APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENE

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN
DESTINASI WISATA DKI JAKARTA MENGGUNAKAN
METODE AHP BERBASIS WEB
Budi Setiawan Santoso1, Millati Izatillah2, Mustafa Ibrahim3, Lily Wulandari4
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi,Universitas Gunadarma
Jalan Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424 Indonesia
1
budisetiawansantoso@student.gunadarma.ac.id,2milla14@student.gunadarma.ac.id
3
mustafadroid@student.gunadarma.ac.id, 4lily@staff.gunadarma.ac.id

1,2,3,4

Abstract—Nowadays rapid development of world tourism
has not been followed by the development of technology.
This then affects the tourists that confused for the lack of
information in determining the target of the tourist
destinations corresponding to the cost, location and type of
the destination. As the center of Indonesian capital, Jakarta
has various tourist destinations and become a magnet for
the tourist. Therefore, there need right decision for the

tourist who traveled in Jakarta in determining the proper
tourist destination based on their wishes. The process to
select the destinations that want to target has many criteria
that chosen by the tourists are then entered in Multiple
Atribute Decision Making (MADM) which then requires the
presence of the Decision Support System. The method that
used on decision making in this system is using the
Analytical Hierarchy Process (AHP). This application is
made in order to obtain tourist destination that located in
Jakarta based on the type of the desired category. The
category is obtained by selecting the distance priority or
price.
Keywords-Decision Support System; Tourist Destination;
DKI Jakarta; AHP

Abstrak—Pesatnya perkembangan dunia pariwisata saat ini
belum diikuti oleh perkembangan teknologi. Hal inilah yang
kemudian berpengaruh kepada para wisatawan yang
mengalami kebingungan atas kurang jelasnya informasi
dalam menentukan destinasi wisata yang sesuai dengan

biaya, lokasi dan jenis tempat wisata yang ingin dituju.
Sebagai pusat ibukota Indonesia, DKI Jakarta memiliki
berbagai macam destinasi wisata dan turut menjadi magnet
bagi para wisatawan. Oleh karena itu, perlu adanya
keputusan yang tepat bagi para wisatawan yang berwisata
di Jakarta dalam menentukan destinasi wisata yang tepat
seusai dengan keinginan mereka. Proses untuk memilih
destinasi yang ingin dituju terdapat banyak kriteria yang
dipilih oleh wisatawan yang kemudian termasuk dalam
Multiple Atribute Decision Making (MADM) yang kemudian
membutuhkan adanya sebuah Sistem Penunjang
Keputusan. Metode yang digunakan dalam pengambilan
keputusan dalam sistem ini adalah dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Aplikasi ini
dibuat agar wisatawan memperoleh destinasi wisata yang
terdapat di Jakarta berdasarkan jenis kategori yang
diinginkan. Kategori tersebut diperoleh berdasarkan
pemilihan prioritas jarak atau harga.
Kata kunci—Sistem Penunjang Keputusan; destinasi
wisata; DKI Jakarta; AHP


I.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang semakin
meningkat membuat dampak yang cukup besar dalam
seluruh aspek kehidupan dan membawa manusia saat ini
masuk ke dalam era globalisasi, dimana pada era ini
manusia memerlukan informasi yang terbaru dengan
cepat, praktis, efisien dan akurat serta dapat diandalkan.
Internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan manusia pada abad ke-21 ini. Kemajuan
teknologi internet telah menjadi simbol cara
berkomunikasi secara bebas, tanpa terbatasi oleh ruang,
jarak dan waktu. Dengan ditunjang oleh berbagai
kelebihan dan keunggulan dari internet, antara lain adalah
biaya koneksi internet yang relatif terjangkau dan
ketersediaan informasi yang tidak terbatas, internet saat
ini menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat

dalam memenuhi segala kebutuhan yang terkait dengan
informasi.
Seiring dengan berkembangnya dunia pariwisata,
internet juga turut mengambil bagian menjadi media dan
sarana informasi bagi para wisatawan dalam hal mencari
dan menentukan destinasi wisata yang akan mereka tuju.
Sangat melimpahnya informasi mengenai destinasi
membuat wisatawan kebingungan dalam menentukan
tempat wisata yang ingin dituju sesuai dengan kriteria
yang mereka inginkan. Berbagai kriteria seperti jenis
tempat wisata, biaya, serta jarak yang menjadi
pertimbangan para wisatawan dalam menentukan
destinasi wisata yang mereka ingin tuju yang terkadang
tidak dapat mereka dapati di internet. Internet dalam hal
ini yang kebanyakan hanya menampilkan tempat wisata
secara acak dan tidak tersusun dengan baik yang menjadi
kendala para wisatawan dalam menentukan destinasi
yang tepat bagi mereka.
Jakarta sebagai pusat Ibukota dari Indonesia pun
memiliki berbagai destinasi wisata yang sangat banyak

