran anda. Gangguan
berikutnya adalah panik berlebih, saat menerima informasi yang agaknya buruk, anda
bersikap seolah dunia akan kiamat, panik dan ketakutan tidak jelas. Jika hal ini terjadi, maka
dampaknya adalah, pikiran anda akan kehilangan kejernihanya, otak memproduksi
gelombang bheta yang tinggi, sehingga kreatifitas anda dalam mencari solusi atau
menemukan ide berupa pemecahan akan tersumbat (kreatifitas muncul jika otak
memproduksi gelombang alpha atau gelombang di bawahnya, bukan bheta).
B. Psikopat
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Pengidapnya juga sering disebut sebagai
Sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.
Psikopat adalah bentuk kekacauan mental yang ditandai tidak adanya integrasi pribadi,
orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma
sosial dan hukum. karena sepanjang hayatnya dia hidup dalam lingkungan sosial yang
abnormal dan immoral. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang
berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang
psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan
psikopati, pengidapnya seringkali disebut “orang gila tanpa gangguan mental”.
Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini
sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam
di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan karena, harus
melalui proses panjang dan sulit. Diagnostik sahih mesti disimpulkan setelah usia orang yang
dicurigai lebih dari 18 tahun,” papar dr. Suryantha Chandra, Sp.KJ, kepala Sanatorium
Dharmawangsa, Jakarta. Psikopat berbeda dengan orang normal dan berbeda dari pelaku
kriminal yang ‘normal’. Tidak hanya berbeda karena tindakannya tetapi berbeda secara
emosi, motivasi, dan proses berpikir. Pertama, perilaku mereka bukan sekedar perilaku
impulsif, tetapi hampir tanpa motivasi atau dimotivasi oleh tujuan yang tidak dimengerti.
Kedua, psikopat mempunyai emosi yang dangkal yang awalnya dikenali sebagai kenakalan
remaja dan gangguan kepribadian antisosial (emosi dangkal, gampang meledak-ledak, tak
bertanggungjawab, berpusat pada diri sendiri, serta kekurangan empati dan rasa sesal).
C. Ciri-ciri Psikopat

Ciri-ciri yang ditunjukan oleh pengidap penyimpangan berpikir adalah :
1. Sering berbohong, fasih, dan dangkal.
2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah.
4. Senang melakukan pelanggaran di waktu kecil.
5. Sikap acuh tak acuh terhadap masyarakat
6. Kurang empati. Bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang
tidak ada bedanya.
7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam
tidur larut dan sering keluar rumah.
8. Sulit mengendalikan diri. Tidak ada waktu bagi seorang psikopat untuk menimbang
baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa
yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan..
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka
10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun
sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh.
11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan

kepuasan dirinya.
12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas ketika dibandingkan dengan anakanak yang lain.
13. Biasanya banyak mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang
lain menyalahkannya. Merasa paling benar, dan biasanya anggapannya itu memang
benar.

D. Faktor Penyebab Penyimpangan Berpikir
Sampai saat ini, banyak penelitian yang mendukung berbagai aspek penyebab
penyimpangan berpikir, antara lain :
1. Kelainan di otak Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin,
kelainan struktural dan kelainan otak. (Pridmore, Chambers & McArthur 2005).
2. Lingkungan, Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil
yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. (Kirkman,
2002).
3. Kepribadian sendiri, Adanya korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom
psikopat, dengan skor yang
4. Adanya Hambatan Berpikir
E. Cara Meluruskan Penyimpangan Berpikir
Sebagai kelainan kepribadian atau penyimpangan pribadi, psikopat yang belum bisa
dipastikan penyebabnya, Psikopat belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau tidak.
Menurut Tieneke, perilaku psikopatik biasanya muncul dan berkembang pada masa dewasa,
mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas
perlahan memudar.
Di sisi lain, Kirkman (2002) percaya bahwa psikopat terbentuk karena salah asuh pada
masa kecil, berpendapat bahwa Psikopat bisa dicegah sedini mungkin dengan memberikan
asuhan yang tepat sehingga meminimalkan resiko individu kekurangan afeksi pada masa
kecilnya. Indikasi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dapat disebabkan karena
kepribadian Psikopat ternyata mungkin. Menurut Dr. Husein Anuz Sp.KJ, Ayah yang
Psikopat cenderung memberikan anak yang psikopat juga. Ini menunjukkan besarnya peran
faktor lingkungan. Biasanya Anak akan meniru apa yang dilakukan Orang Tua-nya, jadi tidak
heran kasus KDRT rata-rata disebabkan karena apa yang mereka perbuat kepada keluarganya
saat ini seperti apa yang orang tua mereka dulu perbuat terhadap keluarganya.Yang
terpenting adalah penanganan korban psikopat. Penanganan korban psikopat seringkali harus
mengalami proses penyembuhan yang panjang dan sulit. Umumnya mereka jatuh dalam
trauma yang mendalam. Jadi, tidak perlu membuang waktu untuk mengubah Psikopat.

