Compile Dana Pensiun Dana Pensiun

TUGAS PASAR DAN LEMBAGA
KEUANGAN

Disusun Oleh :
Aprisya Falahearlya, 1206215522
Dewi Indira Saskia, 1206214734
Eva Septiana, 1206215283

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Oktober 2014

Statement of Authorship

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa
makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak
ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan
jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.


Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.

Nama

: Aprisya Falahearlya

NPM

:1206215522

Tandatangan

:

Nama

: Dewi Indira Saskia


NPM

:1206214734

Tandatangan

:

Nama

: Eva Septiana

NPM

:1206215283

Tandatangan

Mata ajaran


:

: Pasar dan Lembaga Keuangan

Judul makalah/tugas

: Tugas Pasar dan Lembaga Keuangan

Tanggal

: 3 Oktober 2014

Dosen

: Junino Jahja

 Governance pensions Funds : Challenge and Potential Solutions
OECD (The Organisation for Economic Co-operation and Development) telah
membicarakan mengenai dana pensiun pemerintah sejak tahun 2000 dengan berpedoman

pada topik yang diterima oleh Organisasi Pekerja atas dana pensiun swasta pada tahun 2001
yang menghasilkan Rekomendasi OECD di tahun 2005. Semenjak itu, pemerintah terus
melakukan perbaikan dan membuat berbagai kebijakan serta beberapa negara berinisiatif
membuat regulasi yang memperkuat pengelolaan dana pensiun dengan berpedoman pada
OECD.
Rencana dan dana pensiun swasta melibatkan kontrol manajerial atas organisasi dan
bagaimana mereka mengaturnya termasuk akuntabilitas dari manajemen. Tujuan utama dari
dana pensiun pemerintah (dikelola oleh pemerintah) adalah untuk meminimalisir masalah
atau konflik kepentingan yang bisa timbul di antara anggota dana pensiun dengan pihak yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dana pensiun. Di sini, tata kelola pemerintahan yang
baik sangat berperan dalam menciptakan kinerja dana pensiun yang optimal dengan tetap
menjaga agar biaya yang dikeluarkan rendah. Beberapa dampak positif dari tata kelola
pemerintahan yang baik adalah menciptakan kepercayaan di antara seluruh stakeholders,
mengurangi kebutuhan atas praturan yang bersifat menentukan, dan memfasilitasi kebutuhan
akan supervisi. Disamping dampak positif tentu adapula dampak negatif bahwa dana pensiun
berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis risiko, sebab semakin canggih
strategi investasi dana pensiun yang digunakan maka semakin ketat pengawasan oleh
pemerintah dan semakin sulit persyaratan administratif yang ditentukan.
Struktur dana pensiun pemerintah berbeda di setiap negara, tetapi sebagian besar dana
pensiun pemerintah yang otonom memiliki badan pemerintahan yang merupakam

sekelompok orang yang bertanggung jawab atas operasional dan pengawasan dana pensiun.
Mereka mrupakan pmbuat keputusan terakhir, bertanggung jawab sepnuhnya atas kseluruhan
keputusan stratejik sperti membuat kebijakan investasi, memilih manajer investasi, meninjau
ulang kinerja dana pensiun, dan lainnya. Badan pemerintahan tersebut bisa brsifat internal
maupun eksternal atas dana pensiun, bisa pula mmilki struktur badan tunggal maupun
berganda, dan bisa mendelegasikan fungsi tertentu kepada ahli tergantung dari regulasi dan
hukum yang berlaku. Ada dua jenis struktur dana pensiun otonom, yang pertama adalah
institusional dimana dana menjadi suatu entitas indpenden dengan kepribadian hukum dan
kapasitasnya sehingga memiliki badan pemerintahan internal sendiri. Contohnya yayasan dan

asosiasi pensiun yang ada di Denmark, Finlandia, Hungaria, Italia, Jepang, Norwegia,
Polandia, Belanda, dan Swiss. Sebagian besar dana pensiun di negara tersebut memiliki
badan pemerintahan tunggal yang anggotanya biasanya dipilih dari pengusaha dan karyawan.
Tetapi di Jerman dan Belanda, mereka memiliki badan pemrintahan berganda. Di Jerman, ada
dewan pengawas yang bertanggung jawab untuk memilih dan memantau dewan manajemen,
yang pada gilirannya bertanggung jawab untuk semua strategi keputusan. Yang kedua adalah
kontraktual yang terdiri atas aset terpisah tanpa memiliki kepribadian hukum serta
kapasitasnya diatur oleh sebuah entitas yang terpisah, biasanya lembaga keuangan seperti
bank, perusahaan asuransi, atau perusahaan pengelola dana pensiun. Contohnya di Spanyol,
Rebublik Ceko, Meksiko, Portugal, Slovakia, Turki, Italia, dan Polandia.

Sebuah studi di Inggris mengatakan bahwa tata kelola pemerintahan yang baik
membawa manfaat tidak langsung terhadap dana pensiun. Tata kelola pemerintahan yang
baik mampu mengurangi biaya atas regulasi yang berlebih dan dapat memfasilitasi kebutuhan
supervisi oleh otoritas. Selain itu juga terdapat dampak kolateral positif terhadap efisiensi
ekonomi secara meluas, memperkuat peran pendanaan, serta meningkatkan pendapatan
investasi. Hubunga positif antara dana pensiun dengan tata kelola pemerintahan yang baik
telah diakui oleh Clapman et al (2007) dari perspektif Amerika.
Belakang ini, berbagai penelitian telah mengidentifikasi masalah pemerintahan secara
general yang memperngaruhi industri dana pensiun secara luas dan mendalam. Penelitian
tersebut menemukan bahwa praktik pemerintahan mengalami perbaikan dan peningkatan tapi
masih ada masalah yang tidak hilang – hilang. Sebuah survey oleh Mercer (2006)
menemukan bahwa kekurangan sumber daya termasuk keahlian dan kelemahan keterlibatan
lokal merupakan tantangan paling utama yang dihadapi perusahaan multinasional dalam
mencapai tujuan global penisun pemerintahnya. Survey yang dilakukan oleh The UK
Pensions Regulator’s (TPR) menemukan bahwa terdapat tantangan terkait dana penisun
pmrintah, yakni pada manajemn risiko, kontrol internal,, serta pengelolaan administrasi. Di
Irlandia, badan pensiun melakukan tinjauan atas struktur pengurus pada tahun 2006 kemudian
menemukan bahwa kelemahan dana pensiun terletak pada konflik kepentingan antar
pengurusnya.
Masalah pemerintahan juga berdampak bagi negara yang mengadopsi sistem kontrak

pada pengaturan pensiun swastanya. Di sebagian besar negara ropa, mandat mengenai dana
pensiun dikelola oleh lembaga keuangan yang seringkali menghadapi konflik kepentingan.

Bagi negara yang masyarakatnya berpendidikan rendah dan tidak terlalu tertarik pada
masalah dana pensiun, menjadi insentif tersendiri bagi perusahaan pengelola dana pensiun
untuk menyiapkan kampanye pemasaran yang meski membutuhkan biaya yang cukup besar
tapi bisa bisa meraih pembayaran fee dan biaya administrasi yang tinggi dari anggota rencana
dana pensiun.
Pada kesimpulannya, tantangan terkait dana pensiun pemerintah ada pada
kepercayaan dan sistem kontrak. Pertama, kepercayaan pada pengurus dan fidusia terbatas
sebab kurangnya pengetahuan dan pelatihan serta pengalaman para pengurus tentang dana
pensiun. Kedua, konflik kepentingan tetap masih ada baik antar badan maupun relasinya
dengan pngurus komersial independen.
Para pembuat kebijakan di negara – negara anggota OECD kini telah melakukan
usaha lebih untuk mengatasi kekurangan dari dana pensiun pemerintah antara lain dengan
cara membentuk ulang landasan praktik tata kelola pmerintahan, memprbaiki regulasi trkait
dana pensiun, serta mnrapkan tata klola pemerintahan yang baik berdasarkan panduan
OECD. Berikut beberapa contoh penerapannya :
-


Di Australia, lisensi pengawas dibuat wajib pada bulan Juli 2006, pertama di Negara
Anglo
Saxon. Penilaian persyaratan fit and proper‖ merupakan bagian integral dari
proses perizinan.

-

Di Brazil, regulator mengeluarkan resolusi # 13 pada Januari 2005, yang meliputi satu
set prinsip-prinsip dan peraturan tentang tata kelola dana pensiun.

-

Di Kanada, CAPSA memperkenalkan program pensiun pemerintahan pada tahun
2004.

-

Di Yunani, pemerintah mengeluarkan aturan baru mengenai pemilihan anggota dewan
publik dana pensiun.


-

Di Afrika Selatan, FSB dirilis pada bulan Juni 2007 Surat Edaran PF No.130 tentang
tata kelola pemerintahan yang baik dari segi pengelolaan dana pensiun.

Berikut merupakan beberapa penyebab kelemahan tata kelola pemerintahan yang baik
dalam praktik pengelolaan dana pensiun :

-

Tanggung jawab anggota dewan tidak jelas, dewan mungkin tidak memiliki
pernyataan misi yang jelas dan mungkin terlibat dalam tugas-tugas operasional yang
harus diserahkan kepada staf manajemen internal atau penyedia layanan eksternal.

-

Seleksi yang dilakukan atas dasar perwakilan stakeholder. Di banyak negara, anggota
dewan
sering dipilih berdasarkan status mereka dalam serikat buruh atau majikan daripada
berdasarkan kepada mereka yang memiliki pengetahuan spesifik atau pengalaman

tentang isu-isu pensiun.

-

Kurangnya self-assessment, termasuk kebutuhan akan pelatihan yang sebenarnya
cukup tinggi. Badan pemerintahan jarang tunduk menyeluruh terhadap selfassessment review untuk mengevaluasi sejauh mana tujuan mereka telah terpenuhi
dan mengusulkan perbaikan metode pengambilan keputusan mereka.

-

Konflik kepentingan tidak efektif diidentifikasi dan ditangani. Di banyak negara tidak
diperlukan memiliki kode etik untuk mengelola konflik kepentingan dalam dana
pensiun.
Hal utama dalam tantangan ini adalah masalah skala yang bisa menjadi perusak utama

bagi tata kelola pemerintahan yang baik. Dana pensiun yang kecil tidak dapat mencapai
economies of scale sehingga memiliki biaya administrasi yang tinggi. Dana pensiun yang
kecil juga kemungkinan didukung oleh pengusaha kecil, yang mungkin kekurangan pekerja
dan bahkan kekurangan eksekutif dengan keterampilan dan pengalaman yang relevan untuk
duduk di dewan pemerintahan. Tidak mungkin bahwa dana pensiun yang kecil akan dapat

mencapai tingkat yang sebanding dengan kinerja optimal yang diharapkan. Dana pensiun
yang kecil juga mungkin sulit untuk mengembangkan struktur pemerintahan dan proses yang
konsisten dengan ukuran dan misi dana. Mereka mungkin justru lebih mudah terkena konflik
kepentingan serta kekeliruan para konsultan dan penasehat eksternal yang mungkin
memimpin mereka untuk melakukan investasi berisiko yang mungkin tidak sepenuhnya
mereka pahami.
Sementara salah satu solusi potensial untuk mengurangi kelemahan ini adalah
pelatihan. Selain itu, penggunaan ‘Master Trust’ seperti halnya di Australia, Inggris, dan
negara Anglo-Saxon lainnya mungkin merupakan salah satu cara memperbaiki tata kelola
pemerintahan atas dana pensiun yang kecil. Pengaturan dana tersebut langsung di bawah
kendali lembaga spesialis seperti perusahaan asuransi atau perusahaan konsultan. Tapi solusi
tersebut datang dengan tantangan mereka sendiri (terutama mengenai konflik kontrol

kepentingan). Manajemen pelanggan atau fiduciary dari dana pensiun, dimana penyedia
komersial mengurus bukan hanya operasional tetapi juga beberapa keputusan penting terkait
dana pensiun, seperti alokasi aset strategis dan seleksi dan pemantauan eksternal
menimbulkan ke-tidak jelas –an apakah penyedia komersial dapat mengelola konflik
kepentingan yang melekat pada aktivitas tersebut atau tidak. Salah satu pilihan untuk lebih
menyelaraskan insentif dari manajer fidusia agar mau mengelola dana pensiun dengan baik
adalah dengan memberikan pilihan untuk membeli saham ekuitas yang cukup besar seperti
yang baru-baru ini dilakukan di Belanda. Solusi lain yang telah cukup efektif di beberapa
negara yakni dengan melibatkan pengaturan oleh multi-employer, seperti pengaturan tentang
dana pensiun pada industri besar yang ada di negara-negara seperti Australia, Denmark dan
Belanda. Dana pensiun tersebut pada awalnya didirikan melalui perundingan bersama di
tingkat industri, tetapi dalam kasus Australia kini juga terbuka untuk perusahaan dan pekerja
di luar industri.
Tanggung jawab utama dari setiap dewan pengelola dana pensiun adalah harus
menetapkan sebuah misi yang jelas untuk dana tersebut termasuk tujuan terukur tertentu
(misalnya kinerja investasi, tingkat pendanaan, dll) untuk menentukan strategi dalam
mencapai tujuan tersebut (misalnya pilih alokasi aset yang luas, memilih antara manajemen
internal dan eksternal, dll) dan untuk memantau keberhasilan dana dalam mencapai tujuan
tersebut. Dewan pengelola juga perlu mempertimbangkan kecocokan struktur pemerintahan
untuk menerapkan strategi jangka panjang. Dalam kebanyakan kasus, dewan harus dibantu
oleh komite investasi. Dalam prakteknya kadang-kadang tugas dewan pengurus didefinisikan
secara luas dan mungkin diartikan mencakup pengambilan keputusan sehari-hari yang
terbaik. Masalah sebaliknya juga hadir di beberapa negara, di mana tanggung jawab dewan
tidak lagi sejauh sebagaimana mestinya. Berikut merupakan contoh prektik yang baik :
-

Pastikan ketentuan hukum relevan dan dengan jelas mendefinisikan tugas utama
dewan pengelola dana pensiun agar fokus pada sasaran utama serta pada keputusan
strategis dan fungsional.

-

Memerlukan dokumen-dokumen yang mengatur program pensiun dan / atau badan
pensiun yang secara jelas mendefinisikan peran dan tanggung jawab dewan pengurus,
serta menyerukan dewan pengurus dana pensiun untuk menampilkan kinerja yang
jelas dan terukur.

-

Mendorong anggota dewan untuk sadar akan kewajiban pemerintahan mereka dan
kewajiban melaporkan dokumen penting lainnya yang berkaitan dengan dana pensiun
setiap tahunnya.

-

Sesuai dengan sumber daya yang tersedia untuk tata kelola dana pensiun, maka dewan
pengelola harus mempertimbangkan penggunaan subkomite (seperti komite investasi)
untuk memastikan bahwa tujuan utama investasi yang memerlukan pertimbangan dan
pengangkatan seorang eksekutif yang bertanggung jawab atas pengelolaan investasi
tersebut mampu terpenuhi.
Di hampir semua negara-negara anggota OECD, anggota dewan pemerintahan dana

pensiun kerja harus dipilih dengan mensponsori pengusaha dan karyawan, seringkali dalam
jumlah yang sama kecuali di negara Canada, Ireland, Mexico, dan the United States.
Karyawan atau representasi anggota dapat memastikan keselarasan yang lebih baik dari
kepentingan yang mengatur dewan pengelola

dengan orang-orang dari penerima dana.

Mereka juga dapat bertindak sebagai saluran untuk menyampaikan informasi perencanaan
anggota, serta memperkuat akuntabilitas dewan pemerintahan. Disamping itu, muncul
pertanyaan mengenai kontribusi representasi anggota dalam membuat masalah terkait
orientasi dana pensiun menjadi semakin sulit. Ini mungkin termasuk distorsi investasi dengan
cara yang terlalu konservatif. Kekhawatiran lain adalah bahwa rencana pensiun yang sangat
dipengaruhi oleh kepentingan perwakilan anggota cenderung memiliki fitur yang mendukung
kategori khusus di mana perwakilan tersebut memiliki kepentingan, meskipun mungkin tidak
dalam kepentingan peserta program secara luas.
Terkait kriteria ‘fit and proper’, sebagian besar negara telah memperkenalkan kriteria
yang mendiskualifikasi individu-individu tertentu dari dewan pengelola dana pensiun.
Kriteria spesifik bervariasi di seluruh negara tetapi umumnya mencakup kebangkrutan secara
administrasi, catatan pidana, dan bukti lain dari perilaku yang tidak sesuai. Di sisi lain,
beberapa negara mengharuskan anggota dewan dana pensiun untuk memiliki kualifikasi
tertentu dan pengalaman profesional yang akan memungkinkan mereka untuk menerjakan
tugas mereka secara lebih efektif (misalnya Austria, Finlandia, Jerman, Polandia). Selain itu,
beberapa negara OECD (misalnya Australia, Belgia, Denmark, Hungaria, Portugal, dan
Belanda) telah memperkenalkan persyaratan kesesuaian umum (-fitness‖) untuk anggota
dewan pengurus di luar kondisi dasar (seperti catatan kriminal atau insolvensi) yang ada di
sebagian besar negara. Beberapa negara (misalnya Perancis, Jepang) tidak memiliki fit and
proper
persyaratan hukum untuk anggota dewan.

dari

Secara umum, negara-negara Anglo-Saxon cenderung untuk menerapkan beberapa
kriteria

‘fitness’

pada

dewan

pengurus

dana

pensiun,

meskipun

Australia

baru-baru ini memperketat persyaratan ini secara signifikan sebagai bagian dari pengenalan
rezim perizinan baru diawasi oleh badan pengawas (APRA). Sejak itu, dewan pengurus dana
superannuation (atau petugas yang bertanggung jawab dalam kasus wali perusahaan) harus
menjelaskan dan memberikan bukti bahwa mereka memenuhi persyaratan ‘fit dan proper’
yang terkandung dalam hukum. Kriteria ‘fitness’ harus dipenuhi pada perusahaan atau dasar
kelompok dan termasuk pengetahuan tentang hukum dan penerapan pengetahuan investasi
dasar. Kriteria ‘properness’ harus dipenuhi oleh setiap individu (dewan pengurus atau
direktur sebuah perusahaan pengurus dana pensiun) secara terpisah.
Inisiatif Act dan TPR telah menyebabkan peningkatan dalam pelatihan dewan
pengurus dan pemisahan yang lebih besar dari peran antara dewan pengurus dan perusahaan
sponsor. Akibatnya, beberapa direktur keuangan dan senior eksekutif perusahaan lainnya
telah mengundurkan diri dari dewan pengawas. Hal ini sendiri bisa menyebabkan besar
hilangnya keahlian dewan pemerintahan, namun hal ini telah diimbangi dalam beberapa
kasus oleh penunjukan wali profesional yang independen. Dewan Independent merupakan
individu tunggal atau wali perusahaan yang menunjuk seorang anggota staf khusus untuk
dewan komisaris dana pensiun. Tidak seperti employer dan perwakilan karyawan, dewan
independen biasanya dibayar untuk jasa mereka. Meskipun semakin pentingnya dewan
independen dan dewan profesional, survei yang dilakukan oleh Pension Regulator Inggris
mengenai tata kelola pengawas menemukan bahwa memiliki badan campuran (anggota dan
employer dinominasikan) dianggap jauh lebih penting untuk pemerintahan yang baik
daripada memiliki dewan independen. Salah satu hambatan untuk penggunaan yang lebih
luas dari dewan independen mungkin biayanya. Di Australia misalnya, para pembuat
kebijakan mempertimbangkan kehadiran pengawas independen pada umumnya merupakan
tanda yang tata kelola pemerintahan yang baik.
Berikut saran untuk meningkatkan komposisi badan pengelola dana pensiun diambil
dari Pedoman dan negara OECD yang telah berpengalaman:
-

Dorong karyawan / anggota perwakilan yang dicalonkan dengan mempertimbangkan
kebutuhan keterampilan dan akuntabilitas kepada peserta program.

-

Tentukan kriteria yang tepat dan lebih akurat, perluas pengetahuan kolektif dan
pengalaman dewan, serta menyerukan pelatihan di mana pengalaman tertentu atau
pengetahuan yang sesuai belum dikuasai sebelum diangkat ke dewan pengelola.

-

Pertimbangkan biaya dan manfaat dalam memperkenalkan lisensi untuk entitas trustee
(dewan dan korporasi).

-

Biarkan dan dorong penggunaan TRUSTEE profesional yang independen.
Salah satu tugas paling sulit dari dewan pengurus adalah untuk memantau kinerja

sendiri. Selfassessment dapat membantu dewan pengurus mengidentifikasi kelemahan dalam
pemantauan dan pengambilan keputusan kegiatan. Satu masalah potensial lainnya dari badan
pengawas ini adalah bahwa mereka memiliki kekurangan kekuatan yang cukup. Salah satu
cara untuk meningkatkan kekuatan mereka mungkin dengan memberi mereka tanggung
jawab untuk melaporkan setiap pemerintahan atau masalah lain yang mereka deteksi untuk
pengawasan dana pensiun yang relevan.
Salah satu solusi potensialnya yang merupakan hasil dari penilaian ekstrenal adalah
dengan mengikuti pelatihan atau melibatkanahli independen eksternal ke dalam dewan
pengurus. Pelatihan tambahan kemungkinan besar diperlukan untuk dewan pengurus yang
belum memiliki pengalaman atau pengetahuan khusus yang menjadi persyaratan. Beberapa
regulator juga memberikan insentif langsung untuk papan untuk mengejar pelatihan. Temuan
survei menunjukkan bahwa badan di mana dewan pengurus telah memperoleh pengetahuan
dan pemahaman tentang bagaimana skema harus dijalankan lebih mungkin untuk dapat
mengatur skema mereka dengan baik. Praktek internasional yang baik menunjukkan
penilaian dan pelatihan dapat diperbaiki dengan cara berikut yang bisa sangat bermanfaat
bagi sistem berbasis percaya untuk:
-

Mendorong self-assessment oleh dewan

-

Membiarkan pemantauan pihak ketiga dan memberikan kekuasaan kepada badan
pengawas

-

Memberikan bimbingan pada tingkat dan jenis pengetahuan yang dibutuhkan oleh
anggota dewan

-

Mendorong pelatihan anggota dewan

-

Menyediakan pelatihan gratis

-

Memberikan masukan kepada anggota dewan tentang pelatihan mana yang dapat
diperoleh

-

Menyetujui program pelatihan

-

Biarkan dana pensiun untuk membayar pelatihan anggota dewan

-

Mendorong penggunaan ahli untuk memberikan dukungan teknis

Konflik dapat timbul kapan saja jika keputusan dari anggota dewan mengenai dana
pensiun tersebut dapat dianggap dipengaruhi oleh kepentingan pribadi yang terpisah atau
kewajiban utang kepada pihak lain, dan bukan untuk pemberian manfaat bagi anggota dana
pensiun. Mungkin ada berbagai cara untuk mengelola konflik kepentingan, termasuk
penggunaan sejumlah tindakan, atau kombinasi dari pendekatan tersebut. Dewan pengurus
harus memastikan bahwa mereka ada di tempat proses yang efektif untuk mengidentifikasi,
memantau dan mengelola konflik. Manajemen konflik kepentingan juga dapat dibantu
dengan memiliki dewan campuran, mungkin dengan dewan independen.
Tampaknya

ada

dua

cara

untuk

mengatasi

konflik

kepentingan,

yakni:

 Mengenakan persyaratan hukum untuk representasi tertentu pada dewan pengurus dengan
melakukan pengawasan lalu representasi memeriksa apakah secara nyata dewan pengurus
bertindak dalam kepentingan anggota (jika tidak pengawas memiliki hak untuk mengubah
komposisi

dewan

atau

menunjuk

dewan

independen).

 Mendorong representasi campuran tersebut, misalnya menyediakan template untuk dewan
yang ideal dan menjelaskan keuntunganbagi mereka.
Selain untuk mengatasi konflik kepentingan yang berasal dari hubungan antara
anggota dewan pemerintahan dan konstituennya (pengusaha atau karyawan), peraturan harus
mempertimbangkan potensi untuk self-dealing oleh anggota dewan dan staf operasional dana.
Transaksi self-dealing terjadi jika kedua belah pihak membuat keputusan yang menyebabkan
ke-tidak adil-an langsung maupun tidak langsung. Dewan harus melarang anggota dewan
terlibat dalam self-dealing dan harus meminta mereka juga untuk mengatasi potensi konflik
kepentingan antara staf internal mereka. Konflik kepentimgan dapat dimasukkan dalam kode
etik bahwa semua anggota dewan dan staf operasional harus mematuhi agar tidak terlibat
dalam konflik kepentingan. Self-dealing adalah bentuk utama dari konflik peraturan
kepentingan yang sedang ditangani di negara-negara di mana dana pensiun tidak berdasarkan
pada kepercayaan. Anggota Dewan Manajemen terikat oleh kepentingan entitas pensiun dan:
 mungkin tidak mengejar kepentingan pribadi dalam keputusannya atau menggunakan
peluang bisnis yang ditujukan untuk perusahaan bukan untuk dirinya sendiri;
 harus mengungkapkan konflik kepentingan kepada Dewan Pengawas tanpa penundaan
dan menginformasikan anggota Dewan Manajemen yang lain;
 hanya dapat mengambil kegiatan sampingan mandat Dewan Pengawas terutama di luar
perusahaan hanya dengan persetujuan Dewan Pengawas;

 harus memastikan bahwa setiap transaksi dengan perusahaan sesuai dengan standar di
sektor dengan transaksi penting yang memerlukan persetujuan Dewan Pengawas.
Seluruh anggota Dewan Pengawas juga terikat oleh kepentingan perusahaan.
Selain itu, anggota Dewan Pengawas:
 mungkin tidak mengejar kepentingan pribadi atau peluang penggunaan bisnis ditujukan
untuk perusahaan bukan untuk dirinya sendiri;
harus menginformasikan Dewan Pengawas setiap ada konflik kepentingan yang
mungkin terjadi akibat dari konsultan atau fungsi direktur dengan klien, pemasok,
pemberi pinjaman atau mitra bisnis lainnya.
harus

menginformasikan

Rapat

Umum

konflik

kepentingan

yang

telah terjadi bersama-sama dengan solusinya. Hasil sementaranya hanya berupa
penghentian mandat anggota Dewan.
 memerlukan persetujuan Dewan Pengawas untuk perjanjian konsultasi dan layanan
lainnya serta kontrak untuk bekerja dengan perusahaan.
Berikut merupakan contoh-contoh yang diambil dari praktek internasional yang baik
sebagai saran untuk mengatasi kekurangan pemerintahan yang berasal dari benturan
kepentingan:
 Membutuhkan kebijakan seperti kode etik untuk mengidentifikasi potensi konflik
kepentingan. Potensi konflik harus diungkapkan dan dicatat dalam risalah rapat dewan;
 Anggota dewanyang berkonflik harus menjauhkan diri dari pemungutan suara pada isu-isu
yang melibatkan mereka (dan harus mengundurkan diri sebagai jalan terakhir);
 Pihak berwenang harus memiliki kemampuan untuk menghapus anggota dari dewan atau
menunjuk anggota dewan independen jika konflik bertahan dan tidak dapat diselesaikan;
 Seorang anggota dewan independen harus ditunjuk dalam situasi di mana employer satusatunya dalam likuidasi;
 Template untuk dewan yang ideal dapat diproduksi (tipe representasi, keterampilan
yang dibutuhkan dll);
 Memberitahukan bahwa transaksi antara dana pensiun dan pihak terkait yang mungkin
rentan terhadap konflik tersebut dilarang kecuali disetujui oleh otoritas pengawas dengan
pembebasan individu, seperti di Amerika Serikat.
Di negara-negara dimana sistem dana pensiun sangat terkonsentrasi dimungkinkan
bagi otoritas pengawas untuk berperan secara teratur memantau investasi dan keputusan lain
yang diambil oleh penyedia dana pensiun swasta. Perbaikan tata kelola tetap menjadi tugas

yang menantang untuk dana pensiun dan regulator mereka. Sementara inisiatif regulasi yang
dibuat oleh industri baru-baru ini belum mampu memperbaiki keadaan, masih banyak kasus
kinerja yang kurang didorong oleh praktik pemerintahan yang baik. Beberapa kasus yang
lebih serius dari kegagalan pemerintahan bisa diselesaikan melalui representasi yang lebih
seimbang yang dapat dicapai melalui pelatihan serta penggunaan dewan independen, wali
profesional (terutama di mana standar ‘fit and proper’ tidak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman yang spesifik) dan desain serta implementasi kode etik yang efektif dalam
menangani konflik kepentingan. Di negara-negara dengan pasar dana pensiun sangat
terkonsentrasi, otoritas pengawas dana pensiun juga dapat memainkan peran sentral dalam
pengawasan dana pensiun pemerintahan.
Selain memecahkan tantangan tata kelola ini, regulator dan asosiasi industri juga
harus bekerja sama untuk mempromosikan dana pensiun dalam ukuran yang cukup besar
untuk memfasilitasi pemerintahan mereka. Dana pensiun yang lebih kecil memiliki cacat
pemerintahan, karena mereka cenderung memiliki biaya manajemen yang lebih tinggi dan
akses lebih terbatas ke dewan. Oleh karena itu langkah penting untuk meningkatkan tata
kelola dana pensiun, mengingat potensi hukum dan logistik masalah. Dalam hal ini, pembuat
kebijakan dapat mempertimbangkan untuk mempelajari pengalaman Australia di wali
perizinan yang telah mempercepat pertumbuhan keanggotaan dan aset dana pensiun industri
nirlaba yang cukup besar dan dana eceran (atau terbuka) yang mengarah ke konsolidasi yang
cepat dari pemain industri terbesar.

 Pension Fund Performance
Penelitian mengenai pendanaan pensiun didapatkan melalui berbagai jenis pendanaan
pensiun yang ada dari berbagai negara. Ada negara yang mewajibkan perusahaan
menyediakan dana pensiun, ada juga negara yang tidak mewajibkan dana pensiun atau hanya
dilakukan secara sukarela, ada juga dana pensiun yang disediakan oleh setiap orang. Negaranegara di daerah Eropa Barat, Amerika Utara, Brazil merupakan contoh negara yang
pendanaan pensiunnya merupakan kewajiban yang harus disediakan oleh perusahaannya.
Berbeda dengan negara yang berada di Amerika dan Inggris dimana pendanaan pensiunnya
dilaksanakan oleh masing-masing individu. Negara-negara di Amerika Latin, melakukan
perhitungan dana pensiun berdasarkan aset pensiun berdasarkan harga pasar dinegara
tersebut.

Sebagian besar sistem pensiun kerja (yaitu negara-negara OECD) termasuk dalam
makalah ini menggunakan sebuah metodologi penilaian berdasarkan nilai pasar. Di Amerika
Latin, ada peraturan wajib di setiap negara untuk penilaian aset pensiun. Namun demikian,
mereka sebagian besar didasarkan pada harga pasar. Di antara Eropa Paskah Tengah dan
negara-negara, penilaian aset dana pensiun di pasar harga adalah aturan umum kecuali di
Republik Ceko dan Estonia yang telah mengikuti kriteria yang berbeda untuk menghargai
bagian dari portofolio mereka. Sebagai akibat dari perbedaan dalam kerangka pelaporan dan
metodologi penilaian, serta perbedaan dalam lingkungan peraturan, dalam kerangka waktu
sistem pensiun mereka dan, yang paling penting, karena perbedaan efisiensi investasi dan
karakteristik istimewa dari setiap sistem pensiun negara.
Perhitungan investasi berdasarkan Sharpe ratio. Sharpe ratio mengukur excess return
dari strategy investasi yang digunakan dalam sebuah negara. . Sayangnya, konsep yang
sederhana ini relatif memiliki banyak komplikasi praktis: (1) yang benar-benar aset tanpa
risiko mungkin tidak ada di beberapa negara; (2) ada perbedaan dalam jangka waktu
investasi; dan (3) harus mempertimbangkan perhitungan aset mata uang asing sebagai aset
tanpa risiko, seperti T-bill atau T-bond.
Dana pensiun umumnya underperformed terhadap portofolio hipotetis dengan
tertinggi (rata-rata) kembali untuk tingkat resiko tertentu ( yaitu sebuah perbatasan ex-post
efisien). Menariknya, analisis menunjukkan bahwa di beberapa negara pembatasan investasi
memiliki dampak negatif pada kinerja.
 Pension Funds Investment in Infrastructure a Survey
OECD Proyek Infrastruktur 2030, yang diterbitkan pada 2006/7, sudah diakui
semakin pentingnya kebutuhan investasi untuk tahun 2030 untuk infrastruktur di bidang
telekomunikasi, listrik, air dan transportasi, sementara menyoroti pada saat yang sama
gagasan tentang "gap infrastruktur" muncul . Untuk menjembatani hal ini "gap infrastruktur"
investor institusi diidentifikasi sebagai salah satu kandidat yang paling menjanjikan dan
diputuskan untuk melanjutkan ulasan peluang dan hambatan bagi investasi di bidang
infrastruktur dari sudut pandang dana pensiun.
Sebuah survei dari sampel aktor yang paling signifikan kemudian diluncurkan oleh
OECD dalam kerangka Proyek OECD pada Transcontinental Infrastruktur 2030-2050.

Negara-negara utama yang telah dilakukannya penelitian tersebut adalah Australia, Kanada,
Korea Selatan, Amerika Serikat dan berbagai yurisdiksi di seluruh Eropa.
Tujuan dari penelitian berbasis survei ini adalah untuk memahami masalah utama
yang dihadapi oleh dana pensiun ketika berinvestasi di bidang infrastruktur. Untuk
melakukannya, analisa singkat evolusi infrastruktur dan pensiun pasar dana di masing-masing
negara dilakukan. Atas dasar hambatan untuk investasi diidentifikasi dalam studi ini beberapa
inisiatif kebijakan yang diusulkan.
Fokus dari penelitian ini adalah terutama pada (tidak terdaftar) investasi ekuitas yang
diberikan dinamika dan driver yang mendasari investasi dana pensiun dalam infrastruktur
utang dan mata pelajaran yang berbeda yang terlibat dalam keputusan investasi yang berbeda.
Analisis terstruktur pada negara-oleh-negara untuk menggarisbawahi berbagai tahap
evolusi investasi di bidang infrastruktur dan masalah spesifik yang dihadapi dan solusi yang
diusulkan di setiap pasar. Meskipun perkembangan masing-masing pensiun dan infrastruktur
pasar telah mengambil jalan yang unik, mereka dapat memberikan contoh yang berguna dan
pelajaran dalam memahami potensi pasar investasi infrastruktur saat ini berkembang di
negara-negara lain.
Temuan terutama didasarkan pada wawancara dengan para profesional industri
sebagai sumber data yang ada terbatas, terutama yang berkaitan dengan kebijakan investasi
infrastruktur dan manajemen risiko. Informasi yang diperoleh dalam wawancara pelengkap
yang diperoleh dari kajian literatur, laporan tahunan dana pensiun yang dipilih, dan analisis
dari sumber data yang tersedia.
Pemilihan responden miring ke arah berukuran besar manfaat pasti, dana pensiun
kerja, karena dana tersebut merupakan bagian besar dari investasi infrastruktur secara
keseluruhan dan dalam beberapa kasus telah mengembangkan kebijakan investasi khusus
untuk infrastruktur. Wawancara diadakan dengan manajer investor institusi yang memiliki
aset yang secara kolektif mencapai lebih dari US $ 4TN pada akhir tahun 2010 Selain dana
pensiun sendiri, sejumlah investor dari sektor asuransi, dan konsultan keuangan terkemuka,
dana infrastruktur, multilateral, akademisi, penasihat ke kas dan infrastruktur departemen,
juga berkonsultasi.

Masukan untuk laporan ini juga menggabungkan nasihat dan bimbingan dari para
peserta dalam Kelompok Pengarah Proyek OECD, serta bekerja dan publikasi Direktorat
garis OECD.
Penelitian dilakukan oleh OECD Program Futures International. Penulis utama adalah
Raffaele Della Croce, bekerja di bawah arahan Barrie Stevens dan Pierre-Alain Schieb.
Komentar berharga juga diberikan oleh John White. Hyung Woo soo melakukan penelitian
dan wawancara untuk studi negara Korea.
Krisis keuangan telah memperburuk kesenjangan infrastruktur semakin mengurangi
ruang lingkup untuk investasi publik, sementara pada saat yang sama yang mempengaruhi
sumber-sumber tradisional modal swasta. Investor institusional seperti dana pensiun karena
itu dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam menjembatani kesenjangan infrastruktur.
Laporan OECD Infrastruktur 2030 (volume 1 dan 2) diterbitkan pada 2006/2007,
diperkirakan kebutuhan infrastruktur global untuk 2030 berada di urutan US $ 50 tn. The
International Energy Agency juga memperkirakan bahwa beradaptasi dan mengurangi
dampak perubahan iklim selama 40 tahun ke depan hingga 2050 akan membutuhkan sekitar
US $ 45 tn atau sekitar US $ 1 tn tahun.
Tingkat seperti investasi tidak dapat dibiayai oleh sumber-sumber tradisional
keuangan negara saja. Dampak krisis keuangan telah memperburuk situasi, lebih lanjut
mengurangi ruang lingkup untuk investasi publik di bidang infrastruktur dalam anggaran
pemerintah. Hasilnya telah menjadi pengakuan luas dari kesenjangan infrastruktur yang
signifikan dan kebutuhan untuk jalan yang lebih besar untuk pembiayaan sektor swasta.
Pada sumber-sumber tradisional saat yang sama modal swasta seperti bank, telah
menahan pertumbuhan kredit dan selanjutnya dapat dibatasi dalam tahun-tahun mendatang
ketika peraturan baru (misalnya Basel III) berlaku.
Investor institusi - dana pensiun, perusahaan asuransi dan reksadana - telah dipanggil
untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam menjembatani kesenjangan infrastruktur.
Dengan lebih dari US $ 65 triliun pada aset yang dimiliki pada akhir tahun 2009 di negaranegara OECD saja, investor institusi bisa menjadi sumber utama modal, pembiayaan jangka
panjang, kegiatan produktif yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan, seperti energi dan
infrastruktur proyek-proyek hijau.

-

Infrastructure Investment – Why it is important and Why Pension Funds are
interested
Kegagalan untuk membuat kemajuan yang signifikan dalam menjembatani

kesenjangan infrastruktur bisa membuktikan mahal dalam hal pertumbuhan ekonomi dan
hilangnya daya saing internasional. Infrastruktur ekonomi mendorong daya saing dan
mendukung pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan produktivitas sektor swasta dan
publik, mengurangi biaya bisnis, diversifikasi alat-alat produksi dan menciptakan lapangan
kerja.
OECD definisi umum infrastruktur adalah sistem pekerjaan umum di suatu negara,
negara bagian atau wilayah, termasuk jalan, jalur utilitas dan bangunan umum. Infrastruktur
biasanya digunakan untuk melakukan kegiatan modal jangka panjang yang memberikan
layanan penting untuk publik.
Investasi infrastruktur diharapkan dapat menghasilkan arus kas diprediksi dan stabil
dalam jangka panjang. Aset infrastruktur biasanya beroperasi di lingkungan persaingan yang
terbatas sebagai akibat dari monopoli alami, peraturan pemerintah atau konsesi. Investasi
biasanya padat modal dan termasuk aset berwujud yang harus dioperasikan dan dipelihara
dalam jangka panjang.
Investasi Dana Pensiun dalam infrastruktur tampaknya proposisi wajar mengingat
pertandingan berpotensi baik kepentingan. Dana pensiun semakin melihat investasi
infrastruktur (namun investasi masih terbatas).
Investasi infrastruktur yang menarik bagi investor institusi seperti dana pensiun
karena mereka dapat membantu dengan investasi kewajiban didorong dan memberikan durasi
hedging. Proyek infrastruktur adalah investasi jangka panjang yang bisa cocok dengan durasi
panjang kewajiban pensiun. Selain aset infrastruktur terkait dengan inflasi dapat lindung nilai
sensitivitas kewajiban dana pensiun 'inflasi.
Dana pensiun semakin melihat infrastruktur untuk diversifikasi portofolio mereka,
karena korelasi yang rendah infrastruktur dengan kelas aset tradisional. Karena infrastruktur
yang tercantum cenderung bergerak sejalan dengan tren pasar yang lebih luas, itu adalah
pandangan yang dianut umum bahwa investasi dalam infrastruktur yang tidak terdaftar
meskipun tidak likuid, dapat bermanfaat untuk memastikan diversifikasi yang tepat. Pada
prinsipnya cakrawala investasi jangka panjang dana pensiun dan investor institusi lainnya

harus membuat mereka investor alami dalam waktu kurang likuid, aset jangka panjang seperti
infrastruktur.
Meskipun alasan ini untuk meningkatkan minat, investasi kelembagaan sejauh
infrastruktur telah cukup terbatas secara keseluruhan. Telah diperkirakan bahwa kurang dari
1% dari dana pensiun di seluruh dunia diinvestasikan dalam proyek-proyek infrastruktur,
termasuk investasi langsung di bidang infrastruktur melalui ekuitas perusahaan utilitas yang
terdaftar dan perusahaan infrastruktur.
-

Evolution of Pension Fund Investment in Infrastructure – Appetite for
Infrastructure
Jelas negara yang berbeda berada pada tahapan yang berbeda dalam evolusi investasi

dana pensiun di bidang infrastruktur. Survei difokuskan pada dana pensiun di Kanada,
Australia, Amerika Serikat, Korea Selatan dan sejumlah dana di Eropa. Negara hasil tertentu
adalah sebagai berikut.
Ke depan, dapat diharapkan bahwa kondisi yang menguntungkan seperti pertumbuhan
dana pensiun, tren privatisasi dan peraturan berubah, akan terus meningkatkan minat investor
institusi pada umumnya, dan dana pensiun khususnya, dalam investasi infrastruktur.
Kanada
Dana pensiun Kanada adalah salah satu investor yang paling aktif di bidang
infrastruktur dengan beberapa investor yang memiliki alokasi portofolio infrastruktur ekuitas
10% atau lebih.
Dana pensiun Kanada selama bertahun-tahun telah mampu memperoleh pengetahuan,
keahlian dan sumber daya untuk berinvestasi langsung di bidang infrastruktur. Tidak hanya
mereka mampu melakukan investasi bersama tetapi juga untuk mengambil peran utama
dalam konsorsium, bersaing dengan dana lain dan sponsor keuangan saat penawaran untuk
proyek-proyek. Ini juga berarti bahwa investor memiliki rumah sumber daya untuk
menghasilkan penelitian dan penilaian risiko mereka sendiri proyek infrastruktur tanpa
tergantung pada konsultan eksternal.
Untuk investor terbesar di Kanada, infrastruktur diperlakukan sebagai aset yang
terpisah dan merupakan bagian dari alokasi inflasi sensitif investasi yang cenderung

berkorelasi erat dengan perubahan inflasi bertindak sebagai lindung nilai terhadap kenaikan
biaya manfaat pensiun di masa depan.
Australia
Dana pensiun Australia - dana pensiun - adalah investor aktif di bidang infrastruktur.
Yang pertama dana pensiun Australia mulai berinvestasi di infrastruktur lebih dari sepuluh
tahun yang lalu dan telah dibangun sejak maka alokasi yang signifikan untuk sektor (untuk
beberapa atas investasi ekuitas 10% dari total portofolio mereka).
Ukuran rata-rata investor Australia tidak memungkinkan mereka dalam banyak kasus
memiliki sumber daya yang tepat di tempat untuk berinvestasi langsung di bidang
infrastruktur. Jika dana pensiun tidak cukup besar biasanya akan berinvestasi melalui dana
tertutup berakhir atau melalui kendaraan terbuka. Infrastruktur umumnya diperlakukan
sebagai alokasi yang terpisah dalam portofolio secara keseluruhan.
Amerika Serikat
Dana pensiun AS telah berinvestasi sedikit dalam infrastruktur di masa lalu,
memperoleh eksposur terutama untuk sektor energi melalui dana aktif beberapa di negara ini.
Perkembangan terkini dalam pasar infrastruktur telah meningkatkan perhatian investor untuk
kelas aset ini bagaimanapun, dan investor mengambil pendekatan yang berbeda terhadap
investasi di bidang infrastruktur.
Sebagian besar investasi infrastruktur yang dibuat secara oportunistik melalui private
equity atau alokasi real estate. Tampaknya ada tren dalam menempatkan infrastruktur sebagai
alokasi terpisah program dewasa. Infrastruktur masih dianggap berisiko oleh beberapa
investor dari real estate dan ekuitas swasta. Aset infrastruktur sering dimasukkan dalam
kelompok alokasi inflasi terkait. Meskipun investasi langsung baru-baru ini beberapa dana
pensiun publik, sebagian besar investor AS pensiun berinvestasi dalam infrastruktur melalui
dana.
Uni Eropa
Meskipun kematangan pasar infrastruktur, terutama di negara-negara seperti Inggris,
Prancis, Spanyol, investor Eropa sudah mulai membangun alokasi untuk infrastruktur,
memperlakukannya sebagai alokasi yang terpisah, hanya dalam lima tahun terakhir. Alokasi

aset tersebut masih terbatas (misalnya 1 sampai 3% alokasi ekuitas dari total portofolio)
bahkan jika target telah perlahan-lahan meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Di Eropa dana pensiun memanfaatkan rute pasar tidak langsung untuk memperoleh
manfaat dari pengalaman dan keahlian yang ditawarkan oleh manajer investasi infrastruktur.
Hanya dana pensiun terbesar memiliki sumber daya yang tepat di tempat untuk berinvestasi
langsung di bidang infrastruktur.
Korea Selatan
Di Korea pandangan tradisional infrastruktur adalah sebagai investasi penting dan
strategis, baik masyarakat yang utama di mana mungkin ada menjadi kesulitan dalam
penggalangan dana. Oleh karena itu investasi di bidang infrastruktur dianggap sebagai
tanggung jawab pemerintah. Dengan keterlibatan modal swasta sejak akhir tahun 90-an,
peluang investasi baru di sektor infrastruktur yang ditawarkan kepada investor di Korea.
Baru-baru ini dana pensiun publik Korea telah agresif berinvestasi di infrastruktur di negaranegara asing.
-

Barriers to Investment in Infrastructure
Sebagian besar dari dana pensiun saat ini tidak investor di bidang infrastruktur. Ada

beberapa rintangan penting yang harus diatasi sebelum infrastruktur menjadi prioritas
kepentingan.
Dalam rangka untuk menarik investasi dana pensiun di bidang infrastruktur dan
menjamin keberhasilan dan keberlanjutan investasi dalam jangka panjang, beberapa
hambatan untuk kebutuhan investasi yang akan ditangani, beberapa khusus untuk dana
pensiun, yang lain yang mempengaruhi investor lebih umum.
Investasi infrastruktur menawarkan karakteristik yang berbeda dari kelas aset lainnya
yang dapat mewakili hambatan masuk ke calon investor. Biaya dimuka tinggi, kurangnya
likuiditas dan hidup aset panjang yang terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur,
membutuhkan skala yang signifikan dan sumber daya yang didedikasikan untuk memahami
risiko yang terlibat, sumber daya yang banyak investor yang kurang. Karakteristik ini
mengimplikasikan bahwa investasi infrastruktur - setidaknya dalam bentuk yang saat ini
ditawarkan - mungkin bukan proposisi cocok untuk semua investor.

Meskipun hambatan perlu dipertimbangkan dalam konteks masing-masing negara
berbeda, hambatan umum untuk investasi dana pensiun dalam infrastruktur meliputi:
Peluang Investasi
a) Kurangnya komitmen politik jangka panjang
b) Ketidakstabilan peraturan
c) Fragmentasi pasar antara tingkat yang berbeda dari pemerintah
d) Kurangnya kejelasan tentang peluang investasi
e) Biaya penawaran tinggi yang terlibat dalam proses pengadaan proyek infrastruktur
f) Peluang investasi infrastruktur di pasar yang dianggap terlalu berisiko
Investor Kemampuan
a) Kurangnya keahlian dalam sektor infrastruktur
b) Masalah skala dana pensiun
c) Mis-alignment kepentingan antara dana infrastruktur dan dana pensiun
d) Short-termism investor
e) Hambatan peraturan

Kondisi Investasi
a) Persepsi negatif dari nilai infrastruktur
b) Kurangnya transparansi di sektor infrastruktur
c) Kekurangan data pada kinerja proyek-proyek infrastruktur, kurangnya acuan

-

The Infrastructure Gap
Kebutuhan infrastruktur dari negara-negara OECD dan besar negara-negara non-

OECD, seperti China, India dan Brasil tumbuh. Untuk sebagian besar, ini ada hubungannya
dengan pertumbuhan ekonomi, suatu kurangnya investasi umum di masa lalu dan tantangan
baru seperti perubahan iklim.
Laporan OECD Infrastruktur 2030 (volume 1 dan 2) diterbitkan pada 2006/2007,
diperkirakan kebutuhan infrastruktur global untuk 2030 berada di urutan USD 50 triliun. The
International Energy Agency juga memperkirakan bahwa beradaptasi dan mengurangi

dampak perubahan iklim selama 40 tahun ke depan hingga 2050 akan membutuhkan sekitar
USD 45 triliun atau sekitar Rp 1 triliun per tahun.
Tingkat seperti investasi tidak dapat dibiayai oleh sumber-sumber tradisional
keuangan negara saja. Dampak krisis keuangan memperburuk situasi lebih lanjut mengurangi
ruang lingkup untuk investasi publik di bidang infrastruktur dalam anggaran pemerintah.
Hasilnya telah menjadi pengakuan luas dari kesenjangan infrastruktur yang signifikan dan
kebutuhan untuk jalan yang lebih besar untuk pembiayaan sektor swasta.
Konsekuensi lebih lanjut dari krisis adalah hilangnya beberapa aktor penting yang
aktif di pasar infrastruktur seperti asuransi monoline di pasar modal. Pada sumber-sumber
tradisional saat yang sama modal swasta seperti bank, telah menahan pertumbuhan kredit dan
selanjutnya dapat dibatasi dalam tahun-tahun mendatang ketika peraturan baru (misalnya
Basel III) berlaku.
Investor institusi - dana pensiun, perusahaan asuransi dan reksadana - mungkin
memainkan peran yang lebih aktif dalam menjembatani kesenjangan infrastruktur. Dengan
lebih dari Rp 65 triliun aset yang dimiliki pada akhir tahun 2009 di negara-negara OECD
saja, investor institusi bisa menjadi sumber utama modal, pembiayaan jangka panjang,
kegiatan produktif yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan, seperti energi dan
infrastruktur proyek-proyek hijau.
-

Importance of Infrastructure
Proyek infrastruktur bukanlah tujuan pada dirinya sendiri. Sebaliknya, mereka adalah

cara untuk memastikan pengiriman barang dan jasa yang mendorong kemakmuran dan
pertumbuhan dan berkontribusi terhadap kualitas hidup, termasuk kesejahteraan sosial,
kesehatan dan keselamatan warga, dan kualitas lingkungan mereka.
Mengatasi tantangan perubahan iklim dan "pertumbuhan hijau" lebih umum akan
memerlukan pergeseran dari bahan bakar fosil dan teknologi konvensional dengan teknologi
dan infrastruktur bersih baru (di lintasan saat ini, emisi yang berhubungan dengan energi dari
CO2 diharapkan meningkat dua kali lipat pada tahun 2050).
Seperti investasi lainnya, perluasan infrastruktur biasanya menambah kapasitas
produktif dalam suatu perekonomian. Namun, analisis empiris OECD menunjukkan bahwa

investasi infrastruktur dapat memiliki efek pada pertumbuhan atas dan di atas yang timbul
dari menambah persediaan modal (OECD 2009).
Efek ini dapat terjadi melalui sejumlah saluran yang berbeda, seperti memfasilitasi
perdagangan dan pembagian kerja, persaingan di pasar, alokasi yang lebih efisien kegiatan
ekonomi antar daerah dan negara, difusi teknologi dan penerapan praktek-praktek organisasi
baru atau melalui menyediakan akses ke sumber daya baru

 Pension Fund Investment In Hedge Fund
Istilah investasi yang dimaksud adalah pendanaan pooled investment , dimana
strukturnya adalah private partneship dengan adanya tambahan fee atau biaya terkait jasa
yang diberikan. Sedangkan untuk hedge fund sulit untuk dijelaskan karna bentuknya investasi
dalam aset yang bervariasi dan digunakan untuk “strategi yang luas. Seiring berjalannya
waktu, hedge fund terus mengalami peningkatan yang banyak berasal dari investor
institusional. Peningkatann hedge fund ini disebabkan karena setelah bangkrutnya equity
market banyak pendanaan pensiun mengadopsi cara baru berinvestasi. Salah satunya adalah
banyak pendanaan pensiun yang berusaha menyamakan aset dan hutang untuk menjauhi
under-funding dimasa depan. Hedge fund bisa digunakan untuk mengatur, mengurangi dan
melindungi dari risiko hutang. Hedge fund juga bisa mengurangi risiko dengan meningkatkan
diversifikasi aset (seperti komoditas, properti, dll). Pada intinya hedge fund saat ini
merupakan cara baru dalam rangka berinvestasi karena risiko yang dihadapi lebih sedikit
daripada risiko dengan cara investasi pada umumnya.
Hedge fund saat ini bisa digunakan untuk pension fund. Beberapa hal yang dapat
dilihat dari sisi operational risk. Maksudnya adalah hedge fund di desain untuk high-net
worth untuk individu, dimana tentunya risiko yang dihadapi juga tinggi. Selain itu juga
tingkat transparansi yang sangat kurang. Hal lainnya adalah return measurement, dengan
adanya pendanaan pensiun dengan hedge fund ini return yang diterima juga tinggi namun
yang menjadi masalahnya adalah data yang diberikan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Memang dengan data tersebut ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada hedge fund,
namun datanya hanya bisa digunakan untuk 10 tahun saja dimana dengan kurun waktu ini
return tidak bisa dihitung ditambah lagi dengan strategi dan level risiko yang berbeda-beda.
Selain itu ada pula diversifikasi dan risk measurement.

Dengan adanya hedge fund ini dari supply side, pemerintah tidak perlu membatasi
hedge fund karena nantinya manfaat yang didapat dari hedge fund akan berkurang. Yang
perlu di lakukan pemerintah adalah mengontrol jalannya hedge fund ini melalui bank
investasi dan memperbaiki hukum yang ada saat ini. Dari demand side, pemerintah perlu
memperbaiki dengan membatasi investasi pada instrumen investasi yang belum dibuat
peraturannya, membatasi investasi pada instrumen yang memiliki risiko tinggi, memonitor
sistem investasi melalui lembaga-lembaga investasi pemerin