dan beragam.
Jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) ke Jakarta melalui 3 pintu masuk
(Soekarno–Hatta,
Tanjung
Priok,
dan
Halim
Perdanakusumah) pada bulan Januari 2014 mencapai
193.017 kunjungan, mengalami penurunan sebesar 0,76
persen dibandingkan kunjungan wisman bulan Desember
2013 yang berjumlah 194.499 kunjungan. Namun jika
dibandingkan dengan kunjungan wisman bulan yang
sama tahun sebelumnya, jumlah kunjungan wisman bulan

Januari 2014 lebih tinggi 15,31 persen. Sepuluh
kebangsaan yang menjadi pengunjung terbanyak ke Kota
Jakarta untuk bulan Januari 2014 adalah Malaysia
(27.219 kunjungan); China (22.365 kunjungan); Jepang
(15.292 kunjungan); Singapura (14.888 kunjungan);

Saudi Arabia (14.601 kunjungan); Korea Selatan (10.541
kunjungan; Australia (7.182 kunjungan); Taiwan (6.525
kunjungan); Amerika Serikat (6.446 kunjungan); dan
India (5.739 kunjungan). Untuk tingkat penghunian
kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan Januari 2014
mencapai 53,55 persen, mengalami penurunan TPK
sebesar 6,27 poin dari TPK bulan Desember 2013 yang
mencapai 59,82 persen. Namun jika dibandingkan
dengan TPK bulan Januari 2013 yang mencapai 51,98
persen, TPK bulan Januari 2014 lebih tinggi 1,57 poin
(Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, 2014)
Berdasarkan data diatas, digambarkan bahwa
Jakarta sangatlah potensial dalam pertumbuhan
wisatawan dan menjadi magnet destinasi dikarenakan
Jakarta sebagai pusat Ibukota dan pusat pemerintahan di
Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya sebuah
portal informasi yang dapat membantu para wisatawan
dalam menentukan destinasi. Maka dari itu, dibuatlah
aplikasi berbasis web untuk menentukan kategori
destinasi wisata di Jakarta yang disesuaikan dengan jenis

berdasarkan kategori destinasi wisata yang dipilih atas
pemilihan prioritas terhadap jarak atau harga.
Dimampukannya pula seorang admin untuk melakukan
penambahan data destinasi wisata dan melakukan
pengeditan destinasi wisata yang ada, yang kemudian
membuat aplikasi ini selalu dapat diperbaharui sesuai
dengan keadaan dan relevan dengan pembaharuan yang
ada. Dengan adanya aplikasi ini diharapkan dapat
membantu para wisatawan menemukan destinasi wisata
di Jakarta dengan tepat sesuai dengan kebutuhan.
II.

LANDASAN TEORI

A.

Sistem Penunjang Keputusan
Menurut Trisnawarman dan Wijaya, mendefinisikan
bahwa Sistem Penunjang Keputusan adalah sistem yang
mengintegrasikan basis data dan basis model dalam suatu

tampilan dialog dan digunakan secara interaktif oleh
pengguna untuk membantu pengambilan keputusan
(Trisnawarman, 2007). Sedangkan menurut Efraim
Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang
menyatakan bahwa Sistem Penunjang Keputusan
merupakan sekumpulan prosedur berbasis model untuk
data pemrosesan dan penilaian guna membantu para
manajer mengambil keputusan (Efraim, 2005). Sistem ini
bertujuan untuk menyediakan informasi yang berfungsi
membantu manajer dalam pengambilan keputusan
semiterstruktur yang terkadang keputusan dapat diketahui
terkadang keputusan yang akan dibuat tidak jelas dan
keputusan tidak terstruktur dimana tidak seorang pun
tahu keputusan apa yang harus dibuat.

Ciri-ciri
SPK
(Sudirman,1996) :

adalah


sebagai

berikut






SPK digunakan oleh para manajer tingkat
puncak
untuk
membantu
pengambilan
keputusan-keputusan yang kurang terstruktur.
SPK merupakan gabungan antara kumpulan
model kualitatif dan kumpulan data
SPK memiliki fasilitas interaktif yang dapat
mempermudah hubungan antara manusia

dengan computer

B. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah
satu bentuk metode pengambilan keputusan yang pada
dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari
metode sebelumnya.

