Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran sastra (6)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana telah disinggung perkembangan dan pertumbuhan
psikofisik, banyak hal-hal yang seharusnya dibahas. Penting bagi kita dalam
tahap awal pertumbuhan dan perkembangan psikofisik itu sendiri.
Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang
berbeda dari pertumbuhan. Begitu juga sebaliknya. Perkembangan pada
prinsipnya merupakan urutan perubahan jasmani dan rohani atau juga disebut
dengan psikofisik menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.
Terdapat berbagai persoalan penting dalam perkembangan dan
pertumbuhan psikofisik, yaitu: pengertian perkembangan dan pertumbuhan
psikofisik, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan psikofisik, hukum dan tugas-tugas perkembangan,
karakhteristik perkembangan dan pertumbuhan psikofisik dalam masingmasing periode, beberapa problem perkembangan dalam proses pembelajaran
siswa, solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan dan pertumbuhan psikofisik?
2. Apa sajakah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan
pertumbuhan psikofisik?
3. Apa hukum dan tugas-tugas perkembangan?

4. Bagaimanakah karakhteristik perkembangan dan pertumbuhan psikofisik
dalam masing-masing periode?
5. Apa sajakah problem perkembangan dalam proses pembelajaran siswa?
6. Apa solusi bagi problem perkembangan dalam proses pembelajaran
siswa?

C. TujuanPenulisan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian perkembangan dan
pertumbuhan psikofisik.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
perkembangan dan pertumbuhan psikofisik.

berpengaruh

3. Untuk mengetahui hukum dan tugas-tugas perkembangan.

1

terhadap


4. Untuk mengetahui karakhteristik perkembangan dan pertumbuhan
psikofisik dalam masing-masing periode.
5. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi problem perkembangan dalam
proses pembelajaran siswa.
6. Untuk memberikan solusi bagi problem perkembangan dalam proses
pembelajaran siswa.

2

II. PEMBAHASAN
A. PengertianPerkembangan dan Pertumbuhan Psikofisik
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan “kuantitatif” yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan
waktu tertentu. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam
bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuranukuran kuantitatif badan anak, seperti tinggi, berat, dan kekuatannya. Begitu
pula pertumbuhan akan mencakup perubahan yang makin sempurna tentang

sistem jaringan saraf

dan perubahan-perubahan struktur jaringan lainnya.

Dengan demikian, pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses perubahan
dan

proses

pematangan

fisik.Perkembangan

ada

kesamaan

dengan

pertumbuhan, di antara para psikolog ada yang tidak membedakan antara

istilah perkembangan dan pertembuhan, namun ada yang lebih setuju akan
istilah pertumbuhan.
Tumbuh adalah berbeda dengan berkembang. Pribadi yang
bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang berkembang.
Oleh Karena itu, dibedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Dalam
pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua
bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia
berubah menuju kearah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional
pribadi manusia itu meliputi:
1. Bagian material yang kuantitatif.
2. Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.

3

Kenyataan itu yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan.1
B. Faktor-Faktor

yang


Berpengaruh

Terhadap

Perkembangan

dan

Pertumbuhan Psikofisik
Secara garis besar perkembangan psikofisik individu itu akan
ditentukan oleh dua faktor, yaitu:2
1.

Faktor Pembawaan (Endogen)
Faktor endogen ialah faktor yang dibaawa individu sejak dalam
kandungan hingga kelahiran. Jadi, faktor endogen adalah faktor
pembawaan.3

2.


Faktor Keadaan Sekitar atau Lingkungan Sekitar (Eksogen)
Faktor eksogen ialah faktor yang datang dari luar diri individu,
merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan, dan
sebagainya yaitu yang sering disebut dengan pengertian milieu.
Pengaruh pendidikan dan pengaruh lingkungan sekitar itu
sebenarnya terdapat perbedaan. Pada umumnya pengaruh lingkungan
bersifat pasif dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu
paksaan kepada individu. Lingkungan memberikan kemungkinankemungkinan atau kesempatan-kesempatan kepada individu. Bagaimana
individu mengambil manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh
lingkungan itu tergantung kepada individu yang bersangkutan. Tidak
demikian halnya dengan pendidikan. Pendidikan dijalankan dengan
penuh kesadaran dan dengan secara sistematis untuk mengembangkan
potensi-potensi ataupun bakat-bakat

yang ada pada individu sesuai

dengan cita-cita atau tujuan pendidikan. Dengan demikian pendidikan
bersifat

aktif,


penuh tanggung jawab dan ingin

mengarahkan

perkembangan individu ke suatu tujuan tertentu.
1Haryu Islamuddin,Psikologi Pendidikan ,(Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR) 2012, 27-33
2Penulis
3Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: ANDI), 2010, 52

4

Sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa, namun
dapat tidak dipungkiri bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam
perkembangan individu.4
C. Hukum dan Tugas-Tugas Perkembangan
1. Hukum Perkembangan
Perkembangan fisik dan mental disamping dipengrauhi oleh
faktor-faktor tersbut diatas, juga perkembangan itu berlangsung menurut
hukum-hukum tertentu.

Adapun hukum-hukum perkembangan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Hukum Konvergensi
Hukum Konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan
antara pembawaaan dan lingkungan.
2. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri.
3. Hukum Masa Peka.
4. Hukum Kesatuan Organis
Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis disini adalah bahwa
berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada diri
manusia itu tidk berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan
suatu kesatuan.
5. Hukum Tempo Perkembangan
Hukum tempo ialah bahwa tiap anak mempunyai tempo kecepatan
dalam perkembangannya sendiri-sendiri.
6. Hukum Irama Perkembangan.5
2. Tugas-Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas
yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan
tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi

4Ibid, 54-55
5Psychologymania.Wordpress.Com/2011/07/12

5

sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami
kesulitan.
Adapun

yang

menjadi

sumber

dari

pada


tugas-tugas

perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan pisik,
tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari
sejak masa bayi sampai usia lanjut dikemukakan oleh Havighurst sebagai
berikut:
a. Masa bayi dan anak-anak
Belajar berjalan,belajar makan makanan padat, belajar berbicara,
belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh, mencapai stabilitas
fisiologik, membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan
sosial, belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang
lain, belajar mengetahui mana yang benar dan yang salah serta
mengembangkan kata hati.
b. Masa anak sekolah
Belajar ketangkasan fisik untuk bermain, pembentukan sikap yang
sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh,
belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya, belajar
peranan jenis kelamin, mengembangkan dasar-dasar kecakapan
membaca, menulis, dan berhitung, mengembangkan pengertianpengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari,

mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai, belajar
membebaskan ketergantungan diri, mengembangkan sikap sehat
terhadap kelompok dan lembga-lembaga.
c. Masa remaja
Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif,
menerima

peranan

sosial

jenis

kelamin

sebagai

pria/wanita,

menginginkan dan mencapai perilaku social yang bertanggung jawab

6

sosial, mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya, belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita
dan anak-anak laki-laki, perkembangan skala nilai, secara sadar
mengembangkan gambaran dunia yang lebih adekwat, persiapan
mandiri

secara

ekonomi,

pemilihan

dan

latihan

jabatan,

mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
d. Masa dewasa awal
Mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan
suami/istri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, mengelola
dan mengemudikan rumah tangga, menerima dan mengambil tanggung
jawab

warga

negara,

menemukan

kelompok

sosial

yang

menyenangkan.
e. Masa usia madya atau masa dewasa madya
Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan
fisiologis, menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai
individu, membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa
yang

bertanggung

jawab

dan

berbahagia,

mencapai

dan

mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan,
mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang
dewasa, mencapai tanggung jawab sosial dan warga negara secara
penuh.6
D. Perkembangan dan Pertumbuhan Psikofisik dalam Masing-Masing
Periode
Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas
dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:

a. Periodisasi yang berdasar biologis.
b. Periodisasi yang berdasar psikologis.
c. Periodisasi yang berdasar didaktis.

6Psychologymania.Wordpress.Com/2011/07/12

7

Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang
dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental
Psycology to day”(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental
Psycology”(1980) tampak sudah lengkap mencakup sepanjang hidup
manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung
sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai
berikut:
1) Masa Sebelum lahir (Prenatal Period)
Masa ini berlangsung sejak terjadinya konsepsi atau pertemuan sel
bapak-ibu sampai lahir kira-kira 9 bulan 10 hari atau 280 hari. Masa
sebelu lahir ini terbagi dalam 3 priode; yaitu:
a)

Periode telur/zygote.

b) Periode Embrio.
c)

Periode Janin (fetus).

2) Masa Bayi
Masa bayi baru Lahir (New Born) ini dimulai dari sejak bayi lahir
sampai bayi berumur kira-kira 10 atau 15 hari.Sedangkan Masa Bayi
setelah lahir (Babyhood) Masa ini dimulai dari umur 2 minggu sampai
umur 2 tahun.
3) Masa Kanak-kanak.
Awal masa kanak-kanak (Early Chilhood)

berlangsung dari dua

sampai enam tahun. Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena
pada masaz ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial
sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang
diperlukan.Masa Kanak-kanak Akhir (Later Chilhood) ini berlangsung
dari umur 6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjutnya Kohnstam
menamakan masa kanak-kanak akhir atau masa anak sekolah ini
dengan masa intelektual, dimana anak-anak telah siap untuk
mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya berpusat
pada aspek intelek.

8

4) Masa Puber (Puberty).
Masa Puber merupakan periode yang tumpang tindih Karena
mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal
masa remaja. Yaitu umur11 atau 12 sampai umur 15 atau 16Kriteria
yang sering digunakan untuk menentukan permulaan masa puber
adalah haid yang pertama kali pada anak perempuan dan basah malam
pada anak laki-laki.
Ada empat perubahan tubuh yang utama pada masa puber, yaitu:
a. Perubahan besarnya tubuh.
b. Perubahan proporsi tubuh.
c. Pertumbuhan ciri-ciri seks primer.
d. Perubahan pada ciri-ciri seks sekunder.
5) Masadewasa (Early Adulthood).
Masa dewasa adalah periode yang paling penting dalam masa
khidupan, masa ini dibagi dalam 3 periode yaitu: Masa dewasa awal
dari umur 21 sampai umur 40. Masa dewasa pertengahan, dari umur 40
sampai umur 60. dan masa akhir atau usia lanjut, dari umur 60 sampai
mati.
6) Masa Usia Lanjut ( Later Adulthood).
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dri umur enam puluh tahun sampai mati, yang di
tandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun.
E. Problem Perkembangan dalam Proses Pembelajaran Siswa
Siswa dengan berbagai tingkah laku dan karakhteristiknya yang unik
pasti akan dijumpai oleh seorang guru dalam

melaksanakan proses

pembelajaran yang dilakukannya. Contohnya ada siswa yang sangat aktif,
rajin mengerjakan tugas, sering bertanya, dan sebagainya. Namun, guru juga
kadang menemui siswa yang sangat pasif, tidak pernah mengumpulkan tugas,
9

membolos, dan bentuk perilaku lainnya seperti diam saja ketika ditanya oleh
guru dan nilainya sangat rendah.7
1. Mengenali Indikator, Karakhteristik dan Gejala-Gejala Siswa Yang
Mengalami Kesulitan Belajar.
Mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar merupakan
kegiatan yang sangat sulit dan rumit. Kesulitan belajar sulit diidentifikasi
secara pasti dengan kasat mata karena meliputi banyak jenisnya, banyak
kemungkinan faktor penyebabnya, banyak jenis gejala, serta kemungkinan
penanganannya.8
Menurut Sumadi Suryabrata, menjelasakan bahwa peserta didik
yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui dari kriteria atau
indikator-indikator terjadinya kesulitan belajar pada siswa.
a. Grade level, yaitu apabila siswa tidak naik kelas sampai dua kali secara
berturut-turut pada satu kelas yang sama.
b. Age level, yaitu terjadi apabila umur siswa tidak sesuai dengan tingkat
kelas siswa pada umumnya.
c. Intellegence level, yaitu terjadi pada siswa yang under achiever, artinya
secara potensi siswa yang bersangkutan baik, namun dalam
kenyataannya Hasil belajarnya selalu berada di bawah potensi yang
seharusnya dapat dicapai.
d. General level, yaitu terjadi pada siswa secara umum dapat menguasai
hampir seluruh mata pelajaran dengan nilai yang baik, namun terdapat
kelemahan pada salah satu atau lebih mata pelajaran dengan nilai yang
sangat rendah jauh di bawah batas lulus.9

7Mohammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam
Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA), 2014, 260-261
8Ibid, 261
9Ibid, 262-263

10

Mohammad Surya mengemukakan bahwa siswa yang memiliki
hambatan belajar akan diketahui dari beberapa ciri dan karakhteristik yang
ditunjukkan siswa tersebut. Beberapa ciri tersebut antara lain:
a) Hasil belajar siswa yang rendah.
b) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan siswa.
c) Lambat dalam melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan
belajar.
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono berpendapat siswa yang
mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan gejala-gejala, sebagai
berikut:
a. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah atau berada di bawah ratarata yang dicapai siswa lain dalam satu kealasnya.
b. Hasil belajar atau prestasi belajar yang diperoleh tidak seimbang
dengan usaha yang dilakukannya.
c. Siswa lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.
d. Siswa menunjukkan sikap yang tidak atau kurang wajar selama proses
pembelajaran.
e. Menunjukkan perilaku menyimpang.
f. Emosional.
2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Siswa
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menjelaskan faktor-faktor
pemyebab kesulitan dalam dua golongan atau dua kelompok.
a) Faktor intern
Faktor-faktor intern yang menjadi penyebab kesulitan belajar
pada siswa, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis siswa.
1) Faktor fisiologis

11

Factor fisiologis yang dapat menyebabkan munculnya kesulitan
belajar pada siswa seperti kondisi siswa yang sedang sakit, adanya
keemahan atau cacat tubuh, dan sebagainya.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis siswa yang dapat menyebabkan kesulitan belajar
meliputi tingkat intelegensia pada umumnya rendah, bakat terhadap
mata peljaran yang rendah, minat belajar yang kurang, motivasi
yang rendah, kondisi kesehatan yang kurang baik, serta tipe khusus
siswa dalam belajar.
b) Faktor ekstern
Faktor ekstern yang menjadi faktor kesulitan belajar pada
siswa terdiri dari faktor-faktor yang bersifat sosial dan non-sosial.
1) Faktor-faktor non-sosial
Faktor non-sosial yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada
siswa dapat berupa peralatan belajar atau media belajar yang
kurang baik atau bahkan kurang lengkap, kondisi ruang belajar
yang kuran layak, kurikulu yang sangat sulit dijabarkan oleh oleh
guru dan dikuasai oleh siswa , waktu pelaksanaan proses
pembelajaran yang kurang disiplin.
2) Faktor-faktor sosial
Faktor-faktor sosial yang juga dapat menyebabkan munculnya
permasalahan belajar pada siswa seperti faktor keluarga, sekolah,
teman bermain, lingkungan masyarakat.
Faktor sosial lainnya yang dapat menyebabkan kesulitan pada
siswa adalah faktor dai guru. Kondisi guru yang dapat menjadi
penyebab kesulitan belajar pada siswa, sebagai berikut.
1) Guru yang kurang mampu dalam menentukan mengampu mata
pelajaran dan pemilihan metode pembelajaran yang akan
digunakan.

12

2) Pola hubungan guru dengan murid yang kurang baik, seperti suka
marah, tidk pernah senyum, sombong, tidak pandai menerangkan,
pelit, dan sebagaiya.
3) Guru menuntut dan menerapkan standar keberhasilan yang terlalu
tinggi di atas kemampuan siswa secara umum.10
3. Strategi Mengenali Kesulitan Belajar Pada Siswa
a. Teknik non-tes
1) Teknik observasi.
2) Teknik angket.
3) Teknik sosiometri.
b. Teknik tes
1) Tes hasil belajar.
2) Tes psikologis.
F. Solusi bagi Problem Perkembangan dalam Proses Pembelajaran Siswa
Pemecahan masalah terhadap anak yang kesulitan belajar cukup
bervariasi, namun, sebelum melakukan hal itu, seorang guru sangat
diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan tiga langkah di bawah ini.
1. Analisis diagnostik
Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik
kesulitan belajar, perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis
kesulitan kesulitan khusus yang dialami siswa yang berprestasi rendah
dapat diketahui secara pasti.
2. Menentukan kecakapan bidang bermasalah
Adapun

bidang-bidang

kecakapan

bermasalah

dapat

dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Bidang kecakapan barmasalah yang dapat ditangani oleh guru
sendiri.
10Ibid, 264-265

13

b) Bidang kecakapan barmasalah yang dapat ditangani oleh guru
dengan bantuan orang tua.
c) Bidang kecakapan barmasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru
maupun orang tua.
Bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani atau terlalu sulit
untuk ditanagani baik oleh guru maupun orang tua adalah bersumber dari
kasus tunagrahita (lemah mental) dan kecanduan narkotika. Oleh karena
itu, para siswa yang mengalami masalah kesulitan belajar yang berat
tersebut tidak hanya memerlukan pendidikan khusus, tetapi juga
memerlukan perawatan khusus.
3. Menyusun program perbaikan
Dalam hal penyusunan program pengajaran perbaikan (remedial
teaching), maka guru terlebih dahulu menetapkan hal-hal berikut :
a) Tujuan pengajaran remedial.
b) Materi pengajaran remedial.
c) Metode pengajaran remedial.
d) Alokasi waktu pengajaran remedial.
e) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti pengajaran remedial.
4. Melaksanakan program perbaikan
Pada prinsipnya, pengajaran remedial itu lebih cepat dilaksanakan
tentu saja lebih baik. Namun, hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru
pembimbing adalah kemungkinan digunakannya ruang bimbingan
danpenyuluhan yang tersedia di sekolah dalam rangka memberdayakan
ruang tersebut.11

11Haryu Islamuddin,Psikologi Pendidikan ,(Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR) 2012, 215-216

14

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan
dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan
tubuh atau keadaan jasmaniah). Perkembangan ada kesamaan dengan
pertumbuhan, di antara para psikolog ada yang tidak membedakan antara
istilah perkembangan dan pertembuhan, namun ada yang lebih setuju akan
istilah pertumbuhan.
Secara garis besar perkembangan psikofisik individu itu akan
ditentukan oleh dua faktor
3.

Faktor Pembawaan (Endogen).

4.

Faktor Keadaan Sekitar atau Lingkungan Sekitar (Eksogen).

Hukum-hukum perkembangan itu dipaparkan sebagai berikut:
1) Hukum Konvergensi
2) HukumMempertahankan dan Mengembangkan Diri.
3) Hukum Masa Peka.
4) Hukum Kesatuan Organis
5) Hukum Tempo Perkembangan
6) Hukum Irama Perkembangan
Tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode
kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi
sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa. Adapun yang menjadi sumber dari
pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan
pisik, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai dan aspirasi individu.
Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari sejak masa
bayi sampai usia lanjut.
Pendapat para Ahli mengenai periodisasi yang bermacam-macam di atas
dapat digolongkan dalam tiga bagian, yaitu:

15

d. Periodisasi yang berdasar biologis.
e. Periodisasi yang berdasar psikologis.
f. Periodisasi yang berdasar didaktis.
Mengenali siswa yang mengalami kesulitan belajar merupakan
kegiatan yang sangat sulit dan rumit. Kesulitan belajar sulit diidentifikasi
secara pasti dengan kasat mata karena meliputi banyak jenisnya, banyak
kemungkinan faktor penyebabnya, banyak jenis gejala, serta kemungkinan
penanganannya.hambatan belajar akan diketahui dari beberapa ciri dan
karakhteristik yang ditunjukkan siswa tersebut. Beberapa ciri tersebut
antara lain:
d) Hasil belajar siswa yang rendah.
e) Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan siswa.
f) Lambat dalam melakukan dan menyelesaikan tugas-tugas dan kegiatan
belajar.
Pemecahan masalah terhadap anak yang kesulitan belajar cukup
bervariasi, namun, sebelum melakukan hal itu, seorang guru sangat
diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan tiga langkah di bawah ini.
a. Analisis diagnostik.
b. Menentukan kecakapan bidang bermasalah.
c. Menyusun program perbaikan.
d. Melaksanakan program perbaikan.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa yang terpelajar tentunya harus lebih
mendalami lagi tentang perkembangan dan pertumbuhan psikofisik. Karena
dalam kehidupan keseharian kita, kita tidak lepas dari hubungan psikologi,
apalagi kita adalah sebagai masa depan generasi bangsa yang tentunya akan
menjadi pembimbing generasi yang akan datang setelah kita.

16

DAFTAR PUSTAKA
Irham, mohammad dan Novan Ardy Wiyani. 2014. Psikologi Pendidikan:
Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. AR-RUZZ MEDIA:
Yogyakarta.
Islamuddin, Haryu.2012. Psikologi Pendidikan. PUSTAKA
BELAJAR:Yogyakarta.
Psychologymania.wordpress.com/2011/07/12. Walgito, Bimo. 2010.
Pengantar Psikologi Umum. ANDI: Yogyakarta.

17