Mewujudkan Kewirausahaan Sosial Bersama oat

Mewujudkan Kewirausahaan Sosial Bersama Indonesia
Setara dan Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia
(AKSI)
16 Agustus 2012 pukul 23:02

Dalam beberapa tahun terakhir, kewirausahaan sosial tengah berkembang pesat di tengah
masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Kewirausahaan sosial merupakan sebuah konsep
baru dalam dunia bisnis yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat untuk
memecahkan berbagai permasalahan sosial, seperti kemisikinan, kerusakan lingkungan dan
lain sebagainya. Dua prinsip utama dalam kewirausahaan sosial adalah (1) ada inovasi sosial
yang bisa mengubah sistem yang ada di masyarakat, serta (2) adanya individu yang bervisi
dan kreatif.Berbeda dengan kewirausahaan bisnis, hasil yang ingin dicapai kewirausahaan
sosial bukan profit semata, melainkan juga dampak positif bagi masyarakat.

Begitu peliknya permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia pun telah mendorong
tumbuhnya berbagai komunitas kewirausahaan sosial, dua di antaranya adalah Asosiasi
Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) dan Indonesia setara. Berikut profil singkat kedua
komunitas tersebut :

Indonesia Setara
Indonesia Setara adalah sebuah gerakan untuk membangun mindset percaya diri bahwa

rakyat Indonesia mampu berprestasi untuk mendorong kemajuan bangsa. Melalui gerakan
yang digagas Sandiaga Uno ini, masyarakat diharapkan mempunyai semangat juang untuk
mengubah kehidupan, mulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas, dan wilayah. Gerakan
Indonesia Setara berfokus pada pemberdayaan UMKM, yang merupakan kunci utama supaya
potensi 'survive' negeri ini menjadi lebih tinggi. Indonesia Setara juga secara aktif
mendatangi kampus-kampus dan organisasi sebagai 'engagement' langsung untuk mengajak
masyarakat melakukan perubahan menuju kesetaraan.

Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI)
AKSI merupakan sebuah wadah berkumpulnya para penggiat kewirausahaan sosial yang
bertujuan untuk membangun keberdayaan masyarakat secara berkelanjutan melalui inovasi di
bidang sosial. AKSI lahir atas keprihatinan terhadap situasi bangsa Indonesia yang dilanda
banyak permasalahan sosial, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan, dsb. Beberapa
program yang dimiliki AKSI, antara lain memperkuat keanggotaan, memperkuat gerakan
kewirausahaan di Indonesia, dan memperkuat kelembagaan asosiasi. AKSI juga aktif
melakukan pembinaan kewirausahaan sosial dan ekspedisi ke daerah terpencil untuk
membantu memecahkan permasalahan sosial di sana.

Beberapa waktu yang lalu, wira mendapat kesempatan untuk berbincang santai dengan kedua
komunitas di atas mengenai masalah kewirausahaan sosial yang mereka jalankan. Berikut

hasil perbincangan wira dengan Indonesia Setara dan AKSI. Mudah-mudahan dapat menjadi
inspirasi bagi sahabat wira yang akan maupun sudah terjun ke dalam dunia kewirausahaan
sosial :)

Q : Apa definisi wirausaha sosial menurut Indonesia Setara dan AKSI ?
Indonesia Setara (I) : Sebuah upaya untuk mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat dengan mindset wirausaha.
AKSI (A) : Definisi kewirausahaan sosial paling sederhana adalah melakukan pembangunan
sosial melalui cara-cara kewirausahaan. Definisi lebih ketat adalah melakukan misi sosial
dengan cara entrepreneurship dengan kriteria a) Menciptakan benefit bagi masyarakat, b)
Kegiatan usaha yang berkesinambungan, c) Berorientasi kepada keberlanjutan lingkungan/
konservasi, dan d) Unsur demokratis & partisipatif termasuk dalam kepemilikan dan
pembagian keuntungan (berorientasi kepada kepemilikan komunitas).

Q: Mengapa kewirausahaan sosial perlu dikembangkan di Indonesia?