AHP menggabungkan pertimbangan dan penilaian
pribadi dengan cara yang logis dan dipengaruhi imajinasi,
pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki
dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi dan
juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. AHP
merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengerti dan
memberikan perkiraan interaksi sistem secara
keseluruhan (Saaty, 1994).
III.

METOLOGI PENELITIAN


A. Strategi Penelitian
Strategi dalam penelitian dilakukan menurut aturan
sebagai berikut :
 Mengumpulkan data berbagai destinasi wisata
yang terdapat di Jakarta.
 Melakukan analisa terhadap data yang terkumpul.
 Merancang dan mendesain database untuk
menyimpan data berbagai destinasi wisata yang
terdapat di Jakarta.
 Merancang metode yang akan digunakan yaitu
dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy
Process.
 Merancang desain interface, sebagai media
interaksi antara user dengan aplikasi.
 Melakukan pengkodean, untuk membangun
mesin inferensi
 Test dan implementasi terhadap aplikasi sistem
yang dibuat.
B. Metologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan bahan dan data merupakan
sebuah kegiatan mencari, mengumpulkan data penunjang
untuk aplikasi ini. Data yang dibutuhkan adalah data
mengenai destinasi-destinasi wisata yang ada di Jakarta
yang diperoleh dari berbagai sumber buku dan melihat
daftar destinasi wisata yang ada di situs milik dinas
pariwisata DKI Jakarta. Dari keseluruhan data yang
dikumpulkan, diputuskan untuk mengambil 13 jenis
kategori destinasi wisata yaitu dengan kategori edukasi,
kebudayaan, kesenian, tempat bersejarah, rekreasi,
pantai, bahari, alam, pusat perbelanjaan, community
market, pasar grosiran, kuliner dan pulau. Dari ketiga
belas kategori tersebut, telah disortir dan didapatkan
sebanyak 106 data keseluruhan destinasi wisata.

Gambar 2.
C.

Flowchart sistem secara umum

Analisis dan Perancangan Sistem

1) Penyusunan Hierarki
Keputusan dari dihasilkan nya saran destinasi wisata
di Jakarta ditentukan berdasarkan goal atau tujuan awal
yaitu berupa pemilihan kategori tempat wisata yang ingin
dituju yang dibagi atas 13 kategori untuk dijadikan
tujuan. Untuk kriteria yang ada dalam aplikasi ini dibagi
atas dua kriteria, yaitu berdasarkan jarak dan atau harga
yang kemudian dipilih oleh wisatawan. Struktur hierarki
dari permasalahan ini digambarkan sebagai berikut :

3)

Use Case Diagram

Keterangan :

Gambar 1.
Hierarki sistem secara umum
Gambar 3.
Kategori yang menjadi goal atau tujuan dibagi atas 13
kategori jenis destinasi wisata berupa destinasi edukasi,
kebudayaan, kesenian, tempat bersejarah, rekreasi,
pantai, bahari, alam, pusat perbelanjaan, community
market, pasar grosiran, kuliner, pulau.
2) Flowchart Diagram
Langkah-langkah penentuan hasil dari Sistem
Penunjang Keputusan ini dapat digambarkan pada
flowchart dibawah ini :

Use Case Diagram sistem

Analisis Use Case Diagram diatas adalah sebagai
berikut:
a. User dapat melakukan proses penelusuran
destinasi wisata pada awalnya berdasarkan
kategori destinasi wisata. Setelah itu melakukan
penentuan prioritas berdasarkan jarak atau harga
terhadap kategori destinasi wisata tersebut.
Kemudian, user dapat memberikan komentar
terhadap destinasi wisata tersebut. User pun
dapat memberikan “like” pada destinasi wisata
tersebut.
b.

Admin secara keseluruhan dapat melakukan
akses terhadap seluruh fasilitas aplikasi ini.
Admin dapat melakukan penelusuran destinasi
wisata,
melakukan
penentuan
prioritas
berdasarkan jarak atau harga, memberikan
komentar terhadap destinasi wisata, memberikan
“like”, melakukan penambahan destinasi wisata,
melakukan pengeditan destinasi wisata dan
melakukan penghapusan destinasi wisata yang
telah ada

4) Entity Relational Diagram (ERD)
Kebutuhan data aplikasi sistem pendukung
keputusan ini dituangkan kedalam Entity Relational
Diagram (ERD) yang menampilkan tabel beserta nama
kolom dan atribut serta relasinya dengan tabel lain seperti
gambar dibawah ini :

H

0.1429

t

=

Cl

=

1

0.1250

0.25

n (banyak kategori)

=2

R1n (Index Random)

=0

Gambar 4.
Entity Relational Diagram sistem

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari aplikasi ini adalah
destinasi wisata berdasarkan kategori yang dipilih oleh
para wisatawan. Kategori yang ditampilkan sebagai hasil
destinasi wisata adalah perolehan hasil dari penentuan
prioritas wisatawan apakah prioritas didasarkan pada
jarak atau harga.

Dikarenakan nilai
≤ 0, maka hasil untuk
konsistensi terhadap prioritas jarak adalah konsisten.
2) Prioritas Biaya
Dalam perhitungan konsistensi sesuai dengan
prioritas harga, didapati bahwa pemberian nilai awal
masing-masing adalah :

Jarak (J)

A. Perhitungan Nilai Konsistensi

Dilakukannya perhitungan dalam memutuskan nilai
konsistensi awal dalam penilaian yang dilakukan
terhadap alternatif-alternatif keputusan yang ada untuk
berbagai kriteria perlu dilakukan, sehingga didapatkan
nilai konsistensi yang sesuai.

Harga (H) = 7
sehingga didapati matriks awal berupa :

1) Prioritas Jarak
Dalam perhitungan konsistensi sesuai dengan
prioritas jarak, didapati bahwa pemberian nilai awal
masing-masing adalah :

Jarak (J)

=3

J

H

J

3/3 = 1

1/7 =
0.1429

H

7/1 = 7

7/7 = 1

TOTAL

8

1.1429

Setelah itu dilakuan normalisasi terhadap matriks
tersebut, dengan melakukan perkalian matriks awal
dengan jumlah matriks per baris :

=7

Harga (H) = 3
sehingga didapati matriks awal berupa :
J
7/7= 1

7/1 = 7

H

1/7 =
0.1429

3/3 = 1

TOTAL

1.1429

8

Setelah itu dilakuan normalisasi terhadap matriks
tersebut, dengan melakukan perkalian matriks awal
dengan jumlah matriks per baris :

J

(3/3)/8 =
0.1250

(1/7)/1.1429
= 0.1250

H

(7/1)/8 =
0.8750

(7/7)/1.1429
= 0.8750

Nilai rata-rata

: (0.1250 + 0.1250)/2 = 0.1250
: (0.8750 + 0.8750)/2 = 0.8750

W = 0.1250; 0.8750

: (0.8750 + 0.8750)/2 = 0.8750
: (0.1250 + 0.1250)/2 = 0.1250

W = 0.8750; 0.1250

J

H

H

J

Nilai rata-rata

J

J

H

1

7

0.8750

=

1.75

J

H

J

1

0.1429

0.1250

H

7

1

0.8750

=

0.25
1.75

t

=

Cl

E

Bisnis 2

Rp. 250.001 – Rp.
500.000

F

Eksekutif

Rp. 500.001 – Rp.
1.000.000.000

=
Tabel 4.

n (banyak kategori)

=2

R1n (Index Random)

=0

Penggolongan konsumen

B. Contoh Tampilan Aplikasi

Dikarenakan nilai
≤ 0, maka hasil untuk
konsistensi terhadap prioritas biaya adalah konsisten.
Proses
perhitungan
perbandingan
matriks
berpasangan untuk masing-masing kategori yang terdapat
pada aplikasi ini yang kemudian akan dilakukan oleh
komputer secara keseluruhan dengan cakupan banyaknya
data per masing-masing kategori. Begitupun dengan
perhitungan untuk perangkingan dalam menentukan
alternatif destinasi wisata yang akan dikeluarkan dari
kategori masing-masing sesuai dengan penentuan
prioritas. Proses ini juga dilakukan oleh komputer,
sehingga didapatkan lima alternatif akhir destinasi wisata.
Selain itu, dalam aplikasi ini setiap destinasi wisata
yang ada disemua kategori diklasifikasikan dalam
golongan-golongan konsumen. Penggolongan ini
dimaksudkan jika terdapat destinasi wisata yang tidak
memiliki harga tiket, maka dapat diperkirakan besarnya
biaya yang akan dikeluarkan di destinasi wisata tersebut
dan membantu para wisatan untuk memperkirakan biaya
pada destinasi wisata tersebut. Hal ini dilakukan pula
untuk melakukan penyortiran terhadap alternatif hasil
yang dikeluarkan pada aplikasi ini. Rumusan perhitungan
biaya ini dapat dirumuskan seperti dibawah ini :

Biaya

Gambar 5.
Tampilah halaman awal aplikasi dimana user diminta
terlebih dahulu untuk memasukkan lokasi awal user

Gambar 6.
Tampilan contoh halaman ketika user memasukkan
lokasi awal “kemayoran” dengan kategori wisata
“rekreasi” dan prioritas biaya

= harga tiket masuk + harga golongan
(maximum budget per golongan)

Berikut ini adalah penggologan konsumen yang ada
pada aplikasi ini :
Kode

Keterangan

Min Budget – Max
Budget

A

Ekonomi 1

Rp. 0 – Rp. 25.000

B

Ekonomi 2

Rp. 25.001 – Rp.
50.000

C

Ekonomi 3

Rp. 50.001 – Rp.
100.000

D

Bisnis 1

Rp. 100.001 – Rp.
250.000

Gambar 7.
Tampilan contoh halaman ketika user memilih untuk
melihat pilihan pada destinasi Taman Menteng

Menurut hasil uji coba yang dilakukan, didapatkan
hasil yang konsisten untuk pembobotan yang dihasilkan.
Proses perangkingan yang didapat pada aplikasi sistem
penunjang keputusan ini telah berhasil, dimana nilai
tertinggi yang dihasilkan setelah user memasukkan
kategori destinasi wisata dan menentukan prioritas
berdasarkan biaya atau jarak, diperoleh 5 alternatif
destinasi wisata. Namun keputusan yang diambil tetap
berada ditangan user tanpa harus terpaku dengan hasil
yang ada.
Gambar 8.
Tampilan contoh halaman untuk fitur memberikan
komentar dan memberikan kategori disukai melalui
mengklik ikon “Suka”

DAFTAR PUSAKA
[1]

[2]

[3]
[4]
[5]

[6]

Gambar 9.

[7]

Tampilan halaman ketika Admin mengklik pilihan
“Tambah Tempat Wisata”, dimana pada halaman

[8]

V.

KESIMPULAN

Penggunaan Sistem Penunjang Keputusan (SPK)
dapat mempercepat penentuan hasil untuk memperoleh
alternatif
destinasi
wisata.
Berdasarkan
hasil
implementasi sistem, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa Aplikasi Sistem Penunjang Keputusan Penentuan
Destinasi Wisata Daerah Khusus Ibukota Jakarta dapat
membantu pengguna dalam menentukan destinasi wisata
yang sesuai dengan tujuan awal yaitu jenis kategori
destinasi wisata dan penentuan prioritas berdasarkan
biaya atau jarak dari lokasi awal yang dimasukkan.

[9]

[10]

Efraim Turban, Jay E. Aronson, dan Ting-Peng Liang,
penterjemah Dwii Prabantini. 2005. Decision Support Systems and
Intelligent Systems-7th Ed Jilid 1 . CV. ANDI Offset. Yogyakarta.
Keen, P. G. W. and M. S. Scott Morton. 1978. Decision Support
Systems: An Organizational Perspective. Reading, MA: AddisonWesley.
Kusrini, M.Kom. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan, CV. ANDI Offset Yogyakarta.
Peranginangin, Kasiman. 2006. Aplikasi WEB dengan PHP dan
MySQL, Yogyakarta: Andi.
Saaty, T.L., 1994. Fundamental Of Decision Making and Priority
Theory With The Analytic Hierarchy Process, University of
Pittsburgh, RWS publication. England
Sidik, B. dan Pohan , H. I. 2010. Pemrograman Web dengan
HTML Revisi Ketiga. Bandung: Informatika Bandung. Rghy
Sudirman, I dan Widjajani. 1996. Sistem Informasi Manajemen.
Lemlit UNPAD Press. Bandung.
Keputusan dalam Berbagai Makalah Sistem Informasi. Konferensi
Nasional Sistem Informasi (KNSI 2007). Penerbit Informatika.
Bandung.
Trisnawarman, D dan Nico S W. 2007. Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Penderita
Diabetes dalam Berbagai Makalah Sistem Informasi. Konferensi
Nasional Sistem Informasi (KNSI 2007). Penerbit Informatika.
Bandung.

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2014.
Jumlah Wisman yang Mengunjungi DKI Jakarta
Bulan Januari 2014 Mencapai 193.017 Kunjungan.
(Online).
(http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0yMTA
yJnBhZ2U9YnJzJnN1Yj0wMiZpZD01MTk=,
diakses 24 Maret 2014)