Semua bentuk berpikir tidak sehat ini bisa saja dipertahankan . Namun jika ingin
melakukan perubahan, mulai dengan langkah pertama yang sederhana, yaitu menyadari
pikiran saat sedang berpikir dengan pola distortive thinking, lalu menganalisanya,
“benarkan?” atau “apa memang demikian?” atau pertanyaan lain yang bisa menjadi obat
misalnya “apa ini memang demikian, atau hanya perasaanku saja?”.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir merupakan hasil dari aktifitas kerja otak dengan melibatkan pribadi manusia
seperti perasaan dan kehendak. Atau dapat dipandang sebagai proses penyampaian informasi
dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan masalah (finishing position) goal state. Pada
hakikatnya bepikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan
mahkluk lain. Berpikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Berpikir lebih luas
dari sekedar bernalar.
Psikopat adalah salah satu bentuk penyimpangan berpikir, penyimpangan berpikir ini
disebabkan kekacauan pada proses berpikir dalam tahap pembentukan pengertian, pendapat dan
pada tahap penarikan kesimpulan. Tetapi pada kasus psikopat tersendiri disebabkan trauma
mendalam karena kejadian- kejadian yang dialami dimasa lalu, yang menjerumuskan dalam
banyak kondisi negatif
Penyimpangan sosial atau penyimpangan perilaku berpacu pada kerja otak , sehinga
proses berpikir juga mempengaruhi perilaku seseorang. Belum ada kepastian bahwa
penyimpangan berpikir psikopat sampai saat ini belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau
tidak, karena penyebab utama dari gangguan ini adalah trauma mendalam pada masa kecil.
berpikir personal adalah yang menghambat proses kreatif dalam pikiran anda. karenna anda
takut

dengan tanggapan negatif pada pemikiran. Dan satu cara untuk mencegah atau

menanggapi fenomena penyimpangan berpikir adalah menyadari pikiran saat sedang berpikir
dengan pola distortive thinking, lalu menganalisanya.

Daftar Pustaka
Sumber Buku :
Atkinson, Rita L. dkk. 1991, Pengantar Psikologi, Jakarta, Erlangga
Kardimin, 2013, Maximize Your Learning Habit, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Munandar, Utami S C, 1992, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta,
Gramedia
Rakhmat, Jalaluddin, 2011, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya
Sujanto, Agus, 2004, Psikologi Umum, Jakarta, Bumi Aksara
Sumber Internet :
Aditya Eka Prawira 22 Juli 2013 Tulisan Tangan Terlalu Rapi, Bisa Jadi Psikopat!
Liputan6.com.htmb Diakses pada tanggal 24 September 2014 Pukul 17:38 WIB
Aditya Revianur Senin, 9 Juli 2012 PK Ryan 'Jombang' Ditolak - Kompas.com.htm Diakses pada
24 September pukul 16.48 WIB

Muhammad

Baitul

Alim.

3

Agustus

2009

“Pengertian

Ilmu

Psikologi”

http://www.psikologizone.com/pengertian-ilmu-psikologi/0651110. Diakses pada tanggal 20
September 2014 Pukul 16:20 WIB
Quick Cms Sekilas Tentang Psikopat - Psikoterapis.Com.htm Diakses pada 24 September pukul
16.40 WIB

Ratih

Putri

Pratiwi

13

November

2010

www.psikologi.or.id/psikologi-umum-

pengantar/berpikir-thinking.htm. Diakses pada 20 September 2014 Pukul 15:36 WIB

Yogi Gustaman Kamis, 22 September Ryan Jagal Jombang

100 Persen Saya Psikopat -

Tribunnews.com.htm Diakses pada 24 September pukul 16.42 WIB
1 October 2013 DuniaFitnes.com Diakses pada 24 September pukul 16.34 WIB
PsikopatKamus Kesehatan _ Kamus Kesehatan.htm Diakses pada 24 September pukul 16.45
WIB
Jum'at, 26 April 2013 Mengapa Manusia Bisa Menjadi Psikopat _ -teknologi- _ Tempo.co.htm
Diakses pada 24 September pukul 16.51 WIB
Jum'at, 30 Agustus 2013 - 19:00 wib | Renny S Kenali Ciri-Ciri Psikopat Okezone Lifestyle.htm
Diakses pada 24 September pukul 16.53 WIB

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22