I: Permasalahan sosial yang kita hadapi banyak sekali. Hanya bergantung pada pemerintah
tentu bukan jalan terbaik. Perlu inisiatif dan solusi bersama.
A: Karena eskalasi masalah sosial semakin masif dan tidak bisa dijawab oleh pemerintah
maupun dunia usaha, sementara beragam inovasi sosial terus muncul di akar rumput.


Q: Modal apa saja yang dibutuhkan seseorang yang ingin terjun ke dunia
kewirausahaan sosial?
I: Niat yang tulus, passion yang tinggi, kerja keras serta konsistensi, bermuara pada ikhlas.
A: Modal paling minimal adalah passion dan compassion mengingat terjun dan terus
bertahan di dunia kewirausahaan sosial bukan hal yang mudah.

Q: Tantangan apa yang sering dihadapi dalam upaya menggerakkan kewirausahaan
sosial di Indonesia?
I: Tantangan terbesar adalah semangat/passion yang tiba-tiba hilang di tengah jalan karena
ada tawaran yg lebih 'menarik' dari pihak lain. Dukungan dari orang-orang terdekat juga
seringkali menjadi tantangan karena apa yang kita lakukan sering dianggap orang-orang
terdekat sebagai 'perilaku aneh'. Kondisi masyarakat yang belum siap juga adalah tantangan
tersendiri.
A: Banyak yang memahami kewirausahaan sosial secara karbitan dan ingin menjadi Social
Entrepreneur secara instan; dibutuhkan proses yang tidak sebentar dalam membangun
kewirausahaan sosial. Juga ada yang terjun untuk sekedar meraih award atau grant. Jadi
dalam mengembangkan kewirausahaan sosial, niatkan untuk membantu orang lain dan bukan
untuk meraih award atau grant.


Q: Apa visi Indonesia Setara dan AKSI ke depannya? Apakah ada kaitannya dengan
kewirausahaan sosial?
I: Kami ingin agar kita sebagai generasi penerus bangsa mampu berkontribusi bagi kemajuan
negeri ini. Dengan kapasitas masing-masing; menduplikasi social entrepreneur jadi salah satu
aktivitas Indonesia Setara, dan kami berkolaborasi dengan AKSI; dalam aktivitas lain, kami
berkolaborasi dengan Yayasan Inotek, MRU Foundation, dan organisasi lainnya yang satu
visi.
A: Visi kami adalah transformasi sosial menuju Indonesia swadaya, bermartabat dan
berkeadilan sosial melalui kewirausahaan sosial dan kolaborasi para pemangku kepentingan.

Q: Apa saran Indonesia Setara dan AKSI untuk para calon peserta MBM
Challenge tahun Ini?
I: Social entrepreneur bukan mencari profit pribadi, ini adalah upaya memberdayakan
masyarakat dalam menghadapi masalah sosial. Social entrepreneur membutuhkan kesabaran
yang tinggi karena harus mengedukasi masyarakat sekelilingnya. Social entrepreneur
berorientasi menyelesaikan problem sosial, jadi harus banyak mendengar & interaksi ke
masyarakat. Seorang Social Entrepreneur yang baik akan tempatkan kepentingan masyarakat
di atas kepentingan pribadinya. Jangan musuhi masalah, jangan takut ambil resiko, jangan
malu dicemooh orang. Miimpi itu perlu dijemput, jangan hanya diangan-angan.
A: Jangan sekedar mengikuti MBM Challenge untuk berkompetisi semata, jadikanlah

sebagai panggilan untuk menolong mereka yang membutuhkan pertolongan kita. Kalau yang
dikejar sekadar hadiah dan popularitas semata, maka akan merendahkan filosofi dari
kewirausahaan sosial itu sendiri. Lalu terus berproses dan belajar terutama kepada mereka
yang selama ini telah berjuang dari bawah dalam membangun komunitas mereka seperti
misalnya Uda Masril Koto, Ilik Sas, Haji Idin dan lain-lain. Kami dari AKSI siap
berkolaborasi dengan teman-teman peserta MBM Challenge yang ingin belajar langsung dari
para pejuang kewirausahaan sosial yang telah jatuh bangun dalam membangun komunitas
dan daerahnya untuk lebih berdaya.

Suka · Komentari · Bagikan
 Sarjuri Sleman, Al Khosim, Abdiel Al Rasyid dan 22 lainnya menyukai ini.