Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

DI MENSI BUDAYA DALAM PENI NGKATAN SUMBER DAYA MANUSI A
MELALUI I MPLEMENTASI TOTAL QUALI TY
Oleh: Rosidah
(Staf Pengajar di Fakultas I lmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)
Abstract

Human resource is key factor of organization development for public
and business organization. Organization development orientation does not
concern directly with human being. However, it’s implication is refer to
human resource. Therefore, its existence is needed to be given a serious
attention. One of methods is Total Quality approach. This paper discusses
some problems of developing a good quality of working culture.
Key words: Culture, Human Resources

A.

Pendahuluan

Kegiatan operasional perusahaan


Dalam menghadapi era global organisasi
dihadapkan pada
nasional

kompetisi

maupun

perusahaan

baik skala

internasional.

harus

mampu

Setiap


memperluas

menguasai teknologi dan memiliki modal yang
cukup.

Namun

dalam

era

bisnisnya melewati batas-batas antarnegara

memenuhi sebagai sarana
tersebut

ditunjang

dengan


global

sarana

tersebut tampaknya belum bisa sepenuhnya

(borderless).

Apalagi

selalu

berusaha untuk menekan biaya produksi,

untuk

bagi organisasi

mencapai


keberhasilan.

perkembangan komunikasi dan teknologi, hal

Strategi bisnis global menunjukkan bahwa

ini semakin mudahnya kontak bisnis antara

core competency, aset tak berwujud dan

satu negara dengan negara lainnya. Kondisi

kapabilitas organisasi merupakan faktor yang

tersebut memicu unit pengembangan Sumber

ikut

Daya Manusia (SDM) untuk selalu berupaya


global. Dalam hal tersebut faktor manusia

mengembangkannya

merupakan

sehingga

bisa

mempengaruhi
elemen

sukses bisnis di
kunci.

era

Pengembangan


memenuhi tuntutan dari era global. Oleh

organisasi yang terkait dengan SDM bisa

karena itu faktor kualitas menjadi sangat

dilakukan melalui berbagai pendekatan. Salah

penting dan telah diperhitungkan masyarakat

satunya dengan peningkatan kinerja, salah

internasional, dengan diberlakukan standar

satunya melalui pendekatan Total Quality.

kualitas I SO 9000. Untuk memiliki sertifikasi

Konsep


kualitas

yang

berbeda, tergantung pada aspek mana yang

selanjutnya

mempunyai

pengaruh
dan

disentuh.

mempunyai

selalu


berkembang

terhadap peningkatan kualitas kerja

dan

(quality)

standard tersebut perlu pengembangan SDM,

Misalnya,

kualitas

persepsi
perusahaan

demikian

makanan. Dalam hal apa penekanan kualitas


pengelolaan terhadap keberadaan manusia

yang akan diprioritaskan oleh pemiliknya:

dalam organisasi perlu mendapat prioritas.

apakah

kualitas

52

produk.

Dengan

hasil

produknya,


Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

apakah

dari

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

pelayanannya,

penyajian

tenaga kerja, penilaian kinerja, pemberian

(kemasan) atau seluruh dari kriteria di atas.

harga


atau

kompensasi dan hubungan ketenagakerjaan.

Definisi kualitas sangat kompleks, tidak saja

Peningkatan kualitas masing-masing elemen

pada segi produk dan

perlu

pelayanan, termasuk

mendapatkan

perhatian

yang

juga proses, orang-orang dan lingkungan.

proporsional. Total quality ditujukan pada

Dalam hal ini Deming (David L. Goetsch &

fokus

Stanley Davis, 1995)

mutu

menyampaikan bahwa

penurunan biaya dan peningkatan
yang

berkelanjutan

pada

Quality has many different criteria and that
these criteria changes continually. Secara
sederhana juga didefinisikan bahwa elemen
kualitas meliputi: a) quality involves meeting
or exceeding customer expectations, b)
quality applies to products, services,
processes, and environments, c) quality is an
ever-changing state-what is considered
quality to day may not good enough to be
considered quality tomorrow. Mencermati

pencapaian tujuan. Yang menjadi

definisi tersebut, maka

proses
masalah

dalam total quality adalah bagaimana upaya
peningkatan kinerja agar supaya produktivitas
SDM optimal. Hal ini tidak menempatkan
faktor SDM semata-mata sebagai alat dan
benda

mati

organisasi.

dalam

Manusia

human capital
bernilai.

mencapai

tujuan

dipandang

sebagai

dan merupakan aset yang

Refleksi

dari

peran

SDM,

dikemukakan oleh Ancok, seperti ditulis oleh

persoalan kualitas

Hiskia & Ambar (2004) bahwa revitalisasi

mempunyai kriteria yang berbeda dan banyak

peran SDM dalam organisasi antara lain : a)

aspeknya,

harapan

manusia tidak lagi dianggap sebagai biaya

customer, pelayanan, produk, lingkungan. Di

apakah

ditinjau

dari

tetapi sebagai aset, b) pegawai tidak selalu

samping itu

dituntut pada kepatuhan tetapi dikembangkan

apa yang menjadi standard

kualitas sekarang barangkali berbeda untuk

komitmennya

waktu yang akan datang. Dalam memenuhi

pekerjaan c) orientasi pegawai tidak saja

kualitas tidak bisa terlepas dari

pada dirinya tetapi difokuskan pada kerja

persoalan

perubahan. Hal tersebut sangat tergantung

pada

pekerjaan

atau

hasil

sama untuk kepentingan bersama.

pada dinamika organisasi dalam memenuhi

Persoalan total quality tidak lepas dari

tuntutan pasar maupun segmen masyarakat.

faktor perubahan budaya karena pengertian

Sehingga peningkatan kualitas harus selalu

kualitas

diupayakan (terus menerus)

terkait dengan produk,

kalau ingin

adalah

yang

dinamis,

pelayanan, orang,

proses dan lingkungan yang diharapkan atau

memenuhi perubahan eksternal/ internal.

memenuhi

B.

statement

tuntutan

lingkungan.

Total Quality dalam Peningkatan

Permasalahan yang sering muncul dalam

Sumber Daya Manusia ( SDM)

mengupayakan kualitas adalah faktor budaya

Penggunaan konsep Total Quality, dalam
istilah manajemen disebut

kerja/ organisasi,

Total Quality

atau

budaya

perusahaan

yang mengakar pada lingkungan organisasi.

Management (TQM) adalah dalam rangka

Dalam

penerapan

budaya kuat (dominant culture) dan sub

yang

fungsi-fungsi

meliputi

pekerjaan,
pendidikan

analisis

penarikan
dan

latihan,

Manajemen
dan

SDM

rancangan

tenaga

kerja,

pengembangan

Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

hal ini perlu diperhatikan adanya

culture. Susanto (1997) memberi definisi
dominant culture adalah gambaran
dari core value yang dianut dan juga

bahwa

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004

53

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

merupakan kontribusi nilai-nilai dari sebagian

diyakini, norma, kebiasaan-kebiasaan, sikap

besar anggota organisasi. Adapun sub culture

maupun perilaku manusia, yang akhirnya

adalah

akan

budaya-budaya lain

yang

tumbuh

menjadi budaya kerja,

yang

harus

dalam organisasi, di mana secara spesifik

dipahami dan menjadi pedoman

ditumbuhkan oleh perbedaan bagian atau

Seperti diutarakan oleh Edward Burner dalam

perbedaan geografis, yang merupakan hasil

Taliziduhi Ndraha (1997: 43) bahwa Culture
or Civilization, taken in its wide ethnographic
sense, is that complex whole which includes
knowledge, belief, art, morals, law, custom,
and any other capabilities and habits acquired
by man as a member of society.

kontribusi

nilai

dari

golongan

minoritas

anggota organisasi. Budaya yang kuat akan
lebih mudah dalam mempengaruhi sikap dan
perilaku,

di

sisi

lain

tidak

menutup

kemungkinan bahwa budaya yang sudah kuat
sulit untuk diubah,
pendekatan

namun dengan berbagai

masih

dimungkinkan

bisa

Selain

perilaku.

pendekatan di atas, budaya kerja

perusahaan sebagai pedoman perilaku harus

berubah. Peran sub culture merupakan peran

dinyatakan secara eksplisit:

pendukung. Dalam hal ini pimpinan harus

pernyataan-pernyataan, slogan atau motto

bijaksana untuk memberi toleransi adanya

perusahaan;

apabila

sub culture, asal keberadaanya berpengaruh

mempunyai

kemampuan

mempengaruhi

positif terhadap peningkatan budaya kerja

perilaku pegawai, sehingga

perlu dikatakan

yang mengarah pada peningkatan kinerja.

secara

Untuk menerapkan budaya mutu pada

tegas

bisa merupakan

tidak

dan

maka

diformalkan.

kurang

Budaya

perusahaan

merupakan

SDM perlu ada komitmen dari pucuk pimpinan

mengarahkan

para

sampai

bersama-sama mencapai suatu cita-cita yang

tingkat

organisasi.

paling

Dalam

mengaktualisasikan

bawah

dalam

total

quality

misi

maupun

perlu
visi

organisasi menjadi nilai-nilai yang didukung,

dituju.

Namun

muncul,

yang

pengikat

anggotanya

kelemahan
harus

yang

diantisipasi

yang
untuk
sering
adalah

bahwa slogan/ motto tersebut hanya sekedar

yang selanjutnya menjadi pedoman sikap

statement ,

maupun perilaku pegawai. I mplementasi dari

substansinya.

pengejawantahan misi/ visi menjadi tatanan

mempengaruhi perilaku anggota organisasi

nilai

maka

maupun

sikap

dan

perilaku

perlu

kurang
Agar

hal

disosialisasikan
tersebut

pemahaman

mampu

terbentuknya

melibatkan SDM dalam keseluruhan bagian

motto/ budaya tersebut harus dimiliki oleh

organisasi Untuk itu perlu sosialisasi terhadap

anggota organisasi. Awal

misi/ visi

perusahaan

metode

yang dicanangkan.
sosialisasi

Salah satu

dibentuk

oleh

pendiri/ para pendirinya, yang di dalamnya

pendekatan terhadap calon pegawai pada

mengandung atau menggali dari persepsi,

proses

indoktrinasi,
ceramah

b)

dengan

yaitu

lain

biasanya

melalui

rekrutmen,

antara

adanya budaya

dengan

brain-washing
pemutaran

:

1)

kepercayaan, nilai yang ada pada SDM. Nilai-

ritual,

3)

nilai yang ada tersebut terdapat nilai inti

tentang

yang biasanya menjadi karakter organisasi

film

budaya kerja yang diinginkan perusahaan,

yang

Sosialisasi dimaksudkan memberi wawasan

Pemahaman tersebut penting agar anggota

pada pegawai, calon pegawai bahwa dalam

organisasi

perusahaan

implementasi

54

ada persepsi,

nilai-nilai

yang

mendukung

proses

mempunyai
butir-butir

Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

pembudayaan.

kesadaran
budaya

bahwa

dilakukan

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

dengan kesadaran otonom,

yaitu mereka

tujuannya

secara

keseluruhan

tidak

saja

melakukan sesuatu hal tidak dengan paksaan

merupakan

tetapi karena mereka sadar mengetahui hal

bagian

tersebut

seluruh komponen yang ada dalam organisasi

dirinya

adalah

baik

maupun

untuk

kepentingan

perusahaannya.

Dengan

keberhasilan

akan

tersebut.

tetapi

masing-masing

meliputi

keberhasilan

Kerja sama yang tampak dalam

demikian maka dengan moral otonom akan

organisasi adalah secara sinergis, yang akan

sangat membantu dalam

menjadi simbiosis mutualistis.

mendorong

mendukung dan

pencapaian

sasaran

yang

Pendekatan lain yang bisa dipakai dalam

dipandang

and Davis (1995) antara lain adalah Steering

implementasi Total Quality menurut Goetsch

diinginkan.
Budaya
sebagai

perusahaan

harus

alat manajemen

Committee

untuk mencapai

baik

pada

tahap

persiapan,

tujuan organisasi. Eksistensi budaya dalam

perencanaan maupun pelaksanaan. Dalam

organisasi merupakan

steering committee pimpinan lebih banyak

bagian dari sinergi

yang menghasilkan perkembangan organisasi

mengarahkan.

karena pada kenyataannya, budaya akan

1)
commitment to total quality, 2) form total
quality steering committee, 3) team building,
4) total quality training, 5) create vision
guiding principles, 6) set broad objectives, 7)
communicate and publicize, 8) identify
strengths and weaknesses, 9) identify
advocates and resisters, 10) identify baseline
employee attitudes, 11) identify baseline
customer satisfaction. Langkah-langkah tahap
1)
plan
perencanaan
meliputi:
implementation approach , 2) identify project,
3) team composition, 4) team training, 5)
team activation and direction. Tahap
pelaksanaan, langkah-langkahnya: 1) feed
back to steering committee, 2) customer feed
back, 3) employee feed back.

berkaitan erat dengan komponen

tahap

struktur

dan strategi organisasi. Strategi organisasi
merupakan jawaban terhadap terwujudnya
visi

organisasi.

Sedang

struktur

sangat

berpengaruh terhadap implementasi strategi
dan

proses sosialisasi strategi perubahan

budaya. Seperti diterangkan Susanto (1987)
bahwa

untuk

memperoleh

perkembangan

hasil

organisasi

optimal

harus

ada

keselarasan antara: a) strategi, bagaimana
organisasi

mencapai

tujuan,

b)

struktur

(bagaimana bentuk organisasi yang dapat
mendukung pencapaian tujuan, c) kultur,
(bagaimana

tindakan

mencapai tujuan).
budaya organisasi

yang

benar

Sehingga

untuk

implementasi

harus dipahami secara

Adapun

persiapan

Langkah-langkah

antara lain

meliputi:

pemahaman

Aspek penting lain dalam implementasi

yang parsial akan menjadi hambatan dalam

total quality adalah penetapan standar prima,

mengoptimalkan

yang

menyeluruh

(holistik),

sebab

implementasi

budaya

Hal

harus selalu diperbaharui untuk

memenuhi tuntutan perubahan lingkungan

tersebut.
yang

tidak

kalah

implementasi

total

quality

penting

dalam

eksternal.

Dalam

aktivitas

di

atas

perlu

rasa

didukung dengan maintaining (pemeliharaan)

perlu ditumbuhkan di

hubungan komunikasi yang terbuka sebagai

antara para anggota organisasi. Terwujudnya

media menyalurkan aspirasi dan membina

komitmen,

kerja sama. Untuk memperkaya pemahaman

kebersamaan, yang

kebersamaan

seluruh anggota organisasi

dan

adalah

kerja

sama

dalam mencapai

Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

tentang

Total Quality, ada beberapa prinsip

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004

55

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

penting

dalam

proses

implementasinya,

terhadap rasa aman: dalam pekerjaan, karir,

yang merupakan diskursus antara Juran dan

penghasilan,

kehilangan

Deming (Ambar Teguh & Rosidah, 2003)

penambahan

pekerjaan,

perubahan

antara

kerja,

sebagainya.

Sehingga

lain

berperan

meliputi:

dan

1)

top

bertanggung

manajemen

jawab

dalam

dan

kedudukan,

3)
pola

untuk

menanamkan budaya perlu mengetahui lebih

peningkatan kualitas, 2) mengakui adanya

dulu

krisis

penting

oleh Taliziduhu Ndraha (1997)

ekstern

ada 3 proses: 1) akomodasi, yakni proses

maupun intern, 4) obsesi terhadap kualitas

penerimaan budaya baru, meski budaya yang

mempunyai peran penting, 5) pentingnya

lama masih utuh, 2) akulturasi yaitu

perbaikan yang berkelanjutan (inovasi), 6)

adopsi budaya yang satu

penggunaan teknik dan pengetahuan ilmiah,

lain, 3) asimilasi yaitu budaya yang satu

7)

menyatu atau berubah atau menjadi sama.

kualitas,

Customer

perlu

3)

(yang

menganggap

dilayani)

klasifikasi

baik

penyebab

munculnya

bagaimana terbentuknya budaya, yang
disebutkan

proses

oleh budaya yang

permasalahan.
Salah satu strategi dalam Total Quality
antara lain melalui Quality Of Working Live
(QWL), yang tidak lepas dengan persoalan

C.

Strategi Melakukan Perubahan
Budaya Kerja
Perkembangan

lingkungan

masyarakat

perubahan budaya. Konsep ini memandang

akan

bahwa persoalan mutu kerja pegawai sesuatu

organisasi dalam pencapaian tujuan. Norma-

yang penting diperhatikan, di samping faktor

norma

produksi, teknologi dan lingkungan. QWL

mempunyai pengaruh yang signifikan dalam

diartikan

kemampuan mengubah budaya organisasi.

oleh

Sondang

Siagian

(2002)

mempengaruhi
budaya

perubahan

dan

tuntutan

merupakan salah satu bentuk intervensi dari

Menyikapi hal tersebut

pengembangan organisasi, yang

mempelajari

meliputi

kembali

proses
eksternal

perusahaan harus

tuntutan

SDM yang

gugus kendali mutu, perkaryaan pekerjaan,

dikehendaki oleh organisasi dalam merespon

upaya manajemen untuk mempertahankan

tuntutan eksternal. Dalam kondisi demikian

kebugaran mental, hubungan industrial yang

organisasi perlu melakukan perubahan pada

serasi.

budaya

kerja.

perlu

dituntut

proaktif

diupayakan, tidak saja merupakan peristiwa

masalah

dalam

psikologis di antara pegawai tetapi bagaimana

perubahan dalam SDM, pasar, pelayanan,

itu merupakan sebuah pertimbangan rasional,

produk dan teknologi. Agar memperoleh hasil

yang menjadi keyakinan

optimal,

QWL dalam

proses organisasi

sehingga para pegawai

dan komitmen
secara konsisten

Pimpinan/ manajer
untuk

mengantisipasi

organisasi

harus

organisasional

Kendala dalam organisasi bahwa perubahan

organisasi yang lebih adaptif.

kualitas kerja merupakan hal yang

sulit diwujudkan para anggota
Rasionalitas

mereka

perubahan antara lain:

dengan
sulit

adanya

mengarahkan

Perubahan
pemberian

dalam upaya menciptakan
budaya

kesempatan

seluas-luasnya

agar

diartikan

sebagai

kepada

anggota

mencapai

aktualisasi

merubah

dalam dirinya. Untuk mentransmisi budaya

kebiasaan yang sudah berjalan, 2) ancaman

bisa dilakukan dengan metode pembelajaran

56

1)

organisasi.

pola-pola

perubahan perilaku manusia dalam proses

memegang teguh asas QWL dalam kerjanya.
menuju

SDM

menyelesaikan

Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

D. Kesimpulan

(learning organization) yaitu melalui contoh,
sosialisasi,

internalisasi.

I nternalisasi

Sebuah organisasi perusahaan yang ingin

dimaksudkan proses menumbuhkembangkan

berhasil harus memperhatikan faktor total

suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri

quality.

(self) pegawai dan

akan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan

lebih bersifat kualitatif.

Dalam

proses

pengembangannya

Yang penting dalam hal ini adalah a shared

mengimbas pada kondisi internal.

vision ,

merespon tuntutan eksternal tersebut dengan

yang merupakan milik bersama dan

harus menjadi komitmen seluruh anggota

melakukan perubahan. budaya

organisasi.

Karena

perusahaan.

organisasi

merupakan cerminan visi yang

dimiliki

oleh

pada

hakikatnya

masing-masing

samping itu,

visi

anggota.

organisasi/

perusahaan

dapat

dimanfaatkan sebagai andalan daya saing

Di

sehingga

Sondang Siagian (1995:31)

memberi penjelasan bahwa

Budaya

Untuk

faktor utama

pemahaman terhadap munculnya

budaya

serta elemen budaya penting agar

berhasil

dalam

merubah

budaya

kerja.

yang harus diperhatikan dalam melakukan

Persoalan perubahan budaya perlu komitmen

perubahan adalah: a) visi masa depan, b)

bersama seluruh jajaran anggota organisasi

rancang bangun suatu model perubahan, c)

dari level paling atas sampai level paling

penghargaan

bawah

terhadap

perilaku

yang

memperlancar terjadinya perubahan.
Pimpinan
penting

mempunyai kedudukan

dalam

dalam

terhadap
yang

perusahaan.

implementasi

Pendekatan

budaya

dengan

pengejawantahan

dalam

bentuk

visi

diawali

perusahaan

proses

perubahan.

Tanpa

perubahan

belum

tentu

Selanjutnya slogan/ motto dan pernyataan-

perusahaan mampu bersaing dan eksis. Lewin

pernyataan terkait dengan perubahan yang

(Soner dan Freeman, 1992) mengembangkan

akan

model proses perubahan: 1) pencairan pola

eksplisit

perilaku yang sekarang, yaitu upaya membuat

pegawai

kebutuhan

rasionalitasnya

melakukan

gamblang
dapat

akan

perubahan

sehingga

dengan

pengubahan,

individu,

mudah

sedemikian
kelompok

memahaminya,

motto

dilakukan

harus

substansinya
tahu.

maupun

slogan.

dinyatakan
sehingga

Dengan

secara
seluruh

mengetahui

mereka akan merasa bahwa

hal itu baik dan merasa akan kebutuhan

2)

terhadap perubahan sehingga melakukannya

dalam hal ini membutuhkan

tidak dengan paksaan (secara otonom). Yang

pengembangan yang terkait dengan nilai,

penting

sikap, dan perilaku selama proses identifikasi

perlu

dan

budaya kerja antara lain dengan Quality Of

internalisasi,

3)

pembekuan,

perilaku

baru

melalui

pendukung

atau

penguat

mengukuhkan
mekanisme

yakni

sehingga menjadi norma baru

dalam

sosialisasi.

Working

Live.

proses perubahan
I mplementasi
Artinya

budaya
terhadap

bagaimana

unsur

kualitas melekat pada perilaku pegawai dalam
setiap operasi pekerjaan yang mereka jalani
dalam kehidupan organisasi.

Daftar Pustaka

Ambar Teguh S & Rosidah. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep - Teori dan
Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha I lmu

Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004

57

Dimensi Budaya dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia … -- Rosidah

Ambar Teguh S. (editor). (2004). Memahami Good Governance. Yogyakarta: Grava Medika
A.B. Susanto. (1997). Budaya Perusahaan . Jakarta: Gramedia
David L Goetsch & Stanley Davis. (1995).
Hall – I nc.

I mplementing Total Quality. New Jersey: Prantice

James Stoner & Edward Freeman. (1992). Manajemen I . New Jersey: Prantice Hall-I nc.
Sondang Siagian. (2002). Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Taliziduhu Ndraha. (1997). Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta

58

Jurnal Ekonomi & Pendidikan,

Volume 2, Nomor 1, Agustus